POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBIMBING PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B TK ISLAM AS-SALAM DESA TLOGO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

  

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBIMBING

PERILAKU SOSIAL ANAK KELAS B DI TK ISLAM

AS-SALAM TLOGO TUNTANG SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  

Oleh:

LISNA LULU’ ANNIKMAH

(116-14-048)

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO Nimati dan syukuri momen yang terjadi dalam kehidupan.

  PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan kepada: 1.

  Orang tua tercintaa yang selalu memberi dukungan, serta doa.

  2. Kakak-kakak ku yang selalu mendukung dan memotifasi.

  3. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd., yang dengan sabar membimbing dalam penulisan skripsi.

  4. Teman-teman Fera Riskiana Amalia, Dwi Aprilia Hasanah, Suryani Indrawati yang telah memberikan support.

  5. Teman-teman kos Makmur Dyah Ayu DJ, Dwi Aprili Hasanah, Wakhidatul Sofiah, Ika Tri Wulandari, Siti Nur Kholipah, Diah Artiyana Putri yang telah memberikan support.

  6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu mendoakan.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan sekripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan, yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama islam.

  Sekripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul judul sekripsi ini adalah “Pola Asuh Orang Tua dalam Membimbing Perilaku Sosial Anak Kelompok B TK Islam As-Salam Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018”. Oleh karena itu, peniliti mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Asdiqoh M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

  4. Bapak Wahidin, S.Pd.I, M.Pd, selaku sebagai pembimbing akademik, Bapak M. Agung Hidayatullah selaku dosen PIAUD yang selalu memberikan dukungan.

  5. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  6. Ibu Kalimah S. Pd. AUD. Kepala sekolah sekaligus guru kelas B dan anak- anak TK Islam As-Salam Tuntang yang telah memberikan dukungan dan ijin untuk melakukan penelitian serta berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  7. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

  8. Teman-teman seperjuangan keluarga besar PIAUD angkatan 2014, juga seluruh angkatan PIAUD yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan supaya skripsi ini cepat terselesaikan.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan sekripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

  Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang layak dari Sang Pencipta serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 12 September 2018 Peneliti,

  

ABSTRAK

Annikmah, Lisna Lulu’. 2018. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membimbing

Perilaku Sosila Anak Kelompok B Tahun 2017/2018 TK Islam As-Salam

  Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd,

  Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua dan Perilaku Sosial Penelitian ini tentang pola asuh orang tua dalam membimbing perilaku sosial anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh yang digunakan orang tua pada anak kelompok B TK Islam As-Salam Tlogo Tuntang dan kendala yang dihadapi orang tua dalam membimbing perilaku sosial anak kelompok B TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

  Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Data deskriptif yang diperoleh degan menggunakan berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian tersebut. Cara pertama observasi, cara kedua wawancara dan cara ketika dokumentasi. Informan pada penelitian ini berjumlah 4 orang, yakni KM orang tua dari siswa AZ, SH orang tua dari siswa LU, RI orang tua dari siswa FY, dan EI orang tua dari siswa NA.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa kelompok B TK Islam As-Salam yaitu pola asuh demokratis, permisif, dan otoriter. Pola asuh demokratis yaitu dengan memberikan kelonggaran kepada anak untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan diinginkan oleh anak, orang tua memberikan kasih sayang yang sewajarnya kepada anak, serta orang tua tetap memberi kontrol kepada anak. Pola asuh otoriter yaitu dengan orang tua memberikan aturan yang harus ditaati oleh anak, jika anak tidak menuruti aturan tersebut orang tua tidak segan-segan untuk memberikan hukuman, tak jarang orang tua memberikan hukuman dengan hukuman fisik. Dengan pola asuh otoriter ada beberapa anak yang menjadi lebih disiplin, menghargai orang lain dan ada beberapa anak yang menjadi sulit diatur, sering berbuat onar, dan tidak bertanggung jawab. Dan pola asuh permisif yaitu dengan orang tua memberikan semua keinginan anak asalkan keinginan tersebut masih dalam hal yang positif, yang menjadikan anak memiliki tanggung jawab. Dan ada orang tua yang orang tua memberikan kebebasan kepada anak tanpa mengontrol perilaku anak dan orang tua terlalu memberikan kasih sayang yang lebih kepada anak sehingga anak menjadi manja, egois dan sulit untuk bersosialisasi. Kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam membimbing perilaku sosial anak yaitu tidak adanya waktu orang tua untuk menontrol perilaku anak yang menjadikan anak kurang terkontrol, sering membuat onar, sulit untuk bersosialisasi dikarenakan likungan rumah yang tidak mendukung untuk untuk mengembangkan sosialnya.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ....................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................... iv DEKLARASI ............................................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi KATA PENGANTAR ............................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

