IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA.

(1)

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR

SISWA

(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Aryanti Dwi Untari 1101049

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR

SISWA

(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung)

Aryanti Dwi Untari NIM: 1101049

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© ARYANTI DWI UNTARI, 2015 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JANUARI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.


(3)

(4)

(5)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Aryanti Dwi Untari (1101049). Implementasi Kegiatan Esktrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Fenomena globalisasi yang terjadi saat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Harus kita akui bahwa globalisasi memberikan pengaruh besar bagi tata nilai dan tradisi bangsa Indonesia. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap karakter cinta tanah air bangsa khususnya generasi muda yang tercermin dari sikap generasi muda yang lebih mengenal dan mencintai budaya asing dibandingkan dengan budaya sendiri. Melihat permasalahan diatas, maka perlu adanya upaya peningkatan rasa cinta tanah air bangsa salah satunya dengan mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya di sekolah yang dapat diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Kegiatan ekstrakurikuler angklung merupakan sarana pengembangan dan pembentukan karakter siswa dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data kualitiatif yang meliputi observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan kepada Wakasek Kesiswaan, PWKS ekstrakurikuler, Pembina ekstrakurikuler angklung, guru Pendidikan Kewarganegaraan dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler angklung. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung mampu meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung, yang dilaksanakan melalui pembiasaan sikap dan peraturan yang dibuat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Peraturan tersebut tidak lepas dari tujuan didirikan ekstrakurikuler angklung yaitu membina dan membentuk peserta didik yang unggul dalam budaya daerah melalui pengembangan kesenian angklung dan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah. Kesimpulan yang dapat diambil ialah kegiatan ekstrakurikuler angklung dapat meningkatkan rasa cinta tanah siswa melalui penanaman nilai-nilai budaya lokal.

Kata Kunci: Estrakurikuler kesenian angklung, cinta tanah air, globalisasi, budaya lokal


(6)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa


(7)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Aryanti Dwi Untari (1101049). The Implementation Of Extracurricular Activity Angklung Art In Enhancing Patriotism Of Students

Globalization is a familiar term where this world has lived in. Nowadays we have to concern that globalization contributes great effect to the pure tradition and value of Indonesian people. It is highly influential to our patriotic character especially for the young generation, which is reflected by their behavior on accepting, understanding and even more loving foreign culture better than theirs.

Based on the issue explained, it is necessary to provide the effort for enhancing the patriotism by introducing and committing the culture value in schools which could be integrated through the extracurricular art activity. Angklung extracurricular activity is a method to develop and build students’ character in enhancing the patriotism. The objective of this research is to examine the implementation of Angklung extracurricular activity for enhancing patriotism of students in SMAN 24 Bandung. This research is applying descriptive method with qualitative approach method. The data collection technique is utilizing qualitative collection data technique which includes observation, interview, documentation study and literature. The research has conducted to the deputy secretary, PWKS extracurricular, Angklung extracurricular adviser, the teachers of civics’ education and students who participate the Angklung extracurricular. The result reveals that the implementation of Angklung extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students’ in SMAN 24 Bandung. It is executed through the disciplinary and regulation which has been made in extracurricular activity. The regulation is associated with the objectives of extracurricular activity itself, which is to lead and create outstanding students in term of local culture through developing and conserving the Angklung art. The conlusion of this research suggested that extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students by committing the values of local culture.

Keyword: Angklung Art Extracurricular, Patriotism, Globalization, Local Culture


(8)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ..………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iii

ABSTRAK ...………. vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ………... xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not

defined.

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler . Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-jenis Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

4. Ekstrakulikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not defined.

B. Angklung ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Angklung ... Error! Bookmark not defined.

2. Sejarah Singkat Perkembangan Angklung ... Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-jenis Angklung ... Error! Bookmark not defined.

4. Kesenian Angklung sebagai Sistem Nilai Budaya Error! Bookmark not defined.


(9)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hakikat Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.

1. Nasionalisme ... Error! Bookmark not defined.

2. Karakter Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.

D. Kaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Peningkatan Rasa Cinta Tanah Air melalui Kegiatan Ekstrkurikuler Kesenian Angklung

Error! Bookmark not defined.

E. Etnopedagogi Seni dan Budaya dalam Membangun Karakter Bangsa Error! Bookmark not defined.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Tahap-Tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Tahap Pra Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3. Tahap Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

2. Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Catatan Lapangan ... Error! Bookmark not defined.

4. Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined.

5. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.

F. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penyajian atau Display Data ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi ... Error! Bookmark not defined.

G. Pengujian Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Kredibilitas ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengujian Transferability ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengujian Confirmability ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Profil SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Fasilitas Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

4. Gambaran Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.

d. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

3. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.

4. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Angklung berdasarkan Karakteristiknya ………... 21

Tabel 3.1 Jumlah Responden ………...… 39

Tabel 4.1 Data siswa tahun ajaran 2013-2014 ……….………… 54

Tabel 4.2 Data siswa tahun ajaran 2014-2015 ……….………… 54

Tabel 4.3 Jumlah rombongan belajar SMAN 24 Bandung ……….………. 55


(12)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler SMAN 24 Kota Bandung ....……… 57 Tabel 4.6 Triangulasi sumber hasil penelitian nilai-nilai budaya yang terkandung

dalam kesenian angklung dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ……… 69 Tabel 4.7 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai proses pembelajaran

kesenian angklung dalam kegiatan ekstrakurikuler kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA) ……….………. 75

