HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Menopause.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA
MENOPAUSE
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
Rina Setya Utami
F 100 060 167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA
MENOPAUSE
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
Rina Setya Utami
F 100 060 167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI
MASA MENOPAUSE
Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita.
Menopause adalah kejadian sesaat saja yaitu perdarahan haid terakhir. Namun
bagi sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan
dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika
memasuki fase ini sehingga banyak wanita mengalami rasa cemas ketika
menghadapi masa menopause. Salah satu cara terbaik untuk menghadapi
kecemasan saat menopause adalah dengan berbagi dan membicarakannya dengan
orang-orang disekelilingnya, karena dengan menceritakannya akan membuat
orang tersebut lebih mudah dalam menerima menopause. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial
keluarga dengan kecemasan menghadapi menapouse. Hipotesis yang diajukan ada
hubungan negatif antara persepsi terhadap dukungan sosial keluarga dengan
kecemasan menghadapi menapouse.
Subjek penelitian yaitu karyawan koperasi “Sejahtera Bersama“ Surakarta
yang berjumlah 40 orang. Bentuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sample. Alat pengumpul data menggunakan skala persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga dan skala kecemasan menghadapi menapouse.
Metode analisis data menggunakan teknik analisis korelasi product moment
. Hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi product
moment (r) = -0,577; koefisien determinan atau sumbangan efektif (r2) = 0,333;
taraf signifikansi atau probability (p) = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut
diinterpretasi ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi menopause.
Sumbangan efektif persepsi terhadap dukungan sosial keluarga terhadap
kecemasan menghadapi menopause sebesar 33,3% Hal ini berarti masih terdapat
66,7% variabel lain yang mempengaruhi kecemasan menghadapi menopause
selain variabel persepsi terhadap dukungan sosial keluarga, diantaranya usia,
tingkat pendidikan, kelemahan fisik, lingkungan, konstitusi dan hereditas, trauma
dan konflik.
Variabel persepsi terhadap dukungan sosial keluarga mempunyai rerata
empirik sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar 90 yang berarti kategori
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga subjek penelitian tergolong sedang.
Variabel kecemasan menghadapi menopause diketahui rerata empirik sebesar
54,08 dan rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti kecemasan menghadapi
menopause pada subjek penelitian tergolong rendah.
Kata kunci:
Persepsi terhadap Dukungan Sosial Keluarga
Kecemasan Menghadapi Menopause
koperasi “Sejahtera Bersama“ Surakarta
dibandingkan dengan yang tidak mengalami
PENGANTAR
Menopause merupakan proses alami
penurunan estrogen. Wanita seperti ini tidak
yang dialami setiap wanita. Menopause
mendapat informasi yang benar tentang
adalah kejadian sesaat saja yaitu perdarahan
menopause sehingga
haid terakhir. Namun bagi sebagian wanita,
hanya efek negatif yang dialami setelah
masa menopause merupakan saat yang
memasuki masa menopause. Kestabilan
paling menyedihkan dalam hidup. Ada
emosi
banyak kekhawatiran yang menyelubungi
mendapat informasi yang benar tentang
pikiran wanita ketika memasuki fase ini.
menopause dan mampu beradaptasi dengan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
perubahn yang terjadi pada masa menopause
75% wanita yang mengalami menopause
(Aprillia dan Puspitasari, 2010).
akan
yang dibayangkan
diperoleh
kembali
setelah
merasakan menopause sebagai masalah atau
Menurut penelitian Robertson Clinic
gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak
Australia, dari 300 pasien usia menopause
mempermasalahkannya.
wanita
terdapat 31,2% pasien mengalami depresi
emosi
dan kecemasan (Christiani dkk, 2000).
akan
mengalami
Seorang
ketidakstabilan
seiring dengan kekhawatiran perubahan pada
Baziad (2007) menyatakan
tubuh akibat berakhirnya masa haid. Seperti
70% perempuan pada masa peri dan pasca
hormon tubuh yang dapat berubah maka
menopause mengalami keluhan vasomotoris
suasana hati juga dapat berubah. Hal ini
yaitu rasa panas yang tiba-tiba muncul,
menunjukkan bahwa wanita sangat sensitif
depresi, dan keluhan psikis dan somatis
terhadap pengaruh emosional dan fluktuasi
lainnya.
hormon. Pada suatu penelitian di Jakarta
mengatakan mudah tersinggung, merasa
ditemukan hubungan antara penurunan kadar
takut, gelisah, dan cepat marah. Kasus yang
estrogen dengan perubahan mood yang
terjadi dan hasil penelitian menunjukkan
terjadi pada masa perimenopause. Dikatakan
bahwa
bahwa ditemukan depresi sebanyak 37,9%
membutuhkan pemahaman lebih dalam agar
pada
yang
perempuan bisa mudah menerima perubahan
mengalami penurunan kadar estrogen. Kadar
masa menopause. Menurut Dr. Supriyadi H.
estrogen yang rendah memiliki risiko untuk
R, Sp. OG, ginekolog dari Rumah Sakit
menjadi
Sumber Waras Surakarta menuturkan bahwa
perempuan
depresi
perimenopause
3,7
kali
lebih
besar
Lebih
kurang
perubahan
lebih kurang
90%
dimasa
lainnya
menopause
biasanya yang mengalami gejala menopause
berpikiran negatif. Ada beberapa faktor yang
tidak muncul pada orang desa, melainkan
berhubungan dengan kecemasan wanita
pada wanita perkotaan yang mempunyai
dalam menghadapi menopause antara lain
beban pikiran lebih banyak.
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga,
Kasdu (2002) menyebutkan bahwa
50-60% wanita di Indonesia dapat melewati
karakteristik sosial budaya, kondisi ekonomi
dan gaya hidup.
Dukungan
masa menopause dengan tenang, hampir
keluarga
tanpa tanda-tanda gangguan fisik maupun
faktor
emosional dan sekitar 40% atau lebih dapat
membantu ibu atau istri untuk melalui masa
mengalami keadaan yang menyedihkan baik
menopause
fisik
Masalah
Sebagai contoh suami yang tidak menuntut
menopause perlu diketahui secara jelas oleh
istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik
setiap wanita. Wanita sebagai ibu adalah
dan
pemelihara
dan
perkataan maupun tindakan, akan sangat
kerukunan keluarga, juga terkadang ikut
membantu untuk menyakini bahwa tidak ada
mencari nafkah tambahan bagi keluarga.
yang perlu dicemaskan ketika datang masa
Maka perubahan-perubahan fisiologis ibu
menopause (Lianawati, 2008).
maupun
emosional.
ketenangan,
kesehatan
eksternal
tanpa
dapat
Rogers
sebaiknya dikenal, diketahui dan dipahami
paling
merupakan
baik
kecemasan
menyakinkan
(Rohman
dalam
berlebih.
baik
dkk,
dalam
2000)
dengan baik dan benar pula oleh semua
menyebutnya sebagai need of positif regard,
anggota keluarga terutama suami.
setiap manusia mempunnyai kebutuhan akan
secara
kehangatan, penghargaan, dan rasa cinta dari
menetap membawa konsekuensi kesehatan
orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial
baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi
membutuhkan kehadiran orang lain karena
fatal bila tidak ditangani dengan serius.
tidak bisa memenuhi kebutuhan fisik dan
Fungsi
Berhentinya
menstruasi
yang
menurun
psikologisnya sendiri. Demikian juga ketika
menimbulkan
dampak
yaitu
menghadapi persoalan, individu cenderung
ketidaknyamanan
dalam
menjalani
akan mencari orang terdekat yang dipercaya
reproduksi
kehidupan. Bagi sebagian wanita,menopause
untuk
menimbulkan rasa cemas dan risau. Hal ini
keluar hingga individu tetap merasa berharga
akan
semakin
dan dicintai. Hubungan antar pribadi yang
memberatkan apabila wanita tersebut selalu
bersifat membantu dan menolong yang
menjadi
tekanan
dan
membantunya
menemukan
jalan
diperoleh dari orang lain yang dapat
individu dari orang terdekat atau suatu
dipercaya disebut sebagai dukungan sosial.
kelompok (Sarafino, 2002). Dukungan sosial
Banyak penelitian mengenai pengaruh
diperoleh karena kehadiran orang lain dalam
positif dukungan sosial. Hartanti (2002),
keakraban
hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
emosional dan efek perilaku bagi pihak
dukungan sosial secara signifikan dapat
penerima (Gotlieb dalam Smet, 2001), yaitu
digunakan sebagai penentu cara untuk keluar
tersedianya dukungan bagi individu ketika
dari depresi sekaligus memprediksi depresi.
menghadapi masalah dan mencari seseorang
Dukungan sosial dianggap menjembatani
untuk membantu membicarakan jalan keluar
kepribadian dengan penyebab depresi.
permasalahan.
Dukungan
Diharapkan adanya peran dari keluarga
membutuhkan
faktor
berupa perhatian, pengertian, kesabaran,
(communality)
bimbingan dan semangat dari suami dan
membantu individu keluar dari masalah.
anak
Bentuk
akan
sangat
membantu
wanita
sosial
mempunyai
untuk
dukungan
sosial
keakraban
bisa
sosial
berfungsi
bisa
kesempatan
semua
pertimbangan, bantuan, nasehat, tersedianya
merasa
cemasdengan
bercerita,
berupa
menghadapi masa ini. Kenyataannya tidak
wanita
untuk
manfaat
meminta
mereka
rasa nyaman, atau bahkan tempat berkeluh
merasa bahwa itu adalah bagian dari siklus
kesah. Dukungan sosial terdiri dari lima
hidup
faktor, yaitu dukungan penilaian, emosional,
datangnya
menopause,
karena
yang harus dijalani tanpa rasa
kecemasan
yang
terlalu
besar.sebagian
peralatan, informasi, dan jaringan dukungan.
Merujuk teori buffering (Sarafino,
wanita yang merasa cemas akan memasuki
menopause
justru
kurang
mendapatkan
2002), dalam kondisi stres tinggi, dukungan
perhatian dari keluarganya. Suami yang
sosial
sibuk bekerja, anak-anak yang sudah mulai
kesehatan individu dari efek negatif stres.
dewasa dan mempunyai urusan sendiri inilah
Dengan melihat kualitas dukungan sosial
yang
yang
menyebabkan
bahwa
memasuki
secara
efektif
dirasakan
dapat
dengan
melindungi
respon
yang
menopause mereka kurang mendapatkan
diberikan indivuidu ketika masa stres tinggi.
dukungan dari keluarga.
Dukungan
sosial
dilihat
dari
aspek
Dukungan sosial adalah tersedianya
fungsional yaitu seberapa besar dukung
rasa nyaman, didengar, adanya dukungan
sosial bisa membantu proses penyesuaian diri
atau bantuan dari orang lain yang diterima
perempuan
menghadapi
menopause.
Misalnya dengan cara memodifikasi respon,
membantu
setelah
situasi
perubahan-perubahan yang mungkin akan
menopause sebagai krisis. Individu dibantu
terjadi. Selain itu pengetahuan yang dimiliki
menilai dan melihat sisi positif menopause,
seseorang
diyakinkan bahwa manopause adalah proses
sikapnya terhadap menapouse. Selain itu
normal yang tak perlu ditakutkan.
yang
individu
Reitz
memutuskan
(Wulandari,
mengemukakan bahwa
2004)
salah satu
cara
seseorang
juga
dibutuhkan
dalam
dapat
oleh
mengatasi
mempengaruhi
seseorang
yang
mengalami menopause adalah pengertian dan
dukungan dari keluarga dan lingkungan.
terbaik untuk menghadapi kecemasan saat
Pengertian, penerimaan dan dukungan
menopause adalah dengan berbagi dan
dari suami dan anak-anak sangat besar
membicarakannya
artinya
dengan
orang-orang
bagi
wanita
yang
menjalani
dengan
menopause. Suami serta anak yang perduli
orang
dan perhatiaan serta dapat diajak berbagi,
tersebut lebih mudah dalam menerima
akan sangat membantu seseorang dalam
menopause. Selain itu Kasdu (2002) juga
menjalani masa menopausenya. Perhatian
mengatakan bahwa banyak wanita dapat
yang diperoleh akan membuatnya merasa
memahami gejala-gejala menopause dan
berharga dan dicintai oleh keluarganya.
menjalaninya dengan bantuan dan dukungan
Hurlock (2007) juga menyatakan bahwa pada
dari orang-orang disekitarnya, seperti teman
masa ini, terdapat perubahan hubungan dari
dan keluarga, khususnya suami. Kasdu
hubungan yang berpusat pada keluarga
(2002) juga menyatakan bahwa seseorang
(family
yang
hubungan yang berpusat pada pasangan (pair
disekelilingnya,
karena
menceritakannya
akan
menjalani
membutuhkan
membuat
masa
menopause
dukungan
dalam
juga
bentuk
centered
centered
relationship)
relationship),
dimana
menjadi
hal
ini
informasi, seperti pemahaman dan informasi
menunjukkan bahwa peran pasangan sangat
yang benar tentang menopause, karena
penting artinya dalam kehidupan.
dengan pengetahuan dan informasi yang
benar
aken
membantu
mereka
dalam
Komukasi dan keterbukaan diantara
keduanya
dapat
membantu
seseorang
dirinya
menjalani menopausenya dengan lebih baik.
untuk menjalani menopause dengan baik.
Hal ini dapat terjadi apabila permasalahan
Adanya pemahaman bagaimana menopause
yang muncul saat menopause dibicarakan
dapat
secara bersama-sama dan dicari solusinya.
memahami
dan
mempersiapkan
mempengaruhi
dirinya,
dapat
Retnowati (2002) mengungkapkan bahwa
signifikan
keberadaan, dukungan dan perhatian dari
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan
suami dan anak dapat membuat seorang
menghadapi menopause” dapat diterima atau
wanita menopause merasa dicintai dan
terbukti kebenarannya. Sumbangan efektif
dihargai. Kasdu (2002) juga menyatakan
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga
bahwa peran positif dari suami dan anak
terhadap kecemasan menghadapi menopause
akan membuat seorang wanita berpikir
sebesar 33,3% Hal ini berarti masih terdapat
bahwa
66,7% variabel lain yang mempengaruhi
kehadirannya
masih
sangat
antara
persepsi
terhadap
kecemasan menghadapi menopause selain
dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.
variabel persepsi terhadap dukungan sosial
keluarga,
METODE
diantaranya
usia,
tingkat
menggunakan
pendidikan, kelemahan fisik, lingkungan,
pendekatan kuantitatif diskriptif. Variabel
konstitusi dan hereditas, trauma dan konflik.
bebasnya yaitu persepsi terhadap dukungan
Variabel persepsi terhadap dukungan
Penelitian
sosial
keluarga.
kecemasan
penelitian
ini
Variabel
menopause.
adalah
tergantung
mempunyai rerata empirik
untuk
sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar
Koperasi
90 yang berarti kategori persepsi terhadap
Subyek
karyawan
sosial keluarga
"Sejahtera Bersama“ Surakarta berjumlah 75
dukungan sosial keluarga
orang.
penelitian tergolong sedang.
Teknik
pengambilan
sampel
pada subjek
Variabel
menggunakan purposive sample. Alat ukur
kecemasan
yang digunakan skala Persepsi terhadap
diketahui rerata empirik sebesar 54,08 dan
dukungan
rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti
sosial
Kecemasan
keluarga,
menghadapi
dan
skala
menopause.
Analisis data yang digunakan korelasi
product moment
menghadapi
menopause
kecemasan menghadapi menopause
pada
subjek penelitian tergolong rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi product moment
ahli. Kasdu (2002) bahwa banyak wanita
2
dapat memahami gejala-gejala menopause
= 0,333; p= 0,000 (p < 0,01). Hasil ini
dan menjalaninya dengan bantuan dan
menunjukkan
yang
dukungan dari orang-orang disekitarnya,
berbunyi “Ada hubungan negatifyang sangat
seperti teman dan keluarga, khususnya
diperoleh nilai koefisien r = -0,577; nilai r
hipotesis
penelitian
suami. Kasdu (2002) juga menyatakan
Santrock
(2008)
mengemukakan
bahwa seseorang yang menjalani masa
dukungan sosial yang diterima individu akan
menopause juga membutuhkan dukungan
mempengaruhi
dalam bentuk informasi, seperti pemahaman
mengatasi
dan
tentang
menimbulkan perasaan positif. Dukungan
menopause, karena dengan pengetahuan dan
positif dapat mengurangi stres, dan bekerja
informasi
sebagai pelindung untuk melawan perubahan
informasi
yang
benar
yang benar
mereka
dalam
aken membantu
individu
dalam
masalah,
bahkan
akan
dan
yang akan dialami individu dalam usahanya
mempersiapkan dirinya untuk menjalani
untuk menyesuaikan diri. Rahardjo dkk
menopause
memahami
cara
dengan
baik.
Adanya
pemahaman bagaimana menopause dapat
mempengaruhi dirinya, dapat membantu
seseorang
dalam
mengatasi
perubahan-
perubahan yang mungkin akan terjadi.
Selain
itu
seseorang
pengetahuan
juga
yang
dapat
dimiliki
mempengaruhi
sikapnya terhadap menapouse. Selain itu
yang
dibutuhkan
oleh
seseorang
yang
mengalami menopause adalah pengertian
dan dukungan dari keluarga dan lingkungan.
Manakala
individu
memperoleh
dukungan sosial berupa perhatian emosional,
ia akan merasa bahwa orang lain akan
memberi
perhatian,
menghargai
dan
mencintai dirinya, ia akan lebih mempunyai
kemantapan diri yang baik serta memiliki
sikap yang dapat menerima kenyataan, dapat
mengembangkan kesadaran diri, berfikir
positif,
memiliki
kemandirian
untuk
memiliki mencapai segala sesuatu yang
diinginkan.
(2008) pada penelitian yang telah dilakukan
menyatakan
dibutuhkan
bahwa
oleh
dukungan
individu
sosial
pada
usia
berapapun agar dapat berkembang secara
optimal. Semakin dewasa, individu dituntut
untuk
dapat
lebih
mandiri,
namuan
bagaimana pun hidup masih membutuhkan
dukungan orang lain. Pada individu dewasa,
seseorang memiliki jaringan sosial yang
lebih luas dibandingkan anak dan remaja.
Jaringan sosial tersebut meliputi keluarga,
pacar,
sekolah
(universitas),
teman
organisasi dan masyarakat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut diektahui bahwa
pihak yang berperan besar dalam membantu
individu dalam menghadapi masalah adalah
teman dan orangtua.
mengungkapkan
Retnowati (2002)
bahwa
keberadaan,
dukungan dan perhatian dari suami dan anak
dapat membuat seorang wanita menopause
merasa dicintai dan dihargai.
Sumbangan efektif persepsi terhadap
dukungan sosial
keluarga
terhadap
memberi dukungan pada wanita yang akan
menghadapi
menopause.
Hasil
analisis
kecemasan menghadapi menopause 33,3%
deskripsi menunjukkan dari 40 subjek
yang ditunjukkan oleh koefisien determinan
penelitian terdapat 2 subjek (5%) memiliki
(r2) sebesar 0,333. Hal ini berarti masih
persepsi dukungan sosial keluarga sangat
terdapat
66,7%
mempengaruhi
variabel
lain
kecemasan
yang
menghadapi
menopause selain variabel persepsi terhadap
dukungan sosial keluarga. Sesuai pendapat
Irmawati (2003), kecemasan menghadapi
tinggi, 20 subjek (50%) memiliki persepsi
dukungan sosial keluarga tinggi, 15 subjek
(37,5%) memiliki persepsi dukungan sosial
keluarga sedang, dan 3 subjek (7,5%)
memiliki persepsi dukungan sosial keluarga
rendah. Dengan demikian meskipun secara
menopause dipengaruhi oleh : Kepribadian,
rata-rata persepsi dukungan sosial keluarga
Kepercayaan, tingkat pendidikan, status
tergolong sedang namun kondisi persepsi
kerja.
dukungan sosial keluarga pada umumnya
Adapun Page (2004) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
cukup variatif.
kecemasan
KESIMPULAN DAN SARAN
(termasuk
kecemasan
menghadapi menopause diantaranya) faktor
fisik, trauma atau konflik, conditioning,
hereditas dan lingkungan.
Kesimpulan
1. Hasil
analisis
product
moment
diperoleh nilai koefisien korelasi product
Variabel persepsi terhadap dukungan
moment (r) = - 0,577; koefisien determinan
mempunyai rerata empirik
atau sumbangan efektif (r2) = 0,333; taraf
sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar
signifikansi atau probability (p) = 0,000 (p <
90 yang berarti kategori persepsi terhadap
0,01). Hasil tersebut di interpretasikan ada
dukungan sosial keluarga
hubungan negatif yang sangat signifikan
sosial keluarga
penelitian
tergolong
pada subjek
sedang.
Kondisi
terserbut dapat diartikan bahwa aspek-aspek
dukungan emosional, dukungan informatif,
dukungan
instrumental,
dan
dukungan
penilaian belum semuanya dapat diterima
secara optimal oleh
subjek penelitian.
antara presepsi terhadap dukungan sosial
keluarga dengan kecemasan menghadapi
menopause.
2. Sumbangan
efektif
persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga terhadap
Kondisi ini menunjukkan perlu adanya peran
kecemasan menghadapi menopause sebesar
keluarga yang lebih optimal untuk lebih
33,3% Hal ini berarti masih terdapat 66,7%
variabel lain yang mempengaruhi kecemasan
menghadapi menopause
selain variabel
b.
Menambah
penelitian
karakteristik
misalnya
subjek
menetapkan
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga,
sejumlah indikator subjektif seperti
diantaranya
faktor
usia,
tingkat
pendidikan,
penyebab
perceraian,
usia
kelemahan fisik, lingkungan, konstitusi dan
perkawinan orangtua, status sosial
hereditas, trauma dan konflik.
ekonomi
3. Variabel
persepsi
terhadap
dukungan sosial keluarga mempunyai rerata
DAFTAR PUSTAKA
empirik sebesar 104,98 dan rerata hipotetik
Aprillia, N.I. dan Puspitasari1, N. 2010.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan
pada
Wanita
Perimenopause. The Indonesian
Journal of Public Health, Vol. 4,
No. 1, Juli 2007: 35-42.
sebesar 90 yang berarti kategoripersepsi
terhadap dukungan sosial keluarga subjek
penelitian
kecemasan
tergolong
sedang.
menghadapi
Variabel
menopause
diketahui rerata empiriksebesar 54,08 dan
rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti
kecemasan menghadapi menopause pada
Baziad, A. 2007. Taktik Menghadapi Masa
Menopause : Makalah Seminar
Taktik
Menghadapi
Masa
Menopause. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran UGM.
subjek penelitian tergolong rendah.
Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya
Kepada peneliti lain yang tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan tema
yang sama penulis menyarankan :
a. Lebih mengontrol ruang lingkup
yang lebih luas. Misalnya dengan
memperluas ruang populasi, atau
menambah
agar
hasil
variabel-variabel
yang
didapat
lain
lebih
bervariasi dan beragam sehingga
kesimpulan yang diperoleh lebih
menyeluruh komprehensif.
Christiani. Retnowati S dan Purnamaningsih,
E.H. 2000. Hubungan Persepsi
Tentang
Menopause
dengan
Tingkat Kecemasan Pada Wanita
Yang Menghadapi Menopause.
Jurnal Psikologi 2000, NO. 2, 96 –
100 ISSN : 0215 – 8884
Hartanti. 2002. Peran sense of humor dan
dukungan sosial pada tingkat
depresi
penderita
dewasa
pascastroke. Jurnal Anima, Vol
17(2), 107-119.
Rohman, T.N., Prihartanti, N., & Rosyid,
H.,F. (2000). Hubungan antara
dukungan sosial dengan burnout
pada perawat putri di rumah sakit
swasta. Jurnal Psikologika, No
4(II), 51-59.
Rostiana T., & Kurniati IMG. 2009.
Kecemasan Pada Wanita Yang
Menghadapi Menopause. Jurnal
Psikologi Volume 3, No. 1. Hal.7686
Sarafino, E. P. 2002. Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions. Third
Edition. Canada: John Willey and
Sons.
B. 2001. Psikologi Kesehatan
(terjemahan : Kartono, K) Jakarta:
Grasindo
Wulandari, A. 2004. Hubungan Antara
Dukungan
Sosial
Dengan
Kecemasan
Menghadapi
Menopause
Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Psikologi UMS.
Smet,
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA
MENOPAUSE
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
Rina Setya Utami
F 100 060 167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA
MENOPAUSE
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
Rina Setya Utami
F 100 060 167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI
MASA MENOPAUSE
Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita.
Menopause adalah kejadian sesaat saja yaitu perdarahan haid terakhir. Namun
bagi sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan
dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika
memasuki fase ini sehingga banyak wanita mengalami rasa cemas ketika
menghadapi masa menopause. Salah satu cara terbaik untuk menghadapi
kecemasan saat menopause adalah dengan berbagi dan membicarakannya dengan
orang-orang disekelilingnya, karena dengan menceritakannya akan membuat
orang tersebut lebih mudah dalam menerima menopause. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial
keluarga dengan kecemasan menghadapi menapouse. Hipotesis yang diajukan ada
hubungan negatif antara persepsi terhadap dukungan sosial keluarga dengan
kecemasan menghadapi menapouse.
Subjek penelitian yaitu karyawan koperasi “Sejahtera Bersama“ Surakarta
yang berjumlah 40 orang. Bentuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sample. Alat pengumpul data menggunakan skala persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga dan skala kecemasan menghadapi menapouse.
Metode analisis data menggunakan teknik analisis korelasi product moment
. Hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi product
moment (r) = -0,577; koefisien determinan atau sumbangan efektif (r2) = 0,333;
taraf signifikansi atau probability (p) = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut
diinterpretasi ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi menopause.
Sumbangan efektif persepsi terhadap dukungan sosial keluarga terhadap
kecemasan menghadapi menopause sebesar 33,3% Hal ini berarti masih terdapat
66,7% variabel lain yang mempengaruhi kecemasan menghadapi menopause
selain variabel persepsi terhadap dukungan sosial keluarga, diantaranya usia,
tingkat pendidikan, kelemahan fisik, lingkungan, konstitusi dan hereditas, trauma
dan konflik.
Variabel persepsi terhadap dukungan sosial keluarga mempunyai rerata
empirik sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar 90 yang berarti kategori
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga subjek penelitian tergolong sedang.
Variabel kecemasan menghadapi menopause diketahui rerata empirik sebesar
54,08 dan rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti kecemasan menghadapi
menopause pada subjek penelitian tergolong rendah.
Kata kunci:
Persepsi terhadap Dukungan Sosial Keluarga
Kecemasan Menghadapi Menopause
koperasi “Sejahtera Bersama“ Surakarta
dibandingkan dengan yang tidak mengalami
PENGANTAR
Menopause merupakan proses alami
penurunan estrogen. Wanita seperti ini tidak
yang dialami setiap wanita. Menopause
mendapat informasi yang benar tentang
adalah kejadian sesaat saja yaitu perdarahan
menopause sehingga
haid terakhir. Namun bagi sebagian wanita,
hanya efek negatif yang dialami setelah
masa menopause merupakan saat yang
memasuki masa menopause. Kestabilan
paling menyedihkan dalam hidup. Ada
emosi
banyak kekhawatiran yang menyelubungi
mendapat informasi yang benar tentang
pikiran wanita ketika memasuki fase ini.
menopause dan mampu beradaptasi dengan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
perubahn yang terjadi pada masa menopause
75% wanita yang mengalami menopause
(Aprillia dan Puspitasari, 2010).
akan
yang dibayangkan
diperoleh
kembali
setelah
merasakan menopause sebagai masalah atau
Menurut penelitian Robertson Clinic
gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak
Australia, dari 300 pasien usia menopause
mempermasalahkannya.
wanita
terdapat 31,2% pasien mengalami depresi
emosi
dan kecemasan (Christiani dkk, 2000).
akan
mengalami
Seorang
ketidakstabilan
seiring dengan kekhawatiran perubahan pada
Baziad (2007) menyatakan
tubuh akibat berakhirnya masa haid. Seperti
70% perempuan pada masa peri dan pasca
hormon tubuh yang dapat berubah maka
menopause mengalami keluhan vasomotoris
suasana hati juga dapat berubah. Hal ini
yaitu rasa panas yang tiba-tiba muncul,
menunjukkan bahwa wanita sangat sensitif
depresi, dan keluhan psikis dan somatis
terhadap pengaruh emosional dan fluktuasi
lainnya.
hormon. Pada suatu penelitian di Jakarta
mengatakan mudah tersinggung, merasa
ditemukan hubungan antara penurunan kadar
takut, gelisah, dan cepat marah. Kasus yang
estrogen dengan perubahan mood yang
terjadi dan hasil penelitian menunjukkan
terjadi pada masa perimenopause. Dikatakan
bahwa
bahwa ditemukan depresi sebanyak 37,9%
membutuhkan pemahaman lebih dalam agar
pada
yang
perempuan bisa mudah menerima perubahan
mengalami penurunan kadar estrogen. Kadar
masa menopause. Menurut Dr. Supriyadi H.
estrogen yang rendah memiliki risiko untuk
R, Sp. OG, ginekolog dari Rumah Sakit
menjadi
Sumber Waras Surakarta menuturkan bahwa
perempuan
depresi
perimenopause
3,7
kali
lebih
besar
Lebih
kurang
perubahan
lebih kurang
90%
dimasa
lainnya
menopause
biasanya yang mengalami gejala menopause
berpikiran negatif. Ada beberapa faktor yang
tidak muncul pada orang desa, melainkan
berhubungan dengan kecemasan wanita
pada wanita perkotaan yang mempunyai
dalam menghadapi menopause antara lain
beban pikiran lebih banyak.
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga,
Kasdu (2002) menyebutkan bahwa
50-60% wanita di Indonesia dapat melewati
karakteristik sosial budaya, kondisi ekonomi
dan gaya hidup.
Dukungan
masa menopause dengan tenang, hampir
keluarga
tanpa tanda-tanda gangguan fisik maupun
faktor
emosional dan sekitar 40% atau lebih dapat
membantu ibu atau istri untuk melalui masa
mengalami keadaan yang menyedihkan baik
menopause
fisik
Masalah
Sebagai contoh suami yang tidak menuntut
menopause perlu diketahui secara jelas oleh
istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik
setiap wanita. Wanita sebagai ibu adalah
dan
pemelihara
dan
perkataan maupun tindakan, akan sangat
kerukunan keluarga, juga terkadang ikut
membantu untuk menyakini bahwa tidak ada
mencari nafkah tambahan bagi keluarga.
yang perlu dicemaskan ketika datang masa
Maka perubahan-perubahan fisiologis ibu
menopause (Lianawati, 2008).
maupun
emosional.
ketenangan,
kesehatan
eksternal
tanpa
dapat
Rogers
sebaiknya dikenal, diketahui dan dipahami
paling
merupakan
baik
kecemasan
menyakinkan
(Rohman
dalam
berlebih.
baik
dkk,
dalam
2000)
dengan baik dan benar pula oleh semua
menyebutnya sebagai need of positif regard,
anggota keluarga terutama suami.
setiap manusia mempunnyai kebutuhan akan
secara
kehangatan, penghargaan, dan rasa cinta dari
menetap membawa konsekuensi kesehatan
orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial
baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi
membutuhkan kehadiran orang lain karena
fatal bila tidak ditangani dengan serius.
tidak bisa memenuhi kebutuhan fisik dan
Fungsi
Berhentinya
menstruasi
yang
menurun
psikologisnya sendiri. Demikian juga ketika
menimbulkan
dampak
yaitu
menghadapi persoalan, individu cenderung
ketidaknyamanan
dalam
menjalani
akan mencari orang terdekat yang dipercaya
reproduksi
kehidupan. Bagi sebagian wanita,menopause
untuk
menimbulkan rasa cemas dan risau. Hal ini
keluar hingga individu tetap merasa berharga
akan
semakin
dan dicintai. Hubungan antar pribadi yang
memberatkan apabila wanita tersebut selalu
bersifat membantu dan menolong yang
menjadi
tekanan
dan
membantunya
menemukan
jalan
diperoleh dari orang lain yang dapat
individu dari orang terdekat atau suatu
dipercaya disebut sebagai dukungan sosial.
kelompok (Sarafino, 2002). Dukungan sosial
Banyak penelitian mengenai pengaruh
diperoleh karena kehadiran orang lain dalam
positif dukungan sosial. Hartanti (2002),
keakraban
hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
emosional dan efek perilaku bagi pihak
dukungan sosial secara signifikan dapat
penerima (Gotlieb dalam Smet, 2001), yaitu
digunakan sebagai penentu cara untuk keluar
tersedianya dukungan bagi individu ketika
dari depresi sekaligus memprediksi depresi.
menghadapi masalah dan mencari seseorang
Dukungan sosial dianggap menjembatani
untuk membantu membicarakan jalan keluar
kepribadian dengan penyebab depresi.
permasalahan.
Dukungan
Diharapkan adanya peran dari keluarga
membutuhkan
faktor
berupa perhatian, pengertian, kesabaran,
(communality)
bimbingan dan semangat dari suami dan
membantu individu keluar dari masalah.
anak
Bentuk
akan
sangat
membantu
wanita
sosial
mempunyai
untuk
dukungan
sosial
keakraban
bisa
sosial
berfungsi
bisa
kesempatan
semua
pertimbangan, bantuan, nasehat, tersedianya
merasa
cemasdengan
bercerita,
berupa
menghadapi masa ini. Kenyataannya tidak
wanita
untuk
manfaat
meminta
mereka
rasa nyaman, atau bahkan tempat berkeluh
merasa bahwa itu adalah bagian dari siklus
kesah. Dukungan sosial terdiri dari lima
hidup
faktor, yaitu dukungan penilaian, emosional,
datangnya
menopause,
karena
yang harus dijalani tanpa rasa
kecemasan
yang
terlalu
besar.sebagian
peralatan, informasi, dan jaringan dukungan.
Merujuk teori buffering (Sarafino,
wanita yang merasa cemas akan memasuki
menopause
justru
kurang
mendapatkan
2002), dalam kondisi stres tinggi, dukungan
perhatian dari keluarganya. Suami yang
sosial
sibuk bekerja, anak-anak yang sudah mulai
kesehatan individu dari efek negatif stres.
dewasa dan mempunyai urusan sendiri inilah
Dengan melihat kualitas dukungan sosial
yang
yang
menyebabkan
bahwa
memasuki
secara
efektif
dirasakan
dapat
dengan
melindungi
respon
yang
menopause mereka kurang mendapatkan
diberikan indivuidu ketika masa stres tinggi.
dukungan dari keluarga.
Dukungan
sosial
dilihat
dari
aspek
Dukungan sosial adalah tersedianya
fungsional yaitu seberapa besar dukung
rasa nyaman, didengar, adanya dukungan
sosial bisa membantu proses penyesuaian diri
atau bantuan dari orang lain yang diterima
perempuan
menghadapi
menopause.
Misalnya dengan cara memodifikasi respon,
membantu
setelah
situasi
perubahan-perubahan yang mungkin akan
menopause sebagai krisis. Individu dibantu
terjadi. Selain itu pengetahuan yang dimiliki
menilai dan melihat sisi positif menopause,
seseorang
diyakinkan bahwa manopause adalah proses
sikapnya terhadap menapouse. Selain itu
normal yang tak perlu ditakutkan.
yang
individu
Reitz
memutuskan
(Wulandari,
mengemukakan bahwa
2004)
salah satu
cara
seseorang
juga
dibutuhkan
dalam
dapat
oleh
mengatasi
mempengaruhi
seseorang
yang
mengalami menopause adalah pengertian dan
dukungan dari keluarga dan lingkungan.
terbaik untuk menghadapi kecemasan saat
Pengertian, penerimaan dan dukungan
menopause adalah dengan berbagi dan
dari suami dan anak-anak sangat besar
membicarakannya
artinya
dengan
orang-orang
bagi
wanita
yang
menjalani
dengan
menopause. Suami serta anak yang perduli
orang
dan perhatiaan serta dapat diajak berbagi,
tersebut lebih mudah dalam menerima
akan sangat membantu seseorang dalam
menopause. Selain itu Kasdu (2002) juga
menjalani masa menopausenya. Perhatian
mengatakan bahwa banyak wanita dapat
yang diperoleh akan membuatnya merasa
memahami gejala-gejala menopause dan
berharga dan dicintai oleh keluarganya.
menjalaninya dengan bantuan dan dukungan
Hurlock (2007) juga menyatakan bahwa pada
dari orang-orang disekitarnya, seperti teman
masa ini, terdapat perubahan hubungan dari
dan keluarga, khususnya suami. Kasdu
hubungan yang berpusat pada keluarga
(2002) juga menyatakan bahwa seseorang
(family
yang
hubungan yang berpusat pada pasangan (pair
disekelilingnya,
karena
menceritakannya
akan
menjalani
membutuhkan
membuat
masa
menopause
dukungan
dalam
juga
bentuk
centered
centered
relationship)
relationship),
dimana
menjadi
hal
ini
informasi, seperti pemahaman dan informasi
menunjukkan bahwa peran pasangan sangat
yang benar tentang menopause, karena
penting artinya dalam kehidupan.
dengan pengetahuan dan informasi yang
benar
aken
membantu
mereka
dalam
Komukasi dan keterbukaan diantara
keduanya
dapat
membantu
seseorang
dirinya
menjalani menopausenya dengan lebih baik.
untuk menjalani menopause dengan baik.
Hal ini dapat terjadi apabila permasalahan
Adanya pemahaman bagaimana menopause
yang muncul saat menopause dibicarakan
dapat
secara bersama-sama dan dicari solusinya.
memahami
dan
mempersiapkan
mempengaruhi
dirinya,
dapat
Retnowati (2002) mengungkapkan bahwa
signifikan
keberadaan, dukungan dan perhatian dari
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan
suami dan anak dapat membuat seorang
menghadapi menopause” dapat diterima atau
wanita menopause merasa dicintai dan
terbukti kebenarannya. Sumbangan efektif
dihargai. Kasdu (2002) juga menyatakan
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga
bahwa peran positif dari suami dan anak
terhadap kecemasan menghadapi menopause
akan membuat seorang wanita berpikir
sebesar 33,3% Hal ini berarti masih terdapat
bahwa
66,7% variabel lain yang mempengaruhi
kehadirannya
masih
sangat
antara
persepsi
terhadap
kecemasan menghadapi menopause selain
dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.
variabel persepsi terhadap dukungan sosial
keluarga,
METODE
diantaranya
usia,
tingkat
menggunakan
pendidikan, kelemahan fisik, lingkungan,
pendekatan kuantitatif diskriptif. Variabel
konstitusi dan hereditas, trauma dan konflik.
bebasnya yaitu persepsi terhadap dukungan
Variabel persepsi terhadap dukungan
Penelitian
sosial
keluarga.
kecemasan
penelitian
ini
Variabel
menopause.
adalah
tergantung
mempunyai rerata empirik
untuk
sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar
Koperasi
90 yang berarti kategori persepsi terhadap
Subyek
karyawan
sosial keluarga
"Sejahtera Bersama“ Surakarta berjumlah 75
dukungan sosial keluarga
orang.
penelitian tergolong sedang.
Teknik
pengambilan
sampel
pada subjek
Variabel
menggunakan purposive sample. Alat ukur
kecemasan
yang digunakan skala Persepsi terhadap
diketahui rerata empirik sebesar 54,08 dan
dukungan
rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti
sosial
Kecemasan
keluarga,
menghadapi
dan
skala
menopause.
Analisis data yang digunakan korelasi
product moment
menghadapi
menopause
kecemasan menghadapi menopause
pada
subjek penelitian tergolong rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi product moment
ahli. Kasdu (2002) bahwa banyak wanita
2
dapat memahami gejala-gejala menopause
= 0,333; p= 0,000 (p < 0,01). Hasil ini
dan menjalaninya dengan bantuan dan
menunjukkan
yang
dukungan dari orang-orang disekitarnya,
berbunyi “Ada hubungan negatifyang sangat
seperti teman dan keluarga, khususnya
diperoleh nilai koefisien r = -0,577; nilai r
hipotesis
penelitian
suami. Kasdu (2002) juga menyatakan
Santrock
(2008)
mengemukakan
bahwa seseorang yang menjalani masa
dukungan sosial yang diterima individu akan
menopause juga membutuhkan dukungan
mempengaruhi
dalam bentuk informasi, seperti pemahaman
mengatasi
dan
tentang
menimbulkan perasaan positif. Dukungan
menopause, karena dengan pengetahuan dan
positif dapat mengurangi stres, dan bekerja
informasi
sebagai pelindung untuk melawan perubahan
informasi
yang
benar
yang benar
mereka
dalam
aken membantu
individu
dalam
masalah,
bahkan
akan
dan
yang akan dialami individu dalam usahanya
mempersiapkan dirinya untuk menjalani
untuk menyesuaikan diri. Rahardjo dkk
menopause
memahami
cara
dengan
baik.
Adanya
pemahaman bagaimana menopause dapat
mempengaruhi dirinya, dapat membantu
seseorang
dalam
mengatasi
perubahan-
perubahan yang mungkin akan terjadi.
Selain
itu
seseorang
pengetahuan
juga
yang
dapat
dimiliki
mempengaruhi
sikapnya terhadap menapouse. Selain itu
yang
dibutuhkan
oleh
seseorang
yang
mengalami menopause adalah pengertian
dan dukungan dari keluarga dan lingkungan.
Manakala
individu
memperoleh
dukungan sosial berupa perhatian emosional,
ia akan merasa bahwa orang lain akan
memberi
perhatian,
menghargai
dan
mencintai dirinya, ia akan lebih mempunyai
kemantapan diri yang baik serta memiliki
sikap yang dapat menerima kenyataan, dapat
mengembangkan kesadaran diri, berfikir
positif,
memiliki
kemandirian
untuk
memiliki mencapai segala sesuatu yang
diinginkan.
(2008) pada penelitian yang telah dilakukan
menyatakan
dibutuhkan
bahwa
oleh
dukungan
individu
sosial
pada
usia
berapapun agar dapat berkembang secara
optimal. Semakin dewasa, individu dituntut
untuk
dapat
lebih
mandiri,
namuan
bagaimana pun hidup masih membutuhkan
dukungan orang lain. Pada individu dewasa,
seseorang memiliki jaringan sosial yang
lebih luas dibandingkan anak dan remaja.
Jaringan sosial tersebut meliputi keluarga,
pacar,
sekolah
(universitas),
teman
organisasi dan masyarakat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut diektahui bahwa
pihak yang berperan besar dalam membantu
individu dalam menghadapi masalah adalah
teman dan orangtua.
mengungkapkan
Retnowati (2002)
bahwa
keberadaan,
dukungan dan perhatian dari suami dan anak
dapat membuat seorang wanita menopause
merasa dicintai dan dihargai.
Sumbangan efektif persepsi terhadap
dukungan sosial
keluarga
terhadap
memberi dukungan pada wanita yang akan
menghadapi
menopause.
Hasil
analisis
kecemasan menghadapi menopause 33,3%
deskripsi menunjukkan dari 40 subjek
yang ditunjukkan oleh koefisien determinan
penelitian terdapat 2 subjek (5%) memiliki
(r2) sebesar 0,333. Hal ini berarti masih
persepsi dukungan sosial keluarga sangat
terdapat
66,7%
mempengaruhi
variabel
lain
kecemasan
yang
menghadapi
menopause selain variabel persepsi terhadap
dukungan sosial keluarga. Sesuai pendapat
Irmawati (2003), kecemasan menghadapi
tinggi, 20 subjek (50%) memiliki persepsi
dukungan sosial keluarga tinggi, 15 subjek
(37,5%) memiliki persepsi dukungan sosial
keluarga sedang, dan 3 subjek (7,5%)
memiliki persepsi dukungan sosial keluarga
rendah. Dengan demikian meskipun secara
menopause dipengaruhi oleh : Kepribadian,
rata-rata persepsi dukungan sosial keluarga
Kepercayaan, tingkat pendidikan, status
tergolong sedang namun kondisi persepsi
kerja.
dukungan sosial keluarga pada umumnya
Adapun Page (2004) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
cukup variatif.
kecemasan
KESIMPULAN DAN SARAN
(termasuk
kecemasan
menghadapi menopause diantaranya) faktor
fisik, trauma atau konflik, conditioning,
hereditas dan lingkungan.
Kesimpulan
1. Hasil
analisis
product
moment
diperoleh nilai koefisien korelasi product
Variabel persepsi terhadap dukungan
moment (r) = - 0,577; koefisien determinan
mempunyai rerata empirik
atau sumbangan efektif (r2) = 0,333; taraf
sebesar 104,98 dan rerata hipotetik sebesar
signifikansi atau probability (p) = 0,000 (p <
90 yang berarti kategori persepsi terhadap
0,01). Hasil tersebut di interpretasikan ada
dukungan sosial keluarga
hubungan negatif yang sangat signifikan
sosial keluarga
penelitian
tergolong
pada subjek
sedang.
Kondisi
terserbut dapat diartikan bahwa aspek-aspek
dukungan emosional, dukungan informatif,
dukungan
instrumental,
dan
dukungan
penilaian belum semuanya dapat diterima
secara optimal oleh
subjek penelitian.
antara presepsi terhadap dukungan sosial
keluarga dengan kecemasan menghadapi
menopause.
2. Sumbangan
efektif
persepsi
terhadap dukungan sosial keluarga terhadap
Kondisi ini menunjukkan perlu adanya peran
kecemasan menghadapi menopause sebesar
keluarga yang lebih optimal untuk lebih
33,3% Hal ini berarti masih terdapat 66,7%
variabel lain yang mempengaruhi kecemasan
menghadapi menopause
selain variabel
b.
Menambah
penelitian
karakteristik
misalnya
subjek
menetapkan
persepsi terhadap dukungan sosial keluarga,
sejumlah indikator subjektif seperti
diantaranya
faktor
usia,
tingkat
pendidikan,
penyebab
perceraian,
usia
kelemahan fisik, lingkungan, konstitusi dan
perkawinan orangtua, status sosial
hereditas, trauma dan konflik.
ekonomi
3. Variabel
persepsi
terhadap
dukungan sosial keluarga mempunyai rerata
DAFTAR PUSTAKA
empirik sebesar 104,98 dan rerata hipotetik
Aprillia, N.I. dan Puspitasari1, N. 2010.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan
pada
Wanita
Perimenopause. The Indonesian
Journal of Public Health, Vol. 4,
No. 1, Juli 2007: 35-42.
sebesar 90 yang berarti kategoripersepsi
terhadap dukungan sosial keluarga subjek
penelitian
kecemasan
tergolong
sedang.
menghadapi
Variabel
menopause
diketahui rerata empiriksebesar 54,08 dan
rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti
kecemasan menghadapi menopause pada
Baziad, A. 2007. Taktik Menghadapi Masa
Menopause : Makalah Seminar
Taktik
Menghadapi
Masa
Menopause. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran UGM.
subjek penelitian tergolong rendah.
Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya
Kepada peneliti lain yang tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan tema
yang sama penulis menyarankan :
a. Lebih mengontrol ruang lingkup
yang lebih luas. Misalnya dengan
memperluas ruang populasi, atau
menambah
agar
hasil
variabel-variabel
yang
didapat
lain
lebih
bervariasi dan beragam sehingga
kesimpulan yang diperoleh lebih
menyeluruh komprehensif.
Christiani. Retnowati S dan Purnamaningsih,
E.H. 2000. Hubungan Persepsi
Tentang
Menopause
dengan
Tingkat Kecemasan Pada Wanita
Yang Menghadapi Menopause.
Jurnal Psikologi 2000, NO. 2, 96 –
100 ISSN : 0215 – 8884
Hartanti. 2002. Peran sense of humor dan
dukungan sosial pada tingkat
depresi
penderita
dewasa
pascastroke. Jurnal Anima, Vol
17(2), 107-119.
Rohman, T.N., Prihartanti, N., & Rosyid,
H.,F. (2000). Hubungan antara
dukungan sosial dengan burnout
pada perawat putri di rumah sakit
swasta. Jurnal Psikologika, No
4(II), 51-59.
Rostiana T., & Kurniati IMG. 2009.
Kecemasan Pada Wanita Yang
Menghadapi Menopause. Jurnal
Psikologi Volume 3, No. 1. Hal.7686
Sarafino, E. P. 2002. Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions. Third
Edition. Canada: John Willey and
Sons.
B. 2001. Psikologi Kesehatan
(terjemahan : Kartono, K) Jakarta:
Grasindo
Wulandari, A. 2004. Hubungan Antara
Dukungan
Sosial
Dengan
Kecemasan
Menghadapi
Menopause
Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Psikologi UMS.
Smet,