BAB II PROFIL KABUPATEN PADANG PARIAMAN - DOCRPIJM 6882ded5e4 BAB IIBAB II RPIJM 2017 2021

BAB II PROFIL KABUPATEN PADANG PARIAMAN

  2.1 Wilayah Administrasi Secara astronomis, Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 00 11' - 00 49' Lintang Selatan dan antara 980 36' - 1000 28' Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Padang Pariaman memiliki batas-batas: ♦ Sebelah Utara dengan Kabupaten Agam ♦ Sebelah Selatan dengan Kota Padang ♦

Sebelah Timur dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan

♦ Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia Kabupaten Padang Pariaman memiliki luas wilayah sekitar 1.328,79 Km

  2 yang

terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan, dengan panjang garis pantai 42,11 Km.

Tabel 1.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (km2)

  

1. Batang Anai Pasar Usang 180,39

  

2. Lubuk Alung Lubuk Alung 111,63

  

3. Sintuk Toboh Gadang Sintuk 25,56

  

4. Ulakan Tapakis Ulakan 38,85

  

5. Nan Sabaris Pauh Kambar 29,12

6. 2 x 11 Enam Lingkung Sicincin 36,25

  

7. Enam Lingkung Pakandangan 39,20

8. 2 x 11 Kayu Tanam Kayu Tanam 228,70

  9. VII Koto Sungai Sarik Sungai Sarik 90,93

  

10. Patamuan Tandikat 53,05

  

11. Padang Sago Padang Sago 32,06

  

12. V Koto Kampung Dalam Kampung Dalam 61,41

  

14. Sungai Limau Sungai Limau 70,38

  

15. Batang Gasan Gasan Gadang 40,31

  

16. Sungai Geringging Sungai Geringging 99,35

  

17. IV Koto Aur Malintang Batu Basa 126,80

Padang Pariaman Parit Malintang 1.328,79

  Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka, 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 Km2, sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 Km2

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Padang Pariaman

2.2.1 Perekonomian

  

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas

dasar harga konstan pada tahun 2015 adalah sebesar 11.084.500,70 milyar

rupiah atau 6,13%. Pada tahun 2014 nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman

atas dasar harga konstan sebesar 10.444.417,70 milyar rupiah atau 6,05%, berarti

terdapat kenaikan sekitar 0,08%. Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga konstan

ini belum dapat mencerminkan perbaikan produktivitas ekonomi secara riil,

karena kenaikan ini masih mengadung unsur inflasi, Kenaikan produktivitas

ekonomi secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai Produk Domestik Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2015,

Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Padang Pariaman

  

Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2011-2015 (Persen)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

  1 Pertanian, Kehutanan dan 2,68 2,69 3,88 3,87 9,84 Perikanan

  2 Penggalian 0,86 4,31 6,96 5,93 6,59

  3 Industri Pengolahan 4,67 6,59 7,67 5,55 3,37

  4 Pengadaan Listrik dan Gas 6,49 12,48 1,19 9,94 1,41

  5 Pengadaan Air, Pengelolaan 2,48 1,52 4,72 4,36 5,21 Sampah, Limbah dan Daur

  6 Konstruksi 6,97 8,31 11,17 7,90 5,31

  7 Perdagangan Besar dan Eceran, 4,62 6,28 6,95 8,27 5,36 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

  8 Transportasi dan Pergudangan 10,77 7,59 3,88 3,87 9,84

  9 Penyediaan Akomodasi dan 2,45 4,28 4,54 6,55 6,81 Makan Minum

  10 Informasi dan Komunikasi 8,18 11,64 11,15 9,63 9,48

  11 Jasa Keuangan dan Asuransi 8,72 9,65 6,74 6,11 3,82

  12 Real Estate 3,71 4,11 5,68 5,71 4,76

  13 Jasa Perusahaan 7,42 8,23 8,48 6,21 7,46

  14 Administrasi Pemerintahan, 7,05 2,56 8,73 2,49 4,54 Pertanahan dan Jaminan Sosial

  15 Jasa Pendidikan 8,18 8,84 7,76 6,89 7,01

  16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 8,06 10,47 7,84 8,46 6,48 Sosial

  17 Jasa Lainnya 4,92 6,80 6,10 8,15 6,00

  PDRB 5,85 5,94 6,20 6,05 6,13 Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka, 2016

2.3 Demografi dan Urbanisasi

  Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2014 terdapat sebanyak 400.890 jiwa, yang terdiri dari 196.873 laki – laki dan 204.017 perempuan, sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak 398.223 jiwa (195.482 laki – laki dan 202.741 perempuan ). Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2014 ini terhitung sebanyak 302 jiwa / Km 2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 45.954 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni 8.096 jiwa.

  Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kab. Padang Pariaman Tahun 2014 Luas Jumlah Kepadatan No Kecamatan Daerah Penduduk ( jiw a/ Km2)

  (1) (2) (3) (4) (5)

  14 Sungai Limau 70,38 28.062 399

  3 Sekolah Dasar 18.137 10.276 28.413

  2 Tidak/ Belum Tamat SD 18.157 12.899 31.056

  1 Tidak/ Belum Pernah Sekolah 1.771 1.345 3.116

  (1) (2) (3) (4) (5)

  Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2014 No Tingkat Pendidikan Laki- Laki Perempuan Jumlah

  Jumlah 1.328,79 400.890 302 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2014

Jumlah orang yang bekerja sebanyak 150.923 orang dengan rincian 96.846 laki-laki

dan 54.077 perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang

Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan Tamat Sekolah Dasar sebanyak 28.413

orang, pekerja pendidikan SMP/ sederajat sebanyak 34.249, pekerja berpendidikan

SLTA sebanyak 40.651 orang, orang dan yang tidak/ belum tamat SD sebanyak

31.056 orang. Selanjutnya pekerja yang berpendidikan diatas sekolah menengah

atas (Diploma/ Universitas) sebanyak 13.438 orang.

  17 I V Koto Aur Malintang 126,80 19.844 156

  16 Sungai Geringging 99,35 27.341 275

  15 Batang Gasan 40,31 10.602 263

  13 V Koto Timur 654,80 14.398 222

  1 Batang Anai 180,39 45.954 255

  12 V Koto Kampung Dalam 61,41 22.819 372

  11 Padang Sago 32,06 8.096 253

  10 Patamuan 53,05 16.117 304

  9 VI I Koto Sungai Sarik 90,93 34.194 376

  228,70 26,173 114

  7 Enam Lingkung 39,20 19.486 497 8 2 x 11 Kayu Tanam

  5 Nan Sabaris 29,12 27.461 943 6 2 x 11 Enam Lingkung 36,25 18.586 513

  4 Ulakan Tapakis 38,85 19.175 494

  3 Sintuk Toboh Gadang 25,56 18.314 717

  2 Lubuk Alung 111,63 44.271 397

  4 SMP/ MTs/ Sederajat 25.381 8.868 34.249

  5 SMA/ SMK/ MA/ Sederajat 27.091 13.560 40.651

  6 Diploma/ Akademi 2.029 2.291 4.320

  7 Universitas S1-S3 4.280 4.838 9.118

  Jumlah Tahun 2012 96.846 54.077 150.923 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2014

  2.4 Gambaran Geohidrologi Potensi pemenuhan kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Padang Pariaman pada umumnya relatif besar karena dangkalnya air tanah di wilayah ini sehingga memudahkan penduduk dalam penggunaannya. Selain itu Kabupaten Padang Pariaman juga dilalui oleh 11 sungai, antara lain : sungai Batang Anai, Batang Mangau yang keberadaannya memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan akan air, baik untuk penggunaan rumah tangga ataupun sebagai sumber air untuk kegiatan irigasi teknis maupun non teknis. Dari 11 (sebelas) buah sungai yang ada, maka sungai terpanjang adalah Sungai Batang Anai sepanjang 54,6 Km, serta Sungai Batang Mangau dengan panjang 46 km. Sedangkan sungai yang memiliki lintasan terpendek dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya di Kabupaten Padang Pariaman yaitu Batang Kamumuan dan Batang Piaman dengan panjang sungai yaitu 12 km. Secara ekonomis sungai-sungai ini merupakan pendukung bagi kegiatan irigasi dan untuk budidaya ikan yang diusahakan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa fluktuasi debit tertinggi terdapat di Sungai Batang Gasan dimana debit Tertinggi mencapai maksimal 60 M³ / dt dan debit terendah adalah 9,2 M³ / dt dan Batang Ulakan fluktuasi debitnya cukup rendah dimana debit maksimal 60 M³ / dt dan debit terendah 36 M³ / dt . Keadaan fluktuasi debit tersebut di atas menunjukkan bahwa tinggi dan rendahnya fluktuasi debit ini ditentukan oleh keberadaan musim hujan dan musim kemarau.

