POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA.

(1)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU

KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh : Deris Sugiawan

1001879

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KOTA BANDUNG 2015


(2)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POTENSI WANA WISATA URUG

KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Oleh Deris Sugiawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Deris Sugiawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Deris Sugiawan 1001879

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani,M.S NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd. NIP. 19550210 198002 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Epon Ningrum,M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001


(4)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Masalah penelitian berawal dari perubahan pariwisata yang sekarang diminati dari bersifat umum ke pariwisata bersifat minat khusus. Pergeseran tren ini karena kejenuhan dan kurang mengesankan wisatawan terhadap pariwisata yang bersifat massal. Wana wisata merupakan perpaduan bentuk wisata alam dan minat khusus yang memberikan pengalaman yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) mengenai potensi Wana Wisata Urug Kawalu berupa sarana prasarana, atraksi wisata, aksesibilitas, kegiatan wisatawan, kepuasan wisatawan 2) partisipasi masyarakat, dan 3) pengelolaan di objek wisata tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Populasi penelitian terbagi 2 yaitu 1) populasi wilayah yaitu meliputi sumberdaya fisik lingkungan, atraksi wisata, aksesibilitas dan sarana prasarana 2) populasi manusia meliputi wisatawan, masyarakat sekitar dan pengelola. Sampel penelitian manusia untuk wisatawan berjumlah 100 orang, masyarakat sekitar berjumlah 20 orang, dan pengelola berjumlah 5 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Fokus variabel penelitiannya yaitu potensi fisik berupa sumberdaya, sarana prasarana, aksesibilitas dan atraksi wisata. Kemudian potensi sosial berupa kegiatan wisatawan serta kepuasan wisatawan terhadap objek wisata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan persentase dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threats).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) potensi Wana Wisata Urug Kawalu dapat dikembangkan berdasarkan aspek fisik berupa sumber daya wisata, sarana prasarana, aksesibilitas dan atraksi wisata yang tersedia, 2) Partisipasi masyarakat belum sepenuhnya dilibatkan dalam pembangunan dan pengembangan dilihat dari partisipasi adat istiadat, kesenian, kearifan lokal, penjualan cinderamata dalam rangka promosi dan pemasaran objek wisata. 3) diperoleh strategi pengelolaan yang perlu dilakukan pengelola antara lain: 1) menjaga lingkungan supaya bersih, 2) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, 3) menambah atraksi wisata, 4) mengelola pemasaran dan promosi kemudian 5) menambah sarana prasarana penunjang wisata.


(5)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

Research problem originated from the changes that are now in demand from tourism is general to be of special interest tourism. The shift in this trend because of saturation and less impressive tourists to the mass tourism. Wana Wisata is a blend of nature and form of special interest that gives a different experience. The purpose of this study to determine: 1) regarding the potential Wana Wisata Urug Kawalu form of infrastructure, tourist attractions, accessibility, tourist activities, tourist satisfaction 2) community participation, and 3) management of tourist attraction.

The method used in this research is descriptive and survey methods. The study population is divided into two, namely 1) the population of the region which includes physical resources environment, tourist attractions, accessibility and infrastructure 2) human population includes tourists, local communities and managers. Samples of human research tourists amounted to 100 people, the community of 20 people, and managers are 5 people. The sampling technique used was accidental sampling. The focus of research variables, namely the physical form of the resource potential, infrastructure, accessibility and tourist attractions. Then a social potential tourist activities and attractions to the tourists' satisfaction. Data collection techniques used were observation, questionnaires, interviews and documentation. Data were analyzed using percentages and SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats).

The results showed that 1) the potential Wana Wisata Kawalu Urug can be developed based on the physical aspects such as tourism resources, infrastructure, accessibility and tourist attractions are available, 2) Public participation has not been fully involved in the development and expansion of participation seen customs, arts, local wisdom, souvenir sales and marketing in order to promote attractions. 3) obtained the necessary management strategy manager, among others: 1) keeping the environment clean in order, 2) improving the quality of human resources, 3) add to the tourist attractions, 4) managing the marketing and promotion then 5) add infrastructure supporting the tour.


(6)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Potensi Wisata ... 10

B. Wana Wisata ... 16

C. Wisatawan ... 18

D. Partisipasi Masyarakat ... 24

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 29

A. Lokasi Penelitian ... 29

B. Populasi Dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 32

C. Metode Penelitian... 33

D. Variabel Penelitian ... 35


(7)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

I. Teknik Pengolahan Data ... 46

J. Teknik Analisis Data ... 48

K. Alur Pemikiran ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya ... 57

1. Lokasi, Letak dan Luas ... 57

2. Topografi ... 58

3. Tata Air ... 59

4. Penggunaan Lahan ... 60

5. Curah Hujan ... 63

6. Jenis Tanah ... 64

7. Kondisi Demografis ... 64

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 66

1. Letak Wana Wisata Urug Kawalu ... 66

2. Iklim ... 68

3. Topografi dan Geomorfologi ... 69

4. Tata Air ... 69

5. Kondisi Sosial ... 69

6. Sumber Pendapatan ... 71

7. Potensi Daya Tarik Wisata dan Sarana Prasarana ... 72

8. Karakteristik Wisatawan Wana Wisata Urug Kawalu ... 81

9. Persepsi Wisatawan Terhadap Pelayanan Sarana Prasarana Wana Wisata urug Kawalu ... 96

10. Kepuasan Komponen Wisata ... 101

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 102


(8)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Kawalu Kota Tasikmalaya ... 114

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 127

A. Simpulan ... 127

B. Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 130


(9)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di wilayah Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Berdasarkan wilayah pemangkuan hutan termasuk rph Sukaraja, bkph Singaparna, kph Tasikmalaya. Kecamatan Kawalu mempunyai luas wilayah + 42, 77 km2 yang terbagi dalam 10 kelurahan, 118 rukun warga dan 436 rukun tetangga. Adapun kelurahan-kelurahan yang berada di Kecamatan Kawalu ialah Kelurahan Kersamenak, Kelurahan Cilamajang, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Cibeuti, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Leuwiliang, Kelurahan Urug, Kelurahan Gunung Gede, Kelurahan Talagasari, Kelurahan Gunung Tandala dan yang menjadi lokasi penelitian berada di Kelurahan Urug dengan batas wilayah :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Gunung Gede, Kelurahan Gunung Tandala, Kecamatan Kawalu.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang Kecamatan Kawalu.

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Taman sari.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Sindangkerta Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

Secara keseluruhan dilihat dari kenampakan bentang alam Kelurahan Urug didominasi oleh morfologi perbukitan dengan ketinggian wilayah berada pada kisaran + 201 mdpl. Kelurahan Urug merupakan


(10)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu bagian administratif dari Kecamatan Kawalu beribukota Kecamatan di Talagasari.


(11)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(12)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(13)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2012, hlm. 119) mengemukakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya.”

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dalam Sugiyono (2012, hlm.49) dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol, atau di tempat kerja, dan wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya.“

Gambar 3.1

Situasi Sosial (Social Situation) Sumber: Sugiyono, 2012

Place/tempat


(14)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dilihat dari gambar 3.1 tentang situasi sosial yang dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi:

a. Populasi wilayah yaitu meliputi gejala fisik lingkungan, atraksi wisata, aksesibilitas, dan sarana prasarana.

b. Populasi manusia yang meliputi masyarakat sekitar Wana Wisata Urug Kawalu, kegiatan wisatawan yang berkunjung kemudian pengelola tempat wisata tersebut.

2. Sampel

Untuk memudahkan proses penelitian, diperlukan sampel yang menjadi bagian dari populasi dengan memperhatikan keabsahan sampel yang diambil. Menurut Tika (2005, hlm.24) sampel adalah “sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988, hlm.112) mengungkapkan bahwa “sampel merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan.” Sampel dalam penelitian ini terdiri dari wisatawan, masyarakat sekitar serta pengelola Wana Wisata Urug Kawalu. Pengambilan sampel pada penelitian ini terdiri dari dua macam sampel yaitu:

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah yang diambil adalah Wana Wisata Urug Kawalu untuk melihat sumberdaya fisik, aksesibilitas, atraksi wisata, sarana dan prasarana yang ada di objek wisata tersebut.

b. Sampel Manusia

Sampel manusia pada penelitian Wana Wisata Urug Kawalu diantaranya terbagi dalam tiga macam, yaitu sampel narasumber masyarakat sekitar, narasumber pengelola dan narasumber wisatawan.


(15)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Sampel narasumber masyarakat sekitar diambil dari Kelurahan Urug Kawalu yang berdekatan dengan Wana Wisata Urug agar dapat melihat persepsi dan partisipasi masyarakat di objek wisata tersebut.

2) Sampel narasumber pengelola Wana Wisata Urug Kawalu untuk melihat bentuk pengelolaan, pemasaran dan promosi. 3) Sampel narasumber wisatawan, pengelola, dan masyarakat

sekitar berdasarkan penarikan sampelnya dilakukan dengan menggunakan cara aksidental. Menurut Sugiyono (2008, hlm.1) sampling accidental adalah “teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.” Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Urug Kawalu pada tahun 2013 yaitu sebanyak 12.905 orang.

Dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari populasi tidak ada aturan baku tertentu yang mutlak. Keabsahan sampel yang diambil terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (2006, hlm.134) bahwa banyaknya sampel tergantung pada:

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.


(16)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiono (2013, hlm.3) metode penelitian secara umum penelitian diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu: cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Kemudian sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.”

Dapat ditarik kesimpulan metode penelitian mempunyai peranan penting dalam melakukan sebuah penelitian untuk mendapatkan data dan informasi dengan tujuan tertentu dan kegunaannya dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan survei. Menurut Pabundu Tika (2005, hlm.4) menyatakan: “metode deskriptif (Descriptive Research) adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.”

Hasil penelitian ini semata-mata untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Kemudian teknik pengumpul data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survei. Menurut Pabundu Tika (2005, hlm.6) metode survei adalah “Metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan”.

Kemudian menurut Singarimbun (1987, hlm.3) metode survei yaitu “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.” Metode survei


(17)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat digunakan untuk tujuan deskriptif yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat ini dan pemecahannya tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi data.”

Setelah data terkumpul kemudian menghubungkannya dengan sumber data sekunder yang diperoleh kemudian dapat dianalisa sehingga pada akhirnya bisa didapatkan suatu rumusan untuk menggambarkan suatu keadaan sebenarnya dengan dasar teori yang ada melalui studi literatur. Penggunaan metode survei ini ditujukan untuk penelitian yang didasarkan terhadap langkah yang akan dilakukan dalam pengambilan sampel dari sebuah populasi, kemudian mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menggambarkan secara aktual potensi yang dimiliki oleh Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya baik potensi fisik maupun sosial, partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengembangannya, kemudian bentuk pengelolaan yang dilakukan agar bisa dirumuskan strategi pengelolaan yang ideal.

Sesuai dengan pernyataan dan penjabaran berdasarkan para ahli, penelitian ini lebih difokuskan untuk mengungkapkan potensi, partisipasi masyarakat di Wana Wisata Urug Kawalu serta bentuk pengelolaan yang dilakukan pengelola dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata tersebut, kemudian dianalisis beserta bagaimana strategi pengelolaan yang tepat dalam mengembangkannya.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2002, hlm.2) menyatakan “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.” Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka yang menjadi fokus variabel dalam penelitian ini adalah potensi fisik berupa sarana-prasarana, aksesibilitas dan atraksi wisata, dan potensi sosial berupa karakteristik wisatawan dan kegiatan


(18)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisatawan kemudian bentuk partisipasi masyarakat dan pengelolaan yang dilakukan Perum Perhutani dalam pembangunan dan pengembangan Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Untuk lebih rincinya, variabel dan indikatornya dapat dilihat pada pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Sumber: Hasil Penelitian 2014

