DOCRPIJM 1479720137bab1 RPIJM 2017 2021 BANJARMASIN

1 PENDAHULUAN

  Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintahan daerah dengan cara yang lebih terpadu, efesien, efektif, serta membarikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan secara lebih Cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendaya guanaan sumberdaya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengembangan wilayah baik diperkotaan maupun diperdesaan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program pembangunan yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, social, dan lingkungan terpadu.

  Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya Direktorat Jendral Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung provinsi dan kabupaen/kota untuk menyiapkan perencanaan program pembangunan, khususnya Bidang Cipta Karya, melalui Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencannan program infrastruktur yang lebih luas. Untuk Kota Banjarmasin secara khusus, RPIJM ini diharapkan lebih dapat menangani kawasan-kawasan kepadatan tinggi yang relatif kumuh dan tidak tertata. RPIJM Bidang Cipta Karya yang disusun harus memperhatikan aspek kelayakan program dari dokumen perencanaan daerah terkait (spasial dan sektoral). Serta kelayakan social dan lingkungannya melalui proses partisipatif. Disamping itu RPIJM Bidang Cipta Karya juga harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun; bersifat integrative menterpadukan berbagai sumber daya, baik pusat (bidang PU/CK: APBN) dengan sumber daya Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

  Dengan demikian, RPIJM bidang CIpta Karya dimaksudkan untuk mempercepat (mendukung) percepatan pembangunan infrasrtuktur Bidang Cipta Karya di daerah terutama di kota-kota yang mendapatkan prioritas, termasuk kota-kota sedang, dan kota kecil dalam rangka pertumbuhan ekonomi daerah/nasional, pemerataan pembangunan, dan penciptaan stabilitas dan keseimbangan lingkungan, serta mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang Cipta Karya. Dengan adanya RPIJM ini, rencana program merumuskan kebutuhan pembangunan Kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi individual Kota Banjarmasin, serta mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah dalam rangka pertumbuhan ekonomi local, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata serta perwujudan lingkungan yang layak huni (liveable).

1.1 Latar Belakang

  Program investasi Kota Banjarmasin merupakan rekapitulasi dari dokumen RPIJM yang telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota Banjarmasin dari aspek teknis, biaya dan waktu. Selain itu, rencana program investasi harus dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Walikota selaku kepala daerah dan ketua DPRD Kota Banjarmasin. Program Investasi Bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kota Banjarmasin, salah satunya adalah penanganan kawasan kumuh di wilayah perkotaan.

  Dokumen rencana program investasi merupakan rekapitulasi dan intisari dari RPIJM Kota Banjarmasin. Dari RPIJM ini diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah ringkasan eksekutif berupa ringkasan rencana investasi dan mekanisme pembiayaan serta pembiayaan yang merupakan bagian sinkronisasi dan prioritas program untuk semua kegiatan perencanaan pembangunan secara umum dan pengentasan kekumuhan kota sebagai permasalahan khusus di Kota Banjarmasin. Dokumen rencana program investasi ini dilengkapi aspek legalitas yang diwujudkan dalam kesediaan Walikota selaku penyelenggara pembangunan daerah untuk melaksanakan program investasi yang telah diusulkan.

  Penyusunan rencana program investasi, dalam bentuk ringkasan eksekutif, hendaknya ditekankan pada aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor Bidang Cipta Karya, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Aspek keterpaduan di dalam penyusunan RPIJM diwujudkan melalui sinkronisasi pembangunan sektor Bidang Cipta Karya terhadap rencana pengembangan wilayah/kawasan. Keterpaduan Program diharapkan dapat terwujud dari hasil penyusunan rencana pendanaan yang sangat mempengaruhi dalam keterpaduan pelaksanaan. Selain itu, perlu dijelaskan dalam hal keterpaduan kelembagaan dalam mendukung pembangunan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Kota Banjarmasin.

  Penentuan skala prioritas program merupakan hasil iterasi antara analisis yang dilakukan terhadap rencana pembangunan Kota, serta analisis terhadap kebutuhan dan rencana pengembangan sektor/komponen, kemampuan keuangan, maupun kemampuan kelembagaan. Penentuan skala prioritas program secara eksplisit perlu dituangkan di dalam Skenario Pembangunan Perkotaan (Bagian dari Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota). Rencana program investasi, yang diwujudkan dalam ringkasan eksekutif, harus menjabarkan secara singkat mengenai:

  1. Skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor Bidang PU/Cipta Karya; 2.

  Usulan Kebutuhan Investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah;

  3. Mekanisme pendanaan dan kemungkinan pembiayaan pembangunan; 4.

  Skala prioritas penanganan dan rencana pelaksanaan program investasi.

  Dengan demikian, RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Banjarmasin diharapkan dapat mengkomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi Kota Banjarmasin agar dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, penanganan kawasan kumuh dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Dalam hal ini mekanisme pembiayaan APBN yang cukup ketat tercermin dari kelayakan kriteria program yang harus dipenuhi. Penilaian terhadap kelayakan usulan kegiatan didasarkan pada hasil evaluasi kinerja sektor dan kinerja daerah dalam memenuhi readiness criteria dari usulan yang diajukan, meliputi kesiapan dokumen RPIJM, ketersediaan DDUB, ketersediaan lahan, kesiapan dokumen teknis dan DED, serta kesiapan studi AMDAL/UKL/UPL.RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

1.2 Maksud Dan Tujuan

  Maksud disusunnya RPI2JM Bidang Cipta Karya adalah untukmewujudkan kemandirian Kota Banjarmasin dalam penyelenggaraaninfrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

  Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan Review Rencana Pembangunan Infrastuktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Banjarmasin Tahun 2016

  • – 2020, serta menyusun Revisi Rencana Terpadu dan Program Investasi Rencana Pembangunan Infrastuktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Banjarmasin Tahun 2017
  • – 2019 sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan stakeholders.

  multi

1.3 Kedudukan RPIJM

  Pemerintah Indonesia melalui RPJMN 2015-2019 telah menetapkan target pencapaian akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2019, target pencapaian tersebut dinamai dengan “Gerakan 100 - 0 - 100”. Upaya pencapaian target RPJMN 2015-2019 bidang Cipta Karya perlu didorong optimalisasi perencanaan, pemrograman, penganggaran, dan pengendalian.

  RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota, terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 Muatan RPIJM

  Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya. Bab 2 Profil Kabupaten/Kota Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota. Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana

  strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Pada Bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan. Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan. Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor. Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan

  matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota