BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 99ce2b3697 BAB VIIBAB VII RPIJM 2017 2021 okk

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1 Kondisi Eksisting

A. Kawasan Permukiman Kumuh

  Lokasi kawasan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Padang Pariaman merupakan kecamatan dan nagari lokasi kawasan permukiman di wilayah pesisir dan kawasan perkotaan yang memerlukan penanganan untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana kehidupan dan penghidupan masyarakat di lingkungan tersebut, yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 212/KEP/BPP-2014 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Padang Pariaman. Lokasi kawasan kumuh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.1 Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh

  

di Kabupaten Padang Pariaman

Kondisi Kondisi Rumah Luas Rumah Jumlah Tidak No Kecamatan Nagari Lokasi Daerah Layak KK Layak (Ha) Huni Huni (Unit) (Unit)

  1 Batang Anai Kaw. Simpang 100 Ketaping Kaw. Pauh 4.719 15 1.298 612 Kaw. Talao Mundam 400

  Kaw. Kasai 400 Kaw. Caniago

  24 Kasang 2.131 774 145 Kaw. Bintungan 100

  Kaw. Sungai Pisang

  5 Kaw. Tanjung Basung 22,5 Sungai Buluh 1.587 500 300 Kaw. Pasar Usang

  60

2 Lubuk Alung Lubuk Alung Kaw. Pasar Lb.Alung

  8 Pasie Laweh Kaw. Tanah Taban 50 52,23

  33

  12 Aia Tajun Kaw. Indarung Kp.Paneh 254 100 138

  38 Sikabu Kaw. Koto Buruak

  5

  3 Sintoga Kaw. Toboh Durian 78 22,5

  40

  20 Toboh Gadang Kaw. Toboh Parak Pisang 128 0,06 125

  25 Kaw. Toboh Parupuak 141 1,43 121

  20 Kaw. Sintuk Pakandangan

  8 Kaw. Simp.4 Sintuk 284 29 226

  50 Sintuk Kaw. Simp.3 Sintuk 198 100 159

  9 Kaw. Batang Tapakis 263 0,03 216

  30 Kaw. Toboh Baru Sintuk Kaw. Toboh Baru Sintuk II Kaw. Toboh Baru Sintuk III Kaw. Toboh Baru Toboh Gadang

  237 1,2

  15

  85

  1,5 0,7 0,12 250

  240 105 1,25 1,93

  600 225 57 450

  Kaw. Lansano Kaw. Patamuan Kaw. Sungai Janih Kaw. Bunga Tanjung

  8 V Koto Kp.Dalam Sikucur Kaw. Durian Dangka Kaw. Alahan Tabek

  56 136

  48

  50

  40

  32 130

  82,56 835 400 278 141 145 429 288

  60 5,03 100 25,2

  1

  147,89

  509 330 217 158 487 511

  35 150 149

  95

  7 Enam Lingkung Koto Tinggi Kaw. Tonyok Dalam II

  8 129 305 305

  20

  34

  80

  126 218

  426 134 0,03 62,2

  45 Malai V Suku Kaw. Kantarok Kaw. Sei.Sarik Kp. Koto dan Kp. Tangah Kaw. Ujuang Labuang 170

  45

  10 Batang Gasan Gasan Gadang Kaw. Tanjung dan Mandahiling Kaw. Mandahiling 369 450

  15 100

  25

  30

  10

  1 120 150 290

  235 109 0,03 1,2

  9 Sungai Limau Kuranji Hilir Kaw. Pasar Sungai Limau Kaw. Padang Kerambil Kaw. Sungai Paku 138

  65

  1 Pakandangan Kaw. Kp. Dalam Kaw. Toboh Kaw. Bukik Gonggang Sawah Rawang Kaw. Bayur dan Sungai Jelatang Kaw. Campago Kaw. Padang Manih dan Kp. Pauh Kaw. Kp. Tanjung dan Ajung 867

  107

  1

  Kaw.Kp.Koto Syech Burhanuddin Kaw.Pdg.Pauah Syech Burhanuddin

Kaw.Manggopoh Dlm SyechBurhanuddin II

Kaw.Manggopoh Dalam II Kaw.Kpg. Ladang Maransi Kaw.Simp.3 Sikabu Kaw.Puang Galapuang Kaw.Sikabu Puang Galapuang Kaw.Tiram Kpg. Gadang Kaw.Tanjung Medan Kaw.Sei.Gimbar Lapuak Kandang 823

  70 158 150 66,23

  50

  158 120 158 145

  5 Nan Sabaris Sunua Kaw. Kp. Aur Kaw. Koto Rajo Kaw. Kp. Aur Simp. Marapalam Kaw. Kp. Jambak Kaw. Ps. Baru Padang Kalam Kaw. Padang Kalam Kaw. Kp. Aur Tingkalak Kaw. Olo

  566 200

  1,5 0,7 0,23 0,12

  60 22,5 0,06 1,43 0,23 0,15 1,25 1,7

  61 832 335 Ulakan Kaw. Bungo Pasang Syech Burhanuddin

  1

  1,2

  32 100 5 0,03

  1.201

  4 Ulakan Tapakis Tapakis Kaw. Batang Gadang Kaw. Kasai Kebun Kaw. Kubu Rawang Kaw. Lubuk Aro Kaw. Parit Tapakis Kaw. Tiram Ketaping

  41

  60 172

  60

  24

  8 0,23 1,43 100

  32 480 308 240

  25

  8

  Kaw. Bari 705 385

  35 6 2x11 Enam Lingkung Sicincin Kaw. Sicincin Raya Padang-Bukittinggi

  8

  0,36 0,05 83 391

  15 Kurai Taji Kaw. Talogondan Kaw. Pasar Sei. Laban 91 425

  5 Pauh Kambar Kaw. Pulai Air Kaw. Pauh Kamba Hilir 120 0,75 2 100

  4

  82,56 117 103 117 100

  1

  5

  25

  4

  25

  35

  59 117

  44

  36

B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman

  

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara

lain: Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:

  

1. Masih luasnya kawasan permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan

terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

  2. Meningkatnya harga lahan untuk pembangunan permukiman.

  3. Meningkatnya permukiman kumuh dan illegal.

  4. Rendahnya pelayanan PSU

  

5. Meningkatnya pertumbuhan permukiman di kawasan sekitar pertumbuhan ekonomi

6. Susahnya melakukan pembebasan lahan karena banyak tanah kaum.

  

7. Masih banyak masyarakat Kabupaten Padang Pariaman yang tinggal di sepanjang

sungai yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.

  

8. Banyaknya permukiman yang ada di Kabupaten Padang Pariaman belum memiliki IMB.

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya :

  1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Padang Pariaman, dilihat dari tingginya permintaan perumahan layak huni.

  2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Padang Pariaman.

  

4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya

khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

  

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur

permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah Kabupaten Padang Pariaman (tidak semua).

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah yang terangkum

secara nasional. Namun sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Padang Pariaman terdapat

permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum

tentu djumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan

pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal

dalam perencanaan. Dapat dilihat pada tabel 7.2.

Tabel 7.2 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Padang Pariaman N o Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  1 Aspek Teknis 1) Luas daerah pengembangan permukiman 2) Jumlah Penduduk yang sudah memiliki rumah tinggal dan belum memilik rumah tinggal

  Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan sosial 3) Ketersediaan jaringan prasarana dan sarana dasar seperti air minum dan listrik 4) Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung 5) Lapangan pekerjaan yang mungkin dapat diperoleh di sekitar lokasi pengembangan permukiman

  Lahan tidak kepemilikan PEMDA Kabupaten Padang Pariaman sehingga Sulit untuk implementasi rencana

  Tersedianya dana untuk Pembangunan Permukiman untuk masyarakat dari pemerintah pusat

  Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat agar saling mendukung

  2 Aspek Kelembagaan 1) Pengkoordinasian kegiatan di bidang perumahan dan permukiman pada tingkat daerah perlu diperkuat melalui pembentukan badan atau dewan pertimbangan kota yang bersifat profesional dan merupakan bagian dalam proses pengambilan keputusan kebijaksanaan pembangunan. 2) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan perumahan dan permukiman. 3) Sistem perizinan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan permukiman perlu disederhanakan dengan biaya pengurusan perizinan perlu ditekan.

  Kurangnya Koordinasi yang dinamis menyangkut informasi antar SKPD terkait

  Pemerintah sangat berharap adanya singkronisasi untuk implementasi dari rencana yang telah di lakukan

  Pembentukan lembaga pelayanan teknis menyangkut perumahan dan permukiman

  3 Aspek Pembiayaan 1) Dana dari pemerintah Pusat 2) Dana Sharing APBD Terbatasnya ketersediaan APBD Kebutuhan akan Permukiman baru Membuka

  Peluang kerjasama dengan Swasta

  4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta 1) Kesadaran masyarakat untuk mau tinggal tidak hanya di Pusat Kabupaten Padang Pariaman tapi menyebar di kawasan strategis yang peruntukan lahannya untuk Permukiman.

  Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kawasan permukiman Kemampuan masyarakat Melakukan sosialisasi meyangkut arah pengembangan permukiman

  5 Aspek Lingkungan Permukiman 1) Ketersediaan Dokumen AMDAL Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada Memiliki arah pengembangan permukiman sebagai acuan Sosialisasi tentang AMDAL

  7.1.2 Sasaran Program Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

  

Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.

Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta

Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat

kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015

(target tahun 2020 untuk pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan

Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan

MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden

untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat

kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan

kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan

permukiman.

  Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat

diuraikan sesuai dengan dokumen SPPIP atau RP2KPKP yang telah disusun oleh

kabupaten/kota, namun untuk Kabupaten Padang Pariaman, dokumen tersebut baru akan

disusun pada tahun anggaran 2017 ini sehingga sasaran program sektor pengembangan

permukiman nantinya dapat disinkronisasikan apabila dokumen tersebut telah ada.

  7.1.3 Usulan Kebutuhan Program Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara

kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.

  

Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan

pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima

tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama

hingga kelima.

  Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program

dan kegiatan pengembangan permukiman Kabupaten Padang Pariaman yang disusun

berdasarkan prioritasnya seperti tabel dibawah ini.

Tabel 7.3 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  

Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

  Peraturan Pengembangan Kawasan 1 - NSPK 500.000 2018

  Permukiman/NSPK

  Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman Pendampingan Penyusunan NSPK

  Pendampingan Penyusunan NSPK Kab. Padang -

  1 Kab/Kota 150.000 2018

  Pariaman

  Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman

  • Penyusunan RP2KPKP Kab. Padang Pariaman

  1 Kab/Kota 800.000 2017

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (aie tajun) lubuk alung/ aie tajun 100 Ha 2.500.000 250.000 2021 lubuk alung pembangunan dan pengembangan kawasan lubuk alung/ aie tajun 100 Ha 2.500.000

  2021 kumuh nagari aie tajun lubuk alung Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (balah aie) vii koto sungai sariak/

  25 Ha 2.500.000 250.000 2020 balah aia pembangunan dan pengembangan kawasan vii koto sungai sariak/

  25 Ha 2.500.000 2020 kumuh nagari balah aie balah aia

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (gasan batang gasan/ gasan 137 Ha 5.000.000 500.000 2018 gadang) gadang pembangunan dan pengembangan kawasan batang gasan/ gasan 137 Ha 5.000.000

  2018 kumuh nagari gasan gadang gadang

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  VII-6

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sintuk) sintuk toboh gadang/ sintuk 259 Ha 2.500.000 250.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sintuk sintuk toboh gadang/ sintuk 259 Ha 2.500.000

  1 Ha 100.000 2020 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (parit malintang) enam lingkung/ parik malintang

  1 Ha 1.000.000 100.000 2020 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kuranji hilir sungai limau/ kuranji hilir

  1 Ha 200.000 2021 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kuranj hilir) sungai limau/ kuranji hilir

  1 Ha 2.000.000 200.000 2021 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kayu tanam 2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam

  Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kayu tanam) 2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam

  Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  99 Ha 2.000.000 2018

  99 Ha 2.000.000 200.000 2018 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sunua nan sabaris/ sunua

  2019 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sunua) nan sabaris/ sunua

  5 Ha 2.000.000 2019

  VII-7

  5 Ha 2.000.000 200.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sikucur v koto kp dalam/ sikucur

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sikucur) v koto kp dalam/ sikucur

  52 Ha 2.500.000 2021

  52 Ha 2.500.000 250.000 2021 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pasie laweh lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pasie laweh) lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung

  210 Ha 3.000.000 2020

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pakandangan) enam lingkung/ pakandangan 210 Ha 3.000.000 300.000 2020 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pakandangan enam lingkung/ pakandangan

  1 Ha 2.000.000 2018

  1 Ha 2.000.000 200.000 2018 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari koto tinggi enam lingkung/ koto tinggi

  Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (koto tinggi) enam lingkung/ koto tinggi

  20 Ha 10.000.000 1.000.000 2018

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  1 Ha 2.000.000 2018

  1 Ha 300.000 2020

  Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  1 Ha 2.500.000 300.000 2020 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  1 Ha 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang

  1 Ha 2.500.000 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang

  1 Ha 1.000.000 2021

  Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu

  1 Ha 1.000.000 300.000 2021 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu

  Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang

  VII-8

  1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang

  1 Ha 2.000.000 2018

  Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin

  1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

  15 Ha 7.000.000 2019

  15 Ha 7.000.000 70.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sungai sarik vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  20 Ha 1.000.000 2018 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (sungai sarik) vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari parit malintang enam lingkung/ parik malintang

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus

  Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu

  Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan batang gasan/ gasan

  12 Ha 20.000.000 200.000 2021 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu gadang (gasan gadang) pembangunan infrastruktur pasca bencana batang gasan/ gasan

  12 Ha 200.000 2021 nagari gasan gadang gadang Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan batang anai/

  12 Ha 20.000.000 200.000 2021 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu katapiang (ketaping) pembangunan infrastruktur pasca bencana batang anai/

  12 Ha 200.000 2021 nagari ketaping katapiang Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan sungai limau/ kuranji

  40 Ha 20.000.000 2.000.000 2018 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu hilir (kuranji hilir) pembangunan infrastruktur pasca bencana sungai limau/ kuranji

  40 Ha 20.000.000 2018 nagari kuranji hilir hilir

  Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan nan sabaris/ sunua

  10 Ha 5.000.000 500.000 2020 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua) pembangunan infrastruktur pasca bencana nan sabaris/ sunua

  10 Ha 500.000 2020 nagari sunua Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan ulakan tapakis/ ulakan

  20 Ha 10.000.000 1.000.000 2019 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis) pembangunan infrastruktur pasca bencana ulakan tapakis/ ulakan

  20 Ha 10.000.000 2019 nagari ulakan

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  VII-9

7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1 Kondisi Eksisting

A. Data Kondisi Bangunan Gedung

  Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Padang Pariaman

selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin reklame dll. Tingginya

perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak

tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Hal

ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang untuk tempat tinggal semakin

meningkat seiring dengan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan

warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak

mampu lagi menampung aktivitas warganya yang berdampak pada sistem pelayanan

perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

  Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten

Padang Pariaman akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan

kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan permukimannya menjadi tertata,

bersih dan layak huni.

  Kawasan rawan bencana juga menjadi prioritas perbaikan lingkungan permukiman,

seperti kawasan rawan tanah longsor, genangan/ banjir, gempa bumi, kebakaran dll. Faktor

keselamatan bangunan gedung belum diperhatikan dari sebagian masyarakat sehingga sering

dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi dan faktor

keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya musibah kebakaran.

  Bangunan-bangunan gedung dan bangunan fasilitas umum lainnya yang ada di

Kabupaten Padang Pariaman menyebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Padang

Pariaman, Baik itu gedung Bersejarah, Perakantoran milik Pemerintah serta sekolah-Sekolah

serta universitas, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7.4 Bangunan Gedung yang Ada di Kabupaten Padang Pariaman

  10 SD/Sederajat Tersebar Baik

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi di Kabupaten Padang Pariaman, antara lain:

  Terkait dengan bangunan gedung, perda yang sudah dimiliki oleh Kabupaten Padang

Pariaman adalah Perda No. 15 Tahun 2010 dimana disebutkan bahwa bangunan gedung

diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian

bangunan gedung dengan lingkungannya. Fungsi bangunan gedung di wilayah Kabupaten

Padang Pariaman, digolongkan dalam fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya,

serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal,

rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara.

  16 Hotel dan restoran Tersebar Baik Dalam kaitannya pelaksanaan penataan bangunan gedung yang ada di Kabupaten

Padang Pariaman, pemerintah telah berupaya melakukan sosialisasi maupun pelaksanaan

penerapan peraturan yang berlaku namun masih banyak bangunan-bangunan gedung yang

baru dibangun maupun yang ada, tidak memenuhi persyaratan maksimun yang telah

diberlakukan.