E. Definisi Operasional

VARIABEL Potensi Wana Wisata Urug Kawalu Karakteristik Wisatawan Pengelolaan Wana Wisata Urug Kawalu Masyarakat sekitar Wana Wisata Urug Kawalu INDIKATOR

a. Daya Tarik Wisata b. Aksesibilitas c. Sarana prasarana a. Demografis b. Geografis c. Kegiatan Wisata d. Motivasi Berkunjung e. Lama Tinggal f. Kepuasan Wisatawan a. PAD (Pendapatan asli daerah) b. Pengelolaan c. Pemasaran d. Promosi e. Usaha-usaha Pengembangan f. Monitoring

a. Adat istiadat b. Mata

Pencaharian c. Kesenian d. Kearifan

lokal e. Hasil budaya f. Cinderamata


(19)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Singarimbun (1987, hlm.46) mengemukakan “definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.” Definisi operasional adalah petunjuk dalam mengukur suatu variabel. Tujuan dari definisi operasional yaitu menyamakan persepsi dan makna dari istilah-istilah yang muncul dan tidak menimbulkan perbedaan pendapat. Definisi operasional merupakan panduan bagi pembaca agar mempunyai persepsi ataupun pemahaman yang sama dengan yang dimaksud oleh peneliti terhadap suatu konsep yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian ini diberikan judul “Potensi Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Untuk menghindari kesalahpahaman dari penafsiran judul maka penulis membatasi definisi judul penelitian sebagai berikut:

1. Potensi Objek Wisata

Potensi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu: potensi fisik berupa sarana-prasarana, aksesibilitas dan atraksi wisata yang ditawarkan dan potensi sosialnya berupa karakteristik wisatawan, tanggapan wisatawan dan kegiatan wisatawan.

2. Wana Wisata

Wana Wisata merupakan objek wisata dengan nuansa alam yang berbentuk sekelilingnya merupakan hutan produksi yang masih asri lingkungannya. Wana wisata yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya yang dikelola oleh Perum Perhutani Kota Tasikmalaya. Letak lokasi berada pada jalur lintasan wisata ke pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya dan berada pada batas administratif Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Objek wisata ini bertujuan untuk menjadi


(20)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat singgah sekaligus dapat menjadi peluang untuk mencari keuntungan dari kemenarikan wisata yang ditawarkannya. Wana Wisata Urug Kawalu merupakan jenis wisata alam dengan bentuk perjalanan ketempat yang masih alami dan belum terganggu dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini. Keunggulan Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya yaitu udaranya yang bersih sejuk, objek yang menarik serta beberapa fasilitas sarana prasarana yang ditawarkan. Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya dapat membuat wisatawan merasa nyaman dan berkesan.

Penelitian ini menguraikan beberapa hal yang dibahas berkenaan dengan objek wisata yaitu mencakup:

a. Karakteristik wisatawan

Karakteristik wisatawan ini yang dimaksud adalah jenis wisatawan yang mengunjungi objek wisata penelitian yaitu Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Wisatawan sendiri adalah orang yang melakukan kegiatan wisata berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Dikategorikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian.

b. Kegiatan wisatawan

Kegiatan wisatawan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan wisatawan di Wana Wisata Urug Kawalu dengan berbagai sarana prasarana yang tersedia atau berbagai fasilitas yang ada di Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya misalnya: menikmati keindahan objek wisata, wisatawan melakukan kegiatan wisata misal: outbound, hiking, jogging track dll, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah


(21)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sembarangan, tidak merusak fasilitas objek wisata, mengapresiasi flora dan fauna, membeli hasil budaya atau alam sekitar, membeli cinderamata, dan menikmati makanan khas daerahnya.

c. Tujuan wisatawan

Tujuan wisatawan yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan yang dilakukan wisatawan di Wana Wisata Urug Kawalu yang diantaranya mencakup mengagumi keindahan alam, mencari ilmu serta pengalaman dari kegiatan wisata, menikmati atraksi wisata, menikmati hasil kebudayaan atau kesenian lokal dan menikmati layanan jasa produk wisata.

d. Partisipasi masyarakat sekitar

Peranan masyarakat lokal tidak dapat dipungkiri selalu berkaitan erat dalam cepat lambatnya kemajuan objek wisata. Partisipasi masyarakat sekitar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bentuk keikutsertaan dalam pengembangan bahkan bisa sampai pemasaran dan promosi dalam bentuk adat istiadat, hasil budaya dan kesenian daerah setempat untuk kemajuan Wana Wisata Urug Kawalu. Partisipasi masyarakat sekitar ini diantaranya sebagai pengusaha jasa transportasi, akomodasi, restoran dan pelayanan lainnya. Agar masyarakat sekitar objek wisata dapat menikmati dan memperoleh keuntungan dari hasil keberadaan Wana Wisata Urug Kawalu. Bahkan masyarakat sekitar dapat mempromosikan dan memasarkan objek wisata dengan tujuan sama-sama menguntungkan bahkan mendapatkan pelatihan, pendidikan pembinaan, dan pengelolaan objek wisata.

e. Pendapatan masyarakat sekitar

Semakin tumbuh dan majunya objek wisata maka berbanding lurus dengan berkembangnya industri yang berada di sekitar objek wisata. Pendapatan masyarakat sekitar ini dimaksudkan untuk mengetahui keuntungan dari keberadaan Wana Wisata Urug Kawalu terhadap


(22)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapatan masyarakat sekitar. Dampak keberadaan Wana Wisata Urug terhadap pendapatan masyarakat sekitar dapat meningkat atau menurun atas keberadaan objek wisata tersebut.

f. Strategi pengelolaan

Pada penelitian ini strategi pengelolaan objek wisata yang dimaksudkan bentuk pengelolaan objek wisata untuk memberikan layanan fasilitas dan jasa agar para wisatawan mendapatkan kesan yang baik terhadap atraksi, aksesibilitas serta produk wisata yang ditawarkan di objek wisata tersebut. Pengelolaan yang baik pada dasarnya memberikan kepuasan, pengalaman yang berkesan dan memberikan nilai edukatif supaya menambah pendapatan yang dihasilkan dari objek wisata untuk kesejahteraan para pelaku yang berkaitan serta masyarakat sekitar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian potensi Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya bertujuan menggali data agar data menjadi relevan dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang tersedia. Data penelitian ini bersumber pada data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghimpun data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah suatu pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematik di lokasi penelitian yang bertujuan mendapatkan data yang lebih aktual dan jelas yang berkaitan dengan objek penelitian. Menurut Pabundu Tika (2005, hlm.44) menyatakan “observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan


(23)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.”

Metode observasi dapat dilaksanakan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode langsung. Menurut Pabundu Tika (2005, hlm.42) mengatakan bahwa “observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti.” Dalam penelitian ini penulis dalam melakukan observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi potensi dan fakta yang ada dilapangan agar menjadi bahan penguat hasil penelitian di Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Setelah melakukan metode ini penulis dalam penelitiannya mendapatkan data primer.

2. Wawancara

Menurut Pabundu Tika (2005, hlm.49) mengatakan “wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.”

Berdasarkan pernyataan para ahli kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah teknik dalam pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang dianggap mampu dan tahu kondisi objektif lapangan biasanya berupa komunikasi langsung secara terbuka. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap wisatawan, pengelola khususnya Perhutani, tokoh masyarakat dan masyarakat yang berada disekitar lokasi objek wisata tersebut. Metode wawancara ini tujuannya mendapatkan informasi yang dilakukan dengan cara peneliti datang langsung ke lapangan lalu


(24)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada pedoman wawancara kepada masyarakat di sekitar objek wisata yang dijadikan responden yang berkaitan dengan Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya.

3. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan diawali membuat instrumen penelitiannya. Angket atau kuesioner ini biasanya berisi sejumlah pertanyaan yang harus diisi oleh narasumber. Kemudian jawaban narasumber adalah sebagian sumber data utama dalam sebuah penelitian. Kuesioner atau angket dipergunakan untuk memperoleh data primer dari narasumber di objek wisata. Menurut Tika (2005, hlm.82) mengemukakan bahwa:

”Angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.”

Bentuk kuisioner/angket dalam penelitian ini berbentuk angket tertutup yang bertujuan agar narasumber memilih pilihan jawaban yang sudah tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan yang diajukan hasilnya bertujuan untuk mengumpulkan data primer yang berkaitan sehingga didapat berbagai tanggapan dan pandangan dari narasumber. Melalui kuesioner dapat menggambarkan karakteristik wisatawan, kegiatan wisatawan, tujuan wisatawan, partisipasi masyarakat sekitar, pengelolaan, serta aspek-aspek yang berkaitan dengan Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya.

4. Studi Literatur atau Kepustakaan

Studi literatur atau kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari informasi sumber data dari buku, koran,


(25)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jurnal, hasil penelitian yang berhubungan dan informasi lainnya yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Lebih khususnya yang berkaitan dengan potensi Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Tujuannya agar menjadi salah satu landasan pemikiran untuk memecahkan masalah penelitian.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang tersedia yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dokumen-dokumen itu dapat berbentuk peta, buku, foto-foto di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang menunjang penelitian yang bersumber dari lembaga terkait yaitu Perum Perhutani, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Bappeda, Kelurahan Urug, dan lembaga terkait lainnya. Data ini bertujuan untuk melengkapi data yang belum lengkap dan mempunyai sifat untuk memperjelas informasi.

G. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran mengenai suatu fenomena baik dari segi fisik maupun sosial. Dalam hal pengukuran haruslah ada alat ukur yang relevan dan baik agar penelitian dapat optimal. Alat ukur dalam penelitian biasa dikenal dengan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm.147).

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena alam ini disebut variabel penelitian.” Instrumen penelitian yang digunakan adalah berbentuk pedoman wawancara, survei kemudian metode angket/kuesioner. Fungsi instrumen


(26)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah wahana yang dapat membantu penelitian dalam hal mencari data di lapangan agar terstruktur, tepat sasaran, dan sesuai dengan kajian terhadap masalah penelitian.

Instrumen penelitian yang berbentuk angket dan survei digunakan untuk melihat potensi fisik dan sosial Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya yang diuraikan dengan beberapa pertanyaan mengenai karakteristik wisatawan, kegiatan wisatawan, tujuan wisatawan, serta tingkat kepuasan wisatawan terhadap layanan dan fasilitas yang tersedia, yang nantinya berkenaan dengan upaya pengembangan fasilitas sarana-prasarana, dan atraksi wisata sebagai potensi objek wisata.

Lalu digunakan juga untuk melihat partisipasi masyarakat dengan angket kuisioner dapat memudahkan dalam menganalisis partisipasi masyarakat di objek wisata berupa adat istiadat, kesenian, kearifan lokal, keuntungan dan kerugian atas keberadaan objek wisata tersebut. Data ini bersumber dari narasumber yang dianggap paling mengetahui kondisi objek penelitian. Kemudian instrumen penelitian yang berbentuk wawancara ini untuk melihat bentuk pengelolaan objek wisata tersebut. Dalam menentukan alat ukur untuk penelitian sebelumnya terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan ketika mempersiapkan instrumen adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan instrumen

Dalam langkah membuat instrumen penelitian sebaiknya didahulukan penyusunan instrumen penelitian. Hal ini sangatlah penting untuk mendapatkan data informasi yang tepat guna serta tepat sasaran dalam melaksanakan penelitian. Penyusunan instrumen jika sistematis maka dapat berdampak pada kelancaran dan kemudahan dalam mencari data informasi yang berkenaan dengan masalah penelitian. Selanjutnya, dalam langkah penyusunan instrumen setelah mengklasifikasikan macam


(27)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen penelitian, maka langkah berikutnya membuat kisi-kisi dari instrumen.

Kisi-kisi instrumen ini meliputi materi pertanyaan, jenis pertanyaan, jumlah dari pertanyaan. Kisi-kisi instrumen ini berlandaskan pada kesesuaian variabel penelitian. Setelah itu diuraikan menjadi beberapa sub variabel dari penelitian sehingga terurai menjadi sebuah indikator penelitian. Seperti pada tabel 3.2 mengenai kisi-kisi instrumen berikut.


(28)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Potensi Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya

Sumber: Hasil Penelitian 2014

2) Pengumpulan dan Pengukuran Data

Pengumpulan dan pengukuran data ini berlandaskan pada pembuatan pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner yang telah dibuat secara utuh dan sesuai dengan pembahasan masalah penelitian. Terdapat VARIABEL Potensi Wana Wisata Urug Kawalu Karakteristik Wisatawan Pengelolaan Wana Wisata Urug Kawalu Masyarakat sekitar Wana Wisata Urug Kawalu INDIKATOR

a. Daya Tarik Wisata b. Aksesibilitas c. Sarana prasarana a. Demografis b. Geografis c. Kegiatan Wisata d. Motivasi Berkunjung e. Lama Tinggal f. Kepuasan Wisatawan a. PAD (Pendapatan asli daerah) b. Pengelolaan c. Pemasaran d. Promosi e. Usaha-usaha Pengembangan f. Monitoring

a. Adat istiadat b. Mata Pencaharian c. Kesenian d. Kearifan lokal e. Budaya f. Cinderamata

SASARAN Wisatawan Wisatawan PERHUTANI Masyarakat

METODE Kuisioner dan

Wawancara

Kuisioner dan

Wawancara Wawancara Wawancara

SUMBER DATA Lokasi Penelitian (Wana wisata Urug Kawalu) Lokasi Penelitian (Wana wisata Urug Kawalu) PERHUTANI

 Data BPS  Data

Kelurahan Urug  Lokasi


(29)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa pengumpulan dan pengukuran data agar terstruktur dan terukur yaitu pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner. Pedoman wawancara ini menghimpun semua informasi mengenai hal yang berkaitan dengan pengelolaan objek wisata dengan mempertimbangkan berbagai unsur dan aspek terkait dalam membangun serta mengembangkan objek wisata tersebut. Pedoman angket bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat, karakteristik wisatawan untuk melihat potensi fisik dan sosial Wana Wisata Urug Kawalu.

H. Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan untuk melengkapi dan membantu dalam pengumpulan data penelitian ini diantaranya:

1. Peta Dasar (Base Map) adalah :

a) Peta rupabumi 25.000 lembar Kota Tasikmalaya b) Peta rupabumi 25.000 lembar Kawalu

c) Profil Kelurahan Urug

d) Masterplan pembangunan Wana Wisata Urug Kawalu tahun 2010-2014

e) Kamera digital f) Cheklist lapangan

I. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dimana data-data penelitian yang sudah dihimpun dan disusun oleh peneliti lalu dianalisis sehingga tujuan dari penelitian yang penulis lakukan dapat tercapai. Pengolahan data yang dimaksud yaitu mengubah data yang bersifat masih kasar dan mentah kemudian diolah menjadi data jadi atau data yang bisa dipahami oleh pembaca. Secara sistematis, langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam penelitian ini dalam tahap teknik pengolahan data dapat dilihat


(30)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai cara seperti yang akan dibahas selanjutnya. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini dilaksanakan dalam upaya mempersiapkan data yang telah didapatkan, terkumpul dan tersusun di lapangan untuk diolah lebih jauh. Pemeriksaan kembali data adalah langkah awal dalam tahap persiapan. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang, selanjutnya menyusun data-data dengan rapi sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memilih data yang bisa dipergunakan untuk dasar penelitian.

2. Editing

Tahapan ini dilaksanakan untuk memisahkan mana data yang dianggap relevan dengan masalah penelitian yang sedang dilakukan atau tidak relevan. Tujuan lain dari editing yaitu untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada administratif di lapangan serta bersifat evaluasi dan koreksi.

3. Coding

Tahapan ini dilakukan setelah tahap editing. Coding lebih bersifat mengklasifikasikan jawaban dari para narasumber yang telah diambil maupun informasi yang didapatkan berdasarkan berbagai kategori untuk dilakukannya.

4. Skoring

Skoring merupakan tahapan dalam proses penentuan skor atas setiap jawaban dari setiap narasumber yang dijadikan sampel dari penelitian serta dilakukan dengan membuat beberapa klasifikasi yang cocok


(31)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tergantung terhadap pemahaman dari narasumber. Tabulasi data merupakan langkah yang dilakukan setelah tahap editing serta coding. Tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan data dan analisis data ke dalam bentuk tabel dengan kategori yang telah ditentukan.

5. Interpretasi data

Tahapan ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah diperoleh yang telah melalui beberapa tahap seperti tahap editing, coding, scoring untuk pada akhirnya ditabulasikan serta dianalisis untuk memberikan gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para narasumber yang dijadikan sampel penelitian.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data yang telah didapatkan dari lapangan setelah sebelumnya diolah berdasarkan masing-masing kriterianya. Pada penelitian ini, penulis berencana menggunakan teknik analisis data diantaranya:

1. Analisis persentase

Analisis persentase adalah untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan jawaban responden dan fenomena-fenomena dilapangan. Adapun rumus persentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi tiap kategori jawaban narasumber n = Jumlah keseluruhan narasumber


(32)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100 % = Bilangan konstanta

Menurut Arikunto (2005, hlm.57), “setelah dilakukan perhitungan, maka hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan kategori sebagai berikut”:

0 % : Tidak seorangpun

15 % - 24 % : Sebagian kecil 25% - 49 % : Hampir setengahnya

50 % : Setengahnya

51 % - 74 % : Sebagian besar 75 % - 99 % : Hampir seluruhnya

100 % : Seluruhnya

2. Analisis SWOT untuk strategi pengelolaan yang perlu dilakukan Perum Perhutani.

Berdasarkan pengumpulan data hasil penelitian dari data sekunder dan data primer mengenai pengelolaan yang dilakukan Perum Perhutani kemudian dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) yang dikategorikan menjadi 4 bagian yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan tujuan untuk mengetahui strategi pengelolaan yang perlu dilakukan di Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Menurut Ukas (2006, hlm.215) menyatakan “analisis SWOT memungkinkan untuk mengembangkan model strategi yang didasarkan pada informasi yang telah dikumpulkan. Analisis SWOT mengasumsikan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan hambatan.”

Analisis SWOT bertujuan sebagai tinjauan strategi pengelolaan agar nantinya bisa menjadi masukan dalam mengambil sebuah kebijakan


(33)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengelola sebuah kawasan wisata. Analisis SWOT terdiri dari 4 bagian utama yaitu adalah:

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan/Strength merupakan kekuatan suatu objek wisata ditinjau dari aspek-aspek yang dimiliki objek wisata tersebut. Dengan mengetahui kekuatan objek wisata tersebut maka objek wisata dapat menjadi kokoh dan memiliki daya tawar yang unggul selanjutnya menjadi arahan dalam mengambil sebuah kebijakan dalam pengelolaan dan pengembangannya.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan (Weaknees) merupakan kelemahan suatu objek wisata ditinjau dari aspek-aspek yang tidak menguntungkan bagi objek wisata tersebut.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunities) merupakan peluang suatu objek wisata ditinjau dari kebijakan pengelola, pemerintah serta lembaga terkait dalam membangun dan mengelola objek wisata, situasi dan kondisi ekonomi yang menjadi peluang dalam menumbuhkembangkan objek wisata agar lebih maju dalam jangka waktu panjang.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman (Threat) merupakan ancaman suatu objek wisata yang mendatangkan kendala dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan pengelolaan maupun aspek yang dapat mendatangkan kerugian bagi objek wisata tersebut misalnya: kemudahan mengakses objek wisata sangat sulit dijangkau, lingkungan yang rusak, dan pelayanan yang buruk.


(34)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mengukur tingkat kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) dalam suatu objek wisata maka menghasilkan sebuah strategi yang dapat menjadi alternatif dalam mengambil sebuah kebijakan dalam mengelola sebuah objek wisata.

Analisis SWOT ini ditujukan berdasarkan pengamatan serta aspek yang berkaitan langsung dengan Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya. Hal ini supaya dijadikan bahan masukan bagi lembaga pengelola dalam mengelola dan mengembangkan Wana Wisata Urug Kawalu. Setelah diklasifikasikan mengenai tingkat kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) lalu membuat matriks internal factor evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Menurut David dalam Nurahmah (2001) mengenai langkah-langkah membuat matrik IFE dan EFE yaitu sebagai berikut:

 Membuat daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha untuk aspek internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta aspek eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman

 Menentukan bobot dari faktor-faktor strategi internal dan eksternal. Pemberian bobot berkisar 0 diartikan sebagai tidak penting sampai 1000 yang diartikan sangat penting. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1000. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pengelola wisata menggunakan matriks berpasangan seperti pada tabel 3.3 mengenai penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal.


(35)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Penilaian bobot Faktor Strategis Internal dan eksternal Faktor

Strategis Internal

& Eksternal

A B C D … Total

A Xi

B C D … Total

Untuk menentukan bobot setiap faktor strategi internal dan eksternal diperoleh dengan menggunakan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

αi = Bobot Variabel ke-i Xi = Nilai Variabel x ke-i n = Jumlah Data

I = 1, 2, 3,…, n

Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 pada setiap faktor internal dan eksternal utama untuk menunjukan pengaruh strategi Wana Wisata Urug saat ini terhadap faktor tersebut, skala yang digunakan adalah :

 4 = Berpengaruh sangat baik

 3 = Berpengaruh baik


(36)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  1 = Kurang berpengaruh

Menentukan skor bobot berdasarkan perkalian bobot setiap faktor dengan peringkatnya (rating)

 Menentukan skor total faktor strategi internal dan eksternal

 Matrik internal-eksternal (IE) merupakan pemetaan total skor Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) untuk memposisikan pengelola wisata. Menurut David, (2001) mengemukakan strategi pengelolaan yang perlu dilakukan berdasarkan matrik SWOT yaitu:

1) sel 1, 2, dan 4 merupakan daerah tumbuh dan bina (grow and build). Strategi pengelolaan yang paling tepat untuk semua divisi ini adalah strategi intensif yaitu meningkatkan promosi, pengembangan produk wisata. 2) sel 3, 5, dan 7 merupakan daerah pertahanan dan pelihara

(hold and maintain). Strategi pengelolaan yang tepat untuk tipe ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk wisata.

3) sel 6, 8, atau 9 adalah daerah panen atau divestasi (harvest or divestiture). Strategi pengelolaan yang sesuai untuk kondisi dalam sel ini adalah strategi menjual sebagian kepemilikan unit usaha wisata kepada pihak lain, menambah produk baru selain produk wisata dan menjual seluruh aset dan penutup usaha wisata.

Dibawah ini gambar mengenai skor bobot Internal-Evaluation (IE) setelah diketahui Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) gambar 3.2 sebagai berikut:


(37)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Matrik Internal-Eksternal (IE) Sumber: David (2001)

 Menurut David (2001) dalam Nurahmah langkah pembuatan matriks SWOT (strength, weakness, opportunity, threats) adalah :

1. Membuat daftar peluang (opportunity) utama wisata. 2. Membuat ancaman (threats) eksternal utama wisata 3. Membuat daftar kekuatan (strength) internal utama

wisata.

4. Membuat daftar kelemahan (weakness) internal utama wisata.

5. Mencocokan kekuatan (strength) di internal dengan peluang (opportunity) eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi SO (strength opportunity).

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WO (weakness opportunity).

Sko

r B

o

b

o

t T

o

ta

l E

F


(38)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Mencocokan kekuatan (strength) internal dengan ancaman (threats) eksternal, dan catat hasilnya pada strategi ST (strength threats).

8. Mencocokan kelemahan (weakness) internal dengan ancaman (threats) eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WT (weakness threats).

 Setelah itu terdapat empat strategi sebagai hasil dari matriks SWOT antara lain :

1) Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. Strategi ini berusaha menggunakan kekuatan dan peluang yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.

2) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.

3) Strategi ST digunakan untuk menghindari atau memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar.

4) Strategi WT adalah strategi pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal.


(39)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K. Alur Pemikiran

Gambar 3.3

Wana Wisata Urug Kawalu objek wisata belum banyak dikenal

 Potensi sumber daya alam dan sosial budaya

 Aksesibilitas

 Sarana prasarana

 Atraksi Wisata

 Pengelolaan

Potensi yang dapat dikembangkan di Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya

PERMASALAHAN

Strategi pengelolaan untuk pengembangan Wana Wisata Urug Kawalu

Solusi pemecahan masalah (meminimalisir konflik)

1. Peta administrasi Kawalu 2. Peta administrasi Tasikmalaya 3. Peta dan Materi Teknis RTRW Kota

Tasikmalaya

4. Profil Kelurahan Urug

5. Masterplan Wana Wisata Urug Survei Narasumber

1. Wisatawan 2. Pengelola 3. Masyarakat

Overlay

Data Primer


(40)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(41)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

127

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV yang telah dijabarkan mengenai potensi Wana Wisata Urug Kawalu Kota Tasikmalaya maka dalam penelitian ini dapat menguraikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Wana Wisata Urug Kawalu dapat dikembangkan dari segi potensi fisik dan sosial potensi fisik tersebut berupa keindahan dan keasrian lingkungan merupakan modal utama sumber daya wisata Wana Wisata Urug Kawalu. Beberapa potensi yang dimanfaatkan berupa fasilitas sarana prasarana, atraksi dan kegiatan wisata yang tersedia yaitu: camping area, Outbound¸ Jogging Track, trekking, offroad, motorcross, kuliner, mengagumi keindahan alam di cottage/pondokan, area bermain permainan tradisional anak-anak, memotret flora dan fauna, ruang pertemuan untuk seminar atau pelatihan-pelatihan, kegiatan wisatanya dapat berupa foto-foto, jalan-jalan, berkumpul dengan keluarga atau sahabat di tempat peristirahatan dan membeli makanan ataupun minuman di warung serta toko oleh-oleh.

2. Partisipasi masyarakat di Wana Wisata Urug Kawalu memiliki peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata. Tujuan dari partisipasi masyarakat menciptakan suatu lingkungan kerjasama, meningkatkan pendapatan, dan menciptakan iklim kepemilikan hutan bersama. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat adalah masyarakat mengetahui dan terlibat dalam adat istiadat di Wana Wisata Urug Kawalu, bentuk adat istiadatnya adalah gotong royong/ kerjasama, sedangkan untuk partisipasi dalam kesenian masyarakat mayoritas mengetahui dan ikut terlibat dalam keseniannya. Bentuk kesenian yaitu pencak silat. Kemudian partisipasi dalam kearifan lokal masyarakat kebanyakan tidak mengetahui namun ada yang mengetahui. Bentuk kearifan lokal yaitu budaya tanam pohon. Partisipasi dalam menjual cinderamata kebanyakan menyatakan belum ada cinderamata khas objek wisata dan masyarakat hanya menjual makanan dan minuman saja. Keuntungan masyarakat berpartisipasi di Wana Wisata Urug Kawalu secara tidak langsung yaitu menikmati kesejukan dan keindahan


(42)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekonomi untuk menambah hasil pendapatan.

3. Dari hasil analisis SWOT mengenai strategi pengelolaan yang perlu dilakukan Wana Wisata Urug Kawalu antara lain :

 Menjaga lingkungan supaya bersih dan nyaman tujuannya agar wisatawan nyaman dan memiliki kesan baik setelah mengunjungi Wana Wisata Urug Kawalu.

 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui perekrutan yang benar dan professional.

 Menambah atraksi wisata beserta kreasi dan inovasi yang baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

 Mengelola pemasaran dan promosi agar meningkatkan daya saing dan daya jual Wana Wisata Urug Kawalu.

 Menambah sarana prasarana penunjang wisata.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti dapat memberikan saran atau masukan untuk pengelola dalam mempertimbangkan arahan kebijakan dalam pengelolaan diantaranya adalah:

1. Potensi daya tarik wisata Wana Wisata Urug Kawalu sangat baik. Hal ini ditunjang dengan lingkungan nyaman dan indah namun atraksi wisata di dalamnya sangat terbatas perlu adanya inovasi dan kreasi untuk atraksi wisata agar konten atraksi wisata yang ditawarkan beragam. Kemudian dalam mekanisme pembagian tugas dalam mengelola penyewaan fasilitas dan sarana prasarana Wana Wisata Urug Kawalu sebaiknya ditata kembali dan diperbaiki agar pengelola lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya.

2. Harus diperhatikan mengenai kemitraan antar pengelola berupa perwakilan masyarakat sekitar supaya dalam mengelola Wana Wisata Urug Kawalu terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik yang ujungnya dapat


(43)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wisata Urug Kawalu.

3. Dalam pelayanan terhadap wisatawan yang harus diperhatikan adalah kepuasan wisatawan dalam menikmati beragam fasilitas yang tersedia di Wana Wisata Urug Kawalu. Jika pengunjung merasa puas atas harapannya berrwisata di objek wisata tersebut, maka akan merasa nyaman dan lama untuk tinggal selanjutnya mempromosikan dan memasarkan secara tidak langsung lewat mengajak kerabatnya untuk datang bersama dan kembali berwisata ke Wana Wisata Urug Kawalu.


(44)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 130

Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Adisasmita, Rahadjo. 2006. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan, Graha Ilmu Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, 2013. [Online]: Tersedia http://tasikmalayakota.bps.go.id/publikasi/kota-tasikmalaya-dalam-angka-2013

BAPPEDA Kota Tasikmalaya, 2013. Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2031. Kota Tasikmalaya.

Bayu, W. R. 2012. Pariwisata Bali dan Global (Bali and Global Tourism). [online]. Tersedia di: http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pengertian-potensi-wisata.html. Diakses 12 November 2014.

Cohen, J. M dan T. Uphoff. 1977. Rural Development Participation: Concepts and Measures for Project Design. Implementation and Evaluation. Cornell University. Ithaca. New York.

Data Monografi Kelurahan Urug. 2013. Laporan Data Profil Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya: Pemerintah Kota Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat.

David, F. R. 2001. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Ketiga. I.S. Budi, penerjemah: S. Rahoyo, Editor. Salemba Empat, Jakarta. Terjemahan dari Strategic Management Concepts.

Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Tasikmalaya, 2013. Data Pariwisata Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: Disbudpar.


(45)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 131

Dinas Cipta Karya Kota Tasikmalaya, 2013. Laporan Rest Area dan Wana Wisata Urug Kawalu. Tasikmalaya: Dinas Cipta Karya.

Ismayanti, 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo

Lupiyoadi, Rambat .2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Maryani, Enok. 1991. Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung. Institut

Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung.

Maryani, Enok. 2010. Dimensi Geografi Dalam Kepariwisataan Dan Relevansinya Dengan Dunia Pendidikan. Pidato Pengukuhan Guru Besar.Bandung:Tidak Diterbitkan.

Nurahmah, Anindyah. (2014). Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata Di Wana Wisata Cikole Kabupaten Bandung Barat. Skripsi, Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Perum Perhutani. 1987. Pengelolaan Wana Wisata Kehutanan Indonesia. Perum Perhutani, Jakarta.

Perum Perhutani. 1989. Obyek Rekreasi Hutan Wana Wisata. Perum Perhutani Wilayah Kerja Unit I Jawa Tengah, Jakarta.

Perum Perhutani (2013). Masterplan Pembangunan Rest Area & Wana Wisata Urug 2010-2014. Kota Tasikmalaya: Perum Perhutani KPH Tasikmalaya. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Tasikmalaya.

Rafi’i Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Sastropoetro,S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung:Alumni.

Seaton, A.V. & Bennet.1996. The Marketing of Tourism Products: Concepts, Issues, and Cases.London: International Thomson Business Press.


(46)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 132

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Singarimbun, Masri. & Effendi, Sofyan. (1987). Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ukas, M. (2006). Manajemen Konsep Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini

Bandung.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(47)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 133

Prayogo, M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan.

PT. Perhutani (Persero) Nomor: 136/KPTS/DIR/2001 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).

Yoeti, Oka. A. 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka. A 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A. 1996. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.

Yoeti, Oka. A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.


(1)

128

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan objek wisata tersebut dan secara langsung dapat memenuhi kebutuhan ekonomi untuk menambah hasil pendapatan.

3. Dari hasil analisis SWOT mengenai strategi pengelolaan yang perlu dilakukan Wana Wisata Urug Kawalu antara lain :

 Menjaga lingkungan supaya bersih dan nyaman tujuannya agar wisatawan nyaman dan memiliki kesan baik setelah mengunjungi Wana Wisata Urug Kawalu.

 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui perekrutan yang benar dan professional.

 Menambah atraksi wisata beserta kreasi dan inovasi yang baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

 Mengelola pemasaran dan promosi agar meningkatkan daya saing dan daya jual Wana Wisata Urug Kawalu.

 Menambah sarana prasarana penunjang wisata.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti dapat memberikan saran atau masukan untuk pengelola dalam mempertimbangkan arahan kebijakan dalam pengelolaan diantaranya adalah:

1. Potensi daya tarik wisata Wana Wisata Urug Kawalu sangat baik. Hal ini ditunjang dengan lingkungan nyaman dan indah namun atraksi wisata di dalamnya sangat terbatas perlu adanya inovasi dan kreasi untuk atraksi wisata agar konten atraksi wisata yang ditawarkan beragam. Kemudian dalam mekanisme pembagian tugas dalam mengelola penyewaan fasilitas dan sarana prasarana Wana Wisata Urug Kawalu sebaiknya ditata kembali dan diperbaiki agar pengelola lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya.

2. Harus diperhatikan mengenai kemitraan antar pengelola berupa perwakilan masyarakat sekitar supaya dalam mengelola Wana Wisata Urug Kawalu terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik yang ujungnya dapat


(2)

129

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan dan mempercepat laju pengembangan dan pembangunan Wana Wisata Urug Kawalu.

3. Dalam pelayanan terhadap wisatawan yang harus diperhatikan adalah kepuasan wisatawan dalam menikmati beragam fasilitas yang tersedia di Wana Wisata Urug Kawalu. Jika pengunjung merasa puas atas harapannya berrwisata di objek wisata tersebut, maka akan merasa nyaman dan lama untuk tinggal selanjutnya mempromosikan dan memasarkan secara tidak langsung lewat mengajak kerabatnya untuk datang bersama dan kembali berwisata ke Wana Wisata Urug Kawalu.


(3)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I., Maryani. E.1998. Geografi Ekonomi (Diktat Kuliah). Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Adisasmita, Rahadjo. 2006. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan, Graha Ilmu Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, 2013. [Online]: Tersedia http://tasikmalayakota.bps.go.id/publikasi/kota-tasikmalaya-dalam-angka-2013

BAPPEDA Kota Tasikmalaya, 2013. Materi Teknis Rencana Tata Ruang

Wilayah 2011-2031. Kota Tasikmalaya.

Bayu, W. R. 2012. Pariwisata Bali dan Global (Bali and Global Tourism). [online]. Tersedia di: http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pengertian-potensi-wisata.html. Diakses 12 November 2014.

Cohen, J. M dan T. Uphoff. 1977. Rural Development Participation: Concepts

and Measures for Project Design. Implementation and Evaluation.

Cornell University. Ithaca. New York.

Data Monografi Kelurahan Urug. 2013. Laporan Data Profil Kelurahan Urug,

Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya: Pemerintah Kota Tasikmalaya

Propinsi Jawa Barat.

David, F. R. 2001. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Ketiga. I.S. Budi, penerjemah: S. Rahoyo, Editor. Salemba Empat, Jakarta. Terjemahan dari

Strategic Management Concepts.

Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Tasikmalaya, 2013. Data Pariwisata


(4)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

Dinas Cipta Karya Kota Tasikmalaya, 2013. Laporan Rest Area dan Wana Wisata

Urug Kawalu. Tasikmalaya: Dinas Cipta Karya.

Ismayanti, 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo

Lupiyoadi, Rambat .2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Maryani, Enok. 1991. Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung. Institut

Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung.

Maryani, Enok. 2010. Dimensi Geografi Dalam Kepariwisataan Dan

Relevansinya Dengan Dunia Pendidikan. Pidato Pengukuhan Guru

Besar.Bandung:Tidak Diterbitkan.

Nurahmah, Anindyah. (2014). Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan

Ekowisata Di Wana Wisata Cikole Kabupaten Bandung Barat. Skripsi,

Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Perum Perhutani. 1987. Pengelolaan Wana Wisata Kehutanan Indonesia. Perum Perhutani, Jakarta.

Perum Perhutani. 1989. Obyek Rekreasi Hutan Wana Wisata. Perum Perhutani Wilayah Kerja Unit I Jawa Tengah, Jakarta.

Perum Perhutani (2013). Masterplan Pembangunan Rest Area & Wana Wisata

Urug 2010-2014. Kota Tasikmalaya: Perum Perhutani KPH Tasikmalaya.

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Tasikmalaya.

Rafi’i Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Sastropoetro,S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung:Alumni.

Seaton, A.V. & Bennet.1996. The Marketing of Tourism Products: Concepts, Issues, and Cases.London: International Thomson Business Press.


(5)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

Smith. (1995),P2Par (2001). Karakteristik Sosio Demografis Wisatawan.[Online].Tersedia di: http://prihatno.blogspot.com [Diakses 17 November 2014]

Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung: Alumni.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Singarimbun, Masri. & Effendi, Sofyan. (1987). Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ukas, M. (2006). Manajemen Konsep Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini

Bandung.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(6)

Deris Sugiawan , 2015

POTENSI WANA WISATA URUG KAWALU KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

Prayogo, M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan.

PT. Perhutani (Persero) Nomor: 136/KPTS/DIR/2001 Tentang Pengelolaan

Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).

Yoeti, Oka. A. 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka. A 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A. 1996. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.

Yoeti, Oka. A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.