Pengaruh Kopi Robusta terhadap Memori Jangka Pendek pada Laki-Laki Dewasa Muda.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KOPI ROBUSTA TERHADAP MEMORI

JANGKA PENDEK PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Nikko, 2015

Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes.

Pada jaman sekarang dalam dunia pendidikan untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan kemampuan untuk mengingat, memahami, dan bisa menerapkan ilmu yang diberikan, terutama pada saat akan menghadapi ujian atau tes yang dihadapi pada keesokan harinya dan materi dari ujian tersebut harus dahafalkan dalam waktu sehari sebelum ujian atau tes tersebut diadakan, maka diperlukan memori jangka pendek untuk menghafal dengan cepat. Untuk memperoleh performa yang optimal dapat diperoleh dengan mengonsumsi caffeine. Caffeine merupakan zat yang terkandung dalam kopi. Caffeine dapat meningkatkan memori jangka pendek dengan merangsang sistem saraf pusat. Kopi dapat membuat kita tetap terjaga dan fokus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kopi robusta terhadap memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.

Desain penelitian ini bersifat kuasi eksperimental, dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 laki-laki dewasa berusia 18-25 tahun. Data yang diukur adalah jumlah kata yang dapat diingat dari tes memori jangka pendek sebelum dan sesudah meminum kopi robusta. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan α = 0,05.

Hasil penelitian yang didapat adalah jumlah kata yang diingat sesudah meminum kopi robusta lebih tinggi, yaitu 44,73 (SD ± 4,727) dibandingkan dengan sebelum diberi minum kopi robusta, yaitu 34,07 (SD ± 6,37), dengan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan dari penelitian ini adalah kopi robusta dapat meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ROBUSTA COFFEE ON SHORT-TERM

MEMORY IN YOUNG ADULT MALE

Nikko, 2015

Advisor I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF Advisor II : Hartini Tiono, dr., M.Kes.

Learning Process requires ability to remember, especially at the moment will face the test or tests facing the next day and the material of the test must be memorized within a day before the test or tests are held, it is necessary to short-term memory to memorize it quickly. Optimal performance can be obtained by consuming caffeine. Caffeine is a substance in coffee. Caffeine can improve short-term memory by stimulating the central nervous system. Coffee can keep us awake and stay focused.

The purpose of this study was to determine the effect of Robusta coffee for short-term memory in young adult male.

This study design was quasi-experimental design using pre-test and post-test, conducted on 30 adult males aged 18-25 years. The measured data was the number of words that can be recalled from short-term memory tests before and after drinking coffee robusta . Data analysis used Wilcoxon test with α = 0.05. Results showed that the number of words recalled after drinking coffee robusta were higher, at 44.73 (SD ± 4.727) compared with the prior, which was 34.07 (SD ± 6.37), with a highly significant difference (p<0.01).

The conclusions of this study are robusta coffee can boost short-term memory in young adult male.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1. Manfaat Akademis... ... 2

1.4.2. Manfaat Praktis... ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Memori ... 5

2.1.1. Klasifikasi Memori ... 7


(4)

2.1.3. Memori Jangka Pendek ... 9

2.1.4. Working Memory ... 10

2.2. Kopi ... 11

2.2.1. Jenis-jenis Kopi dan Sejarahnya ... 11

2.2.2. Kopi Robusta (Coffea Canephora) ... 12

2.2.3. Taksonomi ... 13

2.2.4. Pengolahan Kopi ... 14

2.2.5. Kandungan Biji Kopi ... 18

2.2.5.1. Caffeine ... 21

2.3. Anatomi Bagian Otak Sehubungan Dengan Memori Jangka Pendek .. 23

2.3.1. Formatio Reticularis ... 23

2.3.2. Hippocampus ... 24

2.3.3. Corpus Mammilare ... 25

2.3.5. Nukleus Anterior dan Medial Thalamus ... 26

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan ... 28

3.1.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 28

3.1.2. Subjek Penelitian ... 28

3.1.3. Lokasi Dan waktu Penelitian ... 28

3.2. Metode Penelitian ... 29

3.2.1. Desain Penelitian ... 29

3.2.2. Variabel Penelitian ... 29

3.2.3. Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2.4. Besar Sampel Penelitian ... 29


(5)

3.3.1. Persiapan Subjek Penelitian ... 30

3.3.2. Prosedur Persiapan Bahan Penelitian ... 30

3.5. Analisis Data ... 31

3.5. Aspek Penelitian ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif ... 33

4.2. Uji Perbandingan Memori Jangka Pendek pada Laki- laki Dewasa Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan ... 34

4.2.1. Uji Normalitas ... 34

4.2.2. Uji Beda Memori Jangka Pendek pada Laki-laki Dewasa Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan ... 35

4.3. Pembahasan ... 36

4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 39

5.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Kimia Biji Kopi Robusta yang Disangrai ... 18 Tabel 4.1. Pretest dan Postest Memori Jangka Pendek pada Laki-laki Dewasa 33 Tabel 4.2. Uji Normalitas ... 35 Tabel 4.3. Hasil Uji Wilcoxon ... 36


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Penyimpanan Memori ... 7

Gambar 2.2. Kopi Robusta ... 13

Gambar 2.3. Proses Pengolahan Kopi Tehnik Basah dan Kering ... 17

Gambar 2.4. Struktur Caffeine ... 23

Gambar 2.5. Hippocampus... 25


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Tes Memori Jangka Pendek ... 40

Lampiran 2.Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian (Informed Consent)... 42

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian…... 43

Lampiran 4. Analisis Statistik …... 44

Lampiran 5. Dokumentasi ... 45


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada jaman sekarang dalam dunia pendidikan untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan kemampuan untuk mengingat, memahami, dan bisa menerapkan ilmu yang diberikan, terutama pada saat akan menghadapi ujian atau tes yang dihadapi pada keesokan harinya dan materi dari ujian tersebut harus dihafalkan dalam waktu sehari sebelum ujian atau tes tersebut diadakan, maka diperlukan memori jangka pendek untuk menghafal dengan cepat. Salah satu cara untuk menambah kemampuan mengingat jangka pendek dengan mengonsumsi caffeine. Caffeine dapat meningkatkan kewaspadaan, ketelitian, dan fungsi kognitif (memori jangka pendek dan memori jangka panjang). Caffeine banyak terkandung dalam kopi, teh, coklat, dan kacang. Kandungan tertinggi terdapat pada kopi dan teh (Panggabean, 2011).

Kopi merupakan salah satu minuman yang sudah lama dikenal dan tersebar luas di seluruh dunia (Sofyana Nadya,2011). Selain itu kopi juga salah satu minuman yang banyak diminum di dunia. Kopi dapat membantu agar tetap fokus dan terjaga . Kopi berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Secara garis besar kopi di dunia terdapat dua jenis yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica) (Panggabean, 2011).

Biji kopi mengandung caffeine, trigonelline, asam amino, karbohidrat, asam alifatik, asam klorogenat, lemak, mineral, komponen volatil, dan komponen karbonil. Caffeine termasuk dalam kelompok senyawa methylxantine yang terdapat pada hasil bumi, setiap 150 ml kopi robusta yang dikonsumsi, memiliki kadar caffeine 131-220 mg, sedangkan pada 150 ml kopi arabika memiliki kadar caffeine 72-120 mg (Caffeine-informer, 2015).


(10)

Caffeine merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi. Konsumsi kopi di Indonesia diperkirakan mencapai 1,09 kg/kapita/ tahun pada tahun 2015 (Aeki-aice, 2015).

Kadar caffeine dalam kopi robusta yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kopi arabika menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti efeknya terhadap memori jangka pendek.

Selain itu pada penelitian yang dilakukan Michael Yassa dari John Hopkins University disebutkan bahwa pil caffeine sebanyak 200 mg dapat meningkatkan memori jangka pendek, sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan dosis yang sama, namun diberikan dalam bentuk minuman kopi robusta.

Berdasarkan pemahaman-pemahaman yang ada di masyarakat, maka penulis tertarik untuk meneliti efek kopi robusta dengan kadar caffeine 200 mg terhadap memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah ini adalah : Apakah kopi robusta dengan dosis caffeine 200 mg meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah kopi robusta meningkatkan memori jangka pendek.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Mengetahui efek kopi robusta dengan dosis caffeine 200 mg dalam meningkatkan memori jangka pendek.


(11)

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan bahwa kopi robusta dapat digunakan untuk membantu meningkatkan performa seseorang dalam berbagai pekerjaan yang membutuhkan memori jangka pendek.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis penelitian

1.5.1 Kerangka pemikiran

Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali di kemudian hari. Penyimpanan informasi yang diperoleh dibagi menjadi tiga cara, yaitu memori jangka pendek, memori jangka panjang intermediet, dan memori jangka panjang (Sherwood, 2012). Memori jangka pendek berlangsung selama beberapa detik sampai jam, memori jangka panjang intermediet berlangsung selama beberapa menit sampai minggu, sedangkan memori jangka panjang dapat berlangsung dalam harian, bulanan, bahkan tahunan. Memori jangka panjang intermediet dapat berubah menjadi memori jangka panjang, sehingga sering kali dimasukkan ke dalam memori jangka panjang. Proses pemindahan memori jangka pendek menjadi panjang dinamakan proses konsolidasi (Guyton and Hall, 2010).

Kopi mengandung caffeine yang merupakan kelompok dari methylxantine. Methylxantine berperan sebagai antagonis dari reseptor adenosin, sehingga caffeine akan mengikat reseptor adenosin. Adenosin dalam tubuh bila berikatan dengan reseptor adenosine yang terdapat pada hippocampus dapat menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Setelah reseptor adenosin diblok, maka akan menyebabkan timbulnya efek pada neurotransmiter, seperti dopamin, asetilkolin, serotonin, dan pada dosis


(12)

tinggi terjadi peningkatan norepinefrin. Caffeine dapat menambah transmisi dari dopamin, sehingga akan menambah “mood” dan melindungi sel otak dari proses penuaan dan penyakit degenerasi pada otak. Caffeine dapat menambah transmisi asetilkolin, sehingga kemampuan memori jangka pendek dan memori jangka panjang akan bertambah (Nehlig A., 1992).

Caffeine dapat menghambat phosphodiesterase, sehingga adenyl cyclase dapat diaktivasi, akibatnya cyclic Adenosine Monophosphate (cAMP) meningkat. Peningkatan cAMP akan mengaktivasi protein kinase A dan fosforilasi protein dari kanal kalium, maka kanal ion kalium akan diblok dan pembukaan kanal ion kalsium semakin lama. Setelah itu, ion kalsium yang masuk ke terminal sinaptik meningkat. Hal ini akan meningkatkan, terjadinya respon walaupun dari stimulus yang kecil, maka akan menyebabkan peningkatan memori jangka pendek (G. Fisone, 2004).

1.5.2 Hipotesis

Kopi Robusta dengan dosis caffeine 200 mg meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kopi Robusta dengan dosis caffeine 200 mg meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.

5.2 Saran

Kopi dapat dipergunakan untuk meningkatkan memori, meningkatkan konsentrasi, dan kewaspadan, serta dapat digunakan bagi yang ingin bekerja, mengerjakan tugas, belajar dan kegiatan lain yang memerlukan memori, konsentrasi dan kewaspadaan pada kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan perbandingan antara laki– laki dan perempuan, dilakukan penelitian dengan membandingkan kadar caffeine yang berbeda dalam kopi jenis lain. Penelitian ini juga hendaknya dilakukan untuk mengetahui kopi jenis robusta ini dapat memberikan efek dalam memori jangka panjang. Dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar caffeine yang efektif untuk meningkatkan memori jangka pendek maupun memori jangka panjang dengan membandingkan berbagai dosis caffeine.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aeki-aice. (2015). Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia. Retrieved 10 30, 2015, from aeki.aice.org

Bambang Prastowo, E. K. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor: ISBN.

BIBLIOGRAPHY Baycrest. (2015). Memory and Aging. Retrieved Januari 13,

2015, from www.baycrest.org:

http://www.baycrest.org/MemoryandAging/Session_1/default_24.html

Bhinnety, M. (2011). Struktur dan Proses Memori. In F. P. Mada, Buletin Psikologi Volume 16 (pp. 74-88). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Caffeine-informer. (2015). caffeineinformer.com. Retrieved 06 29, 2015, from www.caffeineinformer.com/caffeine-safe-limits

Danarti, S. N. (2012). Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.

Dr. Indriani K.Sumadikarya, M. (1999). Memori Jangka Pendek : Penerimaan, Penyimpanan, dan Pemanggilan Informasi. Meditek, vol 7, no. 20, 55-59.

G. Fisone, A. B. (2004). Caffein as a psychomotor stimulant: mechanism of action. Link Springer, 61, 857-872.

Gathercole, P. S. (2007). University of York. Retrieved from www.york.ac.uk: https://www.york.ac.uk/res/wml/Classroom%20guide.pdf

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Textbook Of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier.

ITIS. (2015, Juni 29). ITIS Report : Coffea canephora Pierre ex A. Froehner. Retrieved Juli 7, 2015, from Integrated Taxonomic Information System (ITIS):

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=506060#

Moore, M. (2015, Januari 8). Retrieved Januari 13, 2015, from eatrignht: http://www.eatright.org/resource/health/wellness/healthy-aging/memory-boosting-foods

National-Coffee-Association-Of-USA. (2015). How to brew coffee. Retrieved 10 31, 2015, from www.ncausa.org/about-Coffee/How-to-bre-coffee


(15)

Nehlig A., D. J. (1992). Are we dependent upon coffee and caffeine? Retrieved January 19, 2015, from ncbi.nlm.nih.gov.

ocw.usu.ac.id. (2013). ocw.usu.ac.id. Retrieved agustus 17, 2015, from ocw.usu.ac.id: http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000129-brain-and-mind

system/bms166_slide_formatio_reticularis_dan_sistem_limbik.pdf.

Oregon State University. (2015). Learning Corner : The Memory Process. Retrieved September 3, 2015, from Academic Succes Center Oregon State University: http://success.oregonstate.edu/learning-corner/learning-college/memory-process

Panggabean, I. E. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

psych.ufl. (2013). learning memory. Retrieved july 14, 2015, from learning memory: HYPERLINK "http://www.psych.ufl.edu/~steh/PSB6099/learning%20and%20memory.ppt" www.psych.ufl.edu/~steh/PSB6099/learning%20and%20memory.ppt .

Revlin, R. (2011). Short-Term Memory and Working Memory. In R. Revlin,

Cognition Theory and Practice (pp. 120-121). New York: Worth Publisher.

Retrieved from

http://www.macmillanhighered.com/Catalog/uploadedFiles/Content/Worth/Pr oduct/About/Look_Inside/Revlin,_Cognition_1e/Revlin1e_Chapter%205.pdf Silbernagl, S., & Despopoulos, A. (2009). Color Atlas of Physiology (6 ed.).

Germany: Thieme.

Stern, A. B. (2009). Encyclopedia Of Neuroscience Volume 1. New York: Elsevier.

Stocks, J. (2015, September 20). Caffeine. Retrieved from Univercity Health Service (University Of Michigan): https://www.uhs.umich.edu/caffeine

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (Vol. XII). United States: John Wiley & Sons, Inc.

Vann, S. D. (2009). Re-evaluating the Role of the Mammillary Bodies in Memory.

