Hubungan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT "X" Batam.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship of budgeting and responsibility accounting in supporting the quality of decision making in order to achieve cost efficiency of marketing at PT "X" Batam. The method used by the writer was descriptive method, which were realized by analyzing and making conclusions based on comparisons between data obtained by the relevant theory. Financial data used in this research was the realization and budget data of marketing costs of PT "X" Batam from 2005 to 2009 period.

From the research result showed that the implementation of budgeting and responsibility accounting of PT "X" Batam was quite good, despite the inefficiency of marketing costs in 2009. It really did not indicate a bad thing, because PT "X" Batam is promoting its first branch on the island of Tanjung Pinang. While the years 2005-2008, the cost efficiency of marketing of PT "X" Batam has been reached, as is evident from the percentage deviations below the specified tolerance limit of 10% of marketing budget. This showed that the implementation of budgeting and responsibility accounting to support the cost efficiency of marketing. In short, there was a positive relationship between budgeting and responsibility accounting to marketing cost efficiency.

Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang kualitas pengambilan keputusan guna mencapai efisiensi biaya pemasaran pada PT “X” Batam. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yang diwujudkan dengan melakukan analisis dan membuat simpulan berdasarkan perbandingan antara data yang diperoleh dengan teori yang relevan. Data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data anggaran dan realisasi biaya pemasaran PT “X” Batam tahun 2005-2009.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban PT “X” Batam cukup baik, walaupun terjadi inefisiensi biaya pemasaran pada tahun 2009. Hal tersebut sebenarnya tidak menunjukkan hal yang buruk, karena PT “X” Batam sedang mempromosikan cabang pertamanya di pulau Tanjung Pinang. Sedangkan tahun 2005-2008, efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam sudah tercapai, ini terbukti dari persentase penyimpangan yang terjadi berada di bawah batas toleransi yang ditetapkan yaitu 10% dari anggaran biaya pemasaran. Ini menunjukkan bahwa penerapan penganggaran dan akuntansi pertanggunjawaban dapat menunjang efisiensi biaya pemasaran. Singkatnya, terdapat hubungan positif antara penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran.

Kata kunci: Penganggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban, Efisiensi Biaya Pemasaran, Kualitas Pengambilan Keputusan.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Penelitian... 1

1.2Identifikasi Masalah... 9

1.3Tujuan Penelitian... 9

1.4Kegunaan Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN... 11


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Anggaran... 11

2.1.1.1 Pengertian Anggaran... 11

2.1.1.2 Karakteristik Anggaran... 12

2.1.1.3 Fungsi Anggaran... 13

2.1.1.4 Manfaat Anggaran... 14

2.1.2 Akuntansi Pertanggungjawaban... 15

2.1.2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban... 15

2.1.2.2 Pusat Pertanggungjawaban... 18

2.1.2.3 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban... 20

2.1.2.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban... 22

2.1.2.5 Syarat-syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.. 24

2.1.2.6 Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali... 27

2.1.2.7 Klasifikasi dan Kode Rekening untuk Akuntansi Pertanggungjawaban... 28

2.1.3 Biaya Pemasaran... 30

2.1.3.1 Pengertian Biaya pemasaran... 30

2.1.3.2 Penggolongan Biaya Pemasaran... 30

2.1.3.3 Karakteristik Biaya Pemasaran... 32

2.1.3.4 Anggaran Biaya Pemasaran... 33

2.2 Rerangka Pemikiran... 37

2.2.1 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Penganggaran... 37

2.2.2 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Efisiensi Biaya Pemasaran... 41


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN... 45

3.1Objek Penelitian... 45

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 45

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 46

3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan... 49

3.2Metode Penelitian... 50

3.2.1 Periode Penelitian... 51

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 51

3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 53

3.2.4 Teknik Pengelolahan Data dan Uji Hipotesis... 56

3.2.4.1 Teknik Pengelolahan Data... 56

3.2.4.2 Uji Hipotesis... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT “X” Batam... 60

4.1.1 Struktur Organisasi... 60

4.1.2 Penyusunan Anggaran... 62

4.1.2.1 Kebijakan Anggaran PT “X” Batam... 62

4.1.2.2 Pedoman Penyusunan Anggaran PT “X” Batam... 63

4.1.2.3 Prosedur Penyusunan Anggaran PT “X” Batam... 63

4.1.2.4 Penyusunan Anggaran Pemasaran PT “X” Batam... 65

4.1.2.5 Penetapan Kriteria Pengukuran Kinerja Manajer Pusat Biaya... 65

4.1.3 Pemisahan Biaya Terkendali dan Tidak Terkendali dalam Anggaran Pemasaran PT “X” Batam... 65


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.1.4 Pengklasifikasian Kode Rekening... 68

4.1.5 Laporan Pertanggungjawaban... 69

4.2 Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 71

4.3 Peranan Anggaran dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 73

4.4 Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT “X” Batam... 75

4.5 Pengujian Hipotesis... 77

4.5.1 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Penganggaran... 77

4.5.2 Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Efisiensi Biaya Pemasaran... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 82

5.1 Simpulan... 82

5.2 Saran... 83

5.3 Keterbatasan... 84

DAFTAR PUSTAKA... 86

DAFTAR LAMPIRAN... 88


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Kode Perkiraan Neraca dan Laba/Rugi PT “X” Batam... 68

Tabel 4.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Pemasaran PT “X” Batam Tahun 2005-2009... 72


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Laporan Realisasi dan Anggaran PT “X” Batam Tahun 2005-2009 Lampiran B Gambar Proyek PT “X” Batam


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini mengangkat isu mengenai hubungan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran pada suatu perusahaan. Dengan perkembangan skala usaha perusahaan sekarang ini dan semakin tajamnya persaingan dalam dunia usaha, maka penting bagi suatu perusahaan melakukan penganggaran dalam menjalankan aktivitas operasinya. Selain itu, semakin berkembang pula kebutuhan dan tuntutan atas informasi oleh pihak manajemen perusahaan. Hal ini didorong oleh pertimbangan yang semakin kritis dalam memanfaatkan berbagai dana dan sumber daya lainnya secara optimal yang pada umumnya hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas, sehingga mengharuskan untuk memperolehnya dengan biaya sehemat mungkin dan menggunakan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di samping itu, lingkungan yang sangat dinamis membuat perusahaan harus selalu waspada untuk segera menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Perusahaan berskala besar yang aktivitasnya sudah meningkat dan menimbulkan kompleksitas dalam pengendalian biaya aktivitasnya, membuat manajemen tidak mungkin lagi dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan operasi perusahaan, akan tetapi membutuhkan partisipasi dan dukungan serta bantuan dari pegawai lainnya di dalam perusahaan. Berikut ini


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

merupakan beberapa kriteria yang berkaitan dengan skalabilitas usaha di Indonesia yang dirangkum dari beberapa sumber dalam Kurniawan (2007), antara lain:

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset lebih dari Rp. 5 miliar dan untuk non industri, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 600 juta.

2. Unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan maksimal 10 miliar (tidak termasuk tanah & bangunan untuk usaha) 3. Memiliki pekerja di atas 2000 orang.

Keterbukaan yang dimiliki oleh seorang manajer untuk dapat mengendalikan perusahaan secara baik adalah dengan menerapkan sistem penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban.

Anggaran tidak hanya sekadar berupa angka-angka mati yang akan direalisasikan pada periode berikutnya, tapi lebih dari itu merupakan representasi komitmen dari tiap-tiap pihak di dalam perusahaan untuk bekerja bersama mewujudkan rencana jangka pendek guna mencapai tujuan jangka panjang (Mulyadi, 2001;429).

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian manajemen, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengendalian, dan pelaksanaannya (Weharima, 2005). Tujuan penggunaan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan biaya dan penghasilan dari yang dianggarkan.

Mulyadi (2001;176) menyatakan bahwa, melalui struktur organisasi yang ada, manajer dapat membagi tugas dengan jelas pada bawahannya. Sebaiknya manajer yang harus mengawasi dan mengetahui bahwa tugas yang dibebankan tersebut dapat


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan sistem pengendalian tanggung jawab tiap unit kerja atas hasil pekerjaan yang didelegasikan kepadanya, yaitu melalui pengendalian atas biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima masing-masing unit kerja yang bersangkutan dan dilaporkan dalam laporan pertanggungjawaban. Berdasarkan laporan tersebut manajer dapat mengambil tindakan koreksi atas penyimpangan atau prestasi yang tidak memuaskan, jadi dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen. Dengan adanya informasi akuntansi pertanggungjawaban, diharapkan manajer dapat menilai tanggung jawab dan dapat mengukur prestasi bawahannya secara objektif atas tugas yang didelegasikan padanya. Hal ini akan membantu manajer dalam mengambil keputusan atas pengendalian biaya-biaya yang ada sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai.

Semua perusahaan pasti akan selalu berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan segala kemampuan dan sumber daya yang tersedia, terlebih bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi laba serta diorganisasikan dan dijalankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. Maka dari itu, muncul aspek pemasaran yang memegang peranan penting dalam memasarkan produk kepada konsumen. Kebutuhan akan pemasaran ini tumbuh dan berkembang disaat masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannnya sendiri. Biaya pemasaran menurut Mulyadi (1999:529), merupakan biaya yang terjadi saat produk selesai diproduksi sampai produk tersebut menjadi uang tunai. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain. Oleh


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

karena itu, di setiap perusahaan selalu terdapat bidang khusus yang menangani distribusi produk mereka agar sampai ke tangan konsumen.

Wilson dan Campbell (1981), yang diterjemahkan oleh Tjintjin F. Tjendera (1997:292) menyatakan, biaya yang ditekan pada biaya pemasaran mencakup biaya yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan mulai dari saat barang yang telah dibeli atau diproduksi sampai dengan barang tersebut dijual ke pelanggan, misalnya biaya periklanan, biaya promosi penjualan, biaya pengiriman, biaya pergudangan, dan biaya pengepakan.

Penulis memilih anggaran biaya pemasaran, karena anggaran biaya pemasaran berguna untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai efektivitas penjualan, yaitu tercapainya target volume penjualan yang telah ditetapkan perusahaan untuk dapat menghasilkan pendapatan atau laba bagi perusahaan. Pertimbangan lainnya, dikarenakan aktivitas pemasaran yang terarah dengan baik penting bagi perusahaan agar dapat meningkatkan dan mempertahankan posisi produknya di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan dan mengendalikan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran dan biaya pemasaran ini harus direncanakan atau diperhitungkan dengan cermat untuk nantinya dibuat anggarannya.

Anggaran pemasaran membantu manajemen untuk mengkomunikasikan kepada seluruh bagian perusahaan mengenai rencana pemasaran yang akan dijalankan pada suatu periode, selain itu juga sebagai suatu target yang harus dicapai dalam hal pemasaran, misalnya biaya promosi yang dipakai, berapa banyak barang atau jasa yang harus terjual, dan lainnya. Mardani (2009), menegaskan bahwa anggaran pemasaran harus disusun, karena jika tidak, mungkin saja terjadi suatu produk perusahaan tidak dapat bersaing dengan produk sejenis karena biaya yang


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

digunakan untuk menghasilkan dan mempromosikan produk tersebut terlalu tinggi, sehingga menyebabkan harga jualnya jadi sangat tinggi. Maka dari itu, perusahaan harus mengendalikan seluruh biaya yang ada, termasuk biaya pemasaran ini.

Penerapan penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban sangat dibutuhkan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi biaya, dalam kasus ini khususnya biaya pemasaran suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem panganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban.

Berikut ini penulis sajikan beberapa penelitian yang menyajikan hubungan antara penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran, antara lain: Penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyadi (2001), menyatakan bahwa penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Jones dan Pendlebury (2000) dalam Arliani (2008) menjelaskan bahwa, perusahaan dapat mengetahui apakah biaya pemasaran yang dikeluarkan wajar atau tidak dengan cara melakukan analisis terhadap biaya pemasaran, yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran biaya pemasaran dengan realisasinya. Analisis tersebut merupakan alat bantu dalam mengevaluasi biaya yang telah dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran, sehingga perusahaan dapat mengarahkan penggunaan biaya pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien. Sedangkan penelitian yang dilakukan Mardani (2009), mengenai peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efisiensi biaya pemasaran, menyatakan bahwa penetapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

perusahaan menentukan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi. Jika syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka pertanggungjawaban terhadap biaya pemasaran diharapkan akan menjadi lebih baik dan efisiensi penggunaan biaya pemasaran dapat ditingkatkan. Dari penelitian tersebut, dihasilkan simpulan yang menyatakan bahwa akuntansi pertanggunjawaban bermanfaat dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya pemasaran. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Arliani (2008), yang meneliti mengenai pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi biaya pemasaran. Dalam penelitiannya, dinyatakan bahwa untuk memastikan biaya pemasaran digunakan secara efisien oleh manajer yang bertanggung jawab atas biaya tersebut, maka diperlukan peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalinya. Dan dari penelitiannya, diperoleh simpulan akhir yang menyatakan bahwa dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik, maka efisiensi biaya pemasaran juga dapat meningkat.

PT ”X” Batam, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang kontraktor pengecatan dan perdagangan cat. Penulis memilih PT “X” Batam dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan konstruksi pengecatan terkemuka di kota Batam, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan kontraktor perumahan maupun perusahaan perkapalan di wilayah Kepri yang bekerja sama dan mempercayakan bagian pengecatannya pada PT ”X” Batam. Banyaknya permintaan akan jasa konstruksi pengecatan yang bahkan sampai ke luar pulau Batam, membuat PT ”X” Batam harus membuka cabangnya di pulau Tanjung Pinang dengan tujuan efisiensi dan memaksimalkan pengerjaan proyek. Hal ini jadi semakin menarik, karena kondisi perkembangan dan pembangunan kota Batam yang


(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

semakin pesat beberapa tahun belakangan ini sehubungan dengan letak pulau Batam yang sangat strategis sebagai daerah industri dan pariwisata. Dibandingkan beberapa kota besar lain yang ada di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Palembang, dan lainnya, kota Batam bisa dikatakan memiliki letak yang lebih strategis. Ini dikarenakan letak pulau Batam yang lebih dekat dengan negara Singapura, Malaysia, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Ditambah lagi jalur perairannya yang sudah pasti lebih efisien dibanding jalur udara sudah sangat mendukung, karena bentuknya yang berupa kepulauan. Akan tetapi, letak strategis yang dimiliki pulau Batam tidak hanya memberikan dampak yang positif, ada juga dampak negatifnya. Salah satunya adalah ancaman persaingan bisnis yang tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari negara tetangga. Dalam menghadapi situasi bisnis yang kompetitif, perusahaan di tuntut untuk menggerakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk meningkatkkan kemampuan bersaing, antara lain dapat berupa harga jual yang kompetitif, yang didukung oleh kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar. Selain itu, jarang penulis temukan penelitian serupa yang menggunakan perusahaan konstruksi sebagai objek penelitiannya.

Pada umumnya, semua organisasi baik yang berorientasi laba maupun tidak pasti akan berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini juga berlaku pada perusahaan konstruksi. Barang dan jasa yang dimiliki perusahaan tidak bisa mencari sendiri pelanggannya, maka dari itu muncul suatu kebutuhan akan aspek pemasaran pada suatu perusahaan agar barang dan jasa yang dihasilkan dapat tersalurkan kepada konsumen dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Untuk menjalankan aspek pemasaran ini, diperlukan pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang salah satunya tertuang dalam biaya pemasaran. Akan tetapi


(17)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

muncul suatu masalah, di mana sumber ekonomi hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas, sehingga membuat perusahaan harus mempergunakannya seefisien dan seefektif mungkin. Untuk mengatasinya, diperlukan suatu alat bantu bagi pihak manajemen dalam melakukan pengandalian dan pengawasan atas penggunaan sumber-sumber ekonomi tersebut, salah satunya adalah akuntansi pertanggungjawaban (Weharima, 2005).

Meningkatnya persaingan antar perusahaan, semakin tajam dan besarnya persentase biaya pemasaran yang terkandung dalam harga jual suatu produk, menjadikan peranan dan usaha manajemen dalam pengendalian biaya pemasaran sangat dibutuhkan. Untuk melihat material tidaknya biaya pemasaran yang ada pada suatu perusahaan dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut, berikut penulis sajikan perbandingan antara biaya pemasaran terhadap total biaya pada PT “X” Batam dalam bentuk persentase, dengan sumber data dari PT “X” Batam yang diolah kembali oleh penulis dengan cara membagi biaya pemasaran dengan total biaya pada tahun yang bersangkutan. Pada tahun 2008 PT “X” Batam mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp. 20.988.477,50 dari total biaya sebesar Rp. 83.767.664,36, sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya pemasaran pada tahun 2008 adalah 25,06% dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT “X” Batam pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009, biaya pemasaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 21.660.108 dari total biaya sebesar Rp. 88.143.279,50, sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya pemasaran pada tahun 2009 adalah 24,57%. Dari perbandingan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh PT “X” Batam cukup material, terlebih jika dibandingkan dengan biaya lain yang dikeluarkan perusahaan, seperti biaya


(18)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha

pengawasan proyek sebesar Rp. 5.186.000 pada tahun 2008, yang artinya hanya 6,19% dari total biaya. Atau biaya administrasi dan umum sebesar Rp.10.850.000 pada tahun 2008, yang artinya 12,95% dari total biaya.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan hasil pembahasannya dituangkan dalam penelitian ini dengan judul: Hubungan Penganggaran dan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran Pada PT “X” Batam.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapkan sistem penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dapat meningkatkan kualitas keputusan untuk menunjang efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dampak penerapan sistem penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dalam meningkatkan kualitas keputusan untuk menunjang efisiensi biaya pemasaran PT “X” Batam.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(19)

BAB I PENDAHULUAN 10

Universitas Kristen Maranatha

1. Memberikan bukti empiris mengenai peranan penganggaran dalam menunjang efisiensi biaya pemasaran.

2. Memberikan bukti empiris mengenai peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efisiensi biaya pemasaran.

3. Memberikan masukan kepada manajemen untuk membantu dalam pengendalian biaya pemasaran agar dapat memberikan respon yang memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis di masa yang akan datang.


(20)

82 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT “X” Batam, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut:

1. Bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan sistem penganggaran merupakan suatu alat bantu manajemen yang memiliki fungsi saling membutuhkan satu sama lain. Maksudnya adalah dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban, penyusunan anggaran merupakan salah satu syarat mutlaknya. Sedangkan dalam melakukan penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dapat berperan sebagai dasarnya.

2. Dengan penerapan akuntasi pertanggungjawaban secara memadai, maka perusahaan dapat lebih mengontrol biaya pemasaran yang akan dikeluarkan, sehingga pemborosan dapat dihindari dan pengambilan keputusan untuk pengalokasian biaya pemasaran dapat lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. 3. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan

penganggaran mempunyai hubungan yang positif diterima. Alasannya adalah,

dalam melakukan penyusunan anggaran, PT “X” Batam menggunakan akuntansi

pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunannya. Hal ini dikarenakan akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu sumber informasi dalam penyusunan


(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 83

Universitas Kristen Maranatha

penyimpangan yang terjadi dari masing-masing periode menunjukkan jumlah yang tidak signifikan.

4. Sedangkan hipotesis kedua yang menyatakan akuntansi pertanggungjawaban dan efisiensi biaya pemasaran mempunyai hubungan yang positif juga terdukung. Alasannya adalah, perusahaan telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan sangat baik, sehingga pengambilan keputusan jadi lebih akurat dan hal tersebut berdampak pada tercapainya efisiensi penggunaan biaya pemasaran PT

“X” Batam. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan yang dilakukan antara besarnya persentase penyimpangan yang terjadi dengan batas toleransi penyimpangan yang diizinkan, yaitu 10% dari anggaran biaya pemasaran. Dan hasilnya, hanya tahun 2009 saja yang dikatakan tidak efisien. Itupun terjadi

karena PT “X” Batam sedang mempromosikan cabangnya yang pertama di pulau

Tanjung Pinang, sehingga tidak menunjukkan sesuatu yang buruk.

5.2 Saran

Berikut penulis mencoba memberikan saran yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan, antara lain:

1. Bila ada proyek baru yang muncul dan belum dianggarkan sebelumnya, sebaiknya langsung diadakan rapat untuk merevisi anggaran yang ada. Ini harus dilakukan agar pengerjaan proyek tidak terhambat, sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang tidak perlu, khususnya dalam hal pemasaran. Seperti kegiatan untuk mempromosikan cabang pertama perusahaan, seharusnya dilakukan penyesuaian kembali terhadap anggaran yang telah dibuat, sehingga penyimpangan anggaran pemasaran pada tahun 2009 dapat diminimalisir.


(22)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 84

Universitas Kristen Maranatha

2. Diharapkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja di PT “X” Batam lebih ditingkatkan.

3. Perusahaan harus membuat kebijakan yang tegas mengenai reward dan punishment yang akan diberikan guna memotivasi para manajer pusat pertanggungjawaban agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan memberikan reward diharapkan tiap pusat pertanggungjawaban akan berlomba dan terpacu untuk menjadi yang terbaik, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pemberian punishment ditujukan untuk memberikan efek jera bagi pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya selalu di bawah rata-rata dan kurang termotivasi dengan reward.

5.3 Keterbatasan

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki di penelitian-penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Dalam penelitian ini yang dibahas hanyalah biaya pemasaran saja, sehingga tidak dapat diketahui bagaimana peran penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap keseluruhan biaya yang ada di perusahaan.

2. Yang menjadi objek penelitian ini hanya berasal dari perusahaan konstruksi cat, sehingga tidak diketahui bagaimana perbedaannya jika diterapkan pada jenis bidang usaha lain, misalnya perhotelan, leasing, perusahaan asuransi, perusahaan dagang, dan lainnya.

3. Penelitian ini hanya menggunakan data keuangan yang diperoleh dari objek penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan gabungan antara kuesioner dan data keuangan, sehingga dari segi sumber daya manusianya juga


(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 85

Universitas Kristen Maranatha

dapat diukur mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dan penganggaran terhadap efektivitas biaya pemasaran.


(24)

86 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., J. Dearsen, dan V. Govindarajan ( 1999), Management Control System, Seventh Edition, Chicago : Richard D. Irwin.

Anthony, Robert N., dan V. Govindarajan (1998). “Impact of Participation in The Budgetary process on Management Attitude and performance : Universalistic and Contingency Perspective, Decision Science”.

Arliani, Fitrina (2008), Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Granesia). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ayuningtyas, Sri (2006), Efisiensi dan Keefektivan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Manajemen (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara V). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Bambang Hariadi (2002), Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE,

Yogyakarta.

Darsono, Ari Purwanti (2008), Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Horngren, Charles and Sudem Garry and Stratton William (2006), Introduction to Management Accounting, Prantice Hall.

Indriantoro N. Dr dan Bambang Supomo (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Komaruddin (2005), Akuntansi Manajemen, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kurniawan, Riza dan Budi Rahardjo (2007), Studi Model Organisasi CSIRTs (Computer Security Incident Response Teams) pada Perusahaan Berskala Besar. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta.

Mardani, R. (2009). Perenan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT. INTI (Persero) Bandung. Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Garut, Garut.

Mulyadi (2001), Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Penerbit STIE YKPN BPFE, Yogyakarta.


(25)

DAFTAR PUSTAKA 87

Universitas Kristen Maranatha

_______ (1993), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

_______ (1999), Akuntansi Biaya, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta. _______ (2007), Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN BPFE, Yogyakarta.

Munandar M. Drs (1994), Budgeting – Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian kerja dan Pengawasan Kerja. BPFE, Yogyakarta.

Samryn L. M. (2001), Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stoner, James A.F. and R. Edward Freeman and Daniel R. Gilbert (1996), Manajemen, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

Sugiri, Slamet (1995), Pengantar Akuntansi, Penerbit UPP AMP YPKN, Yogyakarta.

Sugiyono (1999), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

________ (2007), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Supriyono (2000), Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Usry, Milton F. dan Lawrence H. Hammer (1999), Akuntansi Biaya Perencanaan

dan Pengendalian, Edisi kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Weharima, A. (2005). Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengandalian Biaya Pemasaran (Studi Kasus pada PT. PLN Unit Bisnis Distribusi Jabar dan Banten). Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Widyatama, Bandung.

Wilson, James D and John B. Campbell (1981), Controllership: The Work of the Manajerial Accountant, Edisi Bahasa Indonesia, Penerjemah: Tjintjin F. Tjendera (1997), Penerbit Erlangga, Jakarta.


(1)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT “X” Batam, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut:

1. Bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan sistem penganggaran merupakan suatu alat bantu manajemen yang memiliki fungsi saling membutuhkan satu sama lain. Maksudnya adalah dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban, penyusunan anggaran merupakan salah satu syarat mutlaknya. Sedangkan dalam melakukan penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dapat berperan sebagai dasarnya.

2. Dengan penerapan akuntasi pertanggungjawaban secara memadai, maka perusahaan dapat lebih mengontrol biaya pemasaran yang akan dikeluarkan, sehingga pemborosan dapat dihindari dan pengambilan keputusan untuk pengalokasian biaya pemasaran dapat lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. 3. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban dan

penganggaran mempunyai hubungan yang positif diterima. Alasannya adalah,

dalam melakukan penyusunan anggaran, PT “X” Batam menggunakan akuntansi

pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunannya. Hal ini dikarenakan akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu sumber informasi dalam penyusunan


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 83

penyimpangan yang terjadi dari masing-masing periode menunjukkan jumlah yang tidak signifikan.

4. Sedangkan hipotesis kedua yang menyatakan akuntansi pertanggungjawaban dan efisiensi biaya pemasaran mempunyai hubungan yang positif juga terdukung. Alasannya adalah, perusahaan telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan sangat baik, sehingga pengambilan keputusan jadi lebih akurat dan hal tersebut berdampak pada tercapainya efisiensi penggunaan biaya pemasaran PT

“X” Batam. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan yang dilakukan antara besarnya persentase penyimpangan yang terjadi dengan batas toleransi penyimpangan yang diizinkan, yaitu 10% dari anggaran biaya pemasaran. Dan hasilnya, hanya tahun 2009 saja yang dikatakan tidak efisien. Itupun terjadi

karena PT “X” Batam sedang mempromosikan cabangnya yang pertama di pulau

Tanjung Pinang, sehingga tidak menunjukkan sesuatu yang buruk.

5.2 Saran

Berikut penulis mencoba memberikan saran yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan, antara lain:

1. Bila ada proyek baru yang muncul dan belum dianggarkan sebelumnya, sebaiknya langsung diadakan rapat untuk merevisi anggaran yang ada. Ini harus dilakukan agar pengerjaan proyek tidak terhambat, sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang tidak perlu, khususnya dalam hal pemasaran. Seperti kegiatan untuk mempromosikan cabang pertama perusahaan, seharusnya dilakukan penyesuaian kembali terhadap anggaran yang telah dibuat, sehingga penyimpangan anggaran pemasaran pada tahun 2009 dapat diminimalisir.


(3)

2. Diharapkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja di PT “X” Batam lebih ditingkatkan.

3. Perusahaan harus membuat kebijakan yang tegas mengenai reward dan

punishment yang akan diberikan guna memotivasi para manajer pusat

pertanggungjawaban agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan memberikan reward diharapkan tiap pusat pertanggungjawaban akan berlomba dan terpacu untuk menjadi yang terbaik, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pemberian

punishment ditujukan untuk memberikan efek jera bagi pusat pertanggungjawaban

yang kinerjanya selalu di bawah rata-rata dan kurang termotivasi dengan reward.

5.3 Keterbatasan

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki di penelitian-penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Dalam penelitian ini yang dibahas hanyalah biaya pemasaran saja, sehingga tidak dapat diketahui bagaimana peran penganggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap keseluruhan biaya yang ada di perusahaan.

2. Yang menjadi objek penelitian ini hanya berasal dari perusahaan konstruksi cat, sehingga tidak diketahui bagaimana perbedaannya jika diterapkan pada jenis bidang usaha lain, misalnya perhotelan, leasing, perusahaan asuransi, perusahaan dagang, dan lainnya.

3. Penelitian ini hanya menggunakan data keuangan yang diperoleh dari objek penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan gabungan antara kuesioner dan data keuangan, sehingga dari segi sumber daya manusianya juga


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 85

dapat diukur mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dan penganggaran terhadap efektivitas biaya pemasaran.


(5)

Anthony, Robert N., J. Dearsen, dan V. Govindarajan ( 1999), Management Control

System, Seventh Edition, Chicago : Richard D. Irwin.

Anthony, Robert N., dan V. Govindarajan (1998). “Impact of Participation in The

Budgetary process on Management Attitude and performance : Universalistic

and Contingency Perspective, Decision Science”.

Arliani, Fitrina (2008), Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Granesia). Skripsi

S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ayuningtyas, Sri (2006), Efisiensi dan Keefektivan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Manajemen (Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara V). Skripsi

S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Bambang Hariadi (2002), Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Darsono, Ari Purwanti (2008), Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Horngren, Charles and Sudem Garry and Stratton William (2006), Introduction to

Management Accounting, Prantice Hall.

Indriantoro N. Dr dan Bambang Supomo (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Komaruddin (2005), Akuntansi Manajemen, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kurniawan, Riza dan Budi Rahardjo (2007), Studi Model Organisasi CSIRTs (Computer Security Incident Response Teams) pada Perusahaan Berskala Besar. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta.

Mardani, R. (2009). Perenan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Menunjang Efisiensi Biaya Pemasaran pada PT. INTI (Persero) Bandung.

Skripsi S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Garut, Garut.

Mulyadi (2001), Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Penerbit STIE YKPN BPFE, Yogyakarta.


(6)

DAFTAR PUSTAKA 87

_______ (1993), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

_______ (1999), Akuntansi Biaya, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta. _______ (2007), Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN BPFE, Yogyakarta.

Munandar M. Drs (1994), Budgeting – Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian kerja dan Pengawasan Kerja. BPFE, Yogyakarta.

Samryn L. M. (2001), Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stoner, James A.F. and R. Edward Freeman and Daniel R. Gilbert (1996),

Manajemen, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

Sugiri, Slamet (1995), Pengantar Akuntansi, Penerbit UPP AMP YPKN, Yogyakarta.

Sugiyono (1999), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

________ (2007), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Supriyono (2000), Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Usry, Milton F. dan Lawrence H. Hammer (1999), Akuntansi Biaya Perencanaan

dan Pengendalian, Edisi kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Weharima, A. (2005). Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengandalian Biaya Pemasaran (Studi Kasus pada PT. PLN Unit Bisnis Distribusi Jabar dan Banten). Skripsi

S1Akuntansi. Program Studi S1 Universitas Widyatama, Bandung.

Wilson, James D and John B. Campbell (1981), Controllership: The Work of the

Manajerial Accountant, Edisi Bahasa Indonesia, Penerjemah: Tjintjin F.