MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB A YPLB MAJALENGKA.

(1)

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB A

YPLB MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Khusus

Oleh Heru Herlangga

NIM 1002852

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB A

YPLB MAJALENGKA

Oleh: Heru Herlangga

1002852

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

© Heru Herlangga

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB A

YPLB MAJALENGKA

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 195106011979031003

Pembimbing II

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 196010151987101001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

Dr. Budi Susetyo, M.Pd NIP. 198509071987031001


(4)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH

PERBENDAHARAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA KELAS VIIA SMPLB, DI SLBA YPLB MAJALENGKA

Penelitianinimerupakanpenelitiankualitatif dengan metode deskriptif.Penelitianinidilaksanakan pada bulan Mei 2015padaKelas VIIA SMPLB DI SLBA YPLB Majalengka.Fokusdaripenelitianiniadalahmodifikasipermainan scrabble untukmenambahperbendaharaanpermainanbagisiswatunanetraKelas VIIA SMPLB, DI

SLBA YPLB Majalengka.

Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmenjelaskancaramodifikasipermainan scrabble, menjelaskanpengetahuansiswatentangbentuk dan

fungsidarimasing-masingbagianalatpermainan scrabble,

menggambarkanpemahamansiswatentangcaradanaturan main scrabble, menggambarkankemampuansiswatunanetradalammemainkanpermainan scrabble, menjelaskanpenilaiansiswatentangpermainan scrabblebagisiswatunanetra.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang kelayakan permaian scrabble bagi siswa tunanetra yang terefleksi dalam kemampuan siswa tunanetra memainkannya, sehingga permainan ini layak menjadi perbendaharaan permaianan bagi siswa tunantra.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa modifikasi permainan scrabble layak menjadi perbendaharaan permainan bagi siswa tunanetra. Kelayakan permainan ini diidentifikasi dari hasil temuan yang menunjukkan bahwa siswa-siswa tunantera mampu memainkan permainan ini dengan baik tanpa hambatan yang berarti. Kemampuan mereka memainkan permainan scrabble dibuktikan dengan hasil temuan yang menunjukkan pencapaian siswa tunanetra dalam berbagai aspek terkait permainan scrabble yang mencakup pengetahuan mereka akan bentuk, bagian-bagian, dan fungsi dari masing-masing bagian alat scrabble, pemahaman yang baik tentang cara dan aturan main scrabble. Kelayakan permainan ini juga ditunjukkan dengan beberapa penilaian siswa tunanetra terhadap permainan ini.


(5)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

MODIFICATIONOF SCRABBLE GAME AS CONTRIBUTION TO GAME PLAY COLLECTION FOR BLIND STUDENTS AT CLASS VIIA SMPLB, SLBA YPLB

MAJALENGKA "

(Descriptive Qualitative Research on Student SLBA YPLB Majalengka)

This study is a qualitative study using a descriptive approach. This study was conducted in the period May 2015 to the Class VIIA SMPLB, SLBA YPLB Majalengka. The focus of the study was modification of scrabble game as contribution to game play collection for blind students at class VIIA SMPLB, SLBA YPLB Majalengka.The purpose of this study, among others, is to explain how to modify scrabble game, to explain the students’ knowledge about the shape, parts and functions of each part in scrabble, to describe students' understanding of the ways and rules in scrabble game, to illustrate the ability of blind students in playing scrabble game, to explain the students’ assessment on scrabble game, and to explain eligibility of scrabble game for blind students.

This study was conducted to provide a reference for all parties concerned and gave special attention to the game for blind students, and they are expected to actualize the proliferation of efforts to facilitate the needs of blind students towards the playing activities. The design used in this study is using a naturalistic approach; therefore, this research emphasis on investigative efforts to study natural phenomena taking place in the overall complexity. The method used in this research is descriptive method. This research was conducted with the primary objective to provide a picture or description of the feasibility of game scrabble for blind students which was reflected in the ability of blind students to play it, so the game is worthy of being a treasury of games or for the blind students.

Research findings indicate that the modification of scrabble game worthy of being a treasury of games for blind students. Feasibility of this game was identified from the findings that show that the blind students able to play this game well without major obstacles. Their ability to play a game of scrabble was stranghtened by the findings that show the blind students’ achievement in various aspects related to the game of scrabble which covers their knowledge of shapes, parts, and functions of each part scrabble tool, a good understanding of the ways and rules of scrabble, and their ability to adapt to the game of scrabble. The feasibility of this game was also was supported by some positive assessment from the blind students. In addition scrabble game was proved to be very easily modified so that it can quickly be presented with a relatively low cost.


(6)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran yang tidak hanya mentransformasi ilmu pengetahuan saja, melainkan proses transformasi nilai, sikap, keterampilan, norma dan proses pewarisan budaya pada generasi yang akan datang, sehingga dalam pendidikan diharapkan menghasilkan sosok manusia cerdas, terampil, beretika, serta menghargai nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, menjelaskan bahwa pendidikan adalah hak segala bangsa tanpa terkecuali dan pemerintah wajib menyelenggarakan pengajaran, maka siswa yang memilikihambatan, baik pada fisik, sosial, intelektual, maupun mental dan emosi mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Pada prinsipnya, pembelajaran adalah usaha untuk meningkatkan kualitas subjek belajar sehingga dalam belajar dituntut adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran hendaknya memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengeliminir kelemahan yang ada.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosioinal, mental, sosial” (UU Sisdiknas, 2003, hlm. 21). Amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada anak awas lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.

Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tunanetra untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, berarti memperkecil kesenjangan angka partisipasi pendidikan siswa awas dengan siswaberkebutuhankhususguna memberikan layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya, guru perlu memahami sosok siswa tunanetra etiologi dampak kelainan, dampak psikologis


(7)

2

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta prinsip-prinsip layanan pendidikan siswa tunanetra. Hal ini dimaksudkan agar guru memiliki wawasan yang tepat tentang keberadaan siswa tunanetra yang memiliki hambatan dalam penglihatan, dalam hal ini siswa tunanetra sebagai sosok individu masih berpotensi dapat terlayani secara maksimal. Siswa tunanetra juga perlu mendapatkan perhatian yang sama dengan masyarakatpadaumumnya. Lingkup pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Alat peraga memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswatunanetra yang mengalami hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indera penglihatan. Heather and Stephen (1998, hlm. 45) mengemukakan bahwa siswa tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain: a) Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu) meter; b) Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki; dan c) Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º.

Secara medis dikatakantunanetra jika terdapat satu atau lebih organ mata mengalami gangguan atau rusak,akibatnya organ tersebut tidak mampu menjelaskan fungsinya untuk menghantarkan dan mempersepsi cahaya yang ditangkap.

Konsekuensi dari kondisi diatas dalam pembelajaran siswa tunanetra adalah bahwa pihak pengelola sekolah khususnya guru dituntut memiliki kreatifitas dalam memilih strategi pembelajaran dan alat belajar dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan siswa tunanetra itu sendiri sehingga pembelajaran dapat maksimal dan menghasilkan perubahan yang positif.

Penciptaan dan modifikasi alat permainan untuk siswatunanetra menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting dalam menunjang kondusifitas dan efektifitas pembelajaran dalam lingkungan siswa tunanetra. Sebuah alat permainan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan semangat belajar atau mendongkrak sukarela positif siswa tunanetra dalam belajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan, prestasi, dan apresiasi mereka terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan.


(8)

3

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat banyak jenis alat permainan yang biasa digunakan dalam lingkup pembelajaran siswatunanetra.Alat permainan ini diciptakan sesuai dengan masing tujuan atau hasil pembelajaran yang ingin dicapai dari masing-masing mata pelajaran yang ada. Namun secara umum alat tersebut diciptakan untuk mendukung dan meningkatkan mobilitas (psikomotor), pengetahuan (kognitif), dan gairah belajar (afektif), setiap peserta didik tunanetra. Misalnya untuk mendukung kebutuhan belajar siswa akan pengetahuan geografi, diciptakan „Globe timbul‟ yang terbuat dari bahan fiber, menggambarkan relief permukaan bumi dilengkapi dengan huruf braille, keterangan garis lintang, katulistiwa, serta garis batas penanggalan. Untuk pelajaran yang sama terdapat pula alat lain seperti peta timbul, busur derajat Braille, penggaris Braille, kompas bicara, kalkulator bicara, papan geometri, meteran timbul dan lain sebagainya. Untuk mendukung kebutuhan pengetahuan religi khususnya membaca Al-Qur‟an, terdapat alat Al- Qur‟an Braille berisi 30 juzz menggunakan huruf Braille. Untuk Matemetika, misalnya, dikembangkan alat Blokis (Kubus Matematika) yang merupakan media hitung susun bawah untuk tunanetra yang papan alasnya terbuat dari plastik warna biru, memiliki sejumlah dadu dan box terbuat dari kayu dilengkapi penutup yang bisa digeser. Bahkan ada Abakus (Sempoa), sebagai alat bantu berhitung; didesain khusus sehingga memungkinkan untuk digunakan tunanetra. Dan untuk permainan, dikembangkan Catur Tunanetra, yaitu papan catur berlubang dengan bidak berkaki (untuk dimasukkan ke lubang) serta terdapat tonjolan untuk membedakan bidak hitam dan putih.

Kebutuhan standaralat penunjang pembelajaran untuk siswa tunanetrasecara umum telah terpenuhi, namum masih jauh dari yang diharapkan mengingat tuntutan pembelajaranaktif, inovatif, kreatif, danmenyenangkan (PAIKEM)yang diamanatkan dalam Sistem Pendidikan Nasional masih perlu ide-ide dan langkah-langkah kreatif terutama dalam mencipta sebuah alat bantu pembelajaran yang cenderung lebih bersifat menghibur atau permainan. Seandainya siswa awas dalam pembelajaran bisa menggunakan alat kartu bicara, maka siswa tunanetrapun harus berkesempatan merasakan betapa menyenangkannya belajar dengan alat tersebut dengan diciptakannya secara khusus alat permainan serupa yang didesain khusus untuk siswa tunanetra, begitu juga halnya dengan alat-alat


(9)

4

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permianan lainnya yang mungkin bisa dimodifikasi menjadi layak guna bagi siswa tunanetra, misalnya, catur, ular tangga, scrabble dan lain-lain, untuk memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa tunanetra bereksplorasi secara menyenangkan layaknya siswa awas.

SLB A YPLB Majalengka merupakan salah satu satuan pendidikan yang menyelenggarakan layanan pendidikan bagi siswa tunanetra. Sekolah ini memiliki beragam inovasi dalam permainan yang dapat menunjang PAIKEM, salah satu permainan yang menarik yaitu permainan scrabble yang telah dimodifikasi. Secara umum permainan scrabble merupakan permainan menyusun kata dengan mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang tertulis dari tiap huruf. Permainan ini tentunya akan membantu pemainnya untuk menambah pembendaharaan kata.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis dalam penelitian ini tertarik untuk mengamati apakah modifikasi permainan scrabble (permainan scrabble yang didesain untuk tunanetra) terbukti dapat dimainkan oleh siswa tunanetra sesuai dengan aturan pemainan yang berlaku, dan apakah mereka dapat menikmati permainan ini. Selanjutnya Penulis menetapkan penelitiannya dengan judul “Modifikasi Permainan Scrabble untuk Menambah Perbendaharan Permainan bagi Siswa Tunanetra di SLB A YPLB Majalengka

B. Fokus MasalahdanPertanyaanPenelitian

Penelitianinidifokuskanpadabagaimanasiswatunanetramampumemainkanper

mainanScrabble yangyangtelahdimodifikasi,

dijabarkandalambentukpertanyaansebagaiberikut:

1. Bagaimanamodifikasialatpermainanscrabblebagisiswatunanetra?

2. Bagaimanapengetahuansiswatentangbentuk, bagian-bagiandanfungsidarimasing-masingbagianalatpermainanscrabblemodifikasi? 3. Bagaimanapemahamansiswatunanetratentangcaradanaturan main

permainanscrabble?

4. Bagaimana kemampuansiswatunanetradalam memainkanpermainanscrabble? 5. Bagaimanapenilaiansiswatunanetraterhadappermainanscrabble?


(10)

5

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakahmodifikasi permainan scrabbledapatmenambah perbendaharan permainanbagisiswa tunanetra di SLB A YPLB Majalengka.

b. Tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk memperoleh data tentang:

1) Menggambarkantentangalatpermainanscrabblehasilmodifikasibagisiswatunan etra.

2)

Menjelaskanbagian-bagiandanfungsimasing-masingbagianalatpermainanscrabblebagisiswatunanetra.

3) Menggambarkanpemahamansiswatunanetratentangcaradanaturanpermainansc rabble.

