PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT
MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Tia Fatimah
NIM 11104241005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
MOTTO
Jangan pernah lelah karena Allah selalu menyemangati dengan Hayya„alal
Falah, bahwa jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah
(6)
PERSEMBAHAN
Persembahan karyaku sebagai tanda kasihku kepada:
Mamah dan Appa tercinta atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan,
dan doa yang selalu dipanjatkan, semoga Allah selalu memberikan
perlindungan dan kebahagian untuk kedua orang tuaku ini.
Keluarga besar Alm. Bpk. Rali dan Ma Kinah serta keluarga besar Alm. Ni
Ocoh yang
selalu mendo‟akan dan mendukung tanpa henti
.
Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
(7)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT
MELALUI TEKNIK DEBAT AKTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT
Oleh
Tia Fatimah
NIM 11104241005
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan
pendapat melalui teknik debat aktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh
Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (
action research
) yang
dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan model Kemmis & McTaggart, setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh yang
memiliki kemampuan mengemukakan pendapat rendah berdasarkan hasil
pre-test
.
Pelaksanaan teknik debat aktif ini dilakukan dalam 2 siklus dimana pada siklus I
dilakukan 3 kali pertemuan dan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan skala Likert,
observasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah skala kemampuan
memngemukakan pendapat, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Uji
validitas yang digunakan adalah validitas konstruk
dengan analisis
Product
Moment
menggunakan bantuan program
SPSS
for Windows versi 16.0
batas
kriteria koefesien validitas yang digunakan peneliti adalah 0.25. Sedangkan uji
reliabilitas instrumen menggunakan
Alpha Cronbach
dan diperoleh nilai
reliabilitas sebesar 0,862. Analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik debat aktif dapat meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh
Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Keberhasilan penelitian ditunjukan dengan
adanya peningkatan skor rata-rata kemampuan mengemukakan pendapat siswa
pada
pre test
sebesar 87.23, pada
post test
siklus
I meningkat menjadi
136 dengan
prosentase peningkatan sebesar 25.48%, dan pada
post test
siklus II menjadi
151.77 dengan prosentase peningkatan sebesar 33.62%. Hasil tersebut juga
diperkuat dengan dengan observasi dan wawancara yang menunjukan adanya
peningkatan
kemampuan
mengemukakan
pendapat.
Siswa
mampu
mengemukakan pendapat dengan baik, siswa terlihat percaya diri ketika
mengemukakan pendapat, dan siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan
benar ketika mengemukakan pendapat.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ini
dengan baik sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah menerima dan
menyetujui judul penelitian ini.
4.
Bapak Sugiyatno, M. Pd. Sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan
kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi, dan dorongan yang tiada
henti-hentinya.
5.
Bapak Dr. Muh. Farozin, M.Pd selaku penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan motivasi dalam penyelesaian studi.
6.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama masa studi penulis.
7.
Mamah dan Appa tercinta yang dengan tulus ikhlas memberikan kasih sayang
dan cinta serta memberikan dukungan secara moril maupun materiil sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8.
Bapak Dedi, M.Pd kepala sekolah SMP Negeri 2 Jatitujuh yang telah
memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian di
SMP Negeri 2 Jatitujuh.
9.
Guru BK SMP Negeri 2 Jatitujuh yang telah banyak membantu pelaksanaan
(9)
(10)
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
... i
HALAMAN PERSETUJUAN
... ii
HALAMAN PERNYATAAN
... iii
HALAMAN PENGESAHAN
………... iv
MOTTO
... v
PERSEMBAHAN
... vi
ABSTRAK
... vii
KATA PENGANTAR
... viii
DAFTAR ISI
... x
DAFTAR TABEL
... xiii
DAFTAR GAMBAR
... xiv
DAFTAR LAMPIRAN
... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 9
C.
Batasan Masalah... 10
D.
Rumusan Masalah ... 10
E.
Tujuan Penelitian ... 10
F.
Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 12
1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 12
2. Macam-Macam Pendapat ... 15
3. Aspek-Aspek dalam Mengemukakan Pendapat ... 17
4. Karakteristik Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 17
(11)
B.
Debat Aktif ... 20
1.
Pengertian Debat Aktif ... 20
2.
Macam-Macam Bentuk Debat ... 21
3.
Tujuan Teknik Debat Aktif ... 22
4.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Teknik Debat A
ktif……….. ..23
5.
Kelebihan dan Kek
urangan Debat Aktif………….…………..26
6.
Manfaat Te
knik Debat Aktif……….28
C.
Kajian t
entang Remaja………
.29
1.
Pengertian Remaja………..29
2.
Keadaan Emosi Remaja………..29
3.
Perkembangan Sosial Remaja……….31
4.
Perkembangan Kognitif Remaja………
...32
D.
Kerangka Pikir
... 34
E.
Hipotesis
Tindakan………...38
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian ... 39
B.
Subjek Penelitian ... 39
C.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
D.
Model Penelitian ... 40
E.
Rencana Tindakan ... 41
F.
Metode Pengumpulan Data ... 47
G.
Instrumen Penelitian... 50
H.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 57
I.
Teknis Analisis Data ... 59
J.
Kriterian Keberhasilan ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62
1.
Lokasi Penelitian ... 62
(12)
B.
Deskripsi Data Studi Awal Subjek Penelitian ... 63
C.
Deskripsi Awal dan Pra Tindakan ... 65
D.
Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan ... 66
1.
Siklus I ... 66
2.
Siklus II ... 97
E.
Pembahasan ... 120
F.
Keterbatasan Penelitian ... 129
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
A.
Kesimpulan ... 130
B.
Saran ... 130
Daftar Pustaka ... 131
(13)
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1.
Kisi-Kisi Skala
Kemampuan Mengemukakan Pendapat……...
51
Tabel 2.
Kategori Penskoran Skala Kemampuan Mengemukakan
Pendapat
………..
54
Tabel 3.
Kisi-
kisi Pedoman Wawancara………
55
Tabel 4.
Kisi-Kisi Pedoman Observasi
Aktivitas Siswa………...
.
56
Tabel 5.
Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Guru BK
………
...
…
...
56
Tabel 6.
Kategorisasi Kemampuan Mengemukakan Pendapat.
…………
61
Tabel 7.
Rincian Waktu Penelitian………
..
………..
63
Tabel 8.
Hasil
Pre-Test
Kelas VIII B
………
64
Tabel 9.
Data Subyek Penelitian………
65
Tabel 10. Hasil
Post-Test
Siklus I
………..
85
Tabel 11. Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-
Test Siklus I………….
94
Tabel 12. Hasil
Post-Test
Siklus II……….
111
Tabel 13. Perbandingan Hasil Pre-Test, Post-Test Siklus I dan Post-Test
Siklus II………
117
(14)
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.
Posisi Tempat Duduk Teknik Debat Aktif………..
27
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart..
39
Gambar 3. Grafik Perbandingan Skor Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan
Post-Test Siklus II
………
118
Gambar 4. Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pre-Test, Post-Test
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1.
Skala
Uji Coba………
137
Lampiran 2.
Hasil Uji Coba Instrumen………
...
145
Lampiran 3.
Rekapitulasi Item Sahih dan Gugur
149
Lampiran 4.
Skala
Penelitian………...
.
154
Lampiran 5.
Data Hasil Penelitian
……….
160
Lampiran 6.
Satuan Layanan………...
...
165
Lampiran 7.
Hasil Wawancara
………...
196
Lampiran 8.
Hasil Observasi
………
...
205
Lampiran 9.
Peraturan Debat Aktif………
219
Lampiran 10.
Dokumentasi………
.
221
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa yang menjembatani periode kehidupan anak
menuju dewasa. Periode perkembangan remaja menurut Santrock (2007: 20)
adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal,
berlangsung dari usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai
dengan usia 22 tahun. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada
upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha
untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
Perkembangan pada masa remaja ditandai dengan pencarian identitas dan
kebebasan untuk menemukan jati dirinya. Para ahli psikologi memandang
bahwa pembentukan identitas atau jati diri merupakan tugas perkembangan
utama bagi remaja. Erikson (dalam Syamsu Yusuf, 2004:71) berpendapat
bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identitas diri. Pada masa
tersebut remaja memperoleh kesadaran yang jelas tentang perilaku yang
diharapkan masyarakat pada dirinya.
Pembentukan
identitas
remaja
untuk
mempersiapkan
dirinya
membentuk jati diri merupakan kontribusi dari pengalaman hidup remaja itu
sendiri, karena melalui pergaulan sosial di masyarakat remaja memperoleh
pengalaman yang bermakna bagi dirinya khususnya di dalam mengembangkan
kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dalam pergaulan
sosial selain di lingkungan masyarakat juga terjadi di lingkungan sekolah yang
(17)
dapat mempengaruhi pembentukan jati diri remaja. Kontribusi remaja sebagai
hasil dari pembentukan identitas di lingkungan sekolah yaitu dengan
keberanian mengemukakan pendapat di dalam kelas.
Masa remaja yang dimulai dari usia 12 tahun hingga usia 14 tahun yang
lebih dikenal dengan masa remaja awal, dalam masa tersebut pada umumnya
anak berada pada usia sekolah berjenjang tingkat menengah pertama atau
SMP. Blum dan Balinsky (dalam Bimo Walgito, 2010:28) berpendapat bahwa
masalah yang dihadapi oleh anak sesuai dengan perkembangannya salah
satunya adalah sampai anak mencapai umur kurang lebih 14 tahun, persoalan
yang sering muncul selalu berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran.
Pengertian tersebut berarti permasalahan yang banyak muncul dalam diri
remaja adalah persoalan yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran
khususnya dalam pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan keberanian
mengemukakan pendapat atau persoalan di kelas. Hal tersebut menjadikan
hambatan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Ferdiana dkk,
(2014: 4) menyebutkan bahwa keterlibatan siswa yang kurang berinteraksi dan
kurang berkomunikasi baik dengan sesama siswa maupun dengan guru selama
proses pembelajaran memberikan dampak negatif terhadap motivasi siswa
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Berani tampil mengemukakan pendapat seharusnya dilakukan oleh
siswa SMP sebagai bentuk pencapaian perkembangan kognitif pada masa
remaja awal. Piaget (dalam Santrock, 2007:245) mengemukakan bahwa
terdapat empat tahap perkembangan kognitif pada masa remaja awal yaitu
(18)
sensorimotor, praoperasional, operasional konkret dan operasional formal.
Siswa SMP berada pada tahap perkembangan kognitif operasional formal
karena rentang usia tahap tersebut berada diantara usia 11 tahun hingga 15
tahun. Tahap perkembangan kognitif operasional formal, siswa mampu
berpikir logis dan abstrak mengenai kejadian-kejadian atau
pengalaman-pengalaman yang kon-kret, sebagai bagian dari kemampuan berpikir abstrak.
Saat menyelesaikan suatu permasalahan pada tahap kognitif operasional
formal, siswa akan berpikir lebih sistematis dan menggunakan pemikiran
logis. Kualitas abstraksi pemikiran pada tingkat tersebut terlihat jelas dalam
kemampuan anak menyelesaikan masalah verbal, artinya siswa mampu
menyelesaikan permasalahan melalui presentasi verbal yaitu dengan
menggunakan kalimat atau pendapat. Hal tersebut ditunjukkan pada
keberaniannya di dalam mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran di
kelas.
Keberanian mengemukakan pendapat memang bukanlah sesuatu yang
mudah, sebab untuk bisa mengungkapkan pendapat yang dipahami dan
dimengerti oleh orang lain, seseorang harus bisa menghubungkan berbagai ide
yang dimilikinya agar dapat membangun suatu pemahaman dan penyampaian
yang baik dan menarik. Selain itu, untuk dapat mengemukakan pendapat
dengan baik, seseorang harus memiliki suatu kemampuan mengemukakan
pendapat. Henrika Dewi Anindawati (2013: 4) mengungkapkan bahwa
kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan menyampaikan
(19)
gagasan atau pikiran secara lisan yang logis, tanpa memaksakan kehendak
sendiri serta menggunakan bahasa yang baik.
Kemampuan mengemukakan pendapat merupakan salah satu modal
yang harus dikuasai oleh siswa agar siswa mampu menyampaikan gagasan
dan pikirannya terhadap hal-hal yang dipelajari (Henrika Dewi Anindawati,
2013: 4). Kemampuan mengemukakan pendapat yang dikuasai siswa
diharapkan akan membantu memperoleh hasil belajar yang optimal. Apabila
siswa tidak memiliki kemampuan mengemukakan pendapat, dikhawatirkan
siswa akan mengalami berbagai gangguan dan hambatan dalam mencapai
keberhasilan belajarnya. Hal tersebut dapat dianggap sebagai suatu hambatan
bagi siswa untuk berhasil dalam belajar karena kemampuan mengemukakan
pendapat akan menunjukkan kemampuannya dalam berpikir.
Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa siswa SMP yang
berani tampil untuk mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran
masih sangat sedikit. Permasalahan sedikitnya siswa yang mampu untuk
mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran salah satunya dialami
oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka Jawa
Barat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas VIII B pada saat
proses pembelajaran, terlihat banyak siswa yang belum mampu berpendapat
secara formal di dalam kelas. Siswa cenderung pasif dan kurang berminat
untuk mengemukakan pendapat tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru
baik dalam bentuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Proses
pembelajaran yang seharusnya terdapat interaksi dua arah menjadi interaksi
(20)
satu arah saja karena banyak siswa yang terkesan kurang berminat atau pasif
dalam menerima pelajaran dari guru.
Fakta lainnya diperoleh dari dari hasil wawancara dengan beberapa
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh. Dari wawancara yang telah
dilakukan, sebagian besar siswa mengaku bahwa dirinya jarang
mengungkapkan pendapat karena menurut siswa mendengarkan penjelasan
dari guru saja sudah cukup sehingga sebagian besar siswa menganggap
mengemukakan pendapat di dalam kelas merupakan hal yang tidak perlu
untuk dilakukan. Selain itu, terdapat beberapa siswa yang mengungkapkan
bahwa dirinya takut menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga dirinya
memilih untuk diam saja dan juga siswa tidak tahu apa yang harus
disampaikan ketika diminta untuk mengemukakan pendapat.
Selain informasi yang diperoleh dari siswa, informasi lain juga
diperoleh dari hasil wawancara dengan guru BK dan guru mata pelajaran yang
mengampu kelas VIII. Dari keterangan yang diasampaikan oleh guru BK dan
beberapa guru mata pelajaran yang mengampu kelas VIII, diketahui bahwa
memang sebagian besar siswa kurang begitu aktif ketika kegiatan
pembelajaran baik dalam hal bertanya maupun mengemukakan pendapat.
Menurut keterangan yang diasampaikan oleh guru BK sebagian besar guru di
SMP Negeri 2 Jatitujuh dalam kegiatan pembelajaran masih menggunakan
metode ceramah sehingga hal tersebut kurang memicu siswa untuk dapat aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
(21)
Vygotsky (dalam Martinis Yamin, 2008: 66) memandang bahwa
perkembangan berpikir terjadi karena adanya perkembangan dialog yang
kooperatif antara anak dengan anggota masyarakat yang memiliki
pengetahuan lebih. Pengertian tersebut dapat ditransfer di dalam pembelajaran
di kelas yaitu diharapkan dapat terjadi dialog kooperatif antara guru dengan
siswa utamanya dalam mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi hal yang sangat penting
sebab kemampuan dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat
dikelas perlu dirangsang oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk berani
berpendapat sesuai dengan pelajaran yang dihadapi. Akan tetapi, berdasarkan
keterangan yang didapat dari guru BK, sampai sejauh ini belum ada tindakan
khusus baik dari guru BK sendiri atau dari pihak sekolah yang lain untuk
mengatasi kurang aktifnya siswa dalam mengemukakan pendapat.
Teknik debat aktif merupakan kegiatan terampil menyimak dan
berbicara yang dapat memberikan keleluasaan kepada seluruh siswa untuk
mengemukakan pendapat dengan cara berfikir kritis tentang suatu masalah
dari berbagai sisi sesuai kemampuan dan pengetahuannya (Mahmudah
Wildan, 2012:5). Silberman (2014: 141) menyatakan sebuah debat aktif bisa
menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan,
terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang bertentangan
dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif
melibatkan tiap siswa di dalam kelas, tidak hanya mereka yang berdebat.
(22)
Teknik debat aktif merupakan model pembelajaran yang dimodifikasi
dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus, namun
saat ini mulai dikembangkan untuk para peserta didik di sekolah baik siswa
SMA maupun SMP, pelaku debat perlu banyak menguasai konsep atau
argumentasi yang kuat (Cahyo Purnomo, 2014: 4). Arsjad dan Mukti (1993:
37) menyatakan debat aktif merupakan latihan permulaan untuk
menumbuhkan keberanian berbicara. Lewat kegiatan debat aktif, siswa belajar
menyampaikan argumentasi tentang suatu masalah. Dalam kegiatan debat
aktif terdapat kelompok pro dan kontra. Adanya pendapat yang berbeda dari
kedua kelompok menuntut keberanian siswa untuk menanggapi dan
menyanggah pendapat yang berbeda dengan pemikiran kelompoknya
Berdasarkan penjelasan tentang teknik debat aktif di atas, maka teknik
debat aktif ini dapat menjadi metode yang dapat digunakan oleh guru BK
sebagai metode layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengemukakan pendapat. Sebab melalui teknik debat aktif ini,
setiap siswa akan dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat secara formal
di dalam kelas. Selain itu, siswa akan dituntut untuk berfikir kritis dan wajib
menyampaikan pendapatnya tentang permasalahan yang sedang dibahas.
Dalam kegiatan ini siswa akan mendapat kesempatan untuk berbicara dan
menyampaikan pendapatnya, sehingga tidak ada siswa yang hanya berdiam
diri dan sekedar menyimak jalannya debat saja. Menurut Roestiyah (1986:
148) salah satu kelebihan teknik debat aktif adalah akan terjadi pembicaraan
aktif antara pemrasaran dan penyanggah sehingga dapat membangkitkan daya
(23)
tarik untuk turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
Kemudian bila masalah yang diperdebatkan menarik, maka pembicaraan itu
mampu mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu.
Penggunaan teknik debat aktif telah terbukti efektif pada penelitian
yang telah dilakukan Andy Chandra (2014: 1) yang berjudul “Penerapan
Metode Pembelajaran Debat Aktif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa SMAN 1 Mojosari Kelas XI IPS 1”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang pada siklus 1
menunjukkan angka 71,21%, sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan
menjadi 80,30%. Dan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan,
peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari presentase ketuntasan
klasikal pada siklus I sebesar 75,67%, meningkat menjadi 87,90% pada siklus
II. Dengan demikian maka teknik debat aktif terbukti dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa SMAN 1 Mojosari kelas XI IPS 1.
Selain itu penggunaan teknik debat aktif ini juga telah terbukti berhasil
dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Penelitian yang dilakukan
oleh Casila Mulani (2014: 1) berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara
Melalui Implementasi Strategi Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Belang Wetan Klaten” menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dapat dilihat dari indikator keterampilan berbicara mengalami
peningkatan dari kondisi awal 51,72%, siklus I 79,31%, siklus II 96,55%.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal 65,5%,
(24)
siklus I meningkat menjadi 79,31%, dan siklus II 89,55%. Dengan demikian
hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa teknik debat aktif juga
dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Penelitian yang akan dikaji oleh peneliti adalah “Peningkatan Kemampuan
Mengemukakan Pendapat melalui Teknik Debat Aktif pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Jatitujuh Majalengka Jawa Barat”. Melalui penggunaan teknik
debat aktif dalam bimbingan klasikal ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, sehingga siswa dapat
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajarannya.
B. Identifikasi Masalah
1. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh terlihat belum
mampu mengemukakan pendapat secara formal di dalam kelas.
2. Siswa cenderung pasif dan kurang berminat untuk mengemukakan
pendapat pada saat proses pembelajaran.
3. Siswa beranggapan bahwa mengemukakan pendapat pada saat proses
pembelajaran merupakan hal yang tidak perlu.
4. Sebagian besar guru di SMP Negeri 2 Jatitujuh masih menggunakan
metode ceramah pada kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan
pembelajaran yang terjadi hanya satu arah dan kurang merangsang siswa
untuk mengemukakan pendapat.
(25)
5. Belum adanya tindakan atau upaya baik dari guru BK maupun pihak
sekolah yang lainnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan diatas, maka
peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu upaya untuk
meningkatkat kemampuan mengemukan pendapat melalui teknik debat aktif
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan,
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana
teknik debat aktif dapat meningkatkatkan kemampua mengemukakan
pendapat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten Majalengka
Jawa Barat?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat melalui
teknik debat aktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatitujuh kabupaten
Majalengka Jawa Barat.
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut.
(26)
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dan sebagai pembuktian bahwa teknik debat aktif dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa SMP Negeri 2 Jatitujuh
Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengemukakan
pendapat sebagai salah satu benntuk tercapainya keberhasilan belajar
siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dalam menangani permasalahan yang
dialami
oleh
siswa
yang
kaitannya
dengan
kemampuan
mengemukakan pendapat. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan referensi bagi guru bimbingan dan konseling
sebagai bahan untuk mengembangkan program layanan bimbingan
dan konseling.
