Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. - Repositori UIN Alauddin Makassar
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah-Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan Pada Fakultas Ilmu Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar Oleh:
MUH. SALENG
70300109043
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 29 Agustus 2015 Penyusun, MUH. SALENG NIM: 70300109043
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil alamin, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ”,
dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Keperawatan Universitas Islam Negeri Makassar. Tidak lupa pula kami haturkan salam dan taslim kepada baginda besar Muhammad SAW. beserta para sahabat dan pengikutnya yang telah membawa ajaran Islam kepada kita semua.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat hambatan mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap penelitian. Namun Alhamdulillah atas bimbingan, arahan, kerja sama, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor UIN Alauddin Makassar beserta staf-stafnya atas bantuannya selama peneliti mengikuti pendidikan.
2. DR.dr.H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc.,selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Fatmawaty M SKM.,M.Kes (Wakil Dekan I), Dra. Hj. Faridha Yenni Nonci, M.Si, Apt (Wakil Dekan II), Drs. Wahyuddin G M.Ag
(Wakil Dekan III), beserta staf-stafnya yang telah membantu selama peneliti mengikuti pendidikan.
3. DR. Nur Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan, arahan, motivasi, dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Penghargaan penulis yang setinggi-tingginya dengan hati yang tulus kepada Risnah, SKM.,S,Kep.,Ns.,M,Kessebagai pembimbing I danEnySutriah, S.Kep.,Ns.,M.Kesselaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan nasehatnya untuk membimbing penulis sejak dari awal rencana penelitian hingga terselesainya skripsi ini.
5. Kepada DR. Supardin, M.Hiselaku penguji yang telah meluangkan waktu dan memberisaran serta kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Direktur RumahSakitKhusus Daerah Sulawesi Selatan yang telah memberikan izin untuk memperoleh data dan melakukan penelitian di institusinya.
7. Teristimewah buat, khususnya ibundaHj.Tang dan AyahandaH.Kondeng yang tercinta dan seluruh keluargaku atas dukungan, jerih payah serta doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh rekan mahasiswa keperawatan yang tak sempat aku sebut namanya terkhusus keperawatan B, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada All ah SWT. jualah penulis memohon do’a dan berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat bagi orang serta menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya. Amin
Makassar, 17 Maret 2015 Penulis,
ABSTRAK
Nama :Muh. Saleng Nim : 70300109043Judul :Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah ProvinsiSulawesi Selatan.
Kinerja merupakan salah satu faktor penentu citra pelayanan di Rumah Sakit. Melalui kinerja, perawat diharuskan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan pelayanan keperawatan.
Sehingga perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Variabel penelitian ini mencakup variabel dependen yaitu kinerja perawat pelaksana dan variabel independen yaitu motivasidan Gaya Kepemimpinan. Desain penelitian adalah cross sectional dengan total sampling yaitu 36 perawat pelaksana, instrumen penelitian berupa kuesioner dengan analisa data univariat dan bivariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi diperoleh nilai (p = 0,000) terdapat hubungan dengan kinerja perawat pelaksana, pada Gaya Kepemimpinan diperoleh nilai (p = 0,104) sehingga tidak ada hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan kinerja perawat pelaksana.
Peneliti menyarankan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan hendaknya memberikan informasi dan masukan tentang kinerja perawat pelaksana sebagai perawat profesional. Disarankan kepada pihak manajemen RSKD Provinsi Sul-selhendaknya meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat. Bagi institusi pendidikan memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang kinerja perawat.Berbagaimacamfaktor yang mempengaruhikinerjaperawat, disarankanbagipenelitiselanjutnyauntukmelakukanpenelitiandenganvariabel yang berbeda agar dapatmemberikankontribusibagipelayanankeperawatan yang professional.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR
.......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1-10
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 C. Hipoesis Penelitian ............................................................................. 5 D. Defenisi Oprasional Dan Kriteria Objektif ......................................... 6 E. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7 F. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9 G. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11-38
A. Defenisi Kinerja ............................................................................................. 11 B. Perawat ........................................................................................................... 15D.
