Rancangan Pengukuran Kinerja Entitas dengan Menggunakan Balanced Scorecard: Studi Kasus pada SMAK BPK Penabur Bandung.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The purpose of this thesis are to test and prove that good performance of SMAK BPK Penabur Bandung if applying the concept of Balanced Scorecard. The research method used by the author is descriptive analysis. The analysis showed that performance of SMAK BPK Penabur Bandung is pretty good overall. In the financial perspective which includes the receipt of the number of students each year, SMAK BPK Penabur continues to increase. For the customer perspective shows the good performance of the circulation of the questionnaire teacher performance. In the internal business process perspective, the entity SMAK BPK Penabur has done a good innovation, by developing a more modern educational program. And for learning and growth perspective, rigorous selection, training and seminars for the staff and teachers show a good performance. Based on these results, the authors suggest more concerned entities for new innovations that will be given to the students, so that the students (customers) can remain faithful to the entity. And improve the financial perspective in terms of increased revenue through admissions to have a better performance in order to maintain the company’s success in education.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menguji dan membuktikan bahwa kinerja SMAK BPK Penabur Bandung baik jika menerapkan konsep Balanced Scorecard. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja SMAK BPK Penabur Bandung jika dilihat dari perspektif keuangan dan perspektif nonkeuangan secara keseluruhan baik. Dalam perspektif keuangan yang dilihat dari penerimaan jumlah siswa setiap tahunnya, SMAK BPK Penabur terus mengalami peningkatan. Untuk perspektif pelanggan menunjukkan kinerja yang baik dari hasil pengedaran kuisioner kinerja pengajar. Dalam perspektif proses bisnis internal, entitas SMAK BPK sudah melakukan inovasi yang baik, dengan mengembangkan program pendidikan yang semakin modern. Dan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, seleksi ketat, training dan seminar bagi staff dan pengajar menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan hasil inilah, penulis menyarankan entitas untuk lebih memikirkan inovasi baru yang akan diberikan untuk para siswa/i, agar para siswa/i (pelanggan) dapat tetap setia terhadap entitas. Dan meningkatkan perspektif keuangan dalam hal peningkatan pendapatan melalui penerimaan siswa/i baru agar memiliki kinerja yang lebih baik lagi untuk dapat mempertahankan kesuksesan perusahaan di dunia pendidikan.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar belakang penelitian... 1

1.2Identifikasi masalah... 5

1.3Tujuan penelitian... 5

1.4Manfaat penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7

2.1 Visi dan misi... 7


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Pengertian misi... 7

2.2 Strategi... 8

2.2.1 Pengertian strategi... 8

2.3 Kinerja... 8

2.3.1 Pengertian kinerja... 8

2.3.2 Tujuan dan manfaat pengukuran kinerja... 9

2.3.3 Macam-macam ukuran kinerja... 10

2.3.3.1 Sistem ukuran kinerja... 11

2.3.3.2 Keterbatasan sistem pengendalian keuangan... 12

2.3.3.3 Karakteristik sistem pengukurna kinerja... 13

2.4 Balanced scorecard... 13

2.4.1 Pengertian balanced scorecard... 13

2.4.2 Keunggulan balanced scorecard dibandingkan metode tradisional... 14

2.4.3 Balanced scorecard sebagai sebuah sistem manajemen... 20

2.4.4 Empat perspektif dalam balanced scorecard... 21

2.4.4.1 Perspektif finansial... 21

2.4.4.2 Perspektif pelanggan... 22

2.4.4.3 Perspektif proses bisnis internal... 23

2.4.4.4 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan... 25

2.4.5 Menyelaraskan balanced scorecard dengan strategi... 25

2.4.6 Mengimplementasikan balanced scorecard... 26

2.4.7 Sistem perencanaan strategik dengan balanced scorecard.. 28


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

2.4.9 Hipotesis penelitian... 31

2.4.10 Bagan kerangka pemikiran... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Objek penelitian... 33

3.1.1 Lokasi dan waktu penelitian... 33

3.1.2 Visi dan misi BPK Penabur... 33

3.1.2.1 Visi BPK Penabur... 33

3.1.2.2 Misi BPK Penabur... 33

3.1.3 Struktur organisasi kepengurusan... 34

3.2 Metode penelitian... 34

3.3 Teknik pengumpulan data... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Objek penelitian... 36

4.1.1 Sejarah singkat... 36

4.1.2 Visi dan misi SMAK BPK Penabur... 41

4.2 Strategi yang diterapkan oleh SMAK BPK Penabur... 42

4.2.1 Strategi bagian pengembangan organisasi... 42

4.2.1.1 Program SMAK 1 BPK Penabur... 43

4.2.1.2 Program SMAK 2 BPK Penabur... 44

4.2.1.3 Program SMAK 3 BPK Penabur... 45

4.2.2 Strategi bagian pendidikan... 46


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha 4.3 Rancangan penyusunan balanced scorecard di SMAK BPK Penabur

Bandung... 48

4.4 Ukuran-ukuran yang digunakan dalam balanced scorecard pada SMAK BPK Penabur Bandung... 53

4.4.1 Perspektif keuangan... 53

4.4.2 Perspektif pelanggan... 56

4.4.2.1 Penilaian kehadiran pengajar... 56

4.4.2.2 Penilaian kesiapan pengajar... 57

4.4.2.3 Penilaian pengetahuan belajar... 57

4.4.2.4 Penilaian penyampaian materi pengajar... 58

4.4.2.5 Penilaian tugas dan latihan pengajar... 59

4.4.2.6 Penilaian materi ujian pengajar... 60

4.4.2.7 Penilaian umpan balik pengajar... 61

4.4.2.8 Penilaian keberhasilan belajar... 61

4.4.2.9 Penilaian secara umum... 62

4.5 Perspektif proses bisnis internal... 62

4.6 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran... 66


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA... 75 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS... 76


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka pemikiran... 32 Gambar 2 Gambar bagan struktur organisasi... 34 Gambar 3 Gambar objektif SMAK BPK... 51


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Tabel perbedaan balanced scorecard dengan metode

tradisional... 23

Tabel II Tabel perspektif balanced scorecard... 26

Tabel III Tabel sejarah BPK ... 38

Tabel IV Tabel program SMAK ... 43


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan pendidikan di era globalisasi seperti saat ini semakin meningkat, seluruh bidang usaha saat ini mencari sumber daya manusia yang berkualitas. Demi tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas, tentu diperlukan dasar pendidikan yang berkualitas dalam diri tiap calon tenaga kerja tersebut.

Sama halnya dengan tujuan Negara kita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 paragraf 4, yakni melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan hidup bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia, salah satu tujuan utama dari Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, beberapa upaya pemerintah dalam mewujudkan tujuan tersebut, antara lain dengan mengadakan program-program beasiswa, tunjangan dan program-program subsidi.

Namun, ada satu hal lain yang seringkali menjadi hal yang ditakuti oleh setiap siswa yaitu Ujian Nasional dari Pemerintah. Hasil dari Ujian Nasional memang sangat menegangkan, karena menentukan kelulusan tiap siswa dari tiap jenjang pendidikan masing-masing. Namun, fenomena Ujian Nasional tersebut tidak menjadi masalah besar bagi beberapa sekolah swasta yang seringkali mencapai kelulusan 100%.

Di Kota Bandung ini terdapat cukup banyak sekolah swasta yang selalu berhasil mencapai kelulusan 100% dan meraih nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Wilayah Jawa Barat. Karena itu, persaingan antar sekolah pun tidak


(11)

Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha dapat dihindari. Setiap sekolah berlomba untuk mempunyai keunggulan sehingga dapat menarik minat para calon siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Sebagaimana dikutip dalam jurnal Soraya Hanuma dan Endang Kiswara (2011:2) oleh Srimindarti, hanya entitas yang mempunyai keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective.

Untuk menghadapi persaingan tersebut, tentunya setiap sekolah harus mempersiapkan diri, salah satunya yaitu dengan cara menentukan strategi-strategi dalam menjalankan operasinya, misalnya strategi dalam mencapai target jumlah siswa baru, strategi meningkatkan kualitas pengajaran, dsb. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran kerja yang telah ditentukan oleh pimpinan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Strategi menentukan cara suatu organisasi sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dengan peluang di pasar untuk mencapai tujuannya (Horngren et al., 2006:432). Strategi sangat berhubungan erat dengan visi dan misi suatu entitas usaha. Strategi dipakai untuk membantu dalam pencapaian tujuan entitas tersebut, tanpa strategi pimpinan pun akan menemukan kesulitan dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dari entitas.

Sekolah menjadi wadah untuk mengelola dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu, kinerja para tenaga kerja yang terkait yaitu tenaga didik sangat mempengaruhi pelaksanaan strategi yang ditentukan sekolah dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, sekolah perlu menggunakan sistem


(12)

Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha ukuran kinerja yang berguna untuk mengimplementasikan strategi. Ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan penting masa kini dan masa depan, jika ukuran itu membaik, berarti sekolah telah mengimplementasikan strateginya. Sistem ukuran kinerja hanyalah merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya dengan berhasil (Robert dan Govindarajan, 2005:169).

Dalam menyusun ukuran kinerja seperti ini, pimpinan senior seperti seorang Kepala Sekolah memilih pengukur yang paling mewakili strategi sekolah. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa pengukuran kinerja berpengaruh terhadap strategi suatu entitas. Jika pengukuran kinerja berjalan dengan baik dan perusahaan memiliki kinerja yang baik, maka tidak menutup kemungkinan strategi perusahaan dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

Untuk mengukur kinerja suatu entitas, dalam penelitian ini, sekolah. Sekolah dapat menggunakan salah satu cara, yaitu dengan menerapkan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah alat yang menyediakan bagi para pimpinan pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya (Kaplan dan Norton, 1998:22).

Balanced Scorecard adalah salah satu contoh dari sistem pengukuran kinerja. Balanced Scorecard ini membantu keseimbangan antara penilaian stratejik yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan yang sesuai, kemudian dapat mendorong tenaga didik agar bertindak untuk kepentingan terbaik bagi sekolah. Ini merupakan alat yang membantu fokus perusahaan, menyusun tujuan


(13)

Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha organisasi, serta memberikan feedback dari strategi (Robert dan Govindarajan, 2005:173).

Balanced Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan kinerja keuangan dan kinerja nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Dalam mengukur kinerja tidak hanya dibutuhkan ukuran kinerja keuangan saja, tetapi ukuran kinerja nonkeuangan juga dibutuhkan untuk memacu entitas untuk mendapatkan hasil kinerja keuangan yang terbaik

Dalam hal ini penulis mengambil salah satu sekolah SMA swasta favorit di Kota Bandung yaitu BPK PENABUR. Berdasarkan data dari Badan Akreditasi Wilayah Jawa Barat sekolah SMAK BPK 1, 2 dan 3 PENABUR mendapat nilai Akreditasi A.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, SMAK BPK PENABUR seringkali menjuarai lomba cerdas-cermat dengan berbagai topik, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Akuntansi dan bidang studi lainnya. Sama halnya dalam bidang olahraga, siswa-siswi SMAK BPK PENABUR pun sering menjuarai lomba-lomba olahraga di tingkat kotamadya, provinsi, nasional, bahkan internasional. Tidak kalah dalam bidang musik pun, siswa-siswi SMAK BPK PENABUR memiliki jiwa musikalitas yang tinggi, sebut saja salah satu band lokal yang pernah populer yaitu COLA FLOAT.

Berdasarkan data dari kelulusan sekolah pada situs resmi BPK, nilai kelulusan yang diraih oleh sekolah ini pun selalu berhasil mencapai 100%, namun tahun 2011 yang lalu, salah satu sekolah SMAK BPK tersebut tidak mencapai kelulusan 100% karena terdapat 2 siswa yang tidak lulus.


(14)

Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Ketidaklulusan ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang mungkin berasal dari siswa maupun faktor dari pihak sekolah. Dalam hal ini penulis ingin melakukan evaluasi kinerja para tenaga didik di SMAK BPK PENABUR dengan menggunakan Balanced Scorecard dan membandingkan hasil kinerja dari tenaga didik di tiga sekolah tersebut.

Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini berjudul Perbandingan Evaluasi Kinerja menggunakan Balanced Scorecard. Studi kasus pada tiga sekolah swasta SMAK BPK PENABUR Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, perlu dilakukan pengukuran kinerja atas tenaga didik demi menghindari kelulusan kurang dari 100%. Sehingga pimpinan sekolah dapat mengetahui langkah-langkah yang sebaiknya diambil untuk menghindari masalah tersebut dan dapat menentukan strategi yang akan diambil untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja tenaga didik agar bisa menjadi sekolah swasta favorit di Kota Bandung ini.

Maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja sekolah SMAK BPK PENABUR Bandung dengan menggunakan metode Balanced scorecard? 2. Sejauh mana pencapaian kinerja tenaga didik SMAK BPK PENABUR

Bandung dengan menggunakan metode Balanced scorecard?


(15)

Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Tujuan penelitian yang dilakukan di SMAK BPK PENABUR adalah:

1. Membuat rancangan sistem pengukuran kinerja tenaga didik di SMAK BPK PENABUR Bandung dengan pendekatan Balanced scorecard.

2. Mengukur pencapaian kinerja tenaga didik SMAK BPK PENABUR dengan pendekatan Balanced scorecard.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan di SMAK BPK PENABUR adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori-teori yang pernah dipelajari dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced scorecard.

2. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bermanfaat sebagai bahan pertimbangan sekolah dalam membuat strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.


(16)

65 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5. JKJ

5.1. Kesimpulan

Sebagaimana seperti uraian yang telah dijelaskan, rancangan sistem pengukuran kinerja sekolah SMAK BPK PENABUR Bandung dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dapat dibuat sebagai berikut :

a. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan ini yang menjadi fokus adalah sumber-sumber pendapatan bagi sekolah, yaitu pendapatan dari penerimaan siswa/i baru. - Penerimaan siswa/i SMAK 1 BPK Penabur Bandung dalam periode 5

tahun (angkatan 2008-2012)

Tahun Angkatan Jumlah Penerimaan Siswa/i

2008 304

2009 312

2010 291

2011 319

2012 351

- Penerimaan siswa/i SMAK 2 BPK Penabur Bandung dalam periode 5 tahun (angkatan 2008-2013)

Tahun Angkatan Jumlah Penerimaan Siswa/i

2008 202

2009 246

2010 292

2011 320

2012 365

- Penerimaan siswa/i SMAK 3 BPK Penabur Bandung dalam periode 5 tahun (angkatan 2008-2013)


(17)

66 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

2008 156

2009 121

2010 97

2011 101

2012 110

Dilihat dari tabel di atas, jumlah penerimaan siswa/i dari sekolah SMAK 1, SMAK 2 mengalami peningkatan, namun, penurunan terjadi pada SMAK 3 pada tahun angkatan 2010, namun dapat kembali naik sampai tahun angkatan 2012.

Untuk itu, dapat dikatakan, secara garis besar, arah pertumbuhan operasi dalam jangka waktu lima tahun mengalami peningkatan secara positif, yakni dari tahun angkatan 2008 hingga angkatan 2012.

b. Perspektif Pelanggan

Untuk dapat mencapai tujuan entitas dan menghasilkan kinerja entitas yang baik, SMAK BPK harus dapat mempertahankan dan melakukan peningkatan terhadap kualitas pelayanan sekolah.

Dalam perspektif pelanggan ini, entitas mengidentifikasi kepuasan dari siswa sebagai pengguna jasa dari sekolah.

Penilaian Kehadiran Pengajar

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada waktu yang sudah ditetapkan (kesesuaian mulainya waktu belajar)

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 79 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 74 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 63 siswa.


(18)

67 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan (kesesuaian dengan jadwal pelajaran)

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 70 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 65 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 60 siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan bobot waktu yang sudah ditetapkan

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 81 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 77 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 62 siswa. Penilaian Kesiapan Pengajar

Guru Hadir di kelas dalam keadaan siap mengajar materi

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 82 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 78 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 64 siswa. Penilaian Pengetahuan Pengajar

Guru menguasai materi pelajaran baik dari teori maupun konsepnya

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 73 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 68 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 56 siswa. Guru memberikan contoh aplikasi/ penerapan yang membantu siswa untuk memahami teori/ konsep

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 74 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 65 siswa.


(19)

68 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 47 siswa.

Penilaian Penyampaian Materi Pengajar

Guru menyampaikan materi dengan baik dan menarik

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 76 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 72 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 57 siswa.

Guru memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya / berdiskusi

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 80 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 77 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 57 siswa. Penilaian Tugas dan Latihan Pengajar

Guru memberikan tugas yang bermanfaat bagi siswa

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 66 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 63 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 44 siswa. Guru mengajar dengan sikap antusias dan semangat

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 66 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 63 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 43 siswa. Guru menerima kritik dan saran yang berkaitan materi

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 68 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 63 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 44 siswa.


(20)

69 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha Guru memberikan inspirasi bagi siswa untuk belajar lebih jauh dari yang telah diajarkan di kelas

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 68 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 63 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 46 siswa. Penilaian Materi Ujian Pengajar

Guru telah menguji materi-materi yang relevan dengan materi yang diajarkan, referensi yang disepakati dan tugas-tugas yang diberikan guru selama KBM - Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 79 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 73 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 55 siswa. Penilaian Umpan Balik dari Pengajar

Guru memberikan umpan balik mengenai hasil tes

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 68 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 63 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 44 siswa. Penilaian Keberhasilan Belajar

Siswa mengerti setelah mengikuti proses pembelajaran

- Dari 84 siswa (2 kelas) SMAK 1 yang menjawab setuju adalah 74 siswa. - Dari 81 siswa (2 kelas) SMAK 2 yang menjawab setuju adalah 70 siswa. - Dari 68 siswa (2 kelas) SMAK 3 yang menjawab setuju adalah 52 siswa. Penilaian secara Umum mengenai Pengajar dan Sekolah


(21)

70 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha Secara umum, siswa/i sudah mencapai kepuasan dalam belajar, hanya saja di bagian pemberian tugas, kira-kira 60% siswa/i merasa tidak setuju dengan pemberian tugas. Alasan yang diberikan dari siswa/i karena tugas-tugas tersebut terkadang terlalu banyak dan terlalu sulit untuk diselesaikan, karena mereka sudah melakukan proses belajar dari pukul tujuh pagi sampai pukul setengah tiga sore. Karena itulah, siswa/i tersebut merasa berat dengan pemberian tugas yang terlalu banyak.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dari perspektif ini, SMAK BPK Penabur Bandung memiliki fokus-fokus program tersendiri. Bagi SMAK 1, tahun 2012 ini adalah tahun peluncuran program baru, yaitu program Life Skill, dimana siswa/i yang baru masuk dapat memilih mata pelajaran yang ia senangi, dengan sistem SKS.

Sementara itu, SMAK 2 dan SMAK 3 sedang menguji atau mempersiapkan sebuah program baru yaitu program kelas Bilingual IPS, yang kemungkinan akan diluncurkan tahun 2013 nanti.

Dalam menyesuaikan program baru yang ada, setiap sekolah menargetkan waktu satu tahun untuk mempersiapkannya dan saat pelaksanaan program tersebut akan selalu dilakukan evaluasi berkala demi keefektifan pembelajaran melalui program-program tersebut.

Di samping program-program baru tersebut, setiap sekolah memiliki perhatian khusus bagi siswa/i kelas xii, yang akan menempuh ujian nasional. Untuk itulah, diadakan kelas tambahan di hari Sabtu, dimana sekolah libur. Atau jam-jam sepulang sekolah pun dapat digunakan untuk pelajaran


(22)

71 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha tambahan bagi siswa/i yang dianggap kurang siap untuk menempuh ujian nasional.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Syarat untuk menjadi seorang staff dan pengajar di SMAK BPK Penabur yaitu memiliki tingkat pendidikan minimal S1 (Sarjana) dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat tambahan utama bagi para pengajar yang akan mengajar kelas-kelas bilingual, sementara untuk kelas-kelas internasional, SMAK BPK memilih pengajar-pengajar native yang ahli di bidangnya. Selain pemilihan pengajar-pengajar secara ketat lewat micro teaching, yaitu simulasi keadaan belajar bagi pengajar baru, sekolah SMAK BPK pun memberikan pelatihan-pelatihan dan selalu mendorong staff dan pengajarnya untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan kinerja.

Tingkat kepuasan para staff dan pengajar dapat dilihat dari lama mereka bekerja, sampai saat ini banyak sekali staff dan pengajar yang bekerja dengan SMAK BPK Penabur sampai masa pensiun mereka. Dari situ dapat dilihat kepuasan mereka bekerja dan keinginan untuk terus bekerja sama untuk mencapai tujuan sekolah SMAK BPK.

Pergantian pegawai jarang terjadi di SMAK BPK, apabila ada staff dan pengajar yang dinilai tidak berkompeten, maka pihak Kepala Sekolah akan meminta pihak bersangkutan untuk mengundurkan diri.


(23)

72 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha Selain kepuasan dalam bekerja pun, staff dan pengajar SMAK BPK terkenal dengan sifat kekeluargaan yang baik, setiap tahunnya seringkali diadakan acara wisata ke luar kota atau ke luar negeri.

Dari segi sarana dan prasarana pun, SMAK BPK selalu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dipakai untuk proses pembelajaran dan proses pengendalian. Salah satunya yaitu dengan memasang CCTV di lokasi-lokasi tertentu dan menggunakan sistem absen sensor jari bagi para staff dan pengajar.

Setiap staff dan pengajar dapat dengan bebas memberikan saran dan kritik mengenai sekolah langsung kepada pihak pimpinan sekolah. Karena setiap Kepala Sekolah SMAK BPK menganut sistem keterbukaan dalam bekerja demi kemajuan sekolah. Saran dan kritik akan ditampung dan akan dipertimbangkan lewat forum rapat sekolah.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dibuat kesimpulan mengenai hasil kinerja SMAK BPK PENABUR sebagai berikut :

1. Perspektif Keuangan

Pendapatan dari penerimaan siswa/i baru setiap tahunnya mengalami peningkatan positif di SMAK BPK Penabur, peningkatan rata-rata sebesar 8% tergolong baik. Selain itu, selama prose belajar 3 tahun, cukup jarang siswa/i yang berhenti di tengah jalan, 95% terus bertahan sampai Ujian Nasional. Dengan begitu, pendapatan dari uang pendaftaran, uang sekolah dan uang daftar ulang pun terus meningkat.


(24)

73 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha Pengukuran pada perspektif pelanggan, yaitu lewat penyebaran angket penilaian kinerja pengajar mencapai rata-rata keseluruhan 87% baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar SMAK BPK memiliki kualitas yang baik untuk mengajar.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Penilaian proses bisnis internal SMAK BPK pun cukup baik, karena setiap tahunnya selalu diadakan evaluasi dan selalu inovatif untuk meluncurkan program-program yang dapat menunjang peningkatan kualitas siswa/i di era globalisasi ini.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pertimbangan untuk menerima staff dan pengajar baru melewati beberapa tahap, selain syarat-syarat yang diajukan, pihak pimpinan sekolah pun melakukan micro teaching untuk melihat kemampuan calon pengajar. Staff dan pengajar pun banyak yang bekerja sampai waktu pensiun, itu menandakan kepuasan mereka dalam bekerja di SMAK BPK, selain itu sifat kekeluargaan yang terbina pun tergolong baik.

Sarana dan prasarana yang dipakai pun terus dipelihara dan ditingkatkan setiap tahunnya.

5.2.Saran

Saran-saran yang penulis dapat berikan:

1. Entitas lebih memperhatikan perspektif proses bisnis internal agar tidak terdapat kenaikan biaya dari biaya yang telah dianggarkan. Dan juga


(25)

74 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha entitas lebih memikirkan inovasi baru yang akan diberikan bagi para pelanggan, agar para pelanggan tetap setia terhadap entitas.

2. Terus meningkatkan perpektif keuangan karena jika dilihat dari kualitas pemilihat pengajar, entitas memiliki kinerja yang baik, yaitu dengan melakukan promosi-promosi untuk meningkatkan pendapatan dalam penerimaan siswa/i baru, khususnya di SMAK 3 BPK. Selain itu, perhatian perspektif non keuangan pun perlu ditingkatkan lagi, agar memiliki kinerja yang semakin baik dan dapat mempertahankan kesuksesan entitas di dunia pendidikan.

5.3.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Masih menggunakan data yang terbatas sehingga untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap.


(26)

75

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Robert, Anthony dan Govindarajan. (2005). Management Control System. Jilid 1 dan 2. Edisi 11. (Diterjemahkan oleh: Drs. F. X. Kurniawan Tjakrawala, Msi. Akt. Dan Krista S. E., Ak). Salemba Empat, Jakarta

Hansen, Don R. Dan Maryanne M. Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen. Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari, Msi. Dan Deny Ar nos Kwary. M. Hum). Salemba Empat, Jakarta.

Hariadi, Drs. Bambang, M.Ec., Akt. (2002). Buku Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Edisi pertama. Desember, Yogyakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. (2006). Cost Accounting. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Kaplan, Robert S. Dan Anthony A. Atkinson. (1998). Advenced Management Accounting. Third Edition. Prentice Hall International, Inc., New Jersey.

Kaplan, Robert S. Dan David P. Norton. (2000). Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard. (Diterjemahkan oleh: Peter R. Yosi Pasla, M.B.A). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.

Sekaran, Uma. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition. John Wiley & Sons, Canada.

Wheelen, Thomas L. And J. David Hunger. (2004). Strategic Management and Business Policy. Ninth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/10/definisi-visi-misi-dan-strategi-dan.html (12 Maret 2012)

http://bpkpenabur.co.id/2012/2/kelulusan/ (12 Maret 2012) Jurnal:

Hanuma, Soraya dan Endang Kiswara SE., M. Si., Akt. (2010). Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor)


(1)

Secara umum, siswa/i sudah mencapai kepuasan dalam belajar, hanya saja di bagian pemberian tugas, kira-kira 60% siswa/i merasa tidak setuju dengan pemberian tugas. Alasan yang diberikan dari siswa/i karena tugas-tugas tersebut terkadang terlalu banyak dan terlalu sulit untuk diselesaikan, karena mereka sudah melakukan proses belajar dari pukul tujuh pagi sampai pukul setengah tiga sore. Karena itulah, siswa/i tersebut merasa berat dengan pemberian tugas yang terlalu banyak.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dari perspektif ini, SMAK BPK Penabur Bandung memiliki fokus-fokus program tersendiri. Bagi SMAK 1, tahun 2012 ini adalah tahun peluncuran program baru, yaitu program Life Skill, dimana siswa/i yang baru masuk dapat memilih mata pelajaran yang ia senangi, dengan sistem SKS.

Sementara itu, SMAK 2 dan SMAK 3 sedang menguji atau mempersiapkan sebuah program baru yaitu program kelas Bilingual IPS, yang kemungkinan akan diluncurkan tahun 2013 nanti.

Dalam menyesuaikan program baru yang ada, setiap sekolah menargetkan waktu satu tahun untuk mempersiapkannya dan saat pelaksanaan program tersebut akan selalu dilakukan evaluasi berkala demi keefektifan pembelajaran melalui program-program tersebut.

Di samping program-program baru tersebut, setiap sekolah memiliki perhatian khusus bagi siswa/i kelas xii, yang akan menempuh ujian nasional. Untuk itulah, diadakan kelas tambahan di hari Sabtu, dimana sekolah libur. Atau jam-jam sepulang sekolah pun dapat digunakan untuk pelajaran


(2)

tambahan bagi siswa/i yang dianggap kurang siap untuk menempuh ujian nasional.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Syarat untuk menjadi seorang staff dan pengajar di SMAK BPK Penabur yaitu memiliki tingkat pendidikan minimal S1 (Sarjana) dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat tambahan utama bagi para pengajar yang akan mengajar kelas-kelas bilingual, sementara untuk kelas-kelas internasional, SMAK BPK memilih pengajar-pengajar native yang ahli di bidangnya. Selain pemilihan pengajar-pengajar secara ketat lewat micro teaching, yaitu simulasi keadaan belajar bagi pengajar baru, sekolah SMAK BPK pun memberikan pelatihan-pelatihan dan selalu mendorong staff dan pengajarnya untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan kinerja.

Tingkat kepuasan para staff dan pengajar dapat dilihat dari lama mereka bekerja, sampai saat ini banyak sekali staff dan pengajar yang bekerja dengan SMAK BPK Penabur sampai masa pensiun mereka. Dari situ dapat dilihat kepuasan mereka bekerja dan keinginan untuk terus bekerja sama untuk mencapai tujuan sekolah SMAK BPK.

Pergantian pegawai jarang terjadi di SMAK BPK, apabila ada staff dan pengajar yang dinilai tidak berkompeten, maka pihak Kepala Sekolah akan meminta pihak bersangkutan untuk mengundurkan diri.


(3)

Selain kepuasan dalam bekerja pun, staff dan pengajar SMAK BPK terkenal dengan sifat kekeluargaan yang baik, setiap tahunnya seringkali diadakan acara wisata ke luar kota atau ke luar negeri.

Dari segi sarana dan prasarana pun, SMAK BPK selalu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dipakai untuk proses pembelajaran dan proses pengendalian. Salah satunya yaitu dengan memasang CCTV di lokasi-lokasi tertentu dan menggunakan sistem absen sensor jari bagi para staff dan pengajar.

Setiap staff dan pengajar dapat dengan bebas memberikan saran dan kritik mengenai sekolah langsung kepada pihak pimpinan sekolah. Karena setiap Kepala Sekolah SMAK BPK menganut sistem keterbukaan dalam bekerja demi kemajuan sekolah. Saran dan kritik akan ditampung dan akan dipertimbangkan lewat forum rapat sekolah.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dibuat kesimpulan mengenai hasil kinerja SMAK BPK PENABUR sebagai berikut :

1. Perspektif Keuangan

Pendapatan dari penerimaan siswa/i baru setiap tahunnya mengalami peningkatan positif di SMAK BPK Penabur, peningkatan rata-rata sebesar 8% tergolong baik. Selain itu, selama prose belajar 3 tahun, cukup jarang siswa/i yang berhenti di tengah jalan, 95% terus bertahan sampai Ujian Nasional. Dengan begitu, pendapatan dari uang pendaftaran, uang sekolah dan uang daftar ulang pun terus meningkat.


(4)

Pengukuran pada perspektif pelanggan, yaitu lewat penyebaran angket penilaian kinerja pengajar mencapai rata-rata keseluruhan 87% baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar SMAK BPK memiliki kualitas yang baik untuk mengajar.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Penilaian proses bisnis internal SMAK BPK pun cukup baik, karena setiap tahunnya selalu diadakan evaluasi dan selalu inovatif untuk meluncurkan program-program yang dapat menunjang peningkatan kualitas siswa/i di era globalisasi ini.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pertimbangan untuk menerima staff dan pengajar baru melewati beberapa tahap, selain syarat-syarat yang diajukan, pihak pimpinan sekolah pun melakukan micro teaching untuk melihat kemampuan calon pengajar. Staff dan pengajar pun banyak yang bekerja sampai waktu pensiun, itu menandakan kepuasan mereka dalam bekerja di SMAK BPK, selain itu sifat kekeluargaan yang terbina pun tergolong baik.

Sarana dan prasarana yang dipakai pun terus dipelihara dan ditingkatkan setiap tahunnya.

5.2.Saran

Saran-saran yang penulis dapat berikan:

1. Entitas lebih memperhatikan perspektif proses bisnis internal agar tidak terdapat kenaikan biaya dari biaya yang telah dianggarkan. Dan juga


(5)

entitas lebih memikirkan inovasi baru yang akan diberikan bagi para pelanggan, agar para pelanggan tetap setia terhadap entitas.

2. Terus meningkatkan perpektif keuangan karena jika dilihat dari kualitas pemilihat pengajar, entitas memiliki kinerja yang baik, yaitu dengan melakukan promosi-promosi untuk meningkatkan pendapatan dalam penerimaan siswa/i baru, khususnya di SMAK 3 BPK. Selain itu, perhatian perspektif non keuangan pun perlu ditingkatkan lagi, agar memiliki kinerja yang semakin baik dan dapat mempertahankan kesuksesan entitas di dunia pendidikan.

5.3.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Masih menggunakan data yang terbatas sehingga untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap.


(6)

Robert, Anthony dan Govindarajan. (2005). Management Control System. Jilid 1 dan 2. Edisi 11. (Diterjemahkan oleh: Drs. F. X. Kurniawan Tjakrawala, Msi. Akt. Dan Krista S. E., Ak). Salemba Empat, Jakarta

Hansen, Don R. Dan Maryanne M. Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen. Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari, Msi. Dan Deny Ar nos Kwary. M. Hum). Salemba Empat, Jakarta.

Hariadi, Drs. Bambang, M.Ec., Akt. (2002). Buku Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Edisi pertama. Desember, Yogyakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. (2006). Cost Accounting. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Kaplan, Robert S. Dan Anthony A. Atkinson. (1998). Advenced Management Accounting. Third Edition. Prentice Hall International, Inc., New Jersey.

Kaplan, Robert S. Dan David P. Norton. (2000). Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard. (Diterjemahkan oleh: Peter R. Yosi Pasla, M.B.A). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.

Sekaran, Uma. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition. John Wiley & Sons, Canada.

Wheelen, Thomas L. And J. David Hunger. (2004). Strategic Management and Business Policy. Ninth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/10/definisi-visi-misi-dan-strategi-dan.html (12 Maret 2012)

http://bpkpenabur.co.id/2012/2/kelulusan/ (12 Maret 2012) Jurnal:

Hanuma, Soraya dan Endang Kiswara SE., M. Si., Akt. (2010). Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor)