PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMA PULUH.

(1)

KELA

D

Di

ia

aj

j

M

M

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

P

P

R

R

U

U

N

N

I

I

KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMA PULU

T

TEESSIISS

O

Olleehh::

AWAL IHSAN P. HARAHAP

NIM. 081188230077

a

aj

ju

uk

ka

an

n

un

u

nt

tu

uk

k

Me

M

em

me

en

nu

uh

h

i

i

P

P

er

e

rs

sy

ya

ar

ra

at

ta

an

n

da

d

al

la

am

m

M

Me

em

mp

pe

er

ro

ol

le

eh

h

Ge

G

el

la

ar

r

Ma

M

ag

g

is

i

st

te

er

r

Pe

P

en

nd

di

id

d

ik

i

ka

an

n

P

Pr

ro

og

g

ra

r

am

m

St

S

tu

ud

di

i

Te

T

ek

kn

no

ol

lo

o

gi

g

i

Pe

P

en

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

A

A

M

M

S

S

T

T

U

U

D

D

I

I

T

T

E

E

K

K

N

N

O

O

L

L

O

O

G

G

I

I

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

P

P

A

A

S

S

C

C

A

A

S

S

A

A

R

R

J

J

A

A

N

N

A

A

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

2

2

0

0

1

1

3

3

LUH

I

I

K

K

A

A

N

N

N


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Awal Ihsan P. Harahap. NIM: 081188230077. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Ruang Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh. Tesis. Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri; 2) apakah hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah; dan 3) apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan ruang terhadap hasil belajar IPS siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lima Puluh tahun pelajaran 2012/2013. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh yang berjumlah 7 kelas sebanyak 252 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII sebanyak 2 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

cluster random sampling yaitu kelas VII-F yang diajarkan strategi pembelajaran investigasi kelompok dan kelas VII-C yang diajarkan strategi pembelajaran inkuiri. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 × 2. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika sebanyak 43 soal bentuk pilihan berganda dengan 4 pilihan jawaban dan tes kemampuan ruang sebanyak 20 soal bentuk pilihan berganda dengan 5 pilihan jawaban. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA dua jalur pada taraf signifikan  0.05.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok ( X = 79,00) lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri ( X = 76,03) dengan nilai Fhitung > Ftabel (4,368 > 3,98); (2) hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi ( X = 79,09) lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah ( X = 76,11) dengan nilai Fhitung > Ftabel (4,386 > 3,98); dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan ruang siswa terhadap hasil belajar IPS siswa dengan nilai Fhitung > Ftabel (19,067 > 3,98). Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah jika diajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok, sebaliknya hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah lebih lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “PENGARUH

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMA PULUH” dapat diselesaikan. Tesis ini

disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan Pascasarjana UNIMED sekaligus Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. H.

Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya

telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai

permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga

terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Dr.R Mursid, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED yang telah membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

3. Ibu Noni selaku Staf Program Studi Teknologi Pendidikan UNIMED yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini


(6)

4. Bpk Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd; Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd; Dr Hidayat, M.Si ; selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED.

6. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.

7. Ibu Dra. Ponyem, M.M selaku Kepala SMP Negeri 1 Lima Puluh beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Istri tercinta Hizmi Wardani, S.Pd yang senantiasa memberikan bantuan, semangat, motivasi dan doa serta buah hati tersayang yang menjadi motivator penulis Wenatha Sakhi Malidang Harahap.

9. Ayahanda Drs. H. Zulkifli Harahap, dan Ibunda Hj. Dahlia Siregar serta kakanda Mula Azhadi P. Harahap, Gian Sahtra P. Harahap dan adinda Rizqi Husein P. Harahap yang senantiasa memberikan motivasi dan doa.

10. Tulang Anwar Syukri, S.Pd, Nantulang Zaenab S.Pd dan adinda Insan, Wahyudi, Anugrah yang telah memberikan motivasi dan doa.

11. Abang Jimmy Braim Karo Sekali, S.Pd yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian

12. Sahabat di Kos 113 dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis.


(7)

Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi Pendidikan. Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Juni 2013 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar IPS ... 12

a. Hakikat Belajar IPS ... 12

b. Hakikat Hasil Belajar IPS ... 17

2. Strategi Pembelajaran ... 20

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif ... 23

b. Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 25

c. Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 31

3. Hakikat Kemampuan Ruang ... 40

a. Pengertian Kemampuan Ruang ... 40

b. Aspek-Aspek Kemampuan Ruang ... 42

B. Penelitian Relevan ... 44

C. Kerangka Berpikir ... 46

1. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 46

2. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi dengan Memiliki Kemampuan Ruang Rendah ... 51

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Terhadap Hasil Belajar IPS ... 53

D. Pengajuan Hipotesis ... 54


(9)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 55

1. Populasi ... 55

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 55

C. Metode dan Desain Penelitian ... 56

D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan Penelitian ... 58

E. Pengontrolan Perlakuan ... 59

1. Validitas Internal ... 59

2. Validitas Eksternal ... 60

F. Teknik Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian ... 61

1. Teknik Pengumpulan Data ... 61

2. Instrumen Penelitian ... 61

G. Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 71

1. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok (A1) ... 71

2. Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri (A2) ... 72

3. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (B1) ... 74

4. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Rendah (B2) ... 75

5. Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dan memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A1B1) ... 76

6. Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dan memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A1B2) ... 78

7. Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A2B1) ... 78

8. Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A2B2) ... 79

B. Analisis Data ... 80

1. Uji Normalitas Data ... 80

2. Uji Homogenitas Data ... 81

a. Uji Homogenitas Data Sampel A1 dan A2 dengan Uji F ... 81

b. Uji Homogenitas Data Sampel B1 dan B2 dengan Uji F ... 81

c. Uji Homogenitas Data A1B1, A1B2, A2B1 dan A2B2 dengan Uji Barlett ... 82

3. Pengujian Hipotesis ... 83 a. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan


(10)

(A1) dan yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran

Inkuiri (A2) ... 83

b. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (B1) dan Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Rendah (B2) ... 84

c. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Terhadap Hasil Belajar IPS ... 84

C. Pembahasan ... 89

1. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 89

2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Rendah ... 93

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang dalam Mempengaruhi Hasil Belajar IPS ... 95

D. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Implikasi ... 103

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 103

2. Pengaruh Kemampuan Ruang Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 106

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 107

C. Saran ... 109


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester (MIDS) dan Ujian Akhir

Semester (UAN) Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1

Lima Puluh ... 2

Tabel 2. Desain Faktorial 2 × 2 ... 57

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 63

Tabel 4. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Ruang ... 64

Tabel 5. Perbandingan Data Hasil Belajar IPS Siswa Berdasarkan Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Siswa ... 71

Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok (A1) ... 72

Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri (A2) ... 73

Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (B1) ... 74

Tabel 9. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan Ruang Rendah (B2) ... 75

Tabel 10. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A1B1) ... 76

Tabel 11. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A1B2) ... 77

Tabel 12. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A2B1) ... 78

Tabel 13. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A2-B2) ... 79


(12)

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Strategi Pembelajaran ... 80 Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Kemampuan Ruang

Siswa ... 80 Tabel 16. Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Interaksi Strategi

Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Siswa ... 80 Tabel 17. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel A1 dan A2 dengan Uji F ... 81 Tabel 18. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel B1 dan B2 dengan Uji F ... 81 Tabel 19. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Berdasarkan Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Siswa Menggunakan Uji Barlett ... 82 Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur ... 83 Tabel 21. Rangkuman Hasil Uji Scheffe ... 85


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Proses Inkuiri ... 35 Gambar 2. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Investigasi Kelompok (A1) ... 72 Gambar 3. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Inkuiri (A2) ... 73 Gambar 4. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan

Ruang Tinggi (B1) ... 74 Gambar 5. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Memiliki Kemampuan

Ruang Rendah (B2) ... 75 Gambar 6. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Investigasi Kelompok dan memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A1B1) ... 76 Gambar 7. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Investigasi Kelompok dan memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A1B2) ... 77 Gambar 8. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Inkuiri dan memiliki Kemampuan Ruang Tinggi (A2B1) ... 78 Gambar 9. Histogram Hasil Belajar IPS Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Inkuiri dan memiliki Kemampuan Ruang Rendah (A2B2) ... 79 Gambar 10. Pola Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Kemampuan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP) Strategi

Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 115 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP) Strategi

Pembelajaran Inkuiri ... 133 Lampiran 3. Tes Hasil Belajar (Untuk Ujicoba) ... 151 Lampiran 4. Tabel Analisis Validitas (Korelasi Biserial) Soal Tes Hasil

Belajar ... 161 Lampiran 5. Tabel Analisis Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar (Valid) ... 162 Lampiran 6. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Tes Hasil

Belajar (Valid) ... 163 Lampiran 7. Tes Hasil Belajar (Valid) ... 164 Lampiran 8. Tes Kemampuan Ruang ... 173 Lampiran 9. Tabel Analisis Validitas (Korelasi Biserial) Soal Tes

Kemampuan Ruang ... 180 Lampiran 10. Tabel Analisis Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Ruang ... 181 Lampiran 11. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Tes

Kemampuan Ruang ... 182 Lampiran 12. Data Kemampuan Ruang Siswa Kelompok Eksperimen I

(Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok) ... 183 Lampiran 13. Data Kemampuan Ruang Siswa Kelompok Eksperimen II

(Strategi Pembelajaran Inkuiri) ... 184 Lampiran 14. Data Pengetahuan Awal (Pretes) Siswa yang Diajarkan

Strategi Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 185 Lampiran 15. Data Pengetahuan Awal (Pretes) Siswa yang Diajarkan

Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 186 Lampiran 16. Data Hasil Belajar (Postes) Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 187 Lampiran 17. Data Hasil Belajar (Postes) Siswa yang Diajarkan Strategi

Pembelajaran Inkuiri ... 188 Lampiran 18. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 189


(15)

Lampiran 19. Tabulasi Data Induk ... 190

Lampiran 20. Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi ... 191

Lampiran 21. Pengujian Normalitas Data ... 201

Lampiran 22. Pengujian Homogenitas Varians Data ... 207

Lampiran 23. Analisis Varians Data Dua Jalur ... 210

Lampiran 24. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ... 221

Lampiran 25. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 222

Lampiran 26. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 223


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakarang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu indikator pendidikan yang berkualitas adalah perolehan hasil belajar siswa di sekolah, di mana kualitas pendidikan yang baik merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Kualitas pendidikan yang masih rendah hingga saat ini menjadi sorotan yang tajam dan merupakan masalah yang sangat besar di Indonesia. Menurut data United Nations for Development Programme (UNDP) yang dikeluarkan pada tanggal 2 November 2011 dalam Human Development Reportmelaporkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada di posisi 124 dari


(17)

187 negara (http://news.detik.com/read/2011/11/08/174438/1763157/10/). Lebih lanjut menurut Education For All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negaraEducation Development Index(EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69 (http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan). Sementara data

The World Economic Forum (WEF) berdasarkan laporan tahunan The Global Competitiveness Report 2012-2013, melaporkan bahwa tahun 2012 Indonesia menduduki indeks daya saing pada urutan ke-50 dari 144 negara yang disurvei di dunia, sedangkan pada pilar pendidikan tinggi dan pelatihan Indonesia menduduki indeks daya saing pada urutan ke-73 (http://www.bappenas.go.id/blog/?p=826).

Gambaran umum di atas memperlihatkan bahwa masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas maupun hasil belajar siswa khsusunya pada mata pelajaran IPS juga terjadi di SMP Negeri 1 Lima Puluh. Berdasarkan data pada tiga tahun terakhir untuk nilai rata-rata ujian pertengahan (mid) semester dan ujian akhir semester sebelum diadakannya ulangan remedial pada kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh. Kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep IPS yang dilihat dari hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester (MIDS) dan Ujian Akhir Semester (UAN) Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh Tahun Pelajaran KKM IPS MIDS Ganjil UAS Ganjil MIDS Genap UAS Genap

2009/2010 70 68,47 68,82 67,58 68,35

2010/2011 70 70,20 68,70 69,45 68,30

2011/2012 70 67,85 68,13 70,15 69,70


(18)

Jika dilihat dari rata-rata perolehan nilai MIDS dan nilai UAS, kemampuan siswa dalam memahami konsep IPS masih belum optimal, karena rata-rata MID dan UAS masih dibawah nilai KKM. Rendahnya kualitas pendidikan maupun perolehan hasil belajar para siswa menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Inti pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut sangat menentukan kesuksesan guru dan sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Sebaliknya ketidakberhasilan guru dan sekolah ditunjukkan oleh buruknya kegiatan belajar mengajar.

Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa sebagai anak didik. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar, siswa merasa jauh dari guru sehingga segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Neil (dalam Nainggolan, 2009:2), mengkritisi bahwa tidak ada anak yang bermasalah, yang ada adalah para guru dan sekolah yang bermasalah atau tidak kreatif.

Tujuan utama diselenggarakan proses belajar adalah demi tercapainya tujuan untuk keberhasilan siswa dalam belajar, baik pada suatu mata pelajaran tertentu maupun pendidikan pada umumnya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukun dan budaya. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak


(19)

didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahn yang ada dan terjadi di lingkungan sekitaranya. Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang meninpa masyarakat. Tujuan IPS tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Namun kenyataannya, saat ini ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan. Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan pada verbalisme. Guru di banyak sekolah termasuk di SMP Negeri Negeri 1 Lima Puluh, cenderung menerapkan strategi atau pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas guru (teacher centered), bukan pada aktivitas siswa (student centered) dalam mengajarkan pelajaran IPS. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga kurang variatif dengan lebih banyak menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Proses pembelajaran IPS di SMP Negeri Negeri 1 Lima Puluh, juga seringkali dilakukan mengikuti urutan buku teks halaman demi halaman termasuk soal-soalnya. Kondisi seperti ini tentu saja menjadikan iklim pembelajaran kurang menarik, siswa cenderung menjadi penerima pasif, kurang responsif, kurang kreatif dan kritis, serta kurang memberikan pemahaman yang baik bagi siswa.

Pembelajaran IPS yang bersifat verbalisme dan lebih menekankan pada pemahaman yang bersifat teoretis belaka harus dikurangi. Penerapan strategi


(20)

pembelajaran yang demikian akan menyebabkan materi pelajaran yang diterima oleh siswa akan menjauh dari lingkungan sosial dimana siswa berada. Siswa tidak mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. Sedangkan dampak akselerasi perubahan yang dihadapi oleh siswa dapat menimbulkan permasalahan kehidupan yang begitu kompleks. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan haruslah pembelajaran yang dapat memberikan pembekalan kepada siswa untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dan konsep atau teori-teori yang diterima oleh siswa haruslah menjadi alat bagi siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Paradigma baru dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk menciptakan proses pembelajaran yang bermakna maka proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah hendaklah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran (student oriented) dan mampu menumbuhkembangkan sikap kritis, kreatif dan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Sesuai dengan paham konstruktivisme, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa, pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman fisik dan juga dari orang lain melalui transmisi sosial. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa, akan tetapi siswa sendiri yang harus memaknai apa-apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam belajar dan membangun sendiri pengetahuan mereka sehingga memiliki kemampuan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran investigasi kelompok.


(21)

Investigasi kelompok atau Group Investigation merupakan salah satu strategi dari pembelajaran kooperatif. Strategi ini sering dipandang sebagai model yang paling lengkap dibandingkan dengan model lain dalam pembelajaran kooperatif. Hal yang ditawarkan dalam strategi ini adalah, suatu bentuk proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Melalui penggunaan strategi pembelajaran investigasi kelompok ini, proses belajar mengajar diharapkan akan lebih efektif dan efisien. Proses pembelajaran tidak lagi semata-mata berpusat pada guru, akan tetapi mengkondisikan terjadinya interaktif antara guru dan siswa maupun antar sesama siswa. Intinya adalah bagaimana siswa bisa belajar secara aktif dan mandiri. Dengan proses seperti ini, proses pembelajaran yang berpusat pada siswa akan bisa dikembangkan.

Selain itu, dalam proses memecahkan masalah terjadi proses menemukan (inquiri) informasi baru. Informasi baru ini dapat dijadikan bahan pengetahuan siswa dalam mensikapi perubahan-perubahan yang terjadi baik saat sekarang maupun di masa mendatang. Dengan demikian, agar siswa mampu memecahkan berbagai masalah sosial yang dihadapinya dalam lingkungan sosial dimana siswa berada, maka dalam proses pembelajaran IPS juga dapat diterapkan strategi pembelajaran inkuiri. Melalui strategi pembelajaran inkuiri, siswa dihadapkan pada sebuah masalah yang tidak sengaja dibuat oleh guru atau hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui poses penelitian. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri secara efisien dan efektif akan mengurangi dominasi guru, dan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran juga


(22)

akan berkurang. Strategi pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada pada siswa termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan.

Pada dasarnya strategi pembelajaran investigasi kelompok maupun strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran (student oriented) dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapkan kepada siswa. Meskipun demikian, strategi pembelajaran bukanlah satu-satunya faktor yang paling menentukan keberhasilan suatu pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi ini semua merupakan suatu kompleksitas yang memerlukan pengkajian yang lebih mendalam. Keberhasilan siswa dalam belajar juga ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki siswa untuk menghasilkan atau melakukan sesuatu.

Salah satu kemampuan yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar IPS adalah kemampuan ruang atau kemampuan spasial. Hal ini dikarenakan IPS merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Kehidupan sosial masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dapat dilihat baik dalam konteks keruangan (tempat tinggal) maupun konteks waktu.

Kemampuan ruang atau spasial merupakan salah satu aspek dari kognisi. Pada anak usia sekolah kemampuan spasial ini sangat penting karena kemampuan spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum. Kemampuan mengenai ruang merupakan salah satu elemen penting dari kecerdasan seseorang.


(23)

Kemampuan ruang diperlukan dalam memecahkan masalah dalam rancang bangun yang berhubungan dengan kedudukan bidang, garis, sudut dan hubungannya dalam konteks ruang. Kemampuan ruang adalah kemampuan menangkap dan membedakan rangsangan tentang ruang yang diperoleh melalui pembayangan visual di kepala tanpa menggunakan benda-benda konkret. Kemampuan ruang juga dapat diartikan kemampuan siswa menangkap, membayangkan, membandingkan, menduga, menentukan obyek yang cocok, mengkonstruksi, merepresentasikan dan menemukan informasi dari stimulus visual dalam konteks keruangan.

Bertolak dari latar belakang di atas, perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan hasil belajar IPS melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik IPS itu sendiri maupun karakteristik siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan terkait dengan pembelajaran IPS sebagai berikut: Bagaimanakah strategi pembelajaran IPS yang digunakan di SMP? Apakah strategi pembelajaran IPS yang digunakan telah efektif? Apakah strategi pembelajaran IPS yang digunakan selama ini kurang memberikan makna kepada siswa? Apakah strategi pembelajaran investigasi kelompok dapat mempermudah proses pembelajaran IPS? Apakah dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep IPS yang diajarkan? Apakah strategi pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar IPS? Apakah strategi pembelajaran inkuiri dapat


(24)

mempermudah proses pembelajaran IPS? Apakah dengan strategi pembelajaran inkuiri menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep IPS yang diajarkan? Apakah strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS? Apakah strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran inkuiri? Apakah kemampuan ruang yang dimiliki siswa mempengaruhi hasil belajar IPS siswa? Apakah ada pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran (investigasi kelompok dan inkuiri) dengan kemampuan ruang terhadap hasil belajar IPS siswa?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas ada banyak masalah yang muncul bisa diteliti. Setiap masalah yang muncul tentu memerlukan penelitian sendiri. Permasalahan yang terkait dengan hasil belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam kajian penelitian ini faktor internal adalah kemampuan ruang siswa, sedangkan faktor eksternal adalah strategi pembelajaran. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan kemampuan ruang siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS siswa.