(27)
BAB
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Mengemukakan Pendapat
1
P
D
D
S
A
2009:
73
74
S
S
zah B. Uno,
dkk. 2010: 62) mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang
menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif
dan/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Poerwadarminta (2007:
742) mempunyai pendapat lain tentang kemampuan yaitu mampu artinya
kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya
kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
Dari beberapa definisi tentang kemampuan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan,
(28)
D
#+ #* 0#+ 1%1 !*#* ," #% &1&2# 3# ,#$ 3 1# ($ 1 #% &!-# )#1 &"#$ " ! 4# #,#% 3#% !&#% ))" ,#% 3#+ # * * !%)1 "$1 !)1#$ #% ,!%313 1 #% 3#% ,('&!& ,!*-!+#. #(#%5#% )31+ # " #%/P
!%3# ,#$ #3#+ # 0 &"#$ " 0# &1 + 1%$!(# &1 3#% ,!*1 1 (#% *#%" &1 # $ !%$ #%) &" #$" 0#+ 5#%) !*"31 #% 31%5#$# #% #$#" 31! & ,(!&1 #% 6S
# &$(',' !$('S
#%$'& '71990: 41
8/P
!%3 #,#$ #3#+# 0 &" #$ " 0# &1+ , !*1 1(#% *#%" &1# 5#% ) 31 ! &, (!&1 #% #$ #" 31"%) # , #% 3!%)#% #$ #9 #$# & !-# )#1 &"#$" (!&,'% 3 #+# * *!%#% ))#,1 &" #$" ,!(*#&#+# 0#% 6: !% (1 #D
!21A
%1 %3# 2#$1 72013: 11
8/T
'* * 5S
" ,(# ,$ ' 62011: 11
8 *!%)!*" # #% -# 02# ',1% 1 #$#" , !%3 # ,#$ *!(" ,# #% & !-" # 0 # $"#+1&#&1 5# % ) $ !+ #0 31 ! & ,(!&1 #% #$#" 31 %5#$# #% &!4#(# ; !(-#+ *#" ,"% % '% ;! (-#+ -#1 *!+ #+ "1 ,!(1 +# "7 -# 0#& # $"-" 07(#"$ *" #7&1 * -'+9&1*-'+$!($"+ 1 &7,# #1 #% 5#%) 31 !% # #% 3#% $ #% 3 # 9$#%3# +#1% * !+ #+ "1 (!<!(!%&1 7 %1+#19%1+ #1 7 &1 # ,7 ,#%3#% )#% 3#% & !-# )#1 %5#/ =!%" ("$C
"$ +1, 3#%C
!%$ !( 63 #+# *T
'**5S
" ,(# ,$ '72011: 44
8-#02#',1 %1#$#",!%3#,#$* !(" ,# #% !4 !%3!("% )#% "%$ " *!*-!(1 #% (!& , '% $!(0#3 # , &"#$ " *# &#+#0 3#% *# &1 0 #3 # 3 #+ # * 31 (1&!& !' (#% )/S
!3#%) #%P
# ( !(#61987: 185
8*!%.!+# & #% -# 02#*!% )!*" # #% ,!%3# ,#$ #3#+ # 0 !*#* ,"#% *!%)"$# (# #% , !%3#,#$ *!*, !()"% # # % -# 0# &# 3 !% )#% -#1 7 $ !,#$ 3#% & ! &# *# 3#% !*# *,"#% *!%)"$#(# #% ,!%3# ,#$ &! 4# (# #%#+ 1$ 1 &7 + ')1 &7 3#% (!#$1</E
#P
" &,1 $# 62014: 4
8 *!%)"% ) # , #% -# 0 2# *!%) !*" # #% , !%3# ,#$ #3#+# 0 &" #$"(29)
>?@ ?ABCDE FBG HB GI JECEFE>E K F?L M ?M?KAB GI N G@N > JBDB@ C ?GINMN F >B GO C?GIB GPNA>B G B@BN C ?GIB GPN >BG D?M B G Q?AND B E ME DE >E AB G C?FBFNE QBLBM B FE M BG NG@N > JBDB@C ?AN G JEGI>B G B@BNC ?GJE M>NME>B G M?M NB@N RS?QE L FB GPN@ C?GNAN@ T ?FE T B GJKGK U
2015:1
V C?GI ?CN>B>B G D?GJBDB@ DBJ B LB >E >B@ GHB Q?AB A@EC?G HB CDBE >B GIB IBMB GB@ BN DE>EABGM ?WBA BFKIEMM ?MNBE J?GIB G >K G@?>MRD
BFB C LB F E GE @ ?AME AB@ LNQN GIB G B G@BA B KAB GI HB GI C?G HB CD BE>BG I BIBMB G J?GIB G KA B GI HB GI JEB PB > Q ?A >K CN GE >BM E C?GI ?GBED ?AMKBFB GHBGI M?JBG IJEQBLBM RD
BAE Q ?Q?ABD B D?GI?A@EB G JEB@BM JBD B@ JEM E CDN F>B G QBLXB C?GI ?CN >B>B G D?G JBDB@ B JB FBL M NB@NQ?G@ N > D ? GI?>M D A?M EB G DE>EA B G JB G D ?ABM B BG JB AE LBM EF E G@ ?AB >ME HB GI JEN@ BAB >BG M ?WB AB FEM B G J ?G IB G C?GIIN GB >B G QBL BM B HB GI QBE>O @ ?DB@ JB G M? >M BCB M ?A@B C?AN DB>B G A ?M DK G@?ALB JBDM NB@ NCB M B FBLHB G IBJBJB FB CJEAEM?M?KAB GIRB
?A JBM BA >BG D ?G?I ?A@EB G >?CB CDNB G JB G D ?GI ?A@EB G C?GI ?CN >B>B G D ?GJBDB @ HB GI@ ?FBL JEP?FBM>BG JE B@BMOCB >B JB DB@ JE@ BAE> >?M E CDNFB G QBLXB > ?CB CDN BG C?GI ?CN>B>B G D?GJBD B@ B JB FB L >?M BGIINDB GO >?W B>BDB G JBG > ?>NB@B G M ?M?K AB GI JB FB C C?GI ?>M DA?M E >B G DE >EABG JBG D?ABMBB GGHB M?WBAB FE M BG J?GI BG C ? GIIN GB >B G Q BLBM B HB GI QBE >O @ ?DB@O JB G M ?>M B CB M?A@ B C?AND B >B G >?WB >BDB G M?M ?KA B GI JB FBC C?A ?MDK GM N B@N CBM BFBLRS
?LE GIIBJB FB CLB FE GE>?CBCDNB G M EM XB JB FBC C?GI ?CN >B>B G D?GJBD B@ JBDB@ JE B A@ E >B G M?Q B IBE > ?M B GIIND B G M EM XB JB FB C C ?GI?>M DA?ME>B G DE >E AB G JB G D ?ABM BBGGHB M?WB AB FEM B G J?GIB G(30)
YZ[\\][ ^_^[ `^a ^b ^ c^ [\ `^d _ef Zg^fh^[bZ _b^ Y ^bZif ^ _Zj ^_^g^[ bd b k ^ h^l ^YY ZiZbgm [gimbZbg ZY` Zl^n ^i ^[c^[ \hdl^_] _^[o
2
o p^j^Yqp^ j^YP
Z[h^g ^ fpZ[\ZY ]_^_^[ gZ[h^g ^f Y Zi]g^_ ^[ b]^f] _ Z`]f]a ^[ b Zb Zmi^[ \ ][f ]_ h^g^f YZ[\Z_b gi Zb d _^[ gZi^b^ ^[ h^[ gZY d _d i^ [[ c^ _Zg^h ^ m i^[ \ l ^d[opZ[\ZY]_^_^[ gZ [h^g^f Y Zi]g^_^[ b]^f ] ` Z[ f]_ _m Y][d _^bd c^ [ \ hdl^_]_^[ mlZa bZb Zmi^[\ _Zg ^h^ mi^[ \ l^d[o rZ[d b gZ[h^g^f ^h^ ` ZiY ^j^Yq Y^j ^Ye
S
^bfim gm ZfimS
^[fmb m s1990: 1
t YZ[c^f^_ ^[ ` ^a k^ Y^j^YqY ^j^Y g Z[h^g^ f h^l ^Y _Zad h ]g ^[ bZa^idqa ^id ^h^l^a b Z`^ \^d ` Zid_]f:
^o
P
Z[h^g^f gZibZmi^[ \^ [ud[hd vdh] ^h^l ^a gZ[h^g^f c^[ \ hd _ ZY ]_^_^[ mlZa bZb Zmi ^[ \ bZj^i^ fZi` ] _ ^ hdY]_^ mi^[\ l ^d [ c^[\ bZh^[\ ` Zi^h ^ h ^l^Y _Zlm Y gm _e ` ^d_ wmi Y^l Y^]g][ d [wmi Y^l o` o
P
Z[h^g^f gid ` ^hd ^h ^l ^a gZ[ h ^g ^f c^ [ \ hd_ZY] _^_^[ mlZa bZbZmi ^[\ _Zg ^h ^ mi ^[ \ l ^d [ c^[ \ YZYg][c^d a ]` ][\^[ c^[ \ hZ_^fhZ[ \^[[ c^^f ^]c^[ \hd gZi j^ c^d [ c^ ojo
P
Z[h^g^f _Zlm Ygm _ ^h ^l ^a gZ[h^g ^f c^[\ hd_ZY]_^_^[ ml Za bZ_ Zl m Ygm _ mi^[ \ Y Zl ^l]d n ]i] `d j^i^[c^ s _ Zf] ^ _Zl m Ygm _ ^f ^] mi ^[\l^d [toho
P
Z[h^g^f _m [bZ[b]b ^ h^l^a gZ[ h ^g^f c^[ \ hda ^b dl_^[ h^id _ZbZg^_^f ^[hd^[f^i ^^[ \\m f ^_ Zl m Ygm _o(31)
xy
P
xz{ |} |~ | |{ | | } xz{ |} |~ |z { | |z { | |~ |z|zyy
P
xz{ |} |~ z ~ ||{ | |} xz{ |} |~x } |z ~ xx{ || |~ | | ||~yy
P
xz{ |} |~ | ~| |{ | | x | |z {| }xz { |} |~ z ~ |yP
xz{ |} |~ x }~ x x |{ | | |~| | | |~ yy
P
xz{ |} |~ xz ~ }x ~ z |z |z | |{ || } xz{ |} |~ |z { {| | |zx} |{ |}x ~ z|z||yy
P
xz{ |} |~ | || |{|| } xz{ |}|~ |z { ~x | |~ | { ~| x| | x xz~| xaudience
yy
P
xz{ |} |~ } |{ || x |~ |z } xz{ |} |~ |z ~ { | xx } |z |z x } x|| }z~|z {|z x |||zissue
|z z~ x |y
P
xz{ |} |~ |{ || } xz { |} |~ |z { | |z x x || } xz }|z}xz{|}|~~ xz~ |z |~issue
yy
P
xz{ |} |~ | | | |{|| } xz { |}|~ |z { } x x {| | | |z | |z yy
P
xz{ |} |~ | || |{ || }xz{ |}|~ |z { | |z { | | |||~|} xz{z |z~ xz~|z |~issue
yzy
P
xz{ |} |~ xx} ||~|z |{ | | }xz{ |}|~ |z { x} | |~ x xx }|z |z x | | |~ issue
~ x~xz~yD
| | || | } xz{ |} |~ |z ~x| { x | |z { |~ | | | xz }xz{ |} |~ |z{ | { { || } xz x~|z z |{ | | } xz{ |}|~(32)
¡ ¢£ ¢¤ ¥ ¡ ¢ ¤¦ ¡ ££ £ £ ¡¡ ¤§ ¨ ¤© ¡ ¡ ¡ ¢ £¡¢ ¨ ª£ ¢ ¢ £¡ ¢ «
3
«A
¡¬A
¡ ¢£ £ ¡¡® ¤R
S
§¤ ¯2009: 21
°£ ¡ ¡© ¦¥ ¡¬ ¡§ ¦ ¦¤ ¡ ¢ £ ££ ¡¡ ¤ ¨ ©© ©¤ ± ¥ ©§ ¤ ²1
°P
¤§ ¦ ¤ £¤ § ¡ ¤ £ ¡ ¡¢ ³ ¦ ¤¡£© ¤«2
°P
¤ ¦¡§ £ ¥¡ ¢ ¡ ¤ ©§¡ ³ ¦ £ £©£ ª ¤© ¡ ¦ © £ «3
°P
¤§ ¡ £ ¡ ¡ ¢£ ¡ ¡ ¤ § © ¢¡ ³ ¦ ¤¡£¢ ¦ ¡ £«4
°Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan,
sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik.
5) Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untuk
mengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan
4. Karakteristik Kemampuan Mengemukakan Pendapat
Ospedi Barus (2013: 4) mengungkapkan bahwa seseorang dapat
dikatakan mampu mengemukakan pendapatnya secara jelas tentunya
memiliki karakteristik tertentu.
Untuk itulah perlu ditetapkannya
karakteristik kemampuan mengemukakan pendapat dalam berbicara.
Adapun karakteristik tersebut menurut Ospedi antara lain sebagai berikut:
(33)
1
´P
µ¶· ¸¹ ¸º»¸¶ ¼·½ ¾º¸¿ ¸À ¸¶Á µÂ ¸ÃÄ ¸À à ¾·¶»¸· ¸¶·¸¹¸º·½Äµ¼µ¿º½ Å2
´T
½ · ¸À¸· ¸¾¶ à ¾¿Àµ¿¸¼¾ Æ¿ ¸¼¾ ¸¶· ¸Â ¸Ä¹µ¶»¸Ä ¹ ¸½¸¶¶»¸Å3
´ ¶º Ƕ ¸Ã½ ¶»¸Ã ¾¸ ¿¸¶»¸ºµ¼ ¸Ã Å4
´D
¸¹ ¸º·½ ¹ µ¿À ¾ ¸º· µ¶¼¸¶ÈǶº ÇÉ· ¸¶Ê¸Àº¸ÅS
½ º½R
ÇĽ ·½»¸º ¾¶ Ë2012: 13
´ Á ¾¼ ¸ ĵ¶»µÌ¾º À¸¶ Ì¸É Í ¸ ¸· ¸ µÄ ¹¸º À ¸¿¸Àºµ¿½Ãº ½À· ¸Â ¸ÄÄ µ¶¼ µÄ ¾À ¸À ¸¶¹ µ¶·¸¹ ¸º θ¶º¸ ¿¸Â ¸½¶ Ï1
´ Ð µÁµÂ¸Ã ¸¶¹µ¶ ¼¾¶ ¼À ¸¹ ¸¶¹ µ¶· ¸¹ ¸ºÅ2
´ Ñ ¸Ä¹ ¾Äµ¶¼ÀÇľ¶½À¸Ã ½ À ¸¶¹µ¶· ¸¹ ¸ºÅ3
´ Òý¼¸¼ ¸Ã ¸¶»¸¶ ¼·½ à ¸Ä ¹ ¸½À ¸¶4
´ Ð µ¿¾¶º ¾º¸¶½· µ/gagasan
Sedangkan karakteristik mengemukakan pendapat menurut Parera
(1987: 185) ada tiga yaitu secara analitis, logis, dan kreatif.
1) Mengemukakan pendapat secara analitis berarti dapat mengemukakan
pendapat secara sistematik dan teratur. Untuk dapat mengemukakan
pendapat secara analitis diperlukan pendalaman masalah, diperlukan
kebiasaan untuk mengemukakan pendapat secara langsung dan tidak
berbelit-belit, akan tetapi setiap masalah dianalisis secara terperinci
satu persatu.
2) Mengemukakan pendapat secara logis berarti mengemukakan pendapat
secara masuk akal.
3) Mengemukakan pendapat secara kreatif. Berpikir kreatif ini ada
berbagai macam bentuknya. Kriteria pemikiran kreatif yaitu: (1) Hasil
(34)
ÓÔÕ Ö× ÖØÙÚ ÙÛÙÜ ÙÝ ÞÔÞßÙàß áÙÚâ ã ÙØßä å
2
æP
Ö× ÖØÙÚÚ áÙ àÖÛÙ× × çÚ èÔÚÞÖçÚ ÙÜ; (3) Mengandung motivasi yang tinggi.
Dari beberapa karakteristik kemampuan mengemukakan pendapat
diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik kemampuan
mengemukakan pendapat yaitu kejelasan pendapat yang disampaikan,
mampu mengkomunikasikan pendapat, tidak ada keraguan dalam
penyampaian, inotasi suara yang jelas, dan keruntutan ide dan gagasan.
5. Manfaat Kemampuan Mengemukakan Pendapat
Nita Maretna Sari (2013: 11) mengungkapkan bahwa kemampuan
mengemukakan pendapat dapat melatih siswa untuk menjadi pribadi yang
berani tanpa harus menerima akan sesuatu baik itu benar atau salah. Siswa
mampu menolak atau menyanggah tentang apa yang ia dapatkan apabila
tidak sama dengan apa yang ia pikirkan. Siswa dapat mengembangkan
kemampuan pendapatnya melalui cara-cara yang baik dan bertanggung
jawab agar tidak meninggalkan kesan buruk bagi orang lain.
Sedangkan Bagustakwin (dalam Rina Maretna Sari, 2009: 23)
mengungkapkan bahwa manfaat mengemukakan pendapat adalah (1) bisa
mengetahui maksud sebenarnya dari informasi yang diterimanya itu; (2)
terdorong untuk melakukan proses dialog setiap kali akan mengambil
tindakan baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain; (3)
meningkatkan keterbukaan pikirannya; (4) memberikan umpan balik
kepada pendapat orang lain.
(35)
B
éêë ìíìêî ìï ðéïëì ðìñ ë òìñ ìí óìîì ëìðìñ ë òí òó ðôõîì ï öì ÷øì óì ïùììñ ëìê ò î éóì ó ðôìï ó éïúéóôîìî ìï ðéïëìðìñ ìëìõ ì ÷ ëì ðìñ ó éõ ìñò÷ í òí øì óéïûìë ò ðê òöìë ò üì ïú öéêì ïòý ó éï úéñ ì÷ô ò òïùþêóì íò üì ïú ë òñéê òóì ý óéïëþêþ ïú ô ïñôî í éõìõô öéêë òìõ þ ú ëìõìó ó éïú ìó öòõ î éðôñôíìïý óéïò ïúîìñ î ì ï î éñ éê öôîì ìï ðòî òêìï ëì ï óéó öéê òîì ï ô ó ðìï öìõ òî î éðìëì ðéïëì ðìñþê ìï úõ ì òïÿB.
n
D
bat Aktif
1
ÿP
éïúéêñòì ïT
éî ïòîD
éöìñA
îñ ò ùéóöôìñ ðéóö éõ ìû ìêì ï óéïûìë ò óéïìêòî ëìï í éîìõòúô í ë ì ðìñ óéïúìîñòùîìï í òí ø ì öì ïüì î í éî ìõ ò ì êì ï üì ÿ
S
ìõì÷ íìñô ì êì üì ï ú öòíì ë òúô ïìî ì ïìëìõ ì ÷ë éïúì ïñéî ïòîë éöìñìîñòùÿò í üì ó
Zaini, dkk. (2008: 38) mengemukakan bahwa metode
debat aktif adalah metode yang membantu anak didik menyalurkan ide,
gagasan dan pendapatnya. Teknik debat aktif adalah cara atau alat untuk
mencapai suatu tujuan (lebih bersifat implementatif) dalam pembelajaran
berbicara dengan menyajikan suatu tema kontroversial yang menarik agar
siswa saling mengungkapkan argumen untuk menetapkan baik tidaknya
suatu pendapat yang didukung oleh satu pihak (Hendrik Praja, 2012: 8).
Pendapat lain dikemukakan oleh Mahmudah Wildan (2012: 5) yang
mengungkapkan
active debate
merupakan kegiatan terampil menyimak
dan berbicara yang dapat memberikan keleluasaan kepada seluruh siswa
untuk mengemukakan pendapat dengan cara berfikir kritis tentang suatu
masalah dari berbagai sisi sesuai kemampuan dan pengetahuannya.
(36)
B
2
B
D
D
W
!2009: 120
"
#
$
#
D
W
!2009: 121
":
B
%D
S
D
#
P
S
#
(37)
&'
B
()* +, -(&.* ,(- +./ 0.1 *+ -(&.*A
2 (31 ,.'D
. 4.2 -(&.* 1)1 *(3-.5.* -+. 3(6+ 0.)6 &(37. -. 5.) / * (*.51 2.8 1) 692.8 1) 6 3 ( 6+ 2 ()01.5 ,.) * (2. 2 (4.4 +1 5()6+ 25 +4.) &. 7.) 8 ( :. 3. * (41*1 -.) 5 ()0+8 +8 ) .) . 36+2 ()*.8 1 0.)6 :(32 .*'P
. 3. .)66;*. ,(4; 25; , -(&.* 1)1 .-. 4.7 ; 3.)69; 3.)6 0.)6 *(34.* 17 -. 4.2 8 ()1 &(3&1:.3. ' <(3(,. &(3- (&.* -1 -(5.)8 (,(4; 25; ,= +31-.)5 +&41,+2'D
. 4.2 7. 41)1/*(,)1 ,-( &.*.. ,*1 >-.5.**(36; 4;)6, (-. 4 .2&()*+, -(&.* 1) 66318 ,. 3() . -. 4. 2 * (,)1, -(&.* . ,*1> ,(4.8 -1 &.61 2 () =. -1 ,(4; 25; , 5 3;-.),(4; 25 ; ,,; )* 3. 0.)6).)* 1)0. -. 4. 2 8 (* 1.5 ,(4; 25;, . ,.)-1*+) =+,= +3+&1:.3.+)* + ,2() 6(2 +,. ,.).36+2 (), (4; 25;,)0.'3
'T
+= +.)? (,) 1 ,@(&.*A
,*1 >W
1 ).S
.) =. 0. A2009: 154
B 2()6+)6,.5 ,.) &. 7C.8 .))0. 2(* ; -( -(&.* 2(3+5 .,.) 2(*;- ( 5 () 6. =. 3.) 0.)6 2() 67. -.5 ,.) 8 18 C . 5. -. 8+.* + 5 (32.8. 4. 7.)'T
+=+.) +*. 2. -.31 2 (*; -( 1) 1 . -. 4. 7 +)*+, 2(2 (:. 7,.) 8 +.*+ 5(32 .8 . 4. 7.) / 2() =.C . & 5 ( 3* .)0. .) / 2 (). 2 &.7 -.) 2(2.7. 21 5 ()6(* .7+ .) 8 18 C. 8 (3*. +)*+, 2( 2& +.* 8 +.* + ,(5 +* +8 .).
S
(-.) 6,.) D8 2.1 4S
< A2008: 81
B 2()6+)6,.5 ,.) &. 7C .8 .))0. * += +.) -. 312(* ; -(-(&.*.,* 1>1)1. -. 4. 7+)* +,2(4.*175(8 (3*.-1 -1,. 6. 32 () :.31 . 36+2 ()*.8 1 0. )6 ,+ .* -. 4. 2 2(2( :. 7,.) 8+.* + 2.8 .4.7 0. ) 6 ,;)*3; E(381 . 4 8(3*. 2(2 1 41,1 8 1,.5 -(2; ,3.*18 -.) 8 . 41 ) 6 2()67; 32.*1 * (37. -.5 5 (3& (-..) 5 () - .5.*'D
.) 4(&1 7 4.) = +* 4.61A
) -0C
7.) -3. A2014:
3
B 2()0.* . ,.) &. 7C . 8(:. 3. 8 (- (37.) . -(&.* .,* 1> &(3* +=+.) +)* +, 2(25 ()6.3+71 8 1 ,.5 -.)5 ()-.5.*; 3.)6.* .+517., 4.1 ) .6.32 (3(,.2. +(38)
FGHIJKJ L JMJNOPH MKJ Q GR JNSJMJNJMT U GHVP ML JNTQ GMWPNXVPJVJXS GVP L JNMKJ QGQ FX M KJP NG IGML GHX M WJM SGSXJP JFJ KJM W LP P MWP MNJM L JM LP NGO GML JNP YR GO FGQUP IJHJ JV JX F GMXRP ST QGRPOJV Z GMPS N YQX MP NJS P M KJ RPS JM JV JX VXR PSJM[
D
JHP U GU GHJF J FGML JF JV KJM W V GR JO LP NGQX NJ NJM Q JNJ L JF J V LPS PQFXRNJM U JO\J V GN MPN L GU JV JNV P] U GHVXZ XJM X MVX N QGR JV P O S PS \J QGQ GIJON JM FGHQ JSJRJOJMT Q GMZJ\ JU FGHV J M KJ JM L JM Q GMJQU JO FGMWGV JOX JML GM WJMJHWX QGMV JS PKJM WNX JVSGOP M WWJL JF JVQGQFGM WJHX OP S P NJF L JM FGML JF JV YH JMW R JP M JWJH Q GHGNJ QJX FGHI JKJ LJM JNOP HMKJ QGRJNSJMJNJMJVJXQGM WP NXVPJFJKJ M WLPP M WPMNJMFGQUPIJH J[4
[ ^JM WN JO_^JMWNJO` GRJNSJMJJMaGNMP Nb GU JVA
NV P ]cGV YL GJV JXVGNMPN L GUJVJNVP ]PMP FGHV JQJNJRPL P FGHNGMJRN JM YR GO cGRdP M ^[
S
PR U GH QJ M KJMW Q GHX F JNJM SGYHJM W eX HXB
GS JHP
S P NYRYWPP
GMLPLPNJMLPT
GQFR GUniversity. Metode debat aktif ini merupakan salah
satu metode yang diciptakan oleh Melvin L. Silberman dalam
pembelajaran aktif (
active learning
). Melalui metode ini setiap siswa
didorong untuk mengemukakan pendapatnya melalui suatu perdebatan
antar kelompok diskusi yang disatukan dalam sebuah diskusi kelas.
Adapun langkah-langkah debat aktif yang dikemukakan oleh Silberman
(2014: 141-143) adalah sebagai berikut:
1) Susunlah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial
yang terkait dengan pembelajaran.
(39)
2
fB
g hijg k l il mg n opq g ri rsg ti n roug tvB
owi xgp yl ozg wg g zgx f {|l i li }{w |~ x o{grg l gt s x oj|n {|x rgp {|l il i }x |p twg” kepada kelompok
yang lain.
3) Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam
masing-masing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa,
Anda dapat membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok
kontra, yang masing-masing terdiri dari empat anggota. Perintahkan
tiap sub kelompok untuk menyusun argument bagi pendapat yang
dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argument yang
mungkin akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi
merka, perintahkan sub kelompok untuk memilih juru bicara.
4) Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung dari sub kelompok
yang dibuat untuk tiap pihak) bagi juru biacara dari pihak yang pro
dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru
bicara pihak yang kontra. Posisikan siswa yang lain di belakang tim
debat mereka. untuk contoh sebelumnya susunannya akan tampak
seperti ini:
(40)
” dengan meminta para juru bicara mengemukakan
pendapat mereka. sebuah proses ini sebagai “argument pembuka”.
5) Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan
debat dan suruh mereka kembali ke sub kelomok awal mereka.
perintahkan sub-sub kelomok untuk menyusun strategi dalam rangka
mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi
perintahkan setiap kelompok memilih juru bicara, akan lebih baik bila
menggunakan orang baru.
6) Kembali ke “debat”. perintahkan para juru bicara yang duduk
berhadap-hadapan, untuk memberikan “argumen tandingan”. Ketika
debat berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah
pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat
argumen tandingan atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga,
anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang
disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
7) Bila Anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan
pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali berkumpul
membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk mengumpulkan siswa
dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa yang
berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang
diperdebatkan. Juga perintahkan siswa untuk mengenali apa yang
(41)
S
S
2014: 143
¡ ¢ £ :
1
¡T
¤¥ ¢ 2
¡ ¦ § £ 5
¨ ¨ © A
P
R
2008: 149
¡ ¢ ¥ ª1
¡D
¥ « 2
¡ ¨ ¥ (42)
3
¬S
®¯ ° ± °² °³ ³´µ °¶ ·® °¶ · ¸ ¶³¸¹ º´ ¶ ·°¶°»®° º°® °» °¼ ± ± °» °º ¹´» ½º²½ ¹¾ °® °» ³´µ²º ² ¶ ®´¼¶ ··° °¶°»® ° ³¸ ³´µ °µ°¼ ²°±° ²½ ¹½ ¹ ²´µº°® °» °¼°¶¿°¶ ·±¹´ ¼´ ¶± °¹À´µ ®°º°Á4
¬D
°» °º ² ´µ ³´º¸°¶ ±´À °³ ³ ¸ ®®¯ ° ± °² °³ º´ ¶ ¿°º² ° ¹ °¶ °¹³° ± °µ ¹´± ¸ ° ® ® º °® °» °¼¾ ¹´ º ¸±°¶ ±³´»³ °¹ ³° º°¶° ¿°¶ · À´ ¶ °µ °³ °¸ à °» ±± °¶À®°± ²´µ ³°¶ ··¸ ¶·Ä °¯°À¹°¶Á5
¬ Å °µ´ ¶ ° ³´µÄ °± ²´ºÀ Æ°µ°°¶ °¹³Â °¶³ °µ ° ²´ºµ °® °µ °¶ ± °¶ ²´ ¶¿°¶··°¼ º °¹° °¹ °¶ º ´ºÀ°¶·¹ ³¹°¶ ± °¿° ³ °µ¹ ¸¶³ ¸¹ ³¸µ ¸³ À´µ À Æ °µ °¾ ³¸µ ¸³ À´µ² °µ³ ®² °®º ´ ¶ ·´»¸ °µ ¹°¶²´ ¶± °²°³Á6
¬B
»° º°® °»°¼ ¿°¶ · ± ² ´µ± ´À°³¹°¶ º ´¶°µ ¹¾ º°¹ ° ²´º ÀÆ°µ °°¶ ³¸ º °º² ¸ º´º ²´µ ³°¼ °¶¹ °¶ º ¶°³ °¶°¹ ¸¶³ ¸¹ ³´µ ¸® º ´ ¶· ¹¸³ ²´µ±´ À°³ °¶ ³ ¸Á7
¬Untungnya pula metode ini dapat dipergunakan pada kelompok besar.
Tapi dalam pelaksanaan teknik debat ini kita juga menemukan sedikit
kelemahan. Hal mana bila diatasi guru dapat mampu menggunakan teknik
ini dengan baik. Kelemahan itu ialah (Roestiyah, 2008: 149):
1) Didalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang
mungkin terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang
lain.
2) Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah
tentang orang yang berdebat.
3) Dengan metode debat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau
diikuti dengan diskusi.
(43)
4
Ç ÈÉÊËÌÉ Í ËÌ ÎÏÐ ÌÑÉ Ò ËÊ ÓËÔ ÉÐÉ Ì Ô ÏÍ É ÐËÊÕÉÓÏ ÐËÊÖÉÖ × ÔÉ Ì ÑÉ Ø ËÙÚÍ Ï ÑÉÌÎ Ð ËÊÖÏÔÉÐ ÛÍËÜ ÏÌÎ ÎÉÓËÔ ÉÐÏÐ ×ÍËÙÉØ ÏÌÎËÌÝÉ ÊÓÉ ÌÊÉÙÉÏÞ5
ÇA
ÎÉÊ Ô ÏÍ É ÓÏÖÉØÍ É ÌÉØÉ Ì ÓËÌÎÉ Ì ÔÉ ÏØ ÙÉØÉ Ò ËÊÖ × Ò ËÊÍ ÏÉÒÉ Ì ÑÉÌÎ Ð ËÖÏÐ Ï Í ËÔ ËÖ ×Ù Ì ÑÉ Þ6
Þ ßÉ ÌàÉÉÐT
ËØ ÌÏØá ËÔÉÐA
ØÐ ÏàA
Ê ÏËÍ ß ÏÌÐÉÊÉÎÉâ2002: 3
ÇÙ ËÌÑÉÐ ÉØ ÉÌÙÉ ÌàÉÉÐ Ó ËÔÉÐÉØÐÏàÉÓÉÖ ÉÜ ã ÉÇÙËÖÉÐÏÜÍÏÍ äÉ×ÌÐ ×ØÔËÊÉ ÌÏÐ É ÙÒ ÏÖÓÉ ÌÙÉ ÙÒ × Ô ËÊÔ ÏÝÉ ÊÉ Ù ËÌÑÉ ÙÒÉ ÏØÉ Ì Ò ËÌÓÉÒÉÐ Ó ËÌ ÎÉÌ Ô É ÏØ ÓÉ Ì Ò ËÌ×Ü ÒËÊ ÝÉÑÉ ÓÏÊ ÏÛ Ô Ç ÙËÖÉÐÏÜ Ô ËÊÒ ÏØ ÏÊ ØÊÏÐ ÏÍ Û ÖÚ ÎÏÍ Û ÓÉ Ì É ÌÉÖÏÐÏÍÛ ÓÉ Ì ÝÇ ÙËÖÉÐ ÏÜ Ô ËÊÍ ÏØÉÒ Í É ÌÐ×Ì Û ÓÏÍ ÏÒÖ Ï ÌÛ ÓÉ Ì ÍÒÚÊÐÏàÞD
ËÍ Ð ÏÉ â2014: 4
Ç ÔËÌÐ ×ØØ ËÎÏÉÐÉ ÌÓÉÖ ÉÙÒËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊÉÌactive debate
Í É Ì ÎÉÐ ÙËÌÓ×Ø × ÌÎ ×ÌÐ ×Ø Ù ËÖÉÐ ÏÜ Í ÏÍäÉ ÓÉÖÉÙ ÙËÌ ÑÉÙÒÉ ÏØÉ Ì Ò ËÌÓÉÒÉÐ Û ÙËÌÉ Ì ÎÎÉÒ Ï Ò ËÌÓÉÒÉÐÛ Ù ËÌÎÜ ÉÊÎÉ Ï Ò ËÌÓÉÒÉÐÛ Ô ËÊÉÊÎ×ÙËÌ ÓÉ Ì ÙËÌÎ×ÉÍ É Ï Ò ËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊ É ÌÞ åËÔ ÏÜ ÖÉ ÌÕ ×Ð ÖÉ ÎÏD
ËÍ ÐÏÉC
ÏØÉA
ÌÏÌÐ É â2014: 5
Ç Õ ×ÎÉ ÙËÌÎ×Ì ÎØ ÉÒØÉ Ì ÔÉÜ ä É ÙËÐÚÓË ÓËÔÉÐ ÉØ Ð Ïà ÓÉÒ ÉÐ ÙËÌÓ×Ø × Ì Î ÙËÌÏ ÌÎØÉÐ Ø É Ì ØÚ Ù×ÌÏØÉÍ ÏÖ ÏÍ É Ì Í ÏÍäÉ ØÉÊËÌÉ ÓÏ ÓÉÖÉ ÙÌÑÉÐ ËÊ ÓÉÒ ÉÐ Ô ËÌÐ ×Ø Ø ËÎÏÉÐÉ Ì ÑÉ Ì Î Ù ËÌ ÎÜÉÊ ×Í ØÉ Ì ÍÏÍäÉ ×ÌÐ ×Ø Ù ËÌ Î× ÌÎØ ÉÒ ÉØÉ Ì ÏÓ Ë æÏ ÓË ÓÉÊÏ Ò ËÙÏØ ÏÊÉ Ì Ù ËÊËØÉ ÍËÌ ÓÏÊ Ï ÓÉÖÉ Ù ÒÊÚÍ ËÍ ÙË Ì ÑÉÐ ÉØÉ Ì ÒËÌÓÉÒÉÐ ÓÉ Ì Ô ËÊÉÊÎ×ÙËÌÞD
ËÌ ÎÉ ÌÓË ÙÏØÏÉ ÌÓÉÒÉÐ ÓÏØÉÐ ÉØÉÌÔÉÜ äÉ ÙÉ ÌàÉ ÉÐ ÓÉÊ Ï Ð ËØ ÌÏØ ÓËÔÉÐ ÉØÐ Ïà É ÓÉÖÉÜ ÙËÖÉÐ ÏÜ ÍÏÍäÉ ÓÉÖÉ Ù Ô ËÊØÚ Ù ×ÌÏØÉÍ Ï ÓÉÖÉÙ ÙËÌ ÑÉ ÙÒ É ÏØÉÌÛ ÙËÌ ÎÜÉÊ ÎÉ ÏÛ Ù ËÌÉ Ì ÎÎÉÒ Ï Ò ËÌÓÉ ÒÉÐ ÓÉ Ì ÓÉÒ ÉÐ ÙËÌ Î×ÉÍÉÏ Ò ËÙÔ ËÖÉ ÕÉÊ É ÌÞ(44)
C.
Kajian Tentang Remaja
1
çP
èéêèëìí îéï èð îñ îòó ìíô îõ
adolescence
îìîö ë èðîñ î ÷èëîóîô øîëí ù îìî ô îìíéadolescare
úù îì î ÷ èéøîéûî üadolescentia
ûîé ê ÷èë îë ìí ëèðîñ îý ûîé ê ÷èë îë ìí þìöð÷ö õÿ îìîö þìöð ÷ö õ ðèé ñ îøí øè îóîç” Istilah
adolescence
, seperti
yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1980: 206).
Menurut Hurlock (1980 : 206), awal masa remaja berlangsung
kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas
tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun
sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan
demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.
Sunarto, dkk (2002: 56), menyatakan sebagai pedoman umum untuk
remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun yang
belum menikah. Dapat diketahui bahwa dalam penentuan periode
remaja ini, setiap ahli maupun negara mempunyai pendapat
berbeda-beda mengenai periode awal dan akhir masa remaja.
2. Keadaan Emosi Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana terjadi ketegangan emosi
yang tidak menentu dan tidak stabil. Keadaan emosi pada masa remaja
menurut Hurlock (2002: 212-213), secara tradisional masa remaja
dianggap sebagai “badai dan tekanan,” artinya suatu masa dimana
(45)
A
R
E
zzaty (2008: 135-136), kepekaan emosi yang meningkat sering
diwujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan
adanya kebiasaan gugup, seperti gelisah, cemas dan sentimen,
menggigit kuku dan garuk-garuk kepala. Keadaan emosi remaja yang
tidak stabil tersebut, menyebabkan masa remaja rentan menimbulkan
konflik antarpribadi dan kelompok di dalamnya, sehingga memerlukan
adanya penyelesaian atau resolusi konflik agar remaja dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik sesuai dengan tugas perkembangan di
masanya.
Masa-masa kritisnya remaja salah satunya ketika mereka
dihadapkan pada suatu konflik. Dalam menyelesaikan konflik, remaja
biasanya saling menghindari konflik yang terjadi. Remaja perempuan
lebih suka bekerjasama dalam kelompok dan sering membicarakan
tentang emosi. Sedangkan remaja laki-laki bangga dengan sikap
(46)
!"! # $ % $ & ! ' ( ') !& ! '" & !$# & " ) & " ! $%!*" & + , %&") ' * , +'"& + , -$" , '!.
/ 0"0 )
D
%(" , 1 + 2( + #2002: 185
3 '" ! 4 !) $, ! $!$! , +5,+ - $ ) %" % 0 )0 !' " *'# ! '"! '0 & %" %!*" ) ) $ & + ,5& + , # & )" 0 4 !) *" ! ,0 %0 $ ( & !. 6 + !! 0 70 %, 4 " 7 '" '0 " +) !8 $$0 '& +' -+&!( 8 + ! .3
.P
" % $9 ( &! +/ &R
7: )"& ! &( & !+ & )! ' 0 & ! &0 , !0 +! & 7 & % -! ! +! $0 $ ) " %)& - !)0 )" % -! $ !%0 -. ; 0 ! %"+ 70 ) ! & 5- $ 0 +! &0 !& ( + ,& , ! $$ !) "& ! ,0 %0 $ $ 5 + ! & !%" ) %,+0 & ! ) ) ", ' +0 "$ & ! % " 0" $.
P
0 & ! "7 '"$0 + !) " & ! &( & !+ & ! +0 & ( ' +& $ ) & % - 70$ + 4 7!& .D
+ '0 & ! )+)0+ " 7 ') - + +( '( $ %" ! &0 &! # %" % ) 0 )0 *, & +, .P
, ! 0' "7# ( 8 +! 5 ( 8 +! )" '"! % ! 0 '0 +('( '& ) ! 0 *0 + .6+ !! !& %% " &! ' " 7 -$ !) '!+ &" ! $ !%0 + ( 8 +! .R
! )E
:zzaty (2008:
138), menyatakan bahwa terdapat beberapa sikap yang sering
(47)
<=>?@ A=BC?DEF@ ?G? <?B? @CFB H@ AHC I?= >JK CH@AF >=L = ? >?J AF EL ? =DM?DK CHD NHE@ =>?L I? =>J LFB?BJ =D M=D L ?@? <FDM?D CFBH @ AHC I?DM B? =DK @FD?E =C AF EO? >=?D <FDM?D P? E? @ FDHDGHBC?D <=E = <?D @ FD? EJ O AFEO?> =?D CFA ?<? H E?DM B ? =DK <?D @ FDFD >?DM H >HE =>?L I?= >J L F E=D M @FDHB ?C ? >JE?D<?DP?@AJE >?D M?D HE ?DM<FQ?L? JD >JCJEJL ?D RJEJL ?D AE =S? <=DI?T
D
? A? > <=CF >? OJ = S? OQ? <?B?@ C F O=<J A?D LH L =?B EF@? G ? L F> =? A OJ SJD M?D ?D > ?E AE =S? <= @?J AJD CFB H @ AHC I?DM >FE G?B=D @FD M?D <JDMJDL JE CHD NB=C TB
FE S?M? = L =C ? A I?DM ? <? A? <? <=E= EF@? G? EFD >?D @FD =@SJB C?D CHD NB =C ?D >?E AE =S? <= @ ?J AJD CFBH@AHC LF O=D MM? L ?DM?>AFEBJJD >JC EF@ ? G? <?A? >@FDMF@S?DMC ?D CF@?@ AJ ?DE FL HB JL = CHD NB =CD I?T4
TP
FECF@S?DM?DUHMD => =NR
F@? G?VFDJEJ >
P
=? MF> W<?B? @S
?D >EHPCK2003: 105
X L FLFH E?DM SFEC F@S?DM @FB?BJ= F @ A? > >? O? A J >?D? AFECF@S ?DM?D CHMD = >= N:
L FD LHE =@ H >HEK AE?HAFE?L=HD?BK H AFE?L =HD?B CHDC EF > <?D H AF E?L =HD ?B NHE@ ?B TS
F > =? A >?O? A >FLF SJ > SFEC? = >?D <FDM?D J L=? <?D @FD M?D <JDM JL=? P?E ? SF E A=C =E I?DM SFE SF< ?TB
FE <?L?EC ?D >? O?A AF EC F@S?DM?D I?DM <=CF@JC ?C?D >F ELF SJ > L =L Q?S
VY @ ?L JC <?B ?@ >? O? A AFEC F@S?DM?DH AF E?L=HD ?B NHE@?B TS
F S?SP
=? MF>WS
?D >EHPCK2003: 107
X @FD IFSJ >C?D S? OQ? >?O ?A H AFE?L=HD?B NHE@ ?B ? <?B ?O >? O? A CFF@A?> <?D>FE?C O=E I?DM<=I?C = D =D I?@ JDPJBLFC = >?EJL=?11
L ?@ A? =15
>? OJD TP
? <? >? O?A H AFE ?L=HD? B =D = =D <=Z= <J SFE MFE?C @ FB F S=O= <JD =?(48)
[\]^_`_a_] b_] ^ _cde_` f_] c g]c hid j f_] k \hlic i h `\k im _k ndh_c n \hd _ ` g^in o
S
\p_`_] f\] ^_] k \hd_ak_m]b_ _kn d h_c f_] ` g^in]b_ q_h_ k\h[ic ih h\a _p_j [ \] ^^e]__] k _m_n _ a\ h\c_ [e] a\]^_`_ai [\he k_m_] oP
\hc \a k_] ^_] d \hn\ke d a\` i[ed i [\hek _m_] f_ `_a [\]^^e]_ _] n _ id i h\ f_] a \d_ lgh_j f_` _a c \d \h_a[i`_] a\] e` in f_] k \hq _c_ [rq_c_ [ sS
_]d hgqc j2003: 111
t o u \k _]b_c _] h\a _p _ `\kim [_] f_i k \hq_c _[r q_c _[ c \d iak_] ^_]_cr_ ]_c oR
\a_p _`\k im f_ [_d a \a k \hi^i` i h_] [_ f_ n\n\gh_]^ e]dec k \hk i q_ h_ k \h^_]di_] f_`_a n e_de fin cen ij f_] kec_]]b_ a\a k i_ hc _] n\ae_ k \hk i q_ h_ n\c_` i^en oR
\a_p_ pe^_ `\k im d \h_a [i` f_` _a a \a i` imc_d_b_]^a\]^\_n c _]_ hd in e_dec_` ia_dn \hd_ a \h\c_ p e ^_ `\k im a _m i h a \] ^^e]_c _] c _` ia _d ng[_] f_`_a n id e_n i b_]^d\[_dsS
_]d hgqcjvw03: 112
toP
hi]ni [r[hi]n i [ d \ghi [ \hc \ak_] ^_]P
i_ ^\d pe ^_ n e f_m fid \h_ [c_] n\q_ h_ a \`e_n fi k if_] ^ [\] fific_]oD
_x ifE
`c i] f s f_`_aS
_]d hgqcj2003: 112
t a \] ^ \aec_ c_] k_m y _ _ f_ fe_ m _` [hi]n i[ d \ghiP
i_ ^ \ d b_]^ f_[_d f i_a_`c_] f_`_a [ \] fi fic_] h\a _p _ oPertama
j a_n _`_m ed_a _ [\] fific_] b_ ide c gae] ic_n i o z \] e hedT
\ghiP
i_ ^\d j [ic i h_] h\a _p_kec_]` _m` \a k_h_ ] c gn g]^oS
\k _` ic]b_ jh \a _p_n e f_ma\a i`ic i n\p ea` _m ^_ ^_n_] a\] ^\]_ i fe] i_ linic f_] _`_ai oR
\a_p _ f_d_] ^ c \ n\cg`_mf\] ^_] ^_^_n _]]b_n\] fihia \]^ \]_ihe_] ^jy_cdej c_en _`id_n j ce_]d id_n jf_]k i`_] ^_] oP
\] fi fic_][ \h`ek \`_p_ha\a_m_a i_ [_ b_ ] ^ fic\a ec_c_] h \a_p_ _ ^_h f_ [_d a \h\n[g] f\]^_] d\[_d d\hm_ f_ [(49)
{|{|}|~ |
Kedua
| | }| | | | | ||| | |~{ } | ~{~ | C
| | | ~ || | } ~ ~ | ~{ | |~ || | ~{|~ } | |~ | ~|} }||} ~|~~{|~ ~{~{|~~|D
| ~ | } |~ ~|~{ |~{|~ {~ | | | |} | | } |~ | | } ||~| } }|S
} | {| | | |~{ || | | ~ {~{|~ ~ |~ | |~ ~ | |~{ | |~ ~| | || | }|| }} | ||~ | ~ | |~ } | {| }| ~ |~ | | } } | }| ~ | | | | |~ {|~ {~ || | || } ~| | D.
Kerangka Pikir
{| |~ | | |~ }| }| }~| ~ {| ||~ } } | | {| | | | || ~ { } | | ||~ |~{ | }|~| |~ | |~ } } | } || }} | | |~ | | ~ ~ | ~ | } |~ | | |~{ | | ~| ~{| |~ ~| | || }|| }} | ||~ || | }|| }| | | |~ } |
D
~{|~ ~ { ||~ ~|| } }| }| ~| | |~ | | | |}| | |~{ | }||~|~ |~~|||}|| } } | ||~ |~{}~{ | } }| | |} | ||~ } }| || | | |~{ | }| | |~{|| | | } }| |~ } } | | | | | |~ | ~{ | |~ { || {| }| | | ~{| ~~|
S
~|~| ~| ~{|~ ~ { | |~ ~ | | |~ |~| || { }| | } } | | | ~{ ~ {| |~ | } | ||~ | |} |~ |~(50)
¡ ¢ £ ¤ ¡ ¥ ¦ § ¤£¤¨ ¨ ¨ ¡¦ ¨ ©§ § ¡¨¡ ¦ ©¦ §ª §¤«¡ ¬
§§£ §¤§£¨ ¨ ¦ § £ ¨ « © £ § ®¦ « ¤ © £ ¦ ¡¨ £ ¡ ®«© ¡ ¥ ¤ ¡¥ § § £ §§ ¡¨ ¤ ¤ ¦ ¡¨¡ ©¦ ©« ª©« ¤ ¦ ¡ «¢ ¡ ¬ §§£ § ¤§£¨ ¨ ¦ ¤¦¡¨ £ ¡ ¡ ¥ ¦¡© ¨ ¨ §§ ¯ £ § § ®« © ©¡« ¯ «¢ ¤ ® ¡§«¬
A
¯¡ « ¡ ¥ ¡¦ ¨ § §¡«¡ ¨¡ ¨ § § £ § ¤§£¨ ¨ ¦ ° ¦¡ ¨ © ¥ ¡ ¨ ¡¥ ¨ § ¤«§ ¡ ¯ ¯ ¤¡ ¤¤¤£ ¦ ©§ ¯ ¦ «§ § ±¡ ¨ ¯ ©¡ « ¯ «¢ ¬ ² « ¯ £ ¦ ¦ ¡ ¤¤ ¯ ¤¡ £ £ ©§¯ ¯ ¤¡ ¡¥ £ £¨ ¯ ©¡ « ¦ « § ¯ «¢ ¨ ¨§§ £ § ¤§£¨ ¨ ¦ ¨ § £¢ £¨¨ ¨ §§ £ ¦«§ ¯ ¡ ¨¡ ¬³§£ ¦ ¨ ¡ ¦ ¨ ¦¡¨¡ ¡ ¥ ¤ §¡© §«£ ¦ ¨ £ £ £¨ § ¤£ ¤¨ ¨ ¦ « § ® § ¯ « ¢ ¯ « ¤£¤¬
S
¯ ¤¡ ¯ ¡¥ § ¡ © ±¦£¤ £ £¨ § ¤§¯¡« ¡¨ ¦¡§ ¦ ¦ £¦ £¨ §¡ ¦ ¡¦ ¯ ¦¡ «® ¤ « ¤¡ ¯ ¦¯ ¦¤ ¤£ £ ££ § ª §¬B
©¨ ¢ ¡¨ «¢ ¦¡ ¨ « ° ¯ ¨ ¡ ¥ ¤ ¡ ´ §¨¡£ ¤£ £ «© §§¯ ¡ ¨ ¨ § ¨ ¦ § ¨ £ £¨ ¯ £ § ¤¤¡ «¢ ¤ ¦¤¦¡¢¨ ¬D
¢¡ ¨ ¦¡¡§ ¨ «¯¡ © ¢ £© ® ¯ «¢ § ¤¢ ¦¡ ¨ ®«© ¡ ¤ ©§¯ ¨ ¨ ¯ £ ° ¨ ¯ ©¥ ¡¥ § ¡ ©(51)
µ¶·¸¹¸ µ¸ º» ¼¸½ ¸¾¸ » ¾¸¿ »¾ »½ ¾»¿ µ¶½À»½À¿¸ Á¿¸½ ¿¶Â½À½¸½ ¼¸½ Á¶½ ¼¸ Á¸¾½Ã¸Ä
Ÿ º ¾ ¶·¹¶Æ »¾ ¾¶½ ¾»½Ã¸ ¾Â¼¸ ¿ ƹ ¸ ¼Â Ƹ ·¿¸½ ƶ À¾» ¹¸ Ǹ È µ¶½ À½À¸¾ ƸÉʸ ¿ ¶Á¸¹ÂË ¸½ ¹Â¹ ʸ ¼¸º¸µ µ ¶½À¶µ »¿¸ ¿¸½ Á¶½¼¸Á¸ ¾ µ¶·»Á¸ ¿¸½ Á¶·¾¸½ ¼¸ ø½À ¾Â¼¸¿ Ƹ¿ ¼¸ º¸ µ Á¶µÆ¶º¸ Ç ¸·¸½Ä
T
¶·º¶ÆÂÉ ¼ ¸º¸µ Á·Ì¹¶¹ ƶº¸ Ǹ ·È¿ ¶Á¸¹ÂË ¸½Â½ ¸ ¿¸ ½ Æ ¶·Âµ Ƹ¹ Á¸ ¼¸ µ¸¹¸Ã¸½ À¸ ¿¸½¼¸¾ ¸½ÀÄD
¶½À¸½ Ǹ ·¸½À½Ã¸ ¹Â¹ Ê ¸ Æ ¶·¸·À» µ ¶½ ¼Â ¿¶º¸¹ ¸ ¿¸½ ƶ·¼¸ µÁ¸ ¿ ¾Â ¼¸ ¿ Ƹ ¿ ƸÀ Á¶·¿ ¶µ Ƹ½À¸½ ½ ¾ ¶º ¶¿¾ »¸ º ¹Â¹ ʸÄS
¹ ʸ µ¶½ Ǹ¼Â µ¸ º¸¹ ƶº¸ Ǹ·È µ¸º¸ ¹ ƶ·Á ¿·ȼ¸½µ¸ º¸¹Æ ¶·¿Ìµ Á¶¾¶½¹ÂÄͶ¹ ¿Â Á»½¼¶µ ¿¸½ ȿ¾¸¾ ¼¸ ¿Æ¹ ¸µ¶½Ã¸º¸É ¿¸½ ¹ ¹ ʸƶÀ¾ »¹ ¸ Ǹ È ¿¸ ·¶½¸ ¿»·¸½À½Ã¸ ¿¶µ ¸µÁ »¸½¹Â¹ ʸ¼¸ º¸µ µ¶½À¶µ »¿¸ ¿¸½Á ¶½ ¼¸ Á¸ ¾Ç» À¸ ƹ ¸ ¼ ¹¶Æ¸ Æ¿¸½ ¿¸· ¶½¸ ɸ º º¸Â½ È ¹ ¸ º¸É ¹¸ ¾»½Ã¸ µ ¶¾Ì ¼¶ Á¶µÆ¶º¸ Ǹ ·¸½ ø½À ¼Â¾ ¶·¸ Á¿¸½ Ì º¶É À»·»¿»·¸½ À ¾¶Á¸¾Ä
S
¶º¸ µ¸ ½ ÂÁ¸ ·¸ À»·» º¶ÆÂÉƸ½Ã¸ ¿ ¼¸½ º¶ÆÂÉ ¹¶·Â½À µ¶½ÀÀ»½¸ ¿¸½ µ¶¾Ì ¼¶ Î ¶·¸ µ¸É ¼¸ ½ ¾¸½Ã¸ Ç¸Ê ¸ ÆÄD
¶½À¸½ µ¶¾Ì ¼¶ ø ½À ¹¶Á¶·¾Â  ¾» ¹ ¹ ʸ ¾ ¼¸ ¿ ¼¸ Á¸ ¾ µ¶½À¶µÆ¸½À¿¸½ ¿¶µ¸ µÁ »¸½½Ã¸ »½ ¾ »¿ ƶ·º¸ ¾ ÂÉ Æ¶·ÆÂθ ·¸ ¼¸½ µ¶½ À»¾¸ ·¸ ¿¸½ Á¶½ ¼¸Á¸¾ ¹¶Æ¸Æ µ ¶¾Ì ¼¶ ζ·¸µ¸É ¾ ¼¸ ¿ µ¶½ »½ ¾ »¾ ¹Â¹ ʸ »½¾»¿ ƶ·ÆÂθ ·¸ ¸ ¾¸ »Á»½ µ¶½½ ¶µ »¿¸¿¸½Á ¶½ ¼¸ Á¸ ¾ ÄT
¶·¿¸¼ ¸½À Á·Ì¹¶¹ Á¶µÆ ¶º¸ Ǹ ·¸½ ø½À µÌ½ Ì ¾Ì½ È ¾Â ¼¸ ¿ ƶ·Ï¸ ·Â¸¹ Â È ¼¸½¿»·¸½À½Ìϸ¹Â¼¸ Á¸ ¾µ ¶½Ã¶Æ¸Æ¿¸½¹ ¹ʸ¿»·¸½ Àƶ ·Á¶·¸½¸ ¿¾ Â˼¸ º¸ µ µ¶½ À ¿»¾Â Á·Ì¹¶¹ ƶº¸ Ǹ · µ ¶½À¸ Ǹ ·Ä л ·¸½À ¸¿ ¾Â˽ø ¹ ¹ Ê ¸ ¼¸ º¸µ Á¶µÆ¶º¸ Ǹ·¸½ µ¶µ Æ»¸ ¾¹Â¹ ʸ µ ¶·¸¹¸Æ̹ ¸½ ¼¸½¾ ¶·¾¶¿¸½Ä ÐÌ ½¹ ¶½ ¾ ·¸¹  ¼¸½ µÌ¾Âϸ¹Â ¹Â¹ ʸ »½ ¾»¿ µ ¶½À ¿»¾Â Á ¶µ ƶº¸ Ǹ ·¸½ µ ¶½ »·»½Ä Ð »·¸ ½À½Ã¸(52)
ÑÒÓ ÔÓ ÕÖ Ô× Ø ÙØ Ú Ô Ö ×ÛÖÑ Ó Ò×ÜÖÛÔÝÔÑ Ô× ÕÒ×Þ ÔÕ ÔÛ ÞÔÕÔÛ ÞÙØ ÒßÔß ÑÔ× àáÒ â ß Ô×ãÔÑ âÔá Ô×ÔÛÔÝÔ áÔÙ× ÕÒÝÔØÔ Ô× ÓÔáÖä Ø Ö ×Ü ÑÔ×ä ÙÑáÙ Ó ãÔ× Ü Û Ù ÞÔÑ Ñà ×ÞÖØ Ù åäÞÔ×ÕÒÓß Òá Ôæ Ô Ý Ô×ãÔ ×ÜÑÖ ÝÔ×ÜÓÒ×ÔÝÙ Ñç
èÖ ÝÖßÙ ÓßÙ×ÜÔ×Þ Ô×Ñà ×ØÒá Ù ×ÜØÒßÔÜÔÙÕÙ âÔÑãÔ×ÜÞÙÕÒÝéÔ ãÔÖ×ÛÖ Ñ Ó Ò×Ü ÔÛ ÔØ Ù ÕÒÝÓÔØ Ôá ÔâÔ× ß ÒáÔæ ÔÝØÙ Ø Ú Ô ÞÙØÒÑàá Ôâ ØÒáÔ ãÔÑ×ãÔ ÞÔÕÔÛ Þ Ò×ÜÔ× Û Ô×ÜÜ ÔÕ Ö ×ÛÖ Ñ ÓÒ× ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓ ÔØÔáÔâÔ× ØÒÕ ÒÝÛÙ Ù ×Ùä ÑÔÝÒ×Ô æÙÑÔ ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô× Ø Ò ÕÒÝÛÙ Ù ×Ù ÞÙßÙÔÝÑÔ× ßÒÝá Ô×æ ÖÛ ßÒÜÙÛÖ ØÔæÔ ÔÑ Ô× ÓÒÓßÔÚ Ô ÞÔÓ ÕÔÑ ß Ö ÝÖ Ñ ß ÔÜÙ ÕÒÝÑÒÓß Ô×Ü Ô× Ñà ×Ü×ÙÛÙå ØÙ Ø Ú Ôç
W
Ôá ÔÖ ÕÖ × ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô×ÓÒ×ÜÒÓ Ö Ñ ÔÑÔ×ÕÒ× ÞÔÕÔÛÙ ×ÙßÖ ÑÔ×âÔ×ãÔÓÒ×æÔÞÙÛ Ô×ÜÜÖ ×Ü æ ÔÚÔß ÜÖ ÝÖ ßÙ ÓßÙ ×ÜÔ× ÞÔ× Ñà ×ØÒáÙ×Ü ØÔæ Ô Ó ÒáÔÙ×ÑÔ× Ó Ò×æ ÔÞÙ Û Ô×ÜÜÖ ×Ü æ ÔÚÔß ß ÒÝØÔÓÔ ãÔ ×Ü âÔ ÝÖØ ÞÙÕÙ ÑÖá àá Òâ ØÒÓÖ Ô ÜÖ ÝÖ ãÔ×Ü áÔÙ ×× ãÔä ÛÔÕÙ ÛÙÞÔÑ ÔÞÔ ØÔá Ôâ× ãÔ æ Ù ÑÔ ÜÖ ÝÖ ßÙÓ ßÙ ×Ü Ô× Þ Ô× Ñà ×Ø Òá Ù ×Ü ÞÔÕÔÛ ÞÒ×Ü Ô× Û Ô×ÜÜ ÔÕ Ö ×ÛÖ Ñ Ó Òá ÔÑÖÑÔ× Ù ×à êÔØ Ù ÔÛÔÖ ÛÙ×Þ Ô ÑÔ× ÞÔá ÔÓ ÓÒ×ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓÔØ ÔáÔâ Ô×Ø ÒÕÒÝÛ ÙÙ ×Ù çS
ÒâÙ ×ÜÜ ÔâÔáãÔ× ÜÞÙáÔÑÖÑÔ×àá ÒâÜÖ ÝÖB
ëÞÔÕÔÛ Ó Ò×æÔÞÙ éà ×Û à â ãÔ×Ü ßÔÙÑ ß ÔÜÙ ÜÖÝÖ ìÜÖ ÝÖ ãÔ× Ü á ÔÙ × ÔÜÔÝ ÞÔÕ ÔÛ ß ÒÝØ ÔÓÔì ØÔÓÔ ÓÒ× ÜÔÛÔØ Ù Õ ÒÝÓÔá ÔØÔâÔ× ÑÖ Ý Ô× Ü×ãÔ ÑÒÓ ÔÓ ÕÖÔ× Ø ÙØ Ú Ô ÞÔáÔÓ Ó Ò×Ü ÒÓ Ö ÑÔÑÔ×Õ Ò×ÞÔÕÔÛçA
ÞÔß Ô×ãÔ ÑÓ ÒÛà ÞÒãÔ ×ÜØÒß Ò×ÔÝ×Ô Ý×ãÔÞÔÕÔÛÞÙá ÔÑÖ ÑÔ×àá ÒâÜÖ ÝÖ ßÙÓ ßÙ ×ÜÔ× ÞÔ× Ñà ×Ø Òá Ù ×Ü Ö ×ÛÖ Ñ ÓÒ×ÜÔÛÔØ Ù ÕÒÝÓ ÔØÔáÔâ Ô× ÑÖ ÝÔ×Ü× ãÔ ÑÒÓ ÔÓ ÕÖ Ô× ØÙ Ø ÚÔ ÞÔá ÔÓ Ó Ò×Ü ÒÓÖ ÑÔÑÔ× ÕÒ×Þ ÔÕÔÛä ØÔáÔâ Ø ÔÛÖ × ãÔ ÔÞÔáÔâ ÞÒ×Ü Ô×Ó Ò×ÜÜÖ ×ÔÑ Ô×Ó ÒÛ à ÞÒÔÛÔÖÛÒÑ×Ù ÑÞÒßÔÛÔÑÛ Ù åçí ÒÛà ÞÒÞÒß ÔÛÔÑÛÙåÓ ÒÝÖÕÔÑÔ×ÓÒÛà ÞÒãÔ ×ÜéÖ ÑÖÕÛÒÕÔÛÞÙÛÒÝÔÕÑ Ô× Ö ×Û Ö Ñ Ó Ò×ÜÔÛ ÔØÙ ÕÒÝÓÔØ Ôá ÔâÔ× ÑÖ Ý Ô×Ü × ãÔ ÑÒÓÔÓ ÕÖ Ô× Ø Ù ØÚ Ô ÞÔáÔÓ
(53)
îïðñïîòóôóô ðõïðöôõô÷ø
S
ïùôùö ïð ñô ðî ï÷úö ïöïùô ÷ôó ÷ûüû ðûýû ýþôôóô ð öû ÷ò ð÷ò ÷ ò ð÷òó ùïÿùû ô ÿô î ïð ñïîòó ôóôð õïðöôõô ÷ ôð ñ öû îû û óû ðôøD
ïð ñô ð î ïðô û óô ð ÷ïî ô ôð ñ óú ð ÷ÿú ïýû ô öô ð îïîùôñû ýû ýþô îïðô öû öòô ÷û î ôó ðû õÿú ö ôð ó ú ð÷ ÿô îôóô ÷ûöôó ôóô ð ôöô ýû ýþô ôðñ ù ïÿöû ô î öû ÿû ýô ôøS
ïù ôù îï÷úöï ûðû ýô ð ñô ÷ î ïðò ð÷ò ÷ ýï÷ûôõ ýû ýþô ò ð÷òó öôõ ô ÷ îïðñú î ïð÷ ô ÿû õ ïÿîôýôôô ð ôðñ ýïöô ð ñ öû ùô ôý öô ð ý ï÷ûôõ ýûýþ ô ôó ô ð îïîûû óû ó ïýïîõ ô÷ôð ò ð÷òó î ïðñïîòóôóôð õ ïðöôõô÷ ð ô øS
ïû ðññô ö ïðñô ð î ïð ññò ðôóô ð î ï÷úö ï ûðû ý ïîòô ýûýþ ô ù ïÿ ô÷û ò ð÷òó îïðñïîòóôóô ðõïðöôõô ÷ô ð ñù ôûóöô ðù ïðô ÿøE.
potesis Tindakan
B
ïÿö ô ýô ÿó ô ð ó ô ûô ð ÷ïúÿû öôð óïÿô ð ñó ô õûóûÿ õ ï ðïû÷û î ïðñô òóôð ûõ ú ÷ïýûý ÷û ðöôóô ð ý ïùôñôû ù ïÿûóò ÷øP
ïð ññò ðôô ð ÷ïó ðûó ö ïùô ÷ ôó ÷ûü öôõ ô ÷ îïðûðñóô÷ó ô ð ó ïîô îõò ôð î ïð ñïîòó ôóô ðS
ï ñïÿû2
ô÷û ÷ò ò ôùòõô ÷ïð ô ô ïð ñóô ôþôB
ô ÿô÷ø(54)
e
n
ek
n
en
e
liti
! "# $%! "! &# '# ( "# "#( )( &( *+! "! &# '# ( ",# ")( -( ".! &( $
(
+,.)
('( /0l
1 2 2344 5 1 0tio
n
rese
130h
6 7/ *( 8$#9# : 8# -/ "' ;(
<= > <? > <)
9! "@! &( $-( " A( *B(%! " !& #' #(" '#") (-( " -! &( $ (# ' /y
%! " !&# '# ( " ' ! "'( "C *( & D*(&y
( "C ' !8@ () # )# 9( $y
( 8( -( ' (' ( / -!& ; 9% ; -$( $ (8( "E) ( "*( $#&"(y
&( "C$ /"C) (% (') # -! " ( -( "%() (9( $( 8( -( 'y
y
( "C A! 8$( "C- /'( "6 F! " /8 /' .!99# $ GFH,(C C( 8' I)(& (9J/8 /& K/8# ( *E<== ?L MN %! "!& #' #( " '#") ( -( " 9!8/ %( -( " /% (y
( 9! "C/@ #H; A ( -( "#) ! D#) ! -! )(&( 9 % 8( '! -/"' /-9! 9%!8A( # -#(' ( /9! "C/A( *$! $/ (' /(C( 89! 9%! 8 ; &! *)(9%( -"(' (y
)( 8# $# ' /( $# 6 7!& ( "@ /' "(y
$ (& ( *$('/-( 8( -'! 8#$' #- +,.()( &( *A!8 $#O( '-;& (A ;8 (' #Oy
( "C (8'#"y
(%8;$! $+,.$!& (&/'! 8@ () #-! 8@ ($( 9( ( "'( 8C/8 /E( "'( 8%! "! &# '#E (' ( /( "' (8 %! "!& #' #)! "C( "%#*( -D% #*(-y
( "C'! 8-(#') (& ( 9%!9( *( 9( "E-! $! %( - ('( "'! "' ( "C %! 89( $(& ( * ( "E% ! "C( 9A#& ( "
-!% /' / $( "
y
( "C( -*#8 "
y
( 9! &( *#8-( " -! $ (9(( " '#") (-( "Iaction
NI, 8#( "'; E<= > >?<<N6P
u
Qy
ek
en
e
liti
n
7/A
y
! - % ! "!& #' #( " )# ( 9A #& 9! &(&/#purposive sampling
(# ' /y
%! "C( 9A # &( " $ /A
y
! - A/-( " ) #) ( $ (8 -( " ('( $$' 8('( E 8( ") ; 9('( / )(! 8( *'! ' ( %# )#) ( $(8 -( " (' ( $ () ( "(
y
'/@/( "'!8'! "'/I7/ *( 8$#9#: 8#-/ "' ; E<=>=? > >RN 6S(8#'; '( &-!& ( $TUUU7F+ J!C!8# < ('# ' /@ / * ( "Cy
A! 8@/9& ( * $!A ( "( -y
V - !& ( $ E ) #% #& # * $(' / -! &( $ $! A(C(# $ /A! -y
%! "! &# '# ( "y
( -"#-!&( $TUUU W6
(55)
Z[ \] ^] _` a b[ ^` c d eee f c[ g` h`] c ig
y
[b j[ a[ ^] k]` a l] l`c ` m b` a j ` l` m[ bn\[ a l`c ] l` m] hi mi j [\g ] \g ] ah l` a hi mi \` k` j[ ^` o` m` a c [ mk` g[ml`c` mb` a _` c]^ ngc [ mp`c ]y
` ah \[ai a oibb` a g ` _q` l] b[ ^ `c k[ mc[ gik c[ g`h] ` ag [c ` mc ]cq` k[ m^] _` k bim` a h ` bk] r l` ^` \ \[ a h]bik] b[h]` k` a j[\g[ ^` o` m` as t[ l` a hb` a iaki b bm] k[ m]`y
` a h` b` al] o` l] b` aci gy
[bl ` ^` \j[ a[ ^]k ]` a] a]y
` ba]c] cq`b[ ^`c deeef tuZ v[ h[m] w x` k]kioi_y
` ah _ `c ] ^ cb` ^` b[ \` \j i` a \[ ah[ \ib`b` a j[ al`j` ka`y
k[ m\`c ib l ` ^` \ b` k[ hnm]m[ a l` _s u[c b]j i a l[ \]b]` ay j [ a[ ^] k] ` b` a k[ k` j ` b` a \[ ah]bikc [ m k` b` a c[ ^imi_ c ]cq` b[ ^`c d eee f i akib \[a h]bik] j[ ^`bc` a` ` ak[ba]bl[g ` k` bk]rsz{ |
em
p
}~}n
}k
tu
en
e
liti
} s [ \j ` kZ[ a[ ^]k] ` a[\j ` k
j[ a[ ^] k]` a ]a] l]
tuZ v[h[m] w x` k]kioi_
y
`a h g[m` ^` \` k l] x^ s `
y
` x` k] m` h` ti \g[ my [ ` \` k` a x` k]kioi_y `g ij ` k[ a u` o` ^[ ahb`y x``w
f` m` ksws ` b kiZ[ a[ ^] k]` a
Z[ a[ ^]k] ` a ] a ] l] ^` bc` a` b` a j ` l ` gi^` a
vnp[ \g[m
c ` \j `] l [ ah` a gi^` a [ c[ \g [ mwYs
{
e
l
e
n
e
liti
} ` ^` \j[ a[ ^] k]` a ]a]y j [ a[ ^]k] \[ ahhia`b` a m` a` ah` a j [ a[ ^]k] ` a k]al` b` a b[ ^` c ` ah
y
l]b[\g` ahb` a n^[ _ [ \\]c l` a ` hh` mks ` \z
` _ fs a ny l bbs wY \[ ay
` k` b` a \nl[ ^y
` ah l]b[ \ib`b`a n^[ _ [ \\] c u` hh`mk(56)
y
¡ ¢ £¤ ¢ £ ¥ ¦ ¢ £ ¥ ¤ ¤ ¦¤ ¢ ¥ § ¤ ¢ £ ¥¢ ££ £¢ ¨©¨ © ¢ ª ¤y
¢ £¢ « ª ª ¢ ¥ ¨ ª £¢¬¢ §® ¯¢§ °± ² ¨© ¢ ²¢ ¨¨§ ³«± ¥¥£ ¥ ¨¡ £ §¢ ¡ ¥ ¡¢ £¤:
´ ¨¡£µ®³©¢°¢ ¢ ± ²¢§²¢ ¨¨§ ³«®± ¥¥ £ ¶· ¸
e
n
¹ º»º¼in
½ºk
º»® °£±
¾¢ ¡¢¤¨¨¢ ¤ £¢ « ª ¢ ¢ ¨¢ ¤ ¡¢ ¡¢£ ¥£
y
¥ ¨¢ ¤¤ ¥ ¢ § ¥ £ ¨¢ ¥¢ ¤ © §w
¢§ ¢ £
§¢ ¡¢¤¨
¡¢ £ ª§¢ ¥ ¥
¡ ¢ £¿ « £ §¢§ ¤ ¢ ¥ ¤¿ ¤
y
¥ ¥ ®À¤ ¥ ¦ ¥ ¢ £§¢ ¡¤ Á® °¢ ¢ ¨¢ ¤
w
w
« £ ¢ ¥ ¥¤ £¤Â² ¡¢ ¡¢ £¥¤£¤ ¨ ¢¿£ ¤ ¤ ¨¢ ¥ ¢ ¬§ ¨§ y
¥ ¢ £¿ § § à § ¢ ©¨¢ ¥¢ ¢ £ ¨ § ¢ ¨ ¨ ¤ § §Ã ¨¨¢ ¥¢ ¨¤ ¢ ®(1)
~
.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)