BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR

   Analisis Sosial Kemiskinan Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.

  Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:

  1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

  2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

  3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

  4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

  5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

  6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

  7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

  8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

  9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

IV-1 4.1.

  Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

  11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

  12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.

  13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

  14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti

sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.

  Pengarusutamaan Gender Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

4.1.1 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

  1. Konsultasi masyarakat Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat,

IV-2 10.

  usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

  2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

  3. Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

  IV-3

Tabel 4.1 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Pemindahan Pemindahan

  

No. Komponen program dan Kegiatan Penduduk / Permukiman Penduduk / Permukiman

Konsultasi Pemberian Kembali Pemberian Kembali Kompensasi Kompensasi

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  1. Pengembangan Permukiman Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kec. Wlingi Kawasan Kumuh Kecamatan Wlingi Kec. dan Kec. Kanigoro Kanigoro

  Kec. Wlingi Kec. Kanigoro

  Infrastruktur Kawasan Permukiman Kec. Kumuh

  Sutojayan Kec. Srengat Kec. Garum Kec. Talun

  Infrastruktur Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya Kab. Blitar Kec.

  Ponpes Ds. Sumber Kec. Sanankulon Sanankulon Kec.

  Ponpes Ds. Gondang Kec. Gandusari Gandusari Pengembangan Infrastruktur Kec.

  Permukiman Kawasan Agropolitan Kanigoro Pengembangan Infrastruktur

  Kec. Nglegok Permukiman Kawasan minapolitan Pembangunan Tempat pembenihan Kab. Blitar

  

IV-4

  Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Pemindahan Pemindahan No. Komponen program dan Kegiatan Penduduk / Permukiman Penduduk / Permukiman Konsultasi Pemberian Kembali Pemberian Kembali Kompensasi Kompensasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  ikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) Kab. Blitar

  Kec. Nglegok Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kec. Garum Permukiman Rawan Bencana Kec.

  Gandusari

  2. Penataan Bangunan & Lingkungan Revitalisasi Kawasan Candi Penataran, Kec. Nglegok Nglegok Revitalisasi Kawasan Candi Sawentar, Kec. Kanigoro Kanigoro Pembangunan Gedung Serbaguna Kec. Kec. Kanigoro Kanigoro Pembangunan Stadion Nglegok Kec. Nglegok Pembangunan Kantor Kelurahan Kab. Blitar RTBL Kawasan Kota Wlingi Kab. Blitar Ruang Terbuka Hijau kec. Wlingi kec. wlingi Ruang Terbuka Hijau kec. kanigoro kec. kanigoro Ruang Terbuka Hijau kec. nglegok Kec. Nglegok Ruang Terbuka Hijau kec. srengat kec. Srengat PSD Kawasan Tradisional Bersejarah Kab. Blitar Penyediaan PSD Perdesaan Kab. Blitar

  3. Pengembangan Air Minum

  • Pembangunan SPAM Kab. Blitar - Pembangunan SPAM PDAM Kec. ( Optimalisasi ) Ds. Wonotirto Wonotirto

  

IV-5

  Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Pemindahan Pemindahan No. Komponen program dan Kegiatan Penduduk / Permukiman Penduduk / Permukiman Konsultasi Pemberian Kembali Pemberian Kembali Kompensasi Kompensasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

- Pembangunan SPAM PDAM Kec.

  ( Optimalisasi ) Ds. Bendosari Kademangan

  • Pembangunan SPAM PDAM Kec.Wonotirt ( Optimalisasi ) Ds. Pasiraman o
  • Pembangunan SPAM PDAM Kec.Wonotirt ( Optimalisasi ) Ds. Ngeni o

  Kec.Wlingi Pembangunan Sarana Air Bersih

  Kec.Talun PDAM

  Kec.Garum Pembangunan IKK Baru Kanigoro Broncap, Pengad Pompa & Panel Kec.Kanigor umah Panel & Genzet , Ground o Reservoire Jarinagn Perpipaan Pembangunan

  IKK Baru Wates Broncap, Pengad Pompa & Panel

  Kec. Wates Rumah Panel & Genzet , Ground Reservoire Jarinagn Perpipaan Ds.

  Kaligambir Ds. Pembangunan Sarana dan Prasarana

  Sidomulyo Air Bersih Ds.

  Gadungan Kab. Blitar

  Pelatihan Penyediaan Air Bersih Kab. Blitar

  Berbasis Masyarakat Pembangunan SPAM Desa

  Kab. Blitar Ampelgading, Kec. Selorejo

  

IV-6

  

IV-7

No. Komponen program dan Kegiatan Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Konsultasi Pemindahan Penduduk / Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali Pemindahan Penduduk / Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Pembangunan SPAM Desa Sidomulyo, Kec. Selorejo

  Kab. Blitar SPAM Kec. Wonotirto Kec.

  Wonotirto SPAM Kec. Panggungrejo Kec.

  Panggungrej o SPAM Kec. Bakung Kec. Bakung SPAM Kec. Binangun Kec.

  Binangun SPAM Kec. Wates Kec. Wates Pembangunan sarana dan prasarana Air Bersih Ds. Kaligrenjeng, Kec. Wonotirto Kec.

  Wonotirto Pembangunan sarana dan prasarana air bersih Ds. Lorejo, Kec. Bakung

  Kec. Bakung Pembangunan Sarana dan prasarana air bersih Dsn. Krombang,Ds. Panggungrejo, Kec. Panggungrejo Kec.

  Panggungrej o Pembangunan sarana dan prasarana iar bersih Dsn. Tepas Kulon,Ds. Tepas, Kec. Kesamben Kec.

  Kesamben Pembangunan sarana dan prasarana air bersih Dsn. Sumbermanggis,Ds.

  Sumberurip, Kec. Doko Kec. Doko

  Pembangunan sarana dan prasarana air bersih Ds. Boro, Kec. Selorejo Kec. Selorejo

  

IV-8

No. Komponen program dan Kegiatan Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Konsultasi Pemindahan Penduduk / Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali Pemindahan Penduduk / Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Pembangunan sarana dan prasarana Air Bersih Dsn. Kalilekso Ds. Ampelgading, Kec. Selorejo

  Kec. Selorejo

  4. Pengembangan Penyehatan

  Lingkungan Permukiman

  Pembangunan sarana dan prasarana air limbah

  IPAL Komunal Ds. Tambakan, Kec Gandusari Kec.

  Gandusari Pembangunan sarana dan prasarana air limbah

  IPAL Komuna Ds. Plumbangan, Kec Doko

  Kec. Doko Pembangunan sarana dan prasarana air limbah IPAL Komunal Kel. Wlingi, Kec. Wlingi

  Kec. Wlingi Pembangunan sarana dan prasarana air limbah Kec. Kanigoro, Wlingi, Gandusari, Sutojayan, Sanankulon, Kademangan, Kesamben, Srengat, Ponggok

  Kec. Wlingi, Kec. Kanigoro, Kec. Gandusari, Kec. Sutojayan, Kec. Sanankulon, Kec. Kademangan , Kec.

  Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Pemindahan Pemindahan No. Komponen program dan Kegiatan Penduduk / Permukiman Penduduk / Permukiman Konsultasi Pemberian Kembali Pemberian Kembali Kompensasi Kompensasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Kesamben, Kec. Srengat, Kec. Ponggok

  Pembangunan 3R Kel Bajang Talun Kec. Talun Pembangunan 3R Perkotaan Kab. Blitar Pengadaan Sarana dan Prasarana

  Kab. Blitar Persampahan TPA Kegiatan Operasional TPA Kab. Blitar Pengembangan Kinerja Pengelolaan

  Kab. Blitar Persampahan Pembangunan TPA sanitary landfill Kab. Blitar Pengadaan Alat Berat Doser dan Alat

  Kab. Blitar angkut

4.1.2 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi

masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara

sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh

yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk

mendapatkan akses pelayanan tersebut.

  

IV-9

Tabel 4.2 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Jumlah Program/ Lokasi Tahun Penduduk yang Keterangan No. Sektor Kegiatan memanfaatkan

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

  2016 Peningkatan Infrastruktur Permukiman 2017

  Pengembangan Kec. Wlingi

  Kawasan Kumuh Kecamatan Wlingi 2018

  Permukiman Kec. Kanigoro

  dan Kec. Kanigoro 2019 2020

  Kec. Wlingi Kec. Kanigoro

  Infrastruktur Kawasan Permukiman Kec. Sutojayan

  Kumuh 2017 Kec. Srengat Kec. Garum Kec. Talun

  Infrastruktur Permukiman RSH yang Kab. Blitar 2017

  Meningkat Kualitasnya Kec.

  2016 Ponpes Ds. Sumber Kec. Sanankulon Sanankulon Kec.

  2016 Ponpes Ds. Gondang Kec. Gandusari Gandusari

  Pengembangan Infrastruktur 2016 Kec. Kanigoro

  Permukiman Kawasan Agropolitan 2017 Pengembangan Infrastruktur 2018

  Kec. Nglegok Permukiman Kawasan Minapolitan 2019

  Pembangunan Tempat pembenihan Kab. Blitar 2016 ikan

  2016 Rumah Tak Layak Huni (RTLH) Kab. Blitar

  2017

  

IV-10

  • Pembangunan SPAM PDAM ( Optimalisasi ) Ds. Wonotirto Kec. Wonotirto 2016
  • Pembangunan SPAM PDAM Kec. 2016

  

IV-11

No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Tahun Jumlah Penduduk yang memanfaatkan Keterangan

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  2018 2019 2020

  Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana

  Kec. Nglegok Kec. Garum Kec. Gandusari

  2016

  2. Penataan

  Bangunan & Lingkungan

  Revitalisasi Kawasan Candi Penataran, Nglegok

  Kec. Nglegok 2016 Revitalisasi Kawasan Candi Sawentar, Kanigoro

  Kec. Kanigoro 2016 Pembangunan Gedung Serbaguna Kec. Kanigoro

  Kec. Kanigoro 2016 Pembangunan Stadion Nglegok Kec. Nglegok 2016 Pembangunan Kantor Kelurahan Kab. Blitar 2016 RTBL Kawasan Kota Wlingi Kab. Blitar 2017 Ruang Terbuka Hijau kec. Wlingi kec. wlingi 2016 Ruang Terbuka Hijau kec. kanigoro kec. kanigoro 2016 Ruang Terbuka Hijau kec. nglegok Kec. Nglegok 2017 Ruang Terbuka Hijau kec. srengat kec. Srengat 2017 PSD Kawasan Tradisional Bersejarah Kab. Blitar 2018 Penyediaan PSD Perdesaan Kab. Blitar 2018

  3. Pengembangan

  Air Minum - Pembangunan SPAM Kab. Blitar 2016

  • Pembangunan SPAM PDAM ( Optimalisasi ) Ds. Pasiraman Kec.Wonotirto 2016
  • Pembangunan SPAM PDAM ( Optimalisasi ) Ds. Ngeni Kec.Wonotirto 2018

  Ds. Kaligambir Ds. Sidomulyo Ds. Gadungan Kab. Blitar

  Panggungrejo 2016

  Kab. Blitar 2020 SPAM Kec. Wonotirto Kec. Wonotirto 2016 SPAM Kec. Panggungrejo Kec.

  Kab. Blitar 2019 Pembangunan SPAM Desa Sidomulyo, Kec. Selorejo

  Kab. Blitar 2016 Pembangunan SPAM Desa Ampelgading, Kec. Selorejo

  Pelatihan Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat

  2016 2017 2018 2019 2020

  Kec. Wates 2020 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih

  

IV-12

No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Tahun Jumlah Penduduk yang memanfaatkan Keterangan

  Kec.Kanigoro 2019 Pembangunan IKK Baru Wates Broncap, Pengad Pompa & Panel Rumah Panel & Genzet , Ground Reservoire Jarinagn Perpipaan

  2016 Pembangunan IKK Baru Kanigoro Broncap, Pengad Pompa & Panel umah Panel & Genzet , Ground Reservoire Jarinagn Perpipaan

  Kec.Wlingi Kec.Talun Kec.Garum

  Pembangunan Sarana Air Bersih PDAM

  ( Optimalisasi ) Ds. Bendosari Kademangan

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  SPAM Kec. Bakung Kec. Bakung 2016

  Jumlah Program/ Lokasi Tahun Penduduk yang Keterangan No. Sektor Kegiatan memanfaatkan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  SPAM Kec. Binangun Kec. Binangun 2016 SPAM Kec. Wates Kec. Wates 2016 Pembangunan sarana dan prasarana Air Bersih Ds. Kaligrenjeng, Kec. Wonotirto 2016 Kec. Wonotirto Pembangunan sarana dan prasarana

  Kec. Bakung air bersih Ds. Lorejo, 2016 Kec. Bakung Pembangunan Sarana dan prasarana Kec. air bersih Dsn. Krombang,Ds. 2016

  Panggungrejo Panggungrejo, Kec. Panggungrejo Pembangunan sarana dan prasarana Kec. iar bersih Dsn. Tepas Kulon,Ds. 2016

  Kesamben Tepas, Kec. Kesamben Pembangunan sarana dan prasarana air bersih Dsn. Sumbermanggis,Ds. Kec. Doko 2016 Sumberurip, Kec. Doko Pembangunan sarana dan prasarana

  Kec. Selorejo 2016 air bersih Ds. Boro, Kec. Selorejo Pembangunan sarana dan prasarana Air Bersih Dsn. Kalilekso Kec. Selorejo 2016 Ds. Ampelgading, Kec. Selorejo

  4. Pengembangan

  Penyehatan Pembangunan sarana dan prasarana Lingkungan air limbah

  IPAL Komunal Ds. Kec. Gandusari 2016

  Permukiman Tambakan, Kec Gandusari

  Pembangunan sarana dan prasarana Kec. Doko 2016 air limbah

  IPAL Komuna Ds.

  

IV-13

  

IV-14

No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Tahun Jumlah Penduduk yang memanfaatkan Keterangan

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Plumbangan, Kec Doko Pembangunan sarana dan prasarana air limbah IPAL Komunal Kel. Wlingi, Kec. Wlingi

  Kec. Wlingi 2016 Pembangunan sarana dan prasarana air limbah Kec. Kanigoro, Wlingi, Gandusari, Sutojayan, Sanankulon, Kademangan, Kesamben, Srengat, Ponggok

  Kec. Wlingi, Kec. Kanigoro, Kec.

  Gandusari, Kec. Sutojayan, Kec. Sanankulon, Kec. Kademangan, Kec. Kesamben, Kec. Srengat, Kec. Ponggok

  2017 2018 2019 2020

  Pembangunan 3R Kel Bajang Talun Kec. Talun 2016 Pembangunan 3R Perkotaan Kab. Blitar

  2016 2017 2018 2019 2020

  Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan TPA

  Kab. Blitar 2016 Kegiatan Operasional TPA Kab. Blitar 2016 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

  Kab. Blitar 2016 Pembangunan TPA sanitary landfill Kab. Blitar 2016 Pengadaan Alat Berat Doser dan Alat Kab. Blitar 2016

  Jumlah Program/ Lokasi Tahun Penduduk yang Keterangan No. Sektor Kegiatan memanfaatkan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  angkut 4.2.

   Analisis Lingkungan Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM bidang

Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah

sebagai berikut:

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:

  “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”

  2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

  “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”

  3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

  Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan

hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan

lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas

adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

  4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis:

  

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan

alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko

lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan 5.

  Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

  

IV-15 Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

  Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:

1. Pemerintah Pusat a.

  Menetapkan kebijakan nasional.

  b.

  Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

  c.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

  d.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  e.

  Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

  g.

  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

  h.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. i.

  Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat. j.

  Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi i.

  Menetapkan kebijakan tingkat provinsi. ii.

  Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi. iii.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. iv.

  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota. v.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. vi.

  Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.

  

IV-16 vii.

  Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota a.

  Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.

  b.

  Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.

  c.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  d.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

  e.

  Melaksanakan standar pelayanan minimal.

  Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena: 1.

  RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

  2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negative terhadap lingkungan hidup

  

IV-17

Tabel 4.3 Matrik ’Uji Cepat’ KLHS RTRW Kabupaten Blitar

  PENGARUH ALTERNATIF NO ISU STRATEGIS RTRW KAB.

  REKOMENDASI POSITIF NEGATIF MITIGASI

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Masyarakat secara umum merasakan gejala- Strategi untuk mengembangkan sistem jaringan tumbuhnya pemahaman aktivitas kegiatan

  1. Perbaikan irigasi yang nonteknis dan

  1 a

  gejala berkurangnya pasokan air yang timbul, sumber daya air dilakukan untuk mendukung masyarakat tentang masyarakat se hari -hari semi teknis menjadi sistem irigasi mulai dari berkurangnya debit mata air, pembangunan berkelanjutan melalui wilayah pentingnya penggunaan dan terhambat sehingga teknis berkurangnya volume aliran sungai dan saluran- sungai, penyediaan jaringan irigasi, air baku untuk penghematan pemanfaatan akan berdampak pada

  2. Pemisahan yang jelas antara fungsi saluran, mengecilnya/tidak terawatnya badan air, air bersih dan pengendalian banjir, meliputi : air pemenuhan kebutuhan sungai dan irigasi mengeringnya sumur dimusim kemarau dan yang hidup paling ekstrim adalah mengeringnya mata air. 1. mengembangkan pemanfaatan wilayah sungai untuk penyediaan cadangan air irigasi dengan peningkatan konservasi sempadan sungai;

  2. meningkatkan jaringan irigasi dan sarana prasarana pendukung; 3 mengembangkan jaringan air baku untuk air

  1. Memperluas jaringan pelayanan PDAM bersih melalui pengoptimalan pemanfaatan

  2. Menjaga kelestarian sumber-sumber sumber air permukaan dan sumber air tanah; mata air yang ada

  4. meningkatkantampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi tampungan untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta pengendalian banjir; dan

  5. mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan air bersih. Sistem pengelolaan jaringan prasarana Strategi untuk mengembangkan sistem jaringan timbulnya kesadaran timbulnya permasalahan

  b

  lingkungan yang dilaksanakan masih kurang prasarana lingkungan dilakukan secara terpadu masyarakat akan pentingnya dalam penanganan terpadu, utamanya pada sistem jaringan sesuai dengan fungsi wilayah melalui sistem kebersihan dan menjaga sampah secara terpadu persampahan, sumber air minum kota, air limbah jaringan persampahan, sumber air minum kota dan lingkungan dan jalur evakuasi bencana jalur evakuasi bencana, meliputi :

  1. mengelola sistem persampahan dengan sistem

  1. Penanganan sampah terutama di pengurangan volume, penggunaan kembali dan kawasan perdesaan dapat dilakukan pendaur-ulangan sampah (3R), optimalisasi secara mandiri dan diolah menjadi fungsi TPA, TPS dan sarana prasarana bahan kompos;

  

IV-18

Laporan Akhir

  • – kawasan yang rawan bencana.

  

IV-19

Laporan Akhir

  NO ISU STRATEGIS RTRW KAB. PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI POSITIF NEGATIF

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  kebersihan, serta pengembangan teknologi persampahan;

  2. Melalui peningkatan kesadaran lingkungan dan pemanfaatan daur ulang sampah, maka volume sampah dapat direduksi sejak lebih awal;

  3. Terdapat peluang mengelola sampah secara modern dengan skala besar melalui industri kompos dan pupuk organik. 2. mengembangkan sistem pengelolaan sampah secara mandiri untuk wilayah perdesaan untuk mendukung pertanian;

  Limbah dari industri mulai mengganggu masyarakat sekitar 3. mengelola limbah industri dan rumah tangga untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, melalui penyediaan IPAL dan

  IPAL Komunal; timbulnya kesaadaran masyarakat dan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya membuang limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah idustri timbulnya permasalahan dalam pengelolaan dan penanganaan limbah baik domestik maupun limbah rumah tangga

  4. meningkatkan sanitasi lingkungan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, serta kegiatan sosial ekonomi lainnya di wilayah perkotaan dan perdesaan;

  5. meningkatkan perlindungan terhadap sumber- sumber mata air dan daerah resapan air, perluasan cakupan pelayanan air minum serta peningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum; dan terpeliharanya sumber air guna berbagai keperluan dan meningkatkan pelayanan air minum oleh PDAM membutuhkan waktu yang cukup dan anggaran yang cukup besar

  6. menyediakan jalur evakuasi bencana khususnya bencana banjir di kawasan

  Tertanganinya korban bencana dengan cepat menimbulkan permasalahan dalam penggunaan ruang yang terbatas IV-20 Laporan Akhir

   Analis Lingkungan AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha

dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang

Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup, yaitu:

  3. Proyek wajib AMDAL

  4. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

  5. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

IV-21 4.3.

Tabel 4.4 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  a. i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Rujukan Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman ii.

  Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL umum KLHS UPL iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL

  b. Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan Pengertian Umum memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala kebijakan, rencana, dan/atau program. bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

  c. Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib Kewajiban pelaksanaan

  AMDAL (Pemerintah/swasta) d. iii. Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan

  Keterkaitan studi Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM lingkungan iv.

  Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi dengan: menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan e. i. i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun

  Mekanisme pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau program pelaksanaan terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; AMDAL ii. ii. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh

  

IV-22

Laporan Akhir

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  dan/atau program; dan Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu iii. oleh Tim Teknis. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan iii.

  Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau prinsip pembangunan berkelanjutan. ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. iv.

  Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan

  f. i. Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan i. Kerangka acuan; Muatan Studi Lingkungan ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis ii.

  Andal; dan terkait pembangunan berkelanjutan iii.

  RKL-RPL. iii. Alternatif rekomendasi untuk rencana/program Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan / atau rencana tata ruang kawasan

  g. Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang Output dalam suatu wilayah. kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

  h. i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan Outcome perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang tercantum dalam RKL

  

IV-23

Laporan Akhir

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya RPL.

  dukung dan daya tamping lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi. i. APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL- RPL) didanai oleh

  Pendanaan pemrakarsa, ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa. iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota j. Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang Masyarakat yang dilibatkan adalah:

  Partisipasi Masyarakat dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS i. Yang terkena dampak; ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL k. Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan

  Atribut Lainnya: 1.

  Posisi

  2. Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif

  Pendekatan

  3. Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan Fokus analisis

  IV-24 Laporan Akhir

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  4. Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas Dampak kumulatif

  5. Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative Titik berat telaahan

  6. Banyak alternative Alternatif terbatas jumlahnya

  Alternatif

  7. Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan Sempit, dalam dan rinci Kedalaman kerangka umum

  8. Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan

  Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir

  Deskripsi proses proses iteratif dan kontinu

  9. Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan Fokus pengendalian dampak l. Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan

  Institusi Penilai persetujuan KLHS AMDAL

  

IV-25

Laporan Akhir

  

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen

AMDAL adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

  No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  A. Persampahan:

  a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

  • luas kawasan TPA, atau > 10 ha
  • Kapasitas Total

  > 100.000 ton

  b. TPA di daerah pasang surut:

  • luas landfill, atau

  semua kapasitas/

  • Kapasitas Total

  besaran

  c. Pembangunan transfer station:

  • Kapasitas

  > 500 ton/hari

  d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

  • Kapasitas

  > 500 ton/hari

  e. Pengolahan dengan insinerator:

  • Kapasitas

  semua kapasitas

  f. Composting Plant:

  • Kapasitas

  > 500 ton/hari

  g. Transportasi sampah dengan kereta api:

  • Kapasitas

  > 500 ton/hari

  B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:

  a. Kota metropolitan, luas > 25 ha

  b. Kota besar, luas > 50 ha

  c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha

  d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha

  C. Air Limbah Domestik

  a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

  • Luas, atau

  > 2 ha

  • Kapasitasnya

  3 > 11 m /hari

  b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk

  No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  fasilitas penunjangnya:

  • Luas, atau

  > 3 ha

  • Kapasitasnya

  > 2,4 ton/hari

  c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

  • Luas layanan, atau

  > 500 ha

  • Debit air limbah

  3 > 16.000 m /hari

  D Pembangunan Saluran Drainase (Primer . dan/atau sekunder) di permukiman

  a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km

  b. Kota sedang, panjang: > 10 km E Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan .

  a. Pembangunan jaringan distribusi

  • Luas layanan

  > 500 ha

  b. Pembangunan jaringan transmisi

  • panjang

  > 10 km

  

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya

tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis

kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL

tercermin dalam tabel 8.4

Tabel 4.6 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  a. i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan system controlled landfill atau sanitary Persampahan

  landfill termasuk instansi penunjang: Luas kawasan, atau < 10 Ha Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut Luas landfill, atau < 5 Ha Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station Kapasitas < 1.000 ton/hari

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu Kapasitas < 500 ton v. Pembangunan Incenerator

  Kapasitas < 500 ton/hari vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

  b. i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas Air Limbah Domestik/ Permukiman penunjang

  Luas < 2 ha

3 Atau kapasitas < 11 m /hari

  ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Luas &lt; 3 ha Atau bahan organik &lt; 2,4 ton/hari iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

  Luas &lt; 500 ha

  3 Atau debit air limbah &lt; 16.000 m /hari

  c. i. Pembangunan saluran primer dan sekunder Drainase Permukaan Perkotaan Panjang &lt; 5 km

  ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman Luas kolam retensi/polder (1

  • – 5) ha

  d. i. Pembangunan jaringan distribusi: Air Minum

  luas layanan : 100 ha s.d. &lt; 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d &lt;10 km Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km Pedesaan, Panjang : - iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit) Sungai danau : 50 lps s.d. &lt; 250 lps Mata air : 2,5 lps s.d. &lt; 250 lps iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap Debit : &gt; 50 lps s.d. &lt; 100 lps v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:

  Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - &lt; 50 lps Kegiatan komersil: 1,0 lps - &lt; 50 lps e.

   Pembangunan Gedung i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak