PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL-FALAH I CICALENGKA BANDUNG:(Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Tahun 2015).

(1)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL-FALAH I CICALENGKA BANDUNG (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Tahun 2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

ROFIK NURSAHID 1106590

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL-FALAH I CICALENGKA BANDUNG (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Tahun 2015)

Oleh Rofik Nursahid

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rofik Nursahid

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skipsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)


(4)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Cicalengka Bandung

(Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Tahun 2015) Oleh

Rofik Nursahid

Kitab suci al-Quran merupakan pedoman dan penyelamat kehidupan manusia di dunia. Upaya memahami al-Quran sebagai petunjuk umat manusia di dunia yakni dengan mempelajari al-Quran dan mengajarkan al-Quran. Akan tetapi, umat Islam yang mayoritas di Indonesia tidak lantas membuat seluruh penganutnya mampu membaca al-Quran dengan benar. Kondisi ini justru memprihatinkan dengan terdapatnya umat Islam yang tidak bisa membaca al-Qur’an. Untuk mengatasi kondisi tersebut, peneliti meneliti lembaga pendidikan yang memfokuskan pendidikan di bidang al-Quran yakni Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program pembelajaran tilawah al-Quran dengan memfokuskan penelitian kepada perencanaan, proses, dan hasil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari data tersebut di analisis dengan mereduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ditemukan data bahwa Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah melaksanakan program pembelajaran tilawah al-Quran dengan 4 tahapan, yang disebut tahapan belajar al-Quran. Tahapan-tahapan tersebut yakni tahajjī, mu’allam, murattal dan mujawwad. Kemudian, perencanaan pembelajaran tilawah al-Quran meliputi visi, misi, tujuan, dan rencana kerja. Selanjutnya, pelaksanaan meliputi organisasi program, pelaksanaan kegiatan program, bidang peserta didik, bidang kurikulum dan rencana pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan prasarana, dan bidang pendanaan. Langkah-langkah pembelajaran tilawah al-Qur’an disesuaikan dengan tahapan belajar al-Quran dengan menggunakan metode talaqqī. Ditinjau dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-al-Quran Al-Falah dikategorikan baik dan cukup baik, serta menghasilkan santri dari serangkaian evaluasi yang memiliki kompetensi membaca al-Quran yang baik, bahkan berprestasi di bidang tilawah al-Quran tingkat Regional, Nasional dan Internasional.


(5)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tilawah Al-Quran Teaching and Learning Program at Pondok Pesantren1 Quran Al-Falah Cicalengka Bandung

(A Descriptive Study of Tilawah Al-Quran Teaching and Learning Program, 2015) By

Rofik Nursahid

The holy Quran is the guidance formankind in this world. Some of the efforts of comprehending al-Quran as the guidance for mankind is by studying al-Quran and teaching it. Nevertheless, although Islam is the religion of the majority in this country, it does not necessarily mean that all of its followers can read al-Quran correctly. Having Muslim people not being able to read al-al-Quran is worrisome. To solve the problem, the researcher conducted research in an educational institution concentrating on the program of al-Quran education, namely Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah.The research particularly aims to find about tilawah al-Quran teaching and learning by focusing on the planning, process, and outcomes. It adopted study case research design with qualitative approach. Data were collected by means of interview, observation, and documentary analysis. The data were then analyzed through data reduction, data display, and inference. The findings show that Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah conducts tilawah al-Quran program in four stages. The stages are tahajjī, mu’allam, murattal dan mujawwad. Meanwhile, the planning of tilawah al-Quran comprises vision, missions, objectives, and work plans. In addition, the implementation includes program organization, program implementation, student field, curriculum and instructional planning field, teacher and education personnel field, infrastructure field, and financial field. The stages of tilawah al-Quran teaching and learning are adjusted to the learning stages according to talaqqī method. Based on the Regulation of Ministry of National Education No. 49 of 2007 concerning Standards of Education Management by Non-formal Education Unit, the planning and teaching-learning implementation of tilawah al-Quran in Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah can be categorized as good and fair, respectively. Furthermore, the program has created santri (students) that, based on a series of evaluations, are classified to have good competences in reading Al-Quran; in fact, some of them achieve at either regional, national, and international levels in the field of tilawah al-Quran.

Keywords: Teaching and Learning, Tilawah, Al-Quran, Pondok Pesantren


(6)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB IIPEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN ... 12

A. Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Pembelajaran ... 12

2. Hakikat Pembelajaran ... 13

3. Sistem Pembelajaran ... 16

a. Perencanaan ... 18

b. Pelaksanaan ... 20

c. Evaluasi ... 23

B. Tilawah Al-Quran ... 25

1. Pengertian Tilawah Al-Quran ... 25


(7)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Hukum Tilawah dan Mempelajari Al-Quran ... 26

4. Tingkatan Membaca Al-Quran ... 27

5. Keutamaan Membaca Al-Quran ... 28

C. Pembelajaran Tilawah Al-Qur`ān ... 30

1. Metodologi Pembelajaran Tilawah Al-Qur`ān ... 30

2. Kaidah Ilmu Tajwid ... 33

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian ... 37

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 38

C. Definisi Operasional ... 39

D. Pengumpulan Data ... 40

1. Interview (Wawancara) ... 40

2. Observasi (Pengamatan) ... 42

3. Studi Dokumentasi ... 43

D. Analisis Data ... 44

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Temuan ... 48

1. Profil Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Cicalengka Bandung ... 48

2. Perencanaan Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 53

3. Pelaksanaan Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 56

4. Hasil Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 65

B. Pembahasan ... 69

1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 69

2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 70

3. Analisis Hasil Pembelajaran Tilawah Al-Quran ... 74

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Rekomendasi ... 79


(8)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(9)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kitab suci al-Quran menjadi pedoman dan penyelamat kehidupan manusia di dunia. Berbeda dengankitab sebelumnya, al-Quran berlaku untuk semua umat manusia dan berlaku sepanjang zaman. Menurut Hasanuddin (1995, hlm. 1) al-Quran merupakan kitab suci umat Islam dan beriman kepadanya tergolong salah satu rukun Iman. Ia adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. mulai dari awal surat Al-Fātihaħ sampai dengan akhir surat Al-Nās.

Dengan diturunkannya al-Quran kepada Nabi Muhammad, maka beliau mendapatkan tugas dan peran sebagai Rasul. Salah satu tugasnya, yakni menyampaikan kitab suci al-Quran kepada seluruh umatnya. Al-Quran adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullāh, Muhammad Saw. untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus (Al-Qattan, 2009, hlm. 1).

Upaya memahami al-Quran sebagai petunjuk umat manusia di dunia menurut Umar (2008, hlm. 240) yakni dengan mempelajari al-Quran dan mengajarkan al-Quran. Hukum mengajarkan al-Quran adalah farḍ kifāyaħ. Hadis tentang belajar dan mengajarkan al-Quran yang diriwayatkan oleh Tirmidzi (Al Albani, 2007, hlm. 234) adalah “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al-Quran dan mengajarkannya”.

Langkah dasar dalam mempelajari al-Quran, yakni diawali dengan belajar membacanya. Membaca merupakan dasar untuk memulai memahami isi al-Quran. Para ulama, dahulu dan sekarang, menaruh perhatian besar terhadap tilawah (cara membaca) al-Quran sehingga pengucapan lafaż-lafaż


(10)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

al-Quran menjadi baik dan benar. Di dalam al-Quran terdapat firman Allah Swt. tentang membaca al-Quran, yakni:

































Artinya: “Dan orang-orang kafir berkata: "Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?"; Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).” (Q.S. Al-Furqan [25]: 32).

Mempelajari membaca al-Quran seharusnya ditanamkan sejak usia dini, karena ini merupakan sebuah kewajiban sebagai muslim. Akan tetapi, kondisi memprihatinkan justru terjadi di masyarakat Islam Indonesia. Faktanya, berdasarkan data di situs website sosbud.kompasiana.com masih banyak yang tidak bisa membaca al-Quran. Menurut Amedz (2013), data hasil survei Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta menyebutkan bahwa 65% umat Islam di Indonesia ternyata masih buta aksara al-Quran, 35%-nya hanya bisa membaca al-Quran saja. Sedangkan yang membaca dengan benar hanya 20%. Umat Islam yang mayoritas tidak lantas membuat seluruh penganutnya

Semua teks dan terjemahan al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari al-Qur’ān in word, yang disesuaikan dengan al-Qur’ān dan terjemahannya. Terjemahan: Tim Departemen Agama Republik Indonesia: 2005: Penerbit JABAL: Bandung. Selanjutnya setiap kutipan al-Quran tersebut disingkat dengan contoh QS. 23:78 (artinya Al-Quran surat 23 Al-Mu’minūn, ayat 78)


(11)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mampu memahami ajaran agama Islam dengan baik dan benar. Bisa kita lihat hasil survei yang dilakukan IIQ di atas sungguh menyedihkan, dengan jumlah yang mayoritas tersebut ternyata masih banyak sekali umat Islam yang belum mampu membaca al-Quran. Meskipun banyak yang membantah tapi ini suatu kenyataan di masyarakat kita yang belum sadar akan pentingnya belajar membaca al-Quran.

Data di atas juga didukung oleh data yang peneliti kutip di situs website JPNN.com, yakni sebagai berikut.

“Meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun tak semua bisa membaca al-Quran yang menjadi kita suci. Dari hasil survei yang dilakukan Institut Ilmu Al-Quran Jakarta pada 2012 lalu, bahwa 65 persen umat Islam buta aksara al-Quran. Ditambahkan Jumhur, banyak faktor yang menyebabkan banyaknya jumlah umat muslim yang belum bisa memahami al-Quran, seperti, faktor kesibukan, faktor malu, faktor lingkungan dan sistem pengajarannya yang rumit.” (JPPN, 2013)

Data tersebut merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan secepatnya. Bisa kita perhatikan di sekitar kita, di antara teman-teman dan keluarga kita, berapa persen yang tidak bisa membaca al-Quran. Salah satu kewajiban umat muslim adalah bisa membaca al-Quran. Akan tetapi banyak faktor yang menjadi kendala umat muslim sehingga tidak bisa membaca al-Quran dengan baik dan benar berdasarkan kaidah baca al-al-Quran.

Sebuah keharusan seorang muslim bisa membaca al-Quran, tetapi justru sebaliknya tidak jarang muslim belum bisa membaca al-Quran. Kenyataan di lapangan sekarang ini adalah rendahnya tingkat penguasaan membaca al-Quran dengan baik dan benar. Hal ini bisa diasumsikan karena kurang efektifnya pembelajaran PAI dalam hal membaca al-Quran bahkan di perguruan tinggi masih banyak yang belum bisa membaca al-Quran.

Kenyataan ini juga peneliti temukan dari hasil tes baca al-Quran yang dilakukan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang memfokuskan kepada belajar membaca al-Quran yakni UKM BAQI UPI pada semester


(12)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

genap dan ganjil tahun 2013-2014, diperoleh persentase keseluruhan hasil tes sebagai berikut: pertama, pada semester genap hasil pre-test baca al-Quran dari 4 (empat) fakultas, yaitu FPMIPA, FPIPS, FPOK, dan FPEB yaitu 94,70% belum lulus tes, dan 5,29% lulus tes. Kemudian diadakan mid-test dari 4 fakultas tersebut dan diperoleh persentase hasil 53,37% belum lulus tes dan 24,68% lulus tes. Selanjutnya diadakan post-test memperoleh hasil 51,51% belum lulus tes dan 48,49% lulus tes. Kedua, pada semester ganjil hasil pre-test 3 fakultas yaitu FPBS, FPTK, dan FIP memperoleh hasil 74,3% belum lulus tes dan 25,7% lulus tes. Kemudian tes lanjutan mid-test diperoleh hasil 64,1% belum lulus tes dan 35,9% lulus tes. Selanjutnya tes akhir post-test dari 3 fakultas hasilnya 48,6% belum lulus tes dan 47,4% lulus tes. Data hasil persentase tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 dan 1.2.

Tabel 1.1 Hasil persentase post-test baca al-Quran pada UKM BAQI UPI Semester Genap Tahun 2013-2014

FAKULT AS

NILAI TES BACA AL QURAN Jumlah Mahasis wa yang Mengiku ti Tes Jumlah Mahasis wa yang Belum Mengikut i Tes TP D 1 TPD 2 TD

Jumla h Belum

Lulus

TT T M

Jumla h Lulus

FPMIPA 1 8 64 73 115 1 116 189 9

FPIPS 2 20 122 144 108 4 112 256 219

FPOK 1 9 46 56 24 0 24 80 239

FPEB 1 10 75 86 83 3 86 172 91

Jumlah 5 47 307 - 330 8 - 697 558

Jumlah Keseluruha

n Tingkat Kelulusan

359 338 1255

Persentase Keseluruha n Tingkat Kelulusan

51,51% 48,49%

Keterangan Belum Lulus Tes BAQI

Lulus Tes BAQI


(13)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2 Hasil persentase post-test baca al-Quran pada UKM BAQI UPI Semester Ganjil Tahun 2013-2014

FAKULTAS

NILAI TES UKM BAQI

Belum

Tes Jumlah TPD 1

TPD

2 TD TT TM

FPBS 15 104 316 307 33 42 817

FPTK 6 58 193 230 39 30 556

FIP 3 49 243 325 27 8 655

Jumlah 24 211 752 862 99 80 2028

Persentase Tiap Level 1,2% 10,4% 37,1% 42,5

% 4,9% 3,9% 100% Jumlah Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 987 961

80

2028 Presentase Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 48,6% 47,4% 4% 100%

Keterangan Belum Lulus Lulus

(Sumber: Data Kemampuan Baca al-Quran Peserta Tes BAQI UPI Semester Genap dan Ganjil Tahun 2013-2014)


(14)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari hasil persentase di atas dapat dilihat bahwa setingkat mahasiswa pun masih banyak yang belum bisa membaca al-Quran dengan baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya pembelajaran membaca al-Quran yang tidak efektif.

Selain itu, peneliti juga menemukan kenyataan bahwa masih banyak yang belum bisa membaca al-Quran. Dalam melaksanakan salah satu tugas kuliah peneliti, yakni Program Pengalaman Lapangan (PPL) di salah satu sekolah swasta di kota Bandung, peneliti menjalani aktivitas sebagai pengganti guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain menjadi seorang guru peneliti menjadi pembimbing ekstrakulikuler keagamaan Islam yakni BINTALIS (Bina Mental Islam) di sekolah tersebut, dan peneliti menemukan bahwa hampir lebih dari 50% siswa di sekolah tersebut belum bisa membaca kitab suci al-Quran. Berangkat dari sinilah ketertarikan peneliti untuk meneliti perihal belajar mengajar al-Quran.

Pemerintah Indonesia telah berusaha menyelesaikan permasalahan ini. Terdapat berbagai lembaga pendidikan yang menjadikan kompetensi membaca al-Quran menjadi prioritas utama terhadap siswanya. Seperti halnya sekolah umum maupun sekolah dengan sistem pembelajaran Islam terdapat pembelajaran al-Quran di dalam mata pelajarannya. Lembaga pendidikan harus menangani secara serius masalah masyakarat muslim Indonesia yang belum bisa membaca al-Quran, sehingga dibutuhkan pembelajaran yang efektif dalam perihal pembelajaran al-Quran terutama baca tulis al-Quran.

Di Indonesia telah diselenggarakan lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal dalam pendidikan al-Quran seperti madrasah, pesantren dan pengajian di mesjid-mesjid maupun di rumah. Ini menjadi tugas setiap muslim untuk mengajarkan al-Quran kepada muslim yang lainnya. Selain itu, terdapat lembaga yang dikhususkan terhadap pembelajaran Islam yakni Pondok Pesantren. Menurut Qomar (2010, hlm. 2) pesantren didefinisikan


(15)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat atau pesantren ramadhan yang diadakan di sekolah-sekolah umumnya misalnya, tidak termasuk dalam pengertian ini.

Usaha untuk mengupayakan kompetensi seseorang dalam membaca al-Quran, yaitu dibutuhkan pembelajaran al-Quran yang efektif yang ditangani secara serius dan professional, sehingga dibutuhkan kompetensi dalam bidang pembelajaran al-Quran. Tenaga pengajar atau guru harus lebih menguasai pembelajaran membaca al-Quran untuk diajarkan kepada siswanya, sehingga siswanya mudah memahami dan menguasai baca tulis al-Quran.

Idealnya tugas mengajarkan membaca al-Qur’an adalah lulusan Pendidikan Agama Islam yang memiliki kualifikasi bidang pendidikan agama islam. Termasuk di dalamnya lulusan program studi pendidikan agama Islam di Universitas, bertujuan melahirkan praktisi pendidikan dalam bidang pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam. Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian dalam pasal 10 menyebutkan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi komptensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam bidang tilawah al-Quran sebagai guru PAI kompetensi yang harus memiliki kemampuan membaca al-Quran dengan baik dan benar dengan disertai keilmuannya.

Adapun pendidikan nonformal ikut serta menyediakan tenaga pengajar dalam bidang tilawah al-Qur’an. Di Bandung terdapat salah satu pesantren


(16)

al-Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Quran, yakni Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka. Pondok pesantren ini mengkhususkan pada pembelajaran al-Quran baik tilawah al-Quran maupun tahfiẓ al-Quran. Santrinya diwajibkan untuk menguasai seni baca al-Quran yang mampu bersaing di masyarakat di era globalisasi saat ini. Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah juga menyajikan program khusus sebagai spesialisasi keilmuan, yaitu dalam bidang tilawah dan qira’at melalui pembinaan yang berkelanjutan oleh para Qari dan Qariah yang berskala Nasional dan Internasional.

Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Kabupaten Bandung merupakan Lembaga Pendidikan Agama Islam berada di bawah badan hukum Yayasan Asysyahidiyyah. Yayasan Asysyahidiyyah didirikan atas prakarsa KH. Q. Ahmad Syahid pada tahun 1983 dengan akta tanggal 28 Maret 1983 No. 20 di Jalan Kapten Sangun No. 6 Tenjolaya Cicalengka Bandung Jawa Barat Indonesia dengan tujuan untuk menaungi beberapa lembaga pendidikan dan sosial yang telah lebih dulu ada.

Banyak santri dan lulusan Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah selain memiliki kompetensi membaca al-Qur’an tetapi juga memiliki banyak prestasi dalam bidang tilawah al-Quran. santri yang berprestasi yang menjadi juara dalam MTQ tingkat provinsi yaitu Indana dan Wahyu Andi. adapun lulusan

yang berprestasi sebagai qori dan qoriaħ Nasional dan Internasional diantaranya KH. Ridwan Alawi, KH. Qomaruddin Jauhari, KH. Fauzi Ridwan, KH. Obay Sobarnas, KH. Jejen Syukrillah, KH. Asep Burhan, H. Asep Nuryasin, H. Ahmad Zacky Burhani, H. Aep Saefullah, Hj. Faridah, Hj. Imas Nurcahyani, Hj. Sri Subkhiyah, H. Aji Abdul Aziz, Ustad Atep Abdul Khaliq, Ustad Deni Setiawan dan KH. Nanang Qasim.

Hal yang perlu diangkat dari prestasi tersebut adalah bagaimana pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah diselenggarakan dan dilaksanakan sehingga menghasilkan santri dan lulusan


(17)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang memiliki kompetensi dalam bidang tilawah al-Quran. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti program pembelajaran tilawah al-Quran dengan tujuan bisa mengimplikasikan dan menambah pengetahuan peneliti dalam pembelajaran Al-Quran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung yang menjadi Pondok Pesantren yang dikhususkan untuk mencetak qari dan qariah. Untuk itu peneliti mengambil judul penelitian

“Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Pada Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah I Cicalengka Bandung (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al-Quran Tahun 2015)”. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu alternatif pembelajaran tilawah al-Quran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah I Cicalengka Bandung”. Dari rumusan masalah pokok tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana profil Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah?

2. Bagaimana perencanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung?

3. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung?

4. Bagaimana hasil program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum


(18)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Secara umum tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung yang berhasil mencetak para qari dan qariah terkenal.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini diantaranya:

a. mengetahui profil Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah.

b. mengetahui perencanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung.

c. menggambarkan pelaksanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung.

d. mendeskripsikan hasil program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, yakni dalam pembelajaran tilawah al-Quran yang efektif guna meningkatkan kemampuan membaca al-Quran dan dapat memberikan alternatif terhadap lembaga pendidikan yang ingin mengembangkan pembelajaran Quran terutama dalam baca tulis al-Quran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menambah wawasan akan pembelajaran al-Quran sebagai referensi pembelajaran untuk membelajarkan al-Quran kepada siswa.


(19)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam karya tulis ilmiah dan sebagai upaya dalam memahami pembelajaran tilawah al-Quran serta implementasinya dalam kehidupan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyuluruh sehingga pembaca dapat memahami tentang isi skripsi ini, peneliti menyajikan struktur organisasi skripsi dengan penjelasan secara garis besar. Peneliti menyusun sistematika penelitian skripsi ini sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, berisi pemaparan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori yang relevan dengan judul skripsi ini sebagai landasan pemikiran dalam pemecahan masalah yakni tentang pembelajaran tilawah Al-Quran.

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang merupakan hasil dari penelitian peneliti untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi, yang merupakan simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran peneliti.


(20)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Sukmadinata (2013, hlm. 287-288) merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif kegiatan dan langkah-langkahnya terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Pertama, penentuan dan pengurutan (ranking) informan. Kedua, proses triangulasi: data apa yang diperoleh dalam wawancara, observasi, dan studi dokumenter dari setiap informan. Ketiga, proses member check: pengecekan data dari seorang informan dengan data dari informan lainnya. Keempat, analisis data dan interpretasi pada setiap tahap kegiatan pengumpulan data serta interpretasi akhir.

Adapun pengertian lain dari desain penelitian menurut Nasution (2009, hlm. 23) merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain studi kasus. Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap kesatuan sistem. Kesatuan ini dapar berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. (Sukmadinata, 2013, hlm. 64)

Lebih lanjut Nasution (2009, hlm. 27) mengemukakan bahwa case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan


(21)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.

Pengumpulan data dalam studi kasus menurut Sukmadinata (2013, hlm. 64) dapat dilakukan melalui beberapa cara teknik, yaitu wawancara, observasi dan studi documenter, tetapi semuanya difokuskan kea rah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

Dalam desain ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata (2013, hlm. 60) Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menmukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif: peneliti membiarkan permasalaha-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 13) adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris.

Terkait dengan tujuan penelitian kualitatif, Sukmadinata (2013, hlm. 60) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan eksplanasi


(22)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(kejelasan) tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini, yaitu Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Kabupaten Bandung. Pondok pesantren Al-Quran Al-Falah terletak di 2 tempat, terdiri dari Pondok Pesantren Al-Falah I yang alamatnya di Jalan Kapten Sangun 6 Cicalengka Bandung 40395 Jawa Barat Indonesia dan Pondok Pesantern Al-Falah II yang alamatnya di Jalan Raya Nagreg Km.38 Pamucatan Bandung 40395 Jawa Barat Indonesia. Dari kedua lokasi tersebut, peneliti lebih memfokuskan penelitian di Pondok Pesantren Al-Falah I yang alamatnya di Jalan Kapten Sangun 6 Cicalengka, Bandung.

Adapun yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah, penanggung jawab pembelajaran tilawah al-Quran, pengajar tilawah al-Quran dan santri pondok pesantren Al-Falah I. C. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga kesamaan landasan berfikir antara peneliti yang dituangkan dalam penelitian ini dengan pembaca. 1. Program yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rancangan kegiatan

yang akan dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan dan disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini sejalan dengan pengertian program menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1104) bahwa Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha (dalam kettanegaraan, perekonomian, dsb) yang dijalankan. 2. Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala upaya

yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno (2012: v) bahwa pembelajaran dipandang sebagai upaya memengaruhi siswa agar belajar atau secara


(23)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa.

3. Tilawah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membaca al-Quran dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan Asyafah (Romli & Anwar, 2013: 18) menjelaskan bahwa tilawah berarti membacakan atau mengikuti (to follow). Dan jika dihubungkan dengan al-Quran, maka tilawah artinya membacakan ayat-ayat al-Quran, memperdengarkan ayat-ayat al-Quran,

membaca dengan mengikuti bacaannya “haqqa tilāwatiħ”, atau

menyampaikan informasi dan ilmu yang bersumber dari al-Quran.

4. Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad Saw. disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam muṣhaf (Amrullah, 2008, hlm. 1).

Berdasarkan definisi operasional di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung pada penelitian ini adalah rancangan kegiatan yang akan dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan dalam proses pembelajaran membaca al-Quran di Pondok Pesantren Al-al-Quran Al-Falah I Cicalengka Bandung. D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2013, hlm. 224). Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan diantaranya:

1. Interview (Wawancara)

Nazir (2009, hlm. 193-194) juga mendefinisikan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara


(24)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang digunakan interview guide (panduan wawancara).

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara menurut Riduwan (2006, hlm. 74), yaitu pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab dan keselarasan antara responden dan pewawancara. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai dan responden enggan untuk menjawab pertanyaan.

Sebelum melakukan wawancara menurut Sukmadinata (2013, hlm. 216-217) para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (instrument guide). Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak disusun dan digunakan pedoman wawancara yang sangat rinci kecuali untuk peneliti pemula. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara bisa dikembangkan lebih lanjut


(25)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan kondisinya. Pengembangan pertanyaan pokok menjadi

pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lebih terurai disebut “probing” atau

perluasan dan pendalaman.

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal menurut Nazir (2009, hlm. 194) yang membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain: pertama, pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal sebelumnya. Kedua, responden selalu menjawab pertanyaan. Ketiga, pewawancara selalu bertanya. Keempat, pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral. Kelima, pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan dengan interview guide.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan utuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013, hlm. 194).

Wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data tentang perencanaan, proses dan evaluasi program pembelajaran

tilāwaħ al-Qur’an, untuk digambarkan dan dideskripsikan yang

disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. 2. Observasi (Pengamatan)

Menurut Nasution yang dikutip oleh Sugiyono (2013: 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta menganai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga


(26)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angakasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Selain itu, menurut Schmuck yang dikutip oleh Craig A. Mertler (2011, hlm. 192), observasi sebagai sarana pengumpulan data kualitatif, meliputi penyaksian secara cermat dan pencatatan secara sistematis apa saja yang anda lihat dan dengar sedang berlangsung di dalam setting tertentu.

Observasi dilakukan secara partisipatif atau nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlagsung. Dalam observasi non partisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan (Sukmadinata, 2013, hlm. 220).

Menurut Nazir (2009: 175) pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut: pertama, pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. Kedua, pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. Ketiga, pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. Keempat, pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan realibilitasnya.

Seperti halnya dalam wawancara, sebelum melakukan pengamatan sebaiknya peneliti atau pengamat menyiapkan pedoman observasi. Dalam penelitian kualitatif, pedoman observasi ini hanya berupa garis-garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi. Rincian dari aspek-aspek yang diobservasi dikembangkan di lapangan dalam proses pelaksanaan observasi (Sukmadinata, 2013, hlm. 221).


(27)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data tentang proses dan hasil program pembelajaran tilāwaħ al-Qur’an, untuk digambarkan dan dideskripsikan yang disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2013, hlm. 221).

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Studi dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data tentang proses dan hasil program pembelajaran tilāwaħ al-Qur’an, untuk digambarkan dan dideskripsikan yang disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian.

E. Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2013, hlm. 244) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,


(28)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2013, hlm. 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conlusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 247).

Adapun menurut Emzir (2011, hlm. 130) reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan. Ketika pengumpulan data berproses, terdapat beberapa langkah selanjutnya dari reduksi data yakni membuat rangkuman, pengodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus,


(29)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membuat pemisahan-pemisahan, dan menulis memo (Emzir, 2011, hlm. 129-130).

Kemudian upaya yang peneliti lakukan untuk mempermudah dalam mereduksi data yakni dengan memberikan kode/pengodean pada data yang diteliti. Pengodean adalah satu proses pengklasifikasian tanggapan atau jawaban tiap kategori yang lebih bermakna. Tujuan utama coding adalah menyederhanakan penanganan banyak jawaban individual melalui pengklasifikasian mereka ke dalam satu jumlah kelompok lebih kecil, masing-masing meliputi jawaban-jawaban yang mirip dalam isi (Silalahi, 2012, hlm. 322).

Adapun pendapat lainnya menurut Sarosa (2012, hlm. 73), menyatakan bahwa coding adalah kegiatan membuat kode. Lebih jauh Richards yang dikutip oleh Sarosa (2012, hlm. 73) menyatakan bahwa kode adalah mereduksi data menjadi simbol yang mewakilinya.

Coding yang digunakan terhadap data yang diperoleh untuk teknik pengumpulan data yakni wawancara = W, observasi = O dan dokumentasi = Dok. Selanjutnya disusunlah buku kode seperti berikut:

Tabel 3.1 Identitas Informan

No. Nama

Kode Informa

n

Usia L/

P Jabatan

1. H. Rif’at Aby Ishak, M.Pd.I.

WDP.1 L Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Quran Al Falah I Cicalengka


(30)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Hj. Farrah Diba

Maulida

WDP.2 P Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Quran Al Falah I Cicalengka 3. Aan Siti Hanah,

S.Ag.

WDA P Dewan Assatidah

Putri (Dewan Guru Putri)

4. Fikry Al Afghani WRA L Rois Amm dan Pengajar

Tabel 3.2 Kode Dokumentasi

No. Jenis Dokumentasi Kode Dokumen

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dok.1 2. Kurikulum Pembelajaran Tilāwaħ

Al-Qur’an

Dok.2

3. Instrument Tes Evaluasi Dok.3 4 . Data Hasil dari Program Pembelajaran

Tilāwaħ Al-Qur`ān di Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka Bandung

Dok.4

Tabel 3.3 Kode Observasi

No. Jenis Kegiatan Kode Observasi

1. Observasi Pelaksanaan OP

2. Observasi Evaluasi OE


(31)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Data display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2013, hlm. 249), yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conlusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpilan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2013, hlm. 252).

Simpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013, hlm. 253).


(32)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah I dilaksanakan dengan 4 tahapan, yang disebut dengan tahapan belajar al-Quran. Tahapan-tahapan tersebut yakni tahajjī,

mu’allam, murattal dan mujawwad. Tahapan ini disesuaikan dengan kemampuan membaca al-Quran santri dengan placement test (tes penempatan) untuk santri baru dan hasil ujian pesantren untuk santri lama. Adapun simpulan lainnya sebagai berikut.

1. Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Kabupaten Bandung merupakan Lembaga Pendidikan Agama Islam berada di bawah badan hukum Yayasan Asysyahidiyyah. Yayasan Asysyahidiyyah didirikan atas prakarsa KH. Q. Ahmad Syahid pada tahun 1983 dengan akta tanggal 28 Maret 1983 No. 20 di Jalan Kapten Sangun No. 6 Tenjolaya Cicalengka Bandung Jawa Barat Indonesia dengan tujuan untuk menaungi beberapa lembaga pendidikan dan sosial. Pendiri Pondok Pesantren tersebut adalah anak dari pasangan KH. Muhammad Sholeh dan Hj. Rokayyah yang belajar keilmuan dalam bidang al-Quran dan keilmuan lainnya kepada beberapa kiai di pesantren.

2. Perencanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah yakni (1) menentukan kelompok pengajian santri, (2) menentukan guru, (3) menyusun jadwal pengajian, dan (4) menyusun program akhir tahunan. Selain itu, berdasarkan Standar Perencanaan Program dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 49 Tahun


(33)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal dikategorikan baik. Hal ini didasarkan pada perencanaan program yang telah dirumuskan dan ditetapkan meliputi Visi Pondok Pesantren, Misi Pondok Pesantren, Tujuan program pembelajaran tilawah al-Quran dan Rencana Kerja Pondok Pesantren Al-Falah. Tujuan program pembelajaran tilawah al-Quranpun relevan dengan hukum Islam tentang mempelajari tilawah al-Quran.

3. Pelaksanaan program pembelajaran tilawah al-Quran di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah berdasarkan Standar Pelaksanaan Program dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal dikategorikan cukup baik. Hal ini didasarkan pada beberapa aspek diantaranya, menetapkan organisasi Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah, pelaksanaan kegiatan program, bidang peserta didik, bidang kurikulum dan rencana pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan prasarana, dan bidang pendanaan. Aspek lain yang belum terlaksana yaitu menetapkan pedoman yang mengatur berbagai aspek dalam program pembelajaran tilawah al-Quran secara tertulis. Adapun untuk langkah-langkah pembelajaran tilawah al-Quran disesuaikan dengan tahapan belajar al-Quran seperti dijelaskan pada Bab IV, tetapi tahapan-tahapan tersebut menggunakan metode talaqqī.

4. Hasil program pembelajaran tilawah al-Quran ini diteliti dengan cara observasi dan studi dokumentasi, berdasarkan data pada Bab IV, hasil program tersebut telah ditunjang dengan serangkaian evaluasi yang telah ditetapkan oleh Pondok Pesantren Al-Falah yang meliputi jenis tes, waktu evaluasi, tempat evaluasi, instrumen evaluasi, dan pelaksanaan evaluasi serta dikategorikan baik. Keberhasilan program pembelajaran tilawah al-Quran ini bisa dibuktikan dengan keikutsertaan santri dan alumni dalam


(34)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perlombaan tilawah al-Quran atau MTQ (Musabaqah Tilāwaħ Al-Qur`ān) dan berhasil meraih juara baik pada tingkat Regional, Nasional dan Internasional.

B. Rekomendasi

1. Kepada Pihak Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah

Hasil penelitian ini diharapkan membantu dalam mengembangkan program pembelajaran tilawah al-Quran dalam merumuskan perencanaan program secara tertulis dan sistematis, serta merumuskan pelaksanaan dengan tata standar yang benar sehingga menghasilkan lulusan yang lebih baik untuk ke depannya.

2. Kepada Prodi IPAI

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi dalam mengembangkan program dalam peningkatan kemampuan baca al-Quran yang sudah seharusnya menjadi kompetensi wajib bagi lulusan dari Program Studi IPAI UPI. Hal yang perlu diperhatikan adalah seleksi masuk untuk menaikkan kualitas lulusan Program Studi IPAI UPI perlu dites khusus berupa wawancara tentang kompetensi dasar calon mahasiswa berkaitan dengan kompetensi baca tulis al-Quran sehingga mampu bersaing dengan lulusan PAI lainnya.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan untuk meneliti sistem pembelajaran tilawah al-Quran dengan lebih mendalam pada lembaga pendidikan lainnya.


(35)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)


(36)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

_____. (2005). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. (Departemen Agama RI, Penerj.) Bandung: Penerbit JABAL.

Ahiri, J., & Hafid, A. (2011). Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Humaniora.

Al Albani, M. N. (2007). Shahih Sunan At-Tirmidzi [3]. (E. Fr, Ed., & Fakhturazzi, Trans.) Jakarta: Pustaka Azzam.

al-Qarni, 'A. (2005). Nikmatnya Hidangan Al-Quran. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Al-Qattan, M. K. (2009). Studi Ilmu-ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa. Amedz, M. (2013, Desember 25). Buta Huruf Al-Qur'an di Indonesia Sungguh

Menyedihkan. Retrieved Januari 13, 2015, from kompasiana.com: http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/25/buta-huruf-al-quran-di-indonesia-sungguh-menyedihkan-619561.html

Amrullah, F. (2008). Ilmu Al-Qur'an untuk Pemula. Jakarta: CV Artha Rivera.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik Prosedur. (P. Latifah, Ed.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Azis, T. A. (2011). Tahsin For Beginners. Bandung: Istana Al-Qur'an UKM BAQI UPI.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hasanuddin. (1995). Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum dalam Al-Qur'an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Humam, A. (2000). Buku Iqro' Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur'an. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus 'AMM".


(37)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Imana, Y. (2008). Sudah Baik dan Benarkah Bacaan Al Qur'anku? (D. H. Hasan, Ed.) bandung: Khazanah Intelektual.

JPPN. (2013, Juli). Retrieved from JPNN.com: http://www.jpnn.com

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. (N. F. Atif, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Mukhlis, Ed.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masyhuri, & Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian - Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Reflika Aditama.

Mertler, C. A. (2011). Action Research: Mengembangkan Sekolah Memberdayakan Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MKDP, T. P. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nasional, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (4 ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nur, S. (2012). Energi Ilahi Tilawah Al-Qur'an. (M. I. Santosa, Ed.) Jakarta: Republika Penerbit.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah. (2012). Retrieved from http://www.alfalah.or.id

Putra, S. R. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: Diva Press.

Qomar, M. (2010). Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(38)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Romli, U., & Anwar, S. (2013). Konsep Tilawah Dalam Alquran. Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta'lim , 11.

Rouf, A. A. (2004). Tarbiyah Syakhsiyah Qur'aniyah (Membangun Kepribadian Qur'ani). Jakarta Timur: Markaz Al Qur'an.

Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Saleh, F. A. (2006). Sejukkan Hatimu Dengan Al-quran: Belajar Tahsin Tilawah Secara Talaqqi. Bandung: Aqwat.

Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. (A. Gunarsa, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Sofie, A. M. (2010). Belajar Mudah Membaca Al-Quran. Bandung: EL-FATH. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutikno, M. S. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Sutikno, S. (2005). Pembelajaran Efektif: Apa dan Bagaimana Mengupayakannya. Mataram: NTP Press.

Umar, N. (2008). Ulumul Qur'an: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi Al-Quran. Jakarta: Al-Ghazali Center.


(39)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Undang-Undang Guru dan Dosen. (2012). Bandung: Fokusindo Mandiri.

Unisba. (2012). Panduan Praktis Membaca Al-Quran untuk Pemula. Bandung: LSI Unisba.

Uno, H. B. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yahya, M. W. (2012). Bil Hikmah (Metode Terpadu): Cepat Membaca Al-Qur'an. Bandung: Fakultas Dakwah Unisba.


(1)

79

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perlombaan tilawah al-Quran atau MTQ (Musabaqah Tilāwaħ Al-Qur`ān) dan berhasil meraih juara baik pada tingkat Regional, Nasional dan Internasional.

B. Rekomendasi

1. Kepada Pihak Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah

Hasil penelitian ini diharapkan membantu dalam mengembangkan program pembelajaran tilawah al-Quran dalam merumuskan perencanaan program secara tertulis dan sistematis, serta merumuskan pelaksanaan dengan tata standar yang benar sehingga menghasilkan lulusan yang lebih baik untuk ke depannya.

2. Kepada Prodi IPAI

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi dalam mengembangkan program dalam peningkatan kemampuan baca al-Quran yang sudah seharusnya menjadi kompetensi wajib bagi lulusan dari Program Studi IPAI UPI. Hal yang perlu diperhatikan adalah seleksi masuk untuk menaikkan kualitas lulusan Program Studi IPAI UPI perlu dites khusus berupa wawancara tentang kompetensi dasar calon mahasiswa berkaitan dengan kompetensi baca tulis al-Quran sehingga mampu bersaing dengan lulusan PAI lainnya.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan untuk meneliti sistem pembelajaran tilawah al-Quran dengan lebih mendalam pada lembaga pendidikan lainnya.


(2)

80

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)


(3)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2005). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. (Departemen Agama RI, Penerj.) Bandung: Penerbit JABAL.

Ahiri, J., & Hafid, A. (2011). Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Humaniora.

Al Albani, M. N. (2007). Shahih Sunan At-Tirmidzi [3]. (E. Fr, Ed., & Fakhturazzi, Trans.) Jakarta: Pustaka Azzam.

al-Qarni, 'A. (2005). Nikmatnya Hidangan Al-Quran. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Al-Qattan, M. K. (2009). Studi Ilmu-ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa. Amedz, M. (2013, Desember 25). Buta Huruf Al-Qur'an di Indonesia Sungguh

Menyedihkan. Retrieved Januari 13, 2015, from kompasiana.com: http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/25/buta-huruf-al-quran-di-indonesia-sungguh-menyedihkan-619561.html

Amrullah, F. (2008). Ilmu Al-Qur'an untuk Pemula. Jakarta: CV Artha Rivera.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik Prosedur. (P. Latifah, Ed.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Azis, T. A. (2011). Tahsin For Beginners. Bandung: Istana Al-Qur'an UKM BAQI UPI.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hasanuddin. (1995). Perbedaan Qira'at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum

dalam Al-Qur'an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Humam, A. (2000). Buku Iqro' Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur'an. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus 'AMM".


(4)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Imana, Y. (2008). Sudah Baik dan Benarkah Bacaan Al Qur'anku? (D. H. Hasan, Ed.) bandung: Khazanah Intelektual.

JPPN. (2013, Juli). Retrieved from JPNN.com: http://www.jpnn.com

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. (N. F. Atif, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. (Mukhlis, Ed.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masyhuri, & Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian - Pendekatan Praktis dan

Aplikatif. Bandung: PT Reflika Aditama.

Mertler, C. A. (2011). Action Research: Mengembangkan Sekolah Memberdayakan

Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MKDP, T. P. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nasional, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (4 ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nur, S. (2012). Energi Ilahi Tilawah Al-Qur'an. (M. I. Santosa, Ed.) Jakarta: Republika Penerbit.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah. (2012). Retrieved from http://www.alfalah.or.id

Putra, S. R. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: Diva Press.

Qomar, M. (2010). Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi


(5)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Romli, U., & Anwar, S. (2013). Konsep Tilawah Dalam Alquran. Jurnal Pendidikan

Agama Islam - Ta'lim , 11.

Rouf, A. A. (2004). Tarbiyah Syakhsiyah Qur'aniyah (Membangun Kepribadian

Qur'ani). Jakarta Timur: Markaz Al Qur'an.

Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Saleh, F. A. (2006). Sejukkan Hatimu Dengan Al-quran: Belajar Tahsin Tilawah

Secara Talaqqi. Bandung: Aqwat.

Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. (A. Gunarsa, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Sofie, A. M. (2010). Belajar Mudah Membaca Al-Quran. Bandung: EL-FATH. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutikno, M. S. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Sutikno, S. (2005). Pembelajaran Efektif: Apa dan Bagaimana Mengupayakannya. Mataram: NTP Press.

Umar, N. (2008). Ulumul Qur'an: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi


(6)

Rofik Nursahid, 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN TILAWAH AL-QURAN PADA PONDOK PESANTREN AL-QURAN AL FALAH I CICALENGKA BANDUNG : (Studi Deskriptif tentang Program Pembelajaran Tilawah Al Quran Tahun 2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Undang-Undang Guru dan Dosen. (2012). Bandung: Fokusindo Mandiri.

Unisba. (2012). Panduan Praktis Membaca Al-Quran untuk Pemula. Bandung: LSI Unisba.

Uno, H. B. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yahya, M. W. (2012). Bil Hikmah (Metode Terpadu): Cepat Membaca Al-Qur'an. Bandung: Fakultas Dakwah Unisba.