Peilaian Kinerja Perawat ................................................................................ 27 E. Tujuan Penilaian Kinerja ............................................................................... 31 F. Manfaat Penilaian Kinerja (Prestasi Kerja) ................................................... 31 G.
AlasanDiperlukannya Penilaian Kerja ........................................................... 33 H.
StandarInstrumenPenilaianKerjaPerawatDalam MelakasankanAsuhanKeperawatanKepadaKlien ................................ 34 I.
KerangkaKonsep .................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38-46
A. JenisPenelitian ....................................................................................... 39 B. Populasi danSampel ............................................................................... 39 C. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................. 40 D. MetodePengumpulan Data .................................................................... 40 E. TeknikPengolahandanAnalisa Data ....................................................... 41 F. Etika Penelitian ...................................................................................... 43 G. KerangkaPenelitian ................................................................................ 46BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 47-63
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 47 B. Pembahasan ......................................................................................... 52BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 63-64
A. Kesimpulan ........................................................................................... 62 B. Saran ...................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 :
KerangkaKonsep………………………………………….. 38 Ganbar 2 : KerangkaKerja
…………………………………………… 46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Disrtibusi Responden Menurut Kelompok Umur Perawat .......... 47Tabel 4.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 48Tabel 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............ 48Tabel 4.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja .......................... 49Tabel 4.5 :Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan ............ 49Tabel 4.6 : Distribusi Responden BerdasarkanMotivasiKerja ........................ 50Tabel 4.7 : Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja ................................. 50Tabel 4.8 : Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana ............ 51Tabel 4.9 : Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat ......... 52DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Master Tabel Penelitian Lampiran 3. Surat Izin Dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Makassar.
Lampiran 4. Surat Keterangan telah menyelesaikan penelitian dari Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Lampiran 5.HasilAnalisis data Lampiran 6.BiografiPeneliti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan perawat dalam hal ini pelayanan kesehatan terhadap pasien di
rumah sakit merupakan salah satu faktor penentu image atau citra rumah sakit itu sendiri. Beberapa contoh kasus terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu mengenai kinerja perawat (La Ode Jumadi Gaffar, 2007). Keberhasilan suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat bantu atau bahan pendukung, karena sumber daya manusialah yang paling menentukan (Denim, 2004).
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat merupakan sumber daya manusia terpenting di rumah sakit karena selain jumlahnya yang dominan (55-56% ) juga merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus-menerus 24 jam kepada pasien pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas keperawatan (Yani, 2007).
Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) di Makassar, fenomena yang terjadi saat ini menyangkut perawat yaitu seringkali terjadi ketidakseimbangan insentif atau reward antara kelompok dokter, perawat dan yang setara dengan perawat, tenaga administrasi serta tingkatan manajer rumah sakit sehingga menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan dan menyebabkan menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi, khususnya perawat. Dengan menurunnya komitmen tersebut, maka kinerja perawat pun menjadi menurun atau kurang. Hal inilah yang sangat mempengaruhi kinerja perawat di suatu rumah sakit, disamping faktor-faktor lain yang mungkin mendukung penurunan kinerja perawat di Makassar (PPNI Makassar, 2012).
Kemenkes (2009), menyebutkan bahwa kinerja dalam pelayanan kesehatan belum memadai. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih rendah. Jumlah lulusan tenaga perawat setiap tahun sekitar 40.000 perawat baru dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1 : 2850. Namun daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih terbatas (Kemenkes RI, 2009).
Hasil penelitian Puskesmas terpencil di 10 provinsi, 20 Kabupaten dan 60 Puskesmas oleh Kemenkes RI. dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa 69 % menyatakan Puskesmas tidak mempunyai system penghargaan bagi perawat, 78,8 % melaksanakan tugas petugas kebersihan, 63,6 % melakukan tugas administrasi dan lebih dari 90 % perawat melakukan tugas non keperawatan (menetapkan diagnosis penyakit,membuat resep obat, melakukan tindakan pengobatan), sementara hanyasekitar 50% melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan peran dan fungsinya.
Pelaksanaan perawat di rumah sakit di pengaruhi oleh motivasi perawat itu sendiri, dengan motivasi yang baik perawat diharapkan kinerjanya dalam memberikan asuhan keperawatan yang semakin baik. Selain motivasi sikap juga dibutuhkan oleh seseorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien karena motivasi terbentuk dari sikap seorang perawat dalam menghadapi situasi kerja dan para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Armi, 2006).
Penurunan kinerja perawat sangat mempengaruhi citra pelayanan suatu rumah sakit di masyarakat. Pelayanan keperawatan yang buruk menimbulkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan rumah sakit. Kemampuan dalam melaksanakan tugas merupakan unsur utama dalam menilai kinerja seseorang tetapi tanpa dukungan oleh suatu kemampuan dan motivasi, maka tugas tidak akan dapat terselesaikan (Khalid, 2006).
Prestasi kerja atau pencapaian kinerja yang kurang baik karena kurangnya pengetahuan, kurangnya motivasi dan kurangnya keyakinan diri.
Selain itu juga dipengaruhi oleh kepemimpinan, tanggung jawab, kedisiplinan, inisiatif. Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan dengan mutu yang baik seorang perawat perlu memiliki motivasi yang bermuara kepada kinerja.
Untuk mencapai tingkat kinerja yang baik, setiap perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi (Nursalam, 2012).
Hasil peneilitian Zuhriana, dkk (2012) tentang faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit umum daerah (rsud) bula kabupaten seram bagian timur dengan kesimpulan bahwa antara pengetahuan dengan kinerja perawat di unit rawat inap RSUD Bula, ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di unit rawat inap RSUD Bula dan ada hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja perawat di unit rawat inap.
Dari hasil penelitian Indriana Stiani Didimus, dkk (2013) tentang faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap di rumah sakit Ibnu Sina Ybw-Umi Makassar menyatakan bahwa Ada hubungan antara kepemimpinan, pelatihan, rekan kerja, kondisi kerja, pengakuan, sistem imbalan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit Ibnu Sina YBW-UMI Makassar tahun 2013.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di rumah sakit khusus daerah provinsi Sulawesi Selatan terhadap beberapa perawat pelaksana yang ada di ruang rawat inap yaitu ruangan ketapang, kenanga, dan nyiur dengan jumlah perawat 36 orang secara keseluruhan, didapatkan kurang lebih 16 perawat pelaksana yang kinerjanya masih kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan, sering terjadi keterlambatan pengumpulan data-data laporan kegiatan rumah sakit dan kurang cermatnya pengisian laporan yang berdampak bertambahnya waktu dalam proses pengolahan sehingga kegiatan pelayanan di rumah sakit khusus daerah provinsi sulawesi selatan banyak mengalami hambatan. Dengan melihat hal tersebut tidak menutup kemungkinan perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tidak dilandasi dengan motivasi yang tinggi.
Berdasarkan uraian yang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit khusus daerah provinsi sulawesi selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah yaitu : Faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit khusus daerah provinsi sulawesi selatan.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian. Di dalam pernyataan hipotesis, terkandung variabel yang akan diteliti dan pengaruh antar variabel-variabel tersebut. Pernyataan hipotesis mengarahkan peneliti untuk menetukan desain penelitian, teknik pemilihan sampel, pengumpulan dan metode analisis data (Sudibyo Supardi,2013). Hipotesis Alternatif (Ha) 1. Ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Ada hubungan motivasi kerja perawat dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Hipotesis (H ) 1. Tidak ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Tidak ada hubungan motivasi kerja perawat dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1.
Kinerja perawat Adalah hasil kerja perawat dalam melaksanakan tugasnya selama di ruang perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Instrumen yang digunakan peneliti adalah kuisioner (khusus kepala ruangan) dengan jumlah 22 butir pertanyaan dan 2 item pilihan dengan skala jawaban 1-2. Kriteria objektif didapatkan dengan menentukan nilai tengah, dengan rumus :
(skor tertinggi x jumlah pertanyaan) + (skor terendah x jumlah pertanyaan) Median =
2
1) Baik : skor ≥ 33
2) Kurang : skor < 33
2. Gaya kepemimpinan
Adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruangan kepada bawahannya meliputi otoriter atau demokrasi.nInstrumen yang digunakan peneliti adalah kuisioner dengan jumlah 20 butir pertanyaan dan 5 item pilihan dengan skala jawaban 1-5.
Kriteria Objektif : 1)
Otoriter : skor ≥ 60 2)
Demokrasi : skor < 60 Skala ukur : Ordinal 3. Motivasi kerja
Adalah kondisi yang menggerakkan diri responden terarah untuk mencapai tujuan. Instrumen yang digunakan peneliti adalah kuisioner dengan jumlah 16 butir pertanyaan dan 5 item pilihan dengan skala jawaban 1-5.
Kriteria Objektif : 1)
Tinggi : skor ≥ 48 2)
Rendah : skor < 48 Skala ukur : Ordinal E.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka bertujuan untuk membantu peneliti untuk menyelesaikan masalah penelitiannya dengan mengacu pada teori dan hasil- hasil penelitian sebelumnya yang relevan (Hamdiyati, 2008).
Menurut Dr. Santoso Soeroso (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hinerja perawat diantaranya adalah faktor kepemimpinan dan motivasi kerja.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Zuhriana dkk (2012) tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Bula Kabupaten Seram Bagian Timur. Hasil penelitian menunjukkan, dari 34 responden, terdapat 13 orang (48,1%) yang memiliki motivasi kerja tinggi, tetapi kinerjanya kurang, dan 7 orang (100%) dengan motivasi kerja yang rendah tetapi kinerja yang cukup.
Uji statistik Chi Square memperlihatkan nilai p = 0,019 < α. Ini berarti, ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat. Nilai koefisien phi, φ = 0,401, yang menunjukkan kekuatan hubungannya masuk dalam kategori hubungan sedang.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Emanuel Vensi Hasmoko (2008) di rumah sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi rendah, proporsi kinerja klinis kurang baik (87,9%) lebih besar dibandingkan dengan kinerja klinis baik (36,6%). Pada motivasi tinggi, proporsi kinerja klinis baik (63,4%) lebih besar dibandingkan dengan kinerja klinis kurang baik (12,1%). Uji statistik (chi square) menunjukkan p = 0,000, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja klinis perawat berdasarkan penerapan SPMKK.
Berbeda dengan hasil penelitian Mulyono,H dkk (2013) mengenai Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat Iii 16.06.01 Ambon. responden yang motivasi kerjanya baik, sebagian besar
(55.56%) kinerjanya tidak baik, begitu juga responden yang motivasi kerjanya tidak baik sebagian besar (64.29%) kinerjanya tidak baik. Ini adalah hal yang kontradiktif, mestinya responden yang motivasi kerjanya baik, kinerjanya akan cenderung baik. Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji korelasi gamma dimana p value : 0,615 (p> 0,05), berarti tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat. Dan untuk gaya kepemimpinan memperlihatkan responden yang kepemimpinan kepala ruangannya baik,sebagian besar (60%) kinerjanya tidak baik, begitu juga responden yang kepemimpinan kepala ruangannya tidak baik, sebagian besar (58.82%) kinerjanya tidak baik. Ini menandakan,kepemimpinan yang baik tidak menjamin kinerja akan baik pula.
Hasil uji korelasi gamma didapatkan dimana p value : 0,946 (p> 0,05),berarti tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat.
F. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit khusus daerah provinsi sulawesi selatan.
2. Tujuan khusus a.
Diketahuinya kinerja perawat, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja di ruang rawat inap rumah sakit khusus daerah provinsi sulawesi selatan.
b.
Diketahuinya hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat.
c.
G. Manfaat Penelitian a.
Untuk Ilmu Keperawatan Sebagai bahan referensi untuk pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya yang lebih profesional.
b.
Untuk Institusi a.
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UIN, khususnya untuk mahasiswa keperawatan b. Untuk pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya dan sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.
c.
Untuk Rumah Sakit Sebagai sumber informasi dan masukan bagi instansi terkait dalam penetapan kebijaksanaan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
d.
Untuk Peneliti a.
Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk pengembangan ilmu keperawatan.
b.
Sebagai wadah latihan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Kinerja Notoadmodjo (2009) mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat
dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menurut Mangkunegara (2009) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance (Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai oleh seseorang) dan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kwantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Robbins (2006) kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target/sasaran atau kriteria. Kemudian menurut Hasibuan (2001) menegmukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja juga merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang di kerjakan. Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja. Para pakar banyak memberikan defenisi tentang kinerja secara umum: a.
Mangkunegara 2005, istilah kinerja berasal dari kata job performance atau b.
Kinerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan (WHO, 2000).
c.
Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dicapai seserang atau kelompok orang dalam suatu orgaisasi sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan yang legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral maupun etika (Prawirasentono, 1997).
d.
Kinerja adalah catatan tentag hasil yang di peroleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurung waktu tertentu (Ruky, 2001).
e.
Performance di terjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau hasil kerja, pelaksana kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja / penampilan kermja (Sedarayanti, 2001).
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : 1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya;
2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome) (Yaslis Ilyas, 2002).
Berdasarkan hasil pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Kinerja perawat adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawabnya dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien secara menyeluruh yang dapat memberikan dampak terhadap individu-individu yang bersangkutan. (La Ode Jumadi Gaffar, 2007)
Firman Allah swt.. Q.S. At-taubah/9:105
Terjemahnya::
Dan Katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Depag RI, 2008)
Tafsir Indonesia departemen agama, dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar beliau mengatakan kepada kaum muslimin yang mau bertobat dan membersihkan diri dari dosa-dosa dengan cara bersedekah dan mengeluarkan zakat, agar mereka melakukan amal-amal saleh sebanyak mungkin. Di samping itu Allah swt. juga memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada mereka, bahwa apabila mereka telah melakukan amal-amal saleh tersebut maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. kepada mereka ganjaran atas amal-amal yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Kepada mereka dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-mata melainkan haruslah mereka mengerjakan semua apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah akan melihat amal-amal yang mereka lakukan itu sehingga mereka semakin dekat kepada-Nya. Rasulullah juga akan melihat amal-amal tersebut disebabkan doa restu beliau untuk mereka akan semakin bertambah pula amal- amal kebajikan itu sehingga mereka pun akan mengikuti dan mencontohnya pula, sedang Allah swt. memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang dicontoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.
Tafsir Indonesia Jalalain, (Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang Mengetahui alam gaib dan alam nyata) yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia akan membalasnya kepada kalian.
Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah akan menjadi saksi yang kuat di hari kiamat, tentang benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.
Di samping itu, ayat ini pun berisi peringatan keras terhadap orang-orang yang menyalahi perintah-perintah agama, bahwa amal mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan pula kepada rasul dan kaum Muslimin lainnya kelak di hari kiamat dan dengan demikian akan tersingkaplah aib mereka karena akan ternyata bahwa amal-amal kebajikan mereka adalah amat sedikit, dan sebaliknya dosa dari kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan lebih banyak.
Bahkan di dunia ini pun akan diperlihatkan pula kurangnya amal saleh mereka dan banyaknya kejahatan yang mereka lakukan. Bahkan dalam suatu riwayat disebutkan pula bahwa amalan orang-orang yang hidup dipertontonkan kepada orang-orang yang telah mati, yaitu dari kalangan kaum keluarga dan sanak famili yang ada di alam barzakh.
Dengan wafatnya seseorang maka ia dikembalikan ke alam akhirat. Di sana Allah akan memberitahukan kepada setiap orang tentang hasil dari perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya selagi ia di dunia dengan cara memberikan balasan terhadap amal mereka. Kebaikan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan dibalas dengan azab dan siksa.
B. Perawat
1. Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku (Kemenkes RI, 2001).
