PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS
GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN

Oleh :
Kartomo Simarmata
NIM. 4103131031
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iv


KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji dan syukur hanya bagi Allah Yang Maha Esa yang
telah menyatakan kasih setia dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Adapun judul skripsi adalah “Pengaruh Model pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI Di SMA N 1
Percut Sei Tuan” ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka meraih gelar
Sarjana Pendidikan Kimia, pada program S-1 Kimia di Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Unimed.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan materi dan
pikiran. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada : Bapak Drs.
P. Maulim Silitonga, M.S selaku dosen Pembimbing yang telah banyak memberi
waktu , tenaga, dan masukan, saran dan pikiran selama proses penulisan skripsi
ini. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si selaku penguji I, ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si
Selaku penguji II dan bapak Drs. Jasmidi, M.Si selaku penguji III yang telah
banyak memberi saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Drs. Amser

Simanjuntak selaku dosen pembimbing akademik, seluruh staff pengajar dan staff
administrasi Fakultas MIPA, khususnya Jurusan Kimia yang telah memberikan
ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini. Ibu Widiya,Ibu Harahap, Ibu sinaga, Ibu Purba selaku guru
kimia di SMA N 1 Percut Sei Tuan yang sudah banyak membantu penulis selama
penelitian berlangsung.
Terima kasih kepada keluarga tercinta, Bapak Lasman Simarmata, Ibu
Tiamsa Sinaga, Adik Hotmauli Simarmata, Norapita Simarmata, Daniel
Simarmata, Lastrina Simarmata, dan Rio Fande Simarmata yang terus
mengingatkan dan memberikan dukungan dan kepercayaan sebelum hingga

v

selesainya skripsi ini. Teman-teman di Kimia Dik A 2010; David Sirait,
Onesimus, Junior, Tridarno, Jhon, Feni, Triani dan Ingmayfa. Teman-teman Kost;
Hanan, Jepri, Anto, Andi, dan Cipta serta teman- teman di kampus dan juga
teman seperjuangan dalam penulisan skripsi. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi isi dan tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meningkatkan kualitas skripsi ini sehingga pada akhirnya akan dapat

dipergunakan dan berguna bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.

Medan 08 Juli 2014

Kartomo Simarmata
NIM. 4103131031

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI
DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN

Kartomo Simarmata (4103131031)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai model
pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrolisis garam di
kelas XI IPA SMA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa XI IPA SMA N 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 4 kelas.
Pengambilan sampel dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama sampel kelas diambil

secara acak dari empat kelas yang ada di sekolah SMA N 1 Percut Sei Tuan. Pada tahap
kedua sampel diambil secara purposif sebanyak 14 orang setiap kelas yang relatif
homogen statusnya. Kehomogenan sampel siswa dilihat dari beberapa faktor yaitu:
kesamaan hasil pre-test, fasilitas penunjang belajar dan tempat tinggal. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda berjumlah 25 soal. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan model yang bervariasi. Kelas eksperimen satu, diberikan dengan
model pembelajaran Learning Cycle (LC) dengan media LKS; kelas eksperimen dua,
diberikan dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media LKS;
kelas ekperimen tiga, diberikan dengan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) dengan media LKS; dan kelas eksperimen empat, diberikan dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media LKS. Data dianalisis
dengan menggunakan uji F dan dilanjutkan dengan Uji BNT. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian berbagai model pembelajaran terhadap hasil
belajar kimia siswa pada materi hirolisis garam kelas XI di SMA N 1 Percut Sei Tuan.
Rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning
Cycle (LC), Two Stay Two Stray (TSTS), Aptitude Treatment Interaction (ATI), dan
Problem Based Learning (PBL) berturut-turut 64,57 ± 8,13; 54,28 ± 9,33; 62,85 ± 11,71;
38,87 ± 5,10. Dengan demikian disarankan bahwa pembelajaran materi hidrolisis garam
sebaiknya diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle (LC) dengan media LKS

karena memberikan hasil belajar yang lebih tinggi.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian

1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas Pembelajaran
2.2 Model Pembelajaran
2.2.1 Siklus Belajar Learning Cycle (LC)
2.2.2 Two Stay Two Stray (TSTS)
2.2.3 Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
2.2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2.3 Analisis Materi
2.3.1 Hidrolisis Garam
2.3.2 Perhitungan ( Kh), [H+] dan [OH-] Larutan Garam
2.3.3 Menghitung [H+] dan Kh Garam yang Berasal dari
Asam Lemah dan Basa Lemah
2.4 Penelitian yang Relevan
2.5 Kerangka Berpikir dan Penyajian Hipotetis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian

3.3.1 Variabel Penelitian
3.3.2 Instrumen Penelitian
3.3.2.1 Validitas Tes
3.3.2.2 Reliabilitas Tes
3.3.2.3 Tingkat Kesukaran Tes
3.3.2.4 Daya Pembeda Tes

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

1
5
6
6

6
6
7

8
8
8
11
12
15
18
18
21
22
23
24

25
25
25

25
26
26
27
28
29

vii

3.3.2.5 Pengecoh (distructer)
3.4. Rancangan/Desain Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.6. Teknik Analisis Data

30
31
32
33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Uji Coba Penelitian
4.1.2. Uji Persyaratan Analisis
4.1.3. Hasil Belajar Siswa dan Hasil Uji Hipotesis
4.2. Pembahasan

38
38
39
40
41
42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

49
49


DAFTAR PUSTAKA

50

LAMPIRAN

53

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Jenis Garam Berdasarkan Komponen Asam Basa
Pembentuknya

18

Tabel 3.1. Tabel Validasi Isi
Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran Tes
Tabel 3.3. Indeks Daya Beda (D)
Tabel 3.4. Rancangan Pemberian Media Pembelajaran yang Digunakan.
Tabel 3.5. Paradigma Penelitian
Tabel 3.6. Data Nilai Siswa SMA yang Diberi Perlakuan dengan
Model LC ,TSTS, ATI, dan PBL

27
28
29
31
31
34

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Karakteristik Tiap Butir Soal yang
Digunakan dalam Penelitian

39

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dan Peningkatan Hasil Belajar Kimia
yang Ditinjau dari Lembar Kerja Siswa

40

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan untuk Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kimia Siswa yang Diberi dengan Media LKS

41

Tabel 4.4. Rataan Hasil Belajar Kimia dengan Media LKS
Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Analisis Ragam Hasil Belajar Kimia Siswa
pada Materi Hidrolisis Garam dengan Media LKS

41

Tabel 4.6. Analisis Kaitan Soal dengan Setiap Model Pembelajaran

47

42

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 3.1
Gambar 4.1

Tahap Learning Cycle (LC)
Skema Two Stay Two Stray (TSTS)
Skema Aptitude Treatment Interaction (ATI)
Skema Alur Penelitian
Hasil Pengukuran Rataan Post-Test

9
12
14
37
46

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Kuesioner
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes
Lampiran 3. Instrumen yang Diujicobakan
Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes
Lampiran 5. Silabus
Lampiran 6. Identifikasi Masalah
Lampiran 7. Rancangan Pokok Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8. Tabel Uji Reliabilitas
Lampiran 9. Tabel Tingkat Kesukaran Tiap Butir Tes
Lampiran 10. Tabel Daya Beda Soal
Lampiran 11. Data Hasil Penelitian
Lampiran 12. Uji Reliabilitas
Lampiran 13. Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 14. Perhitungan Data Beda Soal
Lampiran 15. Uji Setiap Butir Tes yang Valid
Lampiran 16. Soal Pre-test dan Soal Post-test
Lampiran 17. Nilai Post-Test Setiap Kelas
Lampiran 18. Uji Normalitas
Lampiran 19. Uji Homogenitas
Lampiran 20. Uji Hipotesis
Lampiran 21. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
Lampiran 23. Tabel Distribusi Nilai F
Lampiran 24. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 25. Dokumentasi

53
54
55
67
69
70
71
89
91
93
95
97
98
100
101
102
110
113
115
118
122
123
124
127
135

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan di sekolah sebagai salah satu sarana belajar formal memegang
peranan penting dalam menopang pembangunan sumber daya manusia. Melalui
pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh.
Pendidikan diharapkan dapat memegang peranan penting terhadap kemajuan
suatu negara dan bangsa. Bila semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat di
suatu negara, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran masyarakat
negara tersebut. Kualitas pendidikan indonesia masih rendah dan sangat
memprihatinkan. Berdasarkan data dari Educational For All (EFA) indeks
pembangunan untuk semua atau educational for all Indonesia menurun. Jika
tahun lalu Indonesia berada diperingkat ke-65 namun, Indonesia (2011) merosot
ke-69 (Kompas 03 Maret 2011, dalam Sinulingga 2012).
Peranan penting tersebut tidak lepas dari peranan guru sebagai tenaga
profesional. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Fajaroh (2007)
menyarankan penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan belajarmengajar di kelas. Menurut pendekatan ini, kegiatan belajar mengajar berpusat
pada siswa. Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus berupaya
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat
mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya.

2

Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah guru
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa ( inovatif) seperti:
model pembelajaran Learning Cycle (LC), model pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray ( TSTS ), model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI),dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian,
Fajaroh (2007) mengemukakan bahwa model Learning Cycle (LC) meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa pada materi kimia. Model pembelajaran
Learning Cycle (LC) memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
mengkonstruksi konsep dan mengembangkannya baik melalui interaksi fisik
maupun sosial misalnya melalui kegiatan demonstrasi, diskusi, praktikum, tanya
jawab, dan problem solving (Lawson, 1995). Penggunaan model Learning Cycle
(LC) memberikan pengaruh positif dimana hasil belajar siswa meningkat 28%
pada tahun ajaran 2007/2008 di kelas XI SMAN 2 Temanggung Pada pokok
bahasan hasil kali kelarutan.
Hasil Penelitian Rumaha (2012) menunjukkan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan setiap siklusnya di mana bisa dilihat pada siklus I
pertemuan pertama sebesar 63.66% meningkat menjadi 68.85% pada pertemuan
kedua. Pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat lagi menjadi 79.85% pada
pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua juga mengalami peningkatan
menjadi 95 % sehingga jika dirata-ratakan total mengalami peningkatan 10,17 %.
Hermawan (2013) menyimpulkan bahwa model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) memberikan pengaruh sebesar 38,3% terhadap peningkatan
hasil belajar siswa.
Menurut Sudarman (2007) Problem Based Learning (PBL) dikembangkan
terutama untuk membantu kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan
keterampilan intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom dan
mendorong siswa melakukan kerjasama dalam menyelesaikan tugas dan
penyelidikan pilihannya sendiri dan memungkinkan siswa menginterpretasikan
dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomena tersebut.

3

Model pembelajaran berbasis masalah melibatkan presentasi situasi-situasi
autentik dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi sebagai
peserta didik. Fitur-fitur pembelajaran berbasis masalah menurut Arends adalah
sebagai berikut:
1. Permasalahan autentik
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah nyata yang penting
secara sosial dan bermakna dan bermakna bagi peserta didik.
2. Fokus interdisipliner
Pemecahan

masalah

menggunakan

pendekatan

interdisipliner.

Hal

ini

dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan belajar
menggunakan berbagai presfektif keilmuan.
3. Investigasi autentik
Peserta didik diharuskan melakukan investigasi autentik yaitu berusaha
menemukan solusi riil. Peserta didik diharuskan menganalisis dan menetapkan
masalahnya, mengembangkan hipotesis, membuat prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan ekperimen, membuat inferensi, dan
menarik kesimpulan.
4. Produk
Pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik mengonstruksikan produk
sebagai hasil investigasi. Produk bisa berupa paper yang dideskripsikan dan
didemonstrasikan kepada orang lain.
5. Kolaborasi
Kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis masalah mendorong
penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan sosial.
Hasil pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik memiliki keterampilan
penyelidikan, mengatasi masalah, mampu mempelajari peran orang dewasa, dan
menjadi pembelajar yang mandiri dan independen. Hal yang tidak kalah esensiil
sebagai hasil pembelajaran berbasis masalah adalah keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Menurut Resnick ciri-ciri berpikir tingkat tinggi adalah:

4

a. Bersifat non-algoritmik, artinya jalur tindakan tidak sepenuhnya ditetapkan
sebelumnya.
b. Bersifat kompleks, artinya mampu berpikir dalam berbagai presfektif atau
mampu menggunakan sudut pandang.
c. Banyak solusi, artinya mampu mengemukakan dan menggunakan berbagai
solusi dengan mempertimbangkan keberuntungan dan kelemahan masingmasing.
d. Melibatkan interpretasi.
e. Melibatkan banyak kriteria, artinya mampu menggunakan berbagai kriteria.
f. Melibatkan ketidakpastian, artinya tidak semua yang berhubungan dengan
tugas-tugas yang ditangani telah diketahui.
g. Melibatkan pengaturan diri proses-proses berpikir.
h. Menentukan makna, menemukan struktur dalam sesuatu yang tampak tidak
beraturan. Mampu mnegidentifikasi pola pengetahuan.
i. Membutuhkan banyak usaha, (Suprijono, 2012).
Hasil penelitian

Rubi (2012) dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) saat sebelum diberikan tindakan nilai rata-rata
siswa sebesar 69,28. Setelah diberikan tindakan, rata- rata nilai siswa sebesar
74,52 dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 7,56%.
Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni (2012) Peningkatan model pembelajaran
Learning Cycle (LC) dan LKS pada pokok bahasan hidrolisis garam pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata post-test adalah 78,5 ± 6,91 dengan
peningkatan hasil belajar 73% sedangkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata post-test
adalah 71,125 ± 5,94 dengan peningkatan hasil belajar 60,98%. Pohan (2010)
menyimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan
hidolisis garam meningkat. Hasil belajar kimia kelompok eksperimen meningkat
sebesar 89,7 % dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) sedangkan hasil belajar kimia kontrol meningkat sebesar 70,3 %
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Data ini menunjukkan
bahwa hasil belajar kimia siswa SMA jurusan IPA kelas XI yang diajarkan

5

dengan model pembelajaran ATI lebih baik daripada siswa SMA jurusan IPA
kelas XI yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Jadi model
pembelajaran ATI itu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap hasil
belajar kimia siswa jika dibangdingkan dengan model pembelajaran konvensional
yang berati model pembelajaran ATI memiliki pengaruh signifikan. Hasil analisis
datanya juga menunjukkkan bahwa model pembelajaran ATI memiliki persentase
efektivitas sebesar 26,65 %. Sitorus (2011) menimpulkan bahwa efektifitas
pembelajaran PBL dan pendekatan Problem Possing berbasis WEB termodifikasi
pada pokok bahasan hidrolisis garam adalah sebesar 11,40 %. Materi pelajaran
dalam penelitian ini adalah hidrolisis garam. Hidrolisis Garam adalah reaksi ionion (berasal dari garam) dengan air membentuk asam konjugat dan ion hidroksida
atau membentuk dari ion hidronium. Materi tersebut memuat konsep-konsep dan
perhitungan kimia. Untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dan
melakukan perhitungan, guru dapat menerapkan model pembelajaran di atas yang
dapat mewujudkan keteraturan dalam pembelajaran dan berpusat pada siswa,
sehingga siswa aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan sekaligus guru ingin
melihat model pembelajaran terbaik yang ingin diterapkan kepada siswa lain.
Oleh karena itu, materi ini akan lebih mudah dipahami jika menggunakan model
pembelajaran yang tepat dan peneliti ingin membandingkan model pembelajaran
yang terbaik untuk mempelajari topik yang tergolong sulit di kalangan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul

“ Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Kimia Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI Di SMA N 1 Percut Sei
Tuan”.

1.2 Ruang Lingkup
Penggunaan berbagai model pembelajaran dengan media yang sama (LKS)
pada pembelajaran kimia siswa SMA.

6

1.3 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh model pembelajaran yang bervariasi terhadap hasil
belajar kimia siswa?

1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi tentang pemanfaatan sumber belajar berupa buku paket
siswa. Model pembelajaran yang digunakan yaitu: 1) model Learning Cycle (LC),
2) Two Stay Two Stray (TSTS), 3) Aptitude Treatment Interactions (ATI), dan 4)
Problem Based Learning (PBL) dan materi yang diaplikasikan adalah materi
Hidrolisis Garam yaitu reaksi hidrolisis dan perhitungannya di kelas XI SMA N 1
Percut Sei Tuan.

1.5 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian model pembelajaran
terhadap hasil belajar kimia siswa

1.6 Manfaat Penelitian
1.

Bagi siswa

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara rasional.
b. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok
merasa memiliki tanggung jawab.
c. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut dan
siswa sebagai kelompok memiliki rasa tanggung jawab.
d. Setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong
timbulnya semangat tim dan kelompak akhirnya menunjukkan kerja yang
kompak.
e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar tetapi membutuhkan waktu yang
relatif banyak.

7

2. Bagi guru
a. Memberikan masukan kepada guru tentang model pembelajaran yang inovatif
yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
kimia secara khusus pada materi hidrolisis garam.
b. Menambah wawasan kepada guru tentang model-model pembelajaran dan
meningkatkan kompetensi guru.
3. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran di SMAN 1 Percut Sei Tuan, Medan.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan, dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
5. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalm melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah keberhasilan
dalam pencapaian tujuan–tujuan yang telah diinginkan. Model pembelajaran
adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
nilai post-test. Hidrolisis Garam adalah reaksi ion-ion (berasal dari garam)
dengan air membentuk asam konjugat dan ion hidroksida atau membentuk dari
ion hidronium. Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang dilakukan untuk
melakukan

kegiatan

penyelidikan

mengembangkan aspek kognitif siswa.

atau

pemecahan

masalah

untuk

38

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis data penelitian, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh pemberian berbagai model pembelajaran terhadap hasil
belajar kimia siswa pada materi hirolisis garam kelas XI di SMA N 1 Percut
Sei Tuan
2. Rataan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Learning
Cycle (LC) berbeda nyata secara statistika dengan model Two Stay Two
Stray (TSTS) dan Problem Based Learning (PBL) namun tidak berbeda
nyata terhadap model Aptitude Treatment Interaction (ATI). Hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan model Learning Cycle (LC), Two Stay
Two Sray (TSTS), dan Problem Based Learning (PBL) berturut-turut 64,57
± 8,13; 54,28 ± 9,33; 62,85 ± 11,71; 38,87 ± 5,10. Model Learning Cycle
(LC) menghasilkan nilai hasil belajar yang lebih baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan agar guru-guru
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (LC)

karena model

pembelajaran tersebut memberikan rataan paling tinggi dibandingkan dengan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), Aptitude Treatment Interaction
(ATI) dan Problem Based Learning (PBL).

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 1 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 PERCUT SEI TUAN.

1 6 27

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTU MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIK KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2014/2015.

0 3 20

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI IPA SMAN 1 PERCUT SEI TUAN.

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI PADA MATERI PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2012/2013.

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI PADA MATERI PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2012/2013.

0 9 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2012/2013.

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 1 8