Tabel 4.8 Triangulasi sumber hasil penelitian bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian

angklung dalam kehidupan sehari-hari di sekolah ……….. 82 Tabel 4.9 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai kontribusi perilaku cinta

tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian


(13)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data………..………....… 45

Gambar 4.1 Penampilan Angklung harpa dalam kegiatan Angklung days……. 58

Gambar 4.2 Penampilan Angklung Buncis saat Penyambutan Tamu…………. 58 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Ekstrakurikuler Angklung ……..……….…… 60


(14)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk budaya, berbicara mengenai makhluk budaya tentu saja kita akan kembali membahas tentang asal muasal manusia atau hakikat dari manusia itu sendiri. Dalam perspektif islam, manusia diciptakan oleh Allah SWT dari saripati tanah, yang kemudian Allah menciptakan manusia terdiri dari materi (badan) dan substansi immaterinya (jiwa), Muhammad (2008, hlm. 58) mengemukakan bahwa:

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada adab atau budayanya. Manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia.

Dengan akal budinya, manusia dapat menilai segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Kemampuannya berfikirnya pun dapat menciptakan berbagai macam karya dan gagasan. Salah satu bentuk dari hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (dalam Darwis, 2008, hlm. 39), “Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu.”

Kebudayaan yang lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat memiliki keanekaragaman atau kemajemukan unsur dan jenisnya, namun pada saat yang sama, budaya itu menjadi satu yakni sebagai kebudayaan nasional. Hal tersebut senada dengan semboyan bhinneka tunggal ika yakni berbeda-beda tetapi


(15)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat begitu pula dengan kebutuhan dalam berkesenian. Kesenian semakin berkembang dari masa ke masa, oleh karenanya secara tidak langsung akan melahirkan kesenian baru yang disebut dengan kesenian modern. Namun, pada hakikatnya kesenian tradisional dengan kesenian modern tidak ada perbedaan yang signifikan, hanya perbedaan waktu yang merubah kesenian tradisional menjadi kesenian modern. Perbedaan zaman dari waktu ke waktu, mempengaruhi perilaku manusia dalam mengekspresikan sesuatu termasuk dalam mengekspresikan diri terhadap kesenian. Selain itu, sarana dan prasarana yang digunakan dalam kesenian dari waktu ke waktu menjadi unsur yang membedakan antara kesenian tradisional dan kesenian modern.

Negara Indonesia dikenal sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian tradisional, terutama di daerah Jawa Barat. Kesenian tradisional di Indonesia, hidup dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki kesenian tradisional sebagai ciri khas dari daerah tersebut. Kehadirannya sebagai sarana hiburan dan sebagai sarana menikmati keindahan, kesenian tradisional ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebelumnya.

Namun pada kenyataannya di era globalisasi ini, harus diakui bahwa kesenian tradisional mulai terkikis dengan hadirnya kesenian modern dan kurang diminati oleh para generasi muda. Dengan adanya globalisasi, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui dan mempelajari budaya negara lain yang berbeda dengan negara kita. Terkadang pengetahuan yang kita miliki tentang budaya luar justru membuat kita lebih menyukainya, dari pada budaya daerahnya sendiri terutama para generasi muda. Mereka lebih senang dengan budaya luar yang masuk ke negara kita. Mereka menganggap orang yang mempelajari kesenian tradisional adalah orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, padahal kesenian tradisional ini merupakan salah satu identitas budaya Negara Indonesia.


(16)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika generasi muda sebagai penerus bangsa ini tidak mau melestarikan budaya bangsa, maka kesenian tradisional ini akan punah dan bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Kesenian nasional akan punah, jika kita tidak membentenginya dari pengaruh kesenian mancanegara khususnya kesenian modern barat. Menurut Amang Rahman (dalam Pidarta, 2007, hlm. 174) “kesenian kita tidak boleh hanya menjadi objek kesenian global untuk diperlakukan ini dan itu, melainkan juga harus bisa menjadi subjek.” Menjadi subjek yang dimaksud diatas ialah menjadi kesenian yang unggul di manca negara, Indonesia harus memberikan karya yang besar untuk kesenian dunia sehingga menjadi kebanggaan negara tersendiri dan menjaga pelestarian kesenian nasional agar tidak punah.

Gambaran kehidupan saat ini adalah kehidupan yang serba menglobal dalam segala aspek kehidupan, baik itu segi komunikasi, teknologi, ilmu pengetahuan, sosial maupun budaya. Globalisasi sudah pasti memberikan dampak bagi kehidupan kita, baik itu dampak positif maupun negatif. Syaifullah (2008, hlm.151) menyatakan bahwa “Intensitas dampak dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak globalisasi tersebut.” Dari pendapat tersebut dapat di uraikan bahwa kita tidak bisa menyalahkan kehadiran dari globalisasi, karena bagaimanapun juga pergantian atau regenerasi tetap diperlukan untuk menjaga kestabilan kehidupan manusia. Sehingga yang perlu di perhatikan dalam menghadapi arus globalisasi ialah sikap mental dari masyarakatnya dalam menerima atau menolak dampak negatif dari globalisasi tersebut.

Menurut M. Mastuhu (dalam Ma’mur asmani, 2011, hlm.5), “globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan mampu memanfaatkannya, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan manusia seutuhnya.” Dalam hal ini, globalisasi menyediakan seluruh fasilitas


(17)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dibutuhkan oleh manusia, baik itu negatif maupun positif. Semua itu kembali lagi kepada mental masyarakat itu sendiri dalam menerima dan menolak globalisasi tersebut, apakah masyarakat itu siap dan mampu menjadi pemenang dalam kompetisi ini, karena sejatinya globalisasi adalah suatu kompetisi yang mencari seorang pemenang terbaik dari segi pengetahuan, teknologi, pelayanan, dan lain sebagainya, juga mampu menjadikan bangsanya sebagai bangsa produsen yang dapat berbicara banyak dalam hal konteks dunia.

Globalisasi sudah tentu memberikan dampak bagi yang mengikutinya, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari globalisasi diantaranya adalah kompetisi, integrasi, dan kerjasama baik itu di bidang pengetahuan, teknologi, jaringan, kualitas produk, pelayanan dan akuntabilitas. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi ialah terjadinya dekadensi moral, masyarakat yang konsumerisme, lahirnya generasi instan, masyarakat yang lebih menyukai produk luar negeri, lebih mengenal budaya Negara lain dibandingkan dengan budayanya sendiri, dan lain sebagainya.

Dalam interaksi global, kesadaran global sangatlah diperlukan yang mana warga negara mampu secara sadar dan kritis dalam menerima dan memfilter berbagai dampak dari globalisasi tersebut. Jika sikap mental masyarakatnya lemah maka tidak menutup kemungkinan identitas budaya lokal akan hancur sebagai dampak negatif dari globalisasi. Ma’mur Asmani (2011, hlm. 6-7) mengemukakan beberapa langkah yang bisa diambil untuk Indonesia dalam menghadapi globalisasi ini adalah sebagai berikut:

Pertama, mengirim kader-kader terbaik bangsa ke Negara-negara maju untuk menyerap pengetahuan dan teknologi mereka, kemudian mengembangkannya di negeri sendiri. Kedua, menggalakan penelitian dan pengembangan di semua lembaga dan bidang untuk menghasilkan temuan-temuan baru yang orisinal dan spektakuler. Ketiga, memperkokoh karakter bangsa, khususnya kader-kader muda yang baru aktif di bangku sekolah dan kuliah sebagai calon pembaru masa depan bangsa.”


(18)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah dikemukakan oleh Ma’mur Asmani bahwa kita harus memperkokoh karakter bangsa kita, khususnya bagi kader-kader muda yang akan menjadi penerus bangsa agar mereka tidak mudah rapuh, dan tidak mudah terjerumus ke dalam tren budaya barat. Disinilah pentingnya pendidikan karakter digaungkan agar timbul kesadaran bersama untuk membangun karakter generasi muda yang kokoh. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat, mental yang kuat akan melahirkan semangat yang kuat untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan arus globalisasi.

Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (dalam Yuliani, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa:

Harus adanya penanaman dan pembentukan karakter cinta tanah air dari mulai usia dini. Pembentukan karakter tersebut berada di lingkungan sosial dan budaya baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, permasalahan diatas adalah melalui pendidikan.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang yang mengemban misi nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang dijadikan sebagai wahana pengembangan karakter bangsa yang sangat strategis dalam proses kegiatan intrakurikuler. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjalankan misinya melalui 3 kegiatan kurikuler yang terjadi di sekolah maupun di luar sekolah, kegiatan kurikuler tersebut ialah intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Pembentukan karakter dapat dilakukan dimana saja, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas di bidang ilmu, moral, dan mental untuk membangun negeri yang maju di segala bidang. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam membina pendidikan karakter bagi anak. Internalisasi pendidikan karakter di


(19)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dilakukan secara terpadu melalui pembelajaran, menejemen sekolah, dan ekstrakulikuler. Sekolah dijadikan sebagai wadah pembinaan bagi peserta didik agar mereka memiliki kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan.

Keberhasilan pendidikan karakter ditentukan oleh beberapa nilai yang harus dikembangkan di sekolah, salah satunya adalah nilai cinta tanah air. Indikator nilai cinta tanah air menurut Fitri (2012, hlm. 42) adalah:

Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa; menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara lainnya; bangga dengan karya bangsa; melestarikan seni budaya bangsa.

Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam mengembangkan pendidikan karakter, salah satunya ialah karakter cinta tanah air. Karakter cinta tanah air ini dapat dibentuk melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun diluar kelas pada setiap mata pelajaran. Secara formal, Pendidikan Karakter tertuang di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yang mana mata pelajaran tersebut mengusung mengenai wawasan kebangsaan atau karakter cinta tanah air. Selain itu, karakter cinta tanah air juga dapat dibentuk melalui kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Iim Siti Masyitoh (2013:4):

Posisi model Pendidikan Karakter berbasis etnopedagogik tradisi lisan sunda untuk membangun kearifan lokal secara “bottom up” memperkuat pengembangan karakter bangsa secara “top down” yang merupakan core value keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan bukan semata menjadi ciri mata pelajaran muatan lokal melainkan ciri mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.”

Dari penjelasan diatas bahwa pengembangan karakter cinta tanah air yang menjadi nilai utama bagi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat dilaksanakan secara “top down” melalui nilai-nilai pancasila, yang kemudian diperkuat secara “bottom up” melalui seni budaya angklung sebagai bentuk


(20)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kearifan lokal Jawa Barat. Seni budaya yang diterapkan di sekolah merupakan karakteristik budaya dimana siswa tersebut berada. Keanekaragaman budaya daerah merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan identitas budaya suatu daerah. Maka dari itu, sekolah harus menjadi bagian yang turut serta dalam melestarikan budaya lokal sebagai upaya pembentukan karakter masyarakat khususnya pembentukan karakter pada diri siswa.

Jika pengembangan karakter di sekolah tersebut dilaksanakan secara selaras baik yang dilakukan secara “top down” maupun “buttom up”, maka pengembangan karakter dipersekolahan akan memenuhi indikator tingkat keberhasilannya yang mana dapat dilihat dari sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan karakter bangsa secara “bottom up” dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mana dijadikan sebagai penunjang dan sarana proses habituasi atau pembiasaan karakter siswa melalui berbagai kegiatan.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang merupakan kegiatan pilihan yang dipilih oleh siswa sesuai minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki siswa agar siswa dapat memperluas wawasan pengetahuannya dan juga mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk karakter cinta tanah air salah satunya ialah kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler tersebut, kesenian budaya nasional beserta nilai-nilainya dapat dikenalkan di sekolah sejak dini. Pengenalan terhadap seni budaya nasional beserta nilai-nilainya merupakan suatu kebutuhan yang harus ditumbuh


(21)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembangkan di tengah interaksi global yang semakin luas. Hal tersebut merupakan suatu bentuk perwujudan semangat kebangsaan yakni semangat mencintai tanah air Indonesia di tengah gempuran globalisasi yang semakin tidak terkendali.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung tersebut dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa terhadap seni budaya lokal Indonesia. Dengan demikian, judul skipsi ini adalah “Implementasi Kegiatan

Ekstrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa (Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24 Bandung?

Sedangkan secara khusus penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian angklung kaitannya dengan menigkatkan rasa cinta tanah air siswa?

2. Bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24 Bandung?

3. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam kehidupan di lingkungan sekolah?


(22)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini secara umum adalah mengetahui implementasi dari kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24 Bandung.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

a. Mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa. b. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian

angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24 Bandung.

c. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam kehidupan di lingkungan sekolah

d. Mengetahui kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:


(23)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Dari Segi Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangsih teori sebagai bahan informasi, pengetahuan, dan tambahan referensi untuk mengenalkan dan melestarikan kesenian tradisional Indonesia melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar siswa menyukai dan bangga terhadap seni budaya daerahnya sendiri sehingga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

2. Manfaat Dari Segi Kebijakan

Manfaat kebijakan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan penelitian bagi pemerintah mengenai pentingnya rasa cinta tanah air ditanamkan kepada siswa-siswa di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menegah Atas (SMA), karena permasalahan sosial yang kerap terjadi saat ini adalah sebagai dampak dari lemahnya mental bangsa dalam menghadapi globalisasi budaya, sehingga mereka cenderung menyukai budaya luar dibanding budaya lokal, mereka dengan mudah menerima budaya luar masuk tanpa pertimbangan yang lebih dalam.

3. Manfaat Dari Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi guru PKn; meningkatnya pengetahuan guru dalam mengembangkan moral dan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. b. Bagi siswa; meningkatnya semangat nasionalisme dalam diri siswa agar

mampu menjadi generasi penerus bangsa yang mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.

c. Bagi sekolah; dapat memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dalam mengenalkan, menanamkan, dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan daerah.


(24)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi penulis; meningkatkan wawasan, memperoleh pengalaman langsung dan memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan khususnya penanaman nilai budaya dalam pembentukan karakter siswa.

4. Manfaat Dari Segi Isu

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada semua pihak tentang pentingnya menjaga identitas budaya lokal dan menanamkan karakter cinta tanah air kepada anak bangsa khususnya siswa-siswa disekolah sebagai generasi penerus bangsa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dari penelitian yang berjudul implementasi kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa (Studi Deskriptif pada Ekstrakulikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung) adalah sebagai berikut:

1. BAB I pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi dan subjek penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II kajian pustaka membahas mengenai kegiatan ekstrakulikuler, angklung, hakekat cinta tanah air.

3. BAB III metode penelitian yang meliputi sebagai berikut pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, pengujian keabsahan data.

4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(25)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. BAB V kesimpulan dan rekomendasi, kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah, sedangkan rekomendasi berisi masukan tertulis.


(26)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kebudayaan, peneliti harus melakukan proses berfikir secara reflektif. Dalam hal ini berarti untuk menggambarkan fakta, peneliti harus melakukan penggambaran ulang berdasarkan kenyataan langsung yang bisa diindrakan (Maryaeni, 2005, hlm. 2). Dalam hal ini dijelaskan bahwa dalam penelitian kebudayaan merupakan penelitian yang menggambarkan ulang fakta dan kenyataan yang terjadi di lapangan melalui pengamatan sendiri yang dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengumpulkan data dari pihak yang terlibat dalam penelitian tersebut. Penelitian kebudayaan juga menuntut peneliti untuk melakukan penafsiran, yang mana penafsiran tersebut di dasarkan pada pengalaman kemanusiaan, dalam artian bahwa peneliti harus memiliki pengalaman dan bekal mengenai kebudayaan yang menjadi sasaran dalam penelitian tersebut.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data, menganalisis data-data, dan menafsirkan data yang diperoleh melalui pengamatan sendiri. Terdapat beberapa definisi untuk memperoleh gambaran yang luas dan dalam mengenai penelitian kualitatif. David Williams (dalam Moleong, 2014,

hlm. 5) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah ‘pengumpulan data pada suatu

latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertarik secara alamiah.’ Definisi ini hanya mempersoalkan satu

aspek yaitu aspek alamiah, yang mana lebih mengutamakan latar alamiah, metode alamiah dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah. Dalam definisi


(27)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini peneliti dituntut untuk tertarik secara alamiah terhadap fokus masalah yang diambil oleh peneliti untuk ditindak lanjuti.

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Moleong, 2014, hlm.5). Dari definisi tersebut terlihat bahwa penelitian ini terfokus pada metode wawancara terbuka dalam menelaah permasalahan yang akan diteliti.

Sedangkan menurut Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif mengemukakan penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena/gejala/realita yang dipandang secara holistik, kompleks dan dinamis dengan mengumpulkan data dari subjek penelitian yang diperoleh secara alamiah untuk mendapatkan suatu makna. hal ini dikarenakan penelitian kualitatif ini muncul dari perubahan paradigma dalam memandang suatu fenomena/gejala. Yang mana paradigma dalam memandang suatu fenomena sebelumnya bersifat tunggal, statis, dan konkrit. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2012, hlm. 1):

Penelitian kualitatif ini sering disebut dengan penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) dan kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Creswell (2010, hlm. 4-5) mengenai penelitian kualitatif:


(28)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang (oleh sejumlah individu atau sekelompok orang) dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi secara holistik, kompleks, dan penuh makna yang dilakukukan pada kondisi yang alamiah, kemudian hasilnya diungkapkan dalam bentuk deskripsi berupa kata-kata dan bahasa melalui perngamatan sendiri secara langsung dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dilihat dari uraian di atas, pendekatan kualitatif sangat cocok digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, hal tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain pertama, karena penelitian ini berusaha mencari gambaran perilaku siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung di SMA Negeri 24 Bandung. Kedua, peneliti dapat berinteraksi secara langsung subjek penelitian sehingga peneliti memperoleh keakuratan data yang diperoleh secara alamiah. Ketiga, peneliti dapat mengamati secara langsung proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung yang ditanamkan kepada siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

2. Metode Penelitian

Dalam mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nazir (2005: 54):


(29)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang akan diteliti. Penulis memilih metode ini karena metode ini dianggap sesuai dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini guna mendapatkan gambaran tentang pengalaman dan pemahaman terhadap fakta dan fenomena yang ada di lapangan sehingga penelitian ini mengutamakan proses dari pada hasil.

Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui, mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang ada saat penelitian dilaksanakan mengenai implementasi kegiatan ekstrakulikuler angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, lokus atau tempat penelitian merupakan ciri khas dan fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan observasi atau penelitian yang menggambarkan situasi sosial. Seperti

pendapat Nasution (2003:43) bahwa “Lokasi penelitian menunjukan pada

pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempet dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut menggambarkan situasi sosial”.

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 24 Bandung. Peneliti tertarik dengan lokasi penelitian di SMA Negeri 24 Bandung


(30)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini karena sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dan juga memiliki keunggulan dalam ekstrakulikuler kesenian seperti mendapatkan juara dalam perlombaan kesenian angklung serta sekolah ini memiliki siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kesenian tradisional sebagai wujud dari rasa cinta terhadap budayanya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. Subjek penelitian ini harus ditentukan dahulu sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Maka yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Jumlah Responden

NO RESPONDEN JUMLAH

1 Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung 1 Orang 2 Pembantu Wakil Kepala Sekolah Ekstrakurikuler 1 Orang

3 Guru Pendidikan Kewarganegaraan 2 Orang

4 Guru pembina ekstrakulikuler kesenian 1 Orang

5 Siswa 14 Orang

Jumlah Total 19 Orang

Sumber, diolah penulis, 2015 C. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian peneliti harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan-tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap awal dalam penelitian yang mana peneliti harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dan yang berkaitan dalam penelitian sebelum masuk dalam kegiatan penelitian. Dalam tahap pra penelitian


(31)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui apakah fokus penelitian layak untuk diteliti ataukah tidak, hal ini dilakukan dengan cara mensurvay lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan penelitian. Faedah mengadakan studi

pendahuluan (Arikunto, 2006, hlm. 47) diantaranya: “memperjelas masalah,

menjajagi kemungkinan dilanjutkannya penelitian, mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari

permasalahan yang belum terpecahkan.”

Pada kegiatan awal ini, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian di SMA Negeri 24 Bandung yang bertujuan untuk melihat kondisi umum sekolah tersebut khususnya dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian Angklung, sebab hal tersebut menjadi fokus utama yang akan di teliti. Dengan melakukan pra penelitian ini, peneliti dapat mengetahui gambaran umum tentang kegiatan ekstrakulikuler angklung, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian angklung dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

Setelah memperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian, langkah selanjutnya adalah mengajukan rancangan penelitian yang berisi tentang judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.

Sebelum melaksanakan penelitian dan memasuki suatu lapangan peneliti harus melakukan perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang bersangkutan atau instansi yang terkait dalam penelitian. Adapun prosedur perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mengadakan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.


(32)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapat surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c.Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung.

d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung, kemudian penelitu melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMA Negeri 24 Bandung.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahapan inti dari kegiatan penelitian, dalam tahap ini peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti untuk memecahkan fokus masalah dalam penelitian. Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan dari pihak-pihak terkait, maka selanjutnya penelitian dapat dilaksanakan.

Uraian tentang tahap pelakasanaan penelitian dibagi atas tiga bagian, yaitu (Moleong, 2014, hlm. 137) :

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri b) Memasuki lapangan

c) Berperanserta sambil mengumpulkan data

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian dan melakukan observasi dengan mengamati kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Peneliti mengadakan wawancara dengan Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan siswa anggota ekstrakulikuler. Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi, kemudian mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan di dukung oleh dokumen dan data lainnya.


(33)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis dan pengolahan data merupakan tahap yang terakhir dalam penelitian. Kegiatan analisis data dapat dilakukan setelah data yang diperoleh terkumpul. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan obeservasi perlu di analisis dan diolah secara akurat melalui suatu proses, yaitu menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari data yang diperoleh.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen dalam penelitian itu adalah peneliti sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 60),

“Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan

atas temuannya”. Dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan

instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali, akan tetapi setelah masalah dalam penelitian itu sudah jelas, maka suatu instrumen dapat dikembangkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi instrumen kunci adalah peneliti itu sendiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian, karena dengan adanya teknik pengumpulan data kita dapat memperoleh data yang telah memenuhi standar dan karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(34)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan dialog, tannya jawab antara pewawancara dengan yang di wawancara. Menurut Nazir (2005: 194),

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Dalam hal ini, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, disesuaikan dengan kondisi dari narasumber. Wawancara juga harus dilaksanakan dengan efektif. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010,

hlm. 271), “Wawancara dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas dan terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang objektif dan dapat

dipercaya.”

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, yang mana pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan sehingga peneliti dapat melakukan wawancara yang mendalam dan memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjawab.

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi kegiatan ektrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa, yang di dapatkan dari para narasumber yaitu Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan siswa anggota ekstrakulikuler. Pemilihan narasumber berdasarkan pertimbangan bahwa mereka adalah sumber yang tepat karena narasumber tersebut yang mengetahui bagaimana implementasi kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung tersebut.


(35)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yang akan dilakukan, yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati aktivitas maupun perilaku setiap individu di lokasi penelitian. Dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh satu gambaran yang jelas tentang masalah yang sedang diteliti. Menurut Danial dan Warsiah (2009: 77), menyatakan bahwa:

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.

Observasi dilakukan guna memperoleh gambaran yang lebih jelas secara langsung dengan mengamati sikap dan perilaku siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dan peneliti ikut berpartisipasi mengamati permasalahan yang akan diteliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat segala kejadian yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti oleh peneliti saat penelitian berlangsung. Menurut Bogdan dan

Biklen (Moleong, 2014: 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini, mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dengan mencatat segala kejadian yang terjadi di lapangan saat penelitian berlangsung. Catatan lapangan ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan kepada Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan siswa anggota ekstrakulikuler.


(36)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk menemukan teori-teori yang relevan dari permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini, studi literatur sangat diperlukan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini dilakukan dan digunakan oleh peneliti untuk mengungkapkan berbagai teor-teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti dalam penelitiannya yang dijadikan sebagai rujukan dalam pembahasan hasil penelitian. Peneliti menggunakan berbagai literatur dalam penelitian ini, yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, artikel, media masa, internet yang berhubungan peningkatan rasa cinta tanah air dan ekstrakulikuler kesenian angklung.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini tidak kalah penting dengan teknik pengumpulan data lainnya. Studi dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari data yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Danial dan warsiah (2009: 79) menyatakan bahwa:

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pergawai, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.

Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik pengumpulan data lainnya seperti wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dari dokumentasi instansi atau lembaga tertentu, data sekolah serta foto-foto perilaku siswa yang menunjukan sikap rasa cinta tanah air yang dapat menjadi referensi bagi peneliti.


(37)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap selanjutnya setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka data tersebut harus digarap oleh peneliti. Hal tersebut disebut dengan pengolahan data atau analisis data. Bagian analisis data bisa terdiri dari beberapa komponen. Namun, proses pengolahan atau analisis data ini secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar. Adapun analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama penelitian berjalan dan setelah selesai penelitian di lapangan. Proses aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif ini dimulai dari mengumpulkan, mengolah dan menyusun hasil pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara, dokumentasi, angket dan lain sebagainya.

Adapun pengertian dari analisis data menurut Sugiono (2009, hlm. 335) adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Secara garis besar, aktivitas analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi beberapa ativitas. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2012: 334), mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampa tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ Verification. Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut:

.

Pengumpulan

data Penyajian


(38)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Miles dan Huberman (1992: 20)

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, karena semakin lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Meruduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peniliti dalam memahami data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data yang terkumpul dari informasi dan data yang diberikan dari narasumber dan dari informasi lain mengenai nilai budaya kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Aspek-aspek yang direduksi berkaitan dengan implementasi kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung.

2. Penyajian atau Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Setelah mengumpulkan data, tentunya banyak sekali data yang diperoleh dilapangan, Oleh karena itu dengan melakukan display data atau penyajian data peneliti tidak akan terjebak dalam tumpukan data yang diperoleh dari lapangan.

Kesimpulan: Penarikan/Verifikasi Reduksi


(39)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Menurut Sugiono (2009: 95) “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Penyajian data ini diawali dengan penyajian

uraian hasil wawancara dengan pembina ekstrakulikuler kesenian dan anggota ekstrakulikuler kesenian angklung. Semua data hasil dari wawancara tersebut dipahami satu persatu kemudian dikaitkan dan dihubungkan dengan rumusan masalah.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengambilan kesimpulan pada tahap terakhir ini bertujuan untuk mencari arti, makna, penjelasan dari data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif memungkinkan dapat menjawab rumusan masalah, namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel yang mana kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian berlangsung. Ketiga langkah dalam menganalisis data kualitatif tersebut merupakan langkah yang saling berkaitan selama penelitian berlangsung antara langkah yang satu dengan yang lainnya.

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, suatu temuan atau data dapat dikatakan valid atau kredibel apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan


(40)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa yang terjadi sesungguhnya pada objek yang diteliti. Untuk menentukan keabsahan data, maka diperlukan uji keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dalam penelitian kualitatif. Jika peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data secara teliti, maka hasil penelitian yang diperolehnya dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi.

Keabsahan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh peneliti dari Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakurikuler kesenian angklung, dan anggota ekstrakulikuler kesenian angklung. Sugiono (2009, hlm. 121) menjelaskan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability

(objektivitas).

1. Uji Kredibilitas

Menurut L.J Moleong (2014, hlm. 327), “uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatatif dilakukan dengan cara sebagai berikut: perpanjangan keikutan-sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota.”

a. Perpanjangan keikut-sertaan

Dalam penelitian kuakutatif, instrument penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, keikut-sertaan peneliti sangat menentukan pengumpulan data. Perpanjangan keikut-sertaan menuntut peneliti untuk terjun ke lokasi secara langsung dan dalam jangka waktu yang lama.

Perpanjangan keikut-sertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap penelitian dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Kepercayaan subjek dan kepercayaan diri pada peneliti merupakan proses


(41)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha coba-coba dari pihak subjek (Moleong, 2014, hlm. 329).

b. Ketekunan pengamatan

Menurut Moleong (2014, hlm. 329) “Keajegan/ketekunan pengamatan

berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan

dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.”

Dalam meningkatkan ketekunan pengamatan, berarti peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan sehingga data atau peristiwa dapat diperoleh secara pasti dan sistematis.

c. Triangulasi

Kegiatan triangulasi merupakan kegiatan pemeriksaan keabsahan data aau pengecekan kebenaran data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari berbagai cara dan berbagai waktu. Sugiono (2009: 372) membedakan tiga macam triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Sedangkan, triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh pada waktu tertentu atau pada waktu yang berbeda. Perbedaan waktu sangat mempengaruhi kredibilitas data. Data yang diambil pagi hari akan berbeda dengan data yang diambil pada waktu sore hari, hal tersebut terjadi karena kondisi fisik narasumber sudah lelah dan pikiran pun sudah tidak segar lagi.

d. Pengecekan sejawat

Teknik pengecekan sejawat ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir dari pengamatan yang diperoleh kepada rekan-rekan sejawat yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang di


(42)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teliti dan kemudian didiskusikan lebih lanjut untuk mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.

e. Kecukupan referensial

Kecukupan referensial yang dimaksud adalah tersediannya pendukung untuk membuktikan data yang telah diperoleh di lapangan. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan semua bukti hasil pemelitian disertai foto-foto, dan dokumen autentik, sehinggat penelitian ini dapat di percaya.

f. Kajian kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif dengan cara mengumpulkan data, contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan data dan informasi yang telah ditemukan di lapangan sebagai bahan pembanding. Kasus negatif demikian digunakan sebagai kasus negatif untuk menjelaskan hipotesis kerja analternatif sebagai upaya meningkatkan argmentasi penemuan (Moleong, 2014, hlm.335).

g. Pengecekan anggota

Pengecekan anggota dilakukan dengan mengumpulkan para anggota yang menjadi subjek dalam penelitian untuk mengecek keabsahan data dengan memberikan pendangan terhadap data yang telah diorganisikan oleh peneliti. Apabila data yang diperoleh di sepakati oleh para pemberi data atau subjek penelitian, maka data tersebut adalah valid, jika terjadi sebaliknya maka data tersebut tidak valid. Pengecekan anggota ini dilakukan kepada semua informan yaitu Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru Pkn, guru Pembina ekstrakurikuler kesenian angklung, dan anggota ekstrakulikuler kesenian angklung.

2. Pengujian Transferability

Kriterium keteralihan (transferability) berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang


(43)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama atas dasar penemuan yang diperoleh ada sampel yang secara representatif mewakili populasi itu (Moleong, 2014, hlm. 324).

Dalam penelitian kualitatif hal tersebut dilakukan dengan cara uraian rinci. Oleh karena itu, penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar orang lain dapat memahami hasil penelitian yang penulis lakukan sehingga memungkinkan untuk menerapkan hasil penelitian ini.

3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif, pengujian dependability atau reliabilitas sangat penting dan sangat diperlukan agar hasil dari keseluruhan aktivitas penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh penelitian yang reliabel yakni proses penelitian dapat diulangi dan direfleksi oleh orang lain yang melakukan penelitian pada fokus yang sama. Sugiyono (2009, hlm.368) menjelaskan bahwa:

Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability.

Pengujian dependability ini dilakukan dengan cara mengaudit seluruh proses penelitian. Dalam pengujian ini, penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk melakukan audit keseluruhan proses penelitian di lapangan dari mulai menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, mengolah dan menganalisis data, menguji keabsahan data hingga membuat kesimpulan.


(44)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, pengujian confirmability hampir sama dengan pengujian dependability, sehingga penelitiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Pengujian confirmability ini disebut juga dengan penelitian objektivitas. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh keobjektivitasan suatu penelitian. Penelitian dapat dikatakan objektif jika telah disepakati banyak orang. Pengujian confirmability berarti melakukan pengujian hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.


(45)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai kajian teori, maka dalam tahapan ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan kepada rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, peneliti membuat saran berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya dengan harapan adanya perbaikan serta perubahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung dilaksanakan melalui pembiasaan sikap dan peraturan yang dibuat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Peraturan tersebut tidak lepas tidak terlepas dari tujuan didirikan ekstrakurikuler angklung yaitu membina dan membentuk peserta didik yang unggul dalam budaya daerah melalui pengembangan kesenian angklung dan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah.

2. Kesimpulan Khusus

a. Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa adalah nilai keagamaan, nilai sosial, nilai budaya, nilai estetika, dan nilai ekonomi. Pertama, nilai keagamaan dapat dilihat dari sejarah, penghayatan budaya, serta pembiasaan diri untuk melakukan doa bersama. Kedua, nilai sosial dapat dilihat dari adanya rasa rela berkorban, kekeluargaan dan kebersamaan antar siswa. Ketiga, nilai budaya


(1)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hendaknya mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai upaya peningkatan rasa cinta tanah air siswa dengan mengikuti seminar, pelatihan dan berbagai kegiatan lainnya

b. Sebagai Guru Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu menghasilkan inovasi terbaru dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Kepada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

a. Dosen Pendidikan Kewarganegaraan harus mempersiapkan sebaik mungkin calon-calon guru baik dari segi pengetahuan, kepribadian dan pengalaman dalam mendidik peserta didik yang baik

b. Dosen mata kuliah nilai dan moral hendaknya mampu memberikan terobosan terbaru tentang proses penanaman nilai dan moral yang efektif kepada siswa untuk diterapkan di sekolah

c. Seluruh dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengadakan pelatihan, seminar-seminar kepada masyarakat luas yang mampu menggugah rasa cinta tanah air bangsa Indonesia.

4. Kepada peneliti selanjutnya

a. Hendaknya mampu melakukan penelitian lebih dalam terkait permasalahan sosial khususnya permasalahan pada perkembangan generasi muda saat ini yang akan menentukan masa depan bangsa dan Negara Indonesia.

b. Memperluas lingkup penelitian dengan menambah subjek penelitian seperti terhadap Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan rasa cinta tanah air.

5. Kepada Masyarakat

a. Seluruh masyarakat hendaknya mampu mengelola keanekaragaman budaya bangsa sehingga dapat menghindari berbagai ancaman dari luar dan dapat memaksimal potensi budaya bangsa yang kita miliki.


(2)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hendaknya seluruh masyarakat berperan dan ikut serta dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan lokal yang dimiliki.


(3)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Alwasilah,C., Suryadi,K. dan Karyono,T. 2009. Etnopedagogi Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Agung, I., Nadiroh, dan Rumtini. 2011. Pendidikan membangun karakter bangsa.

Jakarta: bestari buana murni

Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral, Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Creswell, John W. (2010). Research Design: pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Danial, Endang dan Warsiah Nanan.(2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta Darwis, Ranidar. 2008. Hukum Adat. Bandung: Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Daryono. 2008. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dwiyanto, D dan Saksono, G. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila.

Yogyakarta: Ampera Utama.

Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai, Mengumpulkan yang terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Terccerai. Bandung: Alfabeta


(4)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fitri, A.Z. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.

Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Kubarsah, Ubun. 1994. Waditra; Mengenal Alat-alat Kesenian Daerah Jawa

Barat. Bandung: CV. Sampurna.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Masunah, J, dkk. 2003. Angklung di Jawa Barat Sebuah Perbandingan. Bandung:

P4ST UPI.

Ma’mur Asmani, Jamal. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad, A. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Mulyana, R. 2011. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: PT. Rosdakarya Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT.

Tarsito

Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Sahid Gantara, A dan Sofhian, S. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Fokus Media.

Samani, M dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep dan Model). Bandung: PT. REmaja Rosdakarya.

Sopiatin, P. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suteng, Bambang. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan kelas X. Jakarta: Erlangga.

Syaifullah. 2008. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Siti Masyitoh, I. 2015. Model Habituasi Pendidikan Karakter Berbasis Etnopedaogik. Disertasi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yuliani, A. 2013. Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar(Studi Deskriptif pada Ektrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

B. SUMBER INTERNET

Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Kebudayaan Indonesia. [Online]. Tersedia: http://kebudayaanindonesia.net/id/

culture/826/angklung. 23April 2014

Sutardjo adisusilo. (2009). Nasinalisme. Nasionalisme-Demokrasi-Civil Society.

(23), hlm 3. [Online]. Tersedia: https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/ f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol23no2oktober2009/NASIONALISME% 20sutarjo%20adisusilo.pdf (diunduh pada 12 januari 2015)

Wikipedia. 2014. Angklung. [Online]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/ wiki/Angklung. 23 April 2014

C. SUMBER PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN

Permendikbud no. 62 tahun 2014 mengenai Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah


(6)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Repubik Indonesia Nomer 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


Dokumen yang terkait

Upaya madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler: penelitian di MAN 4 Jakarta

0 8 126

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI DABIN 5 UPTD PENDIDIKAN Penanaman Sikap Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di Dabin 5 Uptd Pendidikan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

0 3 17

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI DABIN 5 UPTD PENDIDIKAN Penanaman Sikap Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di Dabin 5 Uptd Pendidikan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

0 2 17

Implementasi Nilai Toleransi Dan Cinta Tanah Air Pada Kelompok Kesenian Tari Lengger Krido Budoyo Implementasi Nilai Toleransi Dan Cinta Tanah Air Pada Kelompok Kesenian Tari Lengger Krido Budoyo (Studi Kasus di Kelompok Kesenian Krido Budoyo Desa Krakal

0 3 15

PENANAMAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Semangat Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 4

0 5 10

PENANAMAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Semangat Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 4

0 5 16

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR DI LINGKUNGAN SEKOLAH.

0 0 45

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KESENIAN TARI TOPENG CIREBON DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

0 1 59

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA - repository UPI S PKN 1101049 Title

0 0 4

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DALAM MENUMBUHKAN CINTA TANAH AIR PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH TAMBAKAN LILI SUHAELI 1301100050

0 0 15