Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Korelasi Pengetahuan Keluarga terhadap Relaps Pasien Gangguan Jiwa Di RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang T1 462010076 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ruang rawat
inap
RSJD
Dr.
Amino
Gondohutomo
Semarang
dapat
disimpulkan bahwa :
5.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik responden terdapat
sebanyak 16 reponden (53.33 %) berjenis kelamin laki –
laki, 27 responden berumur 20 – 60 tahun (90 % ), 12
responden (40%) berstatus hubungan sebagai ayah/ibu
dari
pasien
yang
dirawat,
11
responden
(36.57)
berpendidikan sampai pada tingkat SMA, 11 responden
(36.67)
memiliki
pekerjaan
sebagai
petani
dan
wiraswasta.
5.1.2 Tingkat Pengetahuan Keluarga
Mayoritas tingkat pengetahuan keluarga pada
tingkat tinggi sebanyak 16 responden (53.33 %).
75
5.1.3 Frekuensi Relaps Pasien Gangguan Jiwa
Terdapat 14 responden (46.67 %) masuk dalam
tingkat relaps tinggi, 10 responden (33.33 %) masuk dalam
tingkat relaps sedang dan 6 responden (20 %) masuk
dalam tingkat relaps rendah.
5.1.4 Korelasi Pengetahuan Keluarga Terhadap Relaps
Ada
hubungan
yang
bermakna
antara
pengetahuan keluarga terhadap relaps pasein gangguan
jiwa dan terdapat derajat hubungan yang lemah antara
pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan
jiwa, pengetahuan keluarga hanyalah sebagian kecil dari
faktor yang mempengaruhi terjadinya relaps pasien
gangguan jiwa.
76
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Keluarga Pasien Gangguan jiwa
keluarga dengan relaps tinggi harus mampu berkomunikasi
langsung dengan tim kesehatan atau perawat tentang cara
perawatan dan coping mechanism yang harus dilakukan
oleh keluarga, bukan sekedar menjenguk tetapi juga harus
mengetahui informasi dan perkembangan pasien selama
menjalani perawatan dan merawat di rumah sesuai dengan
perawatan yang didapat selama menjalani perawatan.
Keluarga dengan relaps sedang untuk lebih meningkatkan
perilaku dan tindakan yang telah dilakukan oleh keluarga
dan berkonsultasi dengan perawat maupun psikiater dan
dokter untuk mencegah terjadinya relaps pada pasien,
serta mencari informasi tambahan mengenai masalah
gangguan jiwa.
Keluarga dengan relaps rendah atau
resiko untuk
mempertahankan sikap dan perilaku yang dilakukan oleh
keluarga, mengevaluasi perawatan dirumah ( pola asuh)
yang efektif untuk pasien dan mencari informasi tentang
perawatan dan coping mechanism gangguan jiwa agar
bisa mencegah terjadinya relaps pada pasien.
77
5.2.2 Bagi RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang
Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain dan peserta
didik perlu mengkaji ulang teknik pemberian informasi tentang
kesehatan jiwa. Hal ini berarti bahwa rumah sakit harus aktif
dalam pemberian informasi dan aktif dalam melakukan
promosi kesehatan, khususnya kesehatan jiwa melalui
promosi secara langsung atau tatap muka dengan keluarga
maupun melalui audio visual pemutaran film yang belum
tersedia di RSJD Amino Gondohutomo.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi
pendidikan
harus
lebih
memantapkan
konsep pelaksanan kesehatan kepada mahasiswa agar
mampu melakukan pendidikan kesehatan yang berkualitas
dan tepat sasaran berkaitan dengan usaha mencegah
terjadinya
relaps
pada
kuliah/pembelajaran
healthpromotion
pasien
gangguan
jiwa.
Mata
education in nursing, nursing and
maupun
mental
health
promotionharus
ditingkatkan dan dipelajari oleh peserta didik agar mampu
melakukan promosi kesehatan secara bervariasi dan tepat
sesuai dengan sasaran.
78
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini semoga bisa menjadi tambahan
informasi dan dukungan data bagi peneliti selanjutnya.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor –
faktor lain yang mempengaruhi relaps seperti sikap, perilaku,
motivasi baik dari keluarga maupun dari pasien sendiri.
Penelitian dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih
besar dan metodelogi yang lebih mendalam untuk hasil
penelitian yang lebih baik.
