BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 99ce2b3697 BAB VIIBAB VII RPIJM 2017 2021 okk
BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.1 Kondisi Eksisting
A. Kawasan Permukiman Kumuh
Lokasi kawasan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Padang Pariaman merupakan kecamatan dan nagari lokasi kawasan permukiman di wilayah pesisir dan kawasan perkotaan yang memerlukan penanganan untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana kehidupan dan penghidupan masyarakat di lingkungan tersebut, yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 212/KEP/BPP-2014 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Padang Pariaman. Lokasi kawasan kumuh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1 Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
di Kabupaten Padang Pariaman
Kondisi Kondisi Rumah Luas Rumah Jumlah Tidak No Kecamatan Nagari Lokasi Daerah Layak KK Layak (Ha) Huni Huni (Unit) (Unit)1 Batang Anai Kaw. Simpang 100 Ketaping Kaw. Pauh 4.719 15 1.298 612 Kaw. Talao Mundam 400
Kaw. Kasai 400 Kaw. Caniago
24 Kasang 2.131 774 145 Kaw. Bintungan 100
Kaw. Sungai Pisang
5 Kaw. Tanjung Basung 22,5 Sungai Buluh 1.587 500 300 Kaw. Pasar Usang
60
2 Lubuk Alung Lubuk Alung Kaw. Pasar Lb.Alung
8 Pasie Laweh Kaw. Tanah Taban 50 52,23
33
12 Aia Tajun Kaw. Indarung Kp.Paneh 254 100 138
38 Sikabu Kaw. Koto Buruak
5
3 Sintoga Kaw. Toboh Durian 78 22,5
40
20 Toboh Gadang Kaw. Toboh Parak Pisang 128 0,06 125
25 Kaw. Toboh Parupuak 141 1,43 121
20 Kaw. Sintuk Pakandangan
8 Kaw. Simp.4 Sintuk 284 29 226
50 Sintuk Kaw. Simp.3 Sintuk 198 100 159
9 Kaw. Batang Tapakis 263 0,03 216
30 Kaw. Toboh Baru Sintuk Kaw. Toboh Baru Sintuk II Kaw. Toboh Baru Sintuk III Kaw. Toboh Baru Toboh Gadang
237 1,2
15
85
1,5 0,7 0,12 250
240 105 1,25 1,93
600 225 57 450
Kaw. Lansano Kaw. Patamuan Kaw. Sungai Janih Kaw. Bunga Tanjung
8 V Koto Kp.Dalam Sikucur Kaw. Durian Dangka Kaw. Alahan Tabek
56 136
48
50
40
32 130
82,56 835 400 278 141 145 429 288
60 5,03 100 25,2
1
147,89
509 330 217 158 487 511
35 150 149
95
7 Enam Lingkung Koto Tinggi Kaw. Tonyok Dalam II
8 129 305 305
20
34
80
126 218
426 134 0,03 62,2
45 Malai V Suku Kaw. Kantarok Kaw. Sei.Sarik Kp. Koto dan Kp. Tangah Kaw. Ujuang Labuang 170
45
10 Batang Gasan Gasan Gadang Kaw. Tanjung dan Mandahiling Kaw. Mandahiling 369 450
15 100
25
30
10
1 120 150 290
235 109 0,03 1,2
9 Sungai Limau Kuranji Hilir Kaw. Pasar Sungai Limau Kaw. Padang Kerambil Kaw. Sungai Paku 138
65
1 Pakandangan Kaw. Kp. Dalam Kaw. Toboh Kaw. Bukik Gonggang Sawah Rawang Kaw. Bayur dan Sungai Jelatang Kaw. Campago Kaw. Padang Manih dan Kp. Pauh Kaw. Kp. Tanjung dan Ajung 867
107
1
Kaw.Kp.Koto Syech Burhanuddin Kaw.Pdg.Pauah Syech Burhanuddin
Kaw.Manggopoh Dlm SyechBurhanuddin II
Kaw.Manggopoh Dalam II Kaw.Kpg. Ladang Maransi Kaw.Simp.3 Sikabu Kaw.Puang Galapuang Kaw.Sikabu Puang Galapuang Kaw.Tiram Kpg. Gadang Kaw.Tanjung Medan Kaw.Sei.Gimbar Lapuak Kandang 82370 158 150 66,23
50
158 120 158 145
5 Nan Sabaris Sunua Kaw. Kp. Aur Kaw. Koto Rajo Kaw. Kp. Aur Simp. Marapalam Kaw. Kp. Jambak Kaw. Ps. Baru Padang Kalam Kaw. Padang Kalam Kaw. Kp. Aur Tingkalak Kaw. Olo
566 200
1,5 0,7 0,23 0,12
60 22,5 0,06 1,43 0,23 0,15 1,25 1,7
