Perbandingan pengaruh Minuman Energi "K" dan Kopi Robusta (Coffea robusta) terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian pada Laki-Laki Dewasa.

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN ENERGI “K” DAN KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) TERHADAP KEWASPADAAN DAN

KETELITIAN PADA LAKI – LAKI DEWASA

Christian Hendrik, 2013, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, dra., Apt., Ms.

Kewaspadaan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bekerja, belajar, berkendara, maupun aktivitas lainnya. Ketelitian juga dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari. Penurunan kewaspadaan dan ketelitian dapat mengakibatkan dampak yang luas. Beberapa dampaknya adalah penurunan efektivitas belajar, penurunan produktivitas kerja, bahkan dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian. Salah satu cara yang populer untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian adalah dengan mengonsumsi minuman energi atau kopi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan pengaruh minuman energi “K” dan kopi robusta terhadap kewaspadaan dan ketelitian.

Percobaan ini bersifat eksperimental semu, memakai percobaan rancangan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif, dengan memakai pre-test dan post-test. Analisis data

menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa minuman energi “K” meningkatkan kewaspadaan sangat signifikan secara statistik (p < 0,01) dari rerata 131,3 detik menjadi 109,6 detik, serta meningkatkan ketelitian sangat signifikan secara statistik (p < 0,01) dari rerata 52,980 menjadi 65,966. Kopi Robusta meningkatkan kewaspadaan sangat signifikan secara statistik (p < 0,01) dari rerata 145,033 detik menjadi 112,0 detik dan serta meningkatkan ketelitian sangat signifikan secara statistik (p < 0,01) dari rerata 52,266 menjadi 66,213. Pada perbandingan efek antara minuman energi “K” dan kopi robusta terhadap kewaspadaan dan ketelitian laki-laki dewasa didapatkan adanya perbedaan, namun tidak signifikan secara statistik (p > 0,05).

Dari data tersebut diketahui bahwa minuman energi “K” dan kopi robusta dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian pada laki-laki dewasa, namun memiliki efek yang sama dalam meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECTS COMPARISON OF “K” ENERGY DRINK AND ROBUSTA COFFEE ON ALERTNESS AND CAREFULNESS IN ADULT MALES Christian Hendrik, 2013, 1st tutor: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs.

2nd tutor: Endang Evacuasiany, dra., Apt., Ms.

Awareness is needed in daily life, such as in working, studying, and driving. As well as awareness, carefulness also needed in daily life. The lack of awareness and carefulness could affect various impacts. Some of these impacts are decreasement in studying effectivity, decreasement in working productivity, even accident and death. One popular way to increase both the awareness and carefulness is to consume drinks, such as energy drink of coffee.

The purpose of this research is to compare the effect of “K” energy drink and robusta coffee (Coffea robusta) on alertness and carefulness in adult males.

Research methods is a prospective experimental comparative, using a completely randomized experimental design (CRD) with pre-test and post-test. Data analysis to test alertness and carefulness using test "t" paired and “t” independent with α = 0.05.

The result of the research is that the “K” energy drink increase the awareness statistically very significant (p < 0,01) from the average of 131,3 second to 109,6 second, and also increase the alertness statistically very significant (p < 0,01) from the average of 52,980 to 65,966. Robusta coffe increase the awareness statistically very significant (p < 0,01) from the average of 145,033 second to 112 second, and also increase the alertness statistically very significant (p < 0,01) from the average of 52,266 to 66,213. In comparison between “K” energy drink and robusta coffee on alertness and carefulness, the researcher found different effect, but statistically not significant (p < 0,05).

The conclusion is both of the drink, “K” energy drink and robusta coffee increase alertness and carefulness in adult males, and both have the same effect in increasing alertness and carefulness.


(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Energi... 6

2.1.1 Tentang Minuman Energi ... 6

2.1.2 Kandungan Minuman Energi... ..7

2.1.3 Kegunaan Minuman Energi...8


(4)

viii

2.2.1 Tentang Kopi ... 8

2.2.2 Taksonomi Kopi ... 9

2.2.3 Jenis Kopi... ... 10

2.2.4 Kandungan Kopi... 11

2.2.5 Kegunaan Kopi... 12

2.3 Kafein ... 14

2.3.1 Sifat Kimia Kafein ... 14

2.3.2 Sumber Kafein ... 14

2.3.3 Farmakologi Kafein ... 15

2.4 Kewaspadaan dan Ketelitian ... 16

2.4.1 Definisi Kewaspadaan dan Ketelitian ... 16

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewaspadaan dan Ketelitian ... 16

2.4.3 Tes Kewaspadaan (Johnson Pascal Test) ... 17

2.4.4 Tes Ketelitian (Additional Test) ... 18

2.5 Kesadaran ... 18

2.5.1 Definisi Kesadaran ... 18

2.5.2 Pusat Pengaturan Kesadaran ... 18

2.5.2.1 Formatio Reticularis ... 18

2.5.2.2 Reticular Activating System ... 19

2.5.2.3 Serebrum ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Subjek Penelitian ... 21

3.1.1 Subjek Penelitian ... 21

3.1.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 21

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.2 Metode Penelitian... 22

3.2.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 22

3.2.2 Besar Sampel Penelitian ... 22

3.3 Prosedur Penelitian... 23


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Persiapan Pada Hari Akan Tes ... 23

3.3.3 Prosedur Tes Kewaspadaan dan Ketelitian ... 23

3.4 Data yang diukur ... 24

3.5 Analisis Data... ... ...24

3.6 Hipotesis Statistik... ... ...24

3.7 Kriteria Uji... ... ...26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan ... 43

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian... ... 46

4.3.1 Minuman Energi “K” ... ..46

4.3.1.1 Kewaspadaan ... ..46

4.3.1.2 Ketelitian ... 46

4.3.2 Kopi Robusta ... 47

4.3.2.1 Kewaspadaan ... ..47

4.3.2.2 Ketelitian ... 47

4.3.3 Perbandingan Minuman Energi “K” dan Kopi Robusta (Coffea robusta) ..48

4.3.3.1 Kewaspadaan ... ..48

4.3.3.2 Ketelitian ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53


(6)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengaruh Minuman Energi “K” Terhadap Johnson Pascal test

Pada Subjek Penelitian ... 27 Tabel 4.2 Pengaruh Minuman Energi “K” Terhadap Additional test Pada

Subjek Penelitian ... 29 Tabel 4.3 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Minuman Energi “K” pada Menit 15 ... 31 Tabel 4.4 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Minuman Energi “K” pada Menit 30 ... 31 Tabel 4.5 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Minuman Energi “K” ... 32 Tabel 4.6 Pengaruh Kopi Robusta (Coffea robusta) Terhadap Johnson

Pascal test pada Subjek Penelitian ... 34 Tabel 4.7 Pengaruh Kopi Robusta (Coffea robusta) Terhadap Additional

test pada Subjek Penelitian ... 36 Tabel 4.8 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Kopi Robusta (Coffea robusta) pada Menit

ke-15 ... 38 Tabel 4.9 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Kopi Robusta (Coffea robusta) pada Menit

ke-30 ... 38 Tabel 4.10 Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Sesudah dan

Sebelum Minum Kopi Robusta (Coffea robusta) ... 39 Tabel 4.11 Perbandingan Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test

Sesudah Minum Minuman Energi “K” dan Kopi Robusta


(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Minuman Energi ... 6

Gambar 2.2 Tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta) ... 9

Gambar 2.3 Biji Kopi Robusta (Coffea robusta) ... 10

Gambar 2.4 Kafein ... 14

Gambar 2.5 Formatio Reticularis dan Reticular Activating System (RAS) ... 19

Grafik 4.1 Rerata Hasil Tes Kewaspadaan dan Ketelitian Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Energi “K” ... 33

Grafik 4.2 Rerata Hasil Tes Kewaspadaan dan Ketelitian Sebelum dan Sesudah Minum Kopi Robusta (Coffea robusta) ... 40

Grafik 4.3 Perbandingan Rerata Johnson Pascal Test dan Additional Test Setelah Minum Minuman Energi “K” dan Kopi Robusta (Coffea robusta) ... 42


(8)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Johnson Pascal Test ... 53

Lampiran 2. Lembar Additional Test ... 55

Lampiran 3. Lembar Hasil Uji Perhitungan Statistik ... 57


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewaspadaan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bekerja, belajar, berkendara, maupun aktivitas lainnya. Ketelitian juga dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari. Penurunan kewaspadaan dan ketelitian dapat mengakibatkan dampak yang luas. Salah satu dampaknya adalah penurunan efektivitas belajar, penurunan produktivitas kerja, bahkan dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian.

Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi penurunan kewaspadaan dan ketelitian, mulai dari melakukan olah raga ringan seperti ‘stretching’, mencuci muka, hingga mengonsumsi berbagai makanan maupun minuman. Minuman yang sering dikonsumsi masyarakat antara lain kopi dan minuman energi. Jenis kopi yang umum dikonsumsi adalah