79
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ruang rawat
inap
RSJD
Dr.
Amino
Gondohutomo
Semarang
dapat
disimpulkan bahwa :
5.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik responden terdapat
sebanyak 16 reponden (53.33 %) berjenis kelamin laki –
laki, 27 responden berumur 20 – 60 tahun (90 % ), 12
responden (40%) berstatus hubungan sebagai ayah/ibu
dari
pasien
yang
dirawat,
11
responden
(36.57)
berpendidikan sampai pada tingkat SMA, 11 responden
(36.67)
memiliki
pekerjaan
sebagai
petani
dan
wiraswasta.
5.1.2 Tingkat Pengetahuan Keluarga
Mayoritas tingkat pengetahuan keluarga pada
tingkat tinggi sebanyak 16 responden (53.33 %).
75
5.1.3 Frekuensi Relaps Pasien Gangguan Jiwa
Terdapat 14 responden (46.67 %) masuk dalam
tingkat relaps tinggi, 10 responden (33.33 %) masuk dalam
tingkat relaps sedang dan 6 responden (20 %) masuk
dalam tingkat relaps rendah.
5.1.4 Korelasi Pengetahuan Keluarga Terhadap Relaps
Ada
hubungan
yang
bermakna
antara
pengetahuan keluarga terhadap relaps pasein gangguan
jiwa dan terdapat derajat hubungan yang lemah antara
pengetahuan keluarga terhadap relaps pasien gangguan
jiwa, pengetahuan keluarga hanyalah sebagian kecil dari
faktor yang mempengaruhi terjadinya relaps pasien
gangguan jiwa.
76
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Keluarga Pasien Gangguan jiwa
keluarga dengan relaps tinggi harus mampu berkomunikasi
langsung dengan tim kesehatan atau perawat tentang cara
perawatan dan coping mechanism yang harus dilakukan
oleh keluarga, bukan sekedar menjenguk tetapi juga harus
mengetahui informasi dan perkembangan pasien selama
menjalani perawatan dan merawat di rumah sesuai dengan
perawatan yang didapat selama menjalani perawatan.
Keluarga dengan relaps sedang untuk lebih meningkatkan
perilaku dan tindakan yang telah dilakukan oleh keluarga
dan berkonsultasi dengan perawat maupun psikiater dan
dokter untuk mencegah terjadinya relaps pada pasien,
serta mencari informasi tambahan mengenai masalah
gangguan jiwa.
Keluarga dengan relaps rendah atau
resiko untuk
mempertahankan sikap dan perilaku yang dilakukan oleh
keluarga, mengevaluasi perawatan dirumah ( pola asuh)
yang efektif untuk pasien dan mencari informasi tentang
perawatan dan coping mechanism gangguan jiwa agar
bisa mencegah terjadinya relaps pada pasien.
77
5.2.2 Bagi RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang
Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain dan peserta
didik perlu mengkaji ulang teknik pemberian informasi tentang
kesehatan jiwa. Hal ini berarti bahwa rumah sakit harus aktif
dalam pemberian informasi dan aktif dalam melakukan
promosi kesehatan, khususnya kesehatan jiwa melalui
promosi secara langsung atau tatap muka dengan keluarga
maupun melalui audio visual pemutaran film yang belum
tersedia di RSJD Amino Gondohutomo.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi
pendidikan
harus
lebih
memantapkan
konsep pelaksanan kesehatan kepada mahasiswa agar
mampu melakukan pendidikan kesehatan yang berkualitas
dan tepat sasaran berkaitan dengan usaha mencegah
terjadinya
relaps
pada
kuliah/pembelajaran
healthpromotion
pasien
gangguan
jiwa.
Mata
education in nursing, nursing and
maupun
mental
health
promotionharus
ditingkatkan dan dipelajari oleh peserta didik agar mampu
melakukan promosi kesehatan secara bervariasi dan tepat
sesuai dengan sasaran.
78
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini semoga bisa menjadi tambahan
informasi dan dukungan data bagi peneliti selanjutnya.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor –
faktor lain yang mempengaruhi relaps seperti sikap, perilaku,
motivasi baik dari keluarga maupun dari pasien sendiri.
Penelitian dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih
besar dan metodelogi yang lebih mendalam untuk hasil
penelitian yang lebih baik.
79