  2 Tujuan Umum ....................................................................... 5

  3 Tujuan Khusus ...................................................................... 5 D.

   Manfaat Penelitan ...................................................................... 5 1.

  Manfaat Teoritis ..................................................................... 5 2. Manfaat Praktis ...................................................................... 5

  F.

  

Definisi Oprasional .................................................................... 6

1.

  Pola Asuh .............................................................................. 6 2. Perilaku Sosial ...................................................................... 6 G.

   Sistematika Penulisan ................................................................ 8

  BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 10 A. Landasan Teori ........................................................................... 10

1.Pola Asuh Orang Tua ............................................................

  10 a.

  Pengertian Pola Asuh ......................................................... 10 b. Faktor Mempengaruhi Pola Asuh ...................................... 12 c. Tipe Pola Asuh .................................................................. 13

  2.Perilaku Sosial ........................................................................ 18

  a. Pengertian Perilaku Sosial ................................................. 18

  b. Bentuk Perilaku Sosial ...................................................... 21

  c. Faktor Mempengaruhi Perilaku Sosial ............................. 28

  d. Ciri Sosial Anak Usia Dini ............................................... 27 B.

  

Kajian Pustaka ........................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................

  36 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 36 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 37 1.

  Lokasi penelitian .................................................................... 37 2. Waktu penelitian .................................................................... 38 C.

   Sumber Data .............................................................................. 38 D. Prosedur Pegumpulan Data ..................................................... 39

  E. Analisis Data .............................................................................. 42 F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 44 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA .........................................

  47 A. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 47 B. Paparan Data .............................................................................. 50 C. Analisis Data ............................................................................... 65 BAB V PENUTUP .....................................................................................

  84 A. Kesimpulan .................................................................................... 84 B. Saran ............................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  86 LAMPIRAN ...............................................................................................

  88

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Observasi di TK Islam As-Salam ................................... 40Tabel 3.2 Dokumen Yang Diperlukan ....................................................... 42Tabel 4.1 Daftar Guru TK Islam As-Salam ................................................ 47Tabel 4.2 Daftar Siswa TK Islam As-Salam ............................................... 47

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data ............................................. 44Gambar 3.2 Trigulasi Teknik ...................................................................... 46Gambar 3.3 Trigulasi Sumber ..................................................................... 46

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Daftar Riwayat hidup ............................................................. 89 Lampiran 2. Surat penunjuk pembimbing skripsi ...................................... 90 Lampiran 3. Lembar permohonan izin penelitian ...................................... 91 Lampiran 4. Surat keterangan sudah penelitian ........................................ 92 Lampiran 5. Lembar konsultasi skripsi ...................................................... 93 Lampiran 6. Lembar peryataan wawancara ............................................... 94 Lampiran 7. Lembar hasil wawancara ...................................................... 96 Lampiran 8. Dokumentasi penelitian ........................................................ 104 Lampiran 9. Daftar nilai SKK .................................................................... 107

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun, Masa anak usia

  d ini sering disebut dengan masa keemasan atau “golden age”. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tumbuh kembang seorang anak, bukan hanya jasmaninya, tetapi jika jiwa dan kehidupan sosialnya. Jika salah dalam pengasuhan asuh bisa buruk akibatnya, pola pengasuhan tepat bagi anak akan mempengaruhi kehidupanya kelak.

  Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan dasar, salah satu pendidikan formal yang ditujukan untuk anak usia dini dengan tujuan mencapai semua perkembangan dan pertumbuhan meliputi, kecerdasan anak, sosial emosional anak, keagamaan dan sebagai kesiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

  Aspek perkembangan anak mencakup perembangan intelektual, perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perembangan emosi dan perkembangan sosial. Pada penelitian ini penulis lebih fokus pada perkembangan prilaku sosial anak. Pada perkembangan sosial, anak mengamati perilaku orang lain, belajar dari perilaku orang lain dan menirukan perilaku yang diamatinya.

  Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudarannya.

  Sejak kecil anak telah belajar berperilaku sosial sesuai dengan yang anak lihat dan meniru ucapan ataupun tindakan orang lain yang ia lihat dan dengar ini disebut dengan proses imitasi. Anak melakukan imitasi ini agar merasa sama dengan lingkungannya. Perilaku yang sering ditiru anak adalah orang-orang yang terdekat seperti ayah, ibu, nenek, kakek, teman sebaya, kakak, guru dan orang-orang yang ada disekitar anak.

  Perkembangan sosial merupakan perkembangan yang sangat penting bagi proses perkembangan anak karena dengan perkembangan sosial akan membentuk kepribadian anak saat tumbuh dewasa nantinya. Faktor yang mempengaruhi anak dalam bersosialisasi yakni adanya model yang dapat ditiru oleh anak.

  Pendidikan anak harus dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan terpenting. Orang tua merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan pendidikan, mendidik, pengasuhan kepada anak dan pengaruh perkembangan sosial anak. Oleh kerena itu orang tua harus hati-hati dalam pola pengasuhan anak, karena anak usia dini cenderung meniruan setiap perilaku yang dilakuan oleh orang sekitarnya. Peranan orang tua bagi pendidikan anak sebagai dasar pembentukan sikap, membimbing anak sopan santun, kasih sayang, membimbing anak untuk mematuhi peratuandan norma- norma yang berlaku di lingkungan masyarakat, memberi pendidikan keagamaan, sehingga dewasanya mampu mnadiri dan bermanfaat bagi bangsa, agama, dan lingkungan sekitar.

  Setiap anak mempunyai kecenderungan sosial yang berbeda-beda, itu dipegaruhi oleh sikap, cara, dan kepribadian orang tua dalam mengasuh, mendidik anaknya. Pola asuh di rumah mempengaruhi perkembangan sosial anak. Jika anak di asuh dengan pola asuh yang mengekang anak akan cenderung berbuat kurang baik dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar. Sebaliknya jika anak di asuh dengan pola asuh yang membebaskan anak untuk mengutaran berpendapat yang ia rasakan anak akan cenderung baik dalam bersosialisai dengan teman sebaya, orang tua, dan lingkungan sekitar anak.

  Menurut Suyadi (2009:277) perilaku bermasalah pada aspek sosial- emosional setidak-tidaknya mencakup beberapa permaslahan yaitu, pendiam, pemalu, citra diri (self esteem) yang negatif, egois, sulit beeteman (bersosialisasi), menolak realitas (suka berbuat kegaduhan), bersikap kaku (tidak objektif), dan membenci guru tertentu.

  Masa depan anak dikemudian hari akan sangat bergantung dari pengalaman yang didapatkan anak termasuk faktor pendidikan dan pola asuh orang tua. Menurut Harlock 1993 salah satu hasil penting yang harus dimiliki anak usia sekolah (anak prasekolah) adalah kemampuan sosialilasinya. Tidak saja meliputi kecerdasan dan kemampuan motorik tetapi juga hal lain seperti dapat menerima tokoh diluar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh terhadap peraturan, dan dapat mengendalikan emosi-emosinya.

  Berdasarkan hasil observasi penelitian di TK Islam As-Salam tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang penelitian melihat perilaku siswa di TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ada beberapa anak yang proses sosialisasi dengan guru, dan teman sebaya baik, dengan melihat apakah anak mau berbagi, tolong menolong, bisa berkerja sama. Dan ada sebagian anak yang proses sosialisasi dengan guru, dan teman sebaya kurang baik, dengan melihat anak mengganggu teman, tidak mau berbagi, tidak mau menolong temannya dan tidak mau berkerja sama.

  Mengingat perkembangan sosial sangat penting pengaruhnya bagi anak, sangat penting untuk disikapi bersama-sama oleh orang tua dan guru dengan memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak dan pola asuh yang baik dan sesuai dengan anak usia dini.

  Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai pola asuh orang tua dalam membimbing perilaku sosial anak kelompok B di TK Islam As-Salam Tlogo kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang tersebut penulis memfokuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana gambaran tipe pola asuh orang tua dalam membimbing sosial baik di TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  2. Kendala apa yang dihadapi orang tua dalam membimbing perikau sosial buruk di TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Pada tujuan penelitian ini penelitian bertujan yaitu: 1.

  Tujuan Umum a.

  Mengetahui tipe pola asuh dalam membimbing perilaku sosial TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  b.

  Mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam membimbing perilaku sosial TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Tujuan Khusus a.

  Mengetahui pola asuh orang tua pada anak kelas B di TK Islam As- Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  b.

  Mengetahui perilaku sosial anak kelas B di TK Islam As-Salam Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapan bermanfaat dalam pengembangkan pendidian anak usia dini hususnya dalam pola asuh yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi orang tua

  Dengan adanya penelitian ini diharapan orang tua mengetahui dan dapat menambah pengetahuan tetang pola asuh yang bai dan tepat dalam pengembangan sosial anak.

  b.

  Bagi Guru Penelitian ini diharapan menjadi acuan guru dalam menerapkan pola asuh yang tepat dalam pengasuhan anak didiknya, sehingga perkembangan sosial berjalan dengan baik.

E. Defisini Oprasional

  Definisi oprasional dalam penelitian ini dapat dikemukan sebagai berikut: 1.

   Pola Asuh Orang Tua

  Pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi dengan anaknya. Cara orang tua ini yang membentuk anak menjadi pribadi anak yang baik ataupun menjadi pribadi yang kurang baik terhadap teman sebaya, dan lingkungan sekitar anak. Dalam pola asuh orang tua memberikan aturan- aturan yang dapat di patuhi oleh anak, dan cara orang tua menunjukkan perhatian terhadap anaknya.

  Terdapat tiga jenis pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya, yaitu: 1) pola asuh otoriter, 2) pola asuh demokratis, dan 3) pola asuh permisif.

2. Perilaku Sosial

  Menurut Ahmad Susanto, 2011: 137 perilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan ini berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam bertingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran sosial yang layak diterima oleh orang lain. Perilaku sosial pada anak usia dini ini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, speerti kerja sama, tolong-menolong, berbagi, simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama lain. Perilaku sosial anak usia dini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, seperti kerja sama, tolong-menolong, berbagi,simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama lain. perilaku sosial merupakan kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain yang berasal dari keinginan dalam diri sendiri yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat sehingga dapat diterima dengan baik dengan cara tolong menolong, berbagi, saling menghargai. Bagaimana anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, seperti dengan orangtua, teman, guru, keluarga, dan lingkungan sekitar dimana anak berada, sehingga anak akan diterima dengan baik dalam lingkungan. Bentuk perilaku sosial yang diterapkan pada anak usia dini ialah perilaku tolong menolong, berbagi, kerja sama, tanggung jawab.

  Bagaimana anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, seperti dengan orangtua, teman, guru, keluarga, dan lingkungan sekitar dimana anak berada, sehingga anak akan diterima dengan baik dalam lingkungan. Bentuk perilaku sosial yang diterapkan pada anak usia dini ialah perilaku tolong menolong, berbagi, kerja sama, tanggung jawab.

F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan sripsi ini, penulis akan membagi dalam beberapa bab.

  Dengan harpan agar pembehasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah. Adapun sitematika pembagian bab sebagai berikut:

  Bab I pendahuluan menjelasakan secara umum tentang arah dan maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak, sehingga pembaca dapat mengetahui latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penelitian.

  Bab II kajian pustaka menjelaskan mengenai teori-teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan di lapangan mengeai pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak, yaitu teori tentang pola asuh orang tua, macam-macam pola asuh orang tua, pengertian perilaku sosial sosial, bentuk perilaku sosial, faktor perilaku sosial, ciri sosial anak usia dini, dan kajian pustaka.

  Bab III metode penelitian menjelaskan mengenai jenis penelitaian yang digunakan dalam pengambilan data, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

  Bab IV paparan dan analisis data menjelaskan tentang paparan data, dan analisis data yang siperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa gambaran tentang pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak kelompok B TK Islam As- Salam Tlogo Kecamatan Tuntag Kabupaten Semarang.

  Bab V penutup memuat pokok atau kesimpulan dari beberapa bab terdahulu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu peneliti juga akan memberian tindak lanjut, saran-saran yang berkaitan dengan pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial anak.

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua Secara eti

  mologi, pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya pemimpin, pengelola, pembimbing, sehingga “pengasuh” adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin, atau mengelola. Pengasuhan yang dimaksud di sini adalah mengasuh anak. Mengsuh anak. Mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makannya, minumnya, pakainnya, dan keberhasilanna dalam periode yang pertama sampai dewasa. Dengan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pengasuhan anak yang dimaksud adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. (Maimun Hasan, 2011)

  Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh, menurut kamus besar Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya), dan membimbing (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga. Dari arti kata pola asuh dapat didapat pengertian bahwa pola asuh orang tua adalah interaksi pengasuhan orang tua terhadap anaknya, sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya, pola perilaku orang tua untuk berhubungan dengan anak-anaknya (Jarot Wijanarko dan Ester Setiawan, 2016).

  Khon (Krisnawati, 1997, dalam Muazar Habibi, 2018) menyatakan bahwa pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah ataupun hukuman, cara orang tua menunjukan otoritasnya dan juga cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anakya.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi dan cara orang tua dalam membimbing anaknya, dimana orang tua memberikan dorongan kepada anak untuk mengubah nilai-nilai yang dianggap penting dalam diri anak seprti tingkah laku, kemandirian anak, pengatahuan. Cara orang tua ini yang membentuk anak menjadi pribadi anak yang baik ataupun menjadi pribadi yang kurang baik terhadap teman sebaya, dan lingkungan sekitar anak. Orang tua memberikan aturan-aturan yang dapat di patuhi oleh anak, orang tua menunjukan otoritasnya, dan cara orang tua menunjukkan kasih sayang terhadap anaknya.

  Sebagaimana dalam ayat Al- Qur’an yang menjelaskan kepada orang tua agar membimbing anak dengan baik, tertuang dalam Firman

  Allah SWT (Q.S. At-Tamrin: 6)

  ا اَهُّيَأ اَي ٌةَكِئ َلََم اَهْيَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدىُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْنَأ اىُق اىُنَمآ َنيِذَّل َنوُزَمْؤُي اَم َنىُلَعْفَيَو ْمُهَزَمَأ اَم َ َّاللَّ َنىُصْعَي َلَ ٌداَدِش ٌظ َلَِغ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang selalu diperintahkan”. (Al-Quran dan Terjemah 2005:820)

  Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai orang tua harus menjaga anak dan keluarga dari api neraka, orang tua dapat membingan anak untuk berbuat baik, seperti membimbing anak untuk berbuat baik ke sesama, mengajarkan anak untuk shalat, mengajarkan anak menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh

  Menurut Jarot Wijanarko dan Ester Setiawan, 2016 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu: 1)

  Pendidikan orang tua Pendidikan orang tua dan pengalaman orang tua dalam perawata anak akan mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalankan pengasuhan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untu menjadi lebih siap dalam menjalankan peran penaguhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan dungsi keluarga dan kepercayaan anak.

  2) Lingkungan

  Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberian orang tua terhadap anaknya. Orang tua lahir tida dengan pengalaman mendidik anak, maka cara termudah adalah meniru dari lingkungannya. 3)

  Budaya Sering kali orang tua mengiuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengasuhan anak, kebiasaan-kebaisaan masyarakat sekitarnya dalam pengasuhan anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anakkearah kematangan. Orang tua berharap anaknya kelak dapat diterima di masyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.

b. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua

  Menurut Hurclock, Hardy & Heyes (Agus Wibowo, 2012), ada tiga jenis pola asuh yang dilakukan terhadap anak-anaknya, yaitu: 1)

  Pola asuh otoriter Orang tua dengan pola asuh otoriter adalah orang tua dengan pola asuh yang kaku, tanpa kehangatan, bimbingan, komuniasi, dictator, memaksakan anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa kompromi, selalu menuntut dan mengendalikan semata-mata karena kekuasaan dan tak jarang disertai hukuman fisik bila anak melanggar/tidak patuh (Hasnida, 2014).

  Pola asuh otoriter ini ciri utamanya adalah orang tua membuat hampir semua keputusan. Anak-anak mereka dipaksa tunduk, patuh, tidak boleh bertanya apalagi membantah. Berikut ciri pola asuh otoriter sebagai berikut: a)

  Kekuasaan orang tua amat dominan

  b) Anak tidak diakui secara pribadi

  c) Kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat

  d) Orang tua akan sering menghukum anak jika tidak patuh

  MA. Muazar Habibi, 2018 berpendapat bahwa tipe pola asuh otoriter dapat menimbulkan akibata terhadapa anak, berikut akibat yang terjadi terhadap anak dengan tipe pola asuh otoriter:

  a) Anak merasa tidak bahagia

  b) Ketakutan

  c) Tidak terlatih berinisiatif

  d) Telalu tegang

  e) Tidak mampu menyelesaikan masalah

  f) Anak tidak mampu mengendalikan diri

  g) Kurang dapat berfikir

  h) Kurang percaya diri i) Tidak bisa mandiri j) Kurang kreatif k)

  Kurang dewasa dalam pengembangan moral l) Rasa ingin tahunya rendah

  2) Pola asuh demokratis

  Orang tua yang demokratis biasanya bersikap hangat, welas asih, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak. Orang tua akan menerima dan akan melibatkan anak sepenuhnya, orang tua memiliki tingkat penggendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosail sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.

  Orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk berpendapat, menetukan pilihan sendiri sesuai dengan usaha serta menyampaikan keberatan sekiranya ada hal yang tak disukainya. Namun sekiranya pendapat/usulan anak kurang tepat, orang tua akan meluruskan dengan cara yang bijak, mereka memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan. Berikut ciri-ciri pola asuh demokratis sebagai berikut:

  a) Orang tua senantiasa mendorong anak untuk membicarakan apa yang menjadi cita-cita, harapan dan kebutuhan mereka.

  b) Pola asuh demokratis ada kerjasama yang harmonis antara orang tua dan anak. c) Anak diakui sebagai pribadi, sehingga segenap kelebihan dan potensi mendapat dukungan serta dipupuk dengan baik.

  d) Karena sifat orang tua yang demokratis, mereka akan membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka.

  e) Ada kontrol dari orang tua dan tidak kaku

  MA. Muazar Habibi, 2018 berpendapat bahwa tipe pola asuh demokratis dapat menimbulkan akibata terhadapa anak, berikut akibat yang terjadi terhadap anak dengan tipe pola asuh demokratis: a)

  Mendorong anak untuk mandiri

  b) Anak akan merasa bahagia

  c) Mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk

  d) Bisa mengatasi stress

  e) Punya keinginan berprestasi dan bisa berkomunikasi

  f) Baik dengan teman-teman dan orang dewasa

  g) Anak lebih kreatif

  h) Problem sloving-nya baik i)

  Komunikasi lancar j) berjiwa besar

  3) Pola asuh permisif

  Orang tua dengan tipe pola asuh permisif adalah orang tua yang memperbolehkan apa pun yang diinginkan anak, ini bisa jadi karena orang tua sangat cinta atau sangat acuh. Orang tua memberi semua yang di inginkan anak tanpa berfikir apakah baik atau tidak ke depannya.

  Ciri-ciri tipe pola asuh permisif sebagai berikut:

  a) Orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk berbuat b)

  Dominasi kepada anak

  c) Sikap longgar atau kebebasan kepada anak

  d) Tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua terhadap anak kurang, bahakan tidak ada.

  MA. Muazar Habibi, 2018 berpendapat bahwa tipe pola asuh permisif dapat menimbulkan akibata terhadapa anak, berikut akibat yang terjadi terhadap anak dengan tipe pola asuh permisif:

  a) Anak akan mempunyai harga diri yang rendah

  b) Tidak mempunyai kontrol diri yang baik

  c) Kemampuan sosialnya buruk

  d) Merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya

  Dari uraian di atas tentang macam-macam pola asuh dapat disimpulkan bahwa ada tiga macam pola asuh, yaitu pola asuh

  

authoriter (otoriter), pola asuh demokratis, dan pola asuh

permissive (permisif).

  Pola asuh demokratis merupakan perlakuan yang mementingkan kepentingan anak. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu anak diberi kebebasan dalam berpendapat, anak diakui secara pribadi serta dilibatkan dalam pengambilan keputusan, memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu untuk mnegendalikan anak, dalam pengasuhan tidak kaku.

  Pola asuh otoriter (authoriter), pola asuh yang mengharuskan anak untuk tunduk dan patuh terhadap apa yang diharuskan oleh orang tua. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu adanya hukuman fisik bila anak tidak patuh, pengasuhan yang kaku, dominan orang tua, anak tidak diakui secara pribadi tanpa dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

  Pola asuh permesif (permissive) pola asuh yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apapun tanpa memberikan pegawasan yang cukup. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu orang tua memberikan kebebasan yang lebih kepada anak, orang tua kurang memperhatikan keinginan-keinginan anak, dominan kepada anak, orang tua jarang memberikan hukuman kepada anak.

2. Perilaku sosial a. Pengerian Perilaku Sosial

  Secarah potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, sebagaimana kata Plato bahwa manusia sebagai zoon politicon.

  Untuk mewujudkan potensi tersebut manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan manusia lainnya. Proses sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu (terutama anak) melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan- tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya), belajar bergaul dengan dan bertingkah laku seperti orang lain, bertingkah laku di dalam lingkungan sosio-kulturalnya (Lilik Sriyanti, 2014: 47).

  Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan taman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya (Aphroditta M, 2013). Menurut A. A Schneider berpendapat bahwa, sosialisasi merupakan proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang utnuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sedangkan menurut Pamela Minet perkembangan sosial adalah suatu proses kemampuan belajar dari tingkah laku yang ditiru dari dalam keluarganya serta mengikuti contoh-contoh serupa yang ada diseluruh dunia (Hasnida,2014:34).

  Menurut Ahmad Susanto, 2011: 137 perilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan ini berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam bertingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran sosial yang layak diterima oleh orang lain. Perilaku sosial pada anak usia dini ini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, speerti kerja sama, tolong-menolong, berbagi, simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama lain. Perilaku sosial anak usia dini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, seperti kerja sama, tolong- menolong, berbagi,simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama lain.

  Menurut Bar-Tal dalam Martini Jamaris 2004: 29 (Ahmad Susanto 2011: 138), perilkau sosial diartikan sebagai perilaku yang dilakukan secara suka rela (vountary) yang dapat menguntungkan atau menyenangkan orang lain tanpa antisipasi reward eksternal. Perilaku sosial ini dilakukan dengan tujuan yang baik, seperti tolong menolong, membantu, berbagi, dan menyumbang atau menderma.

  Proses sosialisasi merupakan proses di mana individu (terutama anak) melatih kepekaan dirinnya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya); belajar bergaul dengan dan bertingkah laku seperti orang lain, bertingkah laku di dalam lingkungan sosio-kulturalnya (Lilik Sriyanti, 2014).

  Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial merupakan kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain yang berasal dari keinginan dalam diri sendiri yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat sehingga dapat diterima dengan baik dengan cara tolong menolong, berbagi, saling menghargai. Bagaimana anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, seperti dengan orangtua, teman, guru, keluarga, dan lingkungan sekitar dimana anak berada, sehingga anak akan diterima dengan baik dalam lingkungan. Bentuk perilaku sosial yang diterapkan pada anak usia dini ialah perilaku tolong menolong, berbagi, kerja sama, tanggung jawab.

b. Bentuk Perilaku Sosial

  Menurut Ahmad Susanto 2011: 41 bentuk-bentuk perilaku sosial sebagai berikut: 1)

  Pembangkangan (negativisme) Terjadi padaanak mulai usia 18 bulan sampai tiga tahun, yaitu semua bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin dan tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua mau memahami tentangproses perkembangan anak, yaitu bahwasecara naluriah anak itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi dependent (ketergantungan) ke posisi independent (bersikap mandiri).

  2) Agresi (agression)

  Agresi merupakan perilaku mneyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupkan salah satu bentuk dari reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Orang tua yang menghukum anak yang agresi, mneyebabkan meningkatnya agresivitas anak. Untuk itu, sebaiknya orang tua berusaha untuk mereduksi, mengurangi agresivitas anak ini dengancara mengalihkan perhatian atau keinginan anak, memberikan mainan atau sesuatu yang diinginkannya (sepanjang tidak membahayakan keselamatannya).

  3) Berselisih atau bertengkar (quarreling)

  Berselisih atau bertengkar ini terjadi apabila seseorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain, seperti diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya.

  4) Menggoda (teasing) Menggida yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresi.

  Menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan). Sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang yang diserangnya. 5)

  Persaingan (rivalry) Persaingan yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong atau distimulasi oleh orang lain.

  6) Kerja sama (coopration) Kerja sama merupakan sikap mau bekerja sama dengan kelompok.

  7) Tingkah laku berkuasa (selfishness), yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.

  8) Simpati (sympathy), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerja sama dengannya.

  Menurut Elizabeth B. Hurlock, 1978 bentu pola perilaku dalam situasi sosial pada masa kanak-kanak awal atau usia 2 tahun sapai 6 tahun dibagi menjadi dua kelompok yaitu pola perilaku sosial dan pola perilaku tidak sosial, berikut penjelasannya: 1)

  Pola perilaku sosial

  a) Kerja sama

  Sejumlah kecil anak belajar bermain atau bererja secara bersama dengan anak lain sampai mereka berumur 4 tahun. Semain banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukan dengan cara bekerja sama.

  b) Persaingan

  Jika persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka, jika hal itu diekspresikan dlam pertengkaran dan esombongan, akan mengakibatkan timbulnya sosialisasi yang buruk.

  c) Kemurahan hati

  Kemurahan hati, sebagai mana terlihat pada esediaan untuk berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan sosial.

  d) Hasrat akan penerimaan sosial

  Jika hasrat anak untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial.

  e) Simpati

  Anak kecil berperilkau simpatik sampai mereka pernah mengalami situasu yang mirip dengan dukacita. Mereka mengespresikan simpati dengan beusaha mendorong atau menghibur orang yang sedang bersedih.

f) Empati.

  Empati merupakan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini mengembang jika anak memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang lain.