Persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah : studi kasus pada perpustakaan labschool kebayoran

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

ILLONA REZKY NIM. 1110025000044

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Persepsi Siswa Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran

Penelitian ini membahas tentang bagaimana persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan Labschool Kebayoran. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran setelah di renovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data diperoleh melalui kuesioner/angket, observasi, dan study pustaka. Kuesioner kemudian diisi oleh responden dan dicari hasilnya. Selanjutnya hasil data yang diperoleh di buat tabulasi untuk mendapatkan gambaran persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA Labschool Kebayoran dari kelas X dan XI yang berjumlah 391 Siswa. Sampel yang digunakan menggunakan rumus perhitungan besaran sampel di mana dari jumlah populasi tersebut ditetapkan tingkat kepercayaan sebesar 90% dan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Sehingga jumlah sampel yang diperoleh dari populasi yaitu 80 siswa. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa terhadap tata ruang pada perpustakaan Labschool Kebayoran setelah direnovasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 3,4% siswa mengatakan setuju dengan bentuk ruang perpustakaan Labschool Kebayoran. Sekitar 3,32% siswa mengatakan setuju atas ketepatan penataan ruang perpustakaan tersebut. Selain itu 3,52% siswa mengatakan setuju dengan kenyamanan ruang perpustakaan, 3,38% siswa juga mengatakan setuju untuk kebersihan ruang perpustakaan, serta 3,27% siswa mengatakan setuju bahwa warna pada dinding perpustakaan sekolah menarik. Sehingga dari hasil keseluruhan skor rata-rata persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran adalah 3,01 dimana skor tersebut terdapat pada skala interval 2,52-3,27positif.

Kata Kunci : Persepsi, Tata Ruang, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Labschool Kebayoran


(6)

ii

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat yang sangat luar biasa dan karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPersepsi Siswa Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Studi Kasus : Perpustakaan Labschool Kebayoran” yang diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Perpustakaan pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang mendukung baik secara moril, materil, maupun tenaga. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.


(7)

iii

4. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik serta pembimbing skripsi yang sudah begitu baik dan sabar mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah banyak mengajarkan dan membagi ilmu yang berharga kepada penulis selama perkuliahan.

6. Keluarga besar Sekolah Labschool Kebayoran, khusunya, Kepala Sekolah SMA Labschool Kebayoran yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah Labschool Kebayoran. Bapak Rachmat selaku pustakawan Perpustakaan Labschool Kebayoran yang telah memberikan banyak bantuan serta informasi yang penulis butuhkan dan membantu penulis selama penelitian. Seluruh siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran yang telah menjadi responden kuesioner penelitian penulis. Terima kasih atas seluruh waktu dan bantuan yang kalian berikan untuk penelitian ini.

7. Bapak dan Mamah, yang tidak pernah lelah memberikan doa dan dorongan semangat pantang menyerah sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.


(8)

iv

9. Untuk uwa, pakdeh, mba ica, mba yuyun, mas agus terimakasih atas dukungan, masukan, bantuan, serta doa kalian dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010

khususnya Eko Raharjo, Putri Anggraeni, Yeni Nurul Fitriyani, Nuty Inanda Kusuma, Moh.Rifqi Muzaki, Triyona Febri Guantoro, Ashabul Kahfi, Ari Herdiana. Serta teman-teman kelas IPI.B lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu. Terima kasih untuk doa dan semangat yang kalian berikan selama proses penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas kebersamaan kita yang telah mengisi kehidupanku selama dikampus.

11. Teman-teman KKN Simfoni 2010 sekaligus keluarga kedua yang sangat penulis sayangi Putri Anggraini, Yeni Nurul Fitriyani, Nuty Inanda Kusuma, Irni Febriani, Afini Nur Fitria, Ilham Alkaf, Hendrik Hexa Yoga, Slamet Wahyudi, Valent Febri Yusra, Sakinah Aulia, Ratu Purnama Sari, Lufita Amalia, Yulianah, Muhammad Rahimi, Rizwan Januar, Dani Hidayat, Ade Septiawan dan keluarga besar Kp. Citamiang 2 Pamijahan Bogor. Terima kasih untuk doa dan semangat yang kalian berikan pada proses penyelesaian skripsi ini, serta untuk kebersamaan dan suka duka kita selama satu bulan yang tidak akan pernah terlupakan. Kalian adalah hadiah terindah.


(9)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih sempurna dan untuk pengembangan diri penulis selanjutnya.

Akhir kata penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT. memberikan balasan yang setimpal pada semua pihak atas kebaikan dan bantuannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya, khususnya bagi dunia perpustakaan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 15 Juli 2014


(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

E. Definisi Istilah ... 12

F. Penelitian Sebelumnya ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah ... 15

1. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 16

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 17

3. Manfaat dan Peran Perpustakaan Sekolah ... 21


(11)

vii

3. Sarana dan Prasarana ... 26

4. Ketenagaan (staf) ... 27

C..Persepsi ... 27

1. Definisi Persepsi ... 27

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 29

3. Skala Pengukuran Persepsi ... 31

D. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah... 34

1. Ruang/Gedung Perpustakaan ... 34

2. Perabotan dan Perlengkapan perpsuatakaan... 39

3. Peralatan Perpustakaan ... 42

E..Aspek Penataan Ruang ... 42

1. Aspek Fungsional... 43

2. Aspek Psikologi Pengguna ... 43

3. Aspek Estetika ... 43


(12)

viii

A. Sejarah Perpustakaan Labschool Kebayoran ... 44

B. Visi dan Misi Perpustakaan ... 45

C. Ruang Perpustakaan Labschool Kebayoran... 46

D. Anggota Perpustakaan ... 47

E. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 48

F. Layanan Perpustakaan ... 49

G. Data Perpustakaan... 50

1. Data Pengunjung ... 50

2. Data peminjaman Koleksi Perpustakaan Labschool Kebayoran ... 50

3. Ketentuan Peminjaman... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN A. Penyebaran Kuesioner ... 51

B. Unsur-Unsur yang Dinilai... 51

C. Analisa Data... 53

D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 79


(13)

ix

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA... 86

LAMPIRAN


(14)

x

Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMA Labschool Kebayoran ... 07

Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 48

Tabel 4.3 Anggota Perpustakaan... 52

Tabel 4.4 kunjungan siswa ke perpustakaan ... 52

Tabel 4.5 tujuan Siswa Datang ke Perpustakaan... 53

Tabel 4.6 Lokasi Perpustakaan Strategis... 55

Tabel 4.7 Jarak Ruangan kelas Dengan Ruang Perpustakaan... 56

Tabel 4.8 Kesulitan Dalam Mencarai Perpustakaan Sekolah... 56

Tabel 4.9 Bentuk Perpustakaan Labschool Bagus ... 57

Tabel 4.10 Ketepatan Penataan Ruang Perpustakaan ... 58

Tabel 4.11 Kecukupan Luas Ruang Perpustakaan ... 69

Tabel 4.12 Luas Ruang Baca Memadai... 69

Tabel 4.13 Penempatan Antar Koleksi Berbeda ... 60

Tabel 4.14 Kemudahan Dalam Mencari Koleksi ... 61

Tabel 4.15 Ketepatan Letak Ruang Multimedia ... 61

Tabel 4.16 Komputer di Ruang Multimeda Dapat Digunakan ... 62


(15)

xi

Tabel 4.20 Kondisi Kursi Baca Aman... 65

Tabel 4.21 Penataan Rak Buku Sudah Bagus ... 65

Tabel 4.22 Kondisi Rak Buku di Perpustakaan Baik ... 66

Tabel 4.23 Tinggi Rak Buku Terjangkau ... 67

Tabel 4.24 Penataan Rak Majalah Bagus ... 67

Tabel 4.25 Kondisi Rak Majalah Bagus... 68

Tabel 4.26 Ketepatan Dalam Penataan Rak Buku Referensi ... 69

Tabel 4.27 Kondisi Rak Buku Referensi Bagus... 69

Tabel 4.28 Ketepatan Penataan Katalog... 70

Tabel 4.29 Pencahayaan Di Ruang Perpustakaan Terang ... 71

Tabel 4.30 Kenyamanan Suasan Ruang Perpustakaan... 71

Tabel 4.31 Kebersihan Ruang Perpustakaan ... 72

Tabel 4.32 Warna Dinding Peprustakaan Menarik ... 73

Tabel 4.33 Warna Perabotan Ruang Perpustakaan Menarik ... 73

Tabel 4.34 Warna Dinding Ruang Multimedia Menarik ... 74

Tabel 4.35 Ketepatan Penataan Loker Atau Rak Penitipan Tas... 75


(16)

xii

perpustakaan ... 77

Tabel 4.39 Petugas Perpustakaan Mudah Terlihat Oleh Siswa ... 77

Tabel 4.40 Ketepatan Letak Meja Sirkulasi... 78

Tabel 4.41 Rekapitulasi Persepsi ... 79


(17)

xiii Gambar 1 Layout Ruang Perpustakaan Gambar 2 Pintu Masuk Perpustakaan Gambar 3 Ruang Dalam Perpustakaan

Gambar 4 Rak Buku

Gambar 5 Rak Buku Referensi

Gambar 6 Bagian Dalem Ruang Multimedia Gambar 7 Layanan Sirkulasi

Gambar 8 Layanan Referensi

Gambar 9 Ruang Baca

Gambar 10 Private Reading Room Gambar 11 Katalog


(18)

1

A. Latar Belakang

Pemerintah terus berupaya dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya ialah harus tersedianya sumber belajar di setiap lembaga pendidikan baik yang diselenggarakan pemerintah ataupun Masyarakat.

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai wadah atau tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebar luasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Adapun pengertian perpustakaan sekolah, menurut Sulistyo-Basuki adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan.

Seperti yang tertulis pada UU No 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menetapkan bahwa setiap satuan pendidikan sekolah baik


(19)

yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.1

Di zaman sekarang ini sudah dapat diakui terselenggaranya perpustakaan sangatlah berperan dalam membantu masyarakat dalam mencari informasi yang mereka butuhkan. Selain itu penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk menyediakan dan menyimpan buku-buku, baik tercetak maupun tidak tercetak serta bahan pustaka lainnya, Tetapi dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah mampu membantu murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolah dalam proses belajar-mengajar. Untuk bisa menyelenggarakan kegiatan di atas tentunya harus mempunyai tempat, ruang atau gedung. Karena Gedung atau ruang perpustakaan pada setiap sekolah menjadi sesuatu yang penting karena gedung atau ruang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Seperti yang tertulis dalam pedoman perpustakaan sekolah IFLA/UNESCO, peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin dari fasilitas perabotan dan peralatannya.

Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung tersebutlah segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggrakan.2 Dalam pembangunan ruang perpustakaan perlu memperhatikan aspek-aspek dalam penataan sebuah ruangan perpustakaan. Namun seperti yang kita ketahui, dalam penataan

1

Undang-undang R.I. No: 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

www.inherent-dikti.net(diakses pada tanggal 14 April, 2013)

2

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Grasindo, 2001), hal. 190


(20)

sebuah gedung perpustakaan masih banyak yang tidak memperhatikan aspek-aspek tersebut. Oleh sebab itu perpaduan peran arsitek, pustakawan dan pemustaka bisa menjadi solusi dalam perencanaan atau perancangan. Arsitek menguasai teori arsitektur yang berkaitan dengan material dan penyelenggaraan desain itu sendiri, sedangkan pustakawan adalah pihak yang mengerti betul semua aspek dalam perpustakaan dan kaitannya dengan pemustaka. Konsultasi dan perencanaan bersama dapat membuahkan hasil yang maksimal untuk perpustakaan tersebut. Selain itu peran pemustaka juga harus diperhitungkan, seperti pendapat dan keluhan serta semua perasaan yang mereka harapkan pada perpustakaan yang akan mereka gunakan.

Beberapa sekolah yang ada di Jakarta mendapat kesempatan melakukan renovasi pada ruang perpustakaan yang salah satunya adalah Labschhool Kebayoran. Perencanaan desain atau layout ruang dilakukan oleh pihak sekolah, pustakawan serta donatur sekolah. Hasilnya dapat dilihat dengan perbedaan desain yang signifikan dengan didukung fasilitas, peralatan dan perabotnya memberikan pengaruh pemanfaatan oleh pemustakanya.

Melihat dari kondisi perpustakaan sekolah Labschool tersebut. memotivasi penulis untuk melakukan penelitian, dan menetapkan judul

PERSEPSI SISWA TERHADAP TATA RUANG PERPUSTAKAAN

SEKOLAH : STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN LABSCHOOL


(21)

B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan batasan masalah hanya pada tata ruang perpustakaan.

2. Perumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah bagaimana persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan Labschool Kebayoran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran ini bertujuan untuk mengetahui tentang persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan yang ada di Labschool Kebayoran.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat menjadi masukan bahkan evaluasi bagi pihak sekolah dan pustakawan perpustakaan Labschool Kebayoran, agar dapat mengetahui serta berperan aktif dalam penataan ruang perpustakaan. Sehingga penataan ruang tercipta secara optimal


(22)

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.

Jenis metode penelitian yang akan dibuat, yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memberi gambaran mengenai keadaan tertentu dengan cara mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pustakawan tentang aspek-aspek dalam penataan gedung perpustakaan Labschool yang baru, serta persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan yang baru.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah kuantitatif. Penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil lapangan dengan pengukuran terhadap angka yang sesuai dengan gejala-gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.


(23)

3. Sumber Data

Teknik menganalisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan: a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara atau langsung dari sumbernya.3 Data ini diperoleh langsung dari lapangan seperti gedung, pustakawan yang berada di perpustakaan dan siswa di sekolah Labschool kebayoran

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya.4 Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari literatur-literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah yang ditelit.

c. Dokumentasi

informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini ada beberapa data yang dapat diambil melalui foto-foto yang berada di perpustakaan Labschool Kebayoran.

4. Populasi dan Sampel

Populasi atau “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA Labschool Kebayoran yang berjumlah 391 Siswa dari kelas X - XI. Sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini

3

Prasetya Irawan,Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN, 1999) hal.86

4


(24)

Tabel 1.1

Jumlah Siswa SMA Labschool Kebayoran

Kelas Total Kelas Jumlah Siswa

X 7 194 orang

XI 7 197 orang

Jumlah 14 391 orang

Sampel adalah wakil dari populasi.5 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random, yaitu metode pemilihan sampel dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel.6 Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi dengan menggunakan rumus perhitungan besaran sampel sebagai berikut7:

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi (persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di

toleransi atau diinginkan).

Untuk perhitungan sampel dari jumlah populasi tersebut ditetapkan tingkat kepercayaan sebesar 90% dan tingakat kesalahan pengambilan sample sebesar 10%, maka jumlah sampel dari populasi adalah :

5

Prasetya Irawan,Prosedur dan Logika Penelitian,hal. 72-73

6

Prasetya Irawan,Prosedur dan Logika Penelitian,hal. 182

7

Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya,( Jakarta : Kencana, 2008), hal; 105

n = N N(d)2+1


(25)

n = 391 391 (0,1) 2 + 1

= 391

4,91

= 79,63 (dibulatkan ke atas) = 80 orang.

Dari hasil perhitungan diatas maka di peroleh sampel yang akan diteliti sebesar 80 siswa. Peneliti akan mengambil sample secara acak terhadap 80 responden mulai dari kelas X sampai kelas XI.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Metode penelitian yang pengambilan datanya berumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.8 Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari hasil observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.

b. Study pustaka

Data-data yang digunakan penulis adalah berasal dari sejumlah buku-buku, internet, artikel dan dokumen-dokumen lainnya.

c. Angket

Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden. Angket

8


(26)

disebut pula dengan metode kuesioner atau dalam bahasa Inggris disebut questionnaire (pertanyaan).9

6. Teknik Pengolahan Data a. Editing

Setelah seluruh data dari hasil kuesionar dan wawancara terkumpul kemudian diperiksa apakah ada kekeliruan atau kekurangan dalam pengisiannya. Kegiatan ini disebut editing yaitu kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai meghimpun data di lapangan.

b. Prosentase Data

Setelah editing data-data kuesioner yang terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan data-data kuesioner tersebut dengan menggunakan rumus prosentase berikut :

P= F x 100% N

Keterangan :

P : Angka Persentase untuk setiap kategori F : Frekuensi Jawaban Responden

N : Jumlah Responden.10

Setelah data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan rumus persentase, maka untuk memudahkan penafsiran terhadap nilai persentase yang telah diolah, data dideskripsikan menggunakan parameter-parameter sebagai berikut :

0 % = Tidak Satupun

1–25 % = Sebagian Kecil

25 % - 49 % = Hampir Setengahnya

50 % = Setengahnya

51 % - 75 % = Sebagian Besar 9

Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya,hal.123

10


(27)

76 % - 99% = Hampir Seluruhnya

100 % = Seluruhnya11

c. Menganalisis Data dengan Menggunakan Skala Likert

Data yang telah dihitung prosentasenya kemudian akan dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden. Untuk menilai persepsi yang dinyatakan dengan kuesioner, setiap jawaban akan dinilia sebagai berikut :

PERNYATAAN PERSEPSI SKOR NILAI

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Agar dapat mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor yang diperoleh tersebut dijumlahkan kemudian dicari skor rata-ratanya. Skor rata-rata adalah hasil dari penjumlahan dari skor pada setiap skala yang dikalikan dengan frekuensinya masing-masing. Kemudian hasil dari penjumlahan tadi dibagi dengan jumlah sampel atau total frekuensi. Perhitungan skor rata-rata dapat dituliskan dalam model matematik sebagai berikut :

Dimana: X = Skor rata-rata

(S4… . S1) =Skor pada skala 4 sampai 1

F = Frekuensi jawaban

11

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Pedoman Mahasiswa,


(28)

N = Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi

Skala di atas adalah skala ordinal,dimana skala ordinal memiliki keterbatasan analisa. Yang hanya menyatakan bahwa objek yang diteliti baik ataupun sangat baik. Agar analisa menjadi luas, maka skala ordinal dapat diubah menjadi skala interval yaitu untuk menentukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antar titik-titik yang berdekatan.

Skala interval diperlukan untuk menempatkan posisi responden dalam suatu objek penelitian apakah termasuk dalam kriteria sangat puas, puas, tidak puas, sangat tidak puas. Untuk menentukan skala interval yaitu dengan cara membagi selisih antar skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala. Dibawah ini adalah rumusan dari skala interval.12

Keterangan

a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk/ diterapkan Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi empat, maka dapat dihitung sebagai berikut : Skala interval = { 1 (4-1) : 4 } = 0,75

Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut :

12

Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004), hal.202


(29)

1. Sangat setuju 3,28–4,03

2. Setuju 2,52–3,27

3. Tidak setuju 1,76–2,51

4. Sangat tidak setuju 1,00–1,75

Pengukuran skala interval pada skor diatas dalam penerapannya pada analisa data untuk mengartikan persepsi siswa, maka hasil skor rata-rata dapat dilihat pada skala interval lalu dari skala interval tersebut dapat diketahui seberapa besar persepsi siswa terhadap penataan ruangan di perpustakaan Labschool Kebayoran,.

E. Definisi Istilah Persepsi :

Persepsi disini adalah bagaimana cara seseorang melihat, memandang atau mengartikan sesuatu. Seperti bagaimana para siswa melihat penataan ruang di perpustakaan Labschool Kebayoran.

Tata ruang :

Tata ruang disini adalah segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang dibuat dan diatur sebagai wadah dalam melakukan kegiatan perpustakaan.

Perpustakaan sekolah :

Perpustakaan yang dikelola serta terdapat di sekolah dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai tujuannya.


(30)

F. Penelitian Sebelumnya

Topik penelitian tentang desain gedung perpustakaan sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh salah satu siswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Ika Octaviani tahun 2011 yang berjudul ”Pandangan Pemustaka Terhadap Gedung Perpustakaan Dareah Kabupaten Tangerang” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung, dan kenyamanan di perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang serta pertimbangan apa yang dipilih oleh pihak perpustakaan Daerah Tangerang dalam pemilihan lokasi perpustakaan nya. sedangkan untuk penelitian kali ini lebih memfokuskan terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran, selain itu ada aspek yang membedakan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti membahas bagaimana dalam penataan ruang perpustakaan Labschool Kebayoran, apakah sudah memperhatikan aspek-aspek penataan ruang dan persepsi siswa terhadap ruang perpustakaan sekolah yang baru. Selain itu untuk tempat penelitian kali ini juga berbeda dimana penelitian sebelumnya objek yang diambil pada perpustakaan daerah. Sedangkan untuk objek penelitian kali ini ialah di perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran.


(31)

G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, penelitian sebelumnya, definisi istilah, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pada bab ini memuat tentang landasan teoritis yang medukung menguatkan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dengan berdasarkan literatur-literatur yang terkait dengan pokok bahasan, meliputi pengertian perpustakaan sekolah, tujuan, fungsi dan peran perpustakaan sekolah. Selain itu juga dijelaskan tentang tata ruang perpustakaan serta aspek-aspek dalam penataan ruang perpustakaan.

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN

Berisi tentang gambaran umum dari Perpustakaan sekolah Labschool kebayoran, lokasi dan ruang perpustakaan, dan juga keadaan serta jumlah pengunjung perpustakaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini merupakan hasil dari penelitian dan pembahasan yaitu profil responden, analisis data yaitu hasil kuesioner yang disebarkan kepada siswa perpustakaan Labschool Kebayoran.


(32)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian bab ini, berisi kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang diambil oleh peneliti serta membuat saran-saran.


(33)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebar luasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer dan lain-lain. semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.

Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat dan salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.13 Adapaun pengertian sekolah menurut Surachman adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya ada pada kepala sekolah, yang melayani sivitas

13

Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan,(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), hal. 2


(34)

akademika sekolah yang bersangkutan.14 Sependapat dengan Surachman menurut Sulistyo Basuki perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.15

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah tersebut mengacu kepada undang-undang Nomor 2 Tahun 1959 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana pada pasal 35 undang-undang tersebut dikemukakan bahwa setiap satuan pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, harus menyediakan sumber belajar.

16

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah ialah perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya ada pada kepala sekolah, guna menunjang program belajar mengajar dan juga sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah a. Tujuan

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak pernah terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik 14

Arif Surachman,Manajemem Perpustakaan Sekolah, hal.2

15

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia Utama), 1991, hal.50

16

Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Pranada Media Group), 2007, hal.32


(35)

(siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tujuan perpustakaan sekolah adalah menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan peserta didik.17

Sedangkan menurut Yusuf, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3) Menumbuh kembangakn minat dan kebiasaan membaca para siswa.

4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa. 6) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman

belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahauan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

17

Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan,hal. 3


(36)

7) Memberikan liburan sehat untuk mengisis waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.18

b. Fungsi

Ada beberapa fungsi dari perpustakaan sekolah diantara nya ialah sebagai berikut :

1) Fungsi Edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi ataupun non fiksi. Dengan adnya buku-buku tersebut tentunya dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun berkelompok. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia, pembangunan yang berkualitas dimasa yang akan datang. Selain itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaan koleksinya disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Oleh karena itu, dapat terlihat bahwa perpustakaan sekolah berfungsi mendidik murid-muridnya menjadi pribadi yang mandiri atau edukatif.

2) Fungsi Informatif

Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal

18

Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Pranada Media Group), 2007, hal.3


(37)

yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca bebrbagai bahan bacaan yang disediakan perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi didunia ini.

3) Fungsi tanggung jawab administrasi

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku harus dicatat oleh guru atau pustakawan. Setiap murid yang datang ke perpustakaan tidak dikenankan membawa tas, Kemudian tidak lupa untuk menunjukan kartu anggota perpustakaan atau kartu pelajar, tidak boleh berisik saat berada di dalam perpustakaan serta tidak boleh mengganggu temannya yang sedang belajar. Jika dalam peminjaman buku ada murid yang telat mengembalikan buku sesuai jangka waktu yang ditetapkan murid tersebut diberikan sanksi/denda, dan apabila ada murid yang menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya. Semua ini selain akan mendidik murid-murid ke arah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak administratif.

4) Fungsi riset

Sebagaimana telah dijelaskan seblumnya, bahswa di dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat


(38)

melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan yang diperlukan.

5) Fungsi rekreasi

Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreasi. Rekreasi disini bukan berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologinya. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, novel, komik, majalah umum, dan sebagainya dapat menghibur pembacanya.19

3. Manfaat dan Peran Perpustakaan Sekolah

Menurut Bafadal, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar ataupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid.

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

19

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah,(Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hal.8


(39)

e. Pepustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab.

g. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber belajar.

h. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.20

Berdasarkan uraian diatas, secara umum perpustakaan sekolah harus berperan dalam hal-hal sebagai berikut :

a) Sarana yang menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar (Learning teaching Support).

b) Sarana yang dapat membimbing para siswa dalam memilih, dan menggunakan sumber-sumber informasi yang sesuai untuk keperluan proses pembelajaran secara mandiri (information skill). c) Sarana pengembangan dan peningkatan kebiasaan membaca di

kalangan siswa (reading promotion).

20


(40)

d) Sarana pembinaan kemampuan dan sikap, baik yang bersifat fisik, intelektual, sosial, da moral keagamaan dalam rangka mempersiapkan para siswa untuk hidup di masyarakat.21

B. Unsur-Unsur Perpustakaan Sekolah

Untuk mendukung dan menyelenggarakan tujuan tersebut, perpustakaan sekolah harus didukung dengan unsur-unsur yang membangun sebuah perpustakaan sekolah yang akan mewujudkan tujuan dan fungsi tersebut dengan optimal.

1. Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan peningkatan pelaksana proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka.

Menurut Standar Nasional Perpustakaan, perpustakaan sekolah menyediakan layanan kepada pemustaka sekurang-kurangnya enam jam per hari kerja dan sekolah diharapkan memiliki program wajib kunjung perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam pelajaran.22

Perpustakaan sekolah juga menyediakan berbagai jenis layanan. beberapa jenis layanan perpustakaan yang paling umum menurut Darmono adalah:

21

Rizal Saiful-Haq, dkk., Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan peran serta perpustakaan dalam proses belajar mengajar,hal. 13

22

Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan Bidang Perpustakaan Sekolah dan Pergururuan Tinggi,hal.4.


(41)

a Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi).

Layanan ini adalah layanan kepada pemustaka berupa peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya diukur sampai seberapa jauh layanan sirkulasi dapat memenuhi kebutuhan pemustaka.

b Layanan refernsi

Layanan referensi diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pemustaka dan hanya untuk dibaca di tempat.

c Layanan ruang baca

Layanan ini adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini untuk mengatisipasi pemustaka yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.23

2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi peprustakaan sekolah terdiri dari bahan pustaka yang menjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum sekolah yang bersangkutan, sesuai dengan jenis dan jenjangnya.

23

Darmono, Perpustakaan Sekolah: pendekatan aspek manajemen dan tata kerja, hal.171-172.


(42)

Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP), bahwa perpustakaan harus memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media atau format sekurang-kurangnya:

a Buku teks pelajaran. Jumlah buku teks pelajaran ini adalah 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik.

b Buku panduan pendidikan. Jumlah buku panduan pendidik adalah 1eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi.

c Buku pengayaan. Perbandingan untuk buku pengayaan ini terdiri dari 60% non-fiksi dan 40% fiksi, dengan ketentuan bila 1-6 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7-12 rombongan belajar jumlah buku 1.500 judul, dan 13-24 rombongan belajar jumlah buku 2.000 judul.

d Perpustakaan minimal berlangganan satu judul majalah dan satu judul surat kabar.

e Bahan perpustakaan referensi sekurang-kurangnya meliputi kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia-Inggris, Kamus bahasa daerah, ensiklopedi, buku statistik daerah, buku telepon, peraturan perundang-undangan, atlas, peta, biografi tokoh dan kitab suci.24

24

Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan Bidang Perpustakaan Sekolah dan Pergururuan Tinggi,h.2-3.


(43)

3. Sarana dan Prasarana

Menurut Bafadal ada beberapa asas atau pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah, atau dalam memilih salah satu ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah, yaitu:

a Gedung atau ruang perpustakaan sekolah berdekatan dengan kelas-kelas yang ada, karena fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar. keberadaannya berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas.

b Gedung perpustakaan sekolah sebaiknya tidak jauh dari tempat parkir. Asas ini perlu dipertimbangkan khususnya pada sekolah-sekolah yang luas dan melayani pengunjung pada sore hari.

c Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari kebisingan yang sekiranya mengganggu ketenangan siswa-siswa yang sedang belajar di perpustakaan sekolah.

d Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari bahaya kebakaran, kebanjiran, ataupun dari pencurian.

e Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan dilokasi yang kemungkinannya mudah diperluas pada masa yang akan datang.25

25


(44)

4. Ketenagaan (Staff)

Tenaga pada sebuah perpustakaan sekolah terdiri dari pustakawan dan tenaga pembantu. Pustakaan pada suatu sekolah dapat seorang guru pustakawan atau serang pustakawan sekolah.

“Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunikasi sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.”26

Yang dimaksut guru pustakawan ialah seorang guru yang selain bertugas mengajar juga mengelola peprustakaan. Sedangkan tenaga pembantu adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga administrasi. Tenaga pustakawan pada perpustakaan sekolah harus bekerjasama dengan administrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.

C. Persepsi

1) Definisi persepsi

Dalam arti sempit persepsi (perception) ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas persepsi ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono persepsi ialah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu disebut sebagai kemampuan untuk

26

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO: The IFLA/UNESCO School Library Guidelines, hal.14


(45)

mengorganisasikan pengamatan.27 Sedangkan menurut Wiji Suwarno Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya. Oleh karena itu persepsi dapat di definisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan penginderaan seseorang.28

Manusia menangkap atau menerima gejala diluar dirinya yang kemudian dijadikan sebuah pengalaman adalah dengan melalui panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perasa. Proses penerimaan ini dikenal dengan sebutan penginderaan (sensation). Penginderaan ini mengakibatkan manusia mulai memberikan penilaian baik atau buruk, enak atau tidak enak.

Rangsang-rangsang yang diterima inilah yang menyebabkan manusia mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti dinamakan dengan persepsi.

Menurut Pareek dalam buku Psikologi Umum persepsi adalah sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Rakhmat menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi 27

Sarlito Wirawan Saworno, Pengantar Umum Psikologi, ( Jakarta : Bulan Bintang), 1976, hal.39

28


(46)

dan menafsirkan pesan. Bagi Atkinston, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.29

Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan atau mengabaikan pesan yang lain. Dari definisi para psikologi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah suatu pembentukan dan suatu penilaian untuk membangun kesan atas apa yang telah seseorang terima dari rangsangan-rangsangan melalui lima panca indera yang manusia miliki kemudian pemikiran tersebut direalisasikan dalam bentuk tindakan.

2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan pengidentifikasian, penyusunan, dan penganalisaan. Walaupun persepsi sangat tergantung pada penginderaan data, proses kognitif memungkinkan untuk bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna data tersebut. Selanjutnya akan terjadi proses pengolahan informasi dan persepsi pada diri kita. Meskipun beberapa individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Tidak semua infrormasi yang kita dapat tadi akan mendapat perhatian yang sama, tetapi ada titik tekan untuk memberikan perhatian pada suatu informasi tertentu yang dapat memberikan rangsang.

29


(47)

Proses ini disebut sebagai pembentukan kesan, karena yang muncul pada diri kita adalah kesan terhadap seseorang yang kita kenal tadi baik mengenal watak, sikap, maupun penampilannya. Informasi yang mendapat perhatian dikategorisasi dan dihubung-hubungkan sehingga membentuk kerangka kognitif. Dan yang mempengaruhi hal-hal itu adalah sebagai berikut :

1. Stereotip, yaitu pandangan terhadap ciri-ciri tingkah laku dari sekelompok masyarakat tertentu. Steorotip ini akan berpengaruh terhadap kesan pertama.

2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama,

3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yitu daya tarik fisik seseorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali bertemu.

Semua pandangan dari berbagai karakter ini akan mempengaruhi reseptor (alat indera) manusia melalui saraf-saraf sensoris yang kemudian di proses, dan hasil akhir proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku. Bila dikaitkan dengan persepsi siswa terhadap ruangan perpustakaanya, maka faktor lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi siswa tersebut.


(48)

3) Skala Pengukuran Persepsi

Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu :

a. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susial dan kepribadian. Termasuk tipe ini adalah : skala sikap, skala moral, test karakter, skala partisipasi sosial.

b. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Termasuk ini adalah : skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarkat (sosial), kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dan lain sebagainya.

Dari tipe-tipe skala pengukuran diatas, yang akan penulis bahas hanyalah sakala untuk mengukur sikap. Karena penelitian yang diambil oleh peneliti yakni tentang “persepsi”.

4) Skala Sikap

Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dan sering digunakan dalam penelitian ada 5 yaitu skala likert, skala guttman, skala simantict defferential, rating scale, dan skala thurstone.30

1. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu:

30


(49)

pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2, dan 1. Sedangkan untuk permyataan negatif diberi skor 1,2,3,4, dan 5.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijadikan sub-indikator yang dapat diukur. Akhirnya sub-sub-indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan/pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

2. Skala Guttman

Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisahkan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Jadi, Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya : yakin-tidak yakin, ya-tidak, benar-salah, positif-negatif, pernah-belum pernah, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya.

Perbedaan Skala Guttman dengan Skala likert ialah jika Skala Likert terdapat jarak (interval): 3,4,5,6, atau 7 yaitu dari sangat benar (SB) sampai dengan sangat tidak benar (STB), sedangkan pada Skala Guttman hanya dua interval yaitu : Benar (B) dan Salah (S).


(50)

3. Skala Differensial Semantik

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau chekclist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinum di mana nilai yang sangat negative terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak di sebelah kanan atau juga dapat di definisikan skala ini selalu menunjukan keadaan yang bertentangan, misalnya: kosong-penuh, jelek-baik, bodoh-cerdas dan sebagainya.

4. Rating Scale

Berdasarkan ke-3 skala pengukuran, yaitu Skala Likert, Skala Guttman, dan Skala Perbedaan Semantik, data yang diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Sedangkan Rating Scale adalah data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Dalam model Rating Scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia seperti: ketat-longgar, sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, buruk-baik, dan sebagainya. Namun dalam rating scale ini akan menjawab salah satu dari jawaban kuantitif yang sudah disediakan. Dengan demikian bentuk Rating Scale lebih flexible, tidak hanya terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau fenomena lainnya.


(51)

5. Skala Thurstone

Skala Thurstone meminta responden untuk memilh pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden.

Perbedaan antara Skala Thurstone dengan Skala Likert ialah pada skala Thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada Skala Likert tidak perlu sama.

Dari penjelasan diatas mengenai pengukuran sikap, penulis memakai untuk yaitu dengan memakai skala likert. Karena skala likert lebih difkuskan untuk mengukur persepsi, pendapat serta sikap terhadap seseorang.

D. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah 1. Ruang/Gedung Perpustakaan

Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukan bagi seluruh aktifitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanen, terpisah dari pergerakan manusia sebagai penggunan perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang, dan titik-titik


(52)

layanan yang diberikan oleh perpustakaan.31 Sedangkan menurut Kosam Rimbarawa yang dimaksut ruang (space) adalah tempat atau bagian tertentu dalam suatu gedung perpustakaan, dipakai untuk meletakkan suatu barang atau yang mempunyai fungsi tertentu.32

Dengan demikian ruang perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat segala aktifitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan disebut ruangan apabila suatu tempat berada di dalam satu gedung yang sama namun hanya memakai bagian ruangan tertentu dalam gedung tersebut untuk digunakan sebagai perpustakaan.

Untuk perpustakaan sekolah, pada saat ini sebagian diantaranya telah memiliki gedung tersendiri dengan luas ruangan rata-rata 9x12 m2. Namun sebagian besar tidak memiliki ruangan khusus untuk perpustakaan. Oleh karena itu kebanyakan diantaranya menggunakan ruang kelas yang luasnya rata-rata 7x8 m2. untuk sementara ini, ruangan yang berukuran 7x8 m2ataupun 9x12 m2masih merupakan ruangan yang ideal. Namun apabila perpustakaan mengalami perkembangan yang pesat (koleksi dan pengunjung meningkat), maka ruangan tersebut diatas sudah barang tentu perlu penyesuaian.33 Senada dengan pendapat diatas Standar Nasional Indonesia perpustakaan sekolah menyatakan harus menyediakan

31

Aa Kosasih,Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah“, Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang UM, (November 2009), hal.3

32

Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot & Peralatan Perpustakaan, ( Jakarta : Hakaesar), 2013, hal.15

33

Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot & Peralatan Perpustakaan, ( Jakarta : Hakaesar), 2013, hal.7


(53)

ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya. Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI 56M2,

untuk SMP/MTS sekitar 126m2 , dan untuk SMA. MA, SMK dan MAK sekitar 168m2.34

Ketentuan ruang perpustakaan dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2007 mengenai sarana dan prasarana di sekolah. Ketentuan tersebut antara lain :

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.

b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Dengan lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m. c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.

d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.

e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana dan prasarana.35

Dalam pembangunan perpustakaan sekolah tidak dapat dipungkiri bahwa kemegahan atau kemewahan sebuah perpustakaan bisa menjadi faktor dalam menarik peminat pemustakanya. Namun itu semua bukanlah 34

Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan,hal.6

35

Indonesia,Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tebntang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah/Madrasah,


(54)

hal yang pertama dan utama dalam pembentukan perpustakaan sekolah. Karena yang terpenting adalah bagaimana perencanaan dan pembangunan yang matang sehingga menghasilkan suatu ruangan yang berkualitas tinggi dan berfungsi secara tepat guna dan berdaya guna. Oleh karena itu ada beberapa asas atau pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah, atau dalam memilih salah satu ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah yaitu :

1) Fungsi utama dari perpustakaan adalah sebagai sumber belajar, untuk itu sebaiknya perpustakaan harus berdekatan dengan kelas-kelas yang ada.

2) Gedung perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari tempat parkir. Asas ini perlu dipertimbangkan khususnya pada sekolah-sekolah yang luas, dan lebih-lebih melayani pengunjung pada sore hari 3) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya agar jauh dari

kebisingan yang sekiranya dapat menggangu ketenangan murid yang sedang belajar.

4) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya mudah dicapai oleh kendaraan yang akan mengangkut buku-buku.

5) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari bahaya kebakaran, kebanjiran, ataupun pencurian.


(55)

6) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan dilokasi yang kemungkinan dapat diperluas pasa masa yang akan datang.36

Desain atau tata ruang perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani sekolah. Penampilan yang indah, memberikan rasa nyaman memberikan rangsangan yang kuat bagi komunitas perpustakaan untuk memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO menentukan bahwa perpustakaan sekolah yang didesain secara tepat hendaknya memiliki delapan karakteristik yaitu perpustakaan harus didesain sehingga :

1. Menimbulkan rasa aman.

2. Sistem pencahayaannya yang baik.

3. Didesain untuk mengakomodasikan perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang aktivitas dan pengguna perpustakaan.

4. Didesain untuk menampung persyaratan khusus populasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.

5. Didesain untuk mengakomodasi perubahan pada program sekolah, program pengajaran, serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.

36

Ibrahim Bafadal,Pengelolalaan Perpustakaan Sekolah(Jakarta : Bumi Aksara), 2006, hal.152


(56)

6. Didesain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan, peralatan, alat tulis kantor materi.37

2. Perabotan dan Perlengkapan Perpustakaan

Perabotan dan perlengkapan perpustakaan perlu diadakan sebagai suatu syarat berdirinya perpustakaan. Jumlah dan jenis kedua peralatan dimaksut dalam suatu perpustakaan, bergantung pada besarnya perpustakaan yang ada. Untuk perpustakaan sekolah dimana jumlah koleksinya relative lebih kecil disbanding dengan perpustakaan-perpustakaan lain, maka banyaknya peralatan dan perabotan yang dibutuhkannya pun tidak boleh terlalu banyak.

Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan. Untuk itu agar dapat optimal dibutuhkan perabot di perpustakaan sebagai berikut.

a. Meja dan kursi sirkulasi.

Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.

b. Meja dan kursi baca

Hal ini sangat dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas perpustakaan. Menurut Pawit M.Yusuf 37

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO: The IFLA/UNESCO School Library Guidelines, hal. 11


(57)

ukuran dari meja dan kursi baca ialah tinggi : 75 cm, lebar : 230 cm, dan tebal dalam 100 cm.38

c. Meja dan kursi kerja

Untuk hal ini tidak begitu banyak dibutuhkan perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting, karena segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.

d. Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit (stick).

e. Lemari katalog atau biasa juga disebut kabinet katalog yang digunakan untuk menyimpan kartu katalog.

f. Lemari multimedia

Digunakan untuk menyimpan koleksi dalam bentuk multimedia seperti kaset, CD ROM, mikrofilm.

g. Lemari arsip

Digunakan untuk penyimpanan arsip perpustakaan yang berupa data siswa yang menjadi anggota perpustakaan, data siswa yang meminjam koleksi perpustakaan dan data koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.

38

Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Pranada Media Group), 2007, hal.111


(58)

h. Laci penitipan tas ataulocker.

Locker ini dapat dimanfaatkan untuk menitipkan tas, jaket, dan barang yang tidak diperkenankan masuk kedalam ruangan perpustakaan.

i. Kereta buku.

Biasanya kereta buku dibutuhkan diperpustakaan sekolah yang besar. Kegunaannya untuk mengangkut buku-buku yang dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku.

j. Papan display

Adalah papan yang dapat digunakan untuk memperlihatkan informasi buku baru.39

Sedangkan menurut Standar Nasional Perpustakaan Sekolah (SNP), perpustakaan menyediakan sarana sekurang-kurangnya meliputi :

1. Rak buku (5 buah)

2. Rak majalah (1 buah)

3. Rak surat kabar (1 buah)

4. Meja baca (5 buah)

5. Kursi baca (10 buah)

6. Kursi kerja (2 buah)

7. Meja kerja (2 buah)

8. Lemari katalog (1 buah)

9. Papan pengumuman (1 buah)

10. Meja sirkulasi (1 buah)

11. Majalah dinding (1buah)

12. Rak buku referensi (1 buah)

13. Perangkat komputer dan mejanya

Untuk keperluan administrasi (1 buah) 14. Perangkat komputer dan mejanya

Untuk keperluan pemustaka (1 buah)

15. TV (1 buah)

39

Aa Kosasih,Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah“, Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang UM, (November 2009), hal.4-5


(59)

16. Pemutar VCD/DVD (1 buah)

17. Tempat sampah (1 buah)

18. Jam dinding (1 buah).40

3. Peralatan perpustakaan

Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk ke dalam perlengkapan perpustakaan diantaranya yaitu buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu katalog buku induk, kantong buku, label, cap inventaris, cap perpustakaan, bak sampel, kartu pemesanan, mesin ketik/komputer, ATK dan lain sebagainya.41

Peralatan sekolah ada yang bersifat habis pakai dan ada pula yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang relatif cepat habis. Sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama.42

E. Aspek Penataan Ruangan

Agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan beberapa aspek berikut dalam penataan ruangan perpustakaan.

40 Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi,Hal.4

41

Aa Kosasih,Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah“, Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang UM, (November 2009), hal.6

42

Ibrahim Bafadal,Pengelolalaan Perpustakaan Sekolah(Jakarta : Bumi Aksara), 2006, hal.154


(60)

a. Aspek fungsional

Penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik petugas maupun bagi pengunjung perpustakaan. Sehingga penataan ruangan dapat tercipta secara optimal.

b. Aspek psikologi pengguna

Psikologis pengguna perlu diperhatikan. Penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek psikologi pengguna perpustakaan. Hal ini bertujuan agar pengguna perpustakaan merasa nyaman, dan tenang serta leluasa bergerak di perpustakaan.

c. Aspek estetika

Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Oleh sebab itu aspek estetika tentu perlu mendapat perhatian. Penataan ruangan yang indah, bersih, serasi dan terang bisa membuat kenyamanan pengguna perpustakaan.

d. Aspek keamanan bahan pustaka

Keamanan bahan pustaka harus dijaga dengan baik, agar terhindar dari kerusakan secara alami dan kerusakan atau kehilangan bahan pustaka karena faktor manusi. Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan dua faktor tersebut.43

43

Darmono,manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah, ( Jakarta : Grasindo), 2001, hal.201-202


(61)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LABSCHOOL KEBAYORAN A. Sejarah Singkat Perpustakaan Labschool Kebayoran

Perpustakaan Labschool Kebayoran berdiri pada tahun 2001 bersamaan dengan terdirinya sekolah Labschool Kebayoran. Pada saat itu perpustakaan berada di lantai 2 menempati ruang berukuran 1 kelas yang berkapasitas 10 orang dan memiliki 1 pustakawan yang merangkap jabatan. Semula perpustakaan Labschool Kebayoran menggunakan sistem manual untuk penelusuran buku berupa katalog kartu. Seiring dengan berkembangnya perpustakaan akhirnya pada tahun 2008 perpustakaan pindah keruangan yang lebih luas, dimana kapasitasnya bertambah hingga 50 orang tetapi letak ruang perpustakaan masih berada di lantai 2. Pada tahun ini pula perpustakaan merubah sistem yang awalnya memakai sistem manual menjadi sistem otomasi. Software yang digunakan dalam sistem otomasi di perpustakaan Labschool Kebayoran ialah software senayan hingga saat ini.

Pada bulan September-November 2012 ruang perpustakaan Labschool Kebayoran direnovasi untuk memperluas ruang perpustakaan dan diresmikan pada hari jum’at tanggal 23 November 2012 oleh Rektor UNJ. Untuk mendesain ruang perpustakaan, Labschool Kebayoran mempunyai arsitektur tersendiri dalam pembangunan ruang perpustakaan. Arsitektur tersebut yaitu Ibu Mita dan Ibu Vida yang merupakan wali murid siswa Labschool Kebayoran dan sekaligus alumni dari Labschool


(62)

Rawamangun. Perpustakaan Labschool Kebayoran menyajikan konsep rekreasi yang lebih baik dari ruang perpustakaan sebelumnya, baik dari segi penataan ruang, pola sirkulasi, display buku, serta tampilan ruangan. Tujuannya yaitu dapat menciptakan komunikasi hubungan antara staf dan pengguna perpustakaan yang baik, pengawasan dan pengamanan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan baik serta aktifitas layanan dapat dilakukan dengan lancar.

Semula luas ruang perpustakaan Labschool Kebayoran adalah sekitar 180 m2 dengan panjang gedung perpustakaannya 18 m dan lebar perpustakaannya adalah 10 m. Namun, setelah direnovasi luas ruang perpustakaan Labschool Kebayoran menjadi 270 m2 dengan panjang gedung perpustakaannya 27 m dan lebar perpustakaannya adalah 10 m. Jadi luas secara keseluruhan dari ruang perpustakaan tersebut adalah 27 m x 10 m = 270 m2.

Klasifikasi yang digunakan pada perpustakaan Labschool adalah DDC(Dewey Decimal Clasification). Dengan sifat layanan terbuka (Open Acces). Saat ini petugas perpustakaan telah berjumlah 3 orang pustakawan. Jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan antara lain adalah layanan sirkulasi, layanan referensi, pembaca, internet dan audio visual.

B. Visi & Misi Perpustakaan Labschool Kebayoran 1. Visi Perpustakaan Labschool

Labschool merupakan sekolah yang mempersiapkan calon pemimpin masa depan yang bertakwa, berintegritas tinggi, mempunyai


(63)

daya juang yang kuat, memiliki kepribadian yang utuh, berbudi pekerti luhur, mandiri, serta mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi. 2. Misi Perpustakaan Labschool

Untuk mencapai visi tersebut, perpustakaan Labschool mempunyai misi sebagai berikut:

a. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, terintegratif, dan dedikatif terhadap pencapaian visi.

b. Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektual dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, mampu menjadi teladan, bekerja keras, toleran, dan cakap dalam memimpin.

C. Ruang Perpustakaan Labschool Kebayoran

Ruang perpustakaan Labschool Kebayoran terletak di lantai 2 pada gedung sekolah Labschool Kebayoran. Pada bulan September-November 2012 ruang perpustakaan Labschool Kebayoran direnovasi untuk memperluas ruang perpustakaan. Semula luas ruang perpustakaan Labschool Kebayoran adalah sekitar 180 m2 dengan panjang gedung perpustakaannya 18 m dan lebar perpustakaannya adalah 10 m. Namun, setelah direnovasi luas ruang perpustakaan Labschool Kebayoran menjadi 270 m2 dengan panjang gedung perpustakaannya 27 m dan lebar perpustakaannya adalah 10 m. Jadi luas secara keseluruhan dari ruang perpustakaan tersebut adalah 27 m x 10 m = 270 m2.


(64)

Ruang di perpustakaan Labschool Kebayoran ini dibagi menurut fungsinya :

1. Area koleksi, dimana area koleksi terdiri dari area koleksi buku teks (area ini terletak di tengah ruangan), area koleksi buku referensi, area koleksi majalah & surat kabar, area project papers. 2. Area pengguna, terdiri dari area baca dengan meja bersekat, area

baca sekaligus diskusi, area baca private, area pengguna komputer/multimedia room, dan area sirkulasi.

3. Area staf, terdiri dari area pelayanan referensi, pelayanan sirkulasi, pelayanan multimedia room dan area ruang pustakawan.

4. Area lain, terdiri dari area penitipan barang atau loker.

Kondisi ruangan secara umum temperatur antara 170 C sampai 180C. Suasana yang terkesan terang didapat dari lampu dan juga didapat dari cahaya matahari melalui jendela. Selain itu sistem warna atau pemilihan warna cat dinding dan langit-langit memberi pengaruh yang besar, yaitu warna dinding pada perpustakaan Labschool Kebayoran ini berwarna cream kecoklatan dan warna langit-langitpale blue (biru muda)

D. Anggota Perpustakaan

Anggota perpustakaan Labschool terdiri dari masyarakat perpustakaan seperti siswa, guru, kepala sekolah, dan para staf sekolah. Adapun persyaratan untuk menjadi anggota yaitu :

1. Menyerahkan foto 2x3 sebanyak 1 lembar 2. Mengisi formulir pendaftaran


(65)

3. Bersedia menaati peraturan perpustakaan 4. Bebas biaya/free

E. Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Inilah Sarana dan prasarana penunjang berupa fasilitas yang disediakan Perpustakaan Labschool Kebayoran dapat dilihat dalam table sebagai berikut :

TABEL 3.2

INVENTARIS RUANG PERPUSTAKAAN LABSCHOOL KEBAYORAN

NO JENIS BARANG JUMLAH KETERANGAN

1 Rak Buku 14 Unit Ada/Baik

2 Rak Majalah 1 Unit Ada/Baik

3 Rak Surat Kabar 1 Unit Ada/Baik

4 Meja Baca 5 Unit Ada/Baik

5 Kursi Baca 34 Unit Ada/Baik

6 Kursi Kerja 4 Unit Ada/Baik

7 Meja Sirkulasi 1 Unit Ada/Baik

8 Lemari Katalog 1 Unit Ada/Baik

9 Meja Multimedia 3 Buah Ada/Baik

10 Papan pengumuman 1 Unit Ada/Baik

11 AC 2 Unit Ada/Baik

12 Peralatan Multimedia 7 Unit Ada/Baik

13 Buku Inventaris 1 Buah Ada/Baik

14 Tempat Sampah 1 Buah Ada/Baik

15 Stop Kontak 17 Buah Ada/Baik


(66)

F. Layanan Perpustakaan Labschool Kebayoran

Layanan yang diberikan perpustakaan Labschool Kebayoran ada beberapa macam. Jenis layanan biasanya juga dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya.

Beberapa layanan perpustakaan Labschool Kebayoran adalah sebagai berikut:

a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka (Layanan Sirkulasi)

Perpustakaan Labschool Kebayoran tidak memiliki kartu anggota khusus untuk meminjam buku tetapi Perpustakaan Labschool Kebayoran memperbolehkan siswa/I untuk dipinjamkan dan dibawa pulang.

b. Layanan Referensi

Layanan referensi yang terdapat di Perpustakaan Labschool Kebayoran khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh siswa SMP dan SMA dan hanya untuk dibaca ditempat.

c. Layanan Baca

Layanan baca yang diberikan oleh perpustakaan Perpustakaan Labschool Kebayoran berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.


(67)

d. Layanan internet

Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan Labschool Kebayoran untuk mengakses internet secara gratis. Layanan internet ini merupakan layanan yang paling diminati oleh siswa/I SMP dan SMA Labschool Kebayoran. .

G. Data Perpustakaan: 1. Data Pengunjung

Pengguna perpustakaan Labschool Kebayoran rata-rata per bulan:

• SMP : 11% dari jumlah siswa 600 orang

• SMA : 10% dari jumlah siswa 600 orang

• Guru dan karyawan : 10% dari jumlah guru dan karyawan 140 orang

2. Data Peminjaman Koleksi Perpustakaan Labschool Kebayoran

Untuk peminjaman buku yang dipinjam oleh para pemakai rata-rata per bulan adalah:

• SMP : 84 buku

• SMA : 62 buku

• Guru dan karyawan : 31 buku

3. Ketentuan Peminjaman Sebagai Berikut :  Peminjaman maksimal : 4 buku

 Lama Peminjaman : 7 hari  Maksimal Perpanjangan : 3 kali


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENYEBARAN KUESIONER

Data hasil penelitian ini didapatkan melalui kuesioner yang telah disebarkan kepada 80 siswa SMA Labschool Kebayoran pada tanggal 6 Mei 2014. Penyebaran kuesioner dibantu oleh Bapak Rahmat selaku pustakawan di perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran. Selanjutnya kuesioner disunting untuk menentukan apakah jawaban yang diisi pada kuesioner sudah lengkap.

Kuesioner yang telah disebarkan kepada 80 siswa SMA Labschool Kebayoran dikembalikan kepada penulis dengan jumlah yang sama 80 kuesioner (100%), setelah melewati proses penyuntingan dan kuesioner sudah lengkap terisi, seluruh kuesioner tersebut valid dan dapat diolah.

B. UNSUR-UNSUR YANG DINILIA

1. Pertanyaan Umum Mengenai Perpustakaan 1) Anggota Perpustakaan

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa yang datang ke perpustakaan Labschool ada yang merupakan merupakan anggota perpustakaan dan ada juga yang bukan anggota perpustakaan, dengan rincian sebagai berikut :


(69)

Tabel 4.3 Anggota Perpustakaan

Anggota Perpustakaan Frekuensi P

Ya 27 33,75 %

Tidak 53 66,25 %

JUMLAH 80 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Ya 27 orang (33,75%), dan untuk responden yang menjawab tidak 53 orang (66,25%).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 66.25% siswa yang datang ke perpustakaan Labschool Kebayoran belum menjadi anggota perpustakaan.

2) Kunjungan ke perpustakaan

Tabel 4.4 menunjukan berapa banyak siswa datang mengunjungi perpustakaan dalam satu semester.

Tabel 4.4

Kunjungan siswa ke perpustakaan Kunjungan Perpustakaan Frekuensi P

1-5 kali/semester 12 15 %

5-10 kali/ semester 18 22,5 %

10-15 kali/ semester 9 11,25 %

15-20 kali/ semester 5 6,25 %

>20 kali/ semester 36 45 %

JUMLAH 80 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui responden yang menjawab mengunjungi perpustakaan 1-5 kali/ semester 12 orang (15%), yang menjawab 5-10 kali persemester 18 orang (22,5%), yang menjawab 10-15 kali persemester 9 orang (11,25%), yang menjawab 15-20 kali persemester


(70)

5 orang (6,25%), dan responden yang menjawab >20 kali persemester 36 orang (45%).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45% siswa mengatakan bahwa mereka berkunjung ke perpustakaan dalam satu semester yaitu lebih dari 20 kali per semester.

3) Tujuan mengunjungi ke perpustakaan

Tabel 4.5 menunjukkan apa tujuan para siswa datang mengunjungi ke perpustakaan.

Tabel 4.5

Tujuan siswa datang ke perpustakaan

Tujuan Mengunjungi Perpustakaan F P

Mendiskusikan pelajaran 14 17,5%

Mengisi waktu luang 60 75 %

Kewajiban dari sekolah “ jam perpustakaan “ 1 1,25 %

Meminjam koleksi 2 2,5 %

Jawaban lain... 3 1,25 %

JUMLAH 80 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui responden yang menjawab mendiskusikan pelajaran 14 orang (17,5%), yang menjawab mengisi waktu luang 60 orang (75%), yang menjawab kewajiban dari sekolah ‘‘jam perpustakaan“ 1 orang (1,25%), yang menjawab meminjam koleksi 2 orang (2,5%), dan yang menjawab jawaban lain sekitar 3 orang (1,25%).

Jadi dapat disimpulkan sebanyak 75% siswa mengatakan bahwa tujuan mereka datang ke perpustakaan yaitu untuk mengisi waktu luang.

C. Analisa Persepsi Siswa Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah

Data yang telah dihitung prosentasenya kemudian dicari skor rata-ratanya. Skor rata-rata tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(71)

Dimana: X = Skor rata-rata

(S4… . S1) =Skor pada skala 4 sampai 1

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah sampel yang diolah atau total

frekuensi

Skala di atas adalah skala ordinal, agar analisa menjadi luas maka skala ordinal tersebut diubah menjadi skala interval dengan rumus sebagai berikut.44

Keterangan

a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk/ diterapkan Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi empat, maka dapat dihitung sebagai berikut : Skala interval = { 1 (4-1) : 4 } = 0,75

Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut :

5. Sangat setuju 3,28–4,03

6. Setuju 2,52–3,27

7. Tidak setuju 1,76–2,51

8. Sangat tidak setuju 1,00–1,75

44

Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004), hal.202


(72)

Berikut adalah data yang diperoleh dari kuesioner tentang persepsi tata ruang perpustakaan :

Perpustakaan sekolah harus terletak di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Lokasi penempatannya harus strategis, atau kira-kira dekat dari seluruh kelas-kelas yang ada di sekolah yang bersangkutan. Maka disini akan dideskripsikan bagaimana para siswa SMA Labschool Kebayoran dalam menemukan lokasi perpustakaan. Apakah para siswa kesulitan atau dengan mudah menemukan lokasi perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran.

Tabel 4.6

Lokasi Perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran Strategis

Pernyataan Bobot F S P

Sangat Setuju 4 25 100 31,25 %

Setuju 3 52 156 65 %

Tidak Setuju 2 2 4 2,5 %

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,25 %

Jumlah

Skor rata-rata

80 261 100 %

X = 261/80 = 3,26

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 25 orang (31,25%), menyatakan setuju berjumlah 52 orang (65%), menyatakan tidak setuju berjumlah 2 orang (2,5%), dan yang menyatakan sangat tidak berjumlah 1 orang (1,25%).

Dari hasil skor rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa 3,26 responden menyatakan Positif. Artinya lokasi perpustakaan


(73)

sekolah Labschool Kebayoran sudah strategis. Hal ini ditunjukan dimana skor tersebut berada pada skala interval 2,52-3,27.

Tabel 4.7

Kedekatan Antara Ruang kelas dan Ruang Perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran

Pernyataan Bobot F S P

Sangat Setuju 4 15 60 18,75 %

Setuju 3 40 120 50 %

Tidak Setuju 2 22 44 27,5 %

Sangat Tidak Setuju 1 3 3 3,75 %

Jumlah

Skor rata-rata

80 227 100 %

X = 227/80 = 2,83

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 15 orang (18,75%), menyatakan setuju berjumlah 40 orang (50%), menyatakan tidak setuju berjumlah 22 orang (27,5%), dan yang menyatakan sangat tidak berjumlah 3 orang (3,75%).

Dari hasil skor rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa 2,83 responden menyatakan positif. Artinya jarak antara ruang kelas siswa dengan ruang perpustakaan dekat. Hal ini ditunjukan dari skor tersebut pada skala interval 2,52–3,27.

Tabel 4.8

Kesulitan dalam Mencari Perpustakaan Sekolah Labschool

Pernyataan Bobot F S P

Sangat Setuju 4 1 4 1,25 %

Setuju 3 2 6 2,5 %

Tidak Setuju 2 26 52 32,5 %

Sangat Tidak Setuju 1 51 51 63,75 %

Jumlah

Skor rata- rata

80 113 100 %


(74)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 1 orang (1,25%), menyatakan setuju berjumlah 2 orang (2,5%), menyatakan tidak setuju berjumlah 26 orang (32,5%), dan yang menyatakan sangat tidak berjumlah 51 orang (63,75%).

Dari hasil skor rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa 1,41 responden menyatakan negatif. Artinya siswa tidak merasa kesulitan dalam mencari perpustakaan. Hal ini ditunjukan dimana skor tersebut berada pada skala interval 1,00- 1,75.

3. Persepsi Siswa Terhadap Bentuk Ruang Perpustakaan Labschool Kebayoran

Tabel 4.9

Bentuk Perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran Bagus

Pernyataan Bobot F S P

Sangat Setuju 4 37 148 46,25 %

Setuju 3 38 114 47,5 %

Tidak Setuju 2 5 10 6,25 %

Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 %

Jumlah

Skor rata-rata

80 272 100 %

X= 272/80 = 3,4

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 37 orang (46,25%), menyatakan setuju berjumlah 38 orang (47,5%), menyatakan tidak setuju berjumlah 5 orang (6,25%), dan dan tidak ada yang


(75)

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan nomer satu tersebut .

Dari hasil skor rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa 3,4 responden menyatakan positif. Artinya bentuk perpustakaan sekolah Labschool sudah bagus. Hal ini ditunjukan dimana skor tersebut berada pada skala interval 3.23–4,03.

Tabel 4.10

Ketepatan Penataan Ruang Perpustakaan

Pernyataan Bobot F S P

Sangat Setuju 4 29 116 36,25 %

Setuju 3 48 144 60 %

Tidak Setuju 2 3 6 3,75 %

Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 %

Jumlah

Skor rata-rata

80 266 100 %

X = 266/80 = 3,32

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 29 orang (36,25%), menyatakan setuju berjumlah 48 orang (60%), menyatakan tidak setuju berjumlah 3 orang (3,75%), dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut .

Dari hasil skor rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa 3,32 responden menyatakan positif. Artinya penataan didalam ruang perpustakaan sudah tepat. Hal ini ditunjukan dimana skor tersebut berada pada skala interval 3,28–4,03.


(1)

menyulitkan saya saat mengambil buku.

13 Penataan rak majalah di dalam perpustakaan sudah bagus.

14 Kondisi rak majalah di perpustakaan dalam kondisi yang baik.

15 Penataan rak buku referensi sudah baik atau tepat.

16 Kondisi rak buku referensi dalam kondisi yang baik. 17 Penataan catalog cabinet

(almari katalog) sudah baik atau tepat.

18 Pencahayaan di ruang perpustakaan cukup terang. 19 Suasana ruang perpustakaan

Labschool Kebayoran sangat nyaman.

20 Ruang perpustakaan sangat bersih

21 Warna dinding ruang

perpustakaan sangat menarik 22 Warna perabotan yang ada di

dalam perpustakaan sangat menarik

23 Warna ruang multimedia sangat menarik.

24 Penataan locker atau rak penitipan tas sudah bagus. 25 Rak penitipan tas dalam

kondisi yang baik.

26 Locker atau penitipan tas di dalam perpustakaan sangat


(2)

aman

27 Saya tidak keberatan melepas sepatu atau sandal saat memasuki ruang perpustakaan

28 Petugas perpustakaan dengan mudah terlihat oleh saya 29 Letak meja sirkulasi sudah

baik atau tepat.

B. Saran

1. Apa saran adik untuk penataan ruang perpustakaan yang lebih baik ? ... ... ... ……… ………


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Jakarta 02 Mei 1992, anak kedua dari Bapak Abdul Haris dan Ibu Suharni. Peneliti bertempat tinggal di Komplek SBS Blok CD 8 No.21 Rt 010/07 Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara. kode pos 15124. Peneliti menyelesaikan pendidikannya di

SDN Harja 4 Bekasi, SMP Negeri 25 Bekasi, SMAN 11 Cakung, Jakarta Timur, dan melanjutkan pendidikan S1 pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis karya tulis berjudul “Persepsi Siswa terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah:Studi Kasus pada Perpustakaan Labschool Kebayoran”. Peneliti pernah melaksanakan praktek kerja lapangan di Perpustakaan Asip Nasional Republik Indonesia Jakarta Selatan.