DISERTASI PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial antara Masyarakat Lokal dan Pendatang

  

DISERTASI

PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA:

Studi tentang Proses Sosial antara

Masyarakat Lokal dan Pendatang

oleh:

  

Tuti Rahayu

NIM. 071217047321

PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

  

2016

  PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial antara Masyarakat Lokal dan Pendatang DISERTASI Untuk memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Studi Ilmu Sosial Pada Program Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga Telah Dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka Pada hari Rabu Tanggal 26 Oktober 2016, pukul 10.00-12.00 WIB oleh: Tuti Rahayu NIM. 071217047321 PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

  PANITIA PENGUJI DISERTASI Telah diuji pada Ujian Doktor Tahap I (Tertutup) Hari/Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2016 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU Anggota : Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D Prof. Dr L.Dyson, Drs., MA Prof. Dr. Hotman Siahan, Drs Dr. Anik Juwariyah, Dra., M.Si Dr. Sutinah Dra., M.Si Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Nomor: 2710/UN3.1.7/PPd/2016 Tanggal: 3 Agustus 2016

PANITIA PENGUJI DISERTASI Telah diuji pada Ujian Doktor Tahap II (Terbuka) Rabu, 26 Oktober 2016 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof. Dr.Budi Prasetyo., Drs., M.Si Anggota : Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU Prof. Dr. Warsono, MS

  

Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si

Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si Vincensio M.A Dugis, Drs., M.A., Ph.D Dr. Rustinsyah Dra., M.Si Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Nomor: 165/UN3.1.7/2016 Tanggal: 26 Oktober 2016

  Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas Kasih Sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Untuk itu penulis ucapkan rasa syukur kehadirat-Nya seraya mengucapkan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dengan terselesaikannya disertasi ini yang merupakan salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu-ilmu Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya (Unair).

  Judul yang diangkat dalam disertasi ini adalah Pluralisme masyarakat Nias Utara: Studi tentang Proses Sosial Antara Masyarakat Lokal dan Pendatang. Judul tersebut terilhami dari beberapa perbincangan antara lain dengan Bapak Prof. Dr.

  Hotman Siahaan, Drs. yang pada saat beliau datang ke Medan pada tahun 2014. Pada saat kesempatan beliau datang ke Medan saya selalu berdiskusi bagaimana menuliskan peroblema-problema yang ada, seperti problema dalam kehidupan

  yang sering dijumpai adanya perbedaan yang ada di masyarakat Nias. Perbedaan keragaman seni budaya dan juga perbedaan dalam hal agama. Dimana Nias merupakan penduduk yang mayoritas agamanya adalah Kristen, dan minoritasnya adalah Islam. Akan tetapi dalam kehidupan bersosialisasi mereka tidak begitu kelihatan konflik yang berkepanjangan, walaupun dapat dikatakan masyarakat Nias mempunyai sifat dan watak yang keras. Nias juga memiliki banyak suku pendatang, agama yang berbeda, dengan inilah konsep masyarakat multikultural menjadi topik yang relevan untuk ditelaah karena sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

  Konsep tentang multikulturalisme yang sesuai diambil menjadi tema dan judul dalam penelitian ini telah lama mendominasi kehidupan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Masyarakat multikultural disini lebih dipandang sebagai masyarakat yang memiliki kesederajatan dalam bertindak meski berbeda-beda suku bangsa, ras, maupun agama. Lebih tepatnya masyarakat multikultural tidaklah hanya sebagai konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, akan tetapi menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Kemudian beliau menjelaskan panjang lebar

  hingga judul terinspirasi mengenai multikultural. Tetapi di dalam perjalanan dan proses yang cukup panjang judul ini mengalami perubahan dari multikulturasi ke pluralisme.

  Banyak faktor yang membuat proses penyusunan disertasi ini sempat mengalami ke-vacumm-an, akan tetapi berkat motivasi suami tercinta, saudara- saudara dan sahabat-sahabat terdekat serta nasehat dan saran para pembimbing maka dengan menekankan kembali semangat ketekunan, kesabaran dan percaya diri, penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan penulisan tugas akhir yang berupa disertasi ini laksana setetes air yang jatuh dalam luasnya samudera, permasalahan dan carut marutnya masalah kebangsaan dan konflik-konflik yang ada di Indonesia. Penulis berharap semoga disertasi ini dapat sedikit memberikan manfaat bagi masyarakat yang mempunyai keragaman etnis atau masyarakat yang majemuk dapat dijadikan salah satu rujukan bagi peneliti atau penulis karya ilmiah lainnya. Akhir kata penulis berbesar hati apabila para pembaca sudi memberikan kritik, saran dan masukan dalam rangka proses penulisan dan penelitian berikutnya.

  Surabaya, Oktober 2016 Penulis

  Alhamdulillah, doa yang terucap karena sebuah disertasi berjudul

  “Pluralisme Masyarakat Nias Utara: Studi tentang Proses Sosial Antara

  Masyarakat Lokal dan Pendatang akhirnya dapat terselesaikan. Sebuah

  kenyataan yang sangat melegakan sekaligus membahagiakan. Keberhasilan ini dapat dicapai bukan karena saya hebat, tapi karena perkenan dan kuasa-Nya semua ini dapat terwujud. Untuk itu segala puji dan syukur yang tidak terhingga hanya kepada-Nya jualah saya panjatkan.

  Saya menyadari bahwa penulisan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada semuanya. Kepada promotor sekaligus sebagai Pembimbing Akademik, Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si dengan kesabaran yang luar biasa dalam membimbing serta dorongan dan motivasinya agar segera menyelesaikan disertasi ini. Beliau sangat perhatian dengan selalu menanyakan tentang perkembangan disertasi.

  Kepada Ko-Promotor Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D yang juga dengan penuh ketelitiannya terus memberi bimbingannya serta memberikan kesempatan berdiskusi secara terbuka, nyaris tanpa mengenal ruang dan waktu untuk memberikan semangat dalam memacu penyelesaian disertasi ini. Kepada keduanya saya ucapkan terimakasih yang tidak terhingga.

  Kepada dosen-dosen MKPD yang telah banyak membantu meningkatkan cakrawala akademik sekaligus memberikan ilmu serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan naskah disertasi ini. Kepada Prof. Usman Pelly, Ph.D, Prof. L. Dyson P. Drs., M.A, Dr. Bagong Suyanto, M.Si. Terimakasih kepada Prof. Hotman Siahaan yang telah banyak memberi masukan mulai dari menentukan tema, judul serta teori dan juga selalu menyisihkan waktunya selama ada kegiatan di Medan dan di Malang. Kepada Ketua Program Studi S3 Ilmu Sosial FISIP Universitas Airlangga yang lama, Prof. Dr. L.Dyson P, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan kelancaran yang diberikan selama ini, dari perkuliahan, prakualifikasi, ujian proposal hingga penulisan disertasi ini. Prof Dyson juga sangat berperan penting atas kelancaran dan keberlangsungan program Aliansi FISIP Universitas Airlangga terhadap Program Studi Antropologi Sosial Universitas Negeri Medan.

  Dalam kesempatan ini, kepada Ketua Program Studi S3 Ilmu Sosial FISIP Airlangga, Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si dan kepada seluruh dosen yang telah bersedia menguji, Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU, Prof. Dr L.Dyson, Drs., MA, Prof. Dr. Hotman Siahan, Drs, Dr. Anik Juwariyah, Dra., M.Si, Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si, dan Dr. Sutinah Dra., M.Si yang telah memberikan masukan atas proposal, ujian kelayakan naskah disertasi hingga ujian tertutup, penulis mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang setinggi-tinggi bagi para penguji yang bukan hanya penguji, tetapi juga memberikan pandangan-pandangan dan wawasan yang sangat berguna bagi kelengkapan disertasi ini.

  Dengan selesainya disertasi ini, perkenankan lah saya mengucapkan termakasih sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof.

  Dr. Moh. Nasih, S.E.,M.T.,Ak. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan program Doktor. Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Dr. Falih Suaedi, Drs.,M.Si atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk mengikuti pendidikan program Doktor.

  Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, yang telah memberi keringanan mengajar selama studi di Universitas Airlangga Surabaya serta Ketua Prodi Antropologi Sosial Unimed yang telah mengelola dan memfasilitasi program kerjasama ini, sehingga saya mendapat kesempatan untuk studi lanjut.

  Ucapan terimakasih juga saya tujukan kepada Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd selaku Wakil Rektor I di Unimed yang selalu mengajariku akan arti

  sebuah asa besar. Selalu mengingatkan dan memberikan semangat serta

  peminjaman buku-buku referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian pendidikan terakhir ini.

  Kepada Bapak/Ibu Nara Sumber Abdul Muis Tanjung, Umar Umaya Aceh, Ali Daud Bugis Zaedar Rahman Zega, Ahmad Nur Zalukhu, Pendeta Ameni Ndaha, S.Th dan alm.Mansyurman Zebua saya mengucapkan terimakasih atas informasi dan data yang diberikan sehingga data-data tersebut menjadikan sebuah disertasi. Kepada pendamping lapangan Roslina Zega, S.Pdi, Kenan Mafrad dan Cut Ayuandira karena telah membantu dalam hal menterjemahkan bahasa Nias ke bahasa Indonesia dan tempat diskusi selama penelitian di lapangan.

  Terselesaikannya tulisan ini juga tidak lepas dari doa, dukungan dan pengorbanan dari seluruh keluarga. Kepada suami tercinta Adnan Syam Zega, SH., M.Si, terimakasih atas segala dukungan, pengorbanan, pengertian serta penantianmu. Kepada ananda Anindyta Dayu Hamali Zega, yang selalu ber’doa dalam cintamu agar Mami selesai dalam menempuh pendidikan ini. Ibunda Hajjah Nur Asnah Kamil yang telah memberikan bahunya untuk sandaran kepala ananda dan pelukan yang hangat dikala kejenuhan itu datang. Alm. Papa Darman Sudardjo B.Sc mu telah menyelesaikan amanah untuk menyelesaikan pendidikan tertinggi. Abang dan Adik-adik, Mas Budi Hartomo, Toto Raharjo, Joko Pranoto,SH, Sri Suharningsih,S.Pd.,M.Psi, Siswahyuni Sudarjo, SE yang selalu memberikan motivasi dan doa agar Mba Ayu segera menyelesaikan pendidikan ini. Dari keluarga ini lah ku rangkai kembali puing-puing semangatku yang terkadang sirna.

  Kepada teman-teman seperjuangan program Aliansi Unimed angkatan 2012, kebersamaan yang terjalin selama dalam perkuliahan telah menjadikan kita satu keluarga dengan saling memberikan motivasi dan berdiskusi dalam menghadapi persoalan yang kita hadapi. Khususnya Dr. Nurwani, SST, M.Hum, yang telah menjadi sahabat seperjuangan Medan-Surabaya serasa begitu dekat oleh kita berdua. Pagi buta kita sudah berada di bandara untuk menuju Surabaya dan pulang ke Medan sampai pada tengah malam. Begitu juga perjuangan dalam menulis disertasi ini hingga subuh kita mengerjakannya berdua di kost Kertajaya 5E yang menjadi saksi atas perjuangan kita dalam menempuh pendidikan S3 ini.

  Dr. Hadiani Fitri, Dra, M.Si, Dr. Zulkifli, Drs., M.Si, Bakhrul Khair Amal, SE., M.Si, Dra. Lukitaningsih, M.Hum, Dra. Corry Purba, M.Si serta Panji Suroso, S.Pd, M.Si, yang selalu menjadi teman diskusi dan bertukar informasi.

  Terimakasih juga saya tujukan untuk Father, Dr.Albadi Sinulingga, M.Pd tempat berdiskusi dalam hal Pluralitas, yang telah memberi masukan bagaimana merangkum paradigma ini. Merangkul dunia dan menyulam kedamaian dalam kusutnya benang-benang perbedaan.

  Kepada Mas Martino Arianto terimakasih karena telah banyak membantu dan memberikan informasi untuk kelancaran administrasi selama studi di Program Doktor Fakultas Ilmu Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Bismillahirrahmanirrahim, semoga karya ini bermanfaat dan Allah selalu membukakan rahmat-Nya kepada jiwa yang tiada henti menyulam ilmu

  pengetahuan.

  Surabaya, Oktober 2016

  ABSTRAK

  Studi ini mengkaji tentang proses sosial antara masyarakat lokal yang mayoritas dan masyarakat pendatang yang minoritas, dengan menggunakan teori

  Communal Community (Masyarakat Majemuk) Ricardo L.Garcia. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Nias Utara, Kecamatan Lahewa.

  Disertasi ini menjelaskan bahwa masyarakat Nias Utara yang pluralis dapat bertahan dan eksis dalam kehidupan bersama dalam proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi historis. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi serta membuka Forum Group Disscation (FGD). Secara keseluruhan informan penelitian ini terdiri dari 32 orang, yakni tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.

  Beberapa temuan dari studi ini menjelaskan, masyarakat Nias Utara adalah masyarakat pendatang (Ndrawa) yang minoritas beragama Islam berasal dari Aceh, Bugis dan Minang serta masyarakat lokal (Ono Niha) yang mayoritas. Eksistensi masyarakat Nias Utara yang pluralis dapat dilihat dari agama, bahasa dan seni. Meskipun menjadi masyarakat yang minoritas, hak-hak mereka dalam beragama dan identitas budaya mereka tidak hilang. Hal ini disebabkan adanya proses sosial yang menimbulkan saling toleransi, solidaritas, kerukunan dan koeksistensi pada masyarakat mayoritas dan minoritas. Penggunaan mado dibelakang nama merupakan suatu bentuk pengakuan dari masyarakat lokal, sehingga eksistensi mereka diterima dan diakui.

  Pluralisme yang terjadi pada masyarakat Nias Utara dapat dilihat pada proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi. Asimilasi yang terjadi pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal yang ada di Kecamatan Lahewa dilihat bahwa ada beberapa unsur kebudayaan masyarakat pendatang yang menjadi hilang ketika masyarakat pendatang bergabung dengan masyarakat lokal, yaitu bahasa dan

  Talifusö. Masyarakat pendatang meninggalkan bahasa daerahnya dan

  menggunakan bahasa masyarakat lokal sebagai alat komunikasinya. Talifusö sebagai alat resolusi konflik dan sebagai kearifan lokal yang diciptakan oleh masyarakat lokal. Adapun bentuk adaptasinya adalah Aleale. Aleale merupakan bentuk budaya baru yang dihasilkan dari perpaduan antara silat dari masyarakat pendatang dan tari perang dari masyarakat lokal. Bentuk akomodasi yang terjadi adalah perkawinan. Dimana antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang memiliki unsur tata cara upacara perkawinannya yang sama namun unsur-unsur kebudayaan dari masing-masing kelompok masih terlihat dan berdiri sendiri.

  Kata Kunci: Pluralisme, Proses Sosial, Interaksi dan koeksistensi

  ABSTRACT

  This study examined about social processes between local society are majority and immigrant society are minority, used communal community theory of Ricardo L. Garcia. Research location is in North Nias Regency, Lahewa District.

  This dissertation explained that North Nias society who pluralist could survive and exist in common life in the process of assimilation, adaptation and accomodation. This study used qualitative research method with historical sociology approach. Data collection technique are observation, interview and documentation along opening Forum Group Discussion (FGD). Overall the informant of this research consist of 32 people, i.e. public figure, traditional figure and religious figure.

  Some findings of this study explained that North Nias Moeslem society are immigrant society who minority have Islam religious came from Aceh, Bugis and Minang. The existency of pluralist North Nias society can be seen from religion, language and art. Although being minority society, their right for being religious and their culture identity did not dissapear. Its cause there’s a social process that create tolerance, solidarity, concordance and co-existence each other people in both of majority society and minority society. Utilization of mado in their last name as a recognition form from local society, so that their existence can be accepted and recognized.

  Pluralism that occurs to North Nias society can be seen on the process of assimilation, adaptation and accommodation. Assimilation occurred to majority society and minority society that existed in Lahewa District showed that there are some minority cultural elements society being dissapeared when they joined with local society, i.e. language and Talifuso. Minority society didn’t use their local languages and used majority society language as communication tool. Talifuso as conflict resolution instrument and as local wisdom that created by local society. As for the form of the adaptation is Aleale. Aleale is a new cultural that resulted from combination between Silat of minority society and war dance of majority society. The form of accommodation that occurred is Marriage. Wherein between minority society and majority society have identical wedding ceremony, however the culture elements of each group society still exist and be on one’s own.

  Keywords: Pluralism, Social Process,Intraction and Co-Existence

  RINGKASAN PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial Antara Masyarakat Lokal dan Pendatang

  Studi ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami pluralisme masyarakat Nias Utara yang telah bertahan dan eksis dalam kehidupan bersama. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Nias Utara Kecamatan Lahewa. Lokasi ini dipilih didasari atas pertimbangan bahwa Kecamatan Lahewa merupakan kelompok masyarakat muslim yang terbesar di Kabupaten Nias Utara, baik itu dari etnis pendatang maupun etnis lokal. Secara keseluruhan, penggalian data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada informan yaitu masyarakat lokal, masyarakat pendatang (Aceh, Minang dan Bugis), tokoh- tokoh adat, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh pemuda. Studi ini menggunakan observasi dan dokumentasi khususnya bahan dokumen yang ada pada tokoh adat, Badan Pusat Statistik dan tulisan-tulisan sejarah yang ada dalam silsilah keturunan dari keluarganya serta bahan-bahan dokumen dari badan Arkeologi di Nias untuk mendapatkan informasi sejak kapan masyarakat pendatang memasuki Pulau Nias.

  Studi ini menemukan bahwa, secara umum masyarakat pendatang Nias Utara merupakan masyarakat pendatang yang minoritas, berasal dari Aceh, Bugis dan Minang. Eksistensi masyarakat Nias yang pluralisme dapat dilihat dari unsur- unsur budaya yaitu agama, bahasa dan seni. Meskipun menjadi masyarakat yang minoritas, namun tidak menghilangkan identitas budaya masyarakat muslim. Hal ini disebabkan karena adanya proses sosial yang menimbulkan saling toleransi, solidaritas dan kerukunan pada masyarakat mayoritas dan minoritas. Interaksi yang harmonis antar tokoh agama dan tokoh adat di Kecamatan Lahewa, berhasil menumbuhkan rasa saling menghormati serta menghargai perbedaan antar umat beragama yaitu antara mayoritas (Kristen) dan minoritas (Islam). Untuk nilai-nilai perekat antar agama dapat dilihat dari nilai-nilai religi, nilai filosofi, nilai etis dan nilai estetis. Dengan memakai simbol peribahasa tabagi-bagi wa’aukhu, tafaosa

  wogikhi manu (membagi semuanya secara berimbang) dan Talifusö (tali

  persaudaraan). Masyarakat minoritas juga menggunakan mado dibelakang namanya. Penggunaan mado merupakan suatu bentuk pengakuan dari masyarakat lokal, sehingga eksistensi keberadaan mereka diterima dan diakui.

  Masyarakat mayoritas dan minoritas hidup secara berdampingan dan tetap memperhatikan hak-hak masyarakat minoritas. Sehingga dalam kehidupan sosial masyarakat Nias jarang terjadi konflik dan tindak kekerasan. Secara umum, interaksi sosial masyarakat minoritas dan mayoritas di Nias Utara cukup harmonis, yang terjalin sejak dahulu hingga saat ini. Namun demikian, dalam beberapa hal umat Islam yang berada di Lahewa mengalami beberapa kendala dan resistensi dalam mempertahankan identitas dan eksistensinya. Meskipun demikian, masalah tersebut tidak menjadi salah satu pemicu konflik antara masyarakat mayoritas dengan masyarakat minoritas, karena Talifusö menjadi tali pengikat yang sangat kuat dan mampu meredam benih-benih konflik dalam masyarakat.

  Pada masyarakat Nias Utara, yang memiliki perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lain, mereka dapat hidup berdampingan dan tidak pernah terjadi konflik yang menyebabkan jatuhnya korban kekerasan. Strategi masyarakat muslim Nias Utara dalam menjaga hubungan yang baik adalah dengan adaptasi dan koeksistensi. Bentuk pola pemukiman pada masyarakat mayoritas tersebar diseluruh kecamatan Lahewa, sedangkan pola pemukiman pendatang terdapat tiga bentuk yaitu pola pemukiman keturunan Minang merupakan pola perkembangan perkotaan yang berpola segregasi lingkaran konsentris, pola pemukiman Aceh berkatagori segregasi okupasi yaitu pemukiman yang memiliki pekerjaan yang beragam serta pola pemukiman Bugis berkatagori segregasi etnik berdasarkan kesadarannya terhadap identitas kebudayaannya.

  Proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi yang terjadi pada masyarakat yang pluralisme di Nias Utara dapat di lihat pada proses asimilasi yang terjadi pada masyarakat mayoritas dan minoritas yang ada di Kecamatan Lahewa. Secara umum, ada beberapa unsur budaya masyarakat minoritas yang hilang ketika masyarakat minoritas bergabung dengan masyarakat lokal. Bentuk asimilasi yaitu bahasa dan Talifusö. Masyarakat minoritas harus meninggalkan bahasa daerahnya dan menggunakan bahasa masyarakat mayoritas sebagai alat komunikasinya. Di mana masyarakat muslim Nias Utara dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal serta dapat hidup secara berdampingan dengan masyarakat yang mayoritas tanpa menyampingkan adat istiadat serta pendapat masyarakat minoritas. Bahasa di masyarakat Nias Utara menjadi penting karena berfungsi sebagai transmitter komunikasi sehingga lambat laun menjadi faktor determinan dalam membentuk sebuah pola pergaulan. Secara teori, proses asimilasi hanya terjadi melalui interaksi damai dalam waktu yang lama. Dalam percakapan sehari-hari, masyarakat pendatang yang berasal dari Aceh, Minang dan Bugis menggunakan bahasa Nias, bahkan keturunan-keturunan mereka tidak bisa lagi berbahasa daerah asalnya. Talifusö sebagai alat resolusi konflik dan sebagai kearifan lokal yang diciptakan oleh masyarakat lokal.

  Adapun bentuk adaptasinya adalah Aleale. Aleale merupakan bentuk budaya baru yang dihasilkan dari perpaduan antara Silat dari masyarakat minoritas dan tari perang dari masyarakat mayoritas. Dalam hal ini, budaya silat dari masyarakat pendatang dan tari perang yang ada pada masyarakat lokal telah bercampur dan membentuk identitas baru. Dengan demikian budaya yang ada dalam masing-masing kelompok (mayoritas-minoritas) terpadu menjadi satu.

  Sedangkan bentuk akomodasi yang terjadi pada masyarakat Nias Utara adalah Perkawinan. Di mana melalui perkawinan ini, masyarakat muslim dapat melakukan proses akomodasi budaya. Sehingga antara masyarakat mayoritas dan masyarakat minoritas memiliki unsur tata cara upacara perkawinannya yang sama namun unsur-unsur budaya dari masing-masing kelompok masih terlihat dan berdiri sendiri.

  The Study of Social Processes Between Lokal and Migrants This study aims to analyze and understand the pluralism of society north

  Nias has survive and exist in life together. Location of research was North Nias Regency, Lahewa District. This location was selected based on consideration that the village has biggest Moslem group both from comer and local ethnic. In overall, data digging of the research was performed by in depth interview to informants, in this case were local community, comer communities (Aceh, Minang and Bugis), custom figures, religious figures, and youth figures. This study used observation and documentation particularly on documents possessed by custom figures, Statistical Central Bureau, and historical writings from Archaeological Body in Nias to obtain information of since what period(s) the comers came and settled Nias Island.

  This study found that in general Moslem community in Nias constituted minority comers, originated from Aceh, Bugis and Minang. Existence of Nias society in multicultural environment can be seen from the criteria including religion, language, and culture. Despite becoming minorities, their rights in practicing religion and culture didn’t erode the Moslem cultural identity. It is due to social process that creates tolerance, solidarity and harmony among majority and minorities. Harmonious interaction among religious figures and cultural figures in Lahewa District is successful to nurture sense of respect each other and valuing religion difference between Majority (Christian) and Minorities (Islam). For binding values among religions can be seen from religious, philosophy, ethic and aesthetic values by use of symbolic proverb tabagi-bagi wa’aukhu, tafaosa

  wogikhi manu ( Divide everything in balance) and Talifuso ( Kinship) . Minorities

  also use madoin their last name. Use of madois a recognition form from local community hence their existence is accepted and recognized.

  Majority and minorities live side by side and keep minorities rights. Hence in social life of Nias society conflict and abuse cases are relatively low. In general, social interaction among minorities and majority in North Nias is relatively harmonious which has been nurturing since ancient time until now.

  However in some respects Moslem group in Lahewa face problem and resistance in maintaining their identity and existence. However, the problem doesn’t trigger conflict between minorities and majority because of Talifuso existence as strong binding rope among them and is able to mute conflicts within society.

  In Nias society, despite with difference among one group and others they can live side by side and no conflict that cause casualties had been occurred. Nias Moslem group strategy in maintaining good relationship is by adaptation and co- existence. Settlement pattern form in majority spread in entire Lahewa District, while comer settlement pattern consist of tree forms including Minang descendant pattern which is urban development pattern with concentric circle segregation pattern, Aceh settlement pattern with occupation segregation category, a settlement with variable occupations and Bugis settlement pattern with ethnic segregation category based on their consciousness of their cultural identity.

  Assimilation, adaptation and accommodation processes occurred in pluralism society, assimilation occurred in majority and minorities existed in Lahewa District can be seen that there are some cultural elements of minorities become disappeared when they joined with local majority. These assimilation forms are language and Talifuso. Minorities have to leave their local languages and shift to use majority language as communication tool where Moslem groups in Nias can interact with locals and can live side by side with majority without getting rid customs and opinion of minorities. Language in Nias society becomes important since it functions as communication transmitter hence sooner or later becoming determining factor in society pattern. Theoretically, assimilation process only occurs through peaceful interaction in long term. In daily conversation, comer communities originated from Aceh, Minang and Bugis use Nias language, even their descendants are no longer able to speak their original languages. Talifusoas conflict resolution tool and as local wisdom is created by local community.

  Meanwhile the adaptation form is Aleale. Aleale is new culture form resulted from combination between Silat (martial art) from minorities and war dance of majority community. Therefore cultures existed in each group (majority- minorities) are combined into a new form.

  Whereas accommodation form occurred in Nias society is Marriage where through the marriage, Nias Moslem community can perform culture accommodation process. Hence between minorities and majority have same marriage ceremony rites but cultural elements of each group are still being seen and autonomous.

  DAFTAR ISI

  Prasyarat Gelar ..................................................................................................... i Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii Halaman Penetapan Panitia Penguji Ujian Akhir Tahap I .................................... iii Halaman Penetapan Panitia Penguji Ujian Akhir Tahap II ................................... iv Surat Pernyataan.................................................................................................... v Kata Pengantar ...................................................................................................... vi Ucapan Terimakasih............................................................................................ ix Abstrak............................................................................................ .................. xiv Abstract.............................................................................................................. xv Ringkasan........................................................................................................... xvi Summary.............................................................................................................xx Daftar Isi............................................................................................................ xxi Daftar Tabel...................................................................................................... xxiv Daftar Gambar....................................................................................................xxv

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

  1.2. Rumusan Masalah..........................................................................17

  1.3. Tujuan Penelitian............................................................................19

  1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................19

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI

  2.1. Studi-Studi Sebelumnya.................................................................22

  2.2. Landasan Teoritik...........................................................................36

  2.2.1 Teori Comunal Comunity .....................................................36

  2.2.2 Teori Proses Sosial................................................................47

  2.2.3 Pluralisme..............................................................................65

  2.3 Kerangka Berpikir.........................................................................112

  BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian..............................................................................116

  3.2 Lokasi Penelitian...........................................................................119

  3.3 Subjek Penelitian..........................................................................120

  3.4 Data Informan Penelitian...............................................................121

  3.5.Teknik Pengumpulan Data ...........................................................124

  3.4.1 Observasi.............................................................................124

  3.4.2 Wawancara..........................................................................126

  3.4.3 Dokumentasi........................................................................130

  3.6. Teknik Analisis Data....................................................................131

  BAB IV GAMBARAN UMUM MASYARAKAT NIAS

  4.1 Sejarah Kabupaten Nias Nias.........................................................134

  4.1.1 Kabupaten Nias Utara.........................................................144

  4.1.2 Kecamatan Lahewa.............................................................148

  4.2 Sejarah Masuknya Pendatang yang Beragama Islam.....................157

  4.2.1 Pendatang dari Suku Aceh..................................................158

  4.2.2 Pendatang dari Suku Bugis................................................163

  4.2.3 Pendatang dari Suku Minang .............................................167

  4.3 Sejarah Masuknya Agama Kristen ke Nias....................................171

  4.4 Kehidupan Keagamaan...............................................................174

  4.5 Sistem Kekerabatan Suku Nias...................................................179

   BAB V EKSISTENSI MASYARAKAT NIAS UTARA YANG PLURAL

  5.1 Agama............................................................................................184

  5.1.1 Agama Pada Masyarakat yang mayoritas..........................186

  5.1.2 Agama Pada Masyarakat yang Minoritas ..........................187

  5.1.3 Interaksi Agama antara Mayoritas dengan Minoritas.........189

  5.1.3.1 Nilai Religi..............................................................195

  5.1.3.2 Nilai Filsafat............................................................197

  5.1.3.3 Nilai Etis.................................................................197

  5.1.3.4 Nilai Estetis.............................................................198

  5.2 Bahasa...........................................................................................209

  5.2.1 Bahasa Nias Lokal..............................................................210

  5.2.2 Bahasa Nias Pendatang.......................................................211

  5.2.2.1 Bahasa Aceh...........................................................214

  5.2.2.2 Bahasa Minang.......................................................214

  5.2.2.3 Bahasa Bugis..........................................................216

  5.2.2.4 Bahasa sebagai Pemersatu antara Mayoritas Dengan Minoritas.................................................. 217

  5.3 Budaya......................................................................................... 219

  5.3.1 Simbol-simbol...........................................................220

  5.3.2 Sikap dan Perilaku....................................................225

  5.3.3 Gaya Hidup...............................................................237

  5.4 Pola Pemukiman Masyarakat Nias................................................242

  5.4.1 Pemukiman Masyarakat Nias Lokal....................................245

  5.4.1.1 Kawasan Pantai.........................................................245

  5.4.1.2 Kawasan Dataran Rendah..........................................247

  5.4.2 Pemukiman Masyarakat Nias Pendatang..........................247

  5.4.2.1 Segregasi Lingkaran Konsentris..............................248

  5.4.2.2 Segregasi Etnik........................................................251

  5.4.2.3 Segregasi Okupasi...................................................253

  5.5 Problematika Sosial Budaya Masyarakat Minoritas....................255

  5.5.1 Perebutan Tanah Wakaf............................................255

  5.5.2 Kurang Harmonis Antar Islam..................................260

  5.5.3 Tidak Ada Perwakilan Masyarakat Minoritas dalam Birokrasi .........................................................263

  5.5.4 Talifusö Sebagai Resolusi Konflik...........................265

  5.5.5 Strategi Masyarakat Minoritas Dalam Menjaga Hubungan..................................................................268

  5.5.5.1 Saling Membantu..........................................270

  5.5.5.2 Menyesuaikan Diri Dengan Masyarakat Lokal..............................................................273

  5.5.5.3 Gotong Royong.............................................277

  

BAB VI TERBENTUKNYA BUDAYA BARU DARI MASYARAKAT

PENDATANG PADA PROSES ASIMILASI, ADAPTASI DAN AKOMODASI

  6.1 Asimilasi dalam Bahasa dan Talifusö..........................................286

  6.1.1 Bahasa................................................................................287

  6.1.2 Talifusö...............................................................................291

  6.2 Adaptasi Silat dan Tari Perang.....................................................295

  6.2.1 Sejarah Silat Nias Lokal......................................................298

  6.2.2 Sejarah Silat Pendatang.......................................................302

  6.2.3 Aleale sebuah percampuran antara Silat dan Tari Perang...312

  6.3 Akomodasi Perkawinan Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang......................................................................................325

  6.3.1 Proses Upacara Perkawinan Masyarakat Nias Lokal.........325

  6.3.2 Proses Upacara Perkawinan Masyarakat Nias Pendatang..328

  6.3.2.1 Perkawinan Masyarakat Minang...............................331

  6.3.2.2 Perkawinan Masyarakat Aceh...................................336

  6.3.2.3 Perkawinan Masyarakat Bugis..................................344

  6.3.3 Bentuk Perkawinan Masyarakat Muslim Nias....................350

  6.3.3.1 Pelaminan (Seni Rupa).............................................364

  6.3.3.2 Kesenian Pada Malam Mamedadao.........................369

  6.3.3.1.1 Seni Tari..................................................369

  6.3.3.1.2 Seni Musik...............................................379

  6.3.3.1.3 Debus.......................................................383

  6.3.3.3 Lafe’Niowalu (Seni Sastera)....................................391

  BAB VII PENUTUP

  7.1 Kesimpulan...................................................................................399

  7.2 Implikasi Teori..............................................................................402

  7.3 Rekomendasi................................................................................409

  DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................411

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian...................................................................121Tabel 3.2 Observasi Penelitian.......................................................................... 126Tabel 3.3 Wawancara Penelitian....................................................................... 129Tabel 4.1 Batas Wilayah Kabupaten Nias Utara.............................................. 145Tabel 4.2 Kecamatan yang ada di Nias Utara....................................................146Tabel 4.3 Data menurut Jenis Kelamin..............................................................147Tabel 4.4 Nama-Nama Desa/Kelurahan, Letak Desa dan Daerah Pemukiman

  Keturunan Pendatang Di Kecamatan Lahewa....................................151

Tabel 4.5 Data Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Lahewa.....................152Tabel 4.6 Data Pendidikan di Kecamatan Lahewa............................................156Tabel 4.7 Data Penduduk Nias Utara Berdasarkan Agama...............................175Tabel 4.8 Penyebutan Nama dalam Kekerabatan Muslim Nias.........................185Tabel 5.1 Vokal Bahasa Aceh............................................................................222Tabel 5.2 Asal Usul Penggunaan Mado ............................................................232Tabel 5.3 Pekerjaan dan Pendapatan Masyarakat Lahewa................................238Tabel 6.1 Perbedaan Perbedaan Ucapan Atau Penulisan Antara

  Bahasa Nias Asli Dan Bahasa Asli Dari Daerah Minang, Aceh Dan Bugis ..........................................................................................290

Tabel 6.2 Struktur Pertunjukan Aleale................................................................323

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Teori Malting Pot I Anglo Comformity J. Hector......................... 39Gambar 2.2 Melting Pot II Ethnic Synthesis Israel Zangwill.............................42Gambar 2.3 Cultur Pluralism Mosaic Analogy Berkson....................................44Gambar 2.4 Kerangka Teori Ricardo L. Garcia..................................................46Gambar 2.5 Teori Asimilasi Masyarakat Minoritas Mengikuti

  Masyarakat yang Mayoritas.............................................................59

Gambar 2.6 Adaptasi Masyarakat Mayoritas dan masyarakat Minoritas

  Melebur Menjadi Satu dan Melahirkan Identitas Baru....................61

Gambar 2.7 Akomodasi Dua kebudayaan berbeda membentuk sebuah kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri

  masing-masing kebudayaan ........................................................... .64

Gambar 2.8 Kerangka Berpikir Multikulturalisme pada masyarakat Nias.......115Gambar 4.1 Peta Pulau Nias..............................................................................143Gambar 4.2 Akses Jalur Atas (Gunung)...........................................................149Gambar 4.3 Akses Jalur Bawah ( Pantai)..........................................................149Gambar 4.4 Jalan menuju kecamatan Lahewa...................................................149Gambar 4.5 Peta Kecamatan Lahewa................................................................150Gambar 4.6 Gereja BNKP ..............................................................................176Gambar 4.7 Gereja Khatolik............................................................................176Gambar 4.8 Mesjid Taqwa Muhammadiyah ...................................................176Gambar 4.9 Mesjid Hayatun Thaibah..............................................................176Gambar 5.1 Tanah Perkuburan yang diperebutkan .........................................258Gambar 5.2 Problematika Masyarakat Muslim Nias........................................268Gambar 5.3 Strategi Menjaga Hubungan...........................................................284Gambar 6.1 Teori Asimilasi Masyarakat Minoritas Mengikuti Masyarakat yang Mayoritas...............................................................................294Gambar 6.2 Tari Perang.....................................................................................298Gambar 6.3 Aleale Kelompok Anak-anak..........................................................316Gambar 6.4 Aleale Kelompok Anak-Muda........................................................316Gambar 6.5 Aleale Kelompok Orang Tua.........................................................317Gambar 6.6 Aleale Silabi...................................................................................317Gambar 6.7 Aleale Dalam Perlombaan.............................................................318Gambar 6.8 Adaptasi Masyarakat Mayoritas dan Minoritas Melebur

  Menjadi Satu dan Melahirkan Identitas Baru..............................318

Dokumen yang terkait

Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

2 47 147

Studi tentang Jumlah Sudu Impeier dan Diameter Pipa Outlet Pompa Sentrifugal Buatan Lokal

1 27 74

Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Studi Tentang Interaksi Sosial Etnis Tionghoa Dan Etnis Karo Di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang

26 200 137

PERUBAHAN SOSISAL PADA MASYARAKAT SAMIN(Studi tentang Perubahan Sosial Masyarakat Samin di DesaMargomulyo Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro )

1 2 4

PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN SUBANG (Studi Pada Masyarakat Pendatang Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)

8 55 15

Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap Masyarakat Lokal di Sumbawa Barat Studi di Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, NTB

3 45 87

ISLAMISASI DI SUMATERA UTARA: Studi Tentang Batu Nisan di Kota Rantang dan Barus

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Stereotip antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen

0 0 7

Stereotip Antara Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang di Gampong Keude Matangglumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen SKRIPSI

0 0 8