4) Menjelaskan kemampuansiswatunanetradalam

memainkanpermainanscrabble.

5) Menjelaskan penilaiansiswatunanetraterhadappermainanscrabble.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi secara teoritis dan praktis. a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara

memodifikasi permainan scrabbleagar

dapatdimainkanolehsiswatunanetrasehinggamenambah perbendaharan permainan bagisiswa tunanetra di SLB A YPLB Majalengka.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Guru sebagai sumber untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman mengenaimanfaatmodifikasi permainan scrabbledan sebagai referensi menambah perbendaharan permainanbagi siswa tunanetra di SLB A YPLB Majalengka.

2) Bagi Sekolah sebagai pertimbangan untuk memperhatikan pelayanan dan penunjang fasilitas dalam kegiatan pembelajaran maunpun bermainbagisiswatunanetra di SLB A YPLB.


(11)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode penelitian ini mencakup tempat penelitian, metode penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan data, pengujian keabsahan data dan analisis data.

A.Tempat Penelitian

Tempatpenelitianadalahsuatutempat/lokasi di mana penelitianakandilakukangunamemperolehdata yang dibutuhkanselamapenelitian. Penelitianini akan dilaksanakan di SLB A YPLB Majalengka. Proses pengambilan

data dilakukan di lingkungan sekolah

setelahpenulismendapatkanizindaripihakpengelolasekolahuntukmelakukanpeneliti anpadasaat diluar jam pelajaran.Adapunsiswa yang dijadikansubjekpenelitian terdiri dari empat orang, yaitu :

Tabel 3.1

No. Nama Jenis Kelamin Usia Keterangan

1. DE Laki-laki 18 tahun Siswa Tunanetra

(low vision)

2. IS Laki-laki 15 tahun Siswa Tunanetra

(Blind)

3. YS Laki-laki 20 tahun Siswa Tunanetra

(Blind)

4. M Laki-laki 18 Tahun Siswa Tunanetra

(Blind)

B. Metode Penelitian

Desain pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada upaya investigatif untuk mengkaji secara natural fenomena yang tengah terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya. Menurut Moleong (2007, hlm. 6) bahwa :


(12)

40

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, perseps, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penggunaan pendekatan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakekatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian serta memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kemampuansiswa tunanetra dalam memainkan permainan scrabble yang telah dimodifikasi.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Hal tersebut menunjukan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan separangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Penelitian ini, peneliti menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti kamera, tape recorder dan catatan lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan merekam segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Tape recorder digunakan untuk merekam proses berlangsungnya wawancara, sedangkan catatan lapangan digunakan untuk mencatata segala bentuk informasi yang bersangkutan dengan penelitian.

Pada instrumen penelitian, peneliti menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara yang dapat dilihat di lampiran.


(13)

41

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kisi-kisi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No. Pertanyaan Penelitian Item Pertanyaan

Teknik Pengumpulan

Data

Informan

1 Bagaimanamodifikasiscr abblemenjadialatpermai nanbagisiswatunanetra

1. Bagaimanabentuk, ukuran, danbagian-bagiandarialatpermainansc rabble 2. Bagaimanafungsisetiapbag iandarialatpermainanscrab ble Observasi Wawancara  Guru

2. Bagaimanapengetahuans iswatentangbentuk, bagian-bagiandanfungsidarimasi ng-masingbagianalatpermai nanscrabblemodifikasi? 1. Bagaimanapengetahuansis watunanetratentangbagiand anfungsialatpermainanscra bblesebelumpengenalanala t 2. Bagaimanapengetahuansis watunanetratentangbagiand anfungsialatpermainanscra bblesetelahpengenalanalat

Wawancara Siswa

Guru

3. Bagaimanapemahamansi swatunanetratentangper mainanscrabble? 1. Bagaimanapemahamansis watunanetratentangcaradan aturan main scrabblesebelumpenjelasa

Wawancara Siswa


(14)

42

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

naturan 2. Bagaimanapemahamansis watunanetratentangcaradan aturan main scrabblesesudahpenjelasan aturan

4. Bagaimana

kemampuansiswatunanet radalam

memainkanpermainanscr abble?

1. apakah siswa tunanetra mampu memainkan scrabble sesuai dengan peraturan yang berlaku

Observasi

Wawancara

Siswa

Guru

5. Bagaimanamanfaat scrabble modifikasi bagi siswatunanetra? 1. Bagaimanapenilaiansiswab erkaitandenganaspekkerjas ama. 2. Bagaimanapenilaiansiswab erkaitandenganaspekkesen angan. 3. Bagaimanapenilaiansiswab erkaitandenganaspekpenge tahuan. 4. Bagaimanapenilaiansiswab erkaitandenganaspekpenga laman. Observasi Wawancara Siswa


(15)

43

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati. Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai bagaimana modifikasi permainan scrabble bagi siswa tunanetra dan bagaimana kemampuan siswa tunanetra dalam memainkan permainan scrabble yang telah dimodifikasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang mewawancara/mengajukan pertanyaan (interviewer) dan pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (interviwee). Wawancara ditujukan kepada siswa tunanetra untuk mendapatkan informasi mengenai cara siswa tunanetra mempelajari peraturan scrabble yang telah dibakukan, proses tunanetra memainkan permainan scrabble sesuai dengan peraturan yang telah dibakukan dan perasaan siswa tunanetra terhadap permainan scrabble yang telah dimodifikasi.

D. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai kesahihan data-data yang diperoleh melalui proses pengumpulan data-data. Moleong (2010, hlm. 324) menjelaskan bahwa untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri.


(16)

44

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pengujian kredibilitas data menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2010,

hlm. 330): „triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda‟.

Hal ini menurut Moleong (2010, hlm 331) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi;

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang;

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui wawancara, observasi akan direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan diorganisasi. Langkah selanjutnya yaitu melakukan crosscheck atau cek silang diantara kedua data tersebut. Setiap sumber data dicek dengan sumber data lainnya, sehingga dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggungjawabkan. Data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.

E. Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan pengamatan dengan cara mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini


(17)

45

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan selesai di lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm.

336) bahwa: „analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian‟.

Secara rinci analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan

lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,

memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm.

130). Menurut Silalahi (2010, hlm. 339) mengemukakan bahwa “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi”.

Pada tahap ini, peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah dan memilih data yang penting serta berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.

b. Penyajian Data (Display Data)

Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis atau mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini, peneliti menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan dalam sebuah tabel.

c. Kesimpulan Dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ke tiga dari aktivitas analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, peneliti mulai mencari arti


(18)

benda-46

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Awalnya kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian semakin meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni berupa validitas.


(19)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Bab ini berisi kesimpulan dan implikasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian ini.

A.Kesimpulan

Hasil penelitian di lapangan, diperoleh bahwa modifikasi permainan scrabble untuk menambah perbendaharan permainan bermanfaat bagi siswa

tunanetra. Hal ini didasari pada

kemampuansiswatunanetradalammengenalibentuk, bagian-bagian,

danfungsibagian-bagianalatscrabblesangatbaiksetelahgurumemberikangambarandanpenjelasansepu taralattersebut.

Sebagianbesarsiswatunanetramempunyaigambaranbentukfisikscrabble,

menyebutkanbagian-bagiannya, danmenjelaskanfungsidarimasing-masingbagianalattersebut.Pemahamansiswatunanetratentangcaradanaturanpermain anscrabblejugasangatbaik.

Siswamampumenjelaskanketentuanjumlahpemaindalampermainanscrabble, caramengambilkepinghuruf, ketentuanmenyusunhuruf, caramendapatkanpoin, strategimemenangkanpermainan, danketentuansiapa yang berhakmenjadipemenangdalampermainanscrabble.

Kemampuanbermainscrabblesiswatunanetrasangatbaik. Indakasipertama yang munculdalamkemampuanbermainmerekaadalah rasa antusias yang mendorongmerekaberusahamenemukanpolapermainan.Indikasiselanjutnyaadalahs

uasanakolaboratif yang

mendorongmerekauntuklebihpartisipatifdanbekerjasamadenganrekanannyauntuks

ama-samabisamenyelesaikantantanganpermainanini.Indikasiselanjutnyaadalahsuasanak

ompetitif yang


(20)

62

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ainanini.Indikasiyang terakhiradalahmunculnyajoyment (kesenangan) dimanapadatahapinimerekamulaimenunjukkan rasa senang, puas, larut,

danterhibur.Indikasi-indikasi di

atasmenunjukkanbahwasiswatunanetramampuberadaptasidenganbaikterhadapper mainanscrabble.

B.Implikasi

Penelitian yang penulislakukansebenarnyamerupakanimplikasidaritulisan-tulisanilmiahsebelumnyayang

mengungkapkanbahwapermainanmembukajalanbagiterungkapnyasejumlahdimens isepertidimensilinguistik, sosial, dankognitif yang dibutuhkanuntukpencapaianprestasinyakelak.

Hasilpenelitianpenulistentang scrabble sebagaipermainanyang layakbagisiswatunanetratentunyajugamemilikiimplikasi.

Adapunimplikasidarihasilpenelitianiniantara lain:

(1)implikasiterhadappelayanandalamduniapendidikan, (2) implikasiterhadapkreatifitaspendidiksebagaipengembanvisidanmisipendidikan, (3) implikasiterhadappenelitiantentangalatpermainantunanetra.

Implikasi-implikasidiatasmelahirkanrekomendasibagisemuapihak yang berkepentingandenganpendidikananakberkebutuhankhusussebagaidampakdariketu nanetraan.

1) Pelayanandalamduniapendidikanmerupakanisyaratdariamanatundang-undangpendidikannasional yang sangatmenekankanupaya-upayapendidikanuntukmenciptakanmanusia Indonesia yang seutuhnya.

Pelayanan prima

dalamduniapendidikanmerupakantanggungjawabsemuapihak yang berkepentingandenganduniapendidikanmulaidaripembuatkebijakandalamdu niapendidikan, pendidik, dansaranaprasaranapendidikan. Semuapihakharusberperanaktifdanberkontribusidalammemberikanpelayana

n prima


(21)

63

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ankebutuhan-kebutuhandalamduniapendidikan.

Pelayananiniharusdiberikansecaraadildanmeratatermasukterhadapanak-anakberkebutuhankhusussebagaidampakdariketunanetraan.

2)Pendidikmerupakanujungtombakpengembanvisidanmisipendidikannasional .

Profesionalismedalamduniapendidikanmenjadisyaratmutlakgunatercapainy asasaran-sasarandaritujuanpendidikannasional. Salah satuwujudprofesionalismependidikadalahkreatifitas yang dimilikinyadalammelakukanterobosandalamduniapendidikan. Hal

inijugatentuberlakubagibarapendidik yang

berkiprahdalamlembagapendidikan yang

menyediakanlayananpendidikanbagianakberkebutuhankhususdampakketun

anetraan. Banyakhal yang

masihperludigalidandicarijalanpemecahannyaterkaitdenganpendidikanberke butuhankhususdampakketunanetraan.

Terobosandalammenciptakanalatpermainanbagitunanetramerupakansalahsa

tubentukkreatifitas yang

bisamemberikansumbangsihterhadapkemajuanpendidikan.

Pendidikharusmemacukreatifitasnyadalammenciptakangagasan-gagasanbaru brilliant

dalamrangkapeningkatanlayananterhadapduniapendidikan. 3)Penelitiantentangalatpermainantunanetrabelumbegitusignifikan.

Keberadaanhasilpenelitianinidiharapkanmampumerangsangpeneliti-penelitiselanjutnyauntukmelakukanpenelitianserupa. Penelitianserupa yang diharapkanadalahpenelitiantindaklanjutataupenyempurnaandaripenelitianse belumnya yang masihmemilikibanyakkekuranganbaikdarisegicakupan, maupundarisegikualitas.

Namuntopikpenelitiantentangpengembanganalatpermainantunanetrasangat

menantangpeneliti-penelitihandaluntukikutterlibatdalampenelitianbidanginimemingatmanfaat yang dihasilkandaripenelitianinikelaksangatbesarterutamabagipihak-pihak yang


(22)

64

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkepentingandenganduniapendidikananakberkebutuhankhususdampakket unanetraan.


(23)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan Artikel Jurnal

Adler, R. B., & Rodman, R. (1985). Understanding Human Communication, 3rd edn. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Alwi, H. dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Media Pratama.

Cauhan. S. (1989). Education of Exceptional Children. New Delhi: Indus Publishing Company.

Dash, N. (2005). Esensial of Exceptionality and Special Children. New Delhi: Atlantic Publisher & Distributors

Djamarah, S.B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta Emzir. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Gamble, T. dan Gamble, M. (2014). Interpersonal Communication Building Together. USA: SAGE Publications.

Gea, A. A., Wulandari, A. P. Y., & Babari, Y. (2003). Character building II, Relasi dengan sesama. Jakarta: PT Gramedia.

Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus Tunarungu (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Dengan Hambatan Pendengaran). Jakarta: PT. Luxima Metro Media

Hallahan, D. P.& Kauffman, J. M. (1988). Exceptional Children. Virginia:Prentice hall International, Inc.

Hardjana, A. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.


(24)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hill, E., and Ponder, P. (1976). Orientation and Mobility Techniques, A Guide for the Practitioner. New York: American Foundation for the Blind.

Hosni, I. (1996). Bahan Ajar Orientasi dan Mobilitas. (Diktat). Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ihsan, F. (2010). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Johannesen, R. L. (1996). Etika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mangal, S. K. (2012). Educating Exceptional Children: An Introduction to

Special Education. New Delhi: PHI Learning Private Limited.

Maryono, Y., dan Istiana, B. P. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira Quadra.

Meadow, K. P. (1980). Deafness and Child Development. USA: University of California Press.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, D. (2013). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahardja, D. (2010). Konsep Dasar Orientasi dan Mobilitas. (Diktat). Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Reynolds, C. R. & Janzen, E. F. (2002). Concise Encyclopedia of Spesial Education Second Edition. Canada: John Wiley & Sony, Inc.

Sadiman, A. S. (1990). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: CV. Rajawali

Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.


(25)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sunanto, J. (2005). Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depdikbud.

Tarsidi, D. (2009) . Pendidikan Anak Tunanetra 1, Kompilasi Materi Perkuliahan. (Diktat). Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtina.

Webster, A. and Roe, J. (1998). Children with Visual Impairment. USA and Canada: Routledge.

Suwarno, W. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Widjaja, H.A.W.(2010). Komunikasi.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

2. Peraturan Perundangan

No Name. (2010). UUD 1945 Amandemen Pertama s/d Keempat. Yogyakarta: Jogja Bangkit

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(26)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Internet

No Name. (t.t). Visual Impairment and Blindness. (Online). Tersedia di: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/ [20 Maret 2015] No name. (t.t). Grades of Hearing Impairment. (Online). Tersedia:

http://www.who.int/pbd/deafness/hearing_impairment_grades/en/ [22 Maret 2015]

Somad, P. (2008). Dampak Ketunarunguan terhadap Perkembangan Individu.

(Online). Tersedia:

http://www.permanarian16.blogspot.com/2008/03/dampak-ketunarunguan-terhadap.html [23Maret 2015]

Gunawan, H. (2013). Jenis pola komunikasi orang tua dengan anak perokok aktif di desa Jembayan kecamatan Loa Kulu Kabupatem Kutai Kartanegara. (Online). Tersedia di: darihttp://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?p=906 [15 Maret 2015]


(1)

63

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ankebutuhan-kebutuhandalamduniapendidikan.

Pelayananiniharusdiberikansecaraadildanmeratatermasukterhadapanak-anakberkebutuhankhusussebagaidampakdariketunanetraan.

2)Pendidikmerupakanujungtombakpengembanvisidanmisipendidikannasional .

Profesionalismedalamduniapendidikanmenjadisyaratmutlakgunatercapainy asasaran-sasarandaritujuanpendidikannasional. Salah satuwujudprofesionalismependidikadalahkreatifitas yang dimilikinyadalammelakukanterobosandalamduniapendidikan. Hal

inijugatentuberlakubagibarapendidik yang

berkiprahdalamlembagapendidikan yang

menyediakanlayananpendidikanbagianakberkebutuhankhususdampakketun

anetraan. Banyakhal yang

masihperludigalidandicarijalanpemecahannyaterkaitdenganpendidikanberke butuhankhususdampakketunanetraan.

Terobosandalammenciptakanalatpermainanbagitunanetramerupakansalahsa

tubentukkreatifitas yang

bisamemberikansumbangsihterhadapkemajuanpendidikan.

Pendidikharusmemacukreatifitasnyadalammenciptakangagasan-gagasanbaru brilliant

dalamrangkapeningkatanlayananterhadapduniapendidikan. 3)Penelitiantentangalatpermainantunanetrabelumbegitusignifikan.

Keberadaanhasilpenelitianinidiharapkanmampumerangsangpeneliti-penelitiselanjutnyauntukmelakukanpenelitianserupa. Penelitianserupa yang diharapkanadalahpenelitiantindaklanjutataupenyempurnaandaripenelitianse belumnya yang masihmemilikibanyakkekuranganbaikdarisegicakupan, maupundarisegikualitas.

Namuntopikpenelitiantentangpengembanganalatpermainantunanetrasangat

menantangpeneliti-penelitihandaluntukikutterlibatdalampenelitianbidanginimemingatmanfaat yang dihasilkandaripenelitianinikelaksangatbesarterutamabagipihak-pihak yang


(2)

64

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkepentingandenganduniapendidikananakberkebutuhankhususdampakket unanetraan.


(3)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan Artikel Jurnal

Adler, R. B., & Rodman, R. (1985). Understanding Human Communication, 3rd edn. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Alwi, H. dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Media Pratama.

Cauhan. S. (1989). Education of Exceptional Children. New Delhi: Indus Publishing Company.

Dash, N. (2005). Esensial of Exceptionality and Special Children. New Delhi: Atlantic Publisher & Distributors

Djamarah, S.B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta Emzir. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Gamble, T. dan Gamble, M. (2014). Interpersonal Communication Building Together. USA: SAGE Publications.

Gea, A. A., Wulandari, A. P. Y., & Babari, Y. (2003). Character building II, Relasi dengan sesama. Jakarta: PT Gramedia.

Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus Tunarungu (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Dengan Hambatan Pendengaran). Jakarta: PT. Luxima Metro Media

Hallahan, D. P.& Kauffman, J. M. (1988). Exceptional Children. Virginia:Prentice hall International, Inc.

Hardjana, A. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.


(4)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hill, E., and Ponder, P. (1976). Orientation and Mobility Techniques, A Guide for the Practitioner. New York: American Foundation for the Blind.

Hosni, I. (1996). Bahan Ajar Orientasi dan Mobilitas. (Diktat). Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ihsan, F. (2010). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Johannesen, R. L. (1996). Etika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mangal, S. K. (2012). Educating Exceptional Children: An Introduction to

Special Education. New Delhi: PHI Learning Private Limited.

Maryono, Y., dan Istiana, B. P. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira Quadra.

Meadow, K. P. (1980). Deafness and Child Development. USA: University of California Press.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, D. (2013). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahardja, D. (2010). Konsep Dasar Orientasi dan Mobilitas. (Diktat). Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Reynolds, C. R. & Janzen, E. F. (2002). Concise Encyclopedia of Spesial Education Second Edition. Canada: John Wiley & Sony, Inc.

Sadiman, A. S. (1990). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: CV. Rajawali

Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.


(5)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sunanto, J. (2005). Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depdikbud.

Tarsidi, D. (2009) . Pendidikan Anak Tunanetra 1, Kompilasi Materi Perkuliahan. (Diktat). Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtina.

Webster, A. and Roe, J. (1998). Children with Visual Impairment. USA and Canada: Routledge.

Suwarno, W. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Widjaja, H.A.W.(2010). Komunikasi.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

2. Peraturan Perundangan

No Name. (2010). UUD 1945 Amandemen Pertama s/d Keempat. Yogyakarta: Jogja Bangkit

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(6)

Heru Herlangga, 2015

MODIFIKASI PERMAINAN SCRABBLE UNTUK MENAMBAH PERBENDAHARAAN PERMAINAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SLB AYPLB MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Internet

No Name. (t.t). Visual Impairment and Blindness. (Online). Tersedia di: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/ [20 Maret 2015] No name. (t.t). Grades of Hearing Impairment. (Online). Tersedia:

http://www.who.int/pbd/deafness/hearing_impairment_grades/en/ [22 Maret 2015]

Somad, P. (2008). Dampak Ketunarunguan terhadap Perkembangan Individu.

(Online). Tersedia:

http://www.permanarian16.blogspot.com/2008/03/dampak-ketunarunguan-terhadap.html [23Maret 2015]

Gunawan, H. (2013). Jenis pola komunikasi orang tua dengan anak perokok aktif di desa Jembayan kecamatan Loa Kulu Kabupatem Kutai Kartanegara. (Online). Tersedia di: darihttp://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?p=906 [15 Maret 2015]