HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi pada Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhui Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
DEWI KUSUMA WARDHANI
F100110167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhui Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Dewi Kusuma Wardhani
F100110167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Dewi Kusuma Wardhani
Dra. Partini, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Salah satu tugas mahasiswa adalah menyelesaikan skripsi dan dapat
menghadapi ujian skripsi dengan baik, namun tidak sedikit mahasiswa yang
menghadapi ujian skripsi memiliki rasa cemas. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kecemasan menghadapi ujian skripsi adalah self-efficacy. Tujuan
dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan
kecemasan menghadapi ujian skripsi, 2) Mengetahui tingkat self-efficacy, 3)
Mengetahui tingkat kecemasan menghadapi ujian skripsi, 4) Mengetahui peran
self-efficacy terhadap kecemasan menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa
psikologi UMS.
Penelitian ini menggunakan 221 populasi mahasiswa psikologi UMS dan
sebanyak 43 yang digunakan sebagai sampel. Metode penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala self-efficacy dan skala kecemasan
menghadapi ujian skripsi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product
Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
= -0,387
dengan sig= 0,005, p< 0,01. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat
dikatan ada hubungan negatif yang signifikan antara self-efficacy dengan
kecemasan menghadapi ujian skripsi. Tingkat self-efficacy termasuk dalam
kategori tinggi dengan rerata empirik (RE) 85,30 dan rerata hipotetik (RH) 67,5.
Tingkat kecemasan menghadapi ujian skripsi termasuk ke dalam kategori sedang
dengan rerata empirik 74,65 (RE) dan rerata hipotetik (70). Sumbangan efektif
self-efficacy dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi sebesar 14,97% dan
85,03% sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
Kata kunci : self-efficacy, kecemasan menghadapi ujian skripsi
v
banyak mahasiswa yang mengatakan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
bahwa skripsi adalah beban yang
Perguruan
sebagai
sangat berat. Hal ini menyebabkan
dan
banyak mahasiswa yang menunda
penyelenggara pendidikan memiliki
dalam penyusunan skripsi yang tentu
peranan
dalam
saja sangat merugikan mahasiswa itu
daya
sendiri, sehingga dapat menimbulkan
lembaga
tinggi
pengelola
penting
mempersiapkan
sumber
manusia Indonesia yang handal.
masa studi yang lama, biaya kuliah
Mahasiswa sebagai salah satu
yang bertambah dan kesempatan
bagian penting dari perguruan tinggi
untuk
perlu
menjadi tertunda.
mempersiapkan
menjalankan
diri
perannya
dan
dengan
mendapatkan
pekerjaan
Ketika skripsi sudah selesai,
semaksimal mungkin. Salah satu
permasalahn
indikator keberhasilan
mahasiswa harus menghadapi ujian
mahasiswa
berikutnya
adalah
dalam menjalankan perannya adalah
skripsi
dengan
jawabkan hasil penelitian yang telah
menyelesaikan
studi
untuk
mempertanggung
sesingkat mungkin disertai dengan
dilakukannya
hasil studi yang memuaskan, baik
penguji. Dalam ujian itulah nasib
dengan melakukan penelitian lewat
mahasiswa ditentukan lulus atau
pengamatan,
tidaknya mahasiswa tersebut. Ujian
pengumpulan
wawancara,
pendapat
maupun
dihadapan
dewan
skripsi bagi mahasiswa merupakan
lewat penelusuran pustaka. Oleh
peristiwa
sebab itu, tidak mengherankan bila
kecemasan, karena di dalam ujian
1
yang
menimbulkan
skripsi
ia
harus
mempertahankan
mampu
akan
dan
menghadapi
ternyata
ujian
beberapa
skripsi
mahasiswa
mempertanggung jawabkan apa yan
mengatakan jika masih takut saat
dia tulis serta mampu menjawab
menghadapi ujian skripsi, berikut
pertanyaan yang berkaitan dengan
adalah beberapa wawancara peneliti
penelitian yang dilakukan dihadapan
dengan
dewan penguji secara ilmiah dan
menyatakan bahwa ia tidak bisa tidur
mendalam. Kecemasan digambarkan
mengingat
sebagai ketakutan, keadaan yang
pendadaran/ujian
tidak menentu, bingung, dan adanya
tidak terlalu khawatir dengan ujian
rasa
skripsi karena ia telah melakukan
ketidak
demikian,
pastian.
Walaupun
mahasiswa
subjek.
workshop
diharapkan
Subjek
akan
ND
menghadapi
skripsi,
sebelumnya
subjek
dan
dapat mengatasi kecemasan yang
pengujinya sama dengan penguji
muncul karena dalam hal ini dia
ujian skripsi, yang dikhawatirkan
sendiri yang menyusun skripsi dan
adalah jika ada pertanyaan diluar
melakukan penelitian
asumsinya. Subjek DDRH merasa
kenyataannya
mahasiswa
tetapi dalam
masih
yang
banyak
khawatir akan memulai mempelajari
mengalami
darimana dan cemas siapa yang akan
kecemasan dalam menghadapi ujian
mengujinya,
skripsi.
berkurang setelah ia belajar ujian
skripsi
Selain hal tersebut peneliti saat
rasa
dengan
cemas
itu
dosen
melakukan observasi dan wawancara
pembimbingnya. Subjek RT merasa
kepada mahasiswa psikologi yang
deg-degan akan menghadapi ujian
2
skripsi,
ketika
diwawancara
ia
(2007) mengatakan bahwa adalah hal
menunjukkan tangannya yang dingin
yang wajar jika seseorang kadang
dengan memegang tangan peneliti.
kala merasa cemas atau khawatir saat
Subjek IR merasa cemas dan was-
menghadapi kesulitan dalam proses
was pertanyaan apa yang akan
akademik,
diberikan oleh penguji karena ia
mengerjakan atau menempuh ujian.
belum begitu memahami materinya.
Dalam menghadapi ujian skripsi
Subjek RR mengatakan ia siap
seorang mahasiswa harus memiliki
melakukan ujian skripsi karena telah
kemampuan
mempelajari meteri skripsinya, tetapi
masalah tersebut, sehingga dapat
subjek mengatakan deg-degan dan
mengurangi timbulnya kecemasan.
jantung berdebar karena pada saat
Kemampuan yang dimiliki seseorang
diwawancara subjek akan memasuki
untuk membentuk perilaku yang
ruang sidang dan sambil menaruh
dikehendaki
tangannya di dada. Subjek DYL
sesuatu yang nyata sesuai dengan
merasakan sedikit cemas karena ia
yang diinginkan disebut dengan self-
telah menguasai materi dan yakin
efficacy.
bisa menjawab
(Richdayanti, 2003) juga mengatakan
pertanyaan
yang
diberikan oleh penguji.
Nevid,
merupakan
dkk
(2007)
salah
satu
termasuk
saat
untuk
agar
Selain
akan
mengatasi
menghasilkan
itu,
Maddux
bahwa kecemasan dapat dipengaruhi
oleh self-efficacy.
ujian
Seseorang yang memiliki self-
sumber
kecemasan bagi seseorang. Sama
efficacy
halnya dengan pendapat Santrock
mempunyai
3
yang
tingggi
akan
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri lebih baik, lebih
Nevid, dkk (2007), kecemasan
dapat mempengaruhi situasi dan
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
dapat
faktor
menggunakan
kemampuan
sosial
lingkungan,
faktor
yang dimiliki dengan baik, sehingga
biologis,
perasaan terancam dan tidak aman
faktor kognitif dan emosional seperti
dapat dikendalikan.
prediksi
Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
sensivitas
efficacy sangat berpengaruh terhadap
ancaman,
reaksi-reaksi
salah
seperti
kecemasan, depresi dan harga diri
rendah.
penelitian
itu
Wisudaningtyas
mennunjukkan
responden
Selain
bahwa
didapatkan
dan
tentang
keyakinan-keyakinan
yang self-defeating atau irasional,
(Richdayanti, 2003) bahwa self-
yang
behavioral,
berlebihan
ketakutan,
Maddux
psikis
faktor
berlebih
sensivitas
atribusi
dari
terhadap
kecemasan,
sinyal-sinyal
tubuh, dan self-efficacy yang rendah.
hasil
Calhoun dan Acocella (Safaria,
(2012)
2009) mengemukakan aspek-aspek
dari
81
kecemasan yang dikemukakan dalam
frekuensi
tiga reaksi, yaitu reaksi emosional,
tingkat kecemasan skala tidak cemas
reaksi kognitif dan reaksi fisiologis.
sebanyak 18 orang (22,2%), skala
METODE PENELITIAN
ringan sebanyak 8 orang (9,9%),
Populasi dalam penelitian ini
skala sedang sebanyak 42 orang
adalah mahasiswa yang mengambil
(51,9%),
mata
sedangkan
tingkat
kuliah
skripsi
dan
sudah
kecemasan berat sebanyak 13 orang
melaksanakan penelitian sebanyak
(16%).
43 orang. Teknik sampling yang
4
digunakan
untuk
pengambilan
Pendapat diatas didukung teori
sampel adalah dengan menggunakan
dari
insidental
purposive
sampling
menyatakan bahwa salah satu faktor
Motode
pengumpulan
data
kecemasan menghadapi ujian skripsi
menggunakan skala self-efficcay dan
adalah faktor kognitif dan emosional
skala kecemasan menghadapi ujian
yang meliputi
skripsi.
rendah.
Teknik
menggunakan
analisis
korelasi
data
product
Nevid,
diketahui
yang
hasil
yang
analisis
self-efficacy
variabel
analisis
memiliki rerata empirik (RE) sebesar
Product Moment didapatkan korelasi
85,30 dan rerata hipotetik (RH)
sebesar -0,387 dengan sig. = 0,005; p
sebesar 67,5 yang menunjukkan self-
≤ 0,01 yang menunjukkan bahwa ada
efficacy subjek tergolong tinggi.
hubungan
Kondisi ini dapat diartikan bahwa
negatif
hasil
(2007)
self-efficacy
Berdasarkan
moment.
Berdasarkan
dkk
yang
sangat
signifikan antara self-efficacy dengan
subjek
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
memiliki sikap yang terbentuk dari
Hubungan negatif dari penelitian ini
aspek self-efficacy menurut Bandura
dapat digambarkan bahwa semakin
yaitu dimensi level (tingkat), dimensi
tinggi self-efficacy maka semakin
strength (kekuatan), dan dimensi
rendah kecemasan menghadapi ujian
generality (generalisasi).
penelitian
pada
dasarnya
skripsi, sebaliknya semakin rendah
Variabel kecemasan menghadapi
self-efficacy maka semakin tinggi
ujian skripsi memiliki rerata empirik
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
(RE)
5
sebesar
74,65
dan
rerata
hipotetik (RH) sebesar 70 yang
pendidikan, pengalaman yang tidak
menunjukkan
kecemasan
menyenangkan, dan dukungan sosial.
menghadapi ujian skripsi subjek
Berdasarkan hasil penelitian serta
tergolong sedang. Kondisi ini dapat
analisis diatas menunjukkan bahwa
diartikan bahwa subjek penelitian
ada hubungan negatif yang sangat
memiliki
yang
signifikan antara self-efficacy dengan
meliputi khawatir, gelisah, dan sedih,
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
aspek
Generalisasi
aspek
kognitif
emosional
meliputi
sulit
dari
penelitian-
berkonsentrasi dan sulit tidur, aspek
penelitian ini terbatas pada populasi
fisiologis meliputi jantung berdetak
dimana tempat penelitian dilakukan.
lebih keras dan berkeringat dingin..
Sehingga
Sumbangan
pada
ruang
untuk
lingkup yang lebih luas dengan
variabel dari kedua variabel dilihat
karakteristik berbeda yang kiranya
dari
perlu
koefisien
efektif
penerapan
determinasi
=
dilakukan
penelitian
lagi
0,1497 yang menunjukkan bahwa
dengan
menggunakan
atau
variabel self-efficacy mempengaruhi
menambah
variabel-variabel
lain
kecemasan menghadapi ujian skripsi
yang
sebesar 14,97% dan 85,03% sisanya
penelitian.
dipengaruhi variabel lainnya. Faktor
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Ada hubungan negatif yang
lain yang mempengaruhi menurut
belum
disertakan
dalam
Sari dan Kuncoro (2006) antara lain
signifikan
keadaan pribadi individu, tingkat
dengan kecemasan menghadapi
ujian
6
antara
skripsi.
self-efficacy
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
semakin
b. Saran
tinggi self-efficacy yang dimiliki
Diharapkan hasil dari penelitian
maka semakin rendah kecemasan
ini dapat dijadikan sebagai referensi,
menghadapi
skripsi,
untuk bahan masukan, pertimbangan,
sebaliknya semakin rendah self-
informasi tambahan bagi peneliti lain
efficacy
yang akan melakukan penelitian
ujian
maka
menghadapi
kecemasan
ujian
skripsi
sejenis
meningkat.
mengungkap
self-efficacy
2. Tingkat
dan
masuk
diharapkan
lebih
dalam
dapat
lagi
mengenai kecemasan menghadapi
dalam kategori tinggi.
ujian skripsi.
3. Tingkat kecemasan menghadapi
ujian skripsi termasuk dalam
DAFTAR PUSTAKA
kategori sedang.
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene,
B. 2007.Psikologi Abnormal
Edisi
Kelima
Jilid
1.
Terjemahan: Tim Fakultas
Psikologi
Universitas
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
4. Sumbangan afektif self-efficacy
sebesar
14,97%
terdapat
dan
85,03%
masih
sisanya
Richdayanti, R. F. 2003. Asertivitas
seksual pada istri yang tidak
bekerja
ditinjau
dari
selfefficacy dan religiusitas.
Skripsi. Semarang : fakultas
Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
dipengaruhi variabel lain yang
dapat
mempengaruhi
kecemasan
skripsi
variabel
menghadai
diluar
variabel
ujian
self-
Safaria. 2009. Manajemen Emosi.
PT. Bumi Aksara.
efficacy.
7
Sari,
E.D., & Kuncoro, J.
2006.Kecemasan
dalam
Menghadapi Masa Pensiun
ditinjau dari Dukungan Sosial
pada PT Semen Gresik
(Persero)
Tbk.
Jurnal
Psikologi Proyeksi. 1 (1), 3745.
Santrock, J.W, 2007. Psikologi
Pendidikan (Alih Bahasa : Tri
Wibowo B.S). Jakarta :
Kencana.
Wisudaningtyas,
A.
2012.
Kecemasan
Menghadapi
Ujian Skripsi Ditinjau dari
Self Efficacy pada Mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas
Katolik
Soegijapranata
Semarang.
Jurnal Psikologi (2) (2012).
8
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhui Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
DEWI KUSUMA WARDHANI
F100110167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhui Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Dewi Kusuma Wardhani
F100110167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Dewi Kusuma Wardhani
Dra. Partini, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Salah satu tugas mahasiswa adalah menyelesaikan skripsi dan dapat
menghadapi ujian skripsi dengan baik, namun tidak sedikit mahasiswa yang
menghadapi ujian skripsi memiliki rasa cemas. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kecemasan menghadapi ujian skripsi adalah self-efficacy. Tujuan
dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan
kecemasan menghadapi ujian skripsi, 2) Mengetahui tingkat self-efficacy, 3)
Mengetahui tingkat kecemasan menghadapi ujian skripsi, 4) Mengetahui peran
self-efficacy terhadap kecemasan menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa
psikologi UMS.
Penelitian ini menggunakan 221 populasi mahasiswa psikologi UMS dan
sebanyak 43 yang digunakan sebagai sampel. Metode penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala self-efficacy dan skala kecemasan
menghadapi ujian skripsi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product
Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
= -0,387
dengan sig= 0,005, p< 0,01. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat
dikatan ada hubungan negatif yang signifikan antara self-efficacy dengan
kecemasan menghadapi ujian skripsi. Tingkat self-efficacy termasuk dalam
kategori tinggi dengan rerata empirik (RE) 85,30 dan rerata hipotetik (RH) 67,5.
Tingkat kecemasan menghadapi ujian skripsi termasuk ke dalam kategori sedang
dengan rerata empirik 74,65 (RE) dan rerata hipotetik (70). Sumbangan efektif
self-efficacy dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi sebesar 14,97% dan
85,03% sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
Kata kunci : self-efficacy, kecemasan menghadapi ujian skripsi
v
banyak mahasiswa yang mengatakan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
bahwa skripsi adalah beban yang
Perguruan
sebagai
sangat berat. Hal ini menyebabkan
dan
banyak mahasiswa yang menunda
penyelenggara pendidikan memiliki
dalam penyusunan skripsi yang tentu
peranan
dalam
saja sangat merugikan mahasiswa itu
daya
sendiri, sehingga dapat menimbulkan
lembaga
tinggi
pengelola
penting
mempersiapkan
sumber
manusia Indonesia yang handal.
masa studi yang lama, biaya kuliah
Mahasiswa sebagai salah satu
yang bertambah dan kesempatan
bagian penting dari perguruan tinggi
untuk
perlu
menjadi tertunda.
mempersiapkan
menjalankan
diri
perannya
dan
dengan
mendapatkan
pekerjaan
Ketika skripsi sudah selesai,
semaksimal mungkin. Salah satu
permasalahn
indikator keberhasilan
mahasiswa harus menghadapi ujian
mahasiswa
berikutnya
adalah
dalam menjalankan perannya adalah
skripsi
dengan
jawabkan hasil penelitian yang telah
menyelesaikan
studi
untuk
mempertanggung
sesingkat mungkin disertai dengan
dilakukannya
hasil studi yang memuaskan, baik
penguji. Dalam ujian itulah nasib
dengan melakukan penelitian lewat
mahasiswa ditentukan lulus atau
pengamatan,
tidaknya mahasiswa tersebut. Ujian
pengumpulan
wawancara,
pendapat
maupun
dihadapan
dewan
skripsi bagi mahasiswa merupakan
lewat penelusuran pustaka. Oleh
peristiwa
sebab itu, tidak mengherankan bila
kecemasan, karena di dalam ujian
1
yang
menimbulkan
skripsi
ia
harus
mempertahankan
mampu
akan
dan
menghadapi
ternyata
ujian
beberapa
skripsi
mahasiswa
mempertanggung jawabkan apa yan
mengatakan jika masih takut saat
dia tulis serta mampu menjawab
menghadapi ujian skripsi, berikut
pertanyaan yang berkaitan dengan
adalah beberapa wawancara peneliti
penelitian yang dilakukan dihadapan
dengan
dewan penguji secara ilmiah dan
menyatakan bahwa ia tidak bisa tidur
mendalam. Kecemasan digambarkan
mengingat
sebagai ketakutan, keadaan yang
pendadaran/ujian
tidak menentu, bingung, dan adanya
tidak terlalu khawatir dengan ujian
rasa
skripsi karena ia telah melakukan
ketidak
demikian,
pastian.
Walaupun
mahasiswa
subjek.
workshop
diharapkan
Subjek
akan
ND
menghadapi
skripsi,
sebelumnya
subjek
dan
dapat mengatasi kecemasan yang
pengujinya sama dengan penguji
muncul karena dalam hal ini dia
ujian skripsi, yang dikhawatirkan
sendiri yang menyusun skripsi dan
adalah jika ada pertanyaan diluar
melakukan penelitian
asumsinya. Subjek DDRH merasa
kenyataannya
mahasiswa
tetapi dalam
masih
yang
banyak
khawatir akan memulai mempelajari
mengalami
darimana dan cemas siapa yang akan
kecemasan dalam menghadapi ujian
mengujinya,
skripsi.
berkurang setelah ia belajar ujian
skripsi
Selain hal tersebut peneliti saat
rasa
dengan
cemas
itu
dosen
melakukan observasi dan wawancara
pembimbingnya. Subjek RT merasa
kepada mahasiswa psikologi yang
deg-degan akan menghadapi ujian
2
skripsi,
ketika
diwawancara
ia
(2007) mengatakan bahwa adalah hal
menunjukkan tangannya yang dingin
yang wajar jika seseorang kadang
dengan memegang tangan peneliti.
kala merasa cemas atau khawatir saat
Subjek IR merasa cemas dan was-
menghadapi kesulitan dalam proses
was pertanyaan apa yang akan
akademik,
diberikan oleh penguji karena ia
mengerjakan atau menempuh ujian.
belum begitu memahami materinya.
Dalam menghadapi ujian skripsi
Subjek RR mengatakan ia siap
seorang mahasiswa harus memiliki
melakukan ujian skripsi karena telah
kemampuan
mempelajari meteri skripsinya, tetapi
masalah tersebut, sehingga dapat
subjek mengatakan deg-degan dan
mengurangi timbulnya kecemasan.
jantung berdebar karena pada saat
Kemampuan yang dimiliki seseorang
diwawancara subjek akan memasuki
untuk membentuk perilaku yang
ruang sidang dan sambil menaruh
dikehendaki
tangannya di dada. Subjek DYL
sesuatu yang nyata sesuai dengan
merasakan sedikit cemas karena ia
yang diinginkan disebut dengan self-
telah menguasai materi dan yakin
efficacy.
bisa menjawab
(Richdayanti, 2003) juga mengatakan
pertanyaan
yang
diberikan oleh penguji.
Nevid,
merupakan
dkk
(2007)
salah
satu
termasuk
saat
untuk
agar
Selain
akan
mengatasi
menghasilkan
itu,
Maddux
bahwa kecemasan dapat dipengaruhi
oleh self-efficacy.
ujian
Seseorang yang memiliki self-
sumber
kecemasan bagi seseorang. Sama
efficacy
halnya dengan pendapat Santrock
mempunyai
3
yang
tingggi
akan
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri lebih baik, lebih
Nevid, dkk (2007), kecemasan
dapat mempengaruhi situasi dan
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
dapat
faktor
menggunakan
kemampuan
sosial
lingkungan,
faktor
yang dimiliki dengan baik, sehingga
biologis,
perasaan terancam dan tidak aman
faktor kognitif dan emosional seperti
dapat dikendalikan.
prediksi
Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
sensivitas
efficacy sangat berpengaruh terhadap
ancaman,
reaksi-reaksi
salah
seperti
kecemasan, depresi dan harga diri
rendah.
penelitian
itu
Wisudaningtyas
mennunjukkan
responden
Selain
bahwa
didapatkan
dan
tentang
keyakinan-keyakinan
yang self-defeating atau irasional,
(Richdayanti, 2003) bahwa self-
yang
behavioral,
berlebihan
ketakutan,
Maddux
psikis
faktor
berlebih
sensivitas
atribusi
dari
terhadap
kecemasan,
sinyal-sinyal
tubuh, dan self-efficacy yang rendah.
hasil
Calhoun dan Acocella (Safaria,
(2012)
2009) mengemukakan aspek-aspek
dari
81
kecemasan yang dikemukakan dalam
frekuensi
tiga reaksi, yaitu reaksi emosional,
tingkat kecemasan skala tidak cemas
reaksi kognitif dan reaksi fisiologis.
sebanyak 18 orang (22,2%), skala
METODE PENELITIAN
ringan sebanyak 8 orang (9,9%),
Populasi dalam penelitian ini
skala sedang sebanyak 42 orang
adalah mahasiswa yang mengambil
(51,9%),
mata
sedangkan
tingkat
kuliah
skripsi
dan
sudah
kecemasan berat sebanyak 13 orang
melaksanakan penelitian sebanyak
(16%).
43 orang. Teknik sampling yang
4
digunakan
untuk
pengambilan
Pendapat diatas didukung teori
sampel adalah dengan menggunakan
dari
insidental
purposive
sampling
menyatakan bahwa salah satu faktor
Motode
pengumpulan
data
kecemasan menghadapi ujian skripsi
menggunakan skala self-efficcay dan
adalah faktor kognitif dan emosional
skala kecemasan menghadapi ujian
yang meliputi
skripsi.
rendah.
Teknik
menggunakan
analisis
korelasi
data
product
Nevid,
diketahui
yang
hasil
yang
analisis
self-efficacy
variabel
analisis
memiliki rerata empirik (RE) sebesar
Product Moment didapatkan korelasi
85,30 dan rerata hipotetik (RH)
sebesar -0,387 dengan sig. = 0,005; p
sebesar 67,5 yang menunjukkan self-
≤ 0,01 yang menunjukkan bahwa ada
efficacy subjek tergolong tinggi.
hubungan
Kondisi ini dapat diartikan bahwa
negatif
hasil
(2007)
self-efficacy
Berdasarkan
moment.
Berdasarkan
dkk
yang
sangat
signifikan antara self-efficacy dengan
subjek
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
memiliki sikap yang terbentuk dari
Hubungan negatif dari penelitian ini
aspek self-efficacy menurut Bandura
dapat digambarkan bahwa semakin
yaitu dimensi level (tingkat), dimensi
tinggi self-efficacy maka semakin
strength (kekuatan), dan dimensi
rendah kecemasan menghadapi ujian
generality (generalisasi).
penelitian
pada
dasarnya
skripsi, sebaliknya semakin rendah
Variabel kecemasan menghadapi
self-efficacy maka semakin tinggi
ujian skripsi memiliki rerata empirik
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
(RE)
5
sebesar
74,65
dan
rerata
hipotetik (RH) sebesar 70 yang
pendidikan, pengalaman yang tidak
menunjukkan
kecemasan
menyenangkan, dan dukungan sosial.
menghadapi ujian skripsi subjek
Berdasarkan hasil penelitian serta
tergolong sedang. Kondisi ini dapat
analisis diatas menunjukkan bahwa
diartikan bahwa subjek penelitian
ada hubungan negatif yang sangat
memiliki
yang
signifikan antara self-efficacy dengan
meliputi khawatir, gelisah, dan sedih,
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
aspek
Generalisasi
aspek
kognitif
emosional
meliputi
sulit
dari
penelitian-
berkonsentrasi dan sulit tidur, aspek
penelitian ini terbatas pada populasi
fisiologis meliputi jantung berdetak
dimana tempat penelitian dilakukan.
lebih keras dan berkeringat dingin..
Sehingga
Sumbangan
pada
ruang
untuk
lingkup yang lebih luas dengan
variabel dari kedua variabel dilihat
karakteristik berbeda yang kiranya
dari
perlu
koefisien
efektif
penerapan
determinasi
=
dilakukan
penelitian
lagi
0,1497 yang menunjukkan bahwa
dengan
menggunakan
atau
variabel self-efficacy mempengaruhi
menambah
variabel-variabel
lain
kecemasan menghadapi ujian skripsi
yang
sebesar 14,97% dan 85,03% sisanya
penelitian.
dipengaruhi variabel lainnya. Faktor
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Ada hubungan negatif yang
lain yang mempengaruhi menurut
belum
disertakan
dalam
Sari dan Kuncoro (2006) antara lain
signifikan
keadaan pribadi individu, tingkat
dengan kecemasan menghadapi
ujian
6
antara
skripsi.
self-efficacy
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
semakin
b. Saran
tinggi self-efficacy yang dimiliki
Diharapkan hasil dari penelitian
maka semakin rendah kecemasan
ini dapat dijadikan sebagai referensi,
menghadapi
skripsi,
untuk bahan masukan, pertimbangan,
sebaliknya semakin rendah self-
informasi tambahan bagi peneliti lain
efficacy
yang akan melakukan penelitian
ujian
maka
menghadapi
kecemasan
ujian
skripsi
sejenis
meningkat.
mengungkap
self-efficacy
2. Tingkat
dan
masuk
diharapkan
lebih
dalam
dapat
lagi
mengenai kecemasan menghadapi
dalam kategori tinggi.
ujian skripsi.
3. Tingkat kecemasan menghadapi
ujian skripsi termasuk dalam
DAFTAR PUSTAKA
kategori sedang.
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene,
B. 2007.Psikologi Abnormal
Edisi
Kelima
Jilid
1.
Terjemahan: Tim Fakultas
Psikologi
Universitas
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
4. Sumbangan afektif self-efficacy
sebesar
14,97%
terdapat
dan
85,03%
masih
sisanya
Richdayanti, R. F. 2003. Asertivitas
seksual pada istri yang tidak
bekerja
ditinjau
dari
selfefficacy dan religiusitas.
Skripsi. Semarang : fakultas
Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
dipengaruhi variabel lain yang
dapat
mempengaruhi
kecemasan
skripsi
variabel
menghadai
diluar
variabel
ujian
self-
Safaria. 2009. Manajemen Emosi.
PT. Bumi Aksara.
efficacy.
7
Sari,
E.D., & Kuncoro, J.
2006.Kecemasan
dalam
Menghadapi Masa Pensiun
ditinjau dari Dukungan Sosial
pada PT Semen Gresik
(Persero)
Tbk.
Jurnal
Psikologi Proyeksi. 1 (1), 3745.
Santrock, J.W, 2007. Psikologi
Pendidikan (Alih Bahasa : Tri
Wibowo B.S). Jakarta :
Kencana.
Wisudaningtyas,
A.
2012.
Kecemasan
Menghadapi
Ujian Skripsi Ditinjau dari
Self Efficacy pada Mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas
Katolik
Soegijapranata
Semarang.
Jurnal Psikologi (2) (2012).
8