KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

  LPPKD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah SITARO 2 0 1 6

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (TKPKD)

KATA PENGANTAR

  Dalam rangka meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Nomor: 26 Tahun 2016 tanggal 17 Januari 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor:

  15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

  TKPK. Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro telah melaksanakan kegiatan koordinasi dalamrangka percepatan program penanggulangan kemiskinan yang hasilnya dapat dimanivestasikan dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016.

  Laporan ini menjelaskan tentang pelaksanaan penanggulangan kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang di dalamnya menguraikan perkembangan kondisi kemiskinan, hasil analisis prioritas penanggulangan kemiskinan, perkembangan dan distribusi anggaran, rumusan kebijakan, strategi dan program penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan koordinasi TKPK Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan agenda kegiatan pada tahun 2016.

  Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan dan program- program yang dapat menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

  Ondong Siau, Januari 2016

  KEPALA BAPPEDA KAB. KEP. SIAU TAGULANDANG BIARO Sekretaris TKPKD AGUS TONY POPUTRA, SE, MM, MA, Ak PEMBINA NIP. 19670804 199303 1 004

RINGKASAN EKSEKUTIF

  Sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Millenium ( Millenium Development Goals/MDGs) dimana salah satu tujuan utama yang ingin dicapai didalamnya adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, maka pemerintah melakukan upaya-upaya percepatan penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan. Dalam rangka mendukung upaya tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Sehubungan dengan Perpres tersebut, telah dikeluarkan Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, dimana pelaksanaan program pembangunan yang memiliki sasaran untuk rakyat diharapkan dapat difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil.

  Terkait dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro telah merumuskan kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi dalam sistem perencanaan pembangunan daerah mulai dari RPJPD 2008- 2028, RPJM 2013-2018, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), serta dalam dokumen spesifik meliputi Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pencapaian Pembangunan Millenium Development Goals Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro, dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Kebijakan dan strategi tersebut diterjemahkan dalam berbagai program dan kegiatan tahunan pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terintegrasi dengan program-program reguler SKPD.

  Dalam rangka sinkronisasi dan upaya mewujudkan sinergitas pelaksanaan program, Bupati Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro telah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro, melalui Keputusan Bupati Nomor : 26 Tahun 2016.

DAFTAR ISI

  5.2. Strategi 123

  3.3. Prioritas Wilayah Intervensi

  91 BAB IV ANGGARAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

  97

  4.1. Jumlah Anggaran

  97

  4.2. Distribusi Anggaran

  97

  4.3. Perkembangan Penurunan Kemiskinan 114

  BAB V KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 116

  5.1. Kebijakan 116

  5.3. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan 130

  3.1. Pengelompokan Bidang dan Indikator Utama

  5.4. Penanganan Pengaduan Masyarakat 130

  BAB VI KOORDINASI DAN PENGENDALIAN 141

  6.1. Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 141

  6.2. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 144

  6.3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016 144

  6.4. Agenda KegiatanTahun 2017 145

  6.5. Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan 146

  6.6. Permasalahan Dalam Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 147

  BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 148

  7.1 Kesimpulan 148

  87

  Kata Pengantar i

  Ringkasan Eksekutif ii

  1.3 Landasan Hukum

  Daftar Isi iii

  Daftar Grafik v

  Daftar Kuadran xi

  Daftar Tabel xii

  BAB I PENDAHULUAN

  1

  1.1 Latar Belakang

  1

  1.2 Maksud dan Tujuan

  2

  2

  68 BAB III ANALISIS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN

  1.4 Sistematika Penulisan Laporan

  3 BAB II KONDISI KEMISKINAN DI KAB KEP SIAU TAGULANDANG BIARO

  5

  2.1. Analisis Posisi Relatif

  5

  2.2. Analisis Antar Waktu

  27

  2.3. Analisis Efektifitas

  48

  2.4. Analisis Relevansi

  87

  DAFTAR GRAFIK 1.

  Grafik 2.1.1.1 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan.................................................6 2. Grafik 2.1.1.2 Posisi Relatif Garis Kemiskinan.............................................. ………6 3. Grafik 2.1.1.3 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin…………………………………………7 4. Grafik 2.1.1.4 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan..................................7 5. Grafik 2.1.1.5 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan...................................8 6. Grafik 2.1.2.1 Posisi Relatif Angka Kematian Bayi................................................8 7. Grafik 2.1.2.5 Posisi Relatif Rasio Bidan……………………………….............................9 8. Grafik 2.1.2.6 Posisi Relatif Rasio Dokter............................................................9 9. Grafik 2.1.2.9 Posisi Reltif Jarak Puskesmas Terdekat........................................10 10.

  Grafik 2.1.2.10 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin Dengan Keluhan Kesehata10 11. Grafik 2.1.2.11 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Dengan Pengobatan Sendiri........11 12. Grafik 2.1.2.12 Posisi Relatif Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan

  Terlatih……………………………………………………………………………………………………..11

  13. Grafik 2.1.2.13 Posisi Relatif Angka Morbiditas..................................................12 14.

  Grafik 2.1.3.1 Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar SD/MI.................................12

  15. Grafik 2.1.3.2 Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs............................13

  16. Grafik 2.1.3.3 Posisi Relatif Angka Partisipasi Kasar SMA/MA..............................13

  17. Grafik 2.1.3.4 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni SD/MI.................................13

  18. Grafik 2.1.3.5 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni SMP/MTs............................14

  19. Grafik 2.1.3.6 Posisi Relatif Angka Partisipasi Murni SMA/MA..............................14

  20. Grafik 2.1.3.7 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun.....................14

  21. Grafik 2.1.3.8 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun...................15

  22. Grafik 2.1.3.9 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah Usia 16-18..............................15

  23. Grafik 2.1.3.10 Posisi Relatif Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15+ Tahun.........16

  24. Grafik 2.1.3.11 Posisi Relatif Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15-45 Tahun.......16

  25. Grafik 2.1.3.12 Posisi Relatif Angka Buta Huruf Penduduk Usia 45+ Tahun.........17

  26. Grafik 2.1.3.13 Posisi Jarak Sekolah Dasar (SD/MI)...........................................17

  27. Grafik 2.1.3.14 Posisi Relatif Jarak Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs).........18

  28. Grafik 2.1.3.15 Posisi Relatif Jarak Sekolah Menengah Atas (SMA/MA)................18

  29. Grafik 2.1.3.16 Posisi Relatif Jarak Sekolah Menengah Kejuruan.........................18

  30. Grafik 2.1.3.17 Posisi Relatif Rasio Siswa/Kelas (SD/MI)....................................19

  31. Grafik 2.1.3.19 Posisi Relatif Rasio Siswa/Kelas (SMA/MA).................................19

  32. Grafik 2.1.3.21 Posisi Relatif Rasio Guru/Kelas (SD/MI).....................................20

  33. Grafik 2.1.3.23 Posisi Relatif Rasio Guru/Kelas (SMA/MA)..................................20

  34. Grafik 2.1.3.25 Posisi Relatif Rasio Siswa/Guru (SD/MI).....................................21

  35. Grafik 2.1.3.26 Posisi Relatif Rasio Siswa/Guru (SMP/MTs)………………………........21

  36. Grafik 2.1.3.27 Posisi Relatif Rasio Siswa/Guru (SMA/........................................22

  38. Grafik 2.1.4.1 Posisi Relatif Proporsi Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak........22

  39. Grafik 2.1.4.2 Posisi Relatif Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Minum Layak....23

  40. Grafik 2.1.4.3 Posisi Relatif Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Listrik..........23

  41. Grafik 2.1.4.4 Posisi Relatif Proporsi Desa Dengan Akses Jalan...........................23

  42. Grafik 2.1.4.5 Posisi Relatif Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik.....................24

  43. Grafik 2.1.4.6 Posisi Relatif Aksesibilitas Pasar Tradisional.................................24

  44. Grafik 2.1.6.1 Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi………………………...................24

  45. Grafik 2.1.7.1 Posisi Relatif Jumlah Angkatan Kerja……......................................25

  46. Grafik 2.1.7.2 Posisi Relatif Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja.......................25

  47. Grafik 2.1.7.3 Posisi Relatif Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja Tidak Penuh....26

  48. Grafik 2.1.7.4 Posisi Relatif Tingkat Kesempatan Kerja......................................26

  49. Grafik 2.1.7.5 Posisi Relatif Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...........................27

  50. Grafik 2.2.1.1 Analisis Antar Waktu Tingkat Kemiskinan.....................................27

  51. Grafik 2.2.1.2 Analisis Antar Waktu Jumlah Penduduk Miskin.............................28

  52. Grafik 2.2.1.3 Analisis Antar Waktu Indeks Kedalaman Kemiskinan.....................28

  53. Grafik 2.2.1.4 Analisis Antar Waktu Indeks Keparahan Kemiskinan.....................29

  54. Grafik 2.2.2.1 Analisis Antar Waktu Angka Kematian Bayi…………………….............29

  55. Grafik 2.2.2.5 Analisis Antar Waktu Rasio Bidan................................................30

  56. Grafik 2.2.2.6 Analisis Antar Waktu Rasio Dokter..............................................30

  57. Grafik 2.2.2.9 Analisis Antar Waktu Jarak Puskesmas Terdekat..........................31

  58. Grafik 2.2.2.10 Analisis Antar Waktu Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan………31

  59. Grafik 2.2.2.11 Analisis Antar Waktu Penduduk Dengan Pengobatan Sendiri……31

  60. Grafik 2.2.2.12 Analisis Antar Waktu Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih..........................................................................................................32

  61. Grafik 2.2.2.13 Analisis Antar Waktu Angka Morbiditas......................................32

  62. Grafik 2.2.3.1 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi Kasar SD/MI.....................33

  63. Grafik 2.2.3.2 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs.................33

  64. Grafik 2.2.3.3 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi kasar SMA/MA..................34

  65. Grafik 2.2.3.4 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi Murni SD/MI.....................34

  66. Grafik 2.2.3.5 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi Murni SMP/MTs.................35

  67. Grafik 2.2.3.6 Analisis Antar Waktu Angka Partisipasi Murni SMA/MA..................35

  68. Grafik 2.2.3.7 Analisis Antar Waktu Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun.........35

  69. Grafik 2.2.3.8 Analisis Antar Waktu Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun........36

  70. Grafik 2.2.3.9 Analisis Antar Waktu Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun........36

  71. Grafik 2.2.3.10 Analisis Antar Waktu Angka Buta Huruf Usia 15+ Tahun.............37

  72. Grafik 2.2.3.11 Analisis Antar Waktu Angka Buta Huruf Usia 15-45 Tahun...........37

  73. Grafik 2.2.3.12 Analisis Antar Waktu Angka Buta Huruf Usia 45+ Tahun.............37

  74. Grafik 2.2.3.13 Analisis Antar Waktu Jarak Sekolah SD/MI.................................38

  75. Grafik 2.2.3.14 Analisis Antar Waktu Jarak Sekolah SMP/MTs.............................38

  76. Grafik 2.2.3.15 Analisis Antar Waktu Jarak Sekolah SMA/MA..............................39

  77. Grafik 2.2.3.16 Analisis Antar Waktu Jarak Sekolah SMK....................................39

  79. Grafik 2.2.3.18 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Kelas (SMP/MTs)....................40

  80. Grafik 2.2.3.19 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Kelas (SMA/MA)......................40

  81. Grafik 2.2.3.20 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Kelas (SMK)...........................40

  82. Grafik 2.2.3.21 Analisis Antar Waktu Rasio Guru/Kelas (SD/MI)..........................41

  83. Grafik 2.2.3.22 Analisis Antar Waktu Rasio Guru/Kelas (SMP/MTs).....................41

  84. Grafik 2.2.3.23 Analisis Antar Waktu Rasio Guru/Kelas (SMA/MA).......................41

  85. Grafik 2.2.3.25 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Guru (SD/MI).........................42

  86. Grafik 2.2.3.26 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Guru (SMP/MTs).....................42

  87. Grafik 2.2.3.27 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Guru (SMA/MA)......................42

  88. Grafik 2.2.3.28 Analisis Antar Waktu Rasio Siswa/Guru (SMK)............................43

  89. Grafik 2.2.4.1 Analisis Antar Waktu Proporsi RT Dengan Sanitasi Layak……………43

  90. Grafik 2.2.4.2 Analisis Antar Waktu Proporsi RT Dengan Air Minum Layak...........44