Neuropsychologia, 2317. doi:10.1016/j.neuropsychologia.2009.10.019

Vann, S. D., & Aggleton, J. P. (2004, January). The Mammillary Bodies : Two Memory Systems in One? Nature Reviews | Neurosciense, V, 36. Retrieved

Juli 7, 2015, from

http://psych.cf.ac.uk/home2/aggleton/Nat%20Rev%20Neurosci%20%20-%205%20-%2035-44.pdf


(16)

Virtual-Mass-Spectometry-Laboratory. (n.d.). Effects Of Caffeine. Retrieved November 24, 2015, from Mass-Spectometry-Laboratory: Virtual-Mass-Spectometry-Laboratory


(1)

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan bahwa kopi robusta dapat digunakan untuk membantu meningkatkan performa seseorang dalam berbagai pekerjaan yang membutuhkan memori jangka pendek.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis penelitian

1.5.1 Kerangka pemikiran

Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali di kemudian hari. Penyimpanan informasi yang diperoleh dibagi menjadi tiga cara, yaitu memori jangka pendek, memori jangka panjang intermediet, dan memori jangka panjang (Sherwood, 2012). Memori jangka pendek berlangsung selama beberapa detik sampai jam, memori jangka panjang intermediet berlangsung selama beberapa menit sampai minggu, sedangkan memori jangka panjang dapat berlangsung dalam harian, bulanan, bahkan tahunan. Memori jangka panjang intermediet dapat berubah menjadi memori jangka panjang, sehingga sering kali dimasukkan ke dalam memori jangka panjang. Proses pemindahan memori jangka pendek menjadi panjang dinamakan proses konsolidasi (Guyton and Hall, 2010).

Kopi mengandung caffeine yang merupakan kelompok dari methylxantine. Methylxantine berperan sebagai antagonis dari reseptor adenosin, sehingga caffeine akan mengikat reseptor adenosin. Adenosin dalam tubuh bila berikatan dengan reseptor adenosine yang terdapat pada hippocampus dapat menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Setelah reseptor adenosin diblok, maka akan menyebabkan timbulnya efek pada neurotransmiter, seperti dopamin, asetilkolin, serotonin, dan pada dosis


(2)

tinggi terjadi peningkatan norepinefrin. Caffeine dapat menambah transmisi dari dopamin, sehingga akan menambah “mood” dan melindungi sel otak dari proses penuaan dan penyakit degenerasi pada otak. Caffeine dapat menambah transmisi asetilkolin, sehingga kemampuan memori jangka pendek dan memori jangka panjang akan bertambah (Nehlig A., 1992).

Caffeine dapat menghambat phosphodiesterase, sehingga adenyl cyclase dapat diaktivasi, akibatnya cyclic Adenosine Monophosphate (cAMP) meningkat. Peningkatan cAMP akan mengaktivasi protein kinase A dan fosforilasi protein dari kanal kalium, maka kanal ion kalium akan diblok dan pembukaan kanal ion kalsium semakin lama. Setelah itu, ion kalsium yang masuk ke terminal sinaptik meningkat. Hal ini akan meningkatkan, terjadinya respon walaupun dari stimulus yang kecil, maka akan menyebabkan peningkatan memori jangka pendek (G. Fisone, 2004).

1.5.2 Hipotesis

Kopi Robusta dengan dosis caffeine 200 mg meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kopi Robusta dengan dosis caffeine 200 mg meningkatkan memori jangka pendek pada laki-laki dewasa muda.

5.2 Saran

Kopi dapat dipergunakan untuk meningkatkan memori, meningkatkan konsentrasi, dan kewaspadan, serta dapat digunakan bagi yang ingin bekerja, mengerjakan tugas, belajar dan kegiatan lain yang memerlukan memori, konsentrasi dan kewaspadaan pada kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan perbandingan antara laki– laki dan perempuan, dilakukan penelitian dengan membandingkan kadar caffeine yang berbeda dalam kopi jenis lain. Penelitian ini juga hendaknya dilakukan untuk mengetahui kopi jenis robustaini dapat memberikan efek dalam memori jangka panjang. Dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar caffeine yang efektif untuk meningkatkan memori jangka pendek maupun memori jangka panjang dengan membandingkan berbagai dosis caffeine.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aeki-aice. (2015). Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia. Retrieved 10

30, 2015, from aeki.aice.org

Bambang Prastowo, E. K. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor: ISBN.

BIBLIOGRAPHY Baycrest. (2015). Memory and Aging. Retrieved Januari 13,

2015, from www.baycrest.org:

http://www.baycrest.org/MemoryandAging/Session_1/default_24.html

Bhinnety, M. (2011). Struktur dan Proses Memori. In F. P. Mada, Buletin Psikologi

Volume 16 (pp. 74-88). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Caffeine-informer. (2015). caffeineinformer.com. Retrieved 06 29, 2015, from

www.caffeineinformer.com/caffeine-safe-limits

Danarti, S. N. (2012). Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Dr. Indriani K.Sumadikarya, M. (1999). Memori Jangka Pendek : Penerimaan, Penyimpanan,

dan Pemanggilan Informasi. Meditek, vol 7, no. 20, 55-59.

G. Fisone, A. B. (2004). Caffein as a psychomotor stimulant: mechanism of action. Link

Springer, 61, 857-872.

Gathercole, P. S. (2007). University of York. Retrieved from www.york.ac.uk:

https://www.york.ac.uk/res/wml/Classroom%20guide.pdf

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Textbook Of Medical Physiology. Philadelphia:

Elsevier.

ITIS. (2015, Juni 29). ITIS Report : Coffea canephora Pierre ex A. Froehner.

Retrieved Juli 7, 2015, from Integrated Taxonomic Information System (ITIS):

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=506060#

Moore, M. (2015, Januari 8). Retrieved Januari 13, 2015, from eatrignht: http://www.eatright.org/resource/health/wellness/healthy-aging/memory-boosting-foods


(5)

Universitas Kristen Maranatha

Nehlig A., D. J. (1992). Are we dependent upon coffee and caffeine? Retrieved

January 19, 2015, from ncbi.nlm.nih.gov.

ocw.usu.ac.id. (2013). ocw.usu.ac.id. Retrieved agustus 17, 2015, from ocw.usu.ac.id: http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000129-brain-and-mind

system/bms166_slide_formatio_reticularis_dan_sistem_limbik.pdf.

Oregon State University. (2015). Learning Corner : The Memory Process. Retrieved September 3, 2015, from Academic Succes Center Oregon State University: http://success.oregonstate.edu/learning-corner/learning-college/memory-process

Panggabean, I. E. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

psych.ufl. (2013). learning memory. Retrieved july 14, 2015, from learning memory: HYPERLINK "http://www.psych.ufl.edu/~steh/PSB6099/learning%20and%20memory.ppt" www.psych.ufl.edu/~steh/PSB6099/learning%20and%20memory.ppt .

Revlin, R. (2011). Short-Term Memory and Working Memory. In R. Revlin, Cognition Theory and Practice (pp. 120-121). New York: Worth Publisher.

Retrieved from

http://www.macmillanhighered.com/Catalog/uploadedFiles/Content/Worth/Pr oduct/About/Look_Inside/Revlin,_Cognition_1e/Revlin1e_Chapter%205.pdf

Silbernagl, S., & Despopoulos, A. (2009). Color Atlas of Physiology (6 ed.).

Germany: Thieme.

Stern, A. B. (2009). Encyclopedia Of Neuroscience Volume 1. New York: Elsevier. Stocks, J. (2015, September 20). Caffeine. Retrieved from Univercity Health Service

(University Of Michigan): https://www.uhs.umich.edu/caffeine

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (Vol. XII). United States: John Wiley & Sons, Inc.

Vann, S. D. (2009). Re-evaluating the Role of the Mammillary Bodies in Memory. Neuropsychologia, 2317. doi:10.1016/j.neuropsychologia.2009.10.019

Vann, S. D., & Aggleton, J. P. (2004, January). The Mammillary Bodies : Two

Memory Systems in One? Nature Reviews | Neurosciense, V, 36. Retrieved

Juli 7, 2015, from

http://psych.cf.ac.uk/home2/aggleton/Nat%20Rev%20Neurosci%20%20-%205%20-%2035-44.pdf


(6)

Virtual-Mass-Spectometry-Laboratory. (n.d.). Effects Of Caffeine. Retrieved November 24, 2015, from Mass-Spectometry-Laboratory: Virtual-Mass-Spectometry-Laboratory