Kontekstual yang terintegrasi dengan website pada siswa kelas xi ia sma negeri 5 Madiun tahun ajaran 2012/2013 Jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI
DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA
SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Artikel Jurnal

Oleh:
ANDISTA CANDRA YUSRO
S8312020009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI
DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA
SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Andista Candra Yusro1, Suparmi2, Widha Sunarno3
1

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
andista23@gmail.com

2

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta, 57126, Indonesia
suparmi@yahoo.com

3

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia

Abstrak
Pembelajaran fisika di sekolah khususnya pada materi termodinamika disekolah belum
diotimalkan dengan mengaitkan teori yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan
perkembangan teknologi. Pemanfaatan sarana internet disekolah belum dioptimalkan dalam kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bentuk pengembangan modul pembelajaran
berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan dikemukakan
Thiagarajan yang diadaptasi Muslimin (2005). Data hasil belajar merupakan data hasil nilai pretest
dan posttest yang dianalisis dengan statistik parameterik dengan SPSS 18. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata untuk pengembangan seluruh produk berada dalam
kategori sangat baik. Produk yang dihasilkan bersifat valid dan praktis untuk digunakan siswa dalam
proses belajar. Penggunaan modul pembelajaran fisika hasil pengembangan memberi peningkatan

hasil belajar siswa secara signifikan yaitu terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest.
Kata kunci: modul pembelajaran, kontekstual, terintegrasi website, termodinamika, hasil
belajar

mampu bersaing dalam dunia kerja, baik
secara regional maupun global. Fisika
merupakan salah satu bentuk ilmu
Pendidikan di Indonesia dewasa ini
pengetahuan alam yang dapat dipandang
mengarah pada dua bentuk profil lulusan
sebagai disiplin kerja (Brotosiswoyo,
sesuai
dengan
tuntutan
hidup
2001).
masyarakatnya
yaitu
lulusan
yang

Kemajuan teknologi memberikan
vokasional
dan
lulusan
dengan
pengaruh yang signifikan dalam kehidupan
kemampuan pola pikir. Kedua profil
masyarakat Indonesia. Perubahan pola
tersebut bermuara pada suatu tujuan yang
commit topikir
userdan gaya hidup merupakan pengaruh
sama untuk membekali para lulusan yang
Pendahuluan

2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


dalam mewujudkan pembelajaran yang
dari perkembangan teknologi. Fakta,
berkualitas. Penerapan modul dapat
banyak
dijumpai
penggunaan
alat
menyediakan kegiatan pembelajaran lebih
teknologi dalam melakukan berbagai
terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan
aktivitas. Perubahan yang cepat dan pesat
dengan hasil (output) yang jelas. Modul
membuat Indonesia dikenal sebagai negara
dapat memfasilitasi peserta didik lebih
yang memiliki Sumber Daya Manusia
tertarik dalam belajar, peserta didik
(SDM) yang rendah. Dalam laporan The
otomatis
belajar
bertolak

dari
Global Competitiveness Index 2012-2013,
prerequisites, dan dapat meningkat kan
daya saing Indonesia menempati posisi
hasil belajar (Depdiknas, 2008a).
ke-50 dari 144 negara di dunia. Demikian
Bersasarkan
hasil
wawancara
juga data yang diterbitkan oleh United
dengan guru fisika, kepala sekolah dan
Nations Development Programs (UNDP)
siswa-siswi SMA Negeri 5 Madiun
2013 tentang Indeks Pencapaian Teknologi
didapati bahwa; 1) siswa belum memiliki
dan Indeks Pembangunan Manusia,
Indonesia menempati urutan 121 dari 185
sumber belajar lain selain buku pelajaran
yang dianjurkan oleh guru; 2) guru tidak
negara.

memiliki bahan ajar yang mereka buat
Pengemasan bahan ajar fisika dan
sendiri dalam bentuk modul; 3)
implementasinya hendaknya diorientasikan
pemanfaatan jaringan internet dirasa belum
pada penyediaan peluang kepada siswa
makasimal
dalam kegiatan belajar
dalam pencapaian pemahaman dan hasil
mengajar; 4) kepala sekolah mendukung
belajar siswa SMA. Pengemasan bahan
adanya pengembangan bahan ajar dalam
ajar fisika selama ini masih bersifat linier,
bentuk modul yang teritegrasi dengan
yaitu: bahan ajar yang hanya menyajikan
jaringan internet sebagai alternatif sumber
konsep dan prinsip, contoh-contoh soal dan
belajar bagi peserta didik. Hasil UN
pemecahannya, dan soal-soal latihan.
berdasarkan daftar kolektif ujian nasional

Kemasan buku ajar fisika yang digunakan
yang dikeluarkan Dinas Pendidikan
sebagai pegangan siswa maupun guru
Propinsi Jawa Timur untuk siswa progam
belum dikemas secara komprehensip yang
studi IPA di SMAN 5 Madiun untuk nilai
berisikan
sajian
masalah
real,
terendah fisika 3,25 dan tertinggi 10,0
miskonsepsi, konsep-konsep esensial,
dengan standar deviasi 0,98.
contoh konseptual dan kontekstual.
Sebagai upaya mengatasi permasalah
Angket
kebutuhan
siswa
terkait dengan kemasan buku ajar fisika
diberikan kepada 30 siswa, dari 30

yang belum dikemas secara komprehensip
siswa hanya 2 siswa yang memiliki
tersebut perlu dilakukan pengembangan
sumber
belajar
lain
materi
bahan ajar yang lain.
termodinamika, dan hanya terdapat 5
Pengembangan modul sebagai bahan
siswa yang mencoba mencari sumber
ajar dan sumber belajar dapat dijadikan
belajar lain selain yang diberikan oleh
salah satu refrensi belajar bagi siswa yang
guru. Dari 30 siswa, 28 diantaranya
dapat menunjang proses belajar mengajar.
mengalami
kesulitan
ketika
Pengembangan bahan ajar lain berbentuk

mempelajarai termodinamika.
modul menjadi salah satu alternatif
Keterbatasan
modul
dalam
mengatasi permasalahan terkait dengan
menampung info-info terbaru perlu
kemasan buku ajar fisika, hal ini juga
disiasati dengan cara diberi tambahan
bertujuan untuk menunjang diterapkannya
berupa alamat situs/web yang dapat
kurikulum tingkat satuan pendidikan
diakses peserta didik guna mendapatkan
berbasis kompetensi disekolah. Pendekatan
pemahaman atau info yang lebih lanjut.
kompetensi mempersyaratkan penggunaan
Dengan diberikannya alamat situs/web
modul dalam pelaksanaan pembelajarancommit todalam
user modul, peserta didik dapat meninjau
nya. Modul dapat membantu sekolah


3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(reflektion),
penilaian
sebenarnya
secara
langsung
sumber
ilmu,
(authentic assesmen).
Artinya selain
pemanfaatan, dan pengembangannya.
bekerja secara mandiri dalam upaya
Pembelajaran dengan pendekatan
menggali pengetahuan mereka, siswa juga
kontekstual intinya adalah pembelajaran
dituntut bekerja secara kolaboratif.
yang memberikan pemahaman tentang
Modul
pembelajaran
fisika
konsep pelajaran, yang disertai dengan
berbasis kontekstual yang terintegrasi
aplikasi konsep tersebut dalam dunia nyata
dengan website ini membantu siswa untuk
dan memotivasi siswa membuat hubungan
menemukan
konsep
fisika
yang
antara pengetahuan dan penerapannya
terkonstruksi serta terlatihkan pada diri
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
siswa. Pemahaman yang lebih mendalam
Sehingga, siswa tidak lagi melihat
dan bermakna dapat tercapai melalui
pelajaran sebagai sesuatu yang abstrak dan
kegiatan secara langsung dan diperolehnya
tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi
data percobaan yang mengarah pada
belajar dapat member motivasi secara terus
kebenaran konsep. Pemahaman yang lebih
menerus dari waktu ke waktu (Sanjaya,
bertahan lama terhadap topik yang sedang
2006).
dipelajari pun sangat diharapkan dalam
Suherman (2003: 3) menyatakan
prosenya. Akhirnya hasil belajar siswa
pembelajaran
dengan
pendekatan
kontekstual adalah pembelajaran yang
dapat meningkat.
mengambil (menstimulasikan, menceritaTujuan yang ingin dicapai dalam
kan berdialog, atau tanya jawab) kejadian
penelitian
ini
adalah
untuk:
(1)
pada dunia nyata kehidupan sehari-hari
mendapatkan
bentuk
pengembangan
yang dialami siswa kemudian diangkat
modul pembelajaran fisika berbasis
kedalam konsep yang dibahas. Johnson
kontekstual yang terintegrasi dengan
(2002:25) menjelaskan pengertian CTL
website yang valid, praktis, dan efektif
adalah suatu proses pendidikan yang
untuk
digunakan
dalam
proses
bertujuan membantu pembelajar melihat
pembelajaran; (2) mengetahui peningkatan
makna dalam bahan pelajaran yang mereka
hasil belajar siswa setelah mengikuti
pelajari dengan cara menghubungkannya
proses pembelajaran dengan modul
dengan konteks kehidupan sehari-hari,
pembelajaran fisika berbasis kontekstual
yaitu
dengan
konteks
lingkungan
yang terintegrasi dengan website hasil
pribadinya, sosialnya, budayanya. Untuk
pengembangan.
mencapai tujuan tersebut sistem CTL akan
menuntun
siswa
melalui
delapan
Metode Penelitian
komponen utama CTL, yakni: 1) Making
meaningful
connections, 2)
Doing
Penelitian dilaksanakan di SMAN 5
significant work, 3) Self-regulated
Madiun. Waktu penelitian september 2012
Learning, 4) Collaborating, 5) Critical and
sampai dengan juni 2013. Penelitian
creative thingking, 6) Nurturing the
merupakan penelitian pengembangan
individual,
7)
Reaching
authentic
(Research and Development/R&D). Model
assessmen.
pengembangan adalah model 4-D (four-D)
Metode dalam pembelajaran fisika
yang dikemukakan oleh Thiagarajan
dengan modul pembelajaran berbasis
diadaptasi oleh Muslimin (2005). Adapun
kontekstual teritegrasi dengan website ini
Langkah-langkah pengembangan modul
adalah dengan menggunakan sintaks
fisika
berbasis
kontekstual
yang
pembelajran
kontekstual
yaitu
terintegrasi dengan website dijelaskan
konstruktifisme (contructivism), inkuiri
sebagai berikut:
(inquiry),
bertanya
(questioning),
1. Define (Studi Pendahuluan)
masyarakat belajar (learning comunity),
commit to userTahap define (pendahuluan) diawali
pemodelan
(modeling),
refleksi
dengan mengidentifikasi permasalahan

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

modul diperoleh dengan mengubah data
pada penyelenggaraan pembelajaran pada
berupa angka menjadi data kualitatif,
kelas XI SMAN 5 Madiun.
melalui
perhitungan
Rating
Scale
2. Design (Penyusunan)
Sugiyono (2012).
Desain produk yang dimaksudkan
Data kemampuan berpikir kritis
adalah pengembangan modul pembelajar
berupa hasil pretest dan posttest dianalisis
fisika berbasis kontekstual yang teriegrasi
melalui uji normalitas dan homogenitas
dengan website. Modul pembelajaran
dalam
pengembangannya
memuat
menggunakan PASW Statistic 18. Data
pengalaman
belajar,
tujuan,
teori
yang tidak homogen dan tidak normal,
pendukung, website penunjang yang
dilakukan uji non parametrik yaitu uji
berkaitan dengan topik yang dibahas, tugas
untuk
dua
sampel
berhubungan
dan pertanyaan, serta kesimpulan. Tahapan
menggunakan Uji Wilcoxon.
design diawali dengan pengembangan
Peningkatan kemampuan berpikir
silabus,
Rencana
Pelakasanaan
kritis siswa dianalisis menggunakan data
Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran,
gain dan gain ternormalisasi. Perhitungan
lembar penilaian kognitif, dan afektif serta
gain ternormalisasi menurut Meltzer
kisi-kisi soal pretest-posttest berupa soal
(2002) diperoleh dengan persamaan:
pilihan ganda beserta kunci jawabannya.
Selanjutnya dilakukan validasi dosen, guru
Gain =

(1)
fisika SMA, dan peer review. Setelah
dilakukan validasi selanjutnya dilakukan
=
(2)
revisi I dan diperoleh draf II.
3. Develop (Tahap Pengembangan)
dengan
adalah gain yang dinormalisasi
Tahap pengembangan merupakan
(Ngain),
adalah skor maksimum dari
tahapan mengembangkan modul fisika
tes awal dan tes akhir,
adalah skor
berbasis kontekstual yang terintegrasi
tes akhir, sedangkan
adalah skor tes
dengan website. Draf II berupa modul
awal.
Berdasarkan
Meltzer
(2002) Indeks
pembelajaran fisika berbasis kontekstual
Ngain dapat diklasifikasikan sebagai
yang
terintegrasi
dengan
website
berikut; 1)
0,7 maka Ngain yang
diujicobakan kecil kepada 10 orang siswa,
dihasilkan
termasuk
kategori tinggi 2) 0,3
jika terdapat revisi maka dilakukan revisi

= 0,05. Hasil
signifikansi tersebut diketahui bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran fisika
berbasis kontekstual yang terintegrasi
dengan website hasil pengembangan.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada
penelitian ini ditinjau dari peningkatan
antara nilai pretest dan posttest. Kemudian
diusunlah deskripsi data gain dan Ngain

sedangkan nilai maksimum yang dicapai
siswa sebesar 83.
Tabel 5.Hasil Analisis Prestasi Belajar
Siswa
Yang diuji

Jenis Uji

Normalitas

Kolmogor
ov-Sminov
Lavene s
test
Independe
nt sampel
T test

Homogenita
s
Nilai pretest
dan posttest

Sig
Pretest=0,200
Posttest=0,168

Keputusan
H0 diterima

Sig = 0,084

H0 diterima

thitung =7,22
Sig = 0,000

H0 ditolak

Tabel 5 menunjukkan hasil analisis
prestasi belajar siswa, melalui data kognitif
berdasarkan nilai pretest dan posttest
pretest dan posttest setelah melaksanakan
setelah dilakukan pembelajaran fisika
pembelajaran
menggunakan
modul
berbasis kontekstual yang teritegrasi
pada
materi
termodinamika
dengan website hasil pengembangan.
menggunakan modul pembelajaran
Analisis data menggunakan analisis data
fisika berbasis kontekstual dang
statistik SPSS Versi 18. Hasil mengenai uji
terintergrasi dengan website.
normalitas data data hasil belajar kognitif
Tabel 5. Hasil data Gain dan Ngain
siswa dengan menggunakan KolmogorovSminova diperoleh nilai signifikansi pretest
Mini Maxim
Std.
Jenis data
N
Mean
dan posttest diterima dari 0,05 yaitu
mum
um
Deviation
masing-masing sebesar 0,200 dan 0,168
Gain
30
0
36,67 15,33
9,452
maka H0 diterima. Kesimpulan hasil
analisis mengenai data pretest dan posttest
N-gain
30
0
0,67 0,319
0,166
dapat dinyatakan bahwa sebaran data
tersebut terdistribusi normal. Hasil
Tabel 5. menunjukkan data gain dan
selanjutnya mengenai uji homogenitas data
gain ternormalisasi (Ngain) dari 36 siswa,
pretest dan posttest dengan signifikansi
data gain dan Ngain digunakan untuk
diperoleh 0,084 lebih besar dari
=0,05
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dengan demikian tidak ada alasan yang
sesudah
pembelajaran
dengan
kuat untuk menolak H0. Hasil analisis
menggunakan modul berbasis kontekstual
dapat disimpulkan bahwa varian datanya
yang terintegrasi dengan website. Dari data
homogen.
tabel 4.10 diketahui bahwa nilai gain
Uji noramlitas dan homogenitas
minimum sebesar 0 dan nilai gain
yang telah dilakukan merupakan uji
maksimum sebesar 36,67. Skor minimum
prasyarat
yang
digunakan
untuk
menunjukkan bahwa masih ada siswa yang
menentukan tekhnik analisis selanjutnya
tidak memperoleh peningkatan skor. Pada
apakah menggunakan statistik parametrik
data gain ternormalisasi diketahui bahwa
maupun non parametrik. Kesimpulan dari
skor minimum (Ngain) sebesar 0 dengan
uji prsayarat analisis yang telah dilakukan
kategori rendah, dan skor maksimum
adalah sebaaran data terdistribusi noramal
(Ngain) sebesar 0,67 kategori sedang,
dan variannya homogen, maka analisis
sedangkan rata-rata skor (Ngain) sebesar
selanjutnya yang dilakukan adalah analisis
0,319 kategori sedang. Hasil dari deskripsi
parametrik menggunakan
Independent
gain ternormalisasi (Ngain) dapat diketahui
sampel T test. Data hasil uji perbedaan
bahwa terdapat peningkatan prestasi
pretest dan posttest diperoleh sihnifikansi
belajar siswa yang mencapai kategori
0,000. Berdasarkan kriteria pengujian
sedang sedangkan secara keseluruhan
bahwa signifikansi 0,000 < = 0,05 yaitu
dalam kategori sedang.
commit topeningkatan
user
H0 ditolak. Penerimaan terhadap H0

7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen
Direktorat Pembinaan SMA.

Tabel 6.Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Gain
Nilai Interval
Frekuensi
Frekuensi
(%)
0 5
4
13
6 11
5
17
12 17
10
33
18 23
9
30
30 35
2
6,7
36 41
1
3,3
Jumlah
30
100

Johnson, Elaine B. 2010. CTL Contextual
Teaching
and
Learning
Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar
Mengasyikan
dan
Bermakna :Bandung, Kaifa
Meltzer,

Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Memperbanyak
contoh-contoh
kontekstual dalam kehiduapn sehari-hari
membuat peserta didik sadar apa yang
selama ini mereka pelajari tentang fisika
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran
yang
memberikan
pengalaman langsung terhadap dunia nyata
sehingga dapat memotivasi siswa. Modul
pembelajaran efektif dalam menjelaskan
hal-hal yang kurang jelas sesuai dengan
kakteristik modul. Pengintegrasian modul
dengan website dinilai optimal dalam
mengatasi keterbatasan buku teks yang
tidak bisa memvisualisasikan teks
Rekomendasi
Masalah yang dikemukakan dalam
modul terkait hubungannnya dengan
pembelajaran kontekstual belum optimal,
hanya mampu mengungkap contoh-contoh
kontekstual dan mengaitkan fenomenafenomena dalam kehidupan sehari-hari
dengan pokok bahasan termodinamika.
Pengintegrasian belum optimal karena

David. 2002. The Relationship
Between Mathematics Preparation
and Conceptual Learning Gain in
Physics: A Possible Hidden
Variable in Diagnosic Pretest
Scores. American Journal Physics.
70 (2), 1259-1267.

Min JOU, Chien-Pen dan Yu-Shiang. 2010.
Creating Interactive Web-Based
Environments to Scaffold Creative
Reasoning
and
Meaningful
Learning: From Physics to
Products. TOJET: The Turkish
Online Journal of Educational
Technology
October 2010,
volume 9 Issue 4, hlm 49-57
Muslimin

Ibrahim. 2005. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Menurut
Jerold E. Kemp & Thiagaradjan.
Surabaya: Unipres Universitas
Negeri Surabaya.

Nancy Hubing, dkk. 2002. Interactive Learning
Tools:
Animating
Statics.
Proceedings of the 2002 American
Society for Engineering Education
Annual Conference & Exposition,
American Society for Engineering
Education

tidak dapat diukur sejauh mana siswa
mengunjungi website yang disarankan.

Noah D. Finkelstein. 2001. Context in the
Context of Physics and Learning.
Int. J. Engng Ed. Vol. 20, No. 4,
hlm. 11-21

Daftar Pustaka
Rai Sujanem. 2012. Pengembangan Modul
Fisika
Kontekstual
Interaktif
Berbasis
WEB
Untuk
Meningkatkan Pemahaman konsep
Dan Hasil Belajar. Jurnal Nasional
Pendidikan Teknik Informatika
(JANAPATI) Volume 1, Nomor 2,
commit to user
Juli 2012

Brotosiswoyo,
B.
2001.
Hakikat
Pembelajaran Fisika di Perguruan
Tinggi ,
dalam
Hakikat
Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Kimia di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI UT.

8

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Razia. 2007. Effective Use of Textbooks: A
Neglected Aspect of Education in
Pakistan. Journal of Education for
International Development 3:1
Rozier

&

high
schools.
International
Education Journal. 7(1). 36-50
Yvonne Wærn et al. 2000. Learning contexts
Doesmultimedia affect physics
learning?. Published in the
Proceedings of the Hawai'i
International
Conference
On
System Sciences, January4-7,
2000, Maui, Hawaii.

L.Vienno. (1991). Students'
reasoning in thermodynamics.
Tijdschrift voor Didactiek der Bwetenschappen 8 (1990) nr.1, hal
1-11

Sang Putu. 2010. Pengembangan Modul Fisika
Kontekstual untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas X Semester 2 di SMK
Negeri 3 Singaraja. Jurnal
Nasional
Pendidikan
Teknik
Informatika (JANAPATI) Volume
1Nomor 1 Tahun 2010, Hal 1-24.
Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran:
Teori Dan Praktik Pengembangan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP).
Jakarta:
Prenada Media Group
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika
Kontemporer.
Bandung:
Universitas

Pendidikan Indonesia.
Tarek dan Omkar. 2007. Virtual Assembly
A Web-Based Student Learning
Tool
for
Thermodynamics
Concepts Related to Multistaging
in Compressors and Turbines.
Coimbra, Portugal: International
Conference
on
Engineering
Education ICEE 2007

Wasis.

2006. Contextual Teaching And
Learning
(CTL)
Dalam
Pembelajaran Sains-Fisika SMP.
Jurnal Cakrawala Pendidikan,
Februari 2006, Th. XXV, No. 1
Wan, N., & Nguyen, V. T. 2006. Investigating
the integrati on of everyday
phenomena and practical work in
physics teaching in Vietnamese
commit to

9

user

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5