  91. Grafik 2.2.4.3 Analisis Antar Waktu Proporsi RT Dengan Akses Listrik.................44

  92. Grafik 2.2.4.4 Analisis Antar Waktu Proporsi Desa Dengan Akses Jalan...............45

  93. Grafik 2.2.4.5 Analisis Antar Waktu Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik..........45

  94. Grafik 2.2.4.6 Analisis Antar Waktu Aksesibilitas Pasar Tradisional......................45

  95. Grafik 2.2.6.1 Analisis Antar Waktu Pertumbuhan Ekonomi................................46

  96. Grafik 2.2.7.1 Analisis Antar Waktu Jumlah Angkatan Kerja...............................46

  97. Grafik 2.2.7.2 Analisis Antar Waktu Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja...........47

  98. Grafik 2.2.7.3 Analisis Antar Waktu Angkatan Kerja Yang Bekerja Tidak Penuh...47

  99. Grafik 2.2.7.4 Analisis Antar Waktu Tingkat Kesempatan Kerja...........................48 100. Grafik 2.2.7.5 Analisis Antar Waktu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...............48 101. Grafik 2.3.1.1 Analisis Efektifitas Tingkat Kemiskinan.........................................49 102. Grafik 2.3.1.2 Analisis Efektifitas Jumlah Penduduk Miskin.................................49 103. Grafik 2.3.1.3 Analisis Efektifitas Indeks Kedalaman Kemiskinan.........................49 104. Grafik 2.3.1.4 Analisis Efektifitas Indeks Keparahan Kemiskinan.........................50 105. Grafik 2.3.2.1 Analisis Efektifitas Angka Kematian Bayi......................................50 106. Grafik 2.3.2.5 Analisis Efektifitas

  Rasio Bidan….................................................51 107. Grafik 2.3.2.6 Analisis Efektifitas Rasio Dokter..................................................52 108. Grafik 2.3.2.9 Analisis Efektifitas Jarak Puskesmas Terdekat..............................52 109. Grafik 2.3.2.10 Analisis Efektifitas Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan............53 110. Grafik 2.3.2.11 Analisis Efektifitas Penduduk Dengan Pengobatan Sendiri...........53 111. Grafik 2.3.2.12 Analisis Efektifitas Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan

  Terlatih.........................................................................................................53 112. Grafik 2.3.2.13 Analisis Efektifitas Angka Morbiditas..........................................54 113. Grafik 2.3.3.1 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Kasar SD/MI.........................54 114. Grafik 2.3.3.2 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs.....................54 115. Grafik 2.3.3.3 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Kasar SMA/MA......................55 116. Grafik 2.3.3.4 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Murni SD/MI.........................55 117. Grafik 2.3.3.5 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Murni SMP/MTs.....................55 118. Grafik 2.3.3.6 Analisis Efektifitas Angka Partisipasi Murni SMA/MA......................56

  120. Grafik 2.3.3.8 Analisis Efektifitas Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun............56 121. Grafik 2.3.3.9 Analisis Efektifitas Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun............57 122. Grafik 2.3.3.10 Analisis Efektifitas Angka Buta Huruf Usia 15+ Tahun.................57 123. Grafik 2.3.3.11 Analisis Efektifitas Angka Buta Huruf Usia 15-45 Tahun..............57 124. Grafik 2.3.3.12 Analisis Efektifitas Angka Buta Huruf Usia 45+ Tahun.................58 125. Grafik 2.3.3.13 Analisis Efektifitas Jarak Sekolah SD/MI.....................................58 126. Grafik 2.3.3.14 Analisis Efektifitas Jarak Sekolah SMP/MTs.................................58 127. Grafik 2.3.3.15 Analisis Efektifitas Jarak Sekolah SMA/MA..................................59 128. Grafik 2.3.3.16 Analisis Efektifitas Jarak Sekolah SMK........................................59 129. Grafik 2.3.3.17 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Kelas SD/MI...............................59 130. Grafik 2.3.3.18 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Kelas SMP/MTs...........................60 131. Grafik 2.3.3.19 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Kelas SMA/MA............................60 132. Grafik 2.3.3.20 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Kelas SMK..................................60 133. Grafik 2.3.3.21 Analisis Efektifitas Rasio Guru/Kelas SD/MI................................61 134. Grafik 2.3.3.22 Analisis Efektifitas Rasio Guru/Kelas SMP/MTs............................61 135. Grafik 2.3.3.23 Analisis Efektifitas Rasio Guru/Kelas SMA/MA.............................61 136. Grafik 2.3.3.25 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Guru SD/MI................................62 137. Grafik 2.3.3.26 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Guru SMP/MTs...........................62 138. Grafik 2.3.3.27 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Guru SMA/MA.............................63 139. Grafik 2.3.3.28 Analisis Efektifitas Rasio Siswa/Guru SMK..................................63 140. Grafik 2.3.4.1 Analisis Efektifitas Proporsi RT Dengan Sanitasi Layak..................63 141. Grafik 2.3.4.2 Analisis Efektifitas Proporsi RT Dengan Air Minum Layak...............64 142. Grafik 2.3.4.3 Analisis Efektifitas Proporsi RT Dengan Akses Listrik.....................64 143. Grafik 2.3.4.4 Analisis Efektifitas Proporsi Desa Dengan Akses Jalan...................64 144. Grafik 2.3.4.5 Analisis Efektifitas Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik..............65 145. Grafik 2.3.4.6 Analisis Efektifitas Aksesibilitas pasar Tradisional..........................65 146. Grafik 2.3.6.1 Analisis Efektifitas Pertumbuhan Ekonomi....................................66 147. Grafik 2.3.7.1 Analisis Efektifitas Jumlah Angkatan Kerja...................................66 148. Grafik 2.3.7.2 Analisis Efektifitas Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja...............66 149. Grafik 2.3.7.3 Analisis Efektifitas Angkatan Kerja Yang Bekerja Tidak Penuh.......67 150. Grafik 2.3.7.4 Analisis Efektifitas Tingkat Kesempatan Kerja..............................67 152. Grafik 2.3.7.5 Analisis Efektifitas Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...................67 153. Grafik 2.4.1.1 Relevansi Tingkat Kemiskinan.....................................................68 154. Grafik 2.4.1.2 Relevansi Jumlah Penduduk Miskin..............................................68 155. Grafik 2.4.1.3 Relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan.....................................69 156. Grafik 2.4.1.4 Relevansi Indeks Keparahan Kemiskinan.....................................69 157. Grafik 2.4.2.1 Relevansi Angka Kematian Bayi..................................................69 158. Grafik 2.4.2.5 Relevansi Rasio Bidan................................................................70 159. Grafik 2.4.2.6 Relevansi Rasio Dokter...............................................................70 160. Grafik 2.4.2.7 Relevansi Prevelensi Balita Gizi Buruk..........................................71 161. Grafik 2.4.2.8 Relevansi Prevelensi Balita Gizi Kurang........................................71

  163. Grafik 2.4.2.10 Relevansi Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan........................72 164. Grafik 2.4.2.11 Relevansi Penduduk Dengan Pengobatan Sendiri.......................72 165. Grafik 2.4.2.12 Relevansi Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan

  Terlatih..........................................................................................................72 166. Grafik 2.4.2.13 Relevansi Angka Morbiditas......................................................73 167. Grafik 2.4.3.1 Relevansi Angka Partisipasi Kasar SD/MI.....................................73 168. Grafik 2.4.3.2 Relevansi Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs...........................

  ……74 169. Grafik 2.4.3.3 Relevansi Angka Partisipasi Kasar SMA/MA..................................74 170. Grafik 2.4.3.4 Relevansi Angka Partisipasi Murni SD/MI.....................................74 171. Grafik 2.4.3.5 Relevansi Angka Partisipasi Murni SMP/MTs.................................75 172. Grafik 2.4.3.6 Relevansi Angka Partisipasi Murni SMA/MA..................................75 173. Grafik 2.4.3.7 Relevansi Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun..........................75 174. Grafik 2.4.3.8 Relevansi Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun........................76 175. Grafik 2.4.3.9 Relevansi Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun........................76 176. Grafik 2.4.3.10 Relevansi Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15+ Tahun..............76 177. Grafik 2.4.3.11 Relevansi Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15-45 Tahun...........77 178. Grafik 2.4.3.12 Relevansi Angka Buta Huruf Penduduk Usia 45+ Tahun..............77 179. Grafik 2.4.3.13 Relevansi Jarak Sekolah SD/MI.................................................77 180. Grafik 2.4.3.14 Relevansi Jarak Sekolah SMP/MTs.............................................78 181. Grafik 2.4.3.15 Relevansi Jarak Sekolah SMA/MA..............................................78 182. Grafik 2.4.3.16 Relevansi Angka Partisipasi Murni SMA/MA................................75 183. Grafik 2.4.3.17 Relevansi Rasio Siswa/Kelas SD/MI...........................................79 184. Grafik 2.4.3.18 Relevansi Rasio Siswa/Kelas SMP/MTs.......................................79 185. Grafik 2.4.3.19 Relevansi Rasio Siswa/Kelas SMA/MA........................................79 186. Grafik 2.4.3.20 Relevansi Rasio Guru/Kelas SMK...............................................80 187. Grafik 2.4.3.21 Relevansi Rasio Guru/Kelas SD/MI.............................................80 188. Grafik 2.4.3.22 Relevansi Rasio Guru/Kelas SMP/MTs........................................80 189. Grafik 2.4.3.23 Relevansi Rasio Guru/Kelas SMA/MA.........................................81 190. Grafik 2.4.3.25 Relevansi Rasio Siswa/Guru SD/MI............................................81 191. Grafik 2.4.3.26 Relevansi Rasio Siswa/Guru SMP/MTs........................................81 183. Grafik 2.4.3.27 Relevansi Rasio Siswa/Guru SMA/MA.........................................82 184. Grafik 2.4.3.28 Relevansi Rasio Siswa/Guru SMK..............................................82 185. Grafik 2.4.4.1 Relevansi Proporsi RT Dengan Sanitasi Layak..............................82 186. Grafik 2.4.4.2 Relevansi Proporsi RT Dengan Air Minum Layak...........................83 187. Grafik 2.4.4.3 Relevansi Proporsi RT Dengan Akses Listrik.................................83 188. Grafik 2.4.4.4 Relevansi Proporsi Desa Dengan Akses Jalan...............................83 189. Grafik 2.4.4.5 Relevansi Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik..........................84 190. Grafik 2.4.4.6 Relevansi Aksesibiitas Pasar Tradisional.......................................84 191. Grafik 2.4.6.1 Relevansi Pertumbuhan Ekonomi................................................85 188. Grafik 2.4.7.4 Relevansi Tingkat Kesempatan Kerja...........................................83 189. Grafik 2.4.7.5 Relevansi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...............................84

  DAFTAR KUADRAN

  1) Persentase Penduduk Miskin

  • – Angka Kematian Bayi.......................................92 2) Persentase Penduduk Miskin – Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs......................93

  3) Persentase Penduduk Miskin

  • – Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun…….........94 4) Persentase Desil 1 2 3
  • – Penduduk Miskin......................................................95

  DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1. Perincian indikator utama dan indikator pendukung pada masing- masing kelompok bidang ..............................................................................87

  2. Tabel 3.2. Indikator utama bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur dasar Dan ketahanan pangan yang perlu mendapatkan intervensi.............................94 3. Tabel 4.1.

  Distribusi Anggaran…………………………………………………………….......102

  4. Tabel 4.2 Alokasi Anggaran dan Realisasi Program........................................105

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kemiskinan adalah besarnya pengeluaran penduduk dibandingkan dengan garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan adalah penduduk yang termasuk dalam kategori miskin. Kemiskinan terjadi karena kondisi sosial budaya, politik dan perekonomian. Salah satu kondisi yang sering memicu timbulnya kemiskinan adalah kenaikan harga-harga barang yang sulit dikendalikan sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Kondisi lain yang menjadi penyebab kemiskinan adalah minimnya lapangan pekerjaan sehingga berdampak pada tingginya angka pengangguran.

  Pemerintah terus melaksanakan upaya untuk menanggulangi kemiskinan, namun hasilnya masih belum optimal. Dalam rangka mendukung upaya tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Sejalan dengan Perpres tersebut, ditelah dikeluarkan pula Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, dimana pelaksanaan program pembangunan yang memiliki sasaran untuk rakyat diharapkan dapat difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil.

  Terkait dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro telah merumuskan kebijakan dan strategi terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi dalam sistem perencanaan pembangunan daerah mulai dari RPJPD 2008-2028, RPJMD 2013-2018, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), serta dalam dokumen spesifik melalui Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) 2016-2021. Kebijakan dan strategi tersebut diterjemahkan dalam berbagai program dankegiatan tahunan pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terintegrasi dengan program-program reguler SKPD tersebut.

  Dalam rangka sinkronisasi dan upaya mewujudkan sinergitas pelaksanaan program, Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro telah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 81 Tahun 2016.

  Dalam rangka memberikan gambaran tentang upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam melaksanakan program-program penanggulangan kemiskinan, maka disusun LAPORAN PELAKSANAAN

  

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD) KABUPATEN KEPULAUAN

SIAU TAGULANDANG BIARO TAHUN 2016 .

  1.2 Maksud dan Tujuan

  Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016 ini adalah :

  1. Memberikan gambaran tentang kondisi kemiskinan terkini.

  2. Memberikan gambaran tentang perkembangan dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.

  3. Memberikan rekomendasi serta saran dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan sebagaimana yang termuat dalam dokumen Strategi Penanggulan Kemiskinan daerah (SPKD) 2016-2021.

  1.3 Landasan Hukum

  1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

  3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

  4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

  5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

  6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

  7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

  8. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

  9. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;

  10. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;

  11. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2008

  • –2028;

  12. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2013

  • –2018;

  13. Peraturan Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 11 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016;

  18. Peraturan Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016;

  19. Surat Keputusan Bupati Kepulauan Siau Taulandang Biaro Nomor : 81 Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016;

1.4 Sistematika Penulisan Laporan

  LP2KD Kabupaten Kepulauan Siau Taulandang BiaroTahun 2016 ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan

  1.1. Latar Belakang

  1.2. Maksud dan Tujuan

  1.3. Landasan Hukum

  1.4. Sistematika Penulisan Laporan

  Bab II. Kondisi Kemiskinan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Tahun 2016

  2.1. Analisis Posisi Relatif

  2.2. Analisis Antar Waktu

  2.3. Analisis Efektifitas

  2.4. Analisis Relevansi

  Bab III Pengelompokan Bidang dan Indikator

  3.1. Pengelompokan Bidang dan Indikator Utama

  3.2. Prioritas Wilayah Intervensi

  Bab IV Anggaran Penanggulangan Kemiskinan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  4.1. Jumlah Anggaran

  4.2. Distribusi Anggaran

  4.3. Perkembangan Penurunan Kemiskinan

  Bab V Kebijakan, Strategi dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Daerah

  5.1. Kebijakan

  5.2. Strategi

  5.3. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan

  5.4. Penanganan Pengaduan Masyarakat

  Bab VI Koordinasi dan Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan

  6.1. Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

  6.2. Permasalahan Pelaksanan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

  6.3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016

  6.4. Agenda KegiatanTahun 2017

  6.5. Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan

  6.6. Permasalahan dalam Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

  Bab VII Kesimpulan dan Ringkasan Rekomendasi

  7.1. Kesimpulan

  7.2. Rekomendasi

BAB II KONDISI KEMISKINAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO TAHUN 2016 Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang akan

  ditampilkan berikut ini, adalah kondisi berdasarkan data yang diminta dari TNP2K melalui surat permintaan data dari Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Bulan Januari 2016 hasil Pemutakhiran Basis data Terpadu Tahun 2015 di Sekretariat TNP2K Jakarta. Pada data tersebut telah termuat semua indikator kemiskinan daerah yang diinput melaui aplikasi TNP2K sehingga untuk kondisi kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sampai dengan akhir tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS) telah tergambarkan. Data yang ditampilkan berikut ini berdasarkan urutan yang ada di aplikasi yaitu bidang Kemiskinan Daerah, Bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Infrastruktur Dasar, Bidang Ketahanan Pangan, Bidang Ekonomi dan Bidang Daerah dan juga masing-masing bidang tersebut akan menjelaskan berdasarkan analisis-analisis yang digunakan yaitu Analisis Posisi Relatif, Analisis Antar Waktu, Analisis Efektifitas dan Analisis Relevansi, serta menjelaskan indikator pada masing- masing bidang tersebut.

2.1 Analisis Posisi Relatif

  Analisis Posisi relatif adalah analisis yang gambaran posisi kondisi indikator Kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di antara Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, serta membanding posisi Provinsi Sulawesi Utara di antara seluruh Provinsi yang ada di Indonesia dan kondisi indikator kemiskinan Nasional.

2.1.1 Bidang Kemiskinan Daerah

  Analisis Posisi relatif untuk bidang Kemiskinan daerah meliputi tingkat kemiskinan daerah, jumlah penduduk miskin, tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat kedalaman kemiskinan, yang menampilkan posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di antara Kab/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara.

2.1.1.1 Tingkat Kemiskinan (%)

  Tingkat Kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sampai dengan Tahun 2015 berada pada angka 16,09% atau mengalami kenaikan sebesar 5,06% dari sebelunya sebesar 11,03%. Posisi Relatif untuk tingkat kemiskinan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sampai dengan dibuatnya laporan ini

  berada pada urutan ke-4 (empat) tertinggi di antara Kabupaten Kota yang ada Provinsi Sulawesi Utara, di bawah Kabupaten Minahasa Tenggara (15,76%), Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (15,00%) dan Kabupaten Sangihe (11,84%). Sedangkan 4 (empat) daerah terendah masing-masing Kota Manado (4,81%), Kota Kotamobagu (5,75%), Kota Tomohon (6,32%) dan Kota Bitung (6,34%) Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

  

Grafik 2.1.1.1

11,03

15,76 15,00 9,85 9,92 9,27 8,59 11,84 8,53 7,75 6,61 6,32 6,34 4,81 5,75

Grafik 2.1.1.1

Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

---------- Nasional (10,96) ---------- Provinsi (8,26)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  Ma B n a d o B itu n g To m o h o n K o ta m o b a gu o l- Mo n g Mi n a h a sa Sa n gi h e Ta la u d Mi n a h a sa Sel ta n Mi n a h a sa U ta ra B o l- Mo n g U ta ra

SI

TA

R

O

Mi n a h a sa Te n gg a ra B o l- Mo n g Se la ta n B o l- Mo n g T im u r

  2.1.1.2 Garis Kemiskinan (Rp)

  Garis kemiskinan Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro tahun 2015 juga belum dipublikasi oleh BPS, dan jika dari tahun 2015 urutan ke-5 (lima) terendah yaitu sebesar Rp. 234.439,56 berada di atas Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Kep. Talaud dan Kabupaten Minahasa.

  

Grafik 2.1.1.2

234,439.

56

258,986. 12 239,055. 09 246,562. 69 212,477. 42 195,957. 28 244,173. 15 202,200. 82 217,890. 76 243,645. 08 238,422. 27 287,381. 10 295,821. 78 286,498. 42 237,521. 14 Grafik 2.1.1.2

Posisi Relatif Garis Kemiskinan (%) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

---------- Nasional (0,00) ---------- Provinsi (0,00)

Ma n a d o B itu n g To m o h o n K o ta m o b a gu B o l- Mo n g Mi n a h a sa Sa n gi h e Ta la u d Mi n a h a sa Sel ta n Mi n a h a sa U ta ra B o l- Mo n g U ta ra

SI

TA

R

O

Mi Te n a h a sa n gg a ra B o l- Mo n g Se la ta n B o l- Mo n g T im u r

  2.1.1.3 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

  Jumlah Penduduk Miskin di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro untuk Tahun 2015 adalah sebesar 10.549 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 3.339 jiwa dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7.210 jiwa. Analisis Posisi Relatif untuk tahun 2015 belum juga dipublikasi, tapi untuk tahun 2014 berada pada urutan ke-5 terendah.

  

Grafik 2.1.1.3

7.210

16.390 9.210 20.070 8.740 7.000 19.800 15.300 27.830 15.250 4.490 6.260 12.870 20.370 6.760

Grafik 2.1.1.3

Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

---------- Nasional (0,00) ---------- Provinsi (0,00)