Perawat merupakan salah satu profesi yang selalu berhubungan dan berinteraksi langsung dengan klien, baik klien sebagai individu, keluarga, maupun masyarakat, maka perawat dalam memberikan asuhan keperawatannya, dituntut untuk memahami dan berperilaku sesuai dengan etika keperawatan. Seorang perawat yang memiliki harga diri tinggi adalah energetik dan percaya diri, dimana mereka mendapat penghargaan dalam pekerjaan mereka dan memiliki respek murni dan perhatian terhadap pasien, pengunjung, kolega. Rasa harga diri seorang perawat adalah suatu bukti dalam perilaku perawatan, dan bertangung jawab dalam perawatan pasien (Nursalam, 2002).
Menurut undang-undang kesehatan nomor 23 tahun 1992, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan, bertanggungjawab dan berwewenang secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.
(Kemenkes RI, 2002).
Perawat profesional yang berpikir sangat tinggi tentang diri sendiri dan yakin bahwa orang lain juga demikian, akan mengambil risiko dalam hubungan pribadi mereka, dimana mereka mencari pujian, cinta, dukungan dan partisipasi. Semua bertumbuh lebih kuat dan merasa lebih bermakna. Perhatian perawat profesional dalam pelayanan keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Profil perawat profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh dimana dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan, dimana aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan dalam keperawatan (Hidayat, 2004).
1. Peran Perawat
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, coordinator, kolabolator, konsultan, dan peneliti.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang di berikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasinya, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian (Hidayat, 2004).
Peran tenaga perawat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sangatlah penting khususnya sebagai tenaga pelaksana pelayanan yaitu tenaga perawat relatif lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, maka wajarlah jika kinerja perawat sangat berperan untuk menjadi penentu bagi citra rumah sakit/puskesmas. Oleh karena itu perawat harus senantiasa dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin, serta perlu mendapatkan dukungan dari pihak rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya (Kemenkes, 2004).
2. Fungsi Perawat
Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana segala aktivitas yang dilaksanakan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, aktivitas ini dilakukan dalam bentuk proses keperawatan yang terdri dari tahap pengkajian identifikasi masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanaan perannya, yaitu; a. Fungsi Independent
Dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuahn dasar manusia (bio- psiko-sosial/kultural dan spiritual), mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang jua tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dari pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertangungjawab serta beranggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya. b.
Fungsi Dependent Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau intruksi dari orang lain.
c.
Fungsi Interdependent Fungsi ini berupa “kerja tim”, sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan maupun kesehatan (Hidayat, 2004).
3. Tugas Pokok Perawat
Tugas pokok perawat memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan/kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/kesehatan (Kemenkes RI, 2001).
4. Tanggung Jawab Perawat
Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam membeikan asuhan keperawan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada pasien mencakup aspek bio-fisiko cultural-spiritual dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi: a.
Membantu pasien memperoleh kesehatanya.
b.
Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
c.
Membantu pasien yang tidak bisa di sembuhkan untuk menerimah kondisinya. d.
Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal. (Hidayat, 2004).
Dengan penjabarannya sebagai berikut: 1)
Tanggung jawab Perawat terhadap klein untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
b) Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d) Perawat, menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2) Tanggung jawab Perawat terhadap tugas
a) Perawat, memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
b) Perawat, wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Perawat, tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d) Perawat, dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e) Perawat, mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih- tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3) Tanggung jawab Perawat terhadap Sejawat/tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain sebagai berikut : a)
Perawat, memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluru. b) Perawat, menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi
a) Perawat, berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b) Perawat, menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c) Perawat, berperan dalammenentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kagiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d) Perawat, secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Negara
a) Perawat, melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijsanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b) Perawat, berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat (Anonim, 2013).
C. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Perawat
Faktor yang mempengaruhi perkembangan perawat secara profesional adalah sebagai berikut: 1) Antheical terhadap pakerjaan keperawatan.
Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakanya pendidikan keperawatan secara profesional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutinitas dan menunggu perintah dari dokter.
2) Rendahnya rasa percaya diri
Perawat belum mampu menyediakan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien, rendahnya rasa percaya diri disebabkan oleh karena rendahnya pendidikan, rendahnya pengetauan, dan tehnologi-tehnologi yang memadai.
3) Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan.