Pemahaman dan praktik pendidikan multikultural dalam pembelajaran di sekolah : studi kasus guru-guru mata pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta - USD Repository

  

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural

dalam Pembelajaran di Sekolah

  Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh:

  Diah Ambar Susanti NIM : 031324020

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

  PERSEMBAHAN

  

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur yang dalam, kupersembahkan

skripsi ini untuk yang kukasihi :

Tuhan Yesus Penyelamatku Bunda Maria Pelindungku

  Orang Tuaku tercinta ( Bapak Sutarno dan Ibu Sarinem) Kakak-kakakku tersayang ( Mbak Tanti, Mas Dani, Mbak Nining, Mas Adi dan Mas Dhanis)

  Kekasihku termanis ( Mas Sasmito )

  Motto Motto Motto Motto ♥ Uluran Tangan Kasih Tuhan Membuat Aku Bangun Dari Ketidakberdayaanku, Senyuman Kasih Tuhan Membuat Aku

  Selalu Tenang Dalam Menjalani Kehidupanku ♥

Saat Paling Membahagiakan DalamKehidupan Adalah Berada

Dalam Aliran Kasih Sayang Diantara Sahabat-Sahabat

  ♥ Kesedihan dan Kebahagiaan Adalah Permainan Bagi Jiwa yang Sedang Bertumbuh Jadi Dewasa. Suka-Duka, Tangisan- Senyuman, Syukur-Gagal, Hanyalah Aliran Kehidupan yang

  Datang dengan Pesannya Masing-Masing (GEDE PRAMA)

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 28 Februari 2008 Penulis

  Diah Ambar Susanti LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Diah Ambar Susanti Nomor Mahasiswa : 031324020 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Februari 2008 Yang menyatakan Diah Ambar Susanti

  ABSTRAK Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di

  Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta

  Diah Ambar Susanti Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008

  Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pemahaman dan praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru, (2) menganalisis pemahaman dan praktik nilai humanistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru, dan (3) menganalisis pemahaman dan oraktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kota Surakarta. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diambil sebanyak 14 sekolah. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dengan taraf signifikasi 5%. Permasalahan dijawab menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Berdasarkan analisis data disimpulkan : (1) pemahaman nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dan praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan baik, (2) pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dan praktik nilai humanistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan baik, dan (3) pemahaman nilai pluralisme dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan baik dan praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan buruk

  ABSTRACT THE UNDERSTANDING OF MULTICULTURAL EDUCATION AND ITS

  IMPLEMENTATION AT SCHOOLS A Case Study: At Teachers of Social Science in State Junior High Schools in

  Surakarta Diah Ambar Susanti

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2008 This study aims (1) to analyze the understanding and the implementation of democratic value in multicultural process conducted by teachers, (2) to analyze the understanding and the implementation of humanistic value in multicultural process conducted by teachers, and (3) to analyze the understanding and the implementation of the value of pluralism in learning teaching process conducted by the teachers. This study was conducted at Junior High Schools in Surakarta city. The samples were 14 schools collected by using Purposive Sampling. The technique of collecting the data was questionnaire. The technique of analysing the data was Product Moment correlation on the significance of 5%. The problem formulations were answered by using PAP type II. The conclusions that can be drawn from the analysis are: (1) the understanding of democratic value in multicultural learning teaching process, conducted by teacher is very good and so is the implementation, (2) the understanding the value of humanism in multicultural learning teaching process conducted by the teacher is very good and so is the implementation, and (3) the understanding of pluralistic value in multicultural learning teaching process conducted by the teacher is good and so is the implementation.

Kata Pengantar

  Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan baik. Skripsi berjudul “Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual yang sangat berarti bagi penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing, merelakan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan

  5. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan-masukan tentang kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah di setiap SMP Negeri Kota Surakarta yang dijadikan sampel penelitian yang telah mengijinkan peneliti untuk mengadakan penelitian.

  7. Bapak dan Ibu dosen terhormat, Bapak Rubi, Bapak Indra, Ibu Wigati, Ibu “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan

  Catur dan segenap dosen, “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”.

  8. Bapak dan Ibu Guru di setiap SMP Negeri Kota Surakarta yang diteliti dalam penelitian ini yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner guna membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

  9. Bapak dan Ibu ku tercinta, yang selalu mengiringi langlah hidupku dengan erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada kasih sayang dan doa. “Terimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa yang diberikan” yang diberikan” yang diberikan” yang diberikan”....

  (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas

  10. Kakak-kakak ku tersayang, (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas Adi) Adi) Adi) Adi) terimakasih banyak atas semangat dan dukungan yang diberikan yang yang tak akan terlupakan.

  (Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian), bulik (Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian), (Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian),

  11. Keponakanku terkasih, (Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian),

  12. Mas Sasmito Mas Sasmito ku termanis, yang dengan setia dan sabar mendampingi penulis Mas Sasmito Mas Sasmito dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan. Terimakasih atas cinta, kesetiaan menemaniku, dan menjaga hatiku selama ini.

  (Hendra, Koko, Okta, Lius, Istadi,

  Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Rino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, Yuyun, Rino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, Yu yun, Rino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, Yu Rino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, Yu yun, yun, Katrin dan Katrin dan Katrin dan Katrin dan Heri Heri Heri

  Heri).).).). Keakraban, canda tawa kalian saat kuliah tidak akan hilang ditelan waktu dan semoga kebersamaan kita ini akan aku ingat sepanjang hidup.

  Tasya, Mpok, Ndun, Parti, Dewi Tasya, Mpok, Ndun, Parti, Dewi

  14. Sahabat dan teman kost “Primadona” ((((Tasya, Mpok, Ndun, Parti, Dewi Tasya, Mpok, Ndun, Parti, Dewi)))) terimakasih banyak sahabat telah menemaniku dalam suka duka, semangat, kasih sayang dan kebaikan kalian selamanya akan menjadi bagian hidupku.

  (Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely) dan seluruh (Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely) (Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely)

  15. Sahabat-sahabatku di Solo (Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely) karyawan Bakso Pawiroredjo karyawan Bakso Pawiroredjo karyawan Bakso Pawiroredjo karyawan Bakso Pawiroredjo terimakasih telah memotivasi dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsiku.

  16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang juga telah banyak membantu, dan memberi semangat kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kemajuan selanjutnya. Akhir kata, semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

  Yogyakarta, Maret 2008 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM ....... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR.................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10 D. Manfaat Peneltian........................................................................... 11 BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 12

  2. Komponen Pendidikan Multikultural....................................... 16

  3. Gagasan Pendidikan Multikultural........................................... 18

  4. Wacana Pendidikan Multikultural di Indoensia....................... 20

  B. Praktik dan Pemahaman Pendidikan Multikultural di Indonesia .. 23

  1. Praktik Multikultural dalam Pendidikan .................................. 23

  2. Manfaat Pendidikan Multikultural ........................................... 25

  3. Pengembangan Pendidikan Multikultural ................................ 26

  C. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 29

  D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 31

  BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 33 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33 C. Subjek dan Objek .......................................................................... 34

  1. Subjek....................................................................................... 34

  2. Objek ........................................................................................ 34

  D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 34

  1. Populasi .................................................................................... 34

  2. Sampel...................................................................................... 34

  3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 35

  E. Variabel Penelitian ........................................................................ 36

  F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37

  1. Kuesioner ................................................................................. 37

  2. Observasi.................................................................................. 38

  G. Jenis Data ....................................................................................... 39

  1. Data Primer .............................................................................. 39

  2. Data Sekunder .......................................................................... 39

  H. Teknik Pengujian Instrumen .......................................................... 39

  1. Validitas .................................................................................. 39

  2. Reliabilitas ............................................................................... 40

  I. Teknik Analisis Data...................................................................... 41

  1. Variabel Pemahaman ............................................................... 41

  2. Variabel Praktik ....................................................................... 42

  BAB IV. GAMBARAN UMUM.................................................................... 43 A. Gambaran Umum Kota Surakarta.................................................. 43

  1. Letak dan Luas Wilayah........................................................... 43

  2. Topografi.................................................................................. 44

  3. Visi dan Misi Kota Surakarta................................................... 45

  4. Sejarah Kota Surakarta............................................................. 46

  5. Jumlah Penduduk ..................................................................... 48

  B. Gambaran Umum Sekolah di Kota Surakarta................................ 48

  C. Deskripsi Responden...................................................................... 52

  1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 52

  2. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi ............. 53

  3. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan............................................................................... 54

  BAB V. ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ....................................... 55 A. Pengujian Instrumen ...................................................................... 55

  1. Pengujian Validitas .................................................................. 55

  2. Pengujian Reliabilitas ............................................................. 59

  B. Analisis Data .................................................................................. 60

  1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 60

  2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 63

  3. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 66 C. Pembahasan.................................................................................... 69

  1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 69

  2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humansime

  BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN … 81 A. Kesimpulan ................................................................................... 81 B. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 82 C. Saran............................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86 DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xx

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  A. Lampiran I Kuesioner ............................................................................. 88

  B. Lampiran II Data Primer ........................................................................ 94

  C. Lampiran III Pengujian Validitas dan Reliabilitas.................................. 103

  D. Lampiran IV r Tabel................................................................................ 113

  E. Lampiran V Data SMP Kota Surakarta................................................... 114

  F. Lampiran VI Surat Penelitian ................................................................. 121

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel III.1 Kisi-Kisi Item Pertanyaan untuk Memperoleh Data Mengenai Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam

  Pembelajaran di Sekolah .............................................................. 37 Tabel III.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II ................................................. 42 Tabel IV.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Surakarta ...................... 44 Tabel IV.2 Tingkat kepadatan dan jumlah penduduk menurut Kecamatan

  Kota Surakarta.............................................................................. 48 Tabel IV.3 Perkembangan Jumlah Sekolah untuk SD, SMP, SMU, dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

  Tahun 2005/2006-2006/2007 ....................................................... 50 Tabel IV.4 Perkembangan Jumlah Kelas untuk SD, SMP, SMU, dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

  Tahun 2005/2006-2006/2007 ....................................................... 50 Tabel IV.5 Perkembangan Jumlah Siswa untuk SD, SMP, SMU, dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

  Tahun 2005/2006-2006/2007 ....................................................... 50 Tabel IV. 6 Kelompok Guru Menurut Statusnya ............................................ 51 Tabel IV. 7 Kondisi Ruang Kelas Sekolah di Kota Surakarta Tahun 2006 .... 51 Tabel IV. 8 Nama SMP di Kota Surakarta Sebagai Sampel Penelitian .......... 52 Tabel IV. 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 53 Tabel IV.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi ................... 53 Tabel IV.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

  Pendidikan.................................................................................... 54 Tabel V. 1 Validitas Variabel Pemahaman Nilai Demokrasi dalam

  Tabel V.3 Validitas Variabel Pemahaman Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 57

  Tabel V.4 Validitas Variabel Prakti Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 58

  Tabel V.5 Validitas Variabel Praktik Nilai Humanistik dalam PembelajaranMultikultural yang Dilaksanakan Guru.................. 58

  Tabel V.6 Validitas Variabel Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 59

  Tabel V.7 Reliabilitas Instrumen .................................................................. 60 Tabel V.8 Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 61 Tabel V.9 Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 63 Tabel V.10 Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 64 Tabel V.11 Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 66 Tabel V.12 Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran

  Multikultural yang Dilaksanakan Guru........................................ 67 Tabel V.13 Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun

  geografis yang begitu beragam dan luas. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku dan ras, yang mempunyai budaya, bahasa, agama atau keyakinan yang berbeda-beda. Sekarang ini jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil.

  Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan.

  Kondisi keberagaman masyarakat dan budaya secara positif menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang pluralis atau masyarakat heterogen, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak saling mengenal budaya lain. Setiap etnik atau ras cenderung mempunyai ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain. Terjadinya tidak saling prasangka, warisan generasi sebelumnya. Golongan pribumi, misalnya, hidup dengan sejumlah prasangka terhadap keturunan China, dan sebaliknya. Golongan penduduk Islam menyimpan sejumlah prasangka terhadap golongan Kristen, dan sebaliknya. Prasangka juga diarahkan kepada sebuah kelompok secara keseluruhan, atau kepada seseorang hanya karena itu anggota kelompok tertentu. Secara demikian, prasangka memiliki potensi dalam “mengambinghitamkan” orang lain melalui diskriminasi, dan penciptaan jarak sosial.

  Perpecahan dan ancaman disintegrasi bangsa telah terjadi sejak zaman kerajaan Singosari, Sriwijaya, Majapahit, Goa, Mataram hingga pada era kini.

  Contoh yang kongkrit dan sekaligus menjadi pengalaman pahit bagi bangsa ini adalah terjadinya pembunuhan besar-besaran terhadap masa pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, kekerasan terhadap etnis Cina di Jakarta pada Mei 1998, perang Islam Kristen di Maluku Utara pada tahun 1999-2003 yang telah menghancurkan ribuan harta benda penduduk, 400 gereja dan 30 masjid dan perang etnis antara warga Dayak dan Madura yang terjadi sejak ahun 1931 hingga tahun 2000 telah menyebabkan kurang lebih 2.000 nyawa manusia melayang sia-sia (Yaqin, 2005: 4).

  Bila suatu bangsa ingin kuat dalam era demokrasi, diperlukan sikap saling menerima dan menghargai dari tiap masyarakat yang beraneka ragam membangun Negara secara kuat. Pertama, dengan menyeragamkan dan menghilangkan perbedaan yang ada baik dari segi budaya, agama, dan lain- lain. Masyarakat yang multikultural dipaksa disatukan dengan aturan ketat yaitu penyeragaman dan tidak diterima adanya perbedaan. Itulah yang dilakukan Uni Soviet dan Yugoslavia zaman dulu dan hasilnya adalah bubar, karena perbedaan tidak dapat dihilangkan. Menghilangkan perbedaan yang sudah ada sejak lahir adalah suatu pemaksaan yang melawan Hak Asasi Manusia (HAM) maka tidak dapat bertahan lama.

  Model kedua, justru menerima perbedaan, mengakuinya, dan menghargainya. Sehingga dengan saling menerima, masyarakat multikultural akan dapat saling melengkapi, saling mengenal, dan bahu membahu dalam membangun sebuah Negara. Dalam model kedua ini, Hak Asasi Manusia (HAM) setiap orang diakui dan kekhasan setiap kelompok diakui, bahkan dikembangkan sehingga diperlukan semangat multikultural.

  Sikap saling menerima, menghargai budaya dan keyakinan yang berbeda tidak langsung dapat berkembang sendiri, apalagi dalam diri seseorang ada kecenderungan untuk mengharapkan orang lain menjadi seperti dirinya. Sikap saling menerima dan menghargai akan cepat berkembang bila dilatihkan dan dididikan pada generasi muda dalam sistem pendidikan nasional. Berkaitan dengan hal ini, dalam dunia pendidikan menawarkan satu alternatif melalui pendidikan multikultural.Melalui pendidikan multikultural, siswa yang datang dari berbagai golongan masyarakat dibimbing untuk saling mengenal cara hidup mereka, adat istiadat, kebiasaan, memahami aspirasi-aspirasi mereka, serta untuk mengakui dan menghormati bahwa setiap golongan memiliki hak untuk menyatakan diri menurut cara masing-masing. Dalam konteks masyarakat Indonesia, melalui pendidikan multikultural, para siswa dapat dibimbing untuk memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, dan untuk mengamalkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

  Di beberapa negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, sampai dengan Perang Dunia II, masyarakat tersebut hanya mengenal adanya satu kebudayaan, yaitu kebudayaan kulit putih yang Kristen. Golongan-golongan lainnya yang ada dalam masyarakat tersebut dikategorikan sebagai minoritas dengan segala hak-hak mereka yang dibatasi. Di Amerika Serikat, berbagai gejolak untuk persamaan hak bagi golongan minoritas dan kulit hitam serta kulit berwarna mulai muncul di akhir tahun 1950-an. Puncaknya pada tahun 1960-an dengan dilarangnya perlakuan diskriminasi oleh orang kulit putih terhadap orang kulit hitam dan berwarna di tempat-tempat umum, perjuangan hak-hak sipil membantu mereka yang terpuruk dan minoritas untuk dapat mengejar ketinggalannya dari golongan kulit putih yang dominan di berbagai posisi dan jabatan dalam beragam bidang pekerjaan dan usaha. terakhir kondisi sosial, politik, dan budaya bangsa khususnya sejak reformasi yang penuh dengan gejolak sosio politik dan konflik berbagai level masyarakat membuat pendidikan multikultural terasa semakin dibutukan. Pendidikan multikultural membantu siswa mengerti, menerima, dan menghargai orang dari suku, budaya yang berbeda. Untuk itu, anak didik perlu diajak melihat nilai budaya lain, sehingga mengerti secara dalam, dan akhirnya dapat menghargainya, dengan tidak menyembunyikan budaya lain atau menyeragamkan sebagai budaya nasional, sehingga budaya lokal hilang.

  Supaya strategi pendidikan multikultural dapat dikembangkan maka kurikulum, model pembelajaran, suasana sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, dan peran guru harus multikultural. Isi, pendekatan, dan evaluasi kurikulum harus menghargai perbedaan dan tidak diskriminatif, isi dan bahan ajar di sekolah perlu dipilih yang sungguh menekankan pengenalan dan penghargaan terhadap budaya lain. Menurut Tanggok (Kompas, 19 September 2007) mengatakan bahwa, “idealnya pendidikan multikultural diakomodasikan di kurikulum nasional”. Selain kurikulum, guru perlu ditatar terlebih dahulu agar memahami metodologi pendidikan multikultural sehingga dapat dikembangkan dalam kurikulum muatan lokal di daerah konflik atau bekas konflik, seperti di Kalimantan Barat, Poso, Papua, dan Ambon.

  Pengembangan kurikulum dengan menggunakan pendekatan tujuan, konten, proses, dan evaluasi; 3) budaya di lingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan objek studi yang harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar siswa; dan 4) kurikulum berperan sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional (Hasan, 2004 ).

  Kurikulum di Indonesia sangat sering berganti, saat guru maupun siswa mulai beradaptasi dengan sebuah kurikulum baru, sudah ada lagi kurikulum yang lebih baru. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan agar selalu relevan terhadap perubahan jaman dan dalam penyusunan kurikulum hendaknya menggunakan asas korelasi. Ini berarti bahwa antara bidang studi yang satu dengan bidang studi yang lain harus dikorelasikan dan dihubungkan sehingga merupakan suatu kesatuan yang bulat. Sekolah merupakan miniatur masyarakat dimana didalamnya terdapat keberagaman budaya, maka dalam penyusunan kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan karakteristik dan keperluan masyarakat.

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum pada tingkat satuan pendidikan ini dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi atau karakteristik daerah, sosial kekhasan (karakteristik), kondisi, potensi daerah, kebutuhan dan permasalahan daerah, satuan pendidikan dan peserta didik, dengan mengacu pada tujuan pendidikan Nasional. Terkait dengan tujuan, maka implementasi dari KTSP adalah perlu dikembangkan proses belajar-mengajar yang bermitra individual- sosial-kultural agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Dalam memacu kemajuan KTSP perlu ditumbuhkan kolaborasi dengan model-model kegiatan kolektif (tim, gugus tugas, regu kerja, dan sebagainya) dan membangun kultur akademik di sekolah sebagai sumber penggalangan perilaku bagi warga sekolah maka, harmonisme lingkungan pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dijaga dalam menanamkan nilai-nilai tertentu dan jangan sampai terjadi konflik atau bahkan kontradiksi.

  Tidak kurang pentingnya di dalam proses pendidikan adalah peranan guru yang tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural yaitu demokrasi, humanistik, dan pluralistik pada siswa. Pada akhirnya, output yang dihasilkan dari sekolah tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagaman dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan ras, berkesempatan untuk mengembangkan dirinya dan saling menghargai perbedaan itu (Suparno, 2003).

  Sedangkan peran guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman inklusif di sekolah menurut Salamah (2006), meliputi: (1) seorang guru harus mampu bersikap demokratis, baik dalam sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif, (2) guru seharusnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu yang ada hubungannya dengan agama. Misalnya, ketika terjadi bom Bali (2003), maka seorang guru yang berwawasan multikultural harus mampu menjelaskan keprihatinannya terhadap peristiwa tersebut. (3) guru seharusnya menjelaskan bahwa inti dari ajaran agama adalah menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, maka pemboman, invasi militer, dan segala bentuk kekerasan adalah sesuatu yang dilarang oleh agama, (4) guru mampu memberikan pemahaman tentang pentingnya dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai perm asalahan yang berkaitan dengan keragaman budaya, etnis, dan agama.

  Suyanto (2004) menjelaskan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, sehingga berbagai persoalan yang terkait dengan profesionalisme dan kesejahteraan guru dapat secara langsung dipantau oleh lain agar terjadi transfer nilai-nilai positif yang diperoleh akibat perbedaan budaya sekolah.

  Dengan adanya program ini, wawasan dan pengetahuan guru tentang kurikulum muatan lokal semakin bertambah, sehingga akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru. Kendala yang dihadapi guru selama ini adalah tertutupnya mobilitas guru dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini terjadi karena dengan era desentralisasi, guru tertutup untuk melakukan mobilitas sosial akibat keterkaitan mereka dengan gaji yang telah teranggarkan dalam Dana Anggaran Umum (DAU) daerah masing-masing. Guru yang baik perlu mendapat insentif untuk pindah ke daerah yang mereka kehendaki, sehingga mendapatkan kesempatan untuk melakukan mobilitas secara horizontal. Perpindahan guru dari satu daerah ke daerah yang lain juga akan mendorong perbaikan pendidikan secara tidak langsung akibat dari interaksi antar etnis dalam proses pembelajaran di sekolah. Jika guru selamanya tidak bisa melakukan mobilitas sosial, maka akan terjadi inbreeding secara etnis. Selamanya anak-anak Jawa akan diajar oleh guru dari etnis Jawa, begitu pula etnis-etnis lain. Keadaan ini tidak ikut mendorong terjadinya pendidikan multikultural yang baik. Tegaknya NKRI memerlukan pemahaman terhadap entitas multikultural di negeri ini. Tukar-menukar dan perpindahan guru lintas daerah akan mendorong terjadinya pendidikan multikultural secara tidak

  Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat bagaimana pemahaman dan praktik terhadap pelaksanaan pendidikan multikultural. Berdasar latar belakang inilah, maka diambil judul : “Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah”, Studi kasus guru-guru mata pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta”.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal di atas maka saya merumuskan masalah:

  1. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru?

  2. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai humanistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru?

  3. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru? C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk menganalisis pemahaman dan praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

  3. Untuk menganalisis pemahaman dan praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

  D.

Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

  1. Guru Penelitian ini dapat memberikan informasi dan memberikan semacam arah tentang pemahaman dan praktik yang diperlukan seorang guru dalam menyajikan pengajaran multikultural dalam pembelajaran di sekolah sesuai dengan prespektif identitas nasional Indonesia.

  2. Penulis Penelitian ini dapat memberikan gambaran penulis mengenai pemahaman dan praktik pendidikan multikultural dan dapat menjadi bekal dalam berkarya di masa yang akan datang.

  3. Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menjadi bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Multikultural

  1. Konsep dan Definisi Pendidikan Multikultural Krisis mutidimensi yang dialami negara Indonesia, diakui atau tidak merupakan bagian dari problem kultural yang salah satu penyebabnya adalah keragaman kultural yang ada dalam masyarakat Indonesia. Keragaman itu sendiri merupakan rahmat Tuhan yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia. Karena dengan begitu, masyarakat dapat saling mengenal dan bahu-membahu dalam membangun negara ini.

  Namun, keragaman juga dapat menjadi salah satu sumber malapetaka yang dapat mengakibatkan adanya kecurigaan dan rasa saling tidak percaya dari satu kelompok terhadap kelompok-kelompok yang lain. Diskriminasi, ketidakadilan, dan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia yang terjadi dengan segala bentuknya seperti kriminalitas, korupsi, kekerasan terhadap perempuan dan anak, kekerasan antar pemeluk agama, dan sebagainya adalah wujud nyata dari problematika kultural.

  Salah satu upaya untuk membangun kesadaran dan pemahaman generasi masa depan akan pentingnya untuk selalu menjunjung tinggi

  Menurut Yaqin (2005:292) konsep pendidikan multikultural tidak hanya bertujuan agar peserta didik memahami dalam disiplin ilmu yang dipelajarinya. Akan tetapi, juga peserta didik mempunyai dan dapat mempraktikkan nilai-nilai pluralistik, demokrasi, humanistik dan keadilan terkait dangan perbedaan kultural yang ada di sekitar mereka. Dengan diterapkannya konsep ini, diharapkan segala bentuk diskriminasi, kekerasan, dan ketidakadilan yang sebagian besar dilatar belakangi oleh adanya perbedaan kultural seperti perbedaan agama, ras, etnis, bahasa, kemampuan, gender, dan kelas sosial-ekonomi dapat dihindari.

  Menurut Tilaar (2004:40) pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk meningkatkan penghargaan terhadap keragaman etnik dan budaya masyarakat dimana nilai demokrasi, humanisme, dan pluralisme terkandung di dalamnya. Sedangkan menurut Yaqin (2005:23) pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan- perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, klas sosial, ras, kemampuan, dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah.

  Hernandez, (1994 dalam Mahfud, 2006:168) mengartikan pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam pendidikan.

  Apapun definisi yang para pakar pendidikan kemukakan, bahwa kenyataan bangsa Indonesia terdiri banyak etnik, dengan keragaman budaya, agama, ras dan bahasa. Indonesia memiliki falsafah berbeda suku, etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki satu tujuan, yakni terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang kuat, sehingga tercapai sebagai bangsa yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Dengan demikian, pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada seluruh anak bangsa tanpa membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya, dan agama, yang memberikan penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas, dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di mata internasional.

  Pendidikan multikultural sekaligus juga untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka, dengan kata lain, dapat digambarkan melalui sebuah pribahasa “sambil menyelam minum air”. Artinya selain siswa diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai, dan nilai-nilai demokratis, humanistik dan pluralistik di sekolah atau di luar sekolah.

  Tujuan pendidikan multikultural menurut Grafura (2007), yaitu:

  a. untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; b. untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; c. memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan ketrampilan sosialnya; d. untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberikan gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok. Sementara menurut Mahfud (2006:170) pendidikan multikultural mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan awal dan tujuan akhir. Tujuan awal merupakan tujuan sementara karena tujuan ini hanya berfungsi sebagai perantara agar tujuan akhirnya dapat dicapai dengan baik.

  Tujuan awal pendidikan multikultural yaitu membangun wacana pendidikan multikultural di kalangan guru, dosen, ahli pendidikan, pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan dan mahasiswa jurusan ilmu pendidikan maupun mahasiswa umum. Harapannya adalah apabila mereka mampu untuk menjadi transformator pendidikan multikultural yang mampu menanamkan nilai-nilai pluralistik, humanistik, dan demokrasi secara langsung di sekolah kepada para peserta didiknya. Tujuan akhir pendidikan multikultural yaitu peserta didik tidak hanya mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi diharapkan juga bahwa para peserta didik akan mempunyai karakter yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, pluris, dan humanis.

  2. Komponen-komponen Pendidikan Multikultural Menurut Tilaar (2004:40) rumusan materi pendidikan multikultural terdiri dari tiga tema besar yakni demokrasi, humanistik, dan pluralistik.

  a. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno, yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yakni demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem b. Humanistik merupakan sebuah filsafat yang memandang individu rasional sebagai nilai tertinggi, memandang individu sebagai sumber nilai tertinggi, dan ditujukan untuk membina perkembangan kreatif dan moral individu dengan cara yang bermakna dan rasional tanpa menunjuk konsep-konsep yang adikodrati. Humanistik adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah yang berhubungan dengan manusia. Humanistik telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisional yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

  c. Pluralistik, kata pluralisme berasal dari bahasa Inggris, pluralism.

  Apabila merujuk pada wikipedia bahasa Inggris, maka definisi

Dokumen yang terkait

Upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS: studi kasus di SMP Fathilah Pondok Pinang Jakarta selatan

6 33 85

Efektifitas metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama islam : studi kasus di SMP Yapia Ciputat

2 10 79

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi kurikulum 2013 : studi kasus guru-guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang - Propinsi Nusa Tenggara Timur.

0 15 202

Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja guru : studi kasus pada guru-guru di yayasan pendidikan Charitas.

0 1 125

Hubungan prestasi belajar mata kuliah-mata kuliah akuntansi mahasiswa dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntasni di sekolah : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial USD Yk.

0 0 108

Pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru : studi kasus guru-guru di sekolah milik Yayasan Xaverius khususnya di Kota Metro, Lampung.

0 2 153

Integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Jombang.

0 0 110

Praksis pendidikan ekonomi anak dalam keluarga miskin : studi kasus masyarakat Kali Code Yogyakarta - USD Repository

0 1 222

Hubungan prestasi belajar mata kuliah-mata kuliah akuntansi mahasiswa dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntasni di sekolah : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial USD Yk.

0 0 106

Sistem pendukung pengambilan keputusan penghitungan biaya pendidikan dan pelatihan : studi kasus di padepokan Shanti Dharma - USD Repository

0 0 156