PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository

  

PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH ( STUDI

KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING

KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Disusun oleh:

  

SITI ARIYANTI

NIM: 111 13 055

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO ِِِ} :يارشولإا{

  ٦ ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Al Insyirah: 06)

  PERSEMBAHAN Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT Penulis persembahkan skripsi ini, teruntuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Nurchodin dan Ibu Isbiasih atas segala doa,

restu dan pengorbanannya yang tak putus sampai akhir masa, serta yang tercinta suamiku Mas Indro Sulistiyo yang telah memberikan motivasi dan semangat saat mulai rapuh dengan secercah senyum dan lantunan doa, putraku tersayang

Muhammad Adelard Rafardhan Athallah yang menjadi alasan untuk selalu tersenyum dan dukungan dari teman-teman seperjuanganku di pondok pesantren Al-Falah, IAIN Salatiga serta teman-teman PAI angkatan 2013 terimakasih atas persahabatannya yang sangat bahagia. Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala nikmat dzohir dan batin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kejahiliyahan Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan s kripsi yang berjudul “Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting tahun 2017) dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun spiritual. Selanjutnya penullis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.ag. Ketua Jurusan Program Studi PAI.

  4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Seluruh Dosen IAIN Salatiga dan para stafnya yang telah memberikan Ilmu dan bantuannya bagi penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Ibu Hj. Nyai Latifah dan Bapak KH. M. Zoemri RWS beserta keluarga yang telah membina, mendidik, selama menuntut Ilmu di pesantren dan telah memberikan izin untuk penelitian.

  7. Bapakku Nurchodin dan Ibuku tercinta Isbiasih serta kedua mertuaku, yang telah berkorban dalam segala hal demi kebahagiaan anak-anaknya serta terimakasih atas ridho, do‟a dan kasih sayangnya sehingga anakmu bisa menyeleseikan studi S1.

  8. Suamiku tercinta Indro Sulistiyo, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, waktu, dan tenaganya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Putraku tersayang Muhammad Adelard Rafardhan Athallah.

  10. Sahabat-sahabatku santri PPTI Al-Falah terimakasih atas segala pengalaman hidup kalian, penulis belajar memahami kehidupan dari kalian.

  11. Teman-temanku seluruh PAI angkatan 2013 12.

Semua pihak yang serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 11 September 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Ariyanti Siti. 2017. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam

  Membina Masyarakat Putus Sekolah ( Studi Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang) Tahun 2017.

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Sa‟adi, M. Ag.

  Kata Kunci : PKBM, Masyarakat Putus Sekolah

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ( Studi Kasus

  

PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang)

Tahun 2017. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)

Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat

putus sekolah? (2) Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat

putus sekolah? (3) Apa penghambat dan pendorong PKBM Bustanul Muslimin dalam

membina masyarakat putus sekolah?

  Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif maka data dari penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan triangulasi sumber sebagai instrumen untuk mengecek validitas data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara ketua PKBM Bustanul Muslimin, Pengurus, koordinator program, serta warga belajar, dan sumber data sekunder yaitu berupa foto-foto kegiatan terkait PKBM Bustanul Muslimin.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengelolaan di PKBM Bustanul Muslimin yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. (2) Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah yaitu: menyelenggarakan program kesetaraan (paket A, B, dan C), Life Skile, KBU, mendirikan program pembelajaran yang beragam, mempersiapkan fasilitas yang memadai, serta mempersiapkan tenaga pendidik yang semi terampil. (3) Penghambat dan pendorong PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah yaitu, faktor penghambat dalam pelaksanaan program di PKBM Bustanul Muslimin meliputi kurangnya kesadaran warga belajar untuk rajin berangkat, sumber dana untuk ketrampilan yang terkadang kurang, dan pendistribusian hasil usaha yang terkadang sulit. Sedangkan faktor pendorongnya yaitu ketersediaannya tempat belajar, antusias warga untuk belajar serta kesadaran tutor untuk mengajar.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii DEKLARASI ........................................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ..... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTARLAMPIRAN .......................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusa Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7 E. Penegasan Istilah ...................................................................... 8 F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu ....................................... 9 G. Metode Penelitian ................................................................... 11

  H.

  Sistematika Penulisan .............................................................. 16

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ................. 19 B. Membina Masyarakat Putus Sekolah ....................................... 32 C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ..... 38 BAB III PAPARAN DATA DA TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ............................................................................. 39 B. Temuan Penelitian ................................................................... 49 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimnin ................................. 58 B. Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah .......................................................

  67 C. Penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ............

  70 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ............................................................................... 74 B. Saran ......................................................................................... 75

  DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Nama- nama Tutor PKBM Bustanul Muslimin ..................................

  43 Tabel 3.2. Bantuan yang pernah diperoleh dua tahun terkhir ..............................

  46 Tabel 3.3. Instansi/ Lembaga/ Organisasi sebagai mitra kerja .............................

  47 Tabel 3.4. Sarana dan prasarana PKBM Bustanul Muslimin................................

  47

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 3 Daftar Nilai SKK Lampiran 4 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 6 Pedoman Wawancara Lampiran 7 Transkrip Wawancara Lampiran 8 Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran 9 Dokumentasi memerhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan lebih maju daripada negara yang kurang memerhatikan sektor pendidikannya. Peran pendidikan dalam hal ini adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi bangsa dan negara yang pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan negara tersebut di berbagai bidang. Sebagaimana penjelasan arti pendidikan pada UU

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

  pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Tim Kreatif LKM UN, 2011:44), maka artinya bahwa pembangunan pendidikan berpengaruh positif terhadap kemajuan bangsa. Akan tetapi, jika kenyataan berkata sebaliknya maka bisa menjadi kunci kegagalan suatu negara. Realita kegagalan pendidikan ini disebabkan belum dijadikannya pendidikan sebagai prioritas utama agenda pembangunan bangsa.

  Ki Hajar Dewantoro seorang tokoh pendidikan Nasional Indonesia serta yang diangkat oleh pemerintah sebagai Bapak pendidikan menyatakan sebagai berikut “ Pendidikan nasional adalah pendidikan yang beralaskan dari garis hidup bangsanya dan ditujukan untuk perikehidupan yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyat, agar dapat bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluh dunia (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:190).

  Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.

  Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan di atas, pendidikan merupakan proses kesinambungan yang dilalui oleh manusia dengan cara bimbingan, latihan dan didikan khusus berkaitan dengan perkembangan intelektual, kerohanian, jasmani, sosial dan etika. Dengan kata lain pendidikan juga dipandang sebagai pewaris kebudayaan dan pengembang petensi pada diri manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu, berakhlak, sehat, berbudaya, berseni, berguna dan bertanggung jawab. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

  Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar- mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan, jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Jadi, pendidikan tidaklah harus dilaksanakan di sekolah (formal) tetapi juga dapat dilaksanakan di luar sekolah (non formal). Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi.

  Pada Pasal 16 ayat (4) menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.

  Saat ini, banyak sekali permasalahan dalam seputar pendidikan yang menyebabkan sebagian masyarakat tidak menyelesaikan pendidikannya. Masalah tersebut dapat dipicu dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi mereka.

  Dengan berbagai masalah tersebut maka pemerintah merancang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Selanjutnya ditulis PKBM). Lahirnya PKBM merupakan

  

respon adanya berbagai permasalahan di Indonesia yang membutuhkan

dukungan satuan pendidikan nonformal untuk memecahkannya. Masalah tersebut

di antaranya: 1.

  Masih tingginya angka buta aksara di indonesia yang mencapai 6,4 juta jiwa (BPS: 2012).

  3. Angka drop out dan lulus tidak melanjutkan berkisar 1,7 juta anak setiap tahun (PDSP: 2012).

  4. Jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 31 juta anak dan baru berkisar 62 % yang terlayani dengan pendidikan anak usia dini.

  5. Kesenjangan pembangunan antar propinsi di indonesia masih tinggi.

  Adanya satuan pendidikan nonformal di daerah diharapkan menjadi

motor penggerak dalam pengentasan buta aksara, kemiskinan dan melayani

pendidikan bagi masyarakat yang tidak beruntung (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2014:1).

  PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau

tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini

dan pendidikan nonformal dan informal. PKBM diselenggarakan bertujuan untuk

memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai penambah, pengganti dan

pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang membutuhkan

pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan

kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan

pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

  

Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan mutu PKBM harus mengacu

pada amanat UU Nomor 20 tahun 2003. PKBM berfungsi melayani masyarakat

dengan berbagai program-program pendidikan anak usia dini dan program

pendidikan nonformal, program usaha produktif dan berbagai program sosial

kemasyarakatan yang dibutuhkan masyarakat sekitar. PKBM didirikan bertujuan

  

untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup

secara mandiri. Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk

masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:3).

  PKBM Bustanul Muslimin adalah salah satu lembaga pendidikan yang

berada di desa Genting, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang. Penulis

memilih PKBM Bustanul Muslimin sebagai bahan penelitian dikarenakan PKBM

tersebut layak untuk diteliti. Pemilihan PKBM Bustanul Muslimin juga

dipertimbangkan dari berbagai aspek yaitu: 1.

  PKBM Bustanul Muslimin berdiri sejak tahun 2008.

  2. PKBM Bustanul Muslimin telah terakreditasi baik dibuktikan dengan SK.

  MENKUMHAM No. AHU0002039.AH01.07. Tahun 2015.

  3. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya mengelola program kesetaraan SLTP dan SLTA, namun juga mengelola PAUD Bhakti Nusa, Kelompok Belajar Usaha (KBU), Bimbingan Latihan Ketrampilan, dan Tempat Baca Masyarakat (TBM).

  4. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya menerima masyarakat dari desa Genting saja, namun juga desa sekitarnya.

  PKBM Bustanul Muslimin telah meluluskan siswa program kesetaraan

sejak tahun 2015. Ini artinya bahwa program ini sangat membantu masyarakat

yang putus sekolah maupun tidak melanjutkan sekolah untuk dapat melanjutkan

pendidikannya, walaupun tidak melalui sekolah formal. Tidak hanya itu, masyarakat juga diajarkan untuk belajar usaha dalam Kelompok Belajar Usaha (KBU) yaitu belajar membuat jarum tiram dan jamur kuping.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian d engan judul “PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT

  PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 ”

  B.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah?

  2. Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah ?

  3. Apa penghambat dan pendorong

  pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin

  dalam membina masyarakat putus sekolah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Untuk mengetahui pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

  2. Untuk mengetahui upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

  3.

  pelaksanaan PKBM

  Untuk mengetahui penghambat dan pendorong

Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.

  D.

  Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengnai lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

  2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan PKBM dan tutor untuk dapat membina masyarakat putus sekolah.

  b.

  Bagi Pemerintah

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah sebagai bahan koreksi atau evaluasi dalam pengelolaan di PKBM

  Bustanul Muslimin sehingga pelaksanaannya bisa lebih baik lagi.

  c.

Bagi Peneliti

  Melalui penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk mengembangkan kemapuan berfikir serta mengetahui lebih dalam tentang peranan PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah. E.

  Penegasan Istilah

  Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalah pahamaan pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis sampaikan batasan- batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu: 1.

  Peran PKBM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata “peran” yaitu perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

  dalam masyarakat.

  PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan lainnya (Tohani, 2009:195).

  Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat belajar.

  Dalam penelitian ini penulis membatasi kegiatan PKBM Bustanul Muslimin yang akan diteliti, yakni: a.

  Pendidikan kesetaraan: 1)

  Paket A Setara SD 2)

  Paket B Setara SLTP 3)

  Paket C Setara SLTA b.

  KBU (Kelompok Belajar Usaha) c. Pendidikan Life Skill 2. Membina Masyarakat Putus Sekolah

Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi

  peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa yang dilakukan misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.

  Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terkait oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009:115).

  Jadi, membina masyarakat putus sekolah yaitu upaya untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan sekumpulan manusia yang tidak mengentaskan pendidikan formal.

  F.

  Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu Kajian tentang peran PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian jurnal maupun skripsi. Berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.

  Pertama, Penelitian tentang PKBM yang dilakukan oleh Wahyu Endardi mahasiswa fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang berjudul “Peran PKBM Mekar dalam Rangka Meningkatkan dan Pendapatan

Masyarakat di Desa Ngipak, Kecamatan Karang Mojo, G unung Kidul”

  penelitian ini memfokuskan pada proses pelaksanaan belajar paket B serta pengadaan perpustakaan umum, disamping itu juga penelitian ini memfokuskan kajiannya kepada upaya peningkatan pendapatan masyarakat yaitu dengan mendirikan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Penelitian yang dilakukan oleh saudara Wahyu Endardi mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yakni membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Endardi hanya fokus pada program paket B, perpustakaan umum, dan KBU. Sedangkan program yang menjadi fokus penelitian ini meliputi program kesetaraan (Paket A, B, dan C), KBU, dan pendidikan Life Skill.

  Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Mirza mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2005 di PKBM Bina Karya desa Srimulyo, Piyungan, Bantul. Dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM „Bina Karya‟”, penelitian ini memfokuskan pada peran PKBM dalam membangun desa melalui bidang pendidikan dan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Mirza memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Tetapi terdapat perbedaannya, yakni pada bidang atau program yang akan dijadikan bahan penelitian.

  Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010 yang berjudul “Efektivitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Usaha Mulya dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

  ”. Untuk mengetahui efektivitas PKBM penelitian ini menggunakan komponen-komponen sistem yaitu input, proses dan output. Penilaian input PKBM dilihat dari komponen organisasi dan komponen lingkungan. Untuk komponen proses adalah pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dari program yang dilaksanakan oleh PKBM. Kemudian yang menjadi outputnya adalah Efektivitas Pusat Kegiatan belajar Masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Tri Rusikawati memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati hanya terfokus pada program kesetaraan (Paket A, B dan C). Sedangkan dalam penelitian ini tidak hanya fokus pada program kesetaraan saja.

  G.

  Metode Penelitian Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode, antara lain:

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Creswell, riset kualitatif mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok, yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan (Santana, 2010:1).

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul data. Dapat pula digunakan berbagai instrumen sebagai pendukung tugas peneliti namun fungsinya hanya terbatas. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Bustanul Muslimin, yang beralamatkan di Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari sumber, di antaranya: a.

  Data primer Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari PKBM

  Bustanul Muslimin, serta narasumber yang diwawancarai. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala PKBM Bustanul Muslimin dan tutor PKBM Bustanul Muslimin.

  b.

  Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah masyarakat putus sekolah dan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Serta dokumen-dokumen yang memperkuat hasil penelitian.

  Data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014:41).

  Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode, yaitu: a.

Observasi

  Menurut W. Gulo (2002:116) Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

  Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi PKBM Bustanul Muslimin serta ruang dan tempatnya.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewee) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (inteviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).

  Dalam wawancara, peneliti akan menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dan upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait di dalam PKBM Bustanul Muslimin yang terdiri dari ketua PKBM Bustanul Muslimin, pengelola PKBM Bustanul Muslimin, tutor PKBM Bustanul Muslimin dan warga belajar PKBM Bustanul Muslimin. Untuk mempermudah pelaksanaan wawancara peneliti akan menggunakan instrumen berupa alat rekaman dan instrumen lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara.

  c.

Dokumentasi

  Teknik dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikologi dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya (Fatoni, 2011:112).

  Teknik dokumentasi berarti cara mengumpulkan data yang sudah ada yaitu dengan dipelajari dan dicatat apa yang diperlukan oleh peneliti.

  Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan karena untuk merekam data yang dapat digunakan sebagai bukti tertulis maupun gambar, melalui dokumen pribadi maupun dokumen resmi mengenai kegiatan.

  6. Analisis Data Analisis data (Bogdan & Biklen dalam Lexy J. Moleong 1989:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikaan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan.

  Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi.

  Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap data data itu (Moleong, 2011: 332).

  8. Tahap-tahap Penelitian Dalam penelitian ini, tahap-tahap yang ditempuh meliputi: a.

Tahap Pra Lapangan

  Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian. b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Penulis mulai melakukan pengumpulan bahan yang dijadikan sebagai sumber acuan dari penelitian ini. Penulis mengumpulkan data-data dari pengurus PKBM Bustanul Muslimin. Data tersebut diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis mulai terjun ke lokasi penelitian.

  c.

  Tahap Analisis Data Meliputi analisis data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi mendalam dengan ketua, para tutor serta masyarakat putus sekolah di PKBM Bustanul Muslimin.

  d.

  Tahap Penulisan Laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna data. Setelah itu peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi.

  Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

  H.

  Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi teori tentang: A. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM 2. Tujuan PKBM 3. Program-program PKBM a. Pendidikan Kesetaraan b. Kelompok Belajar Usaha (KBU) c. Pendidikan Life Skill B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah 1. Pengertian Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah 2. Langkah dan proses Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah 3. Bentuk pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam Bab ini berisi tentang gambaran umum PKBM Bustanul Muslimin (latar belakang, visi dan misi, struktur organisasi, program- program, penyelenggaraan program, dan sumber pendanaan) serta penyajian data hasil penelitian tentang Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah.

  BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini meliputi adanya pengolahan data (analisis pendahuluan dan analisis lanjutan) yang telah diperoleh dari penelitian lapangan. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian Peran PKBM Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang

  berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:667). Adapun makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan yang menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.

  PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar masyarakat yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat setempat sesuai dengan potensi ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan alamnya (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2014:12). Pendidikan nonformal merupakan proses yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula (Marzuki, 2012:137).

  PKBM merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah. Satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana untuk melaksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitannya dengan perluasan wawasan peningkatan ketrampilan dan kesejahteraan keluarga (Joesoef, 1999:63).

  Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat belajar.

  Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi diri warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Tujuan dari program kesetaraan dalam PKBM sebagai berikut.

  a.

Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung: putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah

  sekolah, minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, bermasalah secara sosial, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi dalam rangka memberi kontribusi terhadap peningkatan APM dan APK pendidikan mempercepat

  dasar minimal 2%-8% dalam suksesnya wajib belajar sembilan tahun.

  b.

  Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua warga masyarakat usia produktif melalui akses yang adil pada program belajar dan kecakapn hidup.

  c.

  Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata-rata lama pendidikan bagi masyarakat Indonesia minimal sembilan tahun hingga mampu meningkatkan Human Development Index (HDI) dan upaya menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah.

  d.

  Memberikan peluang bagi warga masyarakat yang ingin menuntaskan pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

  e.

  Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu kehidupan (Direktorat Pendidikan Kesetaraan, 2010:5-6).

  Komponen PKBM sesuai dengan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah sebagai berikut: a.

  Komunitas Binaan/Sasaran Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi tertentu.

  b.

  Peserta Didik Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program pembelajaran yang ada di lembaga.

  c.

  Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis adalah sebagian dari warga komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab langsung atas proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di lembaga.

  d.

Penyelenggara dan Pengelola

  Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program atau kegiatan adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program tertentu yang ada di PKBM.

  e.

  Mitra PKBM Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012) 4. Fungsi PKBM

  PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Hal ini mencerminkan PKBM berfungsi sebagai: a.

  Melakukan kegiatan pembelajaran.

  b.

  Melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi masyarakat.

  c.

  Menyajikan informasi.

  d.

  Ajang pertukaran informasi dan pengetahuan.

  e.

  Menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-niai tertentu bagi warga masyarakat yang membutuhkannya (Tohani, 2009:195).

  Dari beberapa fungsi PKBM di atas, dalam jangka panjang PKBM diharapkan mampu memberdayakan warga masyarrakat menjadi individu atau kelompok yang kompeten (berdaya). Sebagaimana Kindervatter (dalam Tohani, 2009:196) menjelaskan bahwa terjadi peningkatan posisi masyarakat ditandai dengan dimilikinya: a.

  Akses dan peluang mendapat sumber daya.

  b.

  Daya tawar kolektif yang tinggi.

  c.

  Kemampuan memilih berbagai pilihan.

  d.

  Status citra diri dan perasaaan positif terhadap identitas dirinya.

  e.

  Kemampuan kritis dan mampu menggunakan pegalaman untuk menilai potensi yang memberikan keuntungan.

  f.

  Legitimasi dalam kebutuhan masyarakat dipertimbangkan sebagai sesuatu yang logis dan adil.

  g.

  Mampu menemukan sendiri standar pekerjaan yang dilakukan besama orang lain.

  h.

  Mempunyai persepsi yang kreatif yaitu mempunyai pandangan yang lebih positif terhadap hubungan dirinya dan lingkungannya.

Pendidikan Kesetaraan

  Pendidikan kesetaraan merupakan bagian dari nonformal atau pendidikan luar sekolah yang meliputi Program Paket A Setara Sekolah Dasar (SD), Program Paket B Setara Sekolah Menengah Pertama

  (SMP), dan Program Paket C Setara Sekolah Menegah Atas (SMA). Program ini ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak sekolah, putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, dan warga masyarakat lain yang memerlukan layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan belajarnnya (Tohani, 2009:198).

  Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya mencari ilmu tidak hanya di lembaga pendidikan formal saja, namun juga bisa di lembaga pendidikan nonformal. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mencari ilmu, seperti firman Allah dalam Surat Al Mujaadilah ayat 11:

  َنْيِذلا الله ِعَفْرَ ي اوُزُشْناَفاوُزُشْنا َلي ِقاَذِإَوۖ ْمُكَل َُّللَّا ِحَسْفَ ي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا ِفِ اوُحَّسَفَ ت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ .

  اوُنَما ر ْيِب َخ َنْو ُلَم ْعَ ت اَِبِ ُاللهَو ٍت َجَرَد َمْلِعْلا وُتوُا َنْيِذّلاَو ْمُكْ نِم

  Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bila diminta kepadamu,"Berilah

  tempat di majelis, ” berilah keluasan kepadanya, Allah pasti akan memberimu keluasa. Dan bila k amu diminta, “Bangkitlah,” maka

bangkitlah dari tempat dudukmu. Allah pasti akan mengangkat orang-

orang yang beriman dan berpengetahuan di antaramu beberapa tingkat

lebih tinggi. Allah maha mengetahui segala yang kamu lakukan”(Al

Qur‟an dan Terjemahnya, 2010:987).

  Firman Allah Surat At Taubah ayat 122: ْمِهْيَلِا ْوُعَجَر أذِا ْمُهُمْوَ ق اْوُرِذْنُ يِلَو ِنْيّدلا

  ِف أوُهّقَفَ تَ يِل ًةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقِرَف ِّلُك ْنِمَرَفَ نَلاْوَلَ ف ًةّفاَك ُرِفْنَ يِل َنْوُ نِمْؤُمْلا َنِم َنا َك اَمَو َنْوُرَذَْيَ ْمُهّلَعَل Artinya:

  

“Tidak semestinya semua orang mukmin pergi berperang. Alangkah

baiknya bila ada segolongan yang merantau.untuk memperdalam

agama. Kemudian mengajar kaumnya bila telah kembali ke

lingkungannya supaya masing-masing dapat menjaga diri

  ”(Al Qur‟an dan Terjemahnya, 2010:363).

  Dari Al Qur‟an surat Al Mujadalah ayat 11 tersebut, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah merupakan perintah lansung dari Allah.

  Karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah. Sedangkan Al Qur‟an surat At Taubah ayat 12 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak mengetahui masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan. Rasulllah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

  َدْنِع ِمْلِعلا ًعِضوو ٍمِلْسُم ّلُك ىلَع ًةَضْيْرَ ف مْلِعْلا ُبَلَط م لسو ويلع الله ىلص الله لْوُسَر َلاَق َلَق ٍكِلاَم ُنْبِا ٍسَنَا ْنْع .

Dokumen yang terkait

AKSELERASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR MELALUI PENDEKATAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MITRA DESA OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 16

AKSELERASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR MELALUI PENDEKATAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MITRA DESA OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 26 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 29 16

PERSEPSI IBU-IBU KELOMPOK PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) MUTIARA DALAM PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

0 19 102

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT CERDAS DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MASYARAKAT DI DESA WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN

6 32 130

KEARIFAN LOKAL DALAM UPACARA KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT DESA JOGOYASAN, KECAMATAN NGABLAK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 - Test Repository

0 0 68

ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository

0 5 146

PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

0 0 99