Pada penelitian ini strategi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada strategi pembelajaran investigasi kelompok dan strategi pembelajaran inkuiri. Sedangkan kemampuan ruang siswa dibatasi pada kemampuan ruang tinggi dan kemampuan ruang rendah. Hasil belajar IPS siswa dibatasi pada dibatasi dalam ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom materi pokok peta, globe dan atlas kelas VII SMP Negeri 1 Lima Puluh semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.


(25)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri?

2. Apakah hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan ruang terhadap hasil belajar IPS siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.

2. Hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan ruang terhadap hasil belajar IPS siswa?


(26)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pembelajaran IPS pada khususnya, baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah munculnya pengetahuan baru dalam bidang pendidikan atau dukungan terhadap pengetahuan bidang pengajaran sebelumnya yang berkisar pada variabel yang menjadi objek penelitian ini yaitu strategi pembelajaran (investigasi kelompok dan inkuiri) dan kemampuan ruang serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan landasan empiris atau kerangka acuan bagi peneliti pendidikan berikutnya untuk meneliti tentang permasalahan yang sama.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

a. Sebagai informasi dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan peningkatan pemberdayaan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di masa yang akan datang.

b. Sebagai umpan balik bagi guru IPS dalam upaya peningkatan hasil belajar melalui strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik IPS itu sendiri maupun karakteristik siswa.


(27)

c. Memberikan gambaran bagi guru tentang efektivitas dan efesiensi aplikasi strategi pembelajaran Investigasi Kelompok maupun Inkuiri berdasarkan kemampuan ruang siswa pada pembelajaran IPS untuk memperoleh hasil belajar IPS yang lebih maksimal.


(28)

119 A. Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok (79,00) lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri (76,03). Strategi pembelajaran investigasi kelompok memberikan pengaruh sebesar 3,9% terhadap hasil belajar IPS siswa dibandingkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Meskipun pengaruh ini tidaklah terlalu besar, tetapi kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan kooperatif serta kemampuan berkomunikasi siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih berkembang dengan adanya diskusi kelompok dalam melakukan penyelidikan dan memecahkan masalah dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri yang proses pembelajarannya cenderung bersifat individual.

2. Hasil hasil belajar IPS kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi (79,09) lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan nilai hasil belajar IPS kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah (76,11). Hal ini memberi indikasi bahwa karakteristik yang dimiliki siswa dalam hal ini kemampuan ruang siswa juga turut mempengaruhi hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Oleh karena itu, dalam mengajarkan konsep-konsep IPS, guru juga perlu memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswa salah satunya


(29)

kemampuan ruang yang dimiliki siswa, agar konsep-konsep yang diajarkan kepada siswa dapat dimengerti dan dipahami dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. 3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan ruang

siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan hasil uji lanjut menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Sementara kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi tidak lebih baik atau tidak lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah yang sama-sama dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Hal ini memberi indikasi bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tepat dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok, sedangkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah lebih tepat dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan-simpulan di atas, ada beberapa hal yang menjadi implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa

Keberhasilan siswa dalam belajar termasuk dalam belajar IPS, para preakteknya tidak terlepas dari faktor atau pengaruh penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Oleh karena itu agar siswa


(30)

lebih mudah memahami dan mengerti materi atau konsep-konsep yang diajarkan kepada siswa, maka guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menemukan dan merancang strategi pembelajaran yang akan diterapkan sehingga mampu melibatkan siswa secara aktif dan kreatif dalam belajar.

Berdasarkan hasil kesimpulan pertama dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru yang mengajar pada mata pelajaran IPS untuk menerapkan strategi pembelajaran investigasi kelompok khususnya untuk pembelajaran IPS kepada siswa SMP.

Investigasi kelompok merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif. Dalam prakteknya, strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih menekankan keterlibaran siswa aktif dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar memberikan hasil belajar yang baik. Pola pengajaran investigasi kelompok, dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan baik guru maupun siswa, karena siswa sebagai obyek pembelajar ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran dengan memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi sehingga siswa memiliki kebebasan untuk berpikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Selain itu strategi pembelajaran investigasi kelompok juga menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.


(31)

Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan kooperatif serta kemampuan berkomunikasi siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok lebih berkembang dengan adanya diskusi kelompok dalam melakukan penyelidikan dan memecahkan masalah dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri yang proses pembelajarannya cenderung bersifat individual. Hal ini menyebabkan siswa yang tergolong kurang mampu secara akademik ketika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri akan mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan cara memecahkan masalah karena tidak adanya bantuan dari teman lainnya selain teman sebangku.

Selain itu, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik, hendaknya saat merancang pembelajaran yang akan dilakukan baik menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok maupun inkuri guru perlu memperhatikan penggunaan alokasi waktu sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat diterima siswa secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan persentase pengaruh dan perbedaan selisih rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok dan dengan strategi pembelajaran inkuiri tidaklah terlalu besar, dikarenakan kedua strategi pembelajaran tersebut sama-sama menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam memecahakan masalah yang dihadapkan kepada mereka. Meskipun demikian dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh siswa yang dibelajarkan strategi pembelajaran investigasi kelompok masih lebih baik atau lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan strategi pembelajaran inkuiri.


(32)

Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan dan umpan balik bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi yang diajarkan dan karakteristik yang dimiliki siswa.

2. Pengaruh Kemampuan Ruang Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Strategi pembelajaran bukanlah satu-satunya faktor yang paling menentukan keberhasilan suatu pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi ini semua merupakan suatu kompleksitas yang memerlukan pengkajian yang lebih mendalam. Selain strategi pembelajaran yang akan diterapkan, guru juga dituntut untuk lebih memahami kebutuhan dan karakteristik yang dimiliki siswa termasuk kemampuan siswa dalam konteks keruangan atau kemampuan ruang siswa.

Berdasarkan hasil kesimpulan yang kedua dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang yang tinggi lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS siswa yang memiliki kemampuan ruang yang rendah. Hasil ini memberi indikasi bahwa kemampuan ruang yang dimiliki siswa juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar IPS yang dicapai siswa.

Untuk itu, guru perlu memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswa khususnya kemampuan ruang siswa, sehingga guru dapat merancang dan menemukan strategi pembelajaran yang tepat bagi kebutuhan siswa. Guru juga perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang karakteristik yang dimiliki siswa, karena dengan bekal tersebut, guru dapat menyampaikan materi dengan mudah dan siswa dapat pula memahami materi yang diberikan dengan mudah pula.


(33)

Kemampuan ruang (spasial) merupakan salah satu aspek dari kognisi atau jenis penalaran didasarkan pada penggunaan imagery yang sangat diperlukan untuk memecahkan masalah dalam rancang bangun yang berhubungan dengan kedudukan bidang, garis, sudut dan hubungannya dalam konteks ruang. Pada pembelajaran IPS di tingkat SMP khususnya materi pokok peta, globe dan atlas, sangat diperlukan kemampuan siswa dalam konteks keruangan karena salah satu kompetensi dasar pada materi tersebut adalah menggunakan peta, atlas dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan.

Setiap manusia, termasuk siswa tingkat SMP, pada dasarnya telah dianugerahi beberapa kemampuan dalam dirinya termasuk kemampuan ruang atau kemampuan berimajinasi dan membayangkan sesuatu yang berkaitan dengan konteks keruangan. Meskipun demikian, tingkat kemampuan setiap siswa tidaklah sama, karenanya guru juga perlu dibekali pengetahuan tentang cara-caya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ruang siswa sehingga siswa dapat dengan mudah dan mampu menangkap, membayangkan, membandingkan, menduga, menentukan obyek yang cocok, mengkonstruksi, merepresentasikan dan menemukan informasi dari stimulus visual dalam konteks keruangan berdasarkan materi yang diajarkan oleh guru.

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil kesimpulan ketiga dari penelitian ini juga menunjukkan adanya interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan ruang dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi dibelajarkan dengan


(34)

strategi pembelajaran investigasi kelompok memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri, kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok maupun kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Sementara kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi tidak lebih baik atau tidak lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah yang sama-sama dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri.

Oleh karena itu perlu adanya kesesuaian antara strategi pembelajaran yang akan diterapkan dengan karakteristik siswa yang dimiliki siswa khususnya kemampuan ruang siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Meskipun demikian, perlu disadari tidak ada satupun strategi pembelajaran yang benar-benar sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Namun, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata pelajaran IPS untuk memilih strategi yang sesuai dalam mengajarkan mnateri kepada siswa di sekolah.

Sesuai dengan hasil penelitian, guru hendaknya dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan memperhatikan karakteristik siswa, yaitu siswa yang memiliki kemampuan ruang tinggi lebih tepat dibelajarkan dengan strategi pembelajaran investigasi kelompok, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan ruang rendah


(35)

lebih tepat dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Meskipun demikian, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, lancar dan efisien, guru juga perlu memperhatikan penggunaan alokasi waktu sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat diterima siswa secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru IPS diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi, sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif, kritis dan kreatif dalam belajar, dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok dalam mengajarkan konsep-konsep IPS agar siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa melalui proses penyelidikan serta menghapus mind setsiswa bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran teoritis, hafalan dan membosankan.

2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan maupun kemampuan ruang yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes kemampuan ruang kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas dari hasil tes yang diberikan mayoritas siswa memiliki kemampuan ruang tinggi maka sebaiknya guru


(36)

menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa memiliki kemampuan ruang rendah sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.