  15 Terminal angkutan Pedesaan tersebar Baik

  14 Kantor Camat dan Kantor Wali Nagari Tersebar Baik

  13 Puskesmas Tersebar Baik

  12 Pos Pemadam Kebakaran dan BPBD Nan Sabaris Baik

  11 TK Tersebar Baik

  9 SLTP/Sederajat Tersebar Baik

  No Bangunan Gedung Lokasi Kondisi

  8 SMU/Sederajat Tersebar Baik

  7 Bank (BRI, BNI, Bank Nagari, Bank Mandiri dan Beberapa BPR) Tersebar Baik

  6 Polres Parik Malintang Baik

  5 Akper Pemda Pariaman Baik

  4 Rumah Sakit Umum Daerah Parit Malintang Sicincin Baik

  3 Perkantoran Pemda Tersebar Baik

  2 Rumah Dinas Ketua DPRD Pariaman Baik

  1 Rumah Dinas Bupati Pariaman Baik

B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  • Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
  • Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
  • Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
  • Masih Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta masih

    kurangnya kualitas pelayanan publik dan perijinan di Kabupaten Padang Pariaman.

  • Kurang ditegakkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, termasuk pada daerah-daerah rawan bencana
  • Kondisi Prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung di Kabupaten Padang Pariaman dilihat dari fungsi kapasitasnya pelayanannya belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
  • Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
  • Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
  • Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
  • Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan; • Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
  • • Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana

    olah raga.
  • >Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
  • Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung didaerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

  7.2.2 Sasaran Program Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

  

Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai dan harus

mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait

dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang

salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

Standar SPM terkait dengan sektor PBL dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk

menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

  7.2.3 Usulan Kebutuhan Program Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara

kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.

  

Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan

pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima

tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama

hingga kelima.

  Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program

dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Padang Pariaman yang disusun

berdasarkan prioritasnya seperti tabel dibawah ini.

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu

  Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (gasan gadang) batang gasan/ gasan gadang

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu

  1 Ha 300.000 2020

  Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  1 Ha 2.500.000 300.000 2020 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  1 Ha 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak

  Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang

  1 Ha 2.500.000 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang

  1 Ha 1.000.000 2021

  1 Ha 1.000.000 300.000 2021 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  VII-14

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu

  1 Ha 2.000.000 2018

  Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang

  1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang

  1 Ha 2.000.000 2018

  Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin

  1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin

  Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

Tabel 7.5 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  12 Ha 20.000.000 200.000 2021

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan Penataan Bangunan Kawasan Strategis

  Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Kecamatan Batang Anai) batang anai/ kasang

  1 Kawasan 1.000.000 2021

  Penataan RTH sungai limau/ pilubang

  1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana

  Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/ pilubang

  Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau

  1 Kawasan 1.000.000 2021

  1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 Penataan Sarana dan Prasarana Penataan RTH sungai limau/ pilubang

  Penataan Bangunan Kawasan Strategis sungai limau/ pilubang

  20 Ha 10.000.000 2019

  VII-15

  20 Ha 10.000.000 1.000.00 2019 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ulakan ulakan tapakis/ ulakan

  10 Ha 500.000 2020 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis) ulakan tapakis/ ulakan

  10 Ha 5.000.000 500.000 2020 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari sunua nan sabaris/ sunua

  Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua) nan sabaris/ sunua

  40 Ha 20.000.000 2018

  40 Ha 20.000.000 2.000.00 2018 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari kuranji hilir sungai limau/ kuranji hilir

  12 Ha 200.000 2021 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (kuranji hilir) sungai limau/ kuranji hilir

  12 Ha 20.000.000 200.000 2021 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ketaping batang anai/ katapiang

  12 Ha 200.000 2021 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ketaping) batang anai/ katapiang

  pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari gasan gadang batang gasan/ gasan gadang

  1 Kawasan 1.000.000 500.000 2020 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau batang anai/

  1 Kawasan 500.000 2020 (Kecamatan Batang Anai) kasang Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau lubuk alung/

  1 Kawasan 1.000.000 100.000 2019 (kecamatan lubuk alung) lubuk alung

  Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau lubuk alung/

  1 Kawasan 100.000 2019 (kecamatan lubuk alung) lubuk alung Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/

  1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 (Kecamatan Sungai Limau) kuranji hilir

  Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/

  1 Kawasan 200.000 2021 (Kecamatan Sungai Limau) kuranji hilir Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Parit enam lingkung/

  1 Kawasan 1.000.000 200.000 2018 Malintang Kecamatan enam Lingkung) parik malintang

  Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau enam lingkung/

  1 Kawasan 200.000 2018 (Parit Malintang Kecamatan enam Lingkung) parik malintang

  Kabupaten Padang Pariaman 2016

  VII-16

7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1 Kondisi Eksisting Sistim Pengembangan Air Minum

A. Sumber Air Minum

  SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Sumber air baku yang digunakan pada PDAM Kabupaten Padang Pariaman berasal dari :

  1. Mata Air Mata air tanah yang muncul di permukaan pada jalur rembesan karena suatu lapisan kedap air yang mengalasi penghantar tersikap di permukaan (Wilson, 1993 ). Bangunan penangkapan mata air adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung yang sering disebut broundcapturing (petunjuk praktis pembangunan penangkapan mata air)

  Berikut adalah potensi air baku kota pariaman berasal dari air permukaan dan mata air yaitu : Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai, Sungai Hulu Banda, sungai Ngugun Ketiak, dan Sungai Tadikat Asli.

  Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai

   Mata air Sialang Tinggi Padang Alai memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi. Debit mata air sebesar 100 liter/dtk dan daerah pelayanan dapat dimanfaatka untuk pengembangan air minumn kawasan Kecamatan V Koto Timur dan Kota Pariaman. Mata Air Kampung Tanjung  Mata Air Kampung Tanjung memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 300 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pelayanan yaitu daerah IV Koto Amal dan Batang Gasan.

  Sungai Janiah

   Sungai Janiah memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.050 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan yaitu kawasan IV Koto Amal dan Batang Gasan.

   Sungai Hulu Banda Sungai Hulu Banda memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.250 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber dan Kota Pariaman.

   Sungai Lubuak Lonsong Sungai Lubuak Lonsong memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secara grafitasi.Debit mata air sebesar 800 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Lubuak Alung, Sintoga, Nan sabaris, dan Ulakan Tapakis.

   Sungai Asam Pulau Sungai Asam pulau memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 750 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Batang Anai, Sintoga, Nan sabaris, dan Ulakan Tapakis. Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta  Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 120 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.Potensi

  mata air rumah putih Lubuk Bonta dapat dimanfaatkan untuk pengembangan air minum kawasan 2 x 11 Enam Lingkuang, VII Koto, 2 x 11 Kayu Tanam dan Enam Lingkuang.

  2. Air Permukaan Air permukaan yang digunakan sebagai sumber air baku di Kabupaten Padang Pariaman antara lain Sungai Guguak Katiak dan Sungai Tandikek Asli. Saat ini yang masih dimanfaatkan untuk pengembangan air minum kawasan Patamuan. Dari segi kuantitas, debit sungai ini cenderung stabil baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Kapasitas debit air dari sungai Guguak Katiak yaitu sekitar 1500 l/dtk, sendangkan kapasitas debit air Sungai Tandikek Asli sebesar 800 liter/dtk.

  3. Air Tanah Sumber air baku yang berasal dari air tanah terdiri dari 4 unit sumur yang terbagi ke dalam air tanah dalam dan air tanah dangkal. Disebagian lokasi, kualitas kandungan air tanah tersebut masih mengandung Fe dan Mn yang masih melebihi batas baku mutu air bersih sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu.

B. Produksi, Distribusi dan Kapasitas Air Minum serta Jumlah Pelanggan

  Data-data mengenai produksi, distribusi dan kapasitas air minum dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 7.6 Produksi, Distribusi dan Penjualan Air Minum Menurut Kecamatan (m3) Tahun 2015

  

No Kecamatan Produksi Distribusi Terjual Lainnya

  1 Batang Anai 988.026 913.989

  • 6 2 x 11 Enam Lingkung 927.120 927.120
  • 8 2 x 11 Kayu Tanam 220.220 220.220

  3 Sintuk Toboh Gadang - -

  2 Lubuk Alung 71.097 71.097 - -

  5 Nan Sabaris 67.404 67.404

  7 Enam Lingkung 88.508 88.508

  9 VII Koto Sungai Sarik 310.176 310.176

  10 Patamuan 196.014 196.014

  11 Padang Sago 263.812 263.812

  12 V Koto Kp. Dalam 71.467 71.467 - -

  13 V Koto Timur - - - -

  14 Sungai Limau 66.281 66.281

  4 Ulakan Tapakis - -

  • 2 Februari 595 185,13 -
  • 4 April 595 100,47
  • 5 Mei 595 103,75
  • 6 Juni 595 77,56
  • 7 Juli 595 78,76
  • 8 Agustus 595 52,56
  • 9 September 597 124,08
  • 10 Oktober 597 115,49
  • 11 November 597 116,02
  • 12 Desember 597 114,21
  • Rata-Rata 2015 595,45 109,44
  • 2014 510.00 171,40 171,49 2013 340,79 129,04 129,04 2012 381,50 176,57 176,53 2011 570,00 121,65 -

  3

  3 Maret 595 117,25

  1 Januari 597 139,37

  

No Kecamatan Terpasang (Ltr/dtk) Kapasitas Produksi Realisasi Produksi

Tabel 7.7 Kapasitas Produkasi Air Minum PDAM Pariaman Tahun 2015

  Sedangkan kapasitas terpasang air minum PDAM juga mengalami peningkatan dari

tahun 2011 yaitu 570 ltr/dtk menjadi 595,45 ltr/dtk pada tahun 2015. Namun untuk kapasitas

produksi mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu 121,65 ltr/dtk menjadi 109,44 ltr/dtk

pada tahun 2015, seperti dapat dilihat pada tabel 7.7 berikut :

  3 pada tahun 2015.

  di tahun 2011 dan 3.669.226 m

  tahun 2015 untuk produksi air minum, sedangkan distribusinya meningkat dari 3.394.802 m

  15 Batang Gasan - - - -

  3

  di tahun 2011 menjadi 3.778.253 m

  3

  Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan produksi, distribusi dan

penjualan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2011-2015. Produksi dan

distribusi air minum mengalami peningkatan dari 3.493.555 m

  2014 3.893.277 3.829.030 1.955.260 - 2013 3.781.572 3.698.892 1.859.813 1.859.081 2012 3.629.263 3.485.246 1.764.975 1.720.271 2011 3.493.555 3.394.802 1.763.691 -

  Jumlah 2015 3.778.253 3.699.226

  17 IV Koto Aur Malintang 98.158 98.158

  16 Sungai Geringging 409.970 404.980

  Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016

  Jumlah pelanggan air minum yang disalurkan di Kabupaten Padang Pariaman meningkat dari tahun 2011 yaitu 10.298 dengan air yang disalurkan 1.763.652 m

  3

  Permasalahan pengembangan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat

dari berbagai aspek, diantaranya aspek pengembangan sarana dan prasarana, aspek

kelembagaan, pendanaan dan aspek peran serta masyarakat. Permasalaha tersebut dapat

dilihat pada tabek 7.9 berikut :

  Jumlah 2015 13.241 1.946.269 8.336.653.048 2014 12.340 1.880.120 5.542.308.673 2013 11.202 1.787.562 5.428.952.907 2012 12.030 1.764.975 5.093.540.753 2011 10.298 1.763.652 4.820.060.916 Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016

  9 Pelabuhan Udara/BIM 1 40.185 777.049.250

  

8 Lain-lain/ NK/ NB 193 58.521 515.283.820

  

7 Instansi Pemerintah 325 56.449 379.289.875

  6 Perumahan, Pertokoan dan Industri 67 205.135 2.589.497.200

  

5 Sarana Umum/ Sosial Umum 162 40.298 66.053.850

  

4 Tempat Peribadatan/ Sosial Khusus 177 48.326 143.003.603

  

3 Badan Sosial dan Rumah Tangga - - -

  

2 Hotel/ Objek Wisata/ Niaga - - -

  

1 Rumah Tangga/ A dan B 12.316 1.497.355 3.866.475.450

  

Menurut Jenis Pelanggan di Kab. Padang Pariaman Tahun 2015

No Kecamatan Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan (M3) Nilai (Rp.)

Tabel 7.8 Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan dan Nilai

  pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.8 dibawah ini :

  3

  menjadi 13.241 pelanggan dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 1.946.269 m

10 Susut/ Hilang dalam Penyaluran - - -

C. Permasalahan Pengembangan Air Minum

Tabel 7.9 Permasalahan Mendesak Air Minum

  A. Sistem Air minum Permukiman:

   1.Aspek Pengembangan Jumlah SR di Kab.Padang Pariaman adalah 11.737 sambungan

Sarana dan Prasarana: rumah (PDAM) atau 56.830 jiwa, 3.786 sambungan rumah (Non

PDAM) atau sebanyak 24.677 jiwa , sedangkan jumlahnya penduduknya adalah sebanyak 458.344 Jiwa.