  Oleh karena itu pengelolaan dan pengendalian kawasan konservasi di wilayah hulu sampai hilir menjadi perhatian utama untuk mempertahankan debit dan peningkatan kualitas airnya menjadi lebih baik. Adapun keberadaan sungai-sungai di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4 DAERAH ALI RAN SUNGAI ( DAS) DI WI LAYAH KABUPATEN PADANG PARI AMAN No. Nama DAS Panjang Sungai ( Km) Debit ( M/ dtk)

  Max Min

  1 DAS Batang Sungai Limau 14,00 45,00 7,77

  2 DAS Batang Kamumuan 12,00 - -

  3 DAS Batang Paingan 16,00 36,00 3,98

  4 DAS Batang Gasan 20,00 60,00 9,20

  5 DAS Batang Sungai Sirah 18,00 45,00 7,32

  6 DAS Batang Naras 20,00 33,80 0,91

  7 DAS Batang Piaman 12,00 19,40 2,62

  8 DAS Batang Mangau 46,00 55,90 7,57

  9 DAS Batang Ulakan 19,00 60,00 36,00

  10 DAS Batang Anai 54,60 70,00 25,00

  11 DAS Batang Tapakis 46,00 - -

  Sumber: Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka, tahun 2014

  2.5 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten Padang Pariaman Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan

bagi daerah/masyarakat di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu

kondisi/kejadian penting/keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan

kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak

dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang

bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat

kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh

karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap

berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi

isu strategis.

  Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut 1) Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2) Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah; 3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya dorong untuk pembangunan daerah; 5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

  Cita- cita umum yang harus dicapai di dalam visi-misi Kabupaten Padang Pariaman hendaknya mensinkronkan dan mensinergiskan dengan RPJPD Kabupaten itu sendiri. Untuk periode tahun 2016-2021, RPJPD Kabupaten Padang Pariaman memasuki tahap ke-III capaian RPJPD-nya.

  Dalam lima tahun kedepan kabupaten Padang Pariaman akan mewujudkan Kabupaten Padang Pariaman yang Baru, Religius, Cerdas dan Sejahtera dengan mengidentifikasi isu-isu strategis sebagai berikut :

  INTERNASIONAL NASIONAL PROVINSI SUMBAR KAB. PADANG PARIAMAN

  1 Penerapan sumber energi alternatif sebagai antisipasi eneri terbarukan

  1 Kepribadian dalam Kebudayaan

  1 Kehidupan agama dan budaya berdasarkan filosofi ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”

  1 Kualitas sarana dan prasarana peribadatan

  2 Keberlanjutan kebijakan moneter ekspansif atau quantitative easing oleh amerika serikat

  2 Penguatan Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Karakter untuk Mendukung Revolusi Mental

  2 Pencegahan dan Pemberantasan Perbuatan maksiat

  2 Pembangunan jati diri masyarakat melalui pendidikan agama dan wawasan kebangsaan guna dampak negatif dan infiltrasi budaya global dan krisis global

  3 Liquiditas dari ketidakseimban gan global dan kenaikan harga pangan dan energi

  5 Nilai budaya ABSSBK mulai luntur akibat pengaruh budaya asing/globalis asi

  7 Kesejahteraan petani yang masih rendah seiring rendahnya efisiensi usaha,

  7 Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan

  7 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan

  6 Pelestarian dan pengembanga n seni budaya daerah yang masih lemah

  6 Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan petani serta penyuluhan yang belum berkembang optimal

  6 Peningkatan Promosi, Diplomasi, dan Pertukaran Budaya

  6 Antisipasi perubahan iklim global (Global Warming/Climat e change)

  5 Produktivitas Pertanian pangan dan hortikultura, Perkebunan, Peternakan serta Perikanan belum berkelanjutan dan masih rendah,

  3 Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa

  5 Pelestarian Warisan Budaya

  5 Penerapan Green Economic Global (ekonomi Ramah lingkungan )

  4 Kehidupan beragama, kesadaran dan penegakan hukum, pelestarian budaya dan kepariwisataa n

  4 Peningkatan Apresiasi Seni dan Budaya Daerah

  4 Peningkatan Apresiasi Seni dan Kreativitas Karya Budaya

  4 Suistanable Development Goals (SDG's)

  3 Perwujudan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman budaya, agama, suku dan ras

  3 Penerapan nilai-nilai agama dan budaya bagi masyarakat melalui simbul-simbul agama dan budaya berdasar filosofi ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”

  7 Pelestarian cagar budaya dan bangunan bersejarah menjadi pasar terbuka di kawasan ASEAN

  8 Perkembangan Ekonomi Makro

  12 Pembangunan wilayah untuk pengembangan kegiatan perikanan tangkap di perairan laut Sumatera Barat

  15 Kurangnya pemerataan listrik

  15 Peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan serta

  14 Peningakatan akses dan layanan pendidikan

  14 Peningkatan aksesibilitas, infrastruktur prasarana jalan ke sentra produksi perikan

  14 Pengamanan produksi untuk kemandirian dan diversifikasi konsumsi pangan;

  13 Kualitas dan Kuantitas SDM petani

  13 Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan

  13 Pengembangan agribisnis, pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani;

  12 Peningkatan produksi komoditi unggulan

  12 Peningkatan Ekonomi Kreatif

  8 Ketahanan dan kedaulatan serta keamanan pangan yang masih perlu ditingkatkan

  11 Keragaman dan diversifikasi pangan

  11 Pengolahan dan Pemasaran hasil pertanian untuk nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan, peternakan dan Perikanan belum berkembang

  11 Re-Industrialisasi yang Berkelanjutan

  10 Akses dan distribusi pangan

  10 Sarana dan prasarana pertanian, perkebunan, dan peternakan masih terbatas (Lahan, Irigasi, Bibit, Pupuk dan Pestisida, Alat dan Mesin, serta Pembiayaan Pertanian)

  10 Stabilitas Moneter

  9 Ketersediaan dalam produksi dan produktifitas pangan, alih fungsi lahan dan teknologi

  9 Akses terhadap permodalan (berbagai skim kredit) dan Pengolahan serta pemasaran hasil pertanian yang masih terbatas

  9 Reformasi Keuangan Negara

  8 Sarana dan prasarana seni budaya

  15 Peningkatan akses dan layanan kesehatan aya ikan/pengolah dan pemasar hasil perikanan/petamb ak garam;

  16 Penguatan pasokan, bauran dan efisiensi konsumsi energi;

  19 Pelayanan pendidikan anak usia dini

  21 Pendidikan non formal dan informal

  21 Meningkatkan perlindungan perempuan dari berbagai tindak

  2 Peningkatan daya saing, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

  2 Akses pendidikan dasar dan menengah

  2 Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan

  19 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat

  19 Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian keanekaragaman hayati

  16 Pertambangan energi tanpa izin (PETI)

  18 Pengembanga n destinasi wisata dan budaya lokal

  18 Rendahnya rata-rata Lama sekolah yang saat ini masih setara SLTP (kelas III SLTP)

  18 Peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan;

  17 Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan

  17 Izin pemanfaatan kekayaan alam (pertambangan) yang diusahakan masyarakat sebagai sumber pendapatan di daerah kabupaten / kota

  17 Peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau- pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan;

  16 Pendidikan karakter berbasis moral dan budipekerti

  21 Intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

  2

  4 Pembangunan yang berkelanjutan

  2

  6 Masih tingginya AKI dan AKB di Sumatera Barat.

  2

  6 Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

  2

  5 Kemudahan akses permodalan

  2

  kejadian luar biasa yang diakibatkan adanya perubahan perilaku manusia dan lingkungan.

  dan re-emerging) serta

  5 Intensitas penyebaran beberapa penyakit menular dan tidak menular (baik sasaran target MDGs maupun sasaran diluar target MDGs), Gizi lebih yang semakin meningkat, ada ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (new emerging

  2

  5 Perbaikan Status Gizi Masyarakat

  2

  2

  2 Meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG

  4 Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

  2

  4 Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata

  2

  3 Pemanfaatan dan pengendalian ruang

  2

  3 Pendidikan berkarakter

  2

  3 Pembangunan dan Penguatan Kelembagaan Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

  2

  2 Pengembanga n dan peningkatan kualitas infrastruktur wilayah

  2

  2 Pendidikan luar biasa

  2

  6 Penyelenggara n tata kelola pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang baik dan bersih

  7 Kesehatan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas

  3 Belum terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan standard dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang prima;

  3

  4 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/mitigasi

  3

  3 Masih terbatasnya keterlibatan perempuan dan anak dalam pembangunan

  3

  3 Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan

  3

  2 Pembiayaan Kesehatan seluruh Kabupaten/Kota yang masih dibawah amanat Undang- Undang Kesehatan belum mencapai 10 %.

  3

  2 Peningkatan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan

  3

  31 Belum optimalnya aspek Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan dalam mendukung manajemen kesehatan;

  31 Peningkatan Akses dan Kualitas PAUD

  3 Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

  7 responsif terhadap kebutuhan masyarakat, berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan penduduk di kabupaten/kota. Disamping itu kualitas SDM yang juga dirasakan masih belum optimal

  9 Penciptaan lapangan kerja melalui enterpreneur

  2

  9 Belum optimalnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Masyarakat,

  2

  9 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang Berkualitas

  2

  8 Pengentasan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan kesejahteraa n masyarakat

  2

  8 Sistem pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien, masih berorientasi kepada kuratif daripada promotif dan preventif, hal ini terlihat dari proporsi anggaran lebih tinggi untuk kuratif,

  2

  8 Efektifitas Pembiayaan Kesehatan

  2

  7 , tanggap darurat dan pemulihan kebencanaan

  4 Laju pertumbuhan penduduk

  5 Masyarakat/adapt asi terhadap Perubahan Iklim

  3

  4

  3 Pengembangan kebijakan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, untuk mendukung pelaksanaan

  4

  2 Menarik investor untuk membangun dan mengembangkan kepariwasataan

  4

  2 Pengendalian pencemaran (air, udara, dan lahan) akibat limbah/sampah dan pemulihan serta pengendalian kerusakan lingkungan

  4

  41 Pariwisata di daerah perairan dan kepulauan, melalui kekayaan dan keindahan pantai dan lautnya

  41 Pemantauan kualitas lingkungan (air, udara, dan lahan)

  4 Masalah perizinan

  4 Pemanfaatan informasi dan TIK secara produktif dan bijak.

  9 Penguatan peranan Kelembagaan Koperasi khususnya dalam pembangunan pertanian/ perkebunan/peternakan/perik anan.

  9 Penguatan Investasi

  5 orang tua dalam program pengasuhan anak balita, remaja dan lansia

  3

  8 Pengembangan Produk dan Pemasaran KUKM

  3

  8 Peningkatan Pariwisata

  3

  7 Peningkatan Akses kepada Sumberdaya Produktif

  3

  7 Pemberdayaan UMKM dan Koperasi

  3

  6 Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif dan Daya Saing Bagi SDM Usaha Koperasi dan UKM

  3

  6 Kemandirian Ekonomi

  3

  3 Terbatasnya Konektifitas wilayah

  4

  51 Berkurangnya lahan pertanian pengguna air akibat konversi

  9 Peningkatan kapasitas birokrasi melalui Reformasi Birokrasi

  4

  9 Sulitnya penyediaan (pembebasan) lahan untuk pembangunan

  5 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

  5 Belum optimalnya pengeloaan sumberdaya air (embung, danau, sungai)

  51 Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

  5

  8 Pengelolaan limbah industry dan rumah tangga belum optimal

  2 Penataan Daerah dan Kewenangan antar Tingkat Pemerintahan

  5

  2 Terkendalanya dalam membuka lahan baru untuk pemanfaatan sumber air yang sudah terbangun

  5

  3 Kerjasama Daerah

  5

  4

  4

  4 Pemerataan dan Penanggulangan Kemiskinan

  4

  4

  4 Belum optimalnya pelayanan trasnportasi publik

  4

  5 Peningkatan Keterampilan Kerja dan Penguatan Pendidikan Orang Dewasa

  4

  5 Penurunaan Kinerja Jaringan Jalan dan Kemacetan Lalu Lintas.

  6 Perlindungan sosial yang belum komprehensif

  8 Keterbukaan informasi dan komunikasi publik

  4

  6 Kurangnya Peran Serta Swasta Dalam Pembiayaan Infrastruktur

  4

  7 Ketimpangan akses dan penjangkauan pelayanan dasar

  4

  7 Kemiskinan di wilayah Pesisir dan Kepulauan

  4

  3 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan berwawasan lingkungan dalam berusaha ekonomi berbasis sumberdaya alam

  4 Peraturan Perundangan

  5

  6

  61 Memperkuat modal UMKM untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu menyerap tenaga kerja baru.

  6 Penciptaan lapangan kerja baru dengan mempermudah investasi masuk ke daerah provinsi Sumatera Barat.

  6 Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS;

  9 Peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya menekankan tingginya angka kriminalitas dan gangguan keamanan dalam masyarakat

  5

  9 Penanganan perubahan iklim serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.

  5

  8 Belum terkelolanya wisata alam dan budaya yang berbasis nagari

  5

  8 Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana; dan

  7 Belum termanfaatkannya hasil penelitian sumberdaya alam dalam pembangunan

  4 keterampilan apartur sipil dalam pengawasan pengelolaan sumberdaya alam

  5

  7 Informasi Geospasial

  5

  6 Lemahnya koordinasi antar instsitusi sektoral karena belum berkembangnya sistem informasi data dan pelayanan terpadu

  5

  6 Akuntabilitas dan Tata Pemerintahan

  5

  5 Belum optimalnya kerjasama dengan propinsi tetangga dalam pengelolaan daerah perbatasan

  5

  5 Sinergi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah

  5

  2 Menurunkan angka kriminalitas melalui sinergi program dan kegiatan antar SKPD dengan institusi kepolisian dengan melibatkan institusi RT/RW, sekolah dan organisasi masyarakat sipil.

  3 undangan terkait dengan peruntukan tanah untuk pembangunan dan fasilitas umum kepada masyarakat.

  6 Membangun sentra ekonomi 4 baru berbasiskan nagari/desa berbasiskan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia

  6 Peningkatan pendapatan 5 masyarakat di pedesaan/nagari dengan cara mendorong daya kreasi dan daya inovasi masyarakat di sektor ekonomi kreatif

  6 Perumahan rakyat yang 6 berkualitas masih perlu ditingkatkan

  6 Meningkatkan kemampuan dan 7 ketrampilan usia angkatan kerja melalui pembuatan program dan kegiatan yang relevan sehingga memiliki keahlian sesuai dengan minat dan bakatnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan

  6 Meningkatkan kualitas hidup 8 keluarga agar generasi yang dihasilkan mampu bersaing dalam menghadapi integrasi ekonomi global ke depan

  6 Peningkatan kualitas hidup 9 masyarakat nagari dengan cara mensinergikan sumber daya yang ada di nagari berdasarkan prinsip kemandirian;

  7 Kurangnya sumberdaya manusia perencana pembangunan.

  71 Cara pandang perencanaan yang masih didominasi oleh perencanaan sektoral

  2 jumlah penduduk sebagai bonus demografi dalam melaksanakan pembangunan daerah

  7 Meningkatkan sinergi antar 3 lembaga dalam melakukan pengamanan lingkungan.

  7 Membentuk nagari adat 4 sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan terendah;

  7 Peningkatan kemampuan 5 aparatur pemerintahan nagari dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan tata kelola nagari/desa;

  7 Perlunya meningkatkan 6 kapasitas lembaga kebencanaan

  7 Paradigma kebencanaan yang 7 preventif menggantikan sifat lama yang responsif

  7 Prasarana dan sarana 8 penanggulangan bencana perlu ditingkatkan

  7 Pengembangan jalan karena 9 lahan yang terbatas

  8 Peningkatan kebutuhan transportasi udara

  

Berdasarkan permasalahan dan identifikasi isu-isu strategis yang terjadi ditingkat

global, nasional, regional dan lokal melalui pendekatan focus group discussion (FGD)

maka isu strategis yang menjadi prioritas pembangunan di kabupaten Padang

Pariaman dalam 5(lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

  1. Kualitas sarana dan prasarana peribadatan Pada umumnya rumah ibadah dibangun dengan dana yang bersumber dari

  Hal ini menyebabkan fasilitas sarana dan prasarana peribadatan belum memadai.

  

2. Pembangunan jati diri masyarakat melalui pendidikan agama dan wawasan

kebangsaan guna mengatasi dampak negatif dan infiltrasi budaya global dan krisis global Kabupaten Padang Pariaman sudah lama masyarakatnya menganut adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman pada era sebelumnya pun telah mengupayakan untuk mengembalikan bahkan mempertahankan adat. Karena adat inilah yang mengikat masyarakat Kabupaten Padang Pariaman menjadi masyarakat yang religius. Sistem pendidikan Kabupaten Padang Pariaman telah mengarahkan masyarakatnya mengenal adat sedini mungkin. Pemberian kapasitas untuk memahami agama melalui pendidikan Al-Qur’an telah ditanamkan melalui pesantren ramadhan dan didikan subuh serta melalui Taman Pendidikan Al-Qur’an. Program ini sudah berjalan selama satu periode kepemimpinan kepala Daerah Kabupaten Padang Pariaman yang sedang berjalan, dan akan dikembangkan lebih lanjut seperti dalam bentuk pendalaman kajian Al-Quran (Rumah Tahfiz Quran). Begitu juga dengan program wirid yang senantiasa dilaksanakan setiap minggunya oleh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kab. Padang Pariaman akan dikembangkan nantinya hingga ke nagari-nagari.

  3. Keragaman dan diversifikasi pangan Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan sumber protein dan energi serta untuk mengurangi ketergantungan terhadap pangan utama, maka diperlukan adanya keragaman dan diversifikasi terhadap ketersediaan pangan dimaksud.

  Namun sampai saat ini konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang

  4. Peningkatan produksi komoditi unggulan Potensi ekonomi daerah perlu dikembangkan secara optimal menjadi produk unggulan daerah (PUD) yang berdaya saing dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah. Untuk itu kabupaten Padang Pariaman telah menetapkan beberapa jenis komoditi dan produk unggulan daerah yang bersumber dari bahan lokal diantaranya : Kelapa, Kakao, Jambu Biji Merah, Manggis, Padi, Ubi Kayu, Pepaya, Jagung, bahan olahan dan lain-lain.

  Model pengembangan PUD dapat dilaksanakan antara lain melalui: a. peningkatan kualitas daya tarik PUD; b. peningkatan kualitas infrastruktur; c. peningkatan promosi dan investasi PUD; d. peningkatan kerjasama; e. peningkatan peran serta masyarakat; dan f. peningkatan perlindungan terhadap PUD. Disamping itu dapat juga dilaksanakan dengan cara: a. penyehatan iklim investasi; b. inovasi produk; c. peningkatan kapasitas produksi PUD; d. pengembangan keragaman jenis PUD; e. peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan PUD; dan f. revitalisasi struktur, elemen, dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan pengembangan PUD yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

  5. Peningakatan akses dan layanan pendidikan Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang belum merata dan memadai serta tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti pendidikan terutama pendidikan bagi anak usia emas (Golden Age). Hal ini dapat dibuktikan dengan masih rendahnya angka APK PAUD di Kabupaten Padang Pariaman yaitu 39,34% dibandingkan dengan provinsi yang sudah terus mebaik dari tahun 2010 sebesar 6,62 tahun menjadi 6,88 tahun pada tahun 2014, namun masih sangat rendah karena hanya setingkat SMP yang belum memenuhi wajib belajar 12 tahun atau setingkat SLTA.

  6. Peningkatan akses dan layanan kesehatan Akses masyarakat terhadap layanan kesehatan umumnya masih kurang dimana rasio puskesmas per satuan penduduk hanya sebesar 0,06 meski sebagian besar telah ditangani melalui program Jamkesmas/Jamkesda. Disamping itu rasio dokter per satuan penduduk baru sebesar 0,102 sedangkan rasio tenaga paramedis per satuan penduduk hanya sebesar 1,16 di tahun 2015. Dilihat dari kondisi diatas, untuk angka harapan hidup baru mencapai 69,44 tahun. Oleh karena itu layanan kesehatan perlu dilakukan peningkatan terhadap derajat kesehatan, pelayanan kesehatan yang lebih merata, perbaikan gizi, layanan kesehatan penduduk miskin dan perilaku hidup bersih dan sehat.

  7. Pengembangan destinasi wisata dan budaya lokal Kabupaten Padang Pariaman memiliki potensi pariwisata yang cukup memadai dan punya potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebanyak 75 lokasi objek wisata, yang terdiri dari 22 objek wisata alam, 4 objek wisata budaya, 31 objek wisata sejarah, 10 objek wisata pantai, salah satunya sudah menjadi ikon dan primadona wisata pantai yang baru bagi wisatawan yaitu Wisata Pantai Tiram yang terletak di Kec. Ulakan Tapakis dan 8 objek wisata khusus. Bahkan salah satu destinasi wisata khusus di Kab. Padang Pariaman sudah di akui di tingkat Internasional karena memiliki potensi yang sangat bagus, yaitu tempat wisata Lubuk Nyarai yang terletak di Kec. Lubuk Alung. Dari data yang ada terdapat kenaikan yang cukup signifikan mengenai kunjungan wisatawan baik domestik dan wisatawan asing.

  Kabupaten Padang Pariaman merupakan satu-satunya arah pengembangan pembangunan Kota Padang dan memiliki potensi dan sumber daya alam yang belum terkelola dengan baik untuk pembangunan Ekonomi masyarakat. Konsekwensi dari kondisi ini adalah Padang Pariaman banyak menerima migrasi masuk dari daerah lain dan banyak terjadi Investasi untuk kegiatan industri, perdagangan dan Jasa. Pandangan ke depan, Kabupaten Padang Pariaman diharapkan menjadi sebuah Kabupaten yang memiliki kenyamanan dan aman bagi penghuninya termasuk dalam berinvestasi.

  9. Pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur wilayah Kabupaten Padang Pariaman dalam konteks struktur ruang Provinsi Sumatera Barat, merupakan pintu masuk Provinsi Sumatera Barat melalui Bandara International Minangkabau dan juga sebagai daerah penyangga Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Oleh sebab itu kualitas infrastruktur wilayah terus dikembangkan dan ditingkatkan. Salah satu pembangunan yang saat ini sedang dilaksanakan adalah Jalan Lingkar Duku- Sicincin, Jalan Tol Padang – Pekanbaru, dan jalur Railbus Duku – Bandara BIM, yang diharapkan dapat menjadi penunjang pengembangan perekonomian Kab. Padang Pariaman. Harapan ini tentunya logis karena aksesibilitas menuju Padang Pariaman menjadi lebih berkualitas dan distribusi barang dan jasa menjadi lebih cepat dan lancar. Sebagai bentuk dukungan perlu dibangun sarana infrastruktur penunjang seperti Rest Area, Pasar dan pusat- pusat perdagangan lainnya, serta lahan pemukiman baru yang berwawasan lingkungan.

  

10. Pengentasan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat

  Kabupaten Padang Pariaman juga mengalami beberapa persoalan seperti kemiskinan. Data PPLS 2011 menunjukkan bahwa kemiskinan rumah tangga sekitar 6.876 KK dari 23.853 KK atau 7,69 % Rumah Tangga Miskin (RTM). Kemiskinan Individu di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 125.120 atau 11,57% dari total penduduk Kabupaten Padang Pariaman yaitu 400.890 Jiwa di tahun 2013. Saat ini kebutuhan riil masyarakat miskin adalah: (1) perbaikan ekonomi. Mereka membutuhkan modal usaha dan modal kerja secara finansial, namun tingkat pengembaliannya diharapkan tidak terlalu tinggi bunganya dibandingkan dengan bank konvensional lainnya. (2) Layanan kesehatan lebih membutuhkan pelayanan yang prima, bersahaja dan humanis dari tenaga medis. (3) Layanan Birokrasi. Masyarakat menginginkan tidak akan ada lagi korupsi di dalam pelayanan terhadap publik. Aparatur sudah saatnya dibina untuk dapat melayani dengan cepat, tepat dan bersih.

11. Penyelenggaran tata kelola pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang baik dan bersih.

  Kebijakan publik yang berpihak rakyat adalah kebijakan kepemerintahan yang bersih (clean and good governance). Kondisi saat ini pelayanan terhadap publik sedang dalam peningktan kualitas seperti adanya program PATEN, PESDUK, SIMAYA, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, CAPIL MOBILE, dan LPSE.

  12. Kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan kebencanaan

Pada dasarnya seluruh wilayah Padang Pariaman adalah kawasan rawan gempa. Daya

rusak gempa umumnya semakin tinggi bila mengenai wilayah yang jenuh air

(liquifaksi) dan pada jalur sesar (patahan) serta pertemuan antar sesar yang belum

mengalami patahan (rekahan). Jalur sesar di Kabupaten Padang Pariaman melintasi bagian selatan-barat Kecamatan Batang Gasan dan Sungai Limau, bagian tengah

kecamatan V Koto Dalam, V Koto Timur, Padang Sago, 2x11 Enam Lingkung dan 2x11

Kayu Tanam. Terdapat 3 patahan yang saling melintang utara-selatan dan barat-

  

kecamatan Ulakan Tapakis dan Nan Sabaris. Sementara itu areal yang diperkirakan

lebih rawan dari jalur sesar adalah area pertemuan antar sesar yang belum rekah.

Areal ini terdapat di Sungai Limau, VII Koto Sungai Sariak, Nan Sabaris, Lubuk Alung dan Batang Anai. Jalur dan area patahan ini akan menjadi limitasi dalam pembangunan permukiman.