61 832 335 Ulakan Kaw. Bungo Pasang Syech Burhanuddin
1
1,2
32 100 5 0,03
1.201
4 Ulakan Tapakis Tapakis Kaw. Batang Gadang Kaw. Kasai Kebun Kaw. Kubu Rawang Kaw. Lubuk Aro Kaw. Parit Tapakis Kaw. Tiram Ketaping
41
60 172
60
24
8 0,23 1,43 100
32 480 308 240
25
8
Kaw. Bari 705 385
35 6 2x11 Enam Lingkung Sicincin Kaw. Sicincin Raya Padang-Bukittinggi
8
0,36 0,05 83 391
15 Kurai Taji Kaw. Talogondan Kaw. Pasar Sei. Laban 91 425
5 Pauh Kambar Kaw. Pulai Air Kaw. Pauh Kamba Hilir 120 0,75 2 100
4
82,56 117 103 117 100
1
5
25
4
25
35
59 117
44
36
B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara
lain: Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Meningkatnya harga lahan untuk pembangunan permukiman.
3. Meningkatnya permukiman kumuh dan illegal.
4. Rendahnya pelayanan PSU
5. Meningkatnya pertumbuhan permukiman di kawasan sekitar pertumbuhan ekonomi
6. Susahnya melakukan pembebasan lahan karena banyak tanah kaum.
7. Masih banyak masyarakat Kabupaten Padang Pariaman yang tinggal di sepanjang
sungai yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
8. Banyaknya permukiman yang ada di Kabupaten Padang Pariaman belum memiliki IMB.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya :1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Padang Pariaman, dilihat dari tingginya permintaan perumahan layak huni.
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Padang Pariaman.
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah Kabupaten Padang Pariaman (tidak semua).Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah yang terangkum
secara nasional. Namun sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Padang Pariaman terdapat
permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum
tentu djumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal
dalam perencanaan. Dapat dilihat pada tabel 7.2.Tabel 7.2 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Padang Pariaman N o Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi1 Aspek Teknis 1) Luas daerah pengembangan permukiman 2) Jumlah Penduduk yang sudah memiliki rumah tinggal dan belum memilik rumah tinggal
Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan sosial 3) Ketersediaan jaringan prasarana dan sarana dasar seperti air minum dan listrik 4) Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung 5) Lapangan pekerjaan yang mungkin dapat diperoleh di sekitar lokasi pengembangan permukiman
Lahan tidak kepemilikan PEMDA Kabupaten Padang Pariaman sehingga Sulit untuk implementasi rencana
Tersedianya dana untuk Pembangunan Permukiman untuk masyarakat dari pemerintah pusat
Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat agar saling mendukung
2 Aspek Kelembagaan 1) Pengkoordinasian kegiatan di bidang perumahan dan permukiman pada tingkat daerah perlu diperkuat melalui pembentukan badan atau dewan pertimbangan kota yang bersifat profesional dan merupakan bagian dalam proses pengambilan keputusan kebijaksanaan pembangunan. 2) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan perumahan dan permukiman. 3) Sistem perizinan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan permukiman perlu disederhanakan dengan biaya pengurusan perizinan perlu ditekan.
Kurangnya Koordinasi yang dinamis menyangkut informasi antar SKPD terkait
Pemerintah sangat berharap adanya singkronisasi untuk implementasi dari rencana yang telah di lakukan
Pembentukan lembaga pelayanan teknis menyangkut perumahan dan permukiman
3 Aspek Pembiayaan 1) Dana dari pemerintah Pusat 2) Dana Sharing APBD Terbatasnya ketersediaan APBD Kebutuhan akan Permukiman baru Membuka
Peluang kerjasama dengan Swasta
4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta 1) Kesadaran masyarakat untuk mau tinggal tidak hanya di Pusat Kabupaten Padang Pariaman tapi menyebar di kawasan strategis yang peruntukan lahannya untuk Permukiman.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kawasan permukiman Kemampuan masyarakat Melakukan sosialisasi meyangkut arah pengembangan permukiman
5 Aspek Lingkungan Permukiman 1) Ketersediaan Dokumen AMDAL Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada Memiliki arah pengembangan permukiman sebagai acuan Sosialisasi tentang AMDAL
7.1.2 Sasaran Program Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta
Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015
(target tahun 2020 untuk pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan
Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan
MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden
untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan
kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan
permukiman.Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat
diuraikan sesuai dengan dokumen SPPIP atau RP2KPKP yang telah disusun oleh
kabupaten/kota, namun untuk Kabupaten Padang Pariaman, dokumen tersebut baru akan
disusun pada tahun anggaran 2017 ini sehingga sasaran program sektor pengembangan
permukiman nantinya dapat disinkronisasikan apabila dokumen tersebut telah ada.7.1.3 Usulan Kebutuhan Program Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.
Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima.Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program
dan kegiatan pengembangan permukiman Kabupaten Padang Pariaman yang disusun
berdasarkan prioritasnya seperti tabel dibawah ini.Tabel 7.3 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan
I Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
Peraturan Pengembangan Kawasan 1 - NSPK 500.000 2018
Permukiman/NSPK
Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman Pendampingan Penyusunan NSPK
Pendampingan Penyusunan NSPK Kab. Padang -
1 Kab/Kota 150.000 2018
Pariaman
Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
- Penyusunan RP2KPKP Kab. Padang Pariaman
1 Kab/Kota 800.000 2017
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (aie tajun) lubuk alung/ aie tajun 100 Ha 2.500.000 250.000 2021 lubuk alung pembangunan dan pengembangan kawasan lubuk alung/ aie tajun 100 Ha 2.500.000
2021 kumuh nagari aie tajun lubuk alung Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (balah aie) vii koto sungai sariak/
25 Ha 2.500.000 250.000 2020 balah aia pembangunan dan pengembangan kawasan vii koto sungai sariak/
25 Ha 2.500.000 2020 kumuh nagari balah aie balah aia
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (gasan batang gasan/ gasan 137 Ha 5.000.000 500.000 2018 gadang) gadang pembangunan dan pengembangan kawasan batang gasan/ gasan 137 Ha 5.000.000
2018 kumuh nagari gasan gadang gadang
Kabupaten Padang Pariaman 2016
VII-6
Kabupaten Padang Pariaman 2016
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sintuk) sintuk toboh gadang/ sintuk 259 Ha 2.500.000 250.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sintuk sintuk toboh gadang/ sintuk 259 Ha 2.500.000
1 Ha 100.000 2020 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (parit malintang) enam lingkung/ parik malintang
1 Ha 1.000.000 100.000 2020 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kuranji hilir sungai limau/ kuranji hilir
1 Ha 200.000 2021 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kuranj hilir) sungai limau/ kuranji hilir
1 Ha 2.000.000 200.000 2021 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kayu tanam 2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kayu tanam) 2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan
99 Ha 2.000.000 2018
99 Ha 2.000.000 200.000 2018 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sunua nan sabaris/ sunua
2019 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sunua) nan sabaris/ sunua
5 Ha 2.000.000 2019
VII-7
5 Ha 2.000.000 200.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sikucur v koto kp dalam/ sikucur
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sikucur) v koto kp dalam/ sikucur
52 Ha 2.500.000 2021
52 Ha 2.500.000 250.000 2021 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pasie laweh lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pasie laweh) lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung
210 Ha 3.000.000 2020
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pakandangan) enam lingkung/ pakandangan 210 Ha 3.000.000 300.000 2020 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pakandangan enam lingkung/ pakandangan
1 Ha 2.000.000 2018
1 Ha 2.000.000 200.000 2018 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari koto tinggi enam lingkung/ koto tinggi
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (koto tinggi) enam lingkung/ koto tinggi
20 Ha 10.000.000 1.000.000 2018
Kabupaten Padang Pariaman 2016
1 Ha 2.000.000 2018
1 Ha 300.000 2020
Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 2.500.000 300.000 2020 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
1 Ha 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak
Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang
1 Ha 2.500.000 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang
1 Ha 1.000.000 2021
Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 1.000.000 300.000 2021 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu
Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang
VII-8
1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 2.000.000 2018
Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
15 Ha 7.000.000 2019
15 Ha 7.000.000 70.000 2019 pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sungai sarik vii koto sungai sariak/ sungai sariak
20 Ha 1.000.000 2018 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (sungai sarik) vii koto sungai sariak/ sungai sariak
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari parit malintang enam lingkung/ parik malintang
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan batang gasan/ gasan
12 Ha 20.000.000 200.000 2021 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu gadang (gasan gadang) pembangunan infrastruktur pasca bencana batang gasan/ gasan
12 Ha 200.000 2021 nagari gasan gadang gadang Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan batang anai/
12 Ha 20.000.000 200.000 2021 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu katapiang (ketaping) pembangunan infrastruktur pasca bencana batang anai/
12 Ha 200.000 2021 nagari ketaping katapiang Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan sungai limau/ kuranji
40 Ha 20.000.000 2.000.000 2018 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu hilir (kuranji hilir) pembangunan infrastruktur pasca bencana sungai limau/ kuranji
40 Ha 20.000.000 2018 nagari kuranji hilir hilir
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan nan sabaris/ sunua
10 Ha 5.000.000 500.000 2020 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua) pembangunan infrastruktur pasca bencana nan sabaris/ sunua
10 Ha 500.000 2020 nagari sunua Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan ulakan tapakis/ ulakan
20 Ha 10.000.000 1.000.000 2019 Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis) pembangunan infrastruktur pasca bencana ulakan tapakis/ ulakan
20 Ha 10.000.000 2019 nagari ulakan
Kabupaten Padang Pariaman 2016
VII-9
7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
A. Data Kondisi Bangunan Gedung
Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Padang Pariaman
selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin reklame dll. Tingginya
perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak
tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Hal
ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang untuk tempat tinggal semakin
meningkat seiring dengan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan
warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak
mampu lagi menampung aktivitas warganya yang berdampak pada sistem pelayanan
perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan
kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan permukimannya menjadi tertata,
bersih dan layak huni.Kawasan rawan bencana juga menjadi prioritas perbaikan lingkungan permukiman,
seperti kawasan rawan tanah longsor, genangan/ banjir, gempa bumi, kebakaran dll. Faktor
keselamatan bangunan gedung belum diperhatikan dari sebagian masyarakat sehingga sering
dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi dan faktor
keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya musibah kebakaran.Bangunan-bangunan gedung dan bangunan fasilitas umum lainnya yang ada di
Kabupaten Padang Pariaman menyebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Padang
Pariaman, Baik itu gedung Bersejarah, Perakantoran milik Pemerintah serta sekolah-Sekolah
serta universitas, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 7.4 Bangunan Gedung yang Ada di Kabupaten Padang Pariaman10 SD/Sederajat Tersebar Baik
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi di Kabupaten Padang Pariaman, antara lain:
Terkait dengan bangunan gedung, perda yang sudah dimiliki oleh Kabupaten Padang
Pariaman adalah Perda No. 15 Tahun 2010 dimana disebutkan bahwa bangunan gedung
diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian
bangunan gedung dengan lingkungannya. Fungsi bangunan gedung di wilayah Kabupaten
Padang Pariaman, digolongkan dalam fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya,
serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal,
rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara.16 Hotel dan restoran Tersebar Baik Dalam kaitannya pelaksanaan penataan bangunan gedung yang ada di Kabupaten
Padang Pariaman, pemerintah telah berupaya melakukan sosialisasi maupun pelaksanaan
penerapan peraturan yang berlaku namun masih banyak bangunan-bangunan gedung yang
baru dibangun maupun yang ada, tidak memenuhi persyaratan maksimun yang telah
diberlakukan.15 Terminal angkutan Pedesaan tersebar Baik
14 Kantor Camat dan Kantor Wali Nagari Tersebar Baik
13 Puskesmas Tersebar Baik
12 Pos Pemadam Kebakaran dan BPBD Nan Sabaris Baik
11 TK Tersebar Baik
9 SLTP/Sederajat Tersebar Baik
No Bangunan Gedung Lokasi Kondisi
8 SMU/Sederajat Tersebar Baik
7 Bank (BRI, BNI, Bank Nagari, Bank Mandiri dan Beberapa BPR) Tersebar Baik
6 Polres Parik Malintang Baik
5 Akper Pemda Pariaman Baik
4 Rumah Sakit Umum Daerah Parit Malintang Sicincin Baik
3 Perkantoran Pemda Tersebar Baik
2 Rumah Dinas Ketua DPRD Pariaman Baik
1 Rumah Dinas Bupati Pariaman Baik
B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
- Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
- Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
- Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
- Masih Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta masih
kurangnya kualitas pelayanan publik dan perijinan di Kabupaten Padang Pariaman.
- Kurang ditegakkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, termasuk pada daerah-daerah rawan bencana
- Kondisi Prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung di Kabupaten Padang Pariaman dilihat dari fungsi kapasitasnya pelayanannya belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
- Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan; • Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana
olah raga. >Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan; - Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung didaerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
7.2.2 Sasaran Program Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai dan harus
mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait
dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang
salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
Standar SPM terkait dengan sektor PBL dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk
menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.7.2.3 Usulan Kebutuhan Program Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.
Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima.Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program
dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Padang Pariaman yang disusun
berdasarkan prioritasnya seperti tabel dibawah ini.Kabupaten Padang Pariaman 2016
Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (gasan gadang) batang gasan/ gasan gadang
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu
1 Ha 300.000 2020
Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 2.500.000 300.000 2020 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
1 Ha 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak) vii koto sungai sariak/ sungai sariak
Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang
1 Ha 2.500.000 500.000 2019 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau) sungai limau/ pilubang
1 Ha 1.000.000 2021
1 Ha 1.000.000 300.000 2021 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
VII-14
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging) sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 2.000.000 2018
Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan) batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 2.000.000 2018
Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 2.000.000 300.000 2018 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung) 2 x 11 enam lingkung/ sicincin
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
Tabel 7.5 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan12 Ha 20.000.000 200.000 2021
Kabupaten Padang Pariaman 2016
Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan Penataan Bangunan Kawasan Strategis
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Kecamatan Batang Anai) batang anai/ kasang
1 Kawasan 1.000.000 2021
Penataan RTH sungai limau/ pilubang
1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/ pilubang
Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau
1 Kawasan 1.000.000 2021
1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 Penataan Sarana dan Prasarana Penataan RTH sungai limau/ pilubang
Penataan Bangunan Kawasan Strategis sungai limau/ pilubang
20 Ha 10.000.000 2019
VII-15
20 Ha 10.000.000 1.000.00 2019 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ulakan ulakan tapakis/ ulakan
10 Ha 500.000 2020 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis) ulakan tapakis/ ulakan
10 Ha 5.000.000 500.000 2020 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari sunua nan sabaris/ sunua
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua) nan sabaris/ sunua
40 Ha 20.000.000 2018
40 Ha 20.000.000 2.000.00 2018 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari kuranji hilir sungai limau/ kuranji hilir
12 Ha 200.000 2021 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (kuranji hilir) sungai limau/ kuranji hilir
12 Ha 20.000.000 200.000 2021 pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ketaping batang anai/ katapiang
12 Ha 200.000 2021 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ketaping) batang anai/ katapiang
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari gasan gadang batang gasan/ gasan gadang
1 Kawasan 1.000.000 500.000 2020 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau batang anai/
1 Kawasan 500.000 2020 (Kecamatan Batang Anai) kasang Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau lubuk alung/
1 Kawasan 1.000.000 100.000 2019 (kecamatan lubuk alung) lubuk alung
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau lubuk alung/
1 Kawasan 100.000 2019 (kecamatan lubuk alung) lubuk alung Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/
1 Kawasan 1.000.000 200.000 2021 (Kecamatan Sungai Limau) kuranji hilir
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/
1 Kawasan 200.000 2021 (Kecamatan Sungai Limau) kuranji hilir Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Parit enam lingkung/
1 Kawasan 1.000.000 200.000 2018 Malintang Kecamatan enam Lingkung) parik malintang
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau enam lingkung/
1 Kawasan 200.000 2018 (Parit Malintang Kecamatan enam Lingkung) parik malintang
Kabupaten Padang Pariaman 2016
VII-16
7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1 Kondisi Eksisting Sistim Pengembangan Air Minum
A. Sumber Air Minum
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Sumber air baku yang digunakan pada PDAM Kabupaten Padang Pariaman berasal dari :
1. Mata Air Mata air tanah yang muncul di permukaan pada jalur rembesan karena suatu lapisan kedap air yang mengalasi penghantar tersikap di permukaan (Wilson, 1993 ). Bangunan penangkapan mata air adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung yang sering disebut broundcapturing (petunjuk praktis pembangunan penangkapan mata air)
Berikut adalah potensi air baku kota pariaman berasal dari air permukaan dan mata air yaitu : Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai, Sungai Hulu Banda, sungai Ngugun Ketiak, dan Sungai Tadikat Asli.
Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai
Mata air Sialang Tinggi Padang Alai memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi. Debit mata air sebesar 100 liter/dtk dan daerah pelayanan dapat dimanfaatka untuk pengembangan air minumn kawasan Kecamatan V Koto Timur dan Kota Pariaman. Mata Air Kampung Tanjung Mata Air Kampung Tanjung memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 300 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pelayanan yaitu daerah IV Koto Amal dan Batang Gasan.
Sungai Janiah
Sungai Janiah memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.050 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan yaitu kawasan IV Koto Amal dan Batang Gasan.
Sungai Hulu Banda Sungai Hulu Banda memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.250 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber dan Kota Pariaman.
Sungai Lubuak Lonsong Sungai Lubuak Lonsong memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secara grafitasi.Debit mata air sebesar 800 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Lubuak Alung, Sintoga, Nan sabaris, dan Ulakan Tapakis.
Sungai Asam Pulau Sungai Asam pulau memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 750 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Batang Anai, Sintoga, Nan sabaris, dan Ulakan Tapakis. Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 120 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.Potensi
mata air rumah putih Lubuk Bonta dapat dimanfaatkan untuk pengembangan air minum kawasan 2 x 11 Enam Lingkuang, VII Koto, 2 x 11 Kayu Tanam dan Enam Lingkuang.
2. Air Permukaan Air permukaan yang digunakan sebagai sumber air baku di Kabupaten Padang Pariaman antara lain Sungai Guguak Katiak dan Sungai Tandikek Asli. Saat ini yang masih dimanfaatkan untuk pengembangan air minum kawasan Patamuan. Dari segi kuantitas, debit sungai ini cenderung stabil baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Kapasitas debit air dari sungai Guguak Katiak yaitu sekitar 1500 l/dtk, sendangkan kapasitas debit air Sungai Tandikek Asli sebesar 800 liter/dtk.
3. Air Tanah Sumber air baku yang berasal dari air tanah terdiri dari 4 unit sumur yang terbagi ke dalam air tanah dalam dan air tanah dangkal. Disebagian lokasi, kualitas kandungan air tanah tersebut masih mengandung Fe dan Mn yang masih melebihi batas baku mutu air bersih sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu.
B. Produksi, Distribusi dan Kapasitas Air Minum serta Jumlah Pelanggan
Data-data mengenai produksi, distribusi dan kapasitas air minum dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 7.6 Produksi, Distribusi dan Penjualan Air Minum Menurut Kecamatan (m3) Tahun 2015
No Kecamatan Produksi Distribusi Terjual Lainnya
1 Batang Anai 988.026 913.989
- 6 2 x 11 Enam Lingkung 927.120 927.120
- 8 2 x 11 Kayu Tanam 220.220 220.220
3 Sintuk Toboh Gadang - -
2 Lubuk Alung 71.097 71.097 - -
5 Nan Sabaris 67.404 67.404
7 Enam Lingkung 88.508 88.508
9 VII Koto Sungai Sarik 310.176 310.176
10 Patamuan 196.014 196.014
11 Padang Sago 263.812 263.812
12 V Koto Kp. Dalam 71.467 71.467 - -
13 V Koto Timur - - - -
14 Sungai Limau 66.281 66.281
4 Ulakan Tapakis - -
- 2 Februari 595 185,13 -
- 4 April 595 100,47
- 5 Mei 595 103,75
- 6 Juni 595 77,56
- 7 Juli 595 78,76
- 8 Agustus 595 52,56
- 9 September 597 124,08
- 10 Oktober 597 115,49
- 11 November 597 116,02
- 12 Desember 597 114,21
- Rata-Rata 2015 595,45 109,44
- 2014 510.00 171,40 171,49 2013 340,79 129,04 129,04 2012 381,50 176,57 176,53 2011 570,00 121,65 -
3
3 Maret 595 117,25
1 Januari 597 139,37
No Kecamatan Terpasang (Ltr/dtk) Kapasitas Produksi Realisasi Produksi
Tabel 7.7 Kapasitas Produkasi Air Minum PDAM Pariaman Tahun 2015Sedangkan kapasitas terpasang air minum PDAM juga mengalami peningkatan dari
tahun 2011 yaitu 570 ltr/dtk menjadi 595,45 ltr/dtk pada tahun 2015. Namun untuk kapasitas
produksi mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu 121,65 ltr/dtk menjadi 109,44 ltr/dtk
pada tahun 2015, seperti dapat dilihat pada tabel 7.7 berikut :3 pada tahun 2015.
di tahun 2011 dan 3.669.226 m
tahun 2015 untuk produksi air minum, sedangkan distribusinya meningkat dari 3.394.802 m
15 Batang Gasan - - - -
3
di tahun 2011 menjadi 3.778.253 m
3
Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan produksi, distribusi dan
penjualan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2011-2015. Produksi dan
distribusi air minum mengalami peningkatan dari 3.493.555 m2014 3.893.277 3.829.030 1.955.260 - 2013 3.781.572 3.698.892 1.859.813 1.859.081 2012 3.629.263 3.485.246 1.764.975 1.720.271 2011 3.493.555 3.394.802 1.763.691 -
Jumlah 2015 3.778.253 3.699.226
17 IV Koto Aur Malintang 98.158 98.158
16 Sungai Geringging 409.970 404.980
Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016
Jumlah pelanggan air minum yang disalurkan di Kabupaten Padang Pariaman meningkat dari tahun 2011 yaitu 10.298 dengan air yang disalurkan 1.763.652 m
3
Permasalahan pengembangan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat
dari berbagai aspek, diantaranya aspek pengembangan sarana dan prasarana, aspek
kelembagaan, pendanaan dan aspek peran serta masyarakat. Permasalaha tersebut dapat
dilihat pada tabek 7.9 berikut :Jumlah 2015 13.241 1.946.269 8.336.653.048 2014 12.340 1.880.120 5.542.308.673 2013 11.202 1.787.562 5.428.952.907 2012 12.030 1.764.975 5.093.540.753 2011 10.298 1.763.652 4.820.060.916 Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016
9 Pelabuhan Udara/BIM 1 40.185 777.049.250
8 Lain-lain/ NK/ NB 193 58.521 515.283.820
7 Instansi Pemerintah 325 56.449 379.289.875
6 Perumahan, Pertokoan dan Industri 67 205.135 2.589.497.200
5 Sarana Umum/ Sosial Umum 162 40.298 66.053.850
4 Tempat Peribadatan/ Sosial Khusus 177 48.326 143.003.603
3 Badan Sosial dan Rumah Tangga - - -
2 Hotel/ Objek Wisata/ Niaga - - -
1 Rumah Tangga/ A dan B 12.316 1.497.355 3.866.475.450
Menurut Jenis Pelanggan di Kab. Padang Pariaman Tahun 2015
No Kecamatan Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan (M3) Nilai (Rp.)Tabel 7.8 Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan dan Nilaipada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.8 dibawah ini :
3
menjadi 13.241 pelanggan dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 1.946.269 m
10 Susut/ Hilang dalam Penyaluran - - -
C. Permasalahan Pengembangan Air Minum
Tabel 7.9 Permasalahan Mendesak Air MinumA. Sistem Air minum Permukiman:
1.Aspek Pengembangan Jumlah SR di Kab.Padang Pariaman adalah 11.737 sambungan
Sarana dan Prasarana: rumah (PDAM) atau 56.830 jiwa, 3.786 sambungan rumah (Non
PDAM) atau sebanyak 24.677 jiwa , sedangkan jumlahnya penduduknya adalah sebanyak 458.344 Jiwa.