Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa melalui Pendekatan Kontekstual.
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VIII Pada Salah Satu SMP di Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
J U N A I D A H
NIM. 1207120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN,
KOMUNIKASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS
SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
Oleh Junaidah
S.Pd FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika
© Junaidah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(4)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Melalui Pendekatan Kontekstual” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian diketahui terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2015 Yang membuat pernyataan,
(5)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Hanya karena Allah segala sesuatu terjadi, hanya karena dengan izin-Nya semua yang kita impikan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedang Allah jua yang menentukan hasilnya. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini merupakan tugas yang tidak mudah, dengan izin Allah SWT Alhamdulillah penulisan tesis ini dapat juga terselesaikan.
Tesis yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual” merupakan tugas akhir untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika di Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, para pembaca dan dunia pendidikan.
Bandung, Januari 2015 Penulis
(6)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak. Dr. H. Tatang Mulyana, M.Pd. selaku Pembimbing I, yang penuh kesabaran dan ketulusan memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Utari Sumarmo, selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik, yang dengan penuh kesabaran memberikan arahan serta saran dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Turmudi, M.Sc, M.Ed, Ph.D selaku Ketua Jurusan Matematika atas bantuan dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Direktur SPs beserta staf atas layanan terbaiknya selama penulis menjalani pendidikan di UPI.
5. Kepala Sekolah dan Dewan Guru SMP tempat melakukan penelitian, khususnya Bapak H. Ayep Taryana, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Demiyanti, S.Pd yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
(7)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Untuk kedua orang tua terkasih Drs. H. M. Juned, S.Pd, M.Pd dan Hj. Rosdarwati, S.Ag, abang, kakak, dan adik-adikku yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, serta bantuan baik moril maupun materil.
7. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan doa serta seluruh mahasiswa S2 dan S3 Pendidikan Matematika di SPs UPI dan semua pihak yang telah membantu dan namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas amal dan budi baik kita semua. Amin
Bandung, Januari 2015 Penulis
(8)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
ABSTRAK
JUNAIDAH (2014) : Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa melalui Pendekatan Kontekstual
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa. Namun yang terjadi di lapangan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan bentuk desain Non-equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII pada salah satu SMP di kota Lembang. Sampel penelitian ditentukan menggunakan purposive sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran ekspositori yang disesuaikan dengan buku panduan Guru Kurikulum 2013. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan pemahaman dan komunikasi serta skala sikap disposisi siswa. Temuan penelitian ini adalah: (1) Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa baik secara keseluruhan maupun secara KAM. (2) Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa baik secara keseluruhan maupun secara KAM. (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian kemampuan pemahaman matematis siswa. (4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian kemampuan komunikasi matematis siswa. (5) Tidak terdapat perbedaan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran biasa.
Kata Kunci : Kemampuan Pemahaman, kemampuan komunikasi, disposisi matematis, pendekatan kontekstual, pembelajaran ekspositori yang disesuaikan dengan buku panduan Guru Kurikulum 2013.
(9)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
ABSTRACT
JUNAIDAH (2014) : Improve the Understanding, Communication, and Disposition Student Mathematics Ability by Contextual Approach
This research is motivated by the importance of the ability of students’ understanding, communication, and mathematical disposition. However, the ability of students’ understanding, communication, and mathematical disposition is lack in reality. Based on the previous research, learning with contextual approach can improve the ability of students’ understanding, communication, and mathematical disposition. This study is a quasi-experimental design with non-equivalent forms of the Control Group Design with eighth grade students at one junior high school in the town of Lembang. The research sample is determined by using purposive sampling which consists of two classes namely experimental classes that is taught by contextual learning approach, and control class that is taught by expository in accordance with guidebooks of curriculum 2013. The instruments are test about understanding and communication ability and the disposition of student attitude scale. The results of this study are (1) the achievement and enhancement of students’ ability in understanding of mathematics by using contextual is better than regular learning in whole or KAM; (2) the achievement and enhancement of students’ ability in communication of mathematics by using contextual is better than regular learning in towards the achievement of the students’ ability in understanding of mathematics. (4) There is no interaction between learning and KAM (high, medium, low) towards the achievement of the students’ ability in communication skills. (5) There is no difference in mathematical disposition of students who are taught by using contextual approach and regular learning.
Keyword : The ability of understanding, communication, mathematical disposition, contextual approach, expository learning adapted to the guidebook Teacher Curriculum 2013.
