Pengaruh Desain Kemasan pada Pembelian Impuls (Studi pada: Mahasiswa Sebagai Konsumen Kinder Joy di Universitas Kristen Maranatha).

(1)

ix

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Packaging design is interesting to study because unique packaging design can encourage consumer purchases and increase sales for the company. This study aims to examine and analyze the effect of packaging design on impulse purchases. These results indicate that there are significant packaging design on impulse purchases. It is expected that this study is able to provide input for the company in terms of creating a unique product packaging design that can create impulse purchases that can increase sales for the company.

Keywords: consumer behavior and consumer purchasing decisions, impulsive purchasing, packaging design,


(2)

x

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Desain kemasan menarik untuk diteliti karena desain kemasan yang unik dapat mendorong terjadinya pembelian konsumen dan meningkatkan penjualan bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan bagi perusahan dalam hal menciptakan desain kemasan produk yang unik sehingga dapat menciptakan pembelian impulsif yang dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan.

Kata Kunci: perilaku konsumen dan keputusan pembelian konsumen, pembelian impulsif, desain kemasan,


(3)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER……… i

HALAMAN PENGESAHAN………...………… ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….……… iii

SURAT PERNYATAAN LAPORAN PENELITIAN……….……… iv

KATA PENGANTAR………... v

ABSTRACT………...……… ix

ABSTRAK……….…… x

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR LAMPIRAN……….xvi

DAFTAR GAMBAR……….………....xvii

DAFTAR TABEL……….. xviii

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2Identifikasi Masalah………. 12

1.3Tujuan Penelitian………... 12

1.4Kontribusi Penelitian………... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS….. 14

2.1 Pemasaran………... 14

2.2 Bauran Pemasaran……… 14

2.3 Produk………..… 16


(4)

xii

Universitas Kristen Maranatha

2.5 Desain Grafis………... 28

2.5.1 Nama Merek……….… 28

2.5.2 Warna……… 31

2.5.3 Tipografi……….…..… 36

2.5.4 Gambar………... 37

2.6 Struktur Desain……….……... 38

2.6.1 Bentuk………... 38

2.6.2 Ukuran……….. 40

2.6.3 Bahan……… 40

2.7 Informasi Produk……….…… 41

2.8 Perilaku Konsumen………. 41

2.9 Perilaku Pembelian………... 42

2.10 Pembelian Impuls……….. 45

2.10.1 Tipe Pembelian Impuls………... 56

2.10.2 Perspektif Dalam Pembelian Impuls……….. 58

2.10.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impuls……….…… 59

2.11 Rerangka Teoritis……….…. 65

2.12 Kerangka Pemikiran………..… 66

2.13 Pengembangan Hipotesis……….. 67

2.14 Model Penelitian……… 67

2.15 Riset Empiris………. 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 80

3.1 Jenis Penelitian……… 80


(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

3.3 Metode Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel……….… 82

3.4 Definisi Operasional Variabel (DOV)……….… 86

3.5 Metode Pengumpulan Data………..… 92

3.6 Uji Validitas dan Hasil Pengujian Validitas……… 94

3.7 Uji Reliabilitas dan Hasil Pengujian Reliabilitas……….…... 98

3.8 Uji Normalitas dan Hasil Pengujian Normalitas………. 100

3.9 Uji Heterokedastisitas dan Hasil Pengujian Heterokedastisitas……..… 102

3.10 Metode Analisis Data……… 103

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..… 105

4.1 Profil Responden……….. 105

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 105

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….…… 106

4.1.3 Karakteristik Responden Kriteria Pembelian……….…….. 108

4.2 Data Tabulasi……….……. 109

4.2.1 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 1………... 109

4.2.2 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 2………...…… 110

4.2.3 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 3………..… 111

4.2.4 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 4………..…. 112

4.2.5 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 5………...… 113

4.2.6 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 6……….. 114

4.2.7 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 7……….. 115

4.2.8 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 8……….. 117

4.2.9 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 9……….. 117


(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

4.2.11 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 11……….. 120

4.2.12 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 12……….. 121

4.2.13 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 13………122

4.2.14 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 14………...… 123

4.2.15 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 15……….. 124

4.2.16 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 16……….. 125

4.2.17 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 17………..… 126

4.2.18 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 18………..… 127

4.2.19 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 19………..… 128

4.2.20 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 20………..… 129

4.2.21 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 21……….. 130

4.2.22 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 22………... 131

4.2.23 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 23……….. 132

4.2.24 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 24……….. 133

4.2.25 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 25……….. 134

4.2.26 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 26……….. 135

4.2.27 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 27……….. 136

4.2.28 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 28……….. 137

4.2.29 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 29……….. 138

4.2.30 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 30……….. 139

4.2.31 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 31………... 140

4.2.32 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 32……….. 141

4.2.33 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 33……….. 142


(7)

xv

Universitas Kristen Maranatha

4.2.35 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 35……….. 145

4.2.36 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 36……….. 146

4.2.37 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 37……….. 147

4.2.38 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 38………... 148

4.2.39 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 39……….. 149

4.2.40 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 40………... 150

4.2.41 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 41……….. 151

4.2.42 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 42……….. 152

4.2.43 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 43………... 153

4.2.44 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 44……….. 154

4.2.45 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 45……….. 155

4.3 Hasil Penelitian……… 157

4.3.1 Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Desain Kemasan Pada Pembelian Impulsif………. 157

4.3.2 Ringkasan Hasil Penelitian……….. 162

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 163

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………. 167

5.1 Simpulan……….. 167

5.2 Implikasi Manajerial……….. 167

5.3 Keterbatasan Penelitian……… 168

5.4 Saran……… 168


(8)

xvi

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN I

LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V LAMPIRAN VI LAMPIRAN VII LAMPIRAN VIII


(9)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rerangka Teoritis……….… 66

Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran………. 67

Gambar 2.3 Model Penelitian……….………….. 68


(10)

xviii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi Merek Bagi Konsumen………...……... 31

Tabel 2.2 Riset Empiris………….……….……... 69

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel (DOV)…..……….……... 87

Tabel 3.2 Skala Likert……….………. 95

Tabel 3.3 KMO dan Barlett’s Test………. 97

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas……….. 97

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas……….. 100

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Normalitas………..……….…... 102

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Heterokedastisitas……… ……... 104

Tabel 4.1 Jenis Kelamin……… 106

Tabel 4.2 Usia……… ……... 108

Tabel 4.3 Kriteria……….. 109

Tabel 4.4 Frekuensi Pertanyaan Nomor 1………. 110

Tabel 4.5 Frekuensi Pertanyaan Nomor 2……….. ……... 111

Tabel 4.6 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 3……… 112

Tabel 4.7 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 4……….….. 113

Tabel 4.8 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 5………...… 114

Tabel 4.9 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 6……….….. 115

Tabel 4.10 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 7……….. 116

Tabel 4.11 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 8………. 118

Tabel 4.12 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 9……….. 118


(11)

xix

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.14 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 11………... 121

Tabel 4.15 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 12……… 122

Tabel 4.16 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 13…… ………123

Tabel 4.17 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 14……..………...…... 124

Tabel 4.18 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 15……….... 125

Tabel 4.19 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 16……… 126

Tabel 4.20 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 17………..…. 127

Tabel 4.21 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 18………...… 128

Tabel 4.22 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 19………..… 129

Tabel 4.23 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 20………..… 130

Tabel 4.24 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 21……….. 131

Tabel 4.25 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 22………... 132

Tabel 4.26 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 23……….. 133

Tabel 4.27 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 24……….. 134

Tabel 4.28 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 25…….……….. 135

Tabel 4.29 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 26……….. 136

Tabel 4.30 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 27……….. 137

Tabel 4.31 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 28……….. 138

Tabel 4.32 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 29……….. 139

Tabel 4.33 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 30……….. 140

Tabel 4.34 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 31……….. 141

Tabel 4.35 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 32………142

Tabel 4.36 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 33………... 143


(12)

xx

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.38 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 35……… 146

Tabel 4.39 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 36……… 147

Tabel 4.40 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 37……… 148

Tabel 4.41 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 38………... 149

Tabel 4.42 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 39……… 150

Tabel 4.43 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 40……… 151

Tabel 4.44 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 41………... 152

Tabel 4.45 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 42………... 153

Tabel 4.46 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 43………... 154

Tabel 4.47 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 44……….... 155

Tabel 4.48 Frekuensi Pertanyaan Kuesioner Nomor 45……… 156

Tabel 4.49 Coefficient………….……….. 159

Tabel 4.50 Anova……….. 161

Tabel 4.51 Hasil Uji Hipotesis……….. 162

Tabel 4.52 Model Summary………. 163


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan menjadi satu kata yang banyak di dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mendengar kata persaingan maka tidak lepas dari keadaan kompetisi antar perusahaan. Menurut Carrie (1999), pada tahun 1960 dan 1970-an, persaingan adalah antar perusahaan. Menurut Clark (1954, 1961) dan Alderson (1957, 1965), persaingan adalah dinamis, inisiasi dan defensif, serta melibatkan perjuangan untuk keuntungan.

Persaingan yang wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing. Namun, persaingan yang tidak sehat berdampak buruk bagi kedua belah pihak. Menurut Djajendra (2012), persaingan dan kompetisi tidak sehat selalu menyebabkan tekanan, dan mengundang risiko ke dalam perusahaan. Dengan demikian, persaingan sehat perlu menjadi pertimbangan bagi pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dalam persaingan sehat, Wong & Saunders (1996) menjelaskan bahwa perusahaan perlu mengidentifikasi, mengumpulkan, mengatur dan menggunakan sumber informasi yang relevan dengan merancang sistem intelijen kompetitif. Persaingan yang sehat dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pesaing dengan berbagai cara yang sehat. Berdasarkan The Economist Intelligence Unit (1993), cara-cara yang dilakukan perusahaan


(14)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha agar dapat mengidentifikasi pesaing saat ini dan pesaing baru antara lain: asosiasi perdagangan, pameran industri, dan publikasi industri.

Selanjutnya, perusahaan membutuhkan strategi bersaing ketika menghadapi pesaing. Hal ini didukung oleh Wong & Saunders (1996), yang menjelaskan bahwa dalam rangka mendapatkan keuntungan kompetitif, perusahaan harus merancang penawaran yang memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik dibandingkan yang ditawarkan oleh pesaing.Rancangan strategi bersaing yang cerdas dan cermat dapat berdampak pada kesuksesan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan perlu memiliki pemahaman mengenai strategi bersaing agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga perusahaan tersebut bisa mendapatkan keuntungan dan sukses.

Menurut Porter (1994), strategi bersaing adalah pencarian posisi bersaing yang menguntungkan suatu industri, area fundamental tempat persaingan terjadi. Kotler (2001) juga menjelaskan strategi bersaing adalah strategi yang secara kuat menempatkan perusahaan terhadap persaingan dan memberikan perusahaan keunggulan bersaing yang sekuat mungkin. Menurut Kasmir (2004), strategi bersaing adalah proses untuk mengembangkan, mempertahankan kecocokan strategi diantara sasaran-sasaran dan kemampuan perusahaan serta peluang-peluang yang terus berubah. Menurut David (2004), strategi bersaing adalah perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan perusahaan mencapai tujuan serta memanfaatkan peluang baru dan berbeda di masa mendatang dengan perencanaan jangka panjang mengoptimalkan kecenderungan-kecenderungan saat ini. Dapat disimpulkan, strategi bersaing adalah suatu alat


(15)

BAB I PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk memenangkan posisi persaingan dan mendapatkan pasar sasaran dengan memberikan keunggulan-keunggulan bersaing.

Menurut Suwarsono (2008), area strategi bersaing manajemen (jenis manajemen fungsional) terdiri dari berbagai bidang yaitu: keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasi. Penelitian ini lebih menekankan pada strategi bersaing di area pemasaran karena memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan untuk dapat menggunakan setiap kesempatan dan peluang yang ada pada pasar sasaran. Dengan demikian, pemasar perlu memahami strategi bersaing di area manajemen pemasaran atau yang disebut sebagai strategi pemasaran.

Chandra (2002) menjelaskan strategi pemasaran sebagai rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan mengenai dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produk di pasar sasaran tertentu. Hooley, Piercy, & Nicolaud (2008) menyatakan bahwa untuk memformulasikan komponen sentral strategi pemasaran, perusahaan harus mengetahui kekuatan kompetitor dan kemungkinan strategi yang dilakukan.

Dalam area pemasaran, strategi perusahaan harus berorientasi pada pasar atau sering dikenal dengan istilah market-orientation. Jaworski & Kohli (1996) mendefinisikan orientasi pasar sebagai intelijen pasar yang berkaitan dengan pelanggan, pesaing, dan kekuatan yang mempengaruhinya.

Abell (1980) dan Dickson (1992) menjelaskan pasar sebagai satu set produk, satu set pelanggan, satu set pesaing, dan wilayah geografis dimana


(16)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha pelanggan dan pesaing berinteraksi. Jadi, orientasi pasar merupakan kontribusi pemasaran yang berkaitan antara pelanggan dan pesaing yang saling berinteraksi.

Narver & Slater (1990) menjelaskan orientasi pasar sebagai budaya yang paling efektif dan efisien menciptakan perilaku untuk nilai pembeli. Day (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai keterampilan unggul dalam pemahaman dan memuaskan pelanggan.

Orientasi pasar sering dianggap sebagai kontribusi pemasaran untuk strategi bisnis (Hunt & Lambe, 2000). Dengan demikian, perusahaan yang berorientasi pada pasar harus mempunyai informasi mengenai perilaku konsumen sebagai sarana untuk membangun strategi bersaing.

Menurut Wilkie (1994), perilaku konsumen merupakan aktivitas mental, emosi, dan fisik yang berpengaruh pada saat orang memilih, membeli, menggunakan, dan membuang produk dan jasa setelah memuaskan kebutuhan dan keinginannya.

Menurut Hanna & Wozniak (2001), perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.

Menurut Ma’ruf (2006), perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya.

Jadi, perilaku konsumen merupakan aktivitas yang berhubungan dengan konsumen untuk dapat mempengaruhi keputusan pemilihan,


(17)

BAB I PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha pembelian, penggunaan barang atau jasa agar kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dapat terpenuhi.

Menurut Peter & Olson (1999), terdapat 7 (tujuh) jenis perilaku konsumen untuk barang konsumsi yaitu: kontak informasi, akses pendanaan, kontak toko, kontak produk, transaksi, konsumsi, dan komunikasi. Penelitian ini lebih menekankan pada salah satu jenis perilaku konsumen yaituberbelanja karena sebagian besar manusia sangat menyukai aktivitas berbelanja. Solomon (2002) menjelaskan bahwa 50% responden menyukai berbelanja dan 17% mengaku bahwa berbelanja sangat menyenangkan.

Jamal et al. (2006) juga menjelaskan bahwa beberapa pelanggan melihat belanja sebagai mekanisme untuk melarikan diri dari masalah yang ada dalam pikiran dan sebagai cara untuk menghilangkan stres dan mengurangi suasana hati yang negatif. Dukungan lain mengatakan bahwa belanja telah menjadi sebuah drama yang mana karakter utama dimainkan oleh pelanggan yang terlibat dalam pengalaman berbelanja (Saraneva & Saaksjarvi, 2008).

Solomon (2002) mengatakan bahwa pola perilaku belanja kebanyakan dibangkitkan oleh ketidakmampuan individu untuk mengendalikan dorongan-dorongan untuk membeli. Dengan demikan, perilaku belanja berhubungan dengan perilaku pembelian

Penelitian ini lebih menekankan pada salah satu perilaku pembelian yaitu pembelian impuls karena jenis perilaku ini sering terjadi di aktivitas perbelanjaan. Menurut Welles (1986), hampir 90% melakukan pembelian


(18)

BAB I PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha pada dorongan sesekali. Menurut Connolly & Davidson (1996 ), rata-rata 73% dari keputusan pembelian dibuat pada titik penjualan. Coley (1999) juga menjelaskan bahwa kemenarikan pembelian impulsif ini sudah terjadi sejak tahun 1986 ketika Weles menyatakan bahwa sembilan orang dari sepuluh orang melakukan pembelian impuls. Pickton & Broderick (2001) juga menjelaskan bahwa meskipun belanja sering kegiatan yang direncanakan, namun ada setidaknya 50% dari pembelian yang tidak direncanakan atau pembelian impulsif.

Irawan (2013) juga menjelaskan salah satu karakter konsumen Indonesia adalah cenderung tidak memiliki perencanaan. Susanta (2007) juga menjelaskan bahwa sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned. Konsumen Indonesia biasanya suka bertindak “last minute”. Keputusan pembelian yang dilakukan belum tentu direncanakan. Namun, akibat adanya rangsangan lingkungan belanja yang menyebabkan terjadinya pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying).

Dukungan lain oleh Ramaun (2011) yang mengacu pada hasil studi yang dilakukan Nielsen melalui wawancara tatap muka dengan 1.804 responden menjelaskan bahwa belanja rumah tangga lebih dari Rp 1.5 juta per bulan di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan menjelaskan bahwa 21% pebelanja mengaku tidak pernah membuat rencana belanja. Selain itu, di Indonesia pada tahun 2011 jumlah konsumen dengan perilaku pembelian impulsif meningkat dua kali lipat dari tahun 2003 yang hanya 13%. Dengan demikian, pemasar di Indonesia perlu memahami perilaku pembelian impulsif.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha Menurut Rook (1987), perilaku pembelian impulsif didasarkan pada stimulus tiba-tiba, diikuti oleh kegembiraan dan/atau kesenangan dan/atau tidak tertahankan pada dorongan untuk membeli. Menurut Beatty & Ferrell (1998), pembelian impulsif adalah pembelian segera dan tiba-tiba tanpa adanya niat sebelum belanja, untuk membeli kategori produk yang spesifik dan untuk memenuhi kebetuhan tertentu.

Menurut Hausman (2000), pembelian impulsif tejadi ketika konsumen mengalami suatu kejadian yang mendadak dan sering kali muncul dorongan yang sangat kuat untuk membeli sesuatu dengan segera. Dengan kata lain, produk yang sering muncul untuk dipilih tanpa ada perencanaan sebelumnya, mewakili bentuk pembelian impuls.

Pembelian impulsif pada dasarnya dilakukan oleh banyak orang untuk mengurangi mood atau perasaan negatif karena kegagalan akan sesuatu atau membuat diri merasa lebih baik (Silvera et al., 2008). Maka tidak heran jika pasca pembelian impulsif, konsumen dapat mengalami ketidakpuasan atas produk yang telah dibelinya, tetapi tetap dapat merasa puas atas pembelian yang telah dilakukannya (Kim, 2003).

Rook (1987) menjelaskan 8 (delapan) dimensi pembelian impulsif yang terdiri dari: dorongan spontan untuk membeli, kekuatan dan paksaan, semangat dan stimuli, sinkronisitas, animasi produk, elemen hedonis, konflik, dan mengabaikan konsekuensi.

Menurut Buedincho (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impuls antara lain: harga, kebutuhan terhadap produk atau merek, distribusi masal, pelayan terhadap diri sendiri, iklan, display toko


(20)

BAB I PENDAHULUAN

8 Universitas Kristen Maranatha yang menyolok, siklus hidup produk yang pendek, ukuran yang kecil dan kesenangan untuk mengoleksi. Pickton & Broderick (2001) juga menjelaskan pembelian impulsif disebabkan oleh desain kemasan pada titik pembelian.

Penelitian ini lebih menekankan pada desain kemasan sebagai faktor yang mendorong pembelian impuls karena desain kemasan mengkomunikasikan kualitas produk dan mempengaruhi pembelian impuls. Kemasan menjadi salah satu hal yang dapat menciptakan penjualan terutama merangsang pembelian impuls. Untuk memicu pembelian impulsif, pemasar perlu membuat desain kemasan yang unik dan menarik.

Hal ini didukung oleh Pilditch (1961) yang mengemukakan bahwa kemasan sebagai 'Silent salesman’. Giovannetti (1995) juga menjelaskan bahwa kemasan sebagai hal pertama yang dilihat oleh publik sebelum membuat keputusan akhir untuk membeli. Kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif. Kemasan menjadi salah satu keputusan penting dalam pembelian pada titik penjualan (Prendergast & Pitt, 1996).

Cenadi (1999) menjelaskan bahwa daya tarik produk tidak dapat lepas dari kemasan. Pemasar dapat membuat desain kemasan yang unik dan menarik agar dapat memicu terjadinya pembelian impuls. Menurut Rettie & Brewer (2000), kemasan menjadi bagian penting dari proses penjualan. Selain itu, salah satu tujuan para produsen membuat kemasan adalah untuk menangkap persepsi konsumen dalam produk baru.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

9 Universitas Kristen Maranatha Underwood et al., (2001); Silayoi & Speece (2004) juga menjelaskan bahwa desain kemasan dapat mengkomunikasikan kualitas produk. Jika kemasan mengkomunikasikan kualitas tinggi, maka konsumen menganggap bahwa produk berkualitas tinggi, tetapi jika kemasan melambangkan kualitas rendah maka persepsi konsumen terhadap produk tersebut berkualitas rendah. Silayoi & Speece (2004) juga menyatakan bahwa kemasan sebagai alat untuk diferensiasi merek. Menurut Rundh (2005), kemasan menarik perhatian konsumen untuk merek tertentu, meningkatkan citra, dan mempengaruhi persepsi konsumen tentang produk.

Dukungan lain oleh Farley & Amerstrong (2007) yang menjelaskan bahwa kemasan merupakan elemen penting yang mempengaruhi perilaku pembelian individu. Klimchuk & Krasovec (2007) juga menjelaskan desain kemasan memainkan peran penting pada titik pembelian untuk menarik perhatian dan berdampak pada pembelian. Jadi kemasan merupakan faktor penting dalam komunikasi pemasaran dan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Enneking et al.,

(2007), kemasan dapat memiliki dampak positif pada perilaku pembelian dan akhirnya mempertahankan pelanggan sebelumnya dan menarik pelanggan baru

Menurut Butkeviciene (2008), kemasan digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Kolter & Armstrong (2008) juga menyatakan bahwa dalam lingkungan yang kompetitif saat ini, desain kemasan adalah kesempatan terakhir produsen untuk mempengaruhi pembelian, khususnya yang berkaitan dengan barang-barang konsumen,


(22)

BAB I PENDAHULUAN

10 Universitas Kristen Maranatha yang mana keputusan pembelian kebanyakan dibuat ketika konsumen ada di toko.

Nancarrow et al., (1998) menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif dan mengoptimalkan potensi kemasan, produsen

fast moving consumer goods (FMCG) harus memahami respon konsumen terhadap kemasan dan mengintegrasikan proses persepsi dari konsumen ke dalam desain kemasan. Dengan demikian, sebagai pemasar perlu memahami elemen-elemen dalam mendesain kemasan agar dapat memberikan respon positif yang mengarah pada pembelian impuls.

Menurut Nilsson & Ostrom (2005); Ampuero & Vila (2006); Klimchuk & Krasovec (2007), variabel desain kemasan memiliki 2 (dua) dimensi konstruktif yaitu: dimensi desain grafis dan dimensi informasi bentuk. Dimensi desain grafis terdiri dari: nama merek, warna, tipografi, dan gambar sebagai sub-dimensi; struktur desain, bentuk, ukuran, dan bahan sebagai sub-dimensi.

Nama merek merupakan nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang bersifat membedakan dengan produk atau jasa pesaingnya. Warna merupakan aspek yang paling berpengaruh karena digunakan untuk mengindikasikan budaya, jenis kelamin, usia, etnis, daerah lokal, dan harga, atau membedakan elemen visual dan elemen-elemen tipografi (Klimchuk & Krasovec, 2007).

Tipografi merupakan penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan (Klimchuk & Krasovec, 2007). Gambar merupakan pengoptimalan dari sebuah output


(23)

BAB I PENDAHULUAN

11 Universitas Kristen Maranatha tertentu dibutuhkan untuk pencitraan yang lebih baik (Klimchuk & Krasovec, 2007). Bentuk merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual. Ukuran kemasan biasanya mempengaruhi penilaian konsumen dan keputusan pembelian. Bahan merupakan unsur penting yang mencegah produk dari kerugian (Klimchuk & Krasovec, 2007). Dengan bahan berkualitas tinggi maka pelanggan tertarik untuk membeli. Silayoi & Speece (2004 dan 2007) membagi paket menjadi dua kategori elemen: elemen visual (grafik, warna, bentuk, dan ukuran) dan unsur-unsur informasi (informasi yang diberikan dan teknologi).

Objek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha sebagai konsumen yang pernah membeli chocolate Kinder Joy. Doherty & Tranchell (2007) menjelaskan bahwa dunia mencintai chocolate. Dunia bahkan menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh orang menyukai

chocolate dan orang kesepuluh selalu berbohong.

Kotler & Keller (2009) juga menjelaskan bahwa chocolate dan majalah dikategorikan sebagai barang impuls. Sebuah desain kemasan

chocolate mempengaruhi keputusan pembelian lebih konsisten daripada kemasan desain majalah. Patwardhan et al., (2010) berpendapat bahwa dari banyak faktor sekunder yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli chocolate, kemasan ditemukan sama pentingnya. Kemasan cenderung untuk menambah nilai dan manfaat dari chocolate dan bahkan dapat mencerminkan kualitas dari isi dalam paket (Giyahi, 2012).


(24)

BAB I PENDAHULUAN

12 Universitas Kristen Maranatha Merek chocolate sering ditemukan di Indonesia, baik yang lokal maupun impor. chocolate Kinder Joy adalah chocolate yang berasal dari Italia, diproduksi satu pabrik dengan chocolate Ferrero Rocher. Namun, supplier Kinder Joy di Indonesia yaitu PT.Mitra Niaga Jaya Manggala.

chocolate Kinder Joy mempunyai desain kemasan yang unik dibandingkan dengan chocolate lainnya yaitu: seperti telur dan terdapat mainan yang unik di dalamnya. Dalam website www.ferrero.com, dikatakan bahwa lebih dari 8000mainan yang berbeda terdapat di dalam produk chocolate Kinder Joy. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti desain kemasan mempengaruhi pembelian impuls, maka diambil judul penelitian “Pengaruh Desain Kemasan Pada Pembelian Impuls (Studi Pada: Konsumen Kinder Joy di Universitas Kristen Maranatha)”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka masalah yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls.


(25)

BAB I PENDAHULUAN

13 Universitas Kristen Maranatha

1.4. Kontribusi penelitian

Hasil penenelitian ini dapat memberikan informasi bagi berbagai pihak antara lain:

A. Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi perusahaan untuk merencanakan strategi bersaing mengenai desain kemasan yang berdampak pada pembelian impuls. Diharapkan pihak perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls yang berkaitan dengan dimensi pada desain kemasan yaitu: Nama Merek, Warna, Tipografi, Gambar, Bentuk, Ukuran, dan Bahan. Selain itu berkaitan dengan dimensi pada pembelian impulsif.

B. Akademisi

Memberikan masukan bagi pengembangan teori, pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai media pemahaman lebih lanjut dalam rangka memperluas wacana yang berkaitan dengan pengaruh desain kemasan terhadap pembelian impuls. Diharapkan bagi para peneliti lain dapat menambah pengetahuan dalam pembahasan Pengaruh Desain Kemasan pada Pembelian Impuls atau penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya.


(26)

BAB V SIMPULAN & SARAN

167 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh desain kemasan pada pembelian impuls. Berdasarkan tujuan tersebut maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel desain kemasan mempengaruhi pembelian impuls.

5.2. Implikasi Managerial

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam membuat desain kemasan produk yang lebih unik. Dengan desain kemasan produk yang unik, maka dapat mendorong terjadinya pembelian impuls. Desain kemasan produk yang baik bisa membuat konsumen beranggapan bahwa kualitas dari produk baik. Dengan demikian, desain kemasan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Shah, Ahmad & Ahmad (2013), menemukan bahwa kemasan merupakan elemen penting yang sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Kemasan menjelaskan informasi tentang produk seperti tempat pembuatan, saat itu dibuat, apa yang dikandungnya, bagaimana untuk menggunakan, dan lain-lain. Dalam penelitianya juga menemukan bahwa unsur-unsur kemasan adalah faktor yang paling penting untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Banyak perusahaan


(27)

BAB V SIMPULAN & SARAN

168 Universitas Kristen Maranatha menggunakan kemasan dan label sebagai alat untuk menarik pembeli terhadap produk dan meningkatkan penjualan (Butkeviciene, 2008).

5.3. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menguji variabel desain kemasan pada variabel pembelian impulsif, masih banyak variabel lain yang dapat diuji.

2. Peneliti hanya meneliti satu produk sehingga tidak dapat melakukan perbandingan dengan produk lainnya.

3. Penelitian ini menggunakan responden yang pernah membeli cokelat Kinder Joy, sehingga responden mengingat kembali kejadian pembelian, bukan secara impulsif langsung.

4. Pre test produk tidak dilakukan.

5.4. Saran

1. Penelitian selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel atau mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian impuls (diskon, produk gratis, kartu kredit, nama merek, dan sebagainya).

2. Penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian produk cokelat yang lebih terkenal dan disukai oleh orang Indonesia dan memiliki desain yang benar-benar unik/different agar terlihat jelas bahwa desain kemasan sangat mempengaruhi pembelian impuls.


(28)

BAB V SIMPULAN & SARAN

169 Universitas Kristen Maranatha 3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya memilih responden yang sedang

membeli langsung objek yang diteliti sehingga pembelian impulsif yang terjadi secara langsung.


(29)

170

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abell, D.F. (1980). Defining the Business: The Starting Point of Strategic Planning, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.

Alderson, W. (1957). Marketing Behavior and Executive Action, Richard D. Irwin, Homewood, IL.

Alderson, W. (1965). Dynamic Marketing Behavior, Richard D. Irwin, Homewood, IL.

Ampuero, O., & Vila, N. (2006). Consumer perceptions of product packaging. Journal of Consumer Marketing, 23(2), 100-112.

Beatty, S. & Ferrel M.E. (1998). Impulse Buying: Modeling its Precursors.

Journal of Retailing, 169-191.

Bone & Corey. (2000). Packaging Ethics: Perceptual Differences among Packaging Professionals, Brand Managers and Ethically-interested Consumers. Journal of Business Ethics 24, 199-213.

Buendicho, P. (2003). Impulse purchasing: trend or trait? http://www.bus.ucf.edu/mdickie/Research%20Methods/Student%20Pa pers/Other/Buendicho%20Impulse%20Purchasing.pdf

Boyd, W. (2000). Manajemen Pemasaran - Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global . Jakarta: Erlangga.

Butkeviciene, V. (2008). Impact of Consumer Package Communication on Consumer Decision Making Process. Inzinerine Ekonomika-Engineering Economics, 57-65.

Cahyorini & Rusfian. (2011). The Effect of Packaging Design on Impulsive Buying. Journal of Administrative Science & Organization, 11-21. Carrie, A. (1999). Integrated Clusters - The Future Basis of Competition.

International Journal of Agile Management Systems, 45-50.

Cenadi, C. (2000). Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran.

NIRMANA Vol.2, No.1, Januari, 92-103.

Chen, T. (2008). Impulse Purchace Varied By Products and Marketing Channels. Journal of International Management Studies. 154-161.


(30)

171

Universitas Kristen Maranatha Cinjarevic, T. (2011). See It, Like It, Buy It! Hedonic Shopping Motivations

and Impulse Buying. Journal of Economics and Business.

Clark, J. (1954). Competition And The Objectives of Goverment Policy in Chamberlin. Monopoly and Competition and Their Regulation, Machimlilan, London, 317-337.

Clark, J. (1961). Competition As A Dynamic Process. Brookings Institution, Washington, DC.

Clement, J. (2007). Visual Influence on In-Store Buying Decisions: An Eye-Track Experiment on The Visual Influence of Packaging Design .

Journal of Marketing Management, 917-928.

Cooper, D. R. & Schindler, P. S. (2006). Business Research Methods Ninth Edition. New York: McGraw-Hill Irwin.

Day, G.S. (1994). The capabilities of market-driven organizations. Journal of Marketing, Vol. 58, October, pp. 37-52.

Day, G.S. and Nedungadi, P. (1994). Managerial Representations of Competitive Advantage. Journal of Marketing, Vol. 58, April, pp. 31-44.

Deliya & Parmar. (2012). Role of Packaging on Consumer Buying Behavior - Patan District. Global Journal of Management and Business Research, 46-67.

Dhir & Sharma. (2012). Packaging: Changing With the Change. International Journal of Research in Management, 113-121.

Dickson, P.R. (1992). Toward A General Theory of Competitive Rationality.

Journal of Marketing, Vol. 56 No. 1, pp. 69-83.

Economist Intelligence Unit, T. (1993). Global Benchmarking for Competitive Edge, Research Report No.I-116. London: The Economist Intelligence Unit Limited.

Enneking, Ulrikh, Neumann, Clandia and Heneberg. (2007). How Important Intrinsic and Extrinsic Product Attributes Affect Purchase Decision, Food Quality and Preference, No 18, pp,133-138.

Engel, J.F., R.D, Blackwell dan P.W. Miniard. (1995). Perilaku Konsumen. Edisi keenam. Jakarta : Binarupa Aksara


(31)

172

Universitas Kristen Maranatha Estiri, H. (2010). Food Products Consumers Behaviors: The Role of Packaging

Elements. Journal of Applied Sciences, 535-543.

Gonzales M. P., T. S. (2007). Packaging as a Tool for Product Development:Communicating Value to Consumers. Journal of Food Distribution Research, 61-66.

Griffin, R.W., dan Ronald, J.E. (2005). Bisnis, Edisi Ketujuh, PT Indeks, Jakarta.

Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Hausman, A. (2000). A multi-method investigation of consumer motivations in impulse buying behavior. Journal of Consumer Marketing, 17(5), 403– 419.

Hausman, A. (2002). A Multi-Method Investigation of Consumer Motivations in Impulse Buying Behavior. Journal of Consumer Marketing, Vol. 17 No. 5, pp. 403-426.

Hunt, S.D. and Lambe, C.J. (2000), Marketing's Contribution To Business Strategy: Market Orientation, Relationship Marketing, and Resource-Advantage Theory. International Journal of Management Reviews, Vol. 2 No. 1, pp. 17-44.

Hussain, M. (2011). Relationship of Celebrity Endorsement with Consumers Impulse Buying in Peshawar, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.

Interdisciplinary Journal of Research in Business, 67-72.

Irawan, Handi. (Juni 2007). Karakter dan Perilaku Khas Konsumen Indonesia.

Http://www.frontier.co.id/articles.php?ald=articles/Juni-07 KarakterPerilaku-Khas-Konsumen-Indonesia.htm.

Jamal, A., Davies, F., Chudry, F. & Al-Marri, M. (2006). Profiling Consumers: A Study of Qatari Consumer’s Shopping Motivations. Journal of Retailing and Consumer Services, 13, pp.67 – 80.

Jaworski, B.J. and Kohli, A.K. (1996). Market Orientation: Review, Refinement, and Roadmap. Journal of Market-focused Management, Vol. 1 No. 2, pp. 119-35.


(32)

173

Universitas Kristen Maranatha Indriantoro, N. & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk

Akuntansi dan Manajemen). Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPPE.

Karbasiva&Yarahmadi. (2011). Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behavior. Asian Journal of Business Management, 2 (4), 174-181.

Karimi, M. (2013). The Study of Relationship Between Packaging Elements and Purchase Behavior: Consumers of Food, Cosmetics, and Health Products. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 281-294.

Kartajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keller K.L. (2001). Building customer-based brand equity. Marketing management. Vol. 10(2). pp.14-19.

Klimchuk, M. S. & Krasovec S.A. (2007). Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan (Bob Sabran, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, Kevin, L. (2009). Marketing Management. Thirteenth Edition. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P. K. (2012). Marketing Management (14th ed). Edinburgh Gate: Pearson Education.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2008). Principles of Marketing (12th ed). New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Kuvykaite, D. (2009). Impact of Package Elements on Consumer's Purchase Decision. Economics & Management, 14.

Lamb, H. (2000). Marketing 5th. Singapore: South-Western College Publishing.

Ma'ruf, H . (2005). Pemasaran Ritel. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(33)

174

Universitas Kristen Maranatha Mishra & Jain. (2012). Impact of Packaging in Consumer Decision Making

Process of Namkeen Products. Journal of Marketing & Communication.

Muruganantham, G. & Bhakat, R.S. (2013). A Review of Impulse Buying Behavior. International Journal of Marketing Studies, Vol.5, No.3. 149-160.

Nacarrow, C., Wright, L. and Brace, I. (1998). Gaining a Competitive Advantage from Packaging and Labelling in Marketing Communications. British Food Journal, 100/2, pp. 110-118.

Narver, J.C. and Slater, S.F. (1990), The Effect of A Market Orientation On Business Profitability. Journal of Marketing. Vol. 54 No. 4, pp. 20-35. Natadjaja, L. (2006). Comparative Study of Nongshim Instant Noodle

Packaging Design in South Korea and in Indonesia. Journal Nirmana, 84-91.

Nilsson, Johan & Ostrom, Tobias. (2005). Packaging as a Brand Communication Vehicle. Thesis of LuleaUniversity of Technology. Peter, J. P., & Olson, J. C. (1999). Consumer behavior. Edisi 4. Erlangga.

Jakarta.

Pickton, David & Broderick, Amanda. (2001). IntegratedMarketing Communication. Edinburgh: PearsonEducation Ltd.

Porter, M.E. (1985). Competitive Strategy. The Free Press. New York, NY. Porter, M.E. (1979). How Competitive Forces Shape Strategy. Harvard

Business Review, No. 47, pp. 137-45.

Porter, M.E. (1992a). Capital Choices: Changing the Way America Invests in Industry, Council on Competitiveness, Washington, DC.

Prendergast, G. & Pitt, L. (1996). Packaging, marketing, logistics and the environment: are there trade-offs?. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 26 (6), 60-72.

Rettie, R., & Brewer, C. (2000). The verbal and visual components of package design. Journal of Product Brand Management, 9 (1), 56-70.

Rook, D. W. (1987). The Buying Impuls. The Journal of Consumer Research, Vol. 14, No. 2, 189-199.


(34)

175

Universitas Kristen Maranatha Rook, D. W. (1995). Trait and Normative Aspects of Impulse Buying

Behavior. Journal of Consumer Research, Vol. 22 No.3, 305-313. Rook, D. W. & Fisher, R.J. (1995). Normative Influences on Impulse Buying

Behavior. The Journal of Consumer Research, Vol.22, No.3, 305-313. Rundh, B. (2005). The multi-faceted dimension of packaging. British Food

Journal, 107 (9), 670-684.

Saladin, H. Djaslim. 1996. Unsur-unsur Inti Pemasaran. Mandar Maju. Bandung.

Saraneva, A. & Saaksjarvi, M. (2008). Young compulsive buyers and the emotional roller-coaster in shopping. Young Consumers: Insight and Ideas for Responsible Marketers, 9 (2), pp. 75-89.

Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian untuk Bisnis Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Shah, A. (2013). Role of Packaging in Consumer Buying Behavior - A Study of University Student of Peshawar Region KPK Pakistan. International Review of Basic and Applied Sciences, 35-41.

Sharma, A. & Nanda, A. (2012). Impulse Buying at Airport Terminals: A Case Study of Indian Consumers. Asian Journal of Management Research,

Vol.3 Issue 1, 68-82.

Shekhar & T, R. P. (2013). Role of Packaging Cues on Consumer Buying Behaviour. International Journal of Engineering and Management Sciences, 61-69.

Shultz, William J. (1961). Outline of Marketing, Littlefield, Adams & Co. Sial, G. (2011). Impact of Labeling and Packaging on Buying Behavior of

Young Consumer with Mediating Role of Brand Image.

Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 1022-1029.

Silayoi & Speece. (2004). Packaging and Purchase Decisions: An Exploratory Study on The Impact Of Involvement Level and Time Pressure. British Food Journal, 607-628.

Silayoi & Speece. (2007). The Importance of Packaging Attributes: A Conjoint Analysis Approach . European Journal of Marketing, 1495-1517.


(35)

176

Universitas Kristen Maranatha Silvera, D.H., Lavack, A.M. & Kropp, D. (2008). Impulse Buying: The Role of Affect, Social Influence, and Subjective Wellbeing. Journal of Consumer Marketing, 23 (1), pp. 23-33.

Simkin, L. d. (1997). Understanding Competitor's Strategies: The Practitioner Academic Gap. Marketing Intelligence & Planning 15/3, 124-134. Solomon M.G. (2002). Consumer Behaviour Buying Having and Being.

Pearson Education, 5th Edition ISBN: 8178088185.

Stanton, William J. (1978). Fundamentals of Marketing, edisi kelima. Kogakusha, McGraw-Hill Book Company, Tokyo.

Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing, Vol. 26, 59-63.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Supomo, I. &. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Tanvir, A. & Arif, M. R. (2012). Impact of Cartoon Endorsement on Children Impulse Buying of Food: A Parent’s Perspective. Interdisciplinary Journal of Contenporary Research in Business, Vol.4 No.2, 653-658. Tjiptono, Fandi. (2000). Startegi Pemasaran Modern. Penerbit

Andi.Yogyakarta.

Underwood, Robert L, Noreen M. K., and Raymond R. B. (2001). Packaging Communication: Attentional Effects of Product Imagery. The Journal of Product and BrandManagement, 10(7), 403-422.

Utami & Sumaryono. (2008). Pembelian Impuls Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi.

Virvilaite, R., Saladine, V. & Zvinklyte, J. (2011). The Impact Of External and Internal Stimuli On Impulsive Purchasing. Journal of Economic and Management, 16, 1329-1336.


(36)

177

Universitas Kristen Maranatha Wirya, Iwan. (1999). Kemasan Yang Menjual. Menang Bersaing Melalui

Kemasan. Cetakan Pertama. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Welles, G. (1986). We're in the Habit of Impulse Buying. USA Today, 1. Wibisono, D. (2000). Riset Bisnis Edisi Pertama. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Wong, V. and Saunders, J. (1996). in Kotler, P., Armstrong, G., Saunders, J. and Wong, V. Principles of Marketing, Prentice-Hall, Hemel Hempstead.

Yang, D. H. (2011). A Study of Factors that Affect the Impulsive Cosmetics Buying of Female Consumers in Kaohsiung. International Journal of Business and Social Science, Vol. 2 No.24, 275-282.


(1)

Estiri, H. (2010). Food Products Consumers Behaviors: The Role of Packaging Elements. Journal of Applied Sciences, 535-543.

Gonzales M. P., T. S. (2007). Packaging as a Tool for Product Development:Communicating Value to Consumers. Journal of Food Distribution Research, 61-66.

Griffin, R.W., dan Ronald, J.E. (2005). Bisnis, Edisi Ketujuh, PT Indeks, Jakarta.

Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Hausman, A. (2000). A multi-method investigation of consumer motivations in impulse buying behavior. Journal of Consumer Marketing, 17(5), 403– 419.

Hausman, A. (2002). A Multi-Method Investigation of Consumer Motivations in Impulse Buying Behavior. Journal of Consumer Marketing, Vol. 17 No. 5, pp. 403-426.

Hunt, S.D. and Lambe, C.J. (2000), Marketing's Contribution To Business Strategy: Market Orientation, Relationship Marketing, and Resource-Advantage Theory. International Journal of Management Reviews, Vol. 2 No. 1, pp. 17-44.

Hussain, M. (2011). Relationship of Celebrity Endorsement with Consumers Impulse Buying in Peshawar, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, 67-72.

Irawan, Handi. (Juni 2007). Karakter dan Perilaku Khas Konsumen Indonesia. Http://www.frontier.co.id/articles.php?ald=articles/Juni-07

KarakterPerilaku-Khas-Konsumen-Indonesia.htm.

Jamal, A., Davies, F., Chudry, F. & Al-Marri, M. (2006). Profiling Consumers: A Study of Qatari Consumer’s Shopping Motivations. Journal of Retailing and Consumer Services, 13, pp.67 – 80.

Jaworski, B.J. and Kohli, A.K. (1996). Market Orientation: Review, Refinement, and Roadmap. Journal of Market-focused Management, Vol. 1 No. 2, pp. 119-35.


(2)

Indriantoro, N. & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk Akuntansi dan Manajemen). Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPPE.

Karbasiva&Yarahmadi. (2011). Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behavior. Asian Journal of Business Management, 2 (4), 174-181.

Karimi, M. (2013). The Study of Relationship Between Packaging Elements and Purchase Behavior: Consumers of Food, Cosmetics, and Health Products. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 281-294.

Kartajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keller K.L. (2001). Building customer-based brand equity. Marketing management. Vol. 10(2). pp.14-19.

Klimchuk, M. S. & Krasovec S.A. (2007). Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan (Bob Sabran, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, Kevin, L. (2009). Marketing Management. Thirteenth Edition. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P. K. (2012). Marketing Management (14th ed). Edinburgh Gate: Pearson Education.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2008). Principles of Marketing (12th ed). New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Kuvykaite, D. (2009). Impact of Package Elements on Consumer's Purchase Decision. Economics & Management, 14.

Lamb, H. (2000). Marketing 5th. Singapore: South-Western College Publishing.

Ma'ruf, H . (2005). Pemasaran Ritel. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(3)

Mishra & Jain. (2012). Impact of Packaging in Consumer Decision Making Process of Namkeen Products. Journal of Marketing & Communication.

Muruganantham, G. & Bhakat, R.S. (2013). A Review of Impulse Buying Behavior. International Journal of Marketing Studies, Vol.5, No.3. 149-160.

Nacarrow, C., Wright, L. and Brace, I. (1998). Gaining a Competitive Advantage from Packaging and Labelling in Marketing Communications. British Food Journal, 100/2, pp. 110-118.

Narver, J.C. and Slater, S.F. (1990), The Effect of A Market Orientation On Business Profitability. Journal of Marketing. Vol. 54 No. 4, pp. 20-35. Natadjaja, L. (2006). Comparative Study of Nongshim Instant Noodle

Packaging Design in South Korea and in Indonesia. Journal Nirmana, 84-91.

Nilsson, Johan & Ostrom, Tobias. (2005). Packaging as a Brand Communication Vehicle. Thesis of Lulea University of Technology. Peter, J. P., & Olson, J. C. (1999). Consumer behavior. Edisi 4. Erlangga.

Jakarta.

Pickton, David & Broderick, Amanda. (2001). IntegratedMarketing Communication. Edinburgh: Pearson Education Ltd.

Porter, M.E. (1985). Competitive Strategy. The Free Press. New York, NY. Porter, M.E. (1979). How Competitive Forces Shape Strategy. Harvard

Business Review, No. 47, pp. 137-45.

Porter, M.E. (1992a). Capital Choices: Changing the Way America Invests in Industry, Council on Competitiveness, Washington, DC.

Prendergast, G. & Pitt, L. (1996). Packaging, marketing, logistics and the environment: are there trade-offs?. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 26 (6), 60-72.

Rettie, R., & Brewer, C. (2000). The verbal and visual components of package design. Journal of Product Brand Management, 9 (1), 56-70.

Rook, D. W. (1987). The Buying Impuls. The Journal of Consumer Research, Vol. 14, No. 2, 189-199.


(4)

Rook, D. W. (1995). Trait and Normative Aspects of Impulse Buying Behavior. Journal of Consumer Research, Vol. 22 No.3, 305-313.

Rook, D. W. & Fisher, R.J. (1995). Normative Influences on Impulse Buying Behavior. The Journal of Consumer Research, Vol.22, No.3, 305-313. Rundh, B. (2005). The multi-faceted dimension of packaging. British Food

Journal, 107 (9), 670-684.

Saladin, H. Djaslim. 1996. Unsur-unsur Inti Pemasaran. Mandar Maju. Bandung.

Saraneva, A. & Saaksjarvi, M. (2008). Young compulsive buyers and the emotional roller-coaster in shopping. Young Consumers: Insight and Ideas for Responsible Marketers, 9 (2), pp. 75-89.

Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian untuk Bisnis Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Shah, A. (2013). Role of Packaging in Consumer Buying Behavior - A Study of University Student of Peshawar Region KPK Pakistan. International Review of Basic and Applied Sciences, 35-41.

Sharma, A. & Nanda, A. (2012). Impulse Buying at Airport Terminals: A Case Study of Indian Consumers. Asian Journal of Management Research, Vol.3 Issue 1, 68-82.

Shekhar & T, R. P. (2013). Role of Packaging Cues on Consumer Buying Behaviour. International Journal of Engineering and Management Sciences, 61-69.

Shultz, William J. (1961). Outline of Marketing, Littlefield, Adams & Co. Sial, G. (2011). Impact of Labeling and Packaging on Buying Behavior of

Young Consumer with Mediating Role of Brand Image. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 1022-1029.

Silayoi & Speece. (2004). Packaging and Purchase Decisions: An Exploratory Study on The Impact Of Involvement Level and Time Pressure. British Food Journal, 607-628.

Silayoi & Speece. (2007). The Importance of Packaging Attributes: A Conjoint Analysis Approach . European Journal of Marketing, 1495-1517.


(5)

Silvera, D.H., Lavack, A.M. & Kropp, D. (2008). Impulse Buying: The Role of Affect, Social Influence, and Subjective Wellbeing. Journal of Consumer Marketing, 23 (1), pp. 23-33.

Simkin, L. d. (1997). Understanding Competitor's Strategies: The Practitioner Academic Gap. Marketing Intelligence & Planning 15/3, 124-134. Solomon M.G. (2002). Consumer Behaviour Buying Having and Being.

Pearson Education, 5th Edition ISBN: 8178088185.

Stanton, William J. (1978). Fundamentals of Marketing, edisi kelima. Kogakusha, McGraw-Hill Book Company, Tokyo.

Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing, Vol. 26, 59-63.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Supomo, I. &. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Tanvir, A. & Arif, M. R. (2012). Impact of Cartoon Endorsement on Children Impulse Buying of Food: A Parent’s Perspective. Interdisciplinary Journal of Contenporary Research in Business, Vol.4 No.2, 653-658. Tjiptono, Fandi. (2000). Startegi Pemasaran Modern. Penerbit

Andi.Yogyakarta.

Underwood, Robert L, Noreen M. K., and Raymond R. B. (2001). Packaging Communication: Attentional Effects of Product Imagery. The Journal of Product and Brand Management, 10(7), 403-422.

Utami & Sumaryono. (2008). Pembelian Impuls Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi.

Virvilaite, R., Saladine, V. & Zvinklyte, J. (2011). The Impact Of External and Internal Stimuli On Impulsive Purchasing. Journal of Economic and Management, 16, 1329-1336.


(6)

Wirya, Iwan. (1999). Kemasan Yang Menjual. Menang Bersaing Melalui Kemasan. Cetakan Pertama. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Welles, G. (1986). We're in the Habit of Impulse Buying. USA Today, 1. Wibisono, D. (2000). Riset Bisnis Edisi Pertama. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Wong, V. and Saunders, J. (1996). in Kotler, P., Armstrong, G., Saunders, J. and Wong, V. Principles of Marketing, Prentice-Hall, Hemel Hempstead.

Yang, D. H. (2011). A Study of Factors that Affect the Impulsive Cosmetics Buying of Female Consumers in Kaohsiung. International Journal of Business and Social Science, Vol. 2 No.24, 275-282.