PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Tia Fatimah

NIM 11104241005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

Jangan pernah lelah karena Allah selalu menyemangati dengan Hayya„alal

Falah, bahwa jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah


(6)

PERSEMBAHAN

Persembahan karyaku sebagai tanda kasihku kepada:

Mamah dan Appa tercinta atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan,

dan doa yang selalu dipanjatkan, semoga Allah selalu memberikan

perlindungan dan kebahagian untuk kedua orang tuaku ini.

Keluarga besar Alm. Bpk. Rali dan Ma Kinah serta keluarga besar Alm. Ni

Ocoh yang

selalu mendo‟akan dan mendukung tanpa henti

.

Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT

Oleh

Tia Fatimah

NIM 11104241005

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan

pendapat melalui teknik debat aktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh

Kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (

action research

) yang

dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan model Kemmis & McTaggart, setiap

siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh yang

memiliki kemampuan mengemukakan pendapat rendah berdasarkan hasil

pre-test

.

Pelaksanaan teknik debat aktif ini dilakukan dalam 2 siklus dimana pada siklus I

dilakukan 3 kali pertemuan dan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan skala Likert,

observasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah skala kemampuan

memngemukakan pendapat, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Uji

validitas yang digunakan adalah validitas konstruk

dengan analisis

Product

Moment

menggunakan bantuan program

SPSS

for Windows versi 16.0

batas

kriteria koefesien validitas yang digunakan peneliti adalah 0.25. Sedangkan uji

reliabilitas instrumen menggunakan

Alpha Cronbach

dan diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0,862. Analisis data menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik debat aktif dapat meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh

Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Keberhasilan penelitian ditunjukan dengan

adanya peningkatan skor rata-rata kemampuan mengemukakan pendapat siswa

pada

pre test

sebesar 87.23, pada

post test

siklus

I meningkat menjadi

136 dengan

prosentase peningkatan sebesar 25.48%, dan pada

post test

siklus II menjadi

151.77 dengan prosentase peningkatan sebesar 33.62%. Hasil tersebut juga

diperkuat dengan dengan observasi dan wawancara yang menunjukan adanya

peningkatan

kemampuan

mengemukakan

pendapat.

Siswa

mampu

mengemukakan pendapat dengan baik, siswa terlihat percaya diri ketika

mengemukakan pendapat, dan siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan

benar ketika mengemukakan pendapat.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ini

dengan baik sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan

untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

2.

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3.

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah menerima dan

menyetujui judul penelitian ini.

4.

Bapak Sugiyatno, M. Pd. Sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan

kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi, dan dorongan yang tiada

henti-hentinya.

5.

Bapak Dr. Muh. Farozin, M.Pd selaku penasehat akademik yang telah

memberikan arahan dan motivasi dalam penyelesaian studi.

6.

Bapak dan Ibu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama masa studi penulis.

7.

Mamah dan Appa tercinta yang dengan tulus ikhlas memberikan kasih sayang

dan cinta serta memberikan dukungan secara moril maupun materiil sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8.

Bapak Dedi, M.Pd kepala sekolah SMP Negeri 2 Jatitujuh yang telah

memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian di

SMP Negeri 2 Jatitujuh.

9.

Guru BK SMP Negeri 2 Jatitujuh yang telah banyak membantu pelaksanaan


(9)

(10)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PERSETUJUAN

... ii

HALAMAN PERNYATAAN

... iii

HALAMAN PENGESAHAN

………... iv

MOTTO

... v

PERSEMBAHAN

... vi

ABSTRAK

... vii

KATA PENGANTAR

... viii

DAFTAR ISI

... x

DAFTAR TABEL

... xiii

DAFTAR GAMBAR

... xiv

DAFTAR LAMPIRAN

... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 9

C.

Batasan Masalah... 10

D.

Rumusan Masalah ... 10

E.

Tujuan Penelitian ... 10

F.

Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 12

1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 12

2. Macam-Macam Pendapat ... 15

3. Aspek-Aspek dalam Mengemukakan Pendapat ... 17

4. Karakteristik Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 17


(11)

B.

Debat Aktif ... 20

1.

Pengertian Debat Aktif ... 20

2.

Macam-Macam Bentuk Debat ... 21

3.

Tujuan Teknik Debat Aktif ... 22

4.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Teknik Debat A

ktif……….. ..23

5.

Kelebihan dan Kek

urangan Debat Aktif………….…………..26

6.

Manfaat Te

knik Debat Aktif……….28

C.

Kajian t

entang Remaja………

.29

1.

Pengertian Remaja………..29

2.

Keadaan Emosi Remaja………..29

3.

Perkembangan Sosial Remaja……….31

4.

Perkembangan Kognitif Remaja………

...32

D.

Kerangka Pikir

... 34

E.

Hipotesis

Tindakan………...38

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Pendekatan Penelitian ... 39

B.

Subjek Penelitian ... 39

C.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

D.

Model Penelitian ... 40

E.

Rencana Tindakan ... 41

F.

Metode Pengumpulan Data ... 47

G.

Instrumen Penelitian... 50

H.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 57

I.

Teknis Analisis Data ... 59

J.

Kriterian Keberhasilan ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62

1.

Lokasi Penelitian ... 62


(12)

B.

Deskripsi Data Studi Awal Subjek Penelitian ... 63

C.

Deskripsi Awal dan Pra Tindakan ... 65

D.

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan ... 66

1.

Siklus I ... 66

2.

Siklus II ... 97

E.

Pembahasan ... 120

F.

Keterbatasan Penelitian ... 129

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

A.

Kesimpulan ... 130

B.

Saran ... 130

Daftar Pustaka ... 131


(13)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1.

Kisi-Kisi Skala

Kemampuan Mengemukakan Pendapat……...

51

Tabel 2.

Kategori Penskoran Skala Kemampuan Mengemukakan

Pendapat

………..

54

Tabel 3.

Kisi-

kisi Pedoman Wawancara………

55

Tabel 4.

Kisi-Kisi Pedoman Observasi

Aktivitas Siswa………...

.

56

Tabel 5.

Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Guru BK

………

...

...

56

Tabel 6.

Kategorisasi Kemampuan Mengemukakan Pendapat.

…………

61

Tabel 7.

Rincian Waktu Penelitian………

..

………..

63

Tabel 8.

Hasil

Pre-Test

Kelas VIII B

………

64

Tabel 9.

Data Subyek Penelitian………

65

Tabel 10. Hasil

Post-Test

Siklus I

………..

85

Tabel 11. Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-

Test Siklus I………….

94

Tabel 12. Hasil

Post-Test

Siklus II……….

111

Tabel 13. Perbandingan Hasil Pre-Test, Post-Test Siklus I dan Post-Test

Siklus II………

117


(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.

Posisi Tempat Duduk Teknik Debat Aktif………..

27

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart..

39

Gambar 3. Grafik Perbandingan Skor Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan

Post-Test Siklus II

………

118

Gambar 4. Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pre-Test, Post-Test


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1.

Skala

Uji Coba………

137

Lampiran 2.

Hasil Uji Coba Instrumen………

...

145

Lampiran 3.

Rekapitulasi Item Sahih dan Gugur

149

Lampiran 4.

Skala

Penelitian………...

.

154

Lampiran 5.

Data Hasil Penelitian

……….

160

Lampiran 6.

Satuan Layanan………...

...

165

Lampiran 7.

Hasil Wawancara

………...

196

Lampiran 8.

Hasil Observasi

………

...

205

Lampiran 9.

Peraturan Debat Aktif………

219

Lampiran 10.

Dokumentasi………

.

221


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa yang menjembatani periode kehidupan anak

menuju dewasa. Periode perkembangan remaja menurut Santrock (2007: 20)

adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal,

berlangsung dari usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai

dengan usia 22 tahun. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada

upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha

untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.

Perkembangan pada masa remaja ditandai dengan pencarian identitas dan

kebebasan untuk menemukan jati dirinya. Para ahli psikologi memandang

bahwa pembentukan identitas atau jati diri merupakan tugas perkembangan

utama bagi remaja. Erikson (dalam Syamsu Yusuf, 2004:71) berpendapat

bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identitas diri. Pada masa

tersebut remaja memperoleh kesadaran yang jelas tentang perilaku yang

diharapkan masyarakat pada dirinya.

Pembentukan

identitas

remaja

untuk

mempersiapkan

dirinya

membentuk jati diri merupakan kontribusi dari pengalaman hidup remaja itu

sendiri, karena melalui pergaulan sosial di masyarakat remaja memperoleh

pengalaman yang bermakna bagi dirinya khususnya di dalam mengembangkan

kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dalam pergaulan

sosial selain di lingkungan masyarakat juga terjadi di lingkungan sekolah yang


(17)

dapat mempengaruhi pembentukan jati diri remaja. Kontribusi remaja sebagai

hasil dari pembentukan identitas di lingkungan sekolah yaitu dengan

keberanian mengemukakan pendapat di dalam kelas.

Masa remaja yang dimulai dari usia 12 tahun hingga usia 14 tahun yang

lebih dikenal dengan masa remaja awal, dalam masa tersebut pada umumnya

anak berada pada usia sekolah berjenjang tingkat menengah pertama atau

SMP. Blum dan Balinsky (dalam Bimo Walgito, 2010:28) berpendapat bahwa

masalah yang dihadapi oleh anak sesuai dengan perkembangannya salah

satunya adalah sampai anak mencapai umur kurang lebih 14 tahun, persoalan

yang sering muncul selalu berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran.

Pengertian tersebut berarti permasalahan yang banyak muncul dalam diri

remaja adalah persoalan yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran

khususnya dalam pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan keberanian

mengemukakan pendapat atau persoalan di kelas. Hal tersebut menjadikan

hambatan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Ferdiana dkk,

(2014: 4) menyebutkan bahwa keterlibatan siswa yang kurang berinteraksi dan

kurang berkomunikasi baik dengan sesama siswa maupun dengan guru selama

proses pembelajaran memberikan dampak negatif terhadap motivasi siswa

untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Berani tampil mengemukakan pendapat seharusnya dilakukan oleh

siswa SMP sebagai bentuk pencapaian perkembangan kognitif pada masa

remaja awal. Piaget (dalam Santrock, 2007:245) mengemukakan bahwa

terdapat empat tahap perkembangan kognitif pada masa remaja awal yaitu


(18)

sensorimotor, praoperasional, operasional konkret dan operasional formal.

Siswa SMP berada pada tahap perkembangan kognitif operasional formal

karena rentang usia tahap tersebut berada diantara usia 11 tahun hingga 15

tahun. Tahap perkembangan kognitif operasional formal, siswa mampu

berpikir logis dan abstrak mengenai kejadian-kejadian atau

pengalaman-pengalaman yang kon-kret, sebagai bagian dari kemampuan berpikir abstrak.

Saat menyelesaikan suatu permasalahan pada tahap kognitif operasional

formal, siswa akan berpikir lebih sistematis dan menggunakan pemikiran

logis. Kualitas abstraksi pemikiran pada tingkat tersebut terlihat jelas dalam

kemampuan anak menyelesaikan masalah verbal, artinya siswa mampu

menyelesaikan permasalahan melalui presentasi verbal yaitu dengan

menggunakan kalimat atau pendapat. Hal tersebut ditunjukkan pada

keberaniannya di dalam mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran di

kelas.

Keberanian mengemukakan pendapat memang bukanlah sesuatu yang

mudah, sebab untuk bisa mengungkapkan pendapat yang dipahami dan

dimengerti oleh orang lain, seseorang harus bisa menghubungkan berbagai ide

yang dimilikinya agar dapat membangun suatu pemahaman dan penyampaian

yang baik dan menarik. Selain itu, untuk dapat mengemukakan pendapat

dengan baik, seseorang harus memiliki suatu kemampuan mengemukakan

pendapat. Henrika Dewi Anindawati (2013: 4) mengungkapkan bahwa

kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan menyampaikan


(19)

gagasan atau pikiran secara lisan yang logis, tanpa memaksakan kehendak

sendiri serta menggunakan bahasa yang baik.

Kemampuan mengemukakan pendapat merupakan salah satu modal

yang harus dikuasai oleh siswa agar siswa mampu menyampaikan gagasan

dan pikirannya terhadap hal-hal yang dipelajari (Henrika Dewi Anindawati,

2013: 4). Kemampuan mengemukakan pendapat yang dikuasai siswa

diharapkan akan membantu memperoleh hasil belajar yang optimal. Apabila

siswa tidak memiliki kemampuan mengemukakan pendapat, dikhawatirkan

siswa akan mengalami berbagai gangguan dan hambatan dalam mencapai

keberhasilan belajarnya. Hal tersebut dapat dianggap sebagai suatu hambatan

bagi siswa untuk berhasil dalam belajar karena kemampuan mengemukakan

pendapat akan menunjukkan kemampuannya dalam berpikir.

Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa siswa SMP yang

berani tampil untuk mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran

masih sangat sedikit. Permasalahan sedikitnya siswa yang mampu untuk

mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran salah satunya dialami

oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka Jawa

Barat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas VIII B pada saat

proses pembelajaran, terlihat banyak siswa yang belum mampu berpendapat

secara formal di dalam kelas. Siswa cenderung pasif dan kurang berminat

untuk mengemukakan pendapat tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru

baik dalam bentuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Proses

pembelajaran yang seharusnya terdapat interaksi dua arah menjadi interaksi


(20)

satu arah saja karena banyak siswa yang terkesan kurang berminat atau pasif

dalam menerima pelajaran dari guru.

Fakta lainnya diperoleh dari dari hasil wawancara dengan beberapa

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh. Dari wawancara yang telah

dilakukan, sebagian besar siswa mengaku bahwa dirinya jarang

mengungkapkan pendapat karena menurut siswa mendengarkan penjelasan

dari guru saja sudah cukup sehingga sebagian besar siswa menganggap

mengemukakan pendapat di dalam kelas merupakan hal yang tidak perlu

untuk dilakukan. Selain itu, terdapat beberapa siswa yang mengungkapkan

bahwa dirinya takut menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga dirinya

memilih untuk diam saja dan juga siswa tidak tahu apa yang harus

disampaikan ketika diminta untuk mengemukakan pendapat.

Selain informasi yang diperoleh dari siswa, informasi lain juga

diperoleh dari hasil wawancara dengan guru BK dan guru mata pelajaran yang

mengampu kelas VIII. Dari keterangan yang diasampaikan oleh guru BK dan

beberapa guru mata pelajaran yang mengampu kelas VIII, diketahui bahwa

memang sebagian besar siswa kurang begitu aktif ketika kegiatan

pembelajaran baik dalam hal bertanya maupun mengemukakan pendapat.

Menurut keterangan yang diasampaikan oleh guru BK sebagian besar guru di

SMP Negeri 2 Jatitujuh dalam kegiatan pembelajaran masih menggunakan

metode ceramah sehingga hal tersebut kurang memicu siswa untuk dapat aktif

dalam kegiatan pembelajaran.


(21)

Vygotsky (dalam Martinis Yamin, 2008: 66) memandang bahwa

perkembangan berpikir terjadi karena adanya perkembangan dialog yang

kooperatif antara anak dengan anggota masyarakat yang memiliki

pengetahuan lebih. Pengertian tersebut dapat ditransfer di dalam pembelajaran

di kelas yaitu diharapkan dapat terjadi dialog kooperatif antara guru dengan

siswa utamanya dalam mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi hal yang sangat penting

sebab kemampuan dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat

dikelas perlu dirangsang oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk berani

berpendapat sesuai dengan pelajaran yang dihadapi. Akan tetapi, berdasarkan

keterangan yang didapat dari guru BK, sampai sejauh ini belum ada tindakan

khusus baik dari guru BK sendiri atau dari pihak sekolah yang lain untuk

mengatasi kurang aktifnya siswa dalam mengemukakan pendapat.

Teknik debat aktif merupakan kegiatan terampil menyimak dan

berbicara yang dapat memberikan keleluasaan kepada seluruh siswa untuk

mengemukakan pendapat dengan cara berfikir kritis tentang suatu masalah

dari berbagai sisi sesuai kemampuan dan pengetahuannya (Mahmudah

Wildan, 2012:5). Silberman (2014: 141) menyatakan sebuah debat aktif bisa

menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan,

terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang bertentangan

dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif

melibatkan tiap siswa di dalam kelas, tidak hanya mereka yang berdebat.


(22)

Teknik debat aktif merupakan model pembelajaran yang dimodifikasi

dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus, namun

saat ini mulai dikembangkan untuk para peserta didik di sekolah baik siswa

SMA maupun SMP, pelaku debat perlu banyak menguasai konsep atau

argumentasi yang kuat (Cahyo Purnomo, 2014: 4). Arsjad dan Mukti (1993:

37) menyatakan debat aktif merupakan latihan permulaan untuk

menumbuhkan keberanian berbicara. Lewat kegiatan debat aktif, siswa belajar

menyampaikan argumentasi tentang suatu masalah. Dalam kegiatan debat

aktif terdapat kelompok pro dan kontra. Adanya pendapat yang berbeda dari

kedua kelompok menuntut keberanian siswa untuk menanggapi dan

menyanggah pendapat yang berbeda dengan pemikiran kelompoknya

Berdasarkan penjelasan tentang teknik debat aktif di atas, maka teknik

debat aktif ini dapat menjadi metode yang dapat digunakan oleh guru BK

sebagai metode layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam mengemukakan pendapat. Sebab melalui teknik debat aktif ini,

setiap siswa akan dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat secara formal

di dalam kelas. Selain itu, siswa akan dituntut untuk berfikir kritis dan wajib

menyampaikan pendapatnya tentang permasalahan yang sedang dibahas.

Dalam kegiatan ini siswa akan mendapat kesempatan untuk berbicara dan

menyampaikan pendapatnya, sehingga tidak ada siswa yang hanya berdiam

diri dan sekedar menyimak jalannya debat saja. Menurut Roestiyah (1986:

148) salah satu kelebihan teknik debat aktif adalah akan terjadi pembicaraan

aktif antara pemrasaran dan penyanggah sehingga dapat membangkitkan daya


(23)

tarik untuk turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.

Kemudian bila masalah yang diperdebatkan menarik, maka pembicaraan itu

mampu mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu.

Penggunaan teknik debat aktif telah terbukti efektif pada penelitian

yang telah dilakukan Andy Chandra (2014: 1) yang berjudul “Penerapan

Metode Pembelajaran Debat Aktif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa SMAN 1 Mojosari Kelas XI IPS 1”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang pada siklus 1

menunjukkan angka 71,21%, sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan

menjadi 80,30%. Dan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan,

peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari presentase ketuntasan

klasikal pada siklus I sebesar 75,67%, meningkat menjadi 87,90% pada siklus

II. Dengan demikian maka teknik debat aktif terbukti dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa SMAN 1 Mojosari kelas XI IPS 1.

Selain itu penggunaan teknik debat aktif ini juga telah terbukti berhasil

dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Penelitian yang dilakukan

oleh Casila Mulani (2014: 1) berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Melalui Implementasi Strategi Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Belang Wetan Klaten” menunjukkan adanya

peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang dapat dilihat dari indikator keterampilan berbicara mengalami

peningkatan dari kondisi awal 51,72%, siklus I 79,31%, siklus II 96,55%.

Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal 65,5%,


(24)

siklus I meningkat menjadi 79,31%, dan siklus II 89,55%. Dengan demikian

hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa teknik debat aktif juga

dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Penelitian yang akan dikaji oleh peneliti adalah “Peningkatan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat melalui Teknik Debat Aktif pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Jatitujuh Majalengka Jawa Barat”. Melalui penggunaan teknik

debat aktif dalam bimbingan klasikal ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, sehingga siswa dapat

mencapai keberhasilan dalam proses pembelajarannya.

B. Identifikasi Masalah

1. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh terlihat belum

mampu mengemukakan pendapat secara formal di dalam kelas.

2. Siswa cenderung pasif dan kurang berminat untuk mengemukakan

pendapat pada saat proses pembelajaran.

3. Siswa beranggapan bahwa mengemukakan pendapat pada saat proses

pembelajaran merupakan hal yang tidak perlu.

4. Sebagian besar guru di SMP Negeri 2 Jatitujuh masih menggunakan

metode ceramah pada kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan

pembelajaran yang terjadi hanya satu arah dan kurang merangsang siswa

untuk mengemukakan pendapat.


(25)

5. Belum adanya tindakan atau upaya baik dari guru BK maupun pihak

sekolah yang lainnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengemukakan pendapat

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan diatas, maka

peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu upaya untuk

meningkatkat kemampuan mengemukan pendapat melalui teknik debat aktif

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan,

maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana

teknik debat aktif dapat meningkatkatkan kemampua mengemukakan

pendapat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka

Jawa Barat?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat melalui

teknik debat aktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten

Majalengka Jawa Barat.

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut.


(26)

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan dan sebagai pembuktian bahwa teknik debat aktif dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa SMP Negeri 2 Jatitujuh

Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengemukakan

pendapat sebagai salah satu benntuk tercapainya keberhasilan belajar

siswa.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan informasi dalam menangani permasalahan yang

dialami

oleh

siswa

yang

kaitannya

dengan

kemampuan

mengemukakan pendapat. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

dapat memberikan referensi bagi guru bimbingan dan konseling

sebagai bahan untuk mengembangkan program layanan bimbingan

dan konseling.


(27)

BAB

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengemukakan Pendapat

1

P

D

D

S

A

2009:

73

74

S

S

zah B. Uno,

dkk. 2010: 62) mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang

menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif

dan/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Poerwadarminta (2007:

742) mempunyai pendapat lain tentang kemampuan yaitu mampu artinya

kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya

kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

Dari beberapa definisi tentang kemampuan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan,


(28)

D

#+ #* 0#+ 1%1 !*#* ," #% &1&2# 3# ,#$ 3 1# ($ 1 #% &!-# )#1 &"#$ " ! 4# #,#% 3#% !&#% ))" ,#% 3#+ # * * !%)1 "$1 !)1#$ #% ,!%313 1 #% 3#% ,('&!& ,!*-!+#. #(#%5#% )31+ # " #%/

P

!%3# ,#$ #3#+ # 0 &"#$ " 0# &1 + 1%$!(# &1 3#% ,!*1 1 (#% *#%" &1 # $ !%$ #%) &" #$" 0#+ 5#%) !*"31 #% 31%5#$# #% #$#" 31! & ,(!&1 #% 6

S

# &$(',' !$('

S

#%$'& '7

1990: 41

8/

P

!%3 #,#$ #3#+# 0 &" #$ " 0# &1+ , !*1 1(#% *#%" &1# 5#% ) 31 ! &, (!&1 #% #$ #" 31"%) # , #% 3!%)#% #$ #9 #$# & !-# )#1 &"#$" (!&,'% 3 #+# * *!%#% ))#,1 &" #$" ,!(*#&#+# 0#% 6: !% (1 #

D

!21

A

%1 %3# 2#$1 7

2013: 11

8/

T

'* * 5

S

" ,(# ,$ ' 6

2011: 11

8 *!%)!*" # #% -# 02# ',1% 1 #$#" , !%3 # ,#$ *!(" ,# #% & !-" # 0 # $"#+1&#&1 5# % ) $ !+ #0 31 ! & ,(!&1 #% #$#" 31 %5#$# #% &!4#(# ; !(-#+ *#" ,"% % '% ;! (-#+ -#1 *!+ #+ "1 ,!(1 +# "7 -# 0#& # $"-" 07(#"$ *" #7&1 * -'+9&1*-'+$!($"+ 1 &7,# #1 #% 5#%) 31 !% # #% 3#% $ #% 3 # 9$#%3# +#1% * !+ #+ "1 (!<!(!%&1 7 %1+#19%1+ #1 7 &1 # ,7 ,#%3#% )#% 3#% & !-# )#1 %5#/ =!%" ("$

C

"$ +1, 3#%

C

!%$ !( 63 #+# *

T

'**5

S

" ,(# ,$ '7

2011: 44

8-#02#',1 %1#$#",!%3#,#$* !(" ,# #% !4 !%3!("% )#% "%$ " *!*-!(1 #% (!& , '% $!(0#3 # , &"#$ " *# &#+#0 3#% *# &1 0 #3 # 3 #+ # * 31 (1&!& !' (#% )/

S

!3#%) #%

P

# ( !(#6

1987: 185

8*!%.!+# & #% -# 02#*!% )!*" # #% ,!%3# ,#$ #3#+ # 0 !*#* ,"#% *!%)"$# (# #% , !%3#,#$ *!*, !()"% # # % -# 0# &# 3 !% )#% -#1 7 $ !,#$ 3#% & ! &# *# 3#% !*# *,"#% *!%)"$#(# #% ,!%3# ,#$ &! 4# (# #%#+ 1$ 1 &7 + ')1 &7 3#% (!#$1</

E

#

P

" &,1 $# 6

2014: 4

8 *!%)"% ) # , #% -# 0 2# *!%) !*" # #% , !%3# ,#$ #3#+# 0 &" #$"


(29)

>?@ ?ABCDE FBG HB GI JECEFE>E K F?L M ?M?KAB GI N G@N > JBDB@ C ?GINMN F >B GO C?GIB GPNA>B G B@BN C ?GIB GPN >BG D?M B G Q?AND B E ME DE >E AB G C?FBFNE QBLBM B FE M BG NG@N > JBDB@C ?AN G JEGI>B G B@BNC ?GJE M>NME>B G M?M NB@N RS?QE L FB GPN@ C?GNAN@ T ?FE T B GJKGK U

2015:1

V C?GI ?CN>B>B G D?GJBDB@ DBJ B LB >E >B@ GHB Q?AB A@EC?G HB CDBE >B GIB IBMB GB@ BN DE>EABGM ?WBA BFKIEMM ?MNBE J?GIB G >K G@?>MR

D

BFB C LB F E GE @ ?AME AB@ LNQN GIB G B G@BA B KAB GI HB GI C?G HB CD BE>BG I BIBMB G J?GIB G KA B GI HB GI JEB PB > Q ?A >K CN GE >BM E C?GI ?GBED ?AMKBFB GHBGI M?JBG IJEQBLBM R

D

BAE Q ?Q?ABD B D?GI?A@EB G JEB@BM JBD B@ JEM E CDN F>B G QBLXB C?GI ?CN >B>B G D?G JBDB@ B JB FBL M NB@NQ?G@ N > D ? GI?>M D A?M EB G DE>EA B G JB G D ?ABM B BG JB AE LBM EF E G@ ?AB >ME HB GI JEN@ BAB >BG M ?WB AB FEM B G J ?G IB G C?GIIN GB >B G QBL BM B HB GI QBE>O @ ?DB@ JB G M? >M BCB M ?A@B C?AN DB>B G A ?M DK G@?ALB JBDM NB@ NCB M B FBLHB G IBJBJB FB CJEAEM?M?KAB GIR

B

?A JBM BA >BG D ?G?I ?A@EB G >?CB CDNB G JB G D ?GI ?A@EB G C?GI ?CN >B>B G D ?GJBDB @ HB GI@ ?FBL JEP?FBM>BG JE B@BMOCB >B JB DB@ JE@ BAE> >?M E CDNFB G QBLXB > ?CB CDN BG C?GI ?CN>B>B G D?GJBD B@ B JB FB L >?M BGIINDB GO >?W B>BDB G JBG > ?>NB@B G M ?M?K AB GI JB FB C C?GI ?>M DA?M E >B G DE >EABG JBG D?ABMBB GGHB M?WBAB FE M BG J?GI BG C ? GIIN GB >B G Q BLBM B HB GI QBE >O @ ?DB@O JB G M ?>M B CB M?A@ B C?AND B >B G >?WB >BDB G M?M ?KA B GI JB FBC C?A ?MDK GM N B@N CBM BFBLR

S

?LE GIIBJB FB CLB FE GE>?CBCDNB G M EM XB JB FBC C?GI ?CN >B>B G D?GJBD B@ JBDB@ JE B A@ E >B G M?Q B IBE > ?M B GIIND B G M EM XB JB FB C C ?GI?>M DA?ME>B G DE >E AB G JB G D ?ABM BBGGHB M?WB AB FEM B G J?GIB G


(30)

YZ[\\][ ^_^[ `^a ^b ^ c^ [\ `^d _ef Zg^fh^[bZ _b^ Y ^bZif ^ _Zj ^_^g^[ bd b k ^ h^l ^YY ZiZbgm [gimbZbg ZY` Zl^n ^i ^[c^[ \hdl^_] _^[o

2

o p^j^Yqp^ j^Y

P

Z[h^g ^ f

pZ[\ZY ]_^_^[ gZ[h^g ^f Y Zi]g^_ ^[ b]^f] _ Z`]f]a ^[ b Zb Zmi^[ \ ][f ]_ h^g^f YZ[\Z_b gi Zb d _^[ gZi^b^ ^[ h^[ gZY d _d i^ [[ c^ _Zg^h ^ m i^[ \ l ^d[opZ[\ZY]_^_^[ gZ [h^g^f Y Zi]g^_^[ b]^f ] ` Z[ f]_ _m Y][d _^bd c^ [ \ hdl^_]_^[ mlZa bZb Zmi^[\ _Zg ^h^ mi^[ \ l^d[o rZ[d b gZ[h^g^f ^h^ ` ZiY ^j^Yq Y^j ^Ye

S

^bfim gm Zfim

S

^[fmb m s

1990: 1

t YZ[c^f^_ ^[ ` ^a k^ Y^j^YqY ^j^Y g Z[h^g^ f h^l ^Y _Zad h ]g ^[ bZa^idqa ^id ^h^l^a b Z`^ \^d ` Zid_]f

:

^o

P

Z[h^g^f gZibZmi^[ \^ [ud[hd vdh] ^h^l ^a gZ[h^g^f c^[ \ hd _ ZY ]_^_^[ mlZa bZb Zmi ^[ \ bZj^i^ fZi` ] _ ^ hdY]_^ mi^[\ l ^d [ c^[\ bZh^[\ ` Zi^h ^ h ^l^Y _Zlm Y gm _e ` ^d_ wmi Y^l Y^]g][ d [wmi Y^l o

` o

P

Z[h^g^f gid ` ^hd ^h ^l ^a gZ[ h ^g ^f c^ [ \ hd_ZY] _^_^[ mlZa bZbZmi ^[\ _Zg ^h ^ mi ^[ \ l ^d [ c^[ \ YZYg][c^d a ]` ][\^[ c^[ \ hZ_^fhZ[ \^[[ c^^f ^]c^[ \hd gZi j^ c^d [ c^ o

jo

P

Z[h^g^f _Zlm Ygm _ ^h ^l ^a gZ[h^g ^f c^[\ hd_ZY]_^_^[ ml Za bZ_ Zl m Ygm _ mi^[ \ Y Zl ^l]d n ]i] `d j^i^[c^ s _ Zf] ^ _Zl m Ygm _ ^f ^] mi ^[\l^d [to

ho

P

Z[h^g^f _m [bZ[b]b ^ h^l^a gZ[ h ^g^f c^[ \ hda ^b dl_^[ h^id _ZbZg^_^f ^[hd^[f^i ^^[ \\m f ^_ Zl m Ygm _o


(31)

xy

P

xz{ |} |~ € | ‚ƒ ‚ |{ | |„ } xz{ |} |~ …|z† { ‚„ |ƒ ‚  |z { |‡‚ ƒˆ |~ˆ †|‰ˆz†|zy

Šy

P

xz{ |} |~ ‹ ‚z€ ‡‚~ |ƒ|{ | |„} xz{ |} |~x €‹}€ …|z †~ x‡xŒ‚{ ||‹ ƒˆ |~ˆ‹ |ƒ …| ‡||~y

†y

P

xz{ |} |~ ‹ | …€ ‡‚~|ƒ |{ | |„  x‰ |‚‚ |z {|‡‚ }xz { |} |~ ‹ ‚z€ ‡‚~ |ƒy

P

xz{ |} |~ x€‹ }€~ x‡‰ x ƒ|‡{ | |‹ƒˆ |~ˆ‹|ƒ…| ‡| |~ y

„y

P

xz{ |} |~ ‹ xzˆ ‡ˆ~ }x‡„ ‚~ˆ z †|z |z† | |{ ||„ } xz{ |} |~ …|z† { ‚{|ƒ |‡ |zx} |{ |}x‡„ ‚~ ˆz†|zƒˆ|‡|y

‚y

P

xz{ |} |~ | |‹|ƒ ‚ |{||„ } xz{ |}|~ …|z† { ‚~x‡ ‚‹| |~ |ˆ { ‚~€| ƒ xŒ|‡ |ƒ x‡ xz~|€ x„

audience

y

y

P

xz{ |} |~ }ˆ‰ ‚ Œ |{ ||„  xƒ |~ˆ |z } xz{ |} |~ …|z † ~‚‹ ‰ˆ { |‡‚ ƒ xx €‹}€ € ‡|z† …|z † ‰ x ‡ ˆ‹}ˆ ƒxŒ|‡| ƒ}€z~|z {|z ‹ x‹ ‰ ‚Œ|‡||z

issue

…|z† €z~ ‡€Žx‡ƒ ‚|

y

P

xz{ |} |~ ˆ‹ˆ ‹ |{ ||„ } xz { |} |~ …|z† { ‚„ |ƒ ‚ |z € x„  x‹ ‰ |†| } xz †ˆ‹}ˆ|z}xz{|}|~~ xz~ |z†ƒˆ |~ˆ

issue

y

y

P

xz{ |} |~ „ | | …| |{||„ } xz { |}|~ …|z† { ‚} x ‡€x„ {|‡‚ ƒˆ |‡ | ‰ |z …|€ ‡|z†ˆ‹ˆ‹ y

‹y

P

xz{ |} |~ ‹ˆ ƒ…|‘ |‡|„ |{ ||„ }xz{ |}|~ …|z† { ‚„ |ƒ ‚|z { | ‡‚ ‹ˆƒ…|‘ |‡|„|~|ˆ} x‡ˆz{‚z †|z~ xz~|z†ƒˆ |~ˆ

issue

y

zy

P

xz{ |} |~  xƒx} ||~|z |{ | |„ }xz{ |}|~ …|z† { ‚ ƒ x} | |~ ‚ € x„ ƒ xx €‹}€€‡|z†…|z†‹ x‹‰ |„ |ƒƒˆ |~ ˆ

issue

~ x‡~xz~ˆy

D

|‡‚ ‹ |Œ |‹’‹| Œ|‹ } xz{ |} |~ …|z† ~x|„ { ‚ x‹ˆ | |z { ‚ |~ |ƒ“ ‹ | |  xz‚ƒ }xz{ |} |~ …|z†{ ‚‹| ƒˆ{ { ||‹ } xz x‚~‚|z ‚z‚ |{ | |„ } xz{ |}|~


(32)

”•–•—˜™š ›™šœ šž Ÿ ž   ¡™˜•š™ ž ™¢™£ ”•š •¢¤ ™š š  – – ¥™ ™¡™š ž ¢ ™ ¤¦ ¡ •£™£ ”  ™š £•š› •£ ¡™¡™š ”•šž ™”™ ¤š§™ –•¨™˜™ ¤•˜©  ¡™ ¡ •”™ž™ ¡ •¢ —£”—¡¢™ š– •¨™ ˜™ª—˜£ ™¢ž ž™¢ ™£¡ •¢™– «

3

«

A

–”•¡¬

A

–”•¡ž ™¢™£­•š ›•£  ¡™¡™š® •šž™ ”™ ¤

R

š™

S

 › §™¤ ¯

2009: 21

°£ •š› š ›¡ ™ ”¡™š©™ ¦¥™™ – ”•¡¬™– ”•¡§™š › ¦™ ˜ – ž ”•˜¦™¤ ¡™š ž™¢ ™£ £•š›•£ ¡™¡™š ”•šž™”™ ¤ – •¨™˜™ ©•©™– ž ™š ©•˜¤™š ›› š ›±™ ¥™ ©§™ ¤  ²

1

°

P

•šž™ ”™ ¤š§™ ¦™˜ – ž – •˜ ¤™  ™ ˜› £•š¤™–  §™š › ¡ ™ ¤ ž™š £™–  ¡ ™¡™¢ ³ –•¦ š››™¤ž™¡–•£©™˜™š ›”•šž ™ ”™ ¤«

2

°

P

•šž™ ”™ ¤ ¦•šž™¡š§™ £• ¥™¡ ¢ ¡ •”•š ¤š›™š —˜™š › ©™š§™¡ ³ – •¦š ››™ £ •£©•˜£™š ª™ ™¤©™ ›¡ • ¦ž ”™š© •˜– ™£ ™«

3

°

P

•šž™ ”™ ¤š§™ ž ¡ •£  ¡ ™¡ ™š ž™¢™£ ¡ •˜™š ›¡™ ” •˜™ ¤ ˜™š §™š › © •˜¢™¡  ³ –•¦ š››™¤ž™¡£•¢™š ››™˜¦ ¡  £«

4

°

Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan,

sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik.

5) Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untuk

mengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan

4. Karakteristik Kemampuan Mengemukakan Pendapat

Ospedi Barus (2013: 4) mengungkapkan bahwa seseorang dapat

dikatakan mampu mengemukakan pendapatnya secara jelas tentunya

memiliki karakteristik tertentu.

Untuk itulah perlu ditetapkannya

karakteristik kemampuan mengemukakan pendapat dalam berbicara.

Adapun karakteristik tersebut menurut Ospedi antara lain sebagai berikut:


(33)

1

´

P

µ¶· ¸¹ ¸º»¸¶ ¼·½ ¾º¸¿ ¸À ¸¶Á µÂ ¸ÃÄ ¸À à ¾·¶»¸· ¸¶·¸¹¸º·½Äµ¼µ¿º½ Å

2

´

T

½ · ¸À¸· ¸¾¶ à ¾¿Àµ¿¸¼¾ Æ¿ ¸¼¾ ¸¶· ¸Â ¸Ä¹µ¶»¸Ä ¹ ¸½¸¶¶»¸Å

3

´ ¶º Ƕ ¸Ã½ ¶»¸Ã ¾¸ ¿¸¶»¸ºµ¼ ¸Ã Å

4

´

D

¸¹ ¸º·½ ¹ µ¿À ¾ ¸º· µ¶¼¸¶ÈǶº ÇÉ· ¸¶Ê¸Àº¸Å

S

½ º½

R

ÇĽ ·½»¸º ¾¶ Ë

2012: 13

´ Á ¾¼ ¸ ĵ¶»µÌ¾º À¸¶ Ì¸É Í ¸ ¸· ¸ µÄ ¹¸º À ¸¿¸Àºµ¿½Ãº ½À· ¸Â ¸ÄÄ µ¶¼ µÄ ¾À ¸À ¸¶¹ µ¶·¸¹ ¸º θ¶º¸ ¿¸Â ¸½¶ Ï

1

´ Ð µÁµÂ¸Ã ¸¶¹µ¶ ¼¾¶ ¼À ¸¹ ¸¶¹ µ¶· ¸¹ ¸ºÅ

2

´ Ñ ¸Ä¹ ¾Äµ¶¼ÀÇľ¶½À¸Ã ½ À ¸¶¹µ¶· ¸¹ ¸ºÅ

3

´ Òý¼¸¼ ¸Ã ¸¶»¸¶ ¼·½ à ¸Ä ¹ ¸½À ¸¶

4

´ Ð µ¿¾¶º ¾º¸¶½· µ

/gagasan

Sedangkan karakteristik mengemukakan pendapat menurut Parera

(1987: 185) ada tiga yaitu secara analitis, logis, dan kreatif.

1) Mengemukakan pendapat secara analitis berarti dapat mengemukakan

pendapat secara sistematik dan teratur. Untuk dapat mengemukakan

pendapat secara analitis diperlukan pendalaman masalah, diperlukan

kebiasaan untuk mengemukakan pendapat secara langsung dan tidak

berbelit-belit, akan tetapi setiap masalah dianalisis secara terperinci

satu persatu.

2) Mengemukakan pendapat secara logis berarti mengemukakan pendapat

secara masuk akal.

3) Mengemukakan pendapat secara kreatif. Berpikir kreatif ini ada

berbagai macam bentuknya. Kriteria pemikiran kreatif yaitu: (1) Hasil


(34)

ÓÔÕ Ö× ÖØÙÚ ÙÛÙÜ ÙÝ ÞÔÞßÙàß áÙÚâ ã ÙØßä å

2

æ

P

Ö× ÖØÙÚÚ áÙ àÖÛÙ× × çÚ èÔÚÞÖçÚ ÙÜ

; (3) Mengandung motivasi yang tinggi.

Dari beberapa karakteristik kemampuan mengemukakan pendapat

diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik kemampuan

mengemukakan pendapat yaitu kejelasan pendapat yang disampaikan,

mampu mengkomunikasikan pendapat, tidak ada keraguan dalam

penyampaian, inotasi suara yang jelas, dan keruntutan ide dan gagasan.

5. Manfaat Kemampuan Mengemukakan Pendapat

Nita Maretna Sari (2013: 11) mengungkapkan bahwa kemampuan

mengemukakan pendapat dapat melatih siswa untuk menjadi pribadi yang

berani tanpa harus menerima akan sesuatu baik itu benar atau salah. Siswa

mampu menolak atau menyanggah tentang apa yang ia dapatkan apabila

tidak sama dengan apa yang ia pikirkan. Siswa dapat mengembangkan

kemampuan pendapatnya melalui cara-cara yang baik dan bertanggung

jawab agar tidak meninggalkan kesan buruk bagi orang lain.

Sedangkan Bagustakwin (dalam Rina Maretna Sari, 2009: 23)

mengungkapkan bahwa manfaat mengemukakan pendapat adalah (1) bisa

mengetahui maksud sebenarnya dari informasi yang diterimanya itu; (2)

terdorong untuk melakukan proses dialog setiap kali akan mengambil

tindakan baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain; (3)

meningkatkan keterbukaan pikirannya; (4) memberikan umpan balik

kepada pendapat orang lain.


(35)

B

éêë ìíìêî ìï ðéïëì ðìñ ë òìñ ìí óìîì ëìðìñ ë òí òó ðôõîì ï öì ÷øì óì ïùììñ ëìê ò î éóì ó ðôìï ó éïúéóôîìî ìï ðéïëìðìñ ìëìõ ì ÷ ëì ðìñ ó éõ ìñò÷ í òí øì óéïûìë ò ðê òöìë ò üì ïú öéêì ïòý ó éï úéñ ì÷ô ò òïùþêóì íò üì ïú ë òñéê òóì ý óéïëþêþ ïú ô ïñôî í éõìõô öéêë òìõ þ ú ëìõìó ó éïú ìó öòõ î éðôñôíìïý óéïò ïúîìñ î ì ï î éñ éê öôîì ìï ðòî òêìï ëì ï óéó öéê òîì ï ô ó ðìï öìõ òî î éðìëì ðéïëì ðìñþê ìï úõ ì òïÿ

B.

n

D

bat Aktif

1

ÿ

P

éïúéêñòì ï

T

éî ïòî

D

éöìñ

A

îñ ò ù

éóöôìñ ðéóö éõ ìû ìêì ï óéïûìë ò óéïìêòî ëìï í éîìõòúô í ë ì ðìñ óéïúìîñòùîìï í òí ø ì öì ïüì î í éî ìõ ò ì êì ï üì ÿ

S

ìõì÷ íìñô ì êì üì ï ú öòíì ë òúô ïìî ì ïìëìõ ì ÷ë éïúì ïñéî ïòîë éöìñìîñòùÿ

ò í üì ó

Zaini, dkk. (2008: 38) mengemukakan bahwa metode

debat aktif adalah metode yang membantu anak didik menyalurkan ide,

gagasan dan pendapatnya. Teknik debat aktif adalah cara atau alat untuk

mencapai suatu tujuan (lebih bersifat implementatif) dalam pembelajaran

berbicara dengan menyajikan suatu tema kontroversial yang menarik agar

siswa saling mengungkapkan argumen untuk menetapkan baik tidaknya

suatu pendapat yang didukung oleh satu pihak (Hendrik Praja, 2012: 8).

Pendapat lain dikemukakan oleh Mahmudah Wildan (2012: 5) yang

mengungkapkan

active debate

merupakan kegiatan terampil menyimak

dan berbicara yang dapat memberikan keleluasaan kepada seluruh siswa

untuk mengemukakan pendapat dengan cara berfikir kritis tentang suatu

masalah dari berbagai sisi sesuai kemampuan dan pengetahuannya.


(36)

B

2

B

D

D

W

!

2009: 120

"

#

$

#

D

W

!

2009: 121

"

:

B

%

D

S

D

#

P

S

#


(37)

&'

B

()* +, -(&.* ,(- +./ 0.1 *+ -(&.*

A

2 (31 ,.'

D

. 4.2 -(&.* 1)1 *(3-.5.* -+. 3(6+ 0.)6 &(37. -. 5.) / * (*.51 2.8 1) 692.8 1) 6 3 ( 6+ 2 ()01.5 ,.) * (2. 2 (4.4 +1 5()6+ 25 +4.) &. 7.) 8 ( :. 3. * (41*1 -.) 5 ()0+8 +8 ) .) . 36+2 ()*.8 1 0.)6 :(32 .*'

P

. 3. .)66;*. ,(4; 25; , -(&.* 1)1 .-. 4.7 ; 3.)69; 3.)6 0.)6 *(34.* 17 -. 4.2 8 ()1 &(3&1:.3. ' <(3(,. &(3- (&.* -1 -(5.)8 (,(4; 25; ,= +31-.)5 +&41,+2'

D

. 4.2 7. 41)1/*(,)1 ,-( &.*.. ,*1 >-.5.**(36; 4;)6, (-. 4 .2&()*+, -(&.* 1) 66318 ,. 3() . -. 4. 2 * (,)1, -(&.* . ,*1> ,(4.8 -1 &.61 2 () =. -1 ,(4; 25; , 5 3;-.),(4; 25 ; ,,; )* 3. 0.)6).)* 1)0. -. 4. 2 8 (* 1.5 ,(4; 25;, . ,.)-1*+) =+,= +3+&1:.3.+)* + ,2() 6(2 +,. ,.).36+2 (), (4; 25;,)0.'

3

'

T

+= +.)? (,) 1 ,@(&.*

A

,*1 >

W

1 ).

S

.) =. 0. A

2009: 154

B 2()6+)6,.5 ,.) &. 7C.8 .))0. 2(* ; -( -(&.* 2(3+5 .,.) 2(*;- ( 5 () 6. =. 3.) 0.)6 2() 67. -.5 ,.) 8 18 C . 5. -. 8+.* + 5 (32.8. 4. 7.)'

T

+=+.) +*. 2. -.31 2 (*; -( 1) 1 . -. 4. 7 +)*+, 2(2 (:. 7,.) 8 +.*+ 5(32 .8 . 4. 7.) / 2() =.C . & 5 ( 3* .)0. .) / 2 (). 2 &.7 -.) 2(2.7. 21 5 ()6(* .7+ .) 8 18 C. 8 (3*. +)*+, 2( 2& +.* 8 +.* + ,(5 +* +8 .)

.

S

(-.) 6,.) D8 2.1 4

S

< A

2008: 81

B 2()6+)6,.5 ,.) &. 7C .8 .))0. * += +.) -. 312(* ; -(-(&.*.,* 1>1)1. -. 4. 7+)* +,2(4.*175(8 (3*.-1 -1,. 6. 32 () :.31 . 36+2 ()*.8 1 0. )6 ,+ .* -. 4. 2 2(2( :. 7,.) 8+.* + 2.8 .4.7 0. ) 6 ,;)*3; E(381 . 4 8(3*. 2(2 1 41,1 8 1,.5 -(2; ,3.*18 -.) 8 . 41 ) 6 2()67; 32.*1 * (37. -.5 5 (3& (-..) 5 () - .5.*'

D

.) 4(&1 7 4.) = +* 4.61

A

) -0

C

7.) -3. A

2014:

3

B 2()0.* . ,.) &. 7C . 8(:. 3. 8 (- (37.) . -(&.* .,* 1> &(3* +=+.) +)* +, 2(25 ()6.3+71 8 1 ,.5 -.)5 ()-.5.*; 3.)6.* .+517., 4.1 ) .6.32 (3(,.2. +


(38)

FGHIJKJ L JMJNOPH MKJ Q GR JNSJMJNJMT U GHVP ML JNTQ GMWPNXVPJVJXS GVP L JNMKJ QGQ FX M KJP NG IGML GHX M WJM SGSXJP JFJ KJM W LP P MWP MNJM L JM LP NGO GML JNP YR GO FGQUP IJHJ JV JX F GMXRP ST QGRPOJV Z GMPS N YQX MP NJS P M KJ RPS JM JV JX VXR PSJM[

D

JHP U GU GHJF J FGML JF JV KJM W V GR JO LP NGQX NJ NJM Q JNJ L JF J V LPS PQFXRNJM U JO\J V GN MPN L GU JV JNV P] U GHVXZ XJM X MVX N QGR JV P O S PS \J QGQ GIJON JM FGHQ JSJRJOJMT Q GMZJ\ JU FGHV J M KJ JM L JM Q GMJQU JO FGMWGV JOX JML GM WJMJHWX QGMV JS PKJM WNX JVSGOP M WWJL JF JVQGQFGM WJHX OP S P NJF L JM FGML JF JV YH JMW R JP M JWJH Q GHGNJ QJX FGHI JKJ LJM JNOP HMKJ QGRJNSJMJNJMJVJXQGM WP NXVPJFJKJ M WLPP M WPMNJMFGQUPIJH J[

4

[ ^JM WN JO_^JMWNJO` GRJNSJMJJMaGNMP Nb GU JV

A

NV P ]

cGV YL GJV JXVGNMPN L GUJVJNVP ]PMP FGHV JQJNJRPL P FGHNGMJRN JM YR GO cGRdP M ^[

S

PR U GH QJ M KJMW Q GHX F JNJM SGYHJM W eX HX

B

GS JH

P

S P NYRYWP

P

GMLPLPNJMLP

T

GQFR G

University. Metode debat aktif ini merupakan salah

satu metode yang diciptakan oleh Melvin L. Silberman dalam

pembelajaran aktif (

active learning

). Melalui metode ini setiap siswa

didorong untuk mengemukakan pendapatnya melalui suatu perdebatan

antar kelompok diskusi yang disatukan dalam sebuah diskusi kelas.

Adapun langkah-langkah debat aktif yang dikemukakan oleh Silberman

(2014: 141-143) adalah sebagai berikut:

1) Susunlah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial

yang terkait dengan pembelajaran.


(39)

2

f

B

g hijg k l il mg n opq g ri rsg ti n roug tv

B

owi xgp yl ozg wg g zgx f {|l i li }{w |~ x o{grg l gt s x oj|n {|x rgp {|l il i }x |p twg

” kepada kelompok

yang lain.

3) Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam

masing-masing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa,

Anda dapat membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok

kontra, yang masing-masing terdiri dari empat anggota. Perintahkan

tiap sub kelompok untuk menyusun argument bagi pendapat yang

dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argument yang

mungkin akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi

merka, perintahkan sub kelompok untuk memilih juru bicara.

4) Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung dari sub kelompok

yang dibuat untuk tiap pihak) bagi juru biacara dari pihak yang pro

dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru

bicara pihak yang kontra. Posisikan siswa yang lain di belakang tim

debat mereka. untuk contoh sebelumnya susunannya akan tampak

seperti ini:


(40)

€‚ƒ ‚ „ …†‡ˆ‚‰

” dengan meminta para juru bicara mengemukakan

pendapat mereka. sebuah proses ini sebagai “argument pembuka”.

5) Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan

debat dan suruh mereka kembali ke sub kelomok awal mereka.

perintahkan sub-sub kelomok untuk menyusun strategi dalam rangka

mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi

perintahkan setiap kelompok memilih juru bicara, akan lebih baik bila

menggunakan orang baru.

6) Kembali ke “debat”. perintahkan para juru bicara yang duduk

berhadap-hadapan, untuk memberikan “argumen tandingan”. Ketika

debat berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah

pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat

argumen tandingan atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga,

anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang

disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.

7) Bila Anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan

pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali berkumpul

membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk mengumpulkan siswa

dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa yang

berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas

penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang

diperdebatkan. Juga perintahkan siswa untuk mengenali apa yang


(41)

Š ‹ŒŽ Š‹Ž ‹‘Š ‹Ž’‘ ‘Œ ‘Ž“Š ‹Œ‹Ž ”‘ • –‘ Œ“—• ‹Š‘ ‘Œ ˜™ ‹š  ‹— ‘”‹™‘š’ • š‘›

S

‹™‘ •Œ ™‘Œ “‘ š œ™‘Œ“‘š —‹”‘ ‘  • –‘Œ“  ‹™‘ š — •’‘’‘Ž‘Œ —•‘ ‘žŸ

S

• ™”‹ŽŠ ‘Œ  

2014: 143

¡ Š ‹Œ‘Š ”‘ š ‘Œ ”‘ š ¢‘ ‘—‘ £‘Ž • ‘ž • –‘Œ“ —‘’ ‘ —•™‘‘Œ—‘™‘ŠŠ‹˜—‹—‹”‘‘  •Ÿ–‘Œ •

:

1

¡

T

‘Š ”‘ š‘Œ ž‘ ‘ ‘ ” ‹”‹Ž‘’ ‘ Ž ž • ˜ž˜Œ“ ”‘ “• •Šœ •Š —‹”‘› ¤¥•Œ‘Œ ž •ž ¢‘ Œ  Š‹Œ ‹Š ’‘•  Žž • Š ‘Œ‘‘™‘ Š ‹Ž ‹ ‘ •Œ“•Œ  Ž  ”‹Ž —‹”‘›

2

¡ ¦ ™‘ •™‘ š ž ‹“‹Ž‘ ‹ “•‘‘Œ •Œ • —‹Œ “‘Œ ‘Ž“Š ‹Œ ’ ‹Ž —‹”‘‘Œ› §‘‘Œ ™‘ š —‹Œ“‘Œ —‹ ”‘  ˜Œ £‹Œ ž• ˜Œ‘ ™Ÿ Œ‘ŠŒ ž ‹Ž•Œ “œ ž ‹Ž•Œ“™‘ š Š ‹Œ ““•™ •Ž’ ‹Œ— ‹”‘ Œ–‘›

5

› ¨‹™ ‹”• š‘Œ—‘Œ¨‹Ž ‘Œ“‘Œ© ‹”‘

A

•

P

‘ —‘—‘ž‘ ŽŒ–‘‹Œ• — ‹ ”‘‘ • Š‹Š•™ • • ‹™ ‹”•š‘Œ—‘Œ‹Ž‘Œ“ –‘Œ“ ž ‘Š‘ —‹Œ“‘Œ ‹Œ •  —‹”‘ ’‘—‘ Š ŠŒ –‘ ›

R

˜ ‹ž • –‘š  

2008: 149

¡ Š ‹Œ “‹Š ‘‘Œ ”‘ š¢‘ ”•™‘  • ‘  ‹™• • ’ ‹Œ ““Œ‘‘Œ ‹Œ• ’ ‹Œ–‘¥•‘Œ —‹ŒŒ “‘Œ — ‹”‘Ÿ Š ‹Š‘Œ“ Š‹Š • ™••  ‹Œ ““ ™ ‘Œœ ‹Œ““ ™‘Œ –‘ Œ“ —‘ ’‘ —•ŽŠ  ž ‘Œ—‹Š• •‘Œ ª

1

¡

D

‹Œ“‘Œ ’‹Ž —‹” ‘ ‘Œ –‘ Œ“ ž ‹Œ“• ‘ ‘Œ Š ‹Š’ ‹Ž‘ ¥‘Š š‘ ž •™ ’ ‹Š”•«‘Ž‘ ‘Œ›

2

¡ ¨‹—‘ ž‹ “• ’ ‹ŽŠ ‘ ž‘ ™‘ š‘Œ —‘’ ‘ —•ž‘ ¥•‘ŒŸ –‘Œ“ Š ‹Š•™• • • —‹ —‘Œ –‘ Œ“ Š‹Œ —‹”‘ ‘ ‘ Š ‹Œ –‘Œ““‘š ž‘Š‘œ ž ‘Š ‘ ”‹Ž —‹”‘ Œ  Š ‹Œ ‹Š‘Œš‘ ž •™–‘Œ“™ ‹” •š ‹’‘Š‹Œ “‹Œ‘•ž ‘ Š‘ ž‘ ™‘ š›


(42)

3

¬

S

­ ®¯ ° ± °² °³ ³´µ °¶ ·® °¶ · ¸ ¶³¸¹ º´ ¶ ·°¶°»­®° º°® °» °¼ ±­ ± °» °º ¹´» ½º²½ ¹¾ °® °» ³´µ²­º ²­ ¶ ®´¼­¶ ··° °¶°»­® ° ­³¸ ³´µ °µ°¼ ²°±° ²½ ¹½ ¹ ²´µº°® °» °¼°¶¿°¶ ·±­¹´ ¼´ ¶± °¹­À´µ ®°º°Á

4

¬

D

°» °º ² ´µ ³´º¸°¶ ±´À °³ ­ ³ ¸ ®­®¯ ° ± °² °³ º´ ¶ ¿°º² °­ ¹ °¶ °¹³° ± °µ­ ¹´± ¸ ° ®­ ®­ º °® °» °¼¾ ¹´ º ¸±­°¶ ±­³´»­³­ °¹ ³° º°¶° ¿°¶ · À´ ¶ °µ °³ °¸ à °» ­±± °¶À­®°±­ ²´µ ³°¶ ··¸ ¶·Ä °¯°À¹°¶Á

5

¬ Å °µ´ ¶ ° ³´µÄ °±­ ²´ºÀ­ Æ°µ°°¶ °¹³­Â °¶³ °µ ° ²´ºµ °® °µ °¶ ± °¶ ²´ ¶¿°¶··°¼ º °¹° °¹ °¶ º ´ºÀ°¶·¹­ ³¹°¶ ± °¿° ³ °µ­¹ ¸¶³ ¸¹ ³¸µ ¸³ À´µ À ­ Æ °µ °¾ ³¸µ ¸³ À´µ² °µ³­ ®­² °®­º ´ ¶ ·´»¸ °µ ¹°¶²´ ¶± °²°³Á

6

¬

B

­»° º°® °»°¼ ¿°¶ · ± ­² ´µ± ´À°³¹°¶ º ´¶°µ­ ¹¾ º°¹ ° ²´º À­Æ°µ °°¶ ­³¸ º °º² ¸ º´º ²´µ ³°¼ °¶¹ °¶ º ­ ¶°³ °¶°¹ ¸¶³ ¸¹ ³´µ ¸® º ´ ¶·­ ¹¸³­ ²´µ±´ À°³ °¶­ ³ ¸Á

7

¬

Untungnya pula metode ini dapat dipergunakan pada kelompok besar.

Tapi dalam pelaksanaan teknik debat ini kita juga menemukan sedikit

kelemahan. Hal mana bila diatasi guru dapat mampu menggunakan teknik

ini dengan baik. Kelemahan itu ialah (Roestiyah, 2008: 149):

1) Didalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang

mungkin terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang

lain.

2) Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah

tentang orang yang berdebat.

3) Dengan metode debat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau

diikuti dengan diskusi.


(43)

4

Ç ÈÉÊËÌÉ Í ËÌ ÎÏÐ ÌÑÉ Ò ËÊ ÓËÔ ÉÐÉ Ì Ô ÏÍ É ÐËÊÕÉÓÏ ÐËÊÖÉÖ × ÔÉ Ì ÑÉ Ø ËÙÚÍ Ï ÑÉÌÎ Ð ËÊÖÏÔÉÐ ÛÍËÜ ÏÌÎ ÎÉÓËÔ ÉÐÏÐ ×ÍËÙÉØ ÏÌÎËÌÝÉ ÊÓÉ ÌÊÉÙÉÏÞ

5

Ç

A

ÎÉÊ Ô ÏÍ É ÓÏÖÉØÍ É ÌÉØÉ Ì ÓËÌÎÉ Ì ÔÉ ÏØ ÙÉØÉ Ò ËÊÖ × Ò ËÊÍ ÏÉÒÉ Ì ÑÉÌÎ Ð ËÖÏÐ Ï Í ËÔ ËÖ ×Ù Ì ÑÉ Þ

6

Þ ßÉ ÌàÉÉÐ

T

ËØ ÌÏØá ËÔÉÐ

A

ØÐ Ïà

A

Ê ÏËÍ ß ÏÌÐÉÊÉÎÉâ

2002: 3

ÇÙ ËÌÑÉÐ ÉØ ÉÌÙÉ ÌàÉÉÐ Ó ËÔÉÐÉØÐÏàÉÓÉÖ ÉÜ ã ÉÇÙËÖÉÐÏÜÍÏÍ äÉ×ÌÐ ×ØÔËÊÉ ÌÏÐ É ÙÒ ÏÖÓÉ ÌÙÉ ÙÒ × Ô ËÊÔ ÏÝÉ ÊÉ Ù ËÌÑÉ ÙÒÉ ÏØÉ Ì Ò ËÌÓÉÒÉÐ Ó ËÌ ÎÉÌ Ô É ÏØ ÓÉ Ì Ò ËÌ×Ü ÒËÊ ÝÉÑÉ ÓÏÊ ÏÛ Ô Ç ÙËÖÉÐÏÜ Ô ËÊÒ ÏØ ÏÊ ØÊÏÐ ÏÍ Û ÖÚ ÎÏÍ Û ÓÉ Ì É ÌÉÖÏÐÏÍÛ ÓÉ Ì ÝÇ ÙËÖÉÐ ÏÜ Ô ËÊÍ ÏØÉÒ Í É ÌÐ×Ì Û ÓÏÍ ÏÒÖ Ï ÌÛ ÓÉ Ì ÍÒÚÊÐÏàÞ

D

ËÍ Ð ÏÉ â

2014: 4

Ç ÔËÌÐ ×ØØ ËÎÏÉÐÉ ÌÓÉÖ ÉÙÒËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊÉÌ

active debate

Í É Ì ÎÉÐ ÙËÌÓ×Ø × ÌÎ ×ÌÐ ×Ø Ù ËÖÉÐ ÏÜ Í ÏÍäÉ ÓÉÖÉÙ ÙËÌ ÑÉÙÒÉ ÏØÉ Ì Ò ËÌÓÉÒÉÐ Û ÙËÌÉ Ì ÎÎÉÒ Ï Ò ËÌÓÉÒÉÐÛ Ù ËÌÎÜ ÉÊÎÉ Ï Ò ËÌÓÉÒÉÐÛ Ô ËÊÉÊÎ×ÙËÌ ÓÉ Ì ÙËÌÎ×ÉÍ É Ï Ò ËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊ É ÌÞ åËÔ ÏÜ ÖÉ ÌÕ ×Ð ÖÉ ÎÏ

D

ËÍ ÐÏÉ

C

ÏØÉ

A

ÌÏÌÐ É â

2014: 5

Ç Õ ×ÎÉ ÙËÌÎ×Ì ÎØ ÉÒØÉ Ì ÔÉÜ ä É ÙËÐÚÓË ÓËÔÉÐ ÉØ Ð Ïà ÓÉÒ ÉÐ ÙËÌÓ×Ø × Ì Î ÙËÌÏ ÌÎØÉÐ Ø É Ì ØÚ Ù×ÌÏØÉÍ ÏÖ ÏÍ É Ì Í ÏÍäÉ ØÉÊËÌÉ ÓÏ ÓÉÖÉ ÙÌÑÉÐ ËÊ ÓÉÒ ÉÐ Ô ËÌÐ ×Ø Ø ËÎÏÉÐÉ Ì ÑÉ Ì Î Ù ËÌ ÎÜÉÊ ×Í ØÉ Ì ÍÏÍäÉ ×ÌÐ ×Ø Ù ËÌ Î× ÌÎØ ÉÒ ÉØÉ Ì ÏÓ Ë æÏ ÓË ÓÉÊÏ Ò ËÙÏØ ÏÊÉ Ì Ù ËÊËØÉ ÍËÌ ÓÏÊ Ï ÓÉÖÉ Ù ÒÊÚÍ ËÍ ÙË Ì ÑÉÐ ÉØÉ Ì ÒËÌÓÉÒÉÐ ÓÉ Ì Ô ËÊÉÊÎ×ÙËÌÞ

D

ËÌ ÎÉ ÌÓË ÙÏØÏÉ ÌÓÉÒÉÐ ÓÏØÉÐ ÉØÉÌÔÉÜ äÉ ÙÉ ÌàÉ ÉÐ ÓÉÊ Ï Ð ËØ ÌÏØ ÓËÔÉÐ ÉØÐ Ïà É ÓÉÖÉÜ ÙËÖÉÐ ÏÜ ÍÏÍäÉ ÓÉÖÉ Ù Ô ËÊØÚ Ù ×ÌÏØÉÍ Ï ÓÉÖÉÙ ÙËÌ ÑÉ ÙÒ É ÏØÉÌÛ ÙËÌ ÎÜÉÊ ÎÉ ÏÛ Ù ËÌÉ Ì ÎÎÉÒ Ï Ò ËÌÓÉ ÒÉÐ ÓÉ Ì ÓÉÒ ÉÐ ÙËÌ Î×ÉÍÉÏ Ò ËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊ É ÌÞ


(44)

C.

Kajian Tentang Remaja

1

ç

P

èéêèëìí îéï èð îñ î

òó ìíô îõ

adolescence

îìîö ë èðîñ î ÷èëîóîô øîëí ù îìî ô îìíé

adolescare

úù îì î ÷ èéøîéûî ü

adolescentia

ûîé ê ÷èë îë ìí ëèðîñ îý ûîé ê ÷èë îë ìí þìöð÷ö õÿ îìîö þìöð ÷ö õ ðèé ñ îøí øè îóîç

” Istilah

adolescence

, seperti

yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1980: 206).

Menurut Hurlock (1980 : 206), awal masa remaja berlangsung

kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas

tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun

sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan

demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.

Sunarto, dkk (2002: 56), menyatakan sebagai pedoman umum untuk

remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun yang

belum menikah. Dapat diketahui bahwa dalam penentuan periode

remaja ini, setiap ahli maupun negara mempunyai pendapat

berbeda-beda mengenai periode awal dan akhir masa remaja.

2. Keadaan Emosi Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa dimana terjadi ketegangan emosi

yang tidak menentu dan tidak stabil. Keadaan emosi pada masa remaja

menurut Hurlock (2002: 212-213), secara tradisional masa remaja

dianggap sebagai “badai dan tekanan,” artinya suatu masa dimana


(45)

A

R

E

zzaty (2008: 135-136), kepekaan emosi yang meningkat sering

diwujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan

adanya kebiasaan gugup, seperti gelisah, cemas dan sentimen,

menggigit kuku dan garuk-garuk kepala. Keadaan emosi remaja yang

tidak stabil tersebut, menyebabkan masa remaja rentan menimbulkan

konflik antarpribadi dan kelompok di dalamnya, sehingga memerlukan

adanya penyelesaian atau resolusi konflik agar remaja dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik sesuai dengan tugas perkembangan di

masanya.

Masa-masa kritisnya remaja salah satunya ketika mereka

dihadapkan pada suatu konflik. Dalam menyelesaikan konflik, remaja

biasanya saling menghindari konflik yang terjadi. Remaja perempuan

lebih suka bekerjasama dalam kelompok dan sering membicarakan

tentang emosi. Sedangkan remaja laki-laki bangga dengan sikap


(46)

!"! # $ % $ & ! ' ( ') !& ! '" & !$# & " ) & " ! $%!*" & + , %&") ' * , +'"& + , -$" , '!.

/ 0"0 )

D

%(" , 1 + 2( + #

2002: 185

3 '" ! 4 !) $, ! $!$! , +5,+ - $ ) %" % 0 )0 !' " *'# ! '"! '0 & %" %!*" ) ) $ & + ,5& + , # & )" 0 4 !) *" ! ,0 %0 $ ( & !. 6 + !! 0 70 %, 4 " 7 '" '0 " +) !8 $$0 '& +' -+&!( 8 + ! .

3

.

P

" % $9 ( &! +/ &

R

7

: )"& ! &( & !+ & )! ' 0 & ! &0 , !0 +! & 7 & % -! ! +! $0 $ ) " %)& - !)0 )" % -! $ !%0 -. ; 0 ! %"+ 70 ) ! & 5- $ 0 +! &0 !& ( + ,& , ! $$ !) "& ! ,0 %0 $ $ 5 + ! & !%" ) %,+0 & ! ) ) ", ' +0 "$ & ! % " 0" $.

P

0 & ! "7 '"$0 + !) " & ! &( & !+ & ! +0 & ( ' +& $ ) & % - 70$ + 4 7!& .

D

+ '0 & ! )+)0+ " 7 ') - + +( '( $ %" ! &0 &! # %" % ) 0 )0 *, & +, .

P

, ! 0' "7# ( 8 +! 5 ( 8 +! )" '"! % ! 0 '0 +('( '& ) ! 0 *0 + .6+ !! !& %% " &! ' " 7 -$ !) '!+ &" ! $ !%0 + ( 8 +! .

R

! )

E

:

zzaty (2008:

138), menyatakan bahwa terdapat beberapa sikap yang sering


(47)

<=>?@ A=BC?DEF@ ?G? <?B? @CFB H@ AHC I?= >JK CH@AF >=L = ? >?J AF EL ? =DM?DK CHD NHE@ =>?L I? =>J LFB?BJ =D M=D L ?@? <FDM?D CFBH @ AHC I?DM B? =DK @FD?E =C AF EO? >=?D <FDM?D P? E? @ FDHDGHBC?D <=E = <?D @ FD? EJ O AFEO?> =?D CFA ?<? H E?DM B ? =DK <?D @ FDFD >?DM H >HE =>?L I?= >J L F E=D M @FDHB ?C ? >JE?D<?DP?@AJE >?D M?D HE ?DM<FQ?L? JD >JCJEJL ?D RJEJL ?D AE =S? <=DI?T

D

? A? > <=CF >? OJ = S? OQ? <?B?@ C F O=<J A?D LH L =?B EF@? G ? L F> =? A OJ SJD M?D ?D > ?E AE =S? <= @?J AJD CFB H @ AHC I?DM >FE G?B=D @FD M?D <JDMJDL JE CHD NB=C T

B

FE S?M? = L =C ? A I?DM ? <? A? <? <=E= EF@? G? EFD >?D @FD =@SJB C?D CHD NB =C ?D >?E AE =S? <= @ ?J AJD CFBH@AHC LF O=D MM? L ?DM?>AFEBJJD >JC EF@ ? G? <?A? >@FDMF@S?DMC ?D CF@?@ AJ ?DE FL HB JL = CHD NB =CD I?T

4

T

P

FECF@S?DM?DUHMD => =N

R

F@? G?

VFDJEJ >

P

=? MF> W<?B? @

S

?D >EHPCK

2003: 105

X L FLFH E?DM SFEC F@S?DM @FB?BJ= F @ A? > >? O? A J >?D? AFECF@S ?DM?D CHMD = >= N

:

L FD LHE =@ H >HEK AE?HAFE?L=HD?BK H AFE?L =HD?B CHDC EF > <?D H AF E?L =HD ?B NHE@ ?B T

S

F > =? A >?O? A >FLF SJ > SFEC? = >?D <FDM?D J L=? <?D @FD M?D <JDM JL=? P?E ? SF E A=C =E I?DM SFE SF< ?T

B

FE <?L?EC ?D >? O?A AF EC F@S?DM?D I?DM <=CF@JC ?C?D >F ELF SJ > L =L Q?

S

VY @ ?L JC <?B ?@ >? O? A AFEC F@S?DM?DH AF E?L=HD ?B NHE@?B T

S

F S?S

P

=? MF>W

S

?D >EHPCK

2003: 107

X @FD IFSJ >C?D S? OQ? >?O ?A H AFE?L=HD?B NHE@ ?B ? <?B ?O >? O? A CFF@A?> <?D>FE?C O=E I?DM<=I?C = D =D I?@ JDPJBLFC = >?EJL=?

11

L ?@ A? =

15

>? OJD T

P

? <? >? O?A H AFE ?L=HD? B =D = =D <=Z= <J SFE MFE?C @ FB F S=O= <JD =?


(48)

[\]^_`_a_] b_] ^ _cde_` f_] c g]c hid j f_] k \hlic i h `\k im _k ndh_c n \hd _ ` g^in o

S

\p_`_] f\] ^_] k \hd_ak_m]b_ _kn d h_c f_] ` g^in]b_ q_h_ k\h[ic ih h\a _p_j [ \] ^^e]__] k _m_n _ a\ h\c_ [e] a\]^_`_ai [\he k_m_] o

P

\hc \a k_] ^_] d \hn\ke d a\` i[ed i [\hek _m_] f_ `_a [\]^^e]_ _] n _ id i h\ f_] a \d_ lgh_j f_` _a c \d \h_a[i`_] a\] e` in f_] k \hq _c_ [rq_c_ [ s

S

_]d hgqc j

2003: 111

t o u \k _]b_c _] h\a _p _ `\kim [_] f_i k \hq_c _[r q_c _[ c \d iak_] ^_]_cr_ ]_c o

R

\a_p _`\k im f_ [_d a \a k \hi^i` i h_] [_ f_ n\n\gh_]^ e]dec k \hk i q_ h_ k \h^_]di_] f_`_a n e_de fin cen ij f_] kec_]]b_ a\a k i_ hc _] n\ae_ k \hk i q_ h_ n\c_` i^en o

R

\a_p_ pe^_ `\k im d \h_a [i` f_` _a a \a i` imc_d_b_]^a\]^\_n c _]_ hd in e_dec_` ia_dn \hd_ a \h\c_ p e ^_ `\k im a _m i h a \] ^^e]_c _] c _` ia _d ng[_] f_`_a n id e_n i b_]^d\[_ds

S

_]d hgqcjvw

03: 112

to

P

hi]ni [r[hi]n i [ d \ghi [ \hc \ak_] ^_]

P

i_ ^\d pe ^_ n e f_m fid \h_ [c_] n\q_ h_ a \`e_n fi k if_] ^ [\] fific_]o

D

_x if

E

`c i] f s f_`_a

S

_]d hgqcj

2003: 112

t a \] ^ \aec_ c_] k_m y _ _ f_ fe_ m _` [hi]n i[ d \ghi

P

i_ ^ \ d b_]^ f_[_d f i_a_`c_] f_`_a [ \] fi fic_] h\a _p _ o

Pertama

j a_n _`_m ed_a _ [\] fific_] b_ ide c gae] ic_n i o z \] e hed

T

\ghi

P

i_ ^\d j [ic i h_] h\a _p_kec_]` _m` \a k_h_ ] c gn g]^o

S

\k _` ic]b_ jh \a _p_n e f_ma\a i`ic i n\p ea` _m ^_ ^_n_] a\] ^\]_ i fe] i_ linic f_] _`_ai o

R

\a_p _ f_d_] ^ c \ n\cg`_mf\] ^_] ^_^_n _]]b_n\] fihia \]^ \]_ihe_] ^jy_cdej c_en _`id_n j ce_]d id_n jf_]k i`_] ^_] o

P

\] fi fic_][ \h`ek \`_p_ha\a_m_a i_ [_ b_ ] ^ fic\a ec_c_] h \a_p_ _ ^_h f_ [_d a \h\n[g] f\]^_] d\[_d d\hm_ f_ [


(49)

{|{|}|~ € € ‚|ƒ

Kedua

„ € |…| }€†| | |‡ | ˆ| ‰ |Š|‡| ‰ | ‰‡‹ ‚ Œ|~{ }€ | ˆ~{ˆ~ Ž| ‰‹ƒ

C

| | Ž€ |ˆ ‚ ‹~Ž‹ ‚ € € ‡ ˆ ‰|| Žˆ| } ˆ ‹~Ž‹ ‚ €~ ˆ | ‘€~{€Ž | ‰‹|~ |Š| ‡| ‰ Š €~{|~ € €ˆ ‚€ }€ ‘|Ž |~ € € ‚| €ˆ~Ž€|‚} ˆ}€†||} ‘~Ž|~Š€~{|~‡ ˆ~{‚‹~{|~~Œ|ƒ

D

| ˆ ‘€~ …€ ‡| } |~ Ž€~Ž|~{ ‘€‚€  |~{|~ ‚ {~ ˆŽ ˆ’ €|…| Š ˆ |Ž |} „ Š| ‘|ŽŠ ˆ } ˆ‘‹‡‚|~ | ‰“| }€ ‡|Œ|‚~Œ| }ˆ }“|

S

”• }€ | {| ˆ € | …| Œ|~{ €|Š| Š |‡ |  ‡ˆ~ {‚‹~{|~ ‘€~Š ˆŠ ˆ ‚|~ € ˆ‡ ˆ‚ˆ ‚€ | ‘‹ |~ ‹~Ž‹ ‚ Š| ‘|Ž€~{€‹ ‚| ‚|~‘€ ~Š| ‘|Ž€€ ‚|‘|Š | }||Ž‘ }€}‘€  €‡| …||~ „ ‰| ‡ ˆ~ ˆ Š ˆ‡| ‚‹ ‚|~ }€ | {|ˆ }|Ž ‹ €~Ž‹ ‚ ‘€“‹ …‹Š |~ | ‰“ | } ˆ}“ | }‹Š| ‰ €~ †| ‘| ˆŽ| ‰| ‘‘€ ‚€ |~ {|~‚ {~ ˆŽˆ’‘|Š|Ž | ‰|‘‘€| } ˆ~| ‡’ | ‡ƒ

D.

Kerangka Pikir

–€{ˆ|Ž |~ ‘€ € ‡| …| |~ Šˆ }€‚‡| ‰ }€‰|‹ }~Œ| € ~ {| |‰‚|~ }ˆ }“ | | {| Š| ‘|Ž |‚Žˆ’ Š|‡|  €~ {ˆ‚‹Žˆ }€Ž ˆ|‘ ‘€‡| …||~ Œ|~{ Š ˆ ‡| ‚}|~| ‚|~ ƒ –€| ‚Ž ˆ ’|~ }ˆ }“ | } €‡|| ‘ }€} ‘ € € ‡| …| |~ Š| ‘|Ž €~ €~Ž ‹ ‚| ~ ‚€ €‰| } ˆ‡|~ € ‡| …| Œ|~{ Š ˆ†| ‘| ˆ~Œ| ƒ”€~{€‹‚| ‚|~ ‘€~Š| ‘|Ž ‘|Š| }|| Ž ‘ }€}‘€  €‡| …||~ |Š| ‡| ‰ }|‡| ‰}|Ž ‹ “ ‹ …‹Š Š | ˆ ‚€| ‚Ž ˆ’|~ } ˆ“ |ƒ

D

€~{|~ €~ {€ ‹ ‚|‚|~ ‘€~Š|‘| Ž } ˆ}“| ˆ }| €~Œ| ‘| ˆ‚|~ ‰| ‡—‰| ‡ | ‘|}| …| Œ|~{ Š ˆ| }|‚|~Š|~‘ˆ ‚ˆ ‚|~~Œ|‘|Š|}||Ž‘ }€ }‘ € €‡| …||~€ ‡ |~{}‹~{ƒ˜ | ‡ Ž€ }€‹Ž ˆ }| € ‹ ‘| ‚€ Ž ˆŠ|‚}€ ‘| ‰||~ } ˆ}“| Ž€ ‰|Š| ‘ | ‘| Œ|~{ Ž€ ‡| ‰ Š ˆ}| ‘| ˆ ‚|~‡€‰{‹‹|Ž|‹€‹ ‘|‚€Ž ˆŠ| ‚} €}‹| ˆ|~ }ˆ }“ |Ž€ ‰|Š |‘€Ž Š€ ‘€ € ‡| …| |~ Œ| ~{

Š ˆŽ€| ‘‚|~ ‡€‰ {‹‹ |Ž|‹ …‹{| ˆ}| ‰| ‡ Œ| ~{‡| ˆ~~Œ|ƒ

S

€ €~|~| ~Œ| Š€~{|~ €~ {€ ‹ ‚| ‚|~ ‘€~Š | ‘| Ž „ ‹ ‚|~ ‰|~Œ| ‘|Š| {‹ ‹ }|…| } ˆ}“ | Š| ‘|Ž €~{‹ ~ {‚| ‘‚|~ ‚€Ž ˆŠ| ‚} € ‘| ‰||~ |Ž |} ‘€ ˆ ‚ˆ|~ Š |~


(50)

™š›œ žžŸ   š  ™¡ ¢ £ ¤ œ¡ œ¥  ¦ ™  § šž¤£ž¤¨ ™¨ ž ¨ š ¡¦ ¨ œ š™©§ž  œ™š§ ¡¨¡ › ž¦ ž™ š›œž š›©¦ ™  š§žª  š§žŸž¤«¡ž ¬

­š§§™£ž §šž¤š§£¨ ¨ ž ™ šž¦ ™  §š› £™ ¨ ž œ « © œ   £ § ®¦ « Ÿž¤ © › £œ ¦ ¡¨ £ œ ¡ ®«š© œ¡ œ¥   ¤› œ¡œ¥ § § ™£ §šžŸ§™ ¡¨ ž ¤ ¤œ ž ¦ ž ™¡¨¡ ›žžŸ   š› ©¦ ™ ©« ª©« Ÿž¤ ¦ ¡ ™š«¢ ›¡ ¬ ­š§§™£ž § šž ¤š§£¨ ¨ ž ™šž¦™  Ÿž¤¦¡¨ £œ ¡ œ¡ œ¥ ¦¡©› ™¨ ž ¨ ž §š§ ¯ ž   £ § š§™š› ®« š© ©œ¡« ¯ š«¢› Ÿž¤ ®™ ¡§«¬

A

™¯¡ «  œ¡ œ¥   ¡¦ ¨ § š§¡«¡ ¨¡ ¨ š§ § ™ £ž § šž¤š§£¨ ¨ ž ™ šž¦ ™ ° ¦¡ ¨ © ¥  ¡ ›¨ ž œ¡œ¥  ¨ ž § šž ¤«§ ¡ ¯ š›¯  ¤¡ ¤ž¤¤£ ž ¦ ž ©§ ¯   ž ¦ «§ § šž ±™¡ ¨ š¯ š›©œ¡ « ž ¯ š«¢ ›žŸ¬ ² «  š› œ š¯ £  ¦ ™   ¦ ¡ ž ¤¤™ œ š¯ ¤¡ œ £ £ ©§¯  ž ¯  ¤¡ œ¡œ¥  £ž  £¨ ¯ š›©œ¡ « ¦ « § ¯ š«¢› ¨ › šž  ¨š§§ ™£ž § šž ¤š§£¨ ¨ ž ™ šž¦™   ¨ž § šž £ž¢ £¨¨ž ¨ š§§ ™£žžŸ ¦«§ ¯ š›™¡ ¨¡› ¬

³§£ž ™ ¦  ¨šžŸ   žžŸ  ¡ ¦ ¨ œ š¦¡¨¡  œ¡ œ¥  Ÿž¤ §œ¡© §«£ ¦ ž  ¨ £  £ž   £¨ §šž ¤£ž ¤¨ ™¨ž ™šž¦ ™   œ š« §  ™›®œ šœ ™š§ ¯ š« ¢ ›ž ¯ š›« ž¤œ£ž¤¬

S

š¯  ¤¡ž ¯ šœ › œ¡œ¥ § œ¡ © ±šž¦š›£ž¤ £ž  £¨ § šž ¤§¯¡« œ¡¨ ™ ¦¡§ ¦ ž ¦ £¦ £¨ §ž¡œ ¦ ›¡™¦  ¯ š›¦¡ «® ¤ ™« ¤¡ ¯ š›¦š¯   ¦šž¤ž ¤£› £  £™£ž  š§ ž ª  š§žžŸ¬

B

©¨ž ¢ ¡¨  ™š«¢ ›ž ¦¡ ¨ š« œ° ¯ žŸ ¨ œ¡ œ¥  Ÿž¤ ™œ¡ ´ §šœ¨¡™£ž ¤£› £   š«© §š§¯ š›¡ ¨ ž ¨ šœ š§™ ž ¨ š™ ¦  § š› š¨  £ž  £¨ ¯ š›   žŸ  £ §šž ž¤¤™¡ ™š«¢› ž Ÿž¤ œš¦ž¤¦¡¢›¨ ž ¬

D

ž ¢¡ ¨  ¦¡œ¡§ ¨ «š¯¡ © ¢ £© ™› ®œ šœ ¯ š«¢› § šž ¤¢› ¦¡ œ š¨ ®«© œ š›¡ž ¤  š› ©§¯   ¨ ›šž  ¨ šžŸ   ž  š› œ š¯ £ ° ¨ šžŸ  ž ¯ ©¥ ™› œ¡œ¥  § œ¡ ©


(51)

µ¶·¸¹¸ µ¸ º» ¼¸½ ¸¾¸ » ¾¸¿ »¾ »½ ¾»¿ µ¶½À»½À¿¸ Á¿¸½ ¿¶Â½À½¸½ ¼¸½ Á¶½ ¼¸ Á¸¾½Ã¸Ä

Ÿ º ¾ ¶·¹¶Æ »¾ ¾¶½ ¾»½Ã¸ ¾Â¼¸ ¿ ƹ ¸ ¼Â Ƹ ·¿¸½ ƶ À¾» ¹¸ Ǹ È µ¶½ À½À¸¾ ƸÉʸ ¿ ¶Á¸¹ÂË ¸½ ¹Â¹ ʸ ¼¸º¸µ µ ¶½À¶µ »¿¸ ¿¸½ Á¶½¼¸Á¸ ¾ µ¶·»Á¸ ¿¸½ Á¶·¾¸½ ¼¸ ø½À ¾Â¼¸¿ Ƹ¿ ¼¸ º¸ µ Á¶µÆ¶º¸ Ç ¸·¸½Ä

T

¶·º¶ÆÂÉ ¼ ¸º¸µ Á·Ì¹¶¹ ƶº¸ Ǹ ·È¿ ¶Á¸¹ÂË ¸½Â½ ¸ ¿¸ ½ Æ ¶·Âµ Ƹ¹ Á¸ ¼¸ µ¸¹¸Ã¸½ À¸ ¿¸½¼¸¾ ¸½ÀÄ

D

¶½À¸½ Ǹ ·¸½À½Ã¸ ¹Â¹ Ê ¸ Æ ¶·¸·À» µ ¶½ ¼Â ¿¶º¸¹ ¸ ¿¸½ ƶ·¼¸ µÁ¸ ¿ ¾Â ¼¸ ¿ Ƹ ¿ ƸÀ Á¶·¿ ¶µ Ƹ½À¸½ ½ ¾ ¶º ¶¿¾ »¸ º ¹Â¹ ʸÄ

S

¹ ʸ µ¶½ Ǹ¼Â µ¸ º¸¹ ƶº¸ Ǹ·È µ¸º¸ ¹ ƶ·Á ¿·ȼ¸½µ¸ º¸¹Æ ¶·¿Ìµ Á¶¾¶½¹ÂÄ

Ͷ¹ ¿Â Á»½¼¶µ ¿¸½ ȿ¾¸¾ ¼¸ ¿Æ¹ ¸µ¶½Ã¸º¸É ¿¸½ ¹ ¹ ʸƶÀ¾ »¹ ¸ Ǹ È ¿¸ ·¶½¸ ¿»·¸½À½Ã¸ ¿¶µ ¸µÁ »¸½¹Â¹ ʸ¼¸ º¸µ µ¶½À¶µ »¿¸ ¿¸½Á ¶½ ¼¸ Á¸ ¾Ç» À¸ ƹ ¸ ¼ ¹¶Æ¸ Æ¿¸½ ¿¸· ¶½¸ ɸ º º¸Â½ È ¹ ¸ º¸É ¹¸ ¾»½Ã¸ µ ¶¾Ì ¼¶ Á¶µÆ¶º¸ Ǹ ·¸½ ø½À ¼Â¾ ¶·¸ Á¿¸½ Ì º¶É À»·»¿»·¸½ À ¾¶Á¸¾Ä

S

¶º¸ µ¸ ½ ÂÁ¸ ·¸ À»·» º¶ÆÂÉƸ½Ã¸ ¿ ¼¸½ º¶ÆÂÉ ¹¶·Â½À µ¶½ÀÀ»½¸ ¿¸½ µ¶¾Ì ¼¶ Î ¶·¸ µ¸É ¼¸ ½ ¾¸½Ã¸ Ç¸Ê ¸ ÆÄ

D

¶½À¸½ µ¶¾Ì ¼¶ ø ½À ¹¶Á¶·¾Â  ¾» ¹ ¹ ʸ ¾ ¼¸ ¿ ¼¸ Á¸ ¾ µ¶½À¶µÆ¸½À¿¸½ ¿¶µ¸ µÁ »¸½½Ã¸ »½ ¾ »¿ ƶ·º¸ ¾ ÂÉ Æ¶·ÆÂθ ·¸ ¼¸½ µ¶½ À»¾¸ ·¸ ¿¸½ Á¶½ ¼¸Á¸¾ ¹¶Æ¸Æ µ ¶¾Ì ¼¶ ζ·¸µ¸É ¾ ¼¸ ¿ µ¶½ »½ ¾ »¾ ¹Â¹ ʸ »½¾»¿ ƶ·ÆÂθ ·¸ ¸ ¾¸ »Á»½ µ¶½½ ¶µ »¿¸¿¸½Á ¶½ ¼¸ Á¸ ¾ Ä

T

¶·¿¸¼ ¸½À Á·Ì¹¶¹ Á¶µÆ ¶º¸ Ǹ ·¸½ ø½À µÌ½ Ì ¾Ì½ È ¾Â ¼¸ ¿ ƶ·Ï¸ ·Â¸¹ Â È ¼¸½¿»·¸½À½Ìϸ¹Â¼¸ Á¸ ¾µ ¶½Ã¶Æ¸Æ¿¸½¹ ¹ʸ¿»·¸½ Àƶ ·Á¶·¸½¸ ¿¾ Â˼¸ º¸ µ µ¶½ À ¿»¾Â Á·Ì¹¶¹ ƶº¸ Ǹ · µ ¶½À¸ Ǹ ·Ä л ·¸½À ¸¿ ¾Â˽ø ¹ ¹ Ê ¸ ¼¸ º¸µ Á¶µÆ¶º¸ Ǹ·¸½ µ¶µ Æ»¸ ¾¹Â¹ ʸ µ ¶·¸¹¸Æ̹ ¸½ ¼¸½¾ ¶·¾¶¿¸½Ä ÐÌ ½¹ ¶½ ¾ ·¸¹  ¼¸½ µÌ¾Âϸ¹Â ¹Â¹ ʸ »½ ¾»¿ µ ¶½À ¿»¾Â Á ¶µ ƶº¸ Ǹ ·¸½ µ ¶½ »·»½Ä Ð »·¸ ½À½Ã¸


(52)

ÑÒÓ ÔÓ ÕÖ Ô× Ø ÙØ Ú Ô Ö ×ÛÖÑ Ó Ò×ÜÖÛÔÝÔÑ Ô× ÕÒ×Þ ÔÕ ÔÛ ÞÔÕÔÛ ÞÙØ ÒßÔß ÑÔ× àáÒ â ß Ô×ãÔÑ âÔá Ô×ÔÛÔÝÔ áÔÙ× ÕÒÝÔØÔ Ô× ÓÔáÖä Ø Ö ×Ü ÑÔ×ä ÙÑáÙ Ó ãÔ× Ü Û Ù ÞÔÑ Ñà ×ÞÖØ Ù åäÞÔ×ÕÒÓß Òá Ôæ Ô Ý Ô×ãÔ ×ÜÑÖ ÝÔ×ÜÓÒ×ÔÝÙ Ñç

èÖ ÝÖßÙ ÓßÙ×ÜÔ×Þ Ô×Ñà ×ØÒá Ù ×ÜØÒßÔÜÔÙÕÙ âÔÑãÔ×ÜÞÙÕÒÝéÔ ãÔÖ×ÛÖ Ñ Ó Ò×Ü ÔÛ ÔØ Ù ÕÒÝÓÔØ Ôá ÔâÔ× ß ÒáÔæ ÔÝØÙ Ø Ú Ô ÞÙØÒÑàá Ôâ ØÒáÔ ãÔÑ×ãÔ ÞÔÕÔÛ Þ Ò×ÜÔ× Û Ô×ÜÜ ÔÕ Ö ×ÛÖ Ñ ÓÒ× ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓ ÔØÔáÔâÔ× ØÒÕ ÒÝÛÙ Ù ×Ùä ÑÔÝÒ×Ô æÙÑÔ ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô× Ø Ò ÕÒÝÛÙ Ù ×Ù ÞÙßÙÔÝÑÔ× ßÒÝá Ô×æ ÖÛ ßÒÜÙÛÖ ØÔæÔ ÔÑ Ô× ÓÒÓßÔÚ Ô ÞÔÓ ÕÔÑ ß Ö ÝÖ Ñ ß ÔÜÙ ÕÒÝÑÒÓß Ô×Ü Ô× Ñà ×Ü×ÙÛÙå ØÙ Ø Ú Ôç

W

Ôá ÔÖ ÕÖ × ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô×ÓÒ×ÜÒÓ Ö Ñ ÔÑÔ×ÕÒ× ÞÔÕÔÛÙ ×ÙßÖ ÑÔ×âÔ×ãÔÓÒ×æÔÞÙÛ Ô×ÜÜÖ ×Ü æ ÔÚÔß ÜÖ ÝÖ ßÙ ÓßÙ ×ÜÔ× ÞÔ× Ñà ×ØÒáÙ×Ü ØÔæ Ô Ó ÒáÔÙ×ÑÔ× Ó Ò×æ ÔÞÙ Û Ô×ÜÜÖ ×Ü æ ÔÚÔß ß ÒÝØÔÓÔ ãÔ ×Ü âÔ ÝÖØ ÞÙÕÙ ÑÖá àá Òâ ØÒÓÖ Ô ÜÖ ÝÖ ãÔ×Ü áÔÙ ×× ãÔä ÛÔÕÙ ÛÙÞÔÑ ÔÞÔ ØÔá Ôâ× ãÔ æ Ù ÑÔ ÜÖ ÝÖ ßÙÓ ßÙ ×Ü Ô× Þ Ô× Ñà ×Ø Òá Ù ×Ü ÞÔÕÔÛ ÞÒ×Ü Ô× Û Ô×ÜÜ ÔÕ Ö ×ÛÖ Ñ Ó Òá ÔÑÖÑÔ× Ù ×à êÔØ Ù ÔÛÔÖ ÛÙ×Þ Ô ÑÔ× ÞÔá ÔÓ ÓÒ×ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô×Ø ÒÕÒÝÛ ÙÙ ×Ù ç

S

ÒâÙ ×ÜÜ ÔâÔáãÔ× ÜÞÙáÔÑÖÑÔ×àá ÒâÜÖ ÝÖ

B

ëÞÔÕÔÛ Ó Ò×æÔÞÙ éà ×Û à â ãÔ×Ü ßÔÙÑ ß ÔÜÙ ÜÖÝÖ ìÜÖ ÝÖ ãÔ× Ü á ÔÙ × ÔÜÔÝ ÞÔÕ ÔÛ ß ÒÝØ ÔÓÔì ØÔÓÔ ÓÒ× ÜÔÛÔØ Ù Õ ÒÝÓÔá ÔØÔâÔ× ÑÖ Ý Ô× Ü×ãÔ ÑÒÓ ÔÓ ÕÖÔ× Ø ÙØ Ú Ô ÞÔáÔÓ Ó Ò×Ü ÒÓ Ö ÑÔÑÔ×Õ Ò×ÞÔÕÔÛç

A

ÞÔß Ô×ãÔ ÑÓ ÒÛà ÞÒãÔ ×ÜØÒß Ò×ÔÝ×Ô Ý×ãÔÞÔÕÔÛÞÙá ÔÑÖ ÑÔ×àá ÒâÜÖ ÝÖ ßÙÓ ßÙ ×ÜÔ× ÞÔ× Ñà ×Ø Òá Ù ×Ü Ö ×ÛÖ Ñ ÓÒ×ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓ ÔØÔáÔâ Ô× ÑÖ ÝÔ×Ü× ãÔ ÑÒÓ ÔÓ ÕÖ Ô× ØÙ Ø ÚÔ ÞÔá ÔÓ Ó Ò×Ü ÒÓÖ ÑÔÑÔ× ÕÒ×Þ ÔÕÔÛä ØÔáÔâ Ø ÔÛÖ × ãÔ ÔÞÔáÔâ ÞÒ×Ü Ô×Ó Ò×ÜÜÖ ×ÔÑ Ô×Ó ÒÛ à ÞÒÔÛÔÖÛÒÑ×Ù ÑÞÒßÔÛÔÑÛ Ù åç

í ÒÛà ÞÒÞÒß ÔÛÔÑÛÙåÓ ÒÝÖÕÔÑÔ×ÓÒÛà ÞÒãÔ ×ÜéÖ ÑÖÕÛÒÕÔÛÞÙÛÒÝÔÕÑ Ô× Ö ×Û Ö Ñ Ó Ò×ÜÔÛ ÔØÙ ÕÒÝÓÔØ Ôá ÔâÔ× ÑÖ Ý Ô×Ü × ãÔ ÑÒÓÔÓ ÕÖ Ô× Ø Ù ØÚ Ô ÞÔáÔÓ


(53)

îïðñïîòóôóô ðõïðöôõô÷ø

S

ïùôùö ïð ñô ðî ï÷úö ïöïùô ÷ôó ÷ûüû ðûýû ýþôôóô ð öû ÷ò ð÷ò ÷ ò ð÷òó ùïÿùû ô ÿô î ïð ñïîòó ôóôð õïðöôõô ÷ ôð ñ öû îû û óû ðôø

D

ïð ñô ð î ïðô û óô ð ÷ïî ô ôð ñ óú ð ÷ÿú ïýû ô öô ð îïîùôñû ýû ýþô îïðô öû öòô ÷û î ôó ðû õÿú ö ôð ó ú ð÷ ÿô îôóô ÷ûöôó ôóô ð ôöô ýû ýþô ôðñ ù ïÿöû ô î öû ÿû ýô ôø

S

ïù ôù îï÷úöï ûðû ýô ð ñô ÷ î ïðò ð÷ò ÷ ýï÷ûôõ ýû ýþô ò ð÷òó öôõ ô ÷ îïðñú î ïð÷ ô ÿû õ ïÿîôýôôô ð ôðñ ýïöô ð ñ öû ùô ôý öô ð ý ï÷ûôõ ýûýþ ô ôó ô ð îïîûû óû ó ïýïîõ ô÷ôð ò ð÷òó î ïðñïîòóôóôð õ ïðöôõô÷ ð ô ø

S

ïû ðññô ö ïðñô ð î ïð ññò ðôóô ð î ï÷úö ï ûðû ý ïîòô ýûýþ ô ù ïÿ ô÷û ò ð÷òó îïðñïîòóôóô ðõïðöôõô ÷ô ð ñù ôûóöô ðù ïðô ÿø

E.

potesis Tindakan

B

ïÿö ô ýô ÿó ô ð ó ô ûô ð ÷ïúÿû öôð óïÿô ð ñó ô õûóûÿ õ ï ðïû÷û î ïðñô òóôð ûõ ú ÷ïýûý ÷û ðöôóô ð ý ïùôñôû ù ïÿûóò ÷ø

P

ïð ññò ðôô ð ÷ïó ðûó ö ïùô ÷ ôó ÷ûü öôõ ô ÷ îïðûðñóô÷ó ô ð ó ïîô îõò ôð î ïð ñïîòó ôóô ð

S

ï ñïÿû

2

ô÷û ÷ò ò ôùòõô ÷ïð ô ô ïð ñóô ôþô

B

ô ÿô÷ø


(54)

e

n

ek

n

en

e

liti

! "# $%! "! &# '# ( "# "#( )( &( *+! "! &# '# ( ",# ")( -( ".! &( $

(

+,.

)

('( /0

l

1 2 2344 5 1 0

tio

n

rese

130

h

6 7/ *( 8$#9# : 8# -/ "' ;

(

<= > <? > <

)

9! "@! &( $-( " A( *B(%! " !& #' #(" '#") (-( " -! &( $ (# ' /

y

%! " !&# '# ( " ' ! "'( "C *( & D*(&

y

( "C ' !8@ () # )# 9( $

y

( 8( -( ' (' ( / -!& ; 9% ; -$( $ (8( "E) ( "*( $#&"(

y

&( "C$ /"C) (% (') # -! " ( -( "%() (9( $( 8( -( '

y

y

( "C A! 8$( "C- /'( "6 F! " /8 /' .!99# $ GFH,(C C( 8' I)(& (9J/8 /& K/8# ( *E<== ?L MN %! "!& #' #( " '#") ( -( " 9!8/ %( -( " /% (

y

( 9! "C/@ #H; A ( -( "#) ! D#) ! -! )(&( 9 % 8( '! -/"' /-9! 9%!8A( # -#(' ( /9! "C/A( *$! $/ (' /(C( 89! 9%! 8 ; &! *)(9%( -"(' (

y

)( 8# $# ' /( $# 6 7!& ( "@ /' "(

y

$ (& ( *$('/-( 8( -'! 8#$' #- +,.()( &( *A!8 $#O( '-;& (A ;8 (' #O

y

( "C (8'#"

y

(%8;$! $+,.$!& (&/'! 8@ () #-! 8@ ($( 9( ( "'( 8C/8 /E( "'( 8%! "! &# '#E (' ( /( "' (8 %! "!& #' #)! "C( "%#*( -D% #*(-

y

( "C'! 8-(#') (& ( 9%!9( *( 9( "E-! $! %( - ('( "'! "' ( "C %! 89( $(& ( * ( "E

% ! "C( 9A#& ( "

-!% /' / $( "

y

( "C

( -*#8 "

y

( 9! &( *#8-( " -! $ (9(( " '#") (-( "I

action

NI, 8#( "'; E<= > >?<<N6

P

u

Q

y

ek

en

e

liti

n

7/A

y

! - % ! "!& #' #( " )# ( 9A #& 9! &(&/#

purposive sampling

(# ' /

y

%! "C( 9A # &( " $ /A

y

! - A/-( " ) #) ( $ (8 -( " ('( $$' 8('( E 8( ") ; 9

('( / )(! 8( *'! ' ( %# )#) ( $(8 -( " (' ( $ () ( "(

y

'/@/( "'!8'! "'/I7/ *( 8$#9#: 8#-/ "' ; E<=>=? > >RN 6S(8#'; '( &-!& ( $TUUU7F+ J!C!8# < ('# ' /@ / * ( "C

y

A! 8@/9& ( * $!A ( "( -

y

V - !& ( $ E ) #% #& # * $(' / -! &( $ $! A(C(# $ /A! -

y

%! "! &# '# ( "

y

( -"#-!&( $

TUUU W6


(55)

Z[ \] ^] _` a b[ ^` c d eee f c[ g` h`] c ig

y

[b j[ a[ ^] k]` a l] l`c ` m b` a j ` l` m[ bn\[ a l`c ] l` m] hi mi j [\g ] \g ] ah l` a hi mi \` k` j[ ^` o` m` a c [ mk` g[ml`c` mb` a _` c]^ ngc [ mp`c ]

y

` ah \[ai a oibb` a g ` _q` l] b[ ^ `c k[ mc[ gik c[ g`h] ` ag [c ` mc ]cq` k[ m^] _` k bim` a h ` bk] r l` ^` \ \[ a h]bik] b[h]` k` a j[\g[ ^` o` m` as t[ l` a hb` a iaki b bm] k[ m]`

y

` a h` b` al] o` l] b` aci g

y

[bl ` ^` \j[ a[ ^]k ]` a] a]

y

` ba]c] cq`b[ ^`c deeef tuZ v[ h[m] w x` k]kioi_

y

` ah _ `c ] ^ cb` ^` b[ \` \j i` a \[ ah[ \ib`b` a j[ al`j` ka`

y

k[ m\`c ib l ` ^` \ b` k[ hnm]m[ a l` _s u[c b]j i a l[ \]b]` ay j [ a[ ^] k] ` b` a k[ k` j ` b` a \[ ah]bikc [ m k` b` a c[ ^imi_ c ]cq` b[ ^`c d eee f i akib \[a h]bik] j[ ^`bc` a` ` ak[ba]bl[g ` k` bk]rs

z{ |

em

p

}~}

n

€}

k

tu



en

e

liti

}‚ ƒs „[ \j ` kZ[ a[ ^]k] ` a

„[\j ` k

j[ a[ ^] k]` a ]a] l]

tuZ v[h[m] w x` k]kioi_

y

`a h g[m` ^` \` k l] x^ s …`

y

` x` k] m` h` † ti \g[ my ‡[ ˆ` \` k` a x` k]kioi_y ‡`g ij ` k[ a u` o` ^[ ahb`y x``

w

f` m` ks

ws ‰` b kiZ[ a[ ^] k]` a

Z[ a[ ^]k] ` a ] a ] l] ^` bc` a` b` a j ` l ` gi^` a

vnp[ \g[m

c ` \j `] l [ ah` a gi^` a Š[ c[ \g [ mwYƒ‹s

Œ{ Ž

e

l



e

n

e

liti

} ‚ Š` ^` \

j[ a[ ^] k]` a ]a]y j [ a[ ^]k] \[ ahhia`b` a m` aˆ` ah` a j [ a[ ^]k] ` a k]al` b` a b[ ^` c ` ah

y

l]b[\g` ahb` a n^[ _ ‡[ \\]c l` a „` hh` mks ` \

z

` _ fs a ny l bbs ‘wYƒƒ’ “” • \[ a

y

` k` b` a \nl[ ^

y

` ah l]b[ \ib`b`a n^[ _ ‡[ \\] c – uˆ„` hh`mk


(56)

— ˜

™ š› š œ š žšŸ 

y

š ¡ ¢ £¤™š ™¢ £š ¥šŸ ¦™ ¢ £š ¥ š Ÿ šŸ š ¤ ¤ Ÿšž š ¦¤   Ÿ šž š  › ¢ ¥š  § š Ÿ¤ ™¢ £š ¥šŸŸ¢ £›ž£ž› š £ž¢ ¨™šŸ©¨™ © ¢  ªš ž Ÿ¤

y

™ ¢ £¢   « š š š  ªŸž  › š š  ª™ ¢ ¥š ¨š Ÿš  ª › š  £¢¬­¢ §ž® ¯¢§ šž  °± ² ¨©› ¢­ ²¢ ¨¨ž§ ›š  ³«±š ¥¥š£Ÿ ›ž¥š ¨¡ š£ š  §¢ ¡š ¥šž ¡¢ £ž¤Ÿ

:

´ š¨¡š£µ®³©›¢­°¢ ¢­ž Ÿž š ±ž  ›š š ²¢­š§²¢ ¨¨ž§›š ³«®±š ¥¥š £Ÿ ¶· ¸

e

n

¹ º»º¼

in

½º

k

º»

˜® °£š±ž  ›š š 

¾¢ ¡¢­¤¨¨¢­š ¤š £¢ « š  šŸž  ›š š ª™ ¢  ¢­ž Ÿž¨¢­š ¤ š ¡¢ ¡¢£š™ š ­š ¥šœ™£šŸž  ›š  š 

y

š ¥š  š ¨¢  ›¤¤ ¥™ ¢­š § š  šš Ÿž  › š š š ¥š £› š™š Ÿ ¨¢ ¥¢ Ÿ šœ¤ ž©  ›ž §žš

w

š­

™¢§ ¢ £Ÿš

§¢ ¡¢­¤¨

›ž¡¢ £žŸž  ›š š ª§¢ œž  ¥ ¥š

¡ ¢ £¿ š­š   ­š  « š£›š §¢§ ¤ šž› ¢ ¥š Ÿ¤¿ ¤ š 

y

š ¥› žž  ¥ž  š ®À›š™¤  ­š ¥ šœ ¦­š ¥šœ Ÿ¢ £§¢ ¡¤ Ÿš›š­šœÁ

š® °¢ ¢­žŸž ¨¢­š ¤š 

w

š

w

š «š £š › ¢ ¥š  ¥¤ £¤Â² › š  ¡¢ ¡¢ £š™š¥¤£¤ ¨š Ÿš ™ ¢­š¿š£š  ¤ Ÿ¤ ¨¢ ¥ž › ¢ Ÿž¬žš§ž ¨š§ š­šœ

y

š ¥ Ÿ¢ £¿š› ž ™ š› š § ž§ à š ›ž § ¢ ©­šœ¨¢ ¥¢ šž™¢ £ ¨š § š­šœ š ¢ ¨š ¨™ ¤š §ž §Ã š› š­š ¨¨¢ ¥¢ ¨¤š š  ™ ¢  › š™šŸ®


(1)

~€‚ ƒ„ ……

.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI I PAGELARANTAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 63

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Somagede melalui Teknik Clustering dengan Media Foto Jurnalistik

1 13 186

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT (DEBAT PENDAPAT) Peningkatan Kemampuan Berdiskusi IPS Melalui Penerapan Strategi Point Counterpoint (Debat Pendapat) Pada Siswa Kelas IV S

0 1 15

KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Penelitian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015).

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA MELALUI METODE DEBAT AKTIF SISWA KELAS VIII D SMP N 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

2 6 267

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAH MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 1 232

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Listening Team terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa di SMP Negeri 2 Prembun (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Prembun Tahun Ajaran 2016/2017) - UNS Institutional Repository

0 0 18

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUKOHARJO - UNS Institutional Repository

0 0 18