(10)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMAKASIH... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4Manfaat Penelitian ... 10
1.5Defenisi Operasional ... 11
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 13
2.1 Kemampuan Pemahaman Matematis ... 13
2.2Kemampuan Komunikasi Matematis ... 16
2.3Disposisi Matematis ... 18
2.4Pendekatan Kontekstual ... 21
2.5Teori-teori Belajar yang Mendukung ... 24
2.6Peneltian yang Relevan ... 25
2.7Kerangka Konseptual ... 26
(11)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1Desain Penelitian ... 31
3.2Populasi dan Sampel ... 32
3.3Variabel Penelitian . ... 32
3.4Instrumen Penelitian... 32
3.4.1 Bahan Ajar ... 33
3.4.2 Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 33
3.4.3 Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 33
3.4.4 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 34
3.4.5 Skala Disposisi ... 35
3.4.6 Lembar Observasi ... 36
3.4.7 Pedoman Wawancara ... 36
3.5Teknik Analisis Instrumen ... 37
3.5.1 Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 37
3.5.2 Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 38
a. Validitas Tes... 38
b. Reliabilitas Tes ... 40
c. Daya Pembeda Tes ... 41
d. Tingkat Kesukaran Tes ... 42
e. Pemilihan Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 43
3.5.3 Skala Disposisi Matematis ... 44
3.5.4 Lembar Observasi ... 45
3.6 Prosedur Penelitian... 46
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.8 Teknik Analisis Data ... 47
3.8.1 Analisis Data Kualitatif ... 47
(12)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
3.8.3 Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 47
3.8.4 Disposisi Matematis ... 50
3.9Alur Uji Statistik ... 51
3.10 Alur Uji Anova Dua Jalur ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Hasil Penelitian ... 53
4.1.1 Analisis Kemampuan Awal Matematis ... 55
4.1.2 Analisis Deskriptif Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 57
4.1.3 Kemampuan Pemahaman Matematis ... 70
a. Analisis Pencapaian Kemampuan Pemahaman ... 70
b. Analisis Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 74
c. Analisis Data Skor N-gain Kemampuan Pemahaman Matematis .. 78
d. Analisis Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 82
4.1.4 Kemampuan Komunikasi Matematis ... 84
a. Analisis Pencapaian Kemampuan Komunikasi ... 84
b. Analisis Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 88
c. Analisis Data Skor N-gain Kemampuan Komunikasi Matematis .. 93
d. Analisis Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis ... 97
4.1.5 Disposisi Matematis Siswa ... 99
a. Analisis Data Deskriptif Skor Disposisi Matematis ... 99
(13)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
4.2 Pembahasan... 101
4.2.1 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual ... 102
4.2.2 Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis . 110 a. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 110
b. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 113
c. Disposisi Matematis Siswa ... 117
d. Lembar Observasi ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
5.1 Kesimpulan ... 124
5.2 Implikasi ... 124
5.3 Rekomendasi ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 127
(14)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 34
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 35
Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 37
Tabel 3.4 Banyaknya Siswa berdasarkan Kategori KAM (Kemampuan Awal Matematis) ... 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Pemahaman ... 39
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Komunikasi Matematis .... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Tes Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 40
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 42
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Kesukaran ... 42
Tabel 3.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 43
Tabel 3.12 Pemilihan Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 43
Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Skala Disposisi Matematis Siswa ... 44
Tabel 3.14 Hasil Validasi Skala Disposisi Matematis ... 44
Tabel 3.15 Klasifikasi Data Skor Skala Aktivitas ... 45
Tabel 3.16 Klasifikasi Gain Ternormalisasi... 48
Tabel 3.17 Pembobotan Skala Disposisi Matematis Siswa ... 50
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Berdasarkan KAM(atas, tengah, bawah) ... 54
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Data Kemampuan Awal Matematis Siswa ... 55
(15)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Awal Matematis ... 56 Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Kemampuan Awal Matematis ... 57 Tabel 4.6 Rerata pretes, postes, dan N-Gain keseluruhan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis. ... 58 Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis ... 59 Tabel 4.8 Data Pencapaian Kemampuan Pemahaman Matematis ... 70 Tabel 4.9 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan KAM (Kemampuan Awal Matematis) ... 71 Tabel 4.10 Uji Homogenitas Skor Postest Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan KAM (Kemampuan Awal Matematis) ... 72 Tabel 4.11 Hasil Uji-t dan Mann-Whitney Skor Postest Kemampuan Pemahaman
Matematis Berdasarkan KAM ... 73 Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 75 Tabel 4.13 Data Hasil Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 75 Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 76 Tabel 4.15 Data Hasil Uji Homogenitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 77 Tabel 4.16 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Postes Kemampuan
Pemahaman Matematis ... 78 Tabel 4.17 Data Rataan dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 79 Tabel 4.18 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman
(16)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiv
Tabel 4.19 Data Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis ... 80 Tabel 4.20 Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-gain
Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan KAM ... 80 Tabel 4.21 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis ... 82 Tabel 4.22 Hasil Uji Anova Dua Jalur Data N-gain Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 83 Tabel 4.23 Data Pencapaian Kemampuan Komunikasi Matematis ... 85 Tabel 4.24 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan komunikasi Matematis
Berdasarkan KAM (Kemampuan Awal Matematis) ... 86 Tabel 4.25 Uji Homogenitas Skor Postest Kemampuan Komunikasi Matematis
Berdasarkan KAM (Kemampuan Awal Matematis) ... 86 Tabel 4.26 Hasil Uji-t Skor Postest Kemampuan Komunikasi Matematis
Berdasarkan KAM ... 87 Tabel 4.27 Data Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 89 Tabel 4.28 Data Hasil Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 89 Tabel 4.29 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Pretes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 90 Tabel 4.30 Data Hasil Uji Homogenitas Skor Postes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 91 Tabel 4.31 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Postes Kemampuan
Komunikasi Matematis ... 92 Tabel 4.32 Data Rataan dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Komunikasi
(17)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Tabel 4.33 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis ... 93 Tabel 4.34 Data Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 94 Tabel 4.35 Data Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-Gain
Kemampuan Komunikasi Matematis ... 94 Tabel 4.36 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-Gain Kemampuan
Komunikasi Matematis ... 96 Tabel 4.37 Hasil Uji Anova Dua Jalur Data N-gain Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 98 Tabel 4.38 Deskripsi Statistik Skor Disposisi Matematis Siswa ... 99 Tabel 4.39 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor Disposisi Matematis Siswa ... 101 Tabel 4.40 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa selama Pembelajaran dengan
(18)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.1 Keterkaitan antara Pemahaman dan Beberapa Aspek Komunikasi .... 4 Gambar 3.1 Tahapan dalam Penelitian ... 46 Gambar 3.2 Alur Uji Statistik ... 51 Gambar 3.3 Alur Uji Anova Dua Jalur ... 52 Gambar 4.1 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Pemahaman Matematik Secara Keseluruhan ... 59 Gambar 4.2 Perbandingan Rataan Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematik Secara Keseluruhan ... 60 Gambar 4.3 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Komunikasi Matematis Secara Keseluruhan... 61 Gambar 4.4 Perbandingan Rataan Skor N-Gain Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 61 Gambar 4.5 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
(19)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvii
Gambar 4.6 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Kategori KAM Tinggi ... 63 Gambar 4.7 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Pemahaman Matematis Kategori KAM Sedang ... 64 Gambar 4.8 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis
Kategori KAM Sedang ... 64 Gambar 4.9 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Pemahaman Matematis Kategori KAM Rendah ... 65 Gambar 4.10 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis
Kategori KAM Rendah ... 65 Gambar 4.11 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Komunikasi Matematis Kategori KAM Tinggi ... 66 Gambar 4.12 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Kategori KAM Tinggi ... 67 Gambar 4.13 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Komunikasi Matematis Kategori KAM Sedang ... 67 Gambar 4.14 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Kategori KAM Sedang ... 68 Gambar 4.15 Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes Kemampuan
Komunikasi Matematis Kategori KAM Rendah ... 69 Gambar 4.16 Perbandingan Rataan N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Kategori KAM Rendah ... 69 Gambar 4.17 Interaksi antara Pembelajaran yang Diterapkan dan KAM terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 84 Gambar 4.18 Interaksi antara Pembelajaran yang Diterapkan dan KAM terhadap
Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis ... 98 Gambar 4.19 Perbandingan Rataan Skor Disposisi Matematis Siswa ... 100 Gambar 4.20 Aktivitas Siswa Mengamati Permasalahan ... 103
(20)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xviii
Gambar 4.21 Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan LKS ... 104
Gambar 4.22 Siswa yang Berkemampuan Tinggi Membantu Temannya yang Berkemampuan Rendah ... 104
Gambar 4.23 Guru Mengarahkan Siswa Dalam Menemukan Konsep Relasi dan Fungsi ... 105
Gambar 4.24 Siswa Mengkomunikasikan Hasil Diskusi Kelompok ... 106
Gambar 4.25 Wawancara Tertulis Mengenai Pembelajaran yang Diterapkan Guru ... 109
Gambar 4.26 Wawancara Tertulis Mengenai Kegunaan Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari... 109
Gambar 4.27 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru selama Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual... 119
Gambar 4.28 Aktivitas Siswa yang Belajar dengan Pendekatan Kontekstual ... 122
DAFTAR LAMPIRAN
Hal LAMPIRAN A: PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 132Lampiran A. 1 Silabus Pembelajaran ... 133
Lampiran A. 2 RPP Kelompok Eksperimen ... 143
Lampiran A. 3 RPP Kelompok Kontrol ... 178
Lampiran A. 4 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ... 213
Lampiran A. 5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ... 245
LAMPIRAN B: INSTRUMEN PENELITIAN... 273
(21)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xix
Lampiran B.2 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis ...280
Lampiran B.3 Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 289
Lampiran B.4 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 291
Lampiran B.5 Jawaban Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 294
Lampiran B. 6 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematis Siswa ... 307
Lampiran B. 7 Lembar Skala Disposisi Matematis Siswa ... 310
Lampiran B. 8 Lembar Observasi Aktivitas guru ... 312
Lampiran B. 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 313
Lampiran B. 10 Format Wawancara Tertulis Siswa ... 314
LAMPIRAN C: ANALISIS HASIL UJICOBA INSTRUMEN ... 316
Lampiran C.1 Data Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis... 317
Lampiran C.2 Analisis Data Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis ... 318
Lampiran C.3 Data Uji Coba Kemampuan Komunikasi Matematis... 323
Lampiran C.4 Analisis Data Uji Coba Kemampuan Komunikasi Matematis ... 324
Lampiran C.5 Data Uji Coba Skala Disposisi Matematis Siswa ... 329
Lampiran C.6 Analisis Data Uji Coba Skala Disposisi Matematis Siswa ... 331
LAMPIRAN D: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ... 333
Lampiran D. 1 Data Nilai KAM kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 334
Lampiran D. 2 Analisis Data KAM kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 335
Lampiran D.3 Data Nilai Pretest-Postest Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen ... 336
Lampiran D.4 Data Nilai Pretest-Postest Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ... 338
(22)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xx
Lampiran D.5 Data Nilai Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen ... 340 Lampiran D. 6 Data Nilai Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ... 342 Lampiran D. 7 Analisis Data Nilai Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ... 344 Lampiran D. 8 Data Disposisi Matematis Siswa ... 362 Lampiran D. 9 Analisis Data Disposisi Matematis Siswa ... 366
LAMPIRAN E. DATA-DATA PENUNJANG PENELITIAN... 367 Lampiran E1. Foto Kegiatan Penelitian ... 368 Lampiran E2. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 370 Lampiran E3. Tabel R ... 371
(23)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu sektor yang mendapatkan banyak pengaruh dari laju perkembangan teknologi. Dari waktu ke waktu dapat kita rasakan begitu banyak perubahan dalam pendidikan. Salah satu perubahan yang terlihat jelas telah dilakukan di Indonesia yaitu telah berulang kali terjadi perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Matematika sebagai bagian dari kurikulum sekolah tentunya diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Matematika yang diberikan di sekolah sangat penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika di sekolah, dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Tujuan matematika menurut Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006) antara lain meliputi hal berikut : (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (3) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat ditelusuri bahwa belajar matematika tentunya tidak cukup hanya dengan
(24)
2
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyampaikan materi saja tetapi juga mengembangkan sikap dan karakter peserta didik.
NCTM (National Council of Teacher of Mathematics, 2000) mengungkapkan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection), dan representasi (representation).
Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam belajar matematika. NCTM (2000) menyatakan bahwa visi dari matematika sekolah adalah berdasarkan pada pembelajaran matematika siswa yang disertai dengan pemahaman. Belajar matematika dengan disertai pemahaman sangat diperlukan untuk memungkinkan siswa menyelesaikan masalah lain yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Bransford, Brown, dan Cocking (Auliya, 2013) memaparkan belajar matematika dengan disertai pemahaman juga merupakan komponen terpenting dari kemampuan, bersama dengan kecakapan pengetahuan faktual dan prosedural.
Seseorang dikatakan memahami konsep atau fakta matematis jika ia dapat menjelaskan konsep atau fakta matematis tersebut dengan cara yang lebih sederhana. Untuk menjelaskan konsep atau fakta tersebut tentunya dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik pula. Menurut Nirmala (Lindawati, 2010: 5) membangun pemahaman pada setiap kegiatan belajar matematika akan mengembangkan pengetahuan matematika yang dimiliki oleh seseorang. Artinya makin luas pemahaman tentang ide atau gagasan matematika yang dimiliki oleh seorang siswa, maka akan semakin bermanfaat dalam menyelesaikan permasalah yang dihadapinya. Sehingga dengan pemahaman diharapkan tumbuh kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan konsep yang telah dipahami dengan baik dan benar setiap kali ia menghadapi permasalahan dalam pembelajaran matematika.
(25)
3
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ansari (2003) menyebutkan bahwa kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis. Dengan demikian kemampuan pemahaman matematis akan sangat dibutuhkan dalam kemampuan komunikasi. Hal ini dikarenakan siswa akan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya dengan baik apabila ia mempunyai kemampuan pemahaman yang baik pula. Wahyudin (2008: 42) mengemukakan komunikasi merupakan cara berbagi gagasan dan mengklarifikasi pemahaman, melalui komunikasi, gagasan-gagasan menjadi objek-objek refleksi, penghalusan, diskusi, dan perombakan.
Kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis adalah kemampuan yang perlu dikembangkan dalam diri siswa. Anwar (2012) mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi siswa sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa serta berani dalam mengungkapkan idenya, selama ini siswa kurang difasilitasi untuk melatih kemampuan komunikasi, pembelajaran lebih berpusat pada guru, guru lebih banyak berbicara di depan kelas, kemudian siswanya mengerjakan latihan dan soal-soal. NCTM menyatakan bahwa program pengajaran matematika sekolah yang baik harus menekankan siswa untuk:
a) Mengatur dan mengaitkan mathematical thinking mereka melalui komunikasi.
b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersusun secara logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan orang lain.
c) Menganalisis dan menilai mathematical thinking dan strategi yang dipakai orang lain.
d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.
Agar kemampuan komunikasi siswa dapat dikembangkan dengan baik, maka guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan ide-ide matematisnya. Pimm (Lindawati, 2010: 7) menyatakan bahwa anak-anak yang diberikan kesempatan
(26)
4
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk bekerja dalam kelompok dalam mengumpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukkan kemajuan baik disaat mereka saling mendengarkan ide yang satu dan yang lain, mendiskusikannya bersama kemudian menyusun kesimpulan yang menjadi pendapat kelompoknya.
Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa antara kemampuan pemahaman dan kemampuan komunikasi matematis mempunyai kaitan yang erat atau saling terkait satu sama lainnya. Kramarski (Ansari, 2003) menyatakan keterkaitan antara pemahaman dan beberapa aspek komunikasi matematis dalam bentuk diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini:
Mathematical Mathematical
Knowledge Communication
Talking
Consept Writing
Principal
Strategy - Reading
- Listening Representations
- Discussing
- Sharing
Gambar 1.1 Keterkaitan antara Pemahaman dan Beberapa Aspek Komunikasi
Pentingnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik tidak sejalan dengan yang terjadi dilapangan. Untuk memecahkan masalah matematis yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika, siswa harus mampu memahami konsep-konsep matematika itu sendiri. Namun kenyataannya banyak siswa yang masih belum memahami konsep-konsep yang diajarkan karena siswa cenderung menghafal. Agar pembelajaran efektif maka penghafalan konsep harus dihindari. Sesuai dengan pendapat Wahyudin (2008 : 65) bahwa program
(27)
5
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematika sekolah yang efektif hendaknya mempertimbangkan cakupan objektif yang lebih dari sekedar kecakapan berhitung, tentu saja kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk kehidupan keseharian harus diajarakan, tetapi ini semua tidak lebih ataupun kurang penting daripada membangun pemahaman-pemahaman yang membebaskan siswa dari penghafalan semata. Pengembangan matematika bertujuan untuk mengembangkan daya pikir siswa secara aktif.
Rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahmah (2012), Afrilianto (2012), dan Tim Jica (Tandililing, 2011) menyimpulkan rendahnya kualitas pemahaman matematis siswa disebabkan oleh proses pembelajaran dimana guru terlalu berkonsentrasi pada latihan soal yang bersifat prosedural sehingga tidak memungkinkan siswa cepat memperoleh makna dari kegiatan pembelajaran. Fakta aktual rendahnya pemahaman konsep siswa dialami penulis ketika melakukan praktek mengajar lapangan. Penulis menemukan kesalahan konsep siswa dalam materi aljabar. Beberapa siswa tidak dapat membedakan antara penyelesaian persamaan 3x = 6 dengan 3 + x = 6. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi operasi aljabar. Selain itu, rendahnya kemampuan pemahaman juga terlihat dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan pemahaman. Dari hasil studi pendahuluan ditemukan beberapa penyebab rendahnya tingkat pemahaman siswa, antara lain: (1) siswa cenderung menghafal konsep sehingga menyebabkan siswa mudah lupa terhadap materi yang diperlajarinya, (2) siswa tidak terbiasa dengan soal-soal non rutin, siswa lebih tertarik menyelesaikan soal yang seperti dicontoh saja. Wahyudin (1999) menambahkan bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika (aksioma, definisi, kaidah, dan teorema) yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari.
(28)
6
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sama halnya dengan kemampuan pemahaman, beberapa studi sebelumnya juga menemukan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa masih rendah. Setiawan (2008) dan Tandililing (2011) menyatakan bahwa dalam suatu penelitian yang dilakukan terhadap siswa terungkap bahwa siswa masih lemah dalam membuat model matematika terhadap informasi yang diberikan dalam soal. Kemampuan siswa mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, gambar, grafik, tabel, dan media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah juga belum memberikan hasil yang memadai. selain itu, dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas VIII juga ditemukan bahwa siswa masih sulit dalam memahami soal cerita terutama dalam membuat model matematika dari soal-soal tersebut.
Selain kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis, juga terdapat kemampuan afektif yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap siswa. Sesuai dengan tujuan umum matematika yaitu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Gregg (2005: 33) menekankan bahwa siswa harus menghargai matematika dan memiliki keyakinan pada kemampuannya dalam bermatematika. Untuk mencapai tujuan ini secara efektif, guru harus menyadari bahwa keputusan yang mereka buat dalam instruksi dan penilaian dapat mempengaruhi sikap dan disposisi siswa. Oleh karena itu, guru harus bekerja untuk mengembangkan sikap positif terhadap matematika pada siswa-siswanya. Pengembangan minat, sikap positif dan ketertarikan terhadap matematika tersebut akan membentuk kecenderungan yang kuat yang dinamakan disposisi matematis (mathematical disposition).
Katz (Atallah, 2006: 2) mendefinisikan disposisi sebagai keyakinan atau kecenderungan untuk menunjukkan perilaku sering, sadar dan sukarela dalam proses pembelajaran. Sedangkan Sumarmo (2013 : 334) mendefinisikan disposisi matematis sebagai suatu keinginan, kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang
(29)
7
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang positif dan didasari dengan iman, taqwa, dan ahlak mulia. Selanjutnya Polking (Sumarmo, 2013: 335) mengemukakan bahwa disposisi matematika menunjukkan (1) rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan; (2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematika dan berusaha mencari metode alternatif dalam memecahkan masalah; (3) tekun mengerjakan tugas matematika; (4) minat, rasa ingin tahu (curiousity), dan daya temu dalam melakukan tugas matematika; (5) cenderung memonitor, merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri; (6) menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; (7) apresiasi (appreciation) peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.
Memperhatikan penting pemilikan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis untuk siswa, maka guru matematika perlu merancang model, pendekatan atau strategi pembelajaran matematika yang inovatif yang membantu siswa mencapai prestasi belajar lebih baik. Joyce menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencaanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Trianto, 2007: 5), selanjutnya Joyce menambahkan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu perserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Proses pemilihan dan penerapan baik itu metode, strategi, atau pendekatan haruslah disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Trianto (2007: 9) bahwa dalam mengajarkan satu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pemilihan model pembelajaran yang baik akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru. Bell (Widyasari, 2012: 6) menyatakan bahwa pemilihan strategi mengajar yang tepat
(30)
8
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan pengaturan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan pelajaran matematika.
Siswa belajar matematika dengan baik ketika siswa mampu membangun pemahamannya sendiri. Hal yang paling mudah ketika siswa bekerja dalam kelompok kecil, terlibat dalam diskusi, dan presentasi. Keterlibatan siswa dalam kelompok kecil dapat membantu kemampuan komunikasi siswa yang tidak berani berkomunikasi dalam kelompok besar, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya baik dari segi pengetahuan maupun jenis kelamin. Selain itu, siswa akan termotivasi apabila pembelajaran yang dilakukan guru dikaitkan dengan konteks nyata siswa. Sehingga dalam pemilihan model pembelajaran harus diperhatikan kebutuhan siswa sehingga pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi siswa yaitu pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, 2007: 103). Senada dengan itu, Sanjaya (2008: 255) memberikan pengertian pendekatan kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Nurhadi (2004:12) mengemukakan pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Mengaitkan pembelajaran dengan konteks nyata siswa
(31)
9
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta melibatkan siswa secara aktif dalam dalam proses belajar mengajar akan memudahkan siswa dalam mengingat materi yang disampaikan guru.
Selain pendekatan dan strategi yang akan diterapkan, serta kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis yang akan diteliti, terdapat hal lain yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, yaitu kemampuan awal matematika. Hal ini disebabkan karena matematika merupakan ilmu yang memiliki keterkaitan antara satu konsep dan konsep lainnya, sehingga siswa diharapkan mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi bermakna. Seperti yang diungkapkan oleh Ausubel (Ruseffendi, 2006: 172) belajar bermakna adalah belajar yang untuk memahami apa yang sudah diperolehnya itu dikaitkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya itu lebih mengerti.
Salah satu upaya dalam mengembangkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain adalah faktor pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru dan faktor KAM (atas, tengah, bawah). Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penerapan pendekatan kontekstual merata pada setiap kategori KAM atau hanya pada kategori KAM tertentu saja. Apabila merata pada setiap kategori KAM maka dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan kontekstual cocok diterapkan pada semua kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan kontekstual”
(32)
10
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa?
a. Ditinjau secara keseluruhan b. Ditinjau dari KAM
2. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa?
a. Ditinjau secara keseluruhan b. Ditinjau dari KAM
3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM (atas, tengah, bawah) terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa? 4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM (atas, tengah,
bawah) terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa? 5. Apakah disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual lebih baik dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi secara empiris melalui penyelidikan mengenai pengaruh pendekatan kontekstual terhadap peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi dan disposisi matematis siswa. Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah: 1. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik
(33)
11
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daripada siswa yang mendapat pembelajaran biasa ditinjau secara keseluruhan dan ditinjau dari KAM (atas, tengah, bawah).
2. Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran biasa ditinjau secara keseluruhan dan ditinjau dari KAM (atas, tengah, bawah).
3. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM (atas, tengah, bawah) terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa.
4. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM (atas, tengah, bawah) terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.
5. Disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan bagi guru, siswa, dan peneliti dalam meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa.
1. Manfaat ketika proses pembelajaran
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat menjadi sarana bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika sehingga siswa dapat terlatih dalam mengerjakan soal-soal untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa.
2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat:
a. Dapat menyelesaikan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa.
(34)
12
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memberikan informasi kepada pihan-pihak terkait tentang kemampuan pemahaman, komunikasi, disposisi matematis, dan pendekatan konstektual.
3. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, serta dapat dijadikan ajuan dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis.
1.5Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam menangkap maksud dari penelitian ini perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan, diantaranya: 1. Pemahaman relasional, yaitu: (1) kemampuan menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematika; dan (2) kemampuan mengaitkan berbagai konsep.
2. Komunikasi matematis, yaitu: (1) menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; (2) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar; (3) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; 3. Disposisi matematika adalah meliputi: (1) rasa percaya diri; (2) menunjukkan
minat; (3) memiliki kegigihan; (4) memiliki keinginan; (5) fleksibel (6) memonitor dan mengevaluasi.
4. Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran matematika yang melakukan tujuh komponen utamanya sebagai langkah penerapan dalam pembelajaran, meliputi:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menentukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (contrutivism).
b. Melaksanakan kegiatan penemuan dalam proses pembelajarannya (inquiry).
(35)
13
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menciptakan suasana ‘masyarakat belajar’ dengan melakukan belajar kelompok (learning community).
e. Menghadirkan “model” sebagai alat bantu dan contoh dalam pembelajaran (modelling).
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan (reflection).
5. Pembelajaran biasa adalah pembelajaran ekspositori seperti yang diterapkan oleh guru mata pelajaran Matematika di sekolah dan disesuaikan dengan buku Panduan Guru Kurikulum 2013.
(36)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan secara acak. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Langkah awal yang dilakukan dengan memilih sekolah, kemudian memilih dua kelas yang ditinjau dari kemampuan akademiknya, dimana dua kelas tersebut memiliki kemampuan yang setara. Untuk memperkuat kesetaraan kemampuan kedua kelas tersebut, dilakukan uji statistik. Kelas pertama (kelas eksperimen) akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, sedangkan kelas kedua (kelas kontrol) mendapatkan pembelajaran ekspositori yang disesuaikan dengan buku panduan Guru Kurikulum 2013 edisi revisi 2014. Desain eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas kontrol : O - O
Dengan:
O : Pretes/Postes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis X : Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual
Pada desain ini setiap kelompok diberikan pretes (O) kemampuan pemahaman dan komunikasi, diakhir penelitian diukur dengan postes (O), dan untuk mengukur disposisi matematis akan diberikan skala disposisi sesudah proses pembelajaran dilakukan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa.
(37)
32
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII pada salah satu SMP di kota Lembang. Penelitian dilaksanakan pada siswa dengan sekolah yang berada pada kemampuan sedang. Ini dilakukan karena jika memilih sekolah dengan klasifikasi baik cenderung hasil belajarnya baik yang diakibatkan kemampuan rata-rata siswanya baik bukan karena pembelajaran yang diterapkan. Sebaliknya jika memilih tingkat klasifikasi sekolah rendah hasil belajar yang diperoleh cenderung rendah akibat kemampuan siswa dengan rata-rata rendah bukan karena kurang baiknya pembelajaran (Darhim, 2004: 64).
Peneliti mengambil sampel dari populasi karena keterbatasan untuk mempelajari semua yang terdapat pada populasi. Sampel penelitian ditentukan menggunakan purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel yang berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 126) yaitu kelas yang memiliki karakteristik dan kemampuan akademik setara. Berdasarkan pertimbangan guru bidang studi matematika kelas VIII SMP setempat, sampel pada penelitian ini adalah kelas eksperimen yaitu siswa kelas VIII G dan sebagai kelas kontrol yaitu siswa kelas VIII F.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel antara lain variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas, yaitu pembelajaran dengan pendekatan kontekstual; 2. Variabel terikat, yaitu kemampuan pemahaman, komunikasi, dan
(38)
33
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen berupa bahan ajar, lembar aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran, pedoman wawancara, instrumen yang disusun dalam bentuk kuesioner/angket disposisi matematis. Instrumen lain berupa tes secara tertulis yang meliputi: tes kemampuan pemahaman dan komunikas matematis. Tes kemampuan pemahaman, komunikasi, dan skala disposisi dikembangkan melalui tahap pembuatan instrumen, dan uji coba instrumen. Uji coba tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis dilakukan untuk melihat validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes. Sedangkan uji coba skala disposisi dilakukan untuk melihat realibilitas angket dan validitas setiap item.
3.4.1 Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang mencerminkan aktivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dan bahan ajar yang mencerminkan pendekatan saintifik yang berdasarkan buku panduan guru kurukulum 2013. Isi bahan ajar berdasarkan pokok bahasan Matematika Kelas VIII SMP Semester I yaitu “Relasi dan Fungsi” dan “Persamaan Garis Lurus” diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Setiap pertemuan memuat satu bagian pokok bahasan yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3.4.2 Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Kemampuan awal matematis siswa adalah kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Pengklasifikasian kemampuan awal matematis siswa bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum pembelajaran dan untuk penempatan siswa berdasarkan pengetahuan awal matematikanya. Selain itu KAM juga bertujuan untuk memperoleh kesetaraan rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan
(39)
34
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skor kemampuan awal matematis, siswa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu siswa yang kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.
3.4.3 Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Tes kemampuan pemahaman matematis disusun dalam bentuk uraian. Bahan tes kemampuan pemahaman matematis dibuat untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa kelas VIII SMP mengenai materi “Relasi dan Fungsi” dan “Persamaan Garis Lurus”. Penyusunan tes diawali dengan membuat kisi-kisi tes yang mencakup aspek kemampuan, materi, indikator serta banyaknya butir tes. Selanjutnya dilakukan penyusunan tes beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran untuk masing-masing butir soal. Rubrik yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa berdasarkan Holistic Scoring Rubrics (Cai, Lane, dan Jakabcsin, 1996:141) sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator Respon Siswa Skor
Pemahaman Relasional
Tidak ada jawaban atau salah menginterpretasikan
permasalahan 0
Jawaban salah; siswa menuliskan konsep matematika yang terkait dengan konsep yang akan digunakan dan menerapkannya dalam algoritma, tetapi sangat terbatas
1 Jawaban salah; siswa menuliskan konsep matematika yang terkait dengan konsep yang akan digunakan menerapkannya dalam algoritma, tetapi kurang lengkap
2
Jawaban benar; siswa menuliskan konsep matematika yang terkait dengan konsep yang akan digunakan dan menerapkannya dalam algoritma, tetapi tidak lengkap, dan mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.
3 Jawaban benar; siswa menuliskan konsep matematika yang terkait dengan konsep yang akan digunakan dan menerapkannya dalam algoritma dengan lengkap dan benar
(40)
35
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data kuantitatif sebelum mendapat perlakukan (pretest) maupun setelah diberikan perlakuan (postest). Sebelum tes kemampuan pemahaman matematis digunakan, dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah terpenuhi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal.
3.4.4 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 6 soal dalam bentuk uraian. Tes disusun berdasarkan pokok bahasan yang dipelajari siswa kelas VIII SMP semester ganjil yaitu materi “Relasi dan Fungsi” dan “Persamaan Garis Lurus”.
Pemberian skor komunikasi matematik berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator Respon Siswa Skor
Komunikasi Matematis
Tidak ada jawaban/salah menginterpretasikan 0 Hanya sedikit dari penjelasan konsep, idea tau persoalan dari
suatu gambar yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk penulisan kalimat secara matematik dan gambar yang dilukis yang benar
1
Penjelasan konsep, ide atau persoalan dari suatu gambar yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk penulisan kalimat secara matematk masuk akal, melukiskan gambar, namun hanya sebagian yang benar.
2
Semua penjelasanan dengan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan dalam menyelesaikan soal, dijawab dengan lengkap,
(41)
36
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum tes kemampuan komunikasi matematis digunakan, dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah terpenuhi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal. 3.4.5 Skala Disposisi Matematis
Skala sikap yang berisi pernyataan dipersiapkan dan dibagikan kepada siswa yang digunakan untuk mengetahui gambaran sejauh mana disposisi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Pernyataan yang terdapat didalam spesifikasi pernyataan disposisi matematis terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Hal ini dimaksudkan agar kondisi angket tidak monoton sehingga siswa menjawab pernyataan dengan teliti dan cermat dan hasil angket yang diharapkan menjadi lebih akurat. Angket disposisi siswa diberikan satu kali yaitu setelah siswa diberikan perlakuan.
Penilaian siswa terhadap pernyataan terbagi atas lima kategori yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Jarang Sekali (JS). Untuk item pernyataan posisitif, Sangat Sering (SS) diberi skor 5, Sering (S) diberi skor 4, Kadang-kadang (KD) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2, dan Jarang Sekali (JS) diberi skor 1. Sedangkan untuk item pernyataan negatif, Sangat Sering (SS) diberi skor 1, Sering (S) diberi skor 2, Kadang-kadang (KD) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 4, dan Jarang Sekali (JS) diberi skor 5.
Tahap dalam menyusun instrumen adalah dengan membuat kisi-kisi, melakukan uji validitas isi setiap item pernyataan dan selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Setiap instrumen disposisi disusun dalam bentuk indikator kemudian di kembangkan dalam bentuk item-item pernyataan. Setelah
jelas dan benar, namun mengandung sedikit kesalahan. Semua penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan dalam menyelesaikan soal, dijawab dengan lengkap, jelas dan benar.
(42)
37
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, dilanjutkan dengan uji keterbacaan kalimat yang terdapat dalam angket kepada siswa SMP yang terdiri atas 5 siswa.
3.4.6 Lembar Observasi
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan lembar aktivitas yang menggambarkan aktivitas siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran, interaksi, dan keaktifan siswa, serta kejadian dan kegiatan pembelajaran. Selain itu, observasi ini digunakan untuk melihat aktivitas atau kinerja guru (peneliti) dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh gambaran pembelajaran yang dilakukan termasuk kekurangan atau hambatan dalam proses pembelajaran.
3.4.7 Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan pada akhir penelitian.Wawancara ini selain berguna untuk mengevaluasi akhir dari penelitian juga berguna untuk melihat pendapat, perasaan, sikap dan minat siswa dalam pembelajaran yang telah diterapkan. Wawancara dilakukan secara tertulis dengan 11 pertanyaan mengenai bagaimana pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Untuk lebih jelas, format wawancara tertulis siswa dapat dilihat pada Lampiran B10.
3.5 Teknik Analisis Instrumen
Data yang dianalisis adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Sedangkan data kualitatif berupa angket disposisi matematis siswa dan lembar observasi siswa yang berkaitan dengan aktivitas dan pandangan siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel 2010.
(43)
38
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data kemampuan awal matematis siswa diukur berdasarkan skor nilai tes kemampuan awal matematis yang diberikan guru sebelum pembelajaran. Soal yang diuji merupakan soal-soal yang menjadi prasyarat dari materi “Relasi dan
Fungsi” serta “Persamaan Garis Lurus” yang terdiri dari 25 soal berbentuk pilihan
ganda. Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa serta untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok atas, tengah, dan bawah baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.
Berdasarkan skor kemampuan awal matematis yang diperoleh, siswa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Kriteria pengelompokan KAM yang digunakan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Interval Kelompok
KAM �̅ + s Atas
�̅–s < �̅ + Tengah
KAM <�̅ − Bawah
Arikunto (2012 : 299) Keterangan:
�̅ = rata-rata (mean)
s = simpangan baku (standar deviasi)
Hasil perhitungan data kemampuan awal matematis siswa yang berada pada siswa kelompok atas, tengah, dan bawah pada kelas eksperimen dan kontrol dapat diamati dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Banyaknya Siswa berdasarkan Kategori KAM (Kemampuan Awal Matematis)
Kategori Kelas Total
Eksperimen Kontrol
Atas 4 6 10
Tengah 31 20 51
(44)
39
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Total 39 39 78
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas terlihat bahwa siswa kelompok atas sebanyak 10 siswa, di kelompok tengah sebanyak 51 siswa, dan di kelompok bawah sebanyak 17 siswa.
3.5.2 Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis
Sebelum soal instrumen digunakan dalam penelitian, soal tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi yang bersesuaian dengan penelitian ini yaitu siswa kelas IX SMP. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi syarat instrumen yang baik atau belum, data yang diperoleh diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
a. Validitas Tes
Ruseffendi (2010: 148) menyatakan bahwa suatu instrumen disebut valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur. Sejalan dengan hal tersebut, Suherman dan Kusumah (1990: 135), menyatakan suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.
Uji validitas yang termasuk dalam validitas empiris yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas butir soal dengan menggunakan korelasi item-total product moment. Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2009: 72), rumusnya dinyatakan sebagai berikut:
= ∑ − ∑ ∑
√ ∑ − ∑ ∑ − ∑
dengan,
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
= jumlah peserta tes
= skor butir soal
(45)
40
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor hasil uji coba tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis yang telah diperoleh, selanjutnya dihitung nilai korelasinya menggunakan
software ANATES ver 4.0.5. Hasil perhitungan nilai korelasi ( ) yang diperoleh
akan dibandingkan dengan nilai kritis � �� (nilai korelasi pada tabel R, terlampir), dengan tiap item tes dikatakan valid apabila memenuhi > � �� pada � = , dengan n=25 pada kemampuan pemahaman dan n =28 pada kemampuan komunikasi. Hasil validasi uji coba kemampuan pemahaman dan komunikasi disajikan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Pemahaman dan No. Soal Pemahaman Matematis
Koefisien (rxy) Kriteria
1 0,63 Valid
2 0,76 Valid
3 0,62 Valid
4 0,70 Valid
5 0,89 Valid
6 0,85 Valid
Catatan: rtabel(α = 5%) = 0,396 dengan n = 25 Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Butir Soal Kemampuan Komunikasi Matematis No. Urut Koefisien (rxy) Kriteria
1 0,74 Valid
2 0,64 Valid
3 0,75 Valid
4 0,78 Valid
5 0,89 Valid
6 0,86 Valid
Catatan: rtabel (α = 5%) = 0,374 dengan n = 28
Berdasarkan Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 diatas terlihat bahwa butir tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis valid.
(1)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cai, J. Lane, dan Jacabcsin, M. S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and
Holistic Scoring Rubrics: Assessing Students’ Mathematical Reasoning
and Communication Portia C. Elliot dan Margaret J. Kenney. Communication in Mathematics K-12 and Beyond.
Cotton, K.H. (2008). Mathematical Communication, Conceptual Understanding,
and Students Attitudes Toward Mathematics. United States : University of
Nebraska.
Darhim (2004). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Sekolah Dasar. Disertasi UPI. Bandung: Tidak
diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT. Jurnal Forum
Kependidikan, Vol. 3, No. 1, pp.1-13,
Godino, J. D. (1996). Mathematical Concepts, Their Meanings, and Understanding. Journal of Granada University. Spain.
Gregg, P. A. (2005). Using Writing as a Vehicle to Assess Mathematical Dispositions. Current Issues in Middle Level Education (CIMLE),Vol. 11,
pp. 33-34.
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online] Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain [21 April 2014]
Hergenhahn, B.R. dan Olson, M.H. (2008). Theories of Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hidayat, R. (2010). Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT Dalam
Upaya Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah, Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Bidang Bisnis. Ringkasan
(2)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ibrahim. (2011). Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan
Pemecahan Masalah Matematis serta Kecerdasan Emosional melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Sekolah Menengah Atas.
Tesis SPs UPI : Tidak diterbitkan.
Jarmita, N. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif STAD dalam
Meningkatkan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang. Tesis SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Jbeili, I. (2012). The Effect of Cooperative Learning with Metacognitive Scaffolding on Mathematic Conceptual Understanding and Prosedural Fluency. Internasional Journal for Research in Education (IJRE). No.32. Johnson, dkk. (2001). Developing Conceptual Understanding and procedural skill
in Mathematic: An Iterative Process. Journal of educational psychology,
Vol. 93, No. 2, page.346-362.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014). Materi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Kurniawan, R. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa SMK. Disertasi PPs UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Lindawati, S. (2010). Pembelajaran Matematis dengan Pendekatan Inkuri
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis SPs UPI
Bandung: tidak diterbitkan
Mahmudi (2010) Pengaruh Pembelajaran Dengan Strategi MHM Berbasis
Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis, serta Persepsi terhadap Kreativitas.
(3)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mandur, K.; Sadra, W.; Suparta, N. (2013). Konstribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai.
E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,Vol 2.
Mangkuatmojo, S. (1999). Statistik Lanjutan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marthen, T. (2009). Pengembangan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalu
Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan REACT. Disertasi Doktor
PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Maxwell, K. (2001). Positive learning dispositions in mathematics. ACE Papers Issue. University Of Auckland.
Meltzer, D.E. (2002). Addendum to: “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diaqnostics Pretest Score”.
Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (1989). Curriculum and
Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: Authur
___________. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: Authur.
Nurhadi, & Senduk, A.G. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Prabawanto, S (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah,
Komunikasi, dan Self-Efficacy Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding. Disertasi
Doktor PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Rahmah, M. A. (2012). Pendekatan Induktif-Deduktif untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis pada Siswa SMP. Tesis PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Rohayati, A. (2005). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Matematika melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual. Tesis
(4)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ruseffendi, E. T. (2012). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.
___________. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
___________.(2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non
eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Saputra, E. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored
Instruction terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self-Concept Siswa. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Setiawan, A. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sharan, S. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia. Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Stylianides, A.J, & Stylianides, G.J. (2007). Learning Mathematics with Understanding: A Critical Consideration of the Learning Principle in the Principles and Standards for School Mathematics. TMME. Vol 4. No. 1.
p.103 : California.
Subagiana (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan Pendekatan Kontekstual.
Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugilar, H. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Disposisi
Matematika Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Suherman, E., Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
(5)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Sumarmo, U. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya. Bandung: FPMIPA UPI.
_________. (2012). Pendidikan Karakter serta Pengembangan Berpikir dan disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Disajikan pada
Seminar Pendidikan Matematika, 25 Februari 2012. NTT.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Syaban, M. (2009). Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi. Jurnal
EDUCATIONIST, Vol. III, No. 2, pp. 129-136
Syahril, A. (2014). Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis SPs UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Tandililing, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematika
Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi Doktor UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Vygotsky, L.S. (1978). Mind in Sociaty: The Development og Higher
Psychological Processes. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan
Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika. Disertasi Doktor pada SPs UPI.
Bandung : tidak diterbitkan
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Bandung. Widyasari, N. (2013). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking. Tesis
(6)
J U N A I D A H , 2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Yuniawatika. (2011). Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi
REACT untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal, No, 2. Pp. 107-120.