3. Penerapan langkah-langkah strategi pembelajaran juga perlu dipersiapkan dengan baik oleh guru sehigga dapat melibatkan siswa aktif secara langsung dalam pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru, kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

5. Kepada peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru sampai mengangkat pengaruh strategi pembelajaran dan kemampuan ruang siswa terhadap hasil belajar IPS, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh strategi pembelajaran, kemampuan ruang dan hasil belajar IPS siswa. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang penggunaan strategi pembelajaran dan kemampuan ruang ditinjau dari jenis kelamin serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, misalnya dengan cara membandingkan antara hasil belajar siswa pria dan wanita yang memiliki kemampuan ruang tinggi dan rendah setelah diajarkan strategi pembelajaran investigasi kelompok maupun inkuiri.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Afnidar. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Amrizal. 2009. Pengaruh Musik dan Intelegensi Visual-Spasial Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V Komplek SD Jalan Halat Medan.Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Arends R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Black, A.A. 2005. Spatial Ability and Earth Science Conceptual Understanding.

Springfield: Missoury State University, aab208f@smsu.edu. Diakses September 2012.

Dahar, R.W. 2011.Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2005. The Sistematic Of Instruction. Glenview: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono. 2010.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Elliot, J.J. & Smit, I.M. 2005.An International Directory of Spatial Test. Windsor England NFER. Nelson

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pres.

Gagne, R.M. 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Grimison, L. dan Dawe, L., 2000. Report Supporting Investigations for the Advanced and Intermediate Courses of the NSW Mathematics Years 9–10 Syllabus. http://www.docstoc.com/docs/Investigasi-Matematika-di-SD. Diakses Agustus 2012.


(38)

Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Gutierez, A. 1997. Vusualization in-3 Dimensional Geometry. In Search of a Framework Valencia (Spain): Universidad de Valencia.

Hartono, 2008.Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herimaturida. 2010. Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa (Studi Eksperimen Pada Pembelajaran PKn Kelas XI di SMAN 1 Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat).VOX Edukasi, 1(1), 30-38.

Isjoni, H. 2009.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Junita. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Kecerdasan Visual Spasial Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Siswa SMK Negeri 2 Rantau Utara. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kimura, D. 2005.Sex and Cognitif. First Edition. MIT Press: Cambridge Mass. Lin, M. & Petersen, A.L. 1985. Emergence and Characterization of Sex

Defferences in Spatial Ability. A-metal Analysis, Child Depelopment, 56(2), 1479-1498.

Lumbantoruan, M. 2010. Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dengan Gaya Kognitif Spasial Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Nainggolan, H. 2009. Pendidikan Problem Solving Untuk Pengajaran Operasi Riset di SLTA. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. 2009.Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bumi Aksara.

Nemeth, B. 2007. Measurement of the Development of Spatial Ability by Mental Cutting Test. Annales Mathematicae et Informaticae 34.pp. 123-128.


(39)

Nurhadi, dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Olkun, S. 2003. Making Conncetions: Improving Spatial Abilities with Engineering Drawing Activities. International Journal of Mathematics Teaching and Learning. http://www.ex.ac.uk/cimt/ijmtl/ijabout. Diakses Agustus 2012.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-Design Theories and Models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Romiszowski. 1981.Producing Instructional System. London: Kogan page Ltd. Roviatin, B., Caswita dan Coesamin, M. 2012. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

dengan Selingan (Ice Breaker) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis.

Jurnal Pendidikan Matematika, 1(4), 164-168.

Ryu, H.A., Yeong, O.C., dan Song, H.S. 2007. Mathematically Gifted Students’ Spatial Visualization Ability of Solid Figures.The International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol.4.pp. 137-144. Seoul: PME.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sampurna, K., 2003.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Cipta Karya. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Schonberger. 1976. Conducting Education Research. San Diego: Harcourt Brace Jovanovich.

Setiawan, 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Sha, T.K. 2006. Gender Differences in Spatial Ability: Relationship to Spatial Experience among Chinese Gifted Students in Hongkong,

davidchan@cuhk.edu.hk. Diakses Agustus 2012.

Strong, S., dan Roger, S. 2002. Spatial Visualization: Fundamentals and Trends in Enginering Graphics.Journal od Industrial Technology, 18(1).

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.


(40)

Tindangen, M. 2007. Implementasi Strategi Inkuiri Biologi SMP Serta Pengarunya Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Didaktika, 8(2), 147-155.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Velez, M.C., Deborah, S., dan Marilyn, T. 2006. Understanding Visualization Through Spatial Ability Differences. New Jersey: The State University. Wirtha, I.M. dan Rapi, N.K. 2008. Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal

Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (JPPP), 1(2), 15-29.

Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada Press.

http://news.detik.com/read/2011/11/08/174438/1763157/10/ http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan


(1)

lebih tepat dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Meskipun demikian, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, lancar dan efisien, guru juga perlu memperhatikan penggunaan alokasi waktu sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat diterima siswa secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru IPS diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi, sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif, kritis dan kreatif dalam belajar, dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok dalam mengajarkan konsep-konsep IPS agar siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa melalui proses penyelidikan serta menghapus mind setsiswa bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran teoritis, hafalan dan membosankan.

2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan maupun kemampuan ruang yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes kemampuan ruang kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas dari hasil tes yang diberikan mayoritas siswa memiliki kemampuan ruang tinggi maka sebaiknya guru


(2)

menggunakan strategi pembelajaran investigasi kelompok dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa memiliki kemampuan ruang rendah sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.

3. Penerapan langkah-langkah strategi pembelajaran juga perlu dipersiapkan dengan baik oleh guru sehigga dapat melibatkan siswa aktif secara langsung dalam pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru, kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

5. Kepada peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru sampai mengangkat pengaruh strategi pembelajaran dan kemampuan ruang siswa terhadap hasil belajar IPS, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh strategi pembelajaran, kemampuan ruang dan hasil belajar IPS siswa. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang penggunaan strategi pembelajaran dan kemampuan ruang ditinjau dari jenis kelamin serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, misalnya dengan cara membandingkan antara hasil belajar siswa pria dan wanita yang memiliki kemampuan ruang tinggi dan rendah setelah diajarkan strategi pembelajaran investigasi kelompok maupun inkuiri.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Afnidar. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Amrizal. 2009. Pengaruh Musik dan Intelegensi Visual-Spasial Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V Komplek SD Jalan Halat Medan.Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Arends R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Black, A.A. 2005. Spatial Ability and Earth Science Conceptual Understanding.

Springfield: Missoury State University, aab208f@smsu.edu. Diakses September 2012.

Dahar, R.W. 2011.Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2005. The Sistematic Of Instruction. Glenview: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono. 2010.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Elliot, J.J. & Smit, I.M. 2005.An International Directory of Spatial Test. Windsor England NFER. Nelson

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pres.

Gagne, R.M. 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Grimison, L. dan Dawe, L., 2000. Report Supporting Investigations for the Advanced and Intermediate Courses of the NSW Mathematics Years 9–10 Syllabus. http://www.docstoc.com/docs/Investigasi-Matematika-di-SD. Diakses Agustus 2012.


(4)

Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Gutierez, A. 1997. Vusualization in-3 Dimensional Geometry. In Search of a Framework Valencia (Spain): Universidad de Valencia.

Hartono, 2008.Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herimaturida. 2010. Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa (Studi Eksperimen Pada Pembelajaran PKn Kelas XI di SMAN 1 Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat).VOX Edukasi, 1(1), 30-38.

Isjoni, H. 2009.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Junita. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Kecerdasan Visual Spasial Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Siswa SMK Negeri 2 Rantau Utara. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kimura, D. 2005.Sex and Cognitif. First Edition. MIT Press: Cambridge Mass. Lin, M. & Petersen, A.L. 1985. Emergence and Characterization of Sex

Defferences in Spatial Ability. A-metal Analysis, Child Depelopment, 56(2), 1479-1498.

Lumbantoruan, M. 2010. Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dengan Gaya Kognitif Spasial Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia. Tesis, tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Nainggolan, H. 2009. Pendidikan Problem Solving Untuk Pengajaran Operasi Riset di SLTA. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. 2009.Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bumi Aksara.

Nemeth, B. 2007. Measurement of the Development of Spatial Ability by Mental Cutting Test. Annales Mathematicae et Informaticae 34.pp. 123-128. http://www.ektf.hu/tanszek/matematika/ami. Diakses September 2012.


(5)

Nurhadi, dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Olkun, S. 2003. Making Conncetions: Improving Spatial Abilities with Engineering Drawing Activities. International Journal of Mathematics Teaching and Learning. http://www.ex.ac.uk/cimt/ijmtl/ijabout. Diakses Agustus 2012.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-Design Theories and Models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Romiszowski. 1981.Producing Instructional System. London: Kogan page Ltd. Roviatin, B., Caswita dan Coesamin, M. 2012. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

dengan Selingan (Ice Breaker) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(4), 164-168.

Ryu, H.A., Yeong, O.C., dan Song, H.S. 2007. Mathematically Gifted Students’ Spatial Visualization Ability of Solid Figures.The International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol.4.pp. 137-144. Seoul: PME.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sampurna, K., 2003.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Cipta Karya. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Schonberger. 1976. Conducting Education Research. San Diego: Harcourt Brace Jovanovich.

Setiawan, 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Sha, T.K. 2006. Gender Differences in Spatial Ability: Relationship to Spatial Experience among Chinese Gifted Students in Hongkong, davidchan@cuhk.edu.hk. Diakses Agustus 2012.

Strong, S., dan Roger, S. 2002. Spatial Visualization: Fundamentals and Trends in Enginering Graphics.Journal od Industrial Technology, 18(1).

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.


(6)

Tindangen, M. 2007. Implementasi Strategi Inkuiri Biologi SMP Serta Pengarunya Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Didaktika, 8(2), 147-155.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Velez, M.C., Deborah, S., dan Marilyn, T. 2006. Understanding Visualization Through Spatial Ability Differences. New Jersey: The State University. Wirtha, I.M. dan Rapi, N.K. 2008. Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal

Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (JPPP), 1(2), 15-29.

Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada Press.

http://news.detik.com/read/2011/11/08/174438/1763157/10/ http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan