Persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru, golongan jabatan, dan kulltur sekolah : studi kasus pada guru-guru SMA di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI NO. 14

TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI

TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN

JABATAN, DAN KULTUR SEKOLAH

  Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh :

  

Yunatan Aribawa

NIM : 011334047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 02 April 2007 Yunatan Aribawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak S. Widanarto Prijowuntato. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak S. Widanarto Prijowuntato. S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga.

  Terima kasih untuk semuanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini serta sharing pengalamannya.

  5. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah.

  6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

  7. Bapak Jusam dan Mama Jirah yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiel, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai bapak dan ibu tercinta.

8. Mbak Titik, Mas Yono, Mbak Esti, Kang Sudi, Mbak Kristiani, Mas

  Yono, untuk sayang, semangat, dan doanya. Dik Ernesto dan Dik Arya, Om selalu sayang kalian semua.

  9. Buat Ibu, Lek Yanto, Ning, Yos, Dan, Iyan dan Simbah terima kasih atas dukungannya, saran dan bimbingan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Aku sayang kalian semua.

  10. SangkurianG Crew : Beni “bendot”, Yudha “gudhel”, Eka “colly” Beda Diar, Adi “Sardjoe”, Sigit “wewek”, Joko “suthur”, Detha “miyabi”, Taryono “kentir”, Heru “Compos”, Alan “jembling”, Dwi “duwek”, Andre “disko”, Edi “bingung”, Wawan “A”, Cipi “Celeng”, Remond “G”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Singgih dan Satya, “menjalin persatuan dan AM serta bersaudara dalam hidup dan mati”

  11. Buat Mbak Deta, Mbak Ratih, Mbak Henny, Mbak Nina dan Mbak Fitta terima kasih untuk sedikit sayang yang kalian pernah berikan karena kalian telah menjadikan aRiE menjadi manusia yang semakin dewasa dalam segala hal.

  12. Buat Dina yang menjadi teman seperjuanganku dan Heri “kompleh” kapan kita nyablon lagi.

  13. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2001.

  14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, 02 April 2007 Penulis

  Yunatan Aribawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI NO. 14

TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI

  

TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN,

DAN KULTUR SEKOLAH

  Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Yunatan Aribawa

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan; (4) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.

  Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Kulon Progo pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 549 guru. Sampel penelitian berjumlah 232 guru. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji F.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan (F = 18,883 > F = 2,64), (2) ada perbedaan persepsi guru

  hitung tabel

  terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru (F hitung = 12,475 > F tabel = 2,64), (3) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan (F = 9,307 > F = 2,27), (4) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI

  hitung tabel

  No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah (F =

  hitung 4,458 > F tabel = 2,41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT TEACHER’S PERCEPTION TOWARD RI CONSTITUTION NO.14,2005 ABOUT LECTURER AND TEACHER VIEWED FROM EDUCATIONAL DEGREE, TEACHER’S STATUS, POSITION LEVEL AND SCHOOL CULTURE A Case Study at Senior High School Teachers in Kulon Progo Regency

  Yunatan Aribawa Sanata Dharma University

  2007 The purposes of this research were to know whether or not there were any differences of teacher’s perception toward RI Constitution No.14,2005 about lecturer and teacher viewed from: 1) the educational degree; 2) teacher’s status; 3) position level; 4) school culture.

  This research was conducted at private and public senior high schools in Kulon Progo Regency during Desember 2006. The methods of data collection were documentation and questionnaire. The population of this research was 549 teachers. The samples of this research were 232 teachers. The technique of sampling taken was purposive sampling. The technique of data analysis was F test.

  The results of this research showed that: (1) there was a difference of teacher’s perception toward RI Constitution No.14,2005 about lecturer and teacher viewed from the educational degree (F count = 18,883 > F table = 2,64), (2) there was a difference of teacher’s perception toward RI Constitution No.14,2005 about lecturer and teacher viewed from teacher’s status (F =

  count

  12,475 > F table = 2,64), (3) there was a difference of teacher’s perception toward RI Constitution No.14,2005 about lecturer and teacher viewed from position level (F count = 9,307 > F table = 2,27), (4) there was a difference of teacher’s perception toward RI Constitution No.14,2005 about lecturer and teacher viewed from school culture (F = 4,458 > F = 2,41).

  count table

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  

HAL JUDUL ................................................................................................... i

HAL PENGESAHAN .................................................................................... ii

MOTTO .......................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................

  1 B. Batasan Masalah .........................................................................

  6 C. Rumusan Masalah.......................................................................

  7 D.

  7 Tujuan Penelitian ........................................................................

  E. Manfaat Penelitian ......................................................................

  8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi ....................................................................

  10 B. Guru............................................................................................ 14 C. UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ..................

  20 D. Tingkat Pendidikan ....................................................................

  23

  E. Status Guru.................................................................................

  49 2. Pengujian Reabilitas ..............................................................

  62 a. Tingkat Pendidikan Guru ..............................................

  61 1. Deskripsi Responden Penelitian .........................................

  58 BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data...........................................................................

  57 2. Pengujian Hipotesis...............................................................

  56 b. Uji Homogenitas ..............................................................

  56 a. Uji Normalitas ..................................................................

  56 1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas .........................

  53 H. Teknik Analisis Data .................................................................

  49 1. Pengujian Validitas ...............................................................

  25 F. Golongan Jabatan .......................................................................

  48 G. Uji Kuesioner .............................................................................

  47 F. Teknik Pengumpulam Data ........................................................

  40 E. Populasi dan Sampel .................................................................

  39 D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ....................................

  39 C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

  A. Jenis Penelitian ........................................................................... 39 B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................

  31 BAB III METODE PENELITIAN

  27 H. Kerangka Berpikir ......................................................................

  26 G. Kultur Sekolah............................................................................

  62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Status Guru ...................................................................

  62 c. Golongan Jabatan Guru .................................................

  63 d. Kultur Sekolah...............................................................

  64

  2. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen ...................................................................

  67 B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas.........................

  72 1. Uji Normalitas .....................................................................

  72 2. Uji Homogenitas .................................................................

  73 C. Pengujian Hipotesis ..................................................................

  74

  1. Hipotesis Pertama (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ......................................................

  74

  2. Hipotesis Kedua (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru...................................................................

  75

  3. Hipotesis Ketiga (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan.........................................................

  76

  4. Hipotesis Keempat (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah .............................................................

  77

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................

  78

  1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan.............

  78

  2. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru .........................

  81

  3. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan ...............

  84

  4. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah ....................

  87 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

  A. Kesimpulan............................................................................... 92 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................

  93 C. Saran ................................................................................... 94

  DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  66 Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen ......................................................................................

  72 Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ............

  71 Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian................

  70 Tabel 4.10 Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah ......................................

  69 Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan ..................................

  68 Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru............................................

  67 Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ...............................

  63 Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Kultur Sekolah .............................

Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen...............................

  62 Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Golongan Jabatan .........................

  62 Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Status Guru...................................

  61 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................

  54 Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian .......................................................

  52 Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian..................

  50 Tabel 3.2 Rangkuman Uji Validitas Kultur Sekolah .....................................

  73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ........

  74 Tabel 4.14 Hasil Pengujian Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru ....................

  75 Tabel 4.15 Hasil Pengujian Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan...........

  76 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah ...............

  77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner.....................................................................................

  99 Lampiran 2 Data Prapenelitian........................................................................ 104 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ............................................... 107 Lampiran 4 Data Induk Penelitian .................................................................. 110 Lampiran 5 Deskripsi Data ............................................................................. 128 Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas ...................................................... 136 Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 139 Lampiran 8 Tabel f.......................................................................................... 141 Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan pendidikan di Indonesia baik pendidikan dasar dan menengah

  sangat kompleks. Permasalahan yang sangat dirasakan dan mendapat perhatian dari banyak pihak adalah mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Dari ketiga permasalahan tersebut, mutu pendidikan mendapat porsi perhatian paling besar saat ini. Mutu pendidikan Indonesia berada di urutan ke-112 dari negara-negara di dunia. Pada posisi tersebut, mutu pendidikan Indonesia lebih rendah dari negara Vietnam.

  Salah satu variabel yang dianggap banyak pihak cukup signifikan dapat mendongkrak mutu pendidikan adalah peningkatan kesejahteraan guru. Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan menjadi penentu tinggi atau rendahnya kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga dikuatkan dari hasil studi yang menunjukkan bahwa negara-negara di Asia, Amerika Latin, Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Skandinavia yang memberikan perhatian khusus pada gaji dan peningkatan kesejahteraan guru, lebih baik mutu pendidikannya.

  Di Indonesia, usulan perbaikan kesejahteraan guru memang bergulir tanpa kejelasan. Undang-undang guru dan dosen, yang dinanti oleh jutaan guru di seluruh pelosok negeri akhirnya disahkan pada tanggal 06 Desember 2005 lalu. Undang-undang ini akan memberi perlindungan atas hak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kewajiban profesi dan jaminan peningkatan kesejahteraan guru. Undang- undang tersebut secara eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan gaji guru paling sedikit dua kali lipat dari PNS non guru untuk golongan, pangkat, dan masa kerja yang sama. Tunjangan profesi guru sebesar 50% dari gaji pokok, serta tunjangan khusus untuk guru di daerah terpencil (gurcil) atau di daerah khusus besarnya seratus persen dari gaji pokok.

  Berdasarkan undang-undang tersebut posisi guru sebagai sebuah profesi akan mendapatkan perlindungan hukum dan kesejahteraan guru semakin terjamin. Karenanya, sudah saatnya guru-guru di Indonesia harus bersiap-siap memasuki era dan semangat baru, yakni berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kinerja secara profesional, tanpa harus berpikir mencari penghasilan lain dengan cara mencari pekerjaan sampingan. Hal demikian tentu sumbangan guru akan lebih besar bagi bangsa untuk bangkit dari keterpurukan, menjadi bangsa yang cerdas, maju, mandiri, sejahtera dan berbudaya serta memiliki daya saing dalam tataran pergaulan internasional.

  Akankah kesejahteraan guru seperti yang tercantum dalam undang- undang itu terealisasi?. Hal ini tentu tergantung kepada kemampuan pemerintah. Meskipun demikian pemerintah diharapkan dapat merealisasikannya meski secara bertahap, misalnya dimulai dengan meningkatkan tunjangan profesi. Kemudian, jika anggaran sudah memungkinkan barulah pada peningkatan gaji pokok. Pemerintah dapat secara bertahap meningkatkan anggaran pendidikan hingga sebesar 20% pada APBN sesuai amanat UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  agar undang-undang guru dan dosen tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

  Pasal-pasal dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sangat ideal untuk membentuk guru dan dosen yang profesional sekaligus terpenuhi hak-haknya. Salah satu unsur yang mendukung adalah dengan adanya sertifikasi. Uji sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi guru di tanah air. Selain meningkatkan kualitas guru juga ada pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik. Berdasarkan hasil sertifikasi, guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Upaya yang harus ditempuh guru untuk mendapatkan sertifikasi ini cukup sulit karena harus memenuhi beberapa persyaratan. Misalnya setiap pengajar baik guru maupun dosen harus mempunyai kualifikasi akademis yaitu minimal mempunyai ijasah D4 atau S1, guru pernah mengikuti mata kuliah dasar keguruan minimal 36 SKS dan guru harus berhasil dalam uji kompetensi sebagai seorang pengajar.

  Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang dimiliki oleh guru. Latar belakang guru di sekolah dengan demikian dapat menjadi ukuran kualitas guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai (D1/S1). Banyak guru dengan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Sejalan dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang-undang akan berbeda.

  Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam mengajar, prestasi, masa kerja dan sebagainya. Kenaikan golongan jabatan guru non PNS dan guru PNS berbeda, guru PNS berdasarkan pada masa kerja sedangkan guru non PNS berdasarkan jam mengajar. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Sejalan dengan tuntutan undang- undang, diduga kuat perbedaan golongan jabatan guru ini akan menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang-undang akan berbeda.

  Status guru merupakan kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial. Guru dengan status non PNS akan termotivasi untuk mendapatkan sertifikasi dibandingkan guru PNS sebab guru yang memiliki sertifikasi akan memperoleh tunjangan fungsional sehingga guru non PNS yang gajinya terbilang relatif rendah akan mempunyai tambahan pendapatan. Sejalan dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan status guru ini akan menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang- undang akan berbeda.

  Persepsi guru juga bisa dibentuk dari kebudayaan tempat tinggalnya, karena kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memandang dan memahami keadaan di dunia ini. Salah satunya adalah dipengaruhi oleh kultur sekolah yaitu suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya guru. Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan power distance kecil persepsi guru terhadap undang-undang diduga lebih positif dibandingkan dengan power

  

distance besar, sebab perbedaan kekuasaan antara atasan dan bawahan sama

  serta sistem hirarki bukan merupakan dasar dan hanya sebatas aturan yang berbeda. Sedangkan pada kultur sekolah yang bercirikan power distance besar memiliki karakteristik yang sebaliknya

  Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan

  

individualism persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen

  diduga lebih positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan collectivism, sebab guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan

  

individualism sistem kerja yang dianut adalah sistem kerja individual sehingga

  baik buruknya kerja tergantung pada guru sendiri. Sedangkan pada kultur sekolah yang bercirikan collectivism memiliki karakteristik yang sebaliknya Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan masculinity persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan guru pada sekolah yang bercirikan femininity, sebab guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan masculinity cara mengatasi masalah akan lebih tegas. Sedangkan pada kultur sekolah yang bercirikan femininity memiliki karakteristik yang sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty

  

avoidance kuat persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen

  diduga lebih positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah, sebab guru dengan uncertainty

  avoidance kuat suka bekerja keras. Sedangkan pada kultur sekolah yang

  bercirikan uncertainty avoidance lemah memiliki karakteristik yang sebaliknya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut terutama karena telah disahkannya UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang akan mewujudkan harapan para pendidik khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru

  

Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau

Dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, Golongan Jabatan dan Kultur Sekolah”, studi kasus pada Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Kulon Progo.

B. Batasan Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap UU RI No.

  14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Penelitian ini menfokuskan pada tingkat pendidikan guru, status guru, golongan jabatan guru, dan kultur sekolah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen juga ada banyak aspek, tetapi dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada bab empat bagian pertama dari UU RI No.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 tahun 2005 tentang guru yaitu kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi, bagian kedua tentang hak dan kewajiban.

  C. Rumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

  1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru?

  4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah?

  D. Tujuan penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru.

  4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :

  1. Bagi Pemerintah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan dan penghargaan, sertifikasi, kualifikasi dan kompetensi serta perlindungan yang dirumuskan dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

  2. Bagi Guru Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

  3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan penghargaan terhadap profesi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Bagi peneliti selanjutnya Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian- penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

  5. Bagi Universitas Dapat memberi tambahan informasi khususnya tentang persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, sebagai penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai tenaga pengajar dan dapat memberikan tambahan referensi penelitian yang ada diperpustakaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti

  saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Munir, 2000): 1.

  Penerimaan rangsangan Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber.

  Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.

  2. Proses menyeleksi rangsangan Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi di sini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.

  3. Proses pengorganisasian Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk

  4. Proses penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.

  5. Proses pengecekan Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakuakan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.

  6. Proses reaksi Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

  Menurut Gregorc dalam Debby (2001), persepsi yang dimiliki setiap pikiran/pribadi ada dua macam, yaitu persepsi kongkrit dan persepsi abstrak.

1. Persepsi Kongkrit/Nyata

  Persepsi kongkret membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melalui kelima indranya, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mencari arti yang tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep. Kunci ungkapannya: “Sesuatu adalah seperti apa adanya”.

2. Persepsi Abstrak/Kasatmata

  Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalam menangkap sesuatu yang abstrak/kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya. Kunci ungkapannya: “Sesuatu tidaklah selalu seperti apa yang terlihat”.

  Dalam kenyataannya, terhadap objek sama individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi konkret dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek dalam Desy Arisandy (1984), mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:

  1. Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

  2. Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

  4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

  Menurut Wilson dalam Munir (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu:

  1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari: a.

  Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.

  b.

  Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

  c.

  Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.

  d.

  Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.

  2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :

  a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b.

  Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik.

  c.

  Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

  d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.

  Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri- ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Mahfudh Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

  Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.

B. Guru

  1. Pengertian Guru Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampun yang maksimal.

2. Hak dan Kewajiban Guru

  Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh (Undang-Undang Sisdiknas, 2003):

  a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

  c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

  Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk (Undang-Undang Sisdiknas, 2003): a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

  b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

3. Peranan guru

  Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut: a. guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebutu juga sebagai penceramah pada zaman itu b. guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

  c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

  e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

  f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

  g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

  h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan. i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran.

  Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok. j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.

4. Kode etik guru

  Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117): a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

  b. guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

  c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

  d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

  e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

  g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

  h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  i.

  Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

5. Prinsip guru

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

  2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

  3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

  4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

  5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

  6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

  7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.