PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI
PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT)
PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMULYO
TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
SRI MULYATI
NIM. A54E111022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i

ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI
PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT)
PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMULYO

TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
Srimulyati, A54E111022,Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013,
145 halaman.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berdiskusi IPS melalui strategi Point Counterpoint
(Debat Pendapat). Penelitian yang digunakan ini adalah PTK. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes evaluasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV dan guru SDN
Karangmulyo pada tanggal 18 Pebruari-02 Juni 2014. Tahapan penelitian terdiri
dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tindakan
dilaksanakan selama 3 siklus, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus tiga
dilakukan masing-masing satu kali pertemuan. Subjeknya siswa kelas IV SDN
Karangmulyo yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan10
siswa putri dengan objek penelitiannya adalah Kemampuan berdiskusi siswa serta
strategi .Point Counterpoint Indikator kemampuan berdiskusi siswa pada mata
pelajaran IPS adalah sebagai berikut: (1) memusatkan perhatian; (2) menjelaskan
masalah atau uraian pendapat; (3) menganalisis pandangan; (4) meningkatkan
uraian; dan (5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Teknik analisis data

menggunakan pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa kelas IV SDN Karangmulyo
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi Point
Counterpoint. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tahap pra siklus, siklus I,
siklus II dan siklus III. Pada tahap pra siklus diketahui kemampuan berdiskusi
siswa rendah dengan presentase 42,1%. Pada siklus I terdapat siswa sedikit
meningkat pada tahap sedang dengan nilai presentase kemampuan berdiskusi
siswa 59,8%. Pada siklus II kemampuan berdiskusi siswa sangat baik dengan
presentase 86,6% dan siklus III mengalami peningkatan 92,92%. Hal ini
membuktikan adanya peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dengan
penerapan strategi Point Counterpoint.
Kata Kunci: peningkatan; kemampuan berdiskusi IPS; strategi Point
Counterpoint

iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat,

setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya
pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa
ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat
diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari
pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses
pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan proses berpikir kelompok. Diskusi berlangsung apabila orang-orang yang
berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul untuk mendiskusikannya
dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan. Diskusi
yang efektif itu tidak hanya sekedar berkumpul saja tetapi pembentukan kelompok
yang dinamis dengan sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat para anggotanya
sehingga menghasilkan suatu penyelesaian terhadap suatu masalah tertentu
(Tarigan: 2008: 40).
Sementara itu, dalam Kurikulum 2006, mata pelajaran IPS disebutkan
sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai
SMP/MTs. Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, siswa disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta
didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan
penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan diskusi

iv

memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk
memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani
berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan
lingkungan sosialnya.
Pada kenyataannya di kelas IV SDN Karangmulyo, keterampilan
berdiskusi siswa pada umumnya masih rendah, terlihat siswa cenderung masih
malu dan tidak percaya diri dalam mengungkapkan ide, pikiran, bantahan,
persetujuan maupun pendapatnya di forum diskusi, selain itu kurang adanya
kerjasama kegiatan diskusi hanya menjadi milik siswa-siswa yang aktif dan tidak

semua siswa secara merata dapat mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang biasa
berbicara dengan orang lain belum tentu terampil berdiskusi, karena keterampilan
berdiskusi tidaklah secara otomatis dapat diperoleh atau dimiliki seseorang,
keterampilan berdiskusi yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah dan
mengolah serta melatih seluruh potensi yang ada.
Karena kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi maka diperlukan banyak
latihan untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi, misalnya dengan cara
berlatih dan berpraktik melalui forum kecil, latihan dan praktik melalui forum
kecil ini dapat dilaksanakan di mana saja, seperti dengan teman-teman saat
bermain, di keluarga, dan yang paling efektif adalah di sekolah pada saat pelajaran
berlangsung. Guru melakukan pembelajaran dengan cara berdiskusi, sehingga
melatih dan membiasakan siswa untuk berbicara yang pada akhirnya dapat
meningkatakan kemampuan berbicara dan berdiskusi siswa.
Berdasarkan pengamatan tanggal 02 April 2014, kenyataan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV SDN Karangmulyo untuk beberapa
kompetensi dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Standar kompetensi
dan kompetensi dasar IPS kelas IV memang sarat akan materi, di samping
cakupannya yang luas sehingga membuat siswa merasa jenuh untuk belajar lebih
aktif. Hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan selama
menjadi guru di SDN Karangmulyo pada siswa kelas IV. Ini terbukti dengan

kurang lancarnya siswa dalam berbicara dan menyampaikan pendapat maupun
tanggapan, salah satu penyebabnya siswa tidak fokus dan kurang memperhatikan

v

penjelasan yang guru sampaikan, selain itu penggunaan metode mengajar yang
kurang bervariatif dan kurangnya kegiatan berlatih berbicara dan berdiskusi juga
menjadi salah satu penyebabnya, sehingga hasil keterampilan berdiskusi siswa
kelas IV SDN Karangmulyo masih rendah.
Oleh sebab itu, diperlukan metode yang dapat menarik minat dan
semangat siswa agar para siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan
berdiskusi tanpa merasa tertekan dan terbebani. Adapun salah satu strategi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berdiskusi siswa adalah strategi
Point Counterpoint (debat pendapat).
Strategi ini untuk merangsang diskusi, membangun argumentasi dan
memiliki pemahaman yang Iebih mendalam tentang berbagai isu kompleks pada
materi yang dipelajari. Hal ini merupakan tindakan alternatif yang kiranya dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga akan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa pula. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Peningkatan
Kemampuan Berdiskusi IPS melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint

(Debat Pendapat) pada Siswa Kelas IV SDN Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/
2014”.
Pembatasan Masalah
Diperlukan adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar
terhindar dari perbedaan pemikiran. Pembatasan masalah tersebut dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran IPS di kelas IV SDN Karangmulyo Semester Genap Tahun
Pelajaran 2013/ 2014.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Point Counterpoint (Debat
Pendapat).
3. Aspek yang akan ditingkatkan adalah kemampuan berdiskusi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan dapat di rumuskan sebagai
berikut:

vi

“Apakah melalui penerapan strategi point counterpoint (debat pendapat) dapat
meningkatkan kemampuan berdiskusi


IPS pada siswa kelas IV SDN

Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
“Untuk meningkatkan kemampuan berdiskusi IPS melalui penerapan
strategi Point Counterpoint (debat pendapat) pada siswa kelas IV SDN
Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014”.
2. Tujuan Umum
a) Peningkatan keaktifan belajar.
b) Peningkatan wawasan Peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswa
Bagi Siswa agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman
yang bersifat alternatif untuk dikembangkan dan diterapkan sesuai dengan
keadaan dan lingkungan setempat.
2. Manfaat Bagi Guru
Bagi guru penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau
pedoman untuk diterapkan dan dikembangkan dalam melaksanakan mata
pelajaran IPS.

3. Manfaat Bagi Sekolah
Bagi sekolah agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di
sekolah dan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan di SD

LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran dalam
duniapendidikan dasar dan menengah di negara kita, secara historis muncul
bersamaandengan diberlakukannya Kurikulum SD, SMP, dan SMA tahun
1975. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain
sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu

vii

(integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan

cross-diciplinary

(Numan Somantri, 2001:101).
2. Strategi Pembelajaran Point Counterpoint (Debat Pendapat)

Menurut Komaruddin Hidayat (2009 : 137), “kegiatan atau metode
Point Counterpoint ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang
diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu
kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang
formal dan berjalan dengan lebih cepat. Menurut Hisyam Zaini, dkk
(2008:41), langkah-langkah penerapan strategi ini adalah sebagai berikut: (1)
Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif; (2) Bagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah perspektif yang telah ditentukan
oleh guru; (3) Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumentargumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili, dalam aktivitas
ini, pisahlah tempat duduk masing-masing kelompok; (4) Kumpulkan kembali
semua siswa dan perintahkan mereka untuk duduk berdekatan dengan temanteman satu kelompok; (5) Mulai dekat dengan mempersilahkan kelompok
mana saja yang akan memulai; (6) Setelah seorang siswa menyampaikan satu
argument dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah
tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang
sama; (7) Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan.
3. Kemampuan Berdiskusi
Menurut Deddi Mulyana dalam Prakosa (2008) menyatakan bahwa
”kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi


satu

sama

lain

untuk

mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mera
sebagai bagian dari kelompok tersebut”.Menurut

Udin

S

Winatapura

(2007:84), terampil dalam berdiskusi kelompok terbagi menjadi enam
unsur/indicator: (1) Memusatkan perhatian; (2) Memperjelas masalah atau
uraian pendapat; (3) Menganalisis pandangan; (4) Meningkatkan uraian;
(5)Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

viii

METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan diadakan di SDN Karangmulyo Kecamatan
Tambakromo Kabupaten Pati.
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karangmulyo
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati yaitu 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa
putra dan 10 siswa putri. Dan berkolaborasi dengan rekan peneliti lain. Obyek
penelitian ini adalah kemampuan berdiskusi siswa dan strategi pembelajaran Point
Counterpoint.
Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2008), model penelitian tindakan kelas adalah secara
garis besar terdapat 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan Refleksi.
Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilakukan oleh peneliti secara langsung. Berdasarkan tujuan penelitian, maka jelas
bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kualitatif, akan tetapi lebih
bersifat untuk mendeskripsikan data, fakta, dan keadaan yang ada. Penelitian ini
menggunakan pola penelitian siklus.
Pengumpulan Data
a. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan
berdiskusi siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah pelaksanaan
pembelajaran, yang terdiri atas materi Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya.
c. Dokumentasi, Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang
berada berada diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian
tersebut.

ix

Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi, dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi yaitu
lembar observasi pelaksanaan strategi point counterpoint dan lembar observasi
kemapuan berdiskusi siswa.
2. Pedoman Wawancara, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186).
3. Tes, soal tes untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar IPS setelah
pembelajaran
4. Dokumentasi, dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nama anak, daftar nilai
siswa, daftar kelompok, dan lembar observasi
Indikator Kinerja
Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa mencapai 80%
dari 21 siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Sekolah
Nama Sekolah : SDN Karangmulyo, Nomor Statistik Sekolah: 101031801030,
NPSN:

20316382,

Alamat

Sekolah:

Ds.

Karangmulyo

Rt.09/03

Kec.Tambakromo Kab. Pati Kode Pos 59174, Tahun Didirikan: 1977, Tahun
Beroperasi: 1977
Visi dan Misi Sekolah
1. Visi
“Dengan kebersamaan kita tingkatkan mutu menuju cerdas, terampil, berbudi
pekerti luhur, beriman dan taqwa”.

x

2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan dengan system manajemen berbasis
sekolah (MBS) secara komprehensif yang didukung oleh semua
stakeholder (pemangku kepentingan di bidang pendidikan) di SD
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta berasaskan iman dan taqwa
terhadap Tuhan YME.
b. Melaksanakan

kegiatan

belajar

mengajar

dengan

menggunakan

pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
Contectual Teaching Learning (CTL) serta Discovery Teaching Learning
(DTL) yang berorientasi Bord Base Education (BEE) atau pendidikan
berbasis luas untuk mengembangkan life skill (kecakapan/ ketrampilan
hidup).
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil observasi pada tanggal

18 Pebruari 2014, peneliti menemukan

adanya masalah yaitu kemampuan siswa dalam diskusi kelompok pada mata
pelajaran IPS siswa yang belum optimal. Kurangnya kemampuan berdiskusi IPS
dalam materi Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya, teramati pada siswa
mengerjakan soal masih pasif dan aktivitas proses pembelajaran belum optimal.
Siswa merasa kesulitan karena selama ini guru di kelas IV masih menggunakan
pembelajaran ceramah dan tugas. Dari hasil tes sebelum pemberian tindakan pada
tabel.4.6, menunjukkan adanya masalah pada kemampuan berdiskusi IPS yang
hanya 42,1% dari jumlah keseluruhan siswa. Masalah aktivitas belajar siswa yang
masih belum optimal, terlihat dari hasil analisis penilaian tes aktivitas dalam
mengerjakan melalui tes formatif yang telah tuntas hanya 31% dari 21 siswa dan
yang belum tuntas mencapai 69%.
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilakukan satu kali pertemuan yaitu tanggal 26 Mei 2014,
pembelajaran dilaksanakan dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kegiatan awal ini dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan berdoa
bersama, dilanjutkan dengan absensi dan appersepsi. Selanjutnya guru

xi

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hasil dari observasi yang
telah dilakukan pada tindakan kelas siklus I, ditemukan bahwa kemampuan
berdiskusi siswa mencapai 59,8% dan dalam pelaksanaan pembelajaran strategi
point counterpoint prosentase guru dan siswa mencapai 55%. Ini berarti
dibandingkan dengan sebelum diadakan siklus I ada peningkatan kemampuan
berdiskusi siswa.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan tanggal 28 Mei
2014. Pada siklus II guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahan
terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran. Dari hasil
pelaksanaan tindakan kelas Siklus II ditemukan bahwa kemampuan berdiskusi
siswa mencapai 86,6% dan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran point
counterpoint dengan prosentase guru dan siswa mencapai 73%. Data tersebut
menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dalam
pembelajaran IPS dan sudah memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dalam
penelitian ini tetapi akan dimantapkan pada siklus III.
Deskripsi Siklus III
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus III dilakukan tanggal 2 Juni
2014. Pada siklus III guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahan
terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran. Dari hasil
pelaksanaan tindakan kelas Siklus III ditemukan bahwa kemampuan berdiskusi
siswa mencapai 92,92% dan dalam pelaksanaan strategi point counterpoint
prosentase guru dan siswa mencapai 95%. Data tersebut menunjukkan bahwa ada
peningkatan kemampuan berdiskusi siswa dalam pembelajaran IPS dan sudah
memenuhi indikator pencapaian keberhasilan dan mengalami peningkatan yang
sangat baik.
Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian didapatkan dari analisis penelitian yang
merupakan kerjasama peneliti, rekan guru, kepala sekolah, dan siswa kelas IV
SDN Karangmulyo. Dalam rangka meningkatkan kemampuan berdiskusi siswa
dalam pembelajaran IPS peneliti melakukan perubahan dalam kegiatan belajar

xii

mengajar. Pada awalnya hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
dan tanpa menggunakan strategi inovatif
Berdasarkan penelitian dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III
terdapat peningkatan kemampuan berdiskusi siswa yang sangat signifikan.
Sehingga terjawablah dari hipotesis penelitian bahwa penerapan strategi point
counterpoint dapat meningkatkan kemampuan berdiskusi. Dan hasilnya terbukti
baik memenuhi indikator pencapaian yang ingin dicapai yaitu 80%

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV
SDN Karangmulyo dengan penerapan strategi Point Counte dapat disimpulkan
pointsebagai berikut:
“Melalui penerapan strategi pembelajaran Point Counterpoint dapat
meningkatkan kemampuan berdiskusi siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa
kelas IV

SDN Karangmulyo tahun pelajaran 2013/ 2014” ternyata dalam

penelitian ini telah terbukti kebenarannya. Ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi siswa dari setiap siklusnya sebelum pembelajaran/ pra siklus (42,1%),
siklus I meningkat (59,8%), siklus II meningkat (86,6%), dan siklus III lebih
meningkat (92,92%) Oleh karena itu, strategi point counterpoint merupakan
strategi pembelajaran yang efektif meningkatkan aktivitas belajar siswa, karena
mampu merangsang siswa berpikir kreatif, aktif, dan melatih siswa untuk fokus
terhadap pelajaran
Implikasi
Kesimpulan di atas mengimplikasikan bahwa strategi pembelajaran point
counterpoint mempunyai dampak positif terhadap peningkatan aktivitas belajar
siswa. Dampak tersebut yaitu peningkatan aktivitas guru yang berhasil dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi point counterpoint dan
keberhasilan siswa dalam diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS dengan
materi Kenampakan Alam.

xiii

Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang ingin
disampaikan yaitu :
1. Bagi Guru
a) Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran IPS yang bervariasi
agar siswa tidak merasa jenuh
b) Siswa menyadari akan arti pentingnya belajar bersama baik dengan guru
atau dengan temannya.
2. Bagi Sekolah
Kepala sekolah memberikan sosialisasi pada guru untuk menerapkan model
pembelajaran IPS yang bervariasi agar siswa tidak merasa jenuh.
3. Bagi Siswa
Siswa yang pandai harus membagi ilmunya kepada siswa lain dan siswa yang
merasa kurang pandai harus terus berusaha atau mencari tahu.
DAFTAR PUSTAKA
Hisyam Zaini, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani
Joko Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSKGJ-FKIP UMS .
dengan Qinant
Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja .
Rosdakary
Moh.Asrori. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima
Moh.Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
..........PT.Remaja Rosda Karya
Moh. Uzer Usman. 2010.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
………Rosdakarya
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika

xiv

Dokumen yang terkait

Implementasi metode point counterpoint pada materi AMDAL terhadap peningkatan hasil belajar PTK kelas XI IPS SMAN 4 Depok

1 16 184

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI PPKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE (DEBAT AKTIF) Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi PPKn Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Pada Siswa Kelas V SDN Pati Lor 02 Tahun Pe

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI PPKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE (DEBAT AKTIF) Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi PPKn Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Pada Siswa Kelas V SDN Pati Lor 02 Tahun Pe

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN POINT-COUNTERPOINT KELAS V MATA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Point-Counterpoint Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri Ngebung 1 Kalijambe Sr

0 1 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN POINT-COUNTERPOINT KELAS V MATA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Point-Counterpoint Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri Ngebung 1 Kalijambe Sra

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV SDN Karangmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 6

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN POINT COUNTER POINT PADA Peningkatan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Point Counter Point Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sumberejo Kerjo Tahun Ajaran 2012

0 0 15

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN POINT COUNTER POINT PADA Peningkatan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Point Counter Point Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sumberejo Kerjo Tahun Ajaran 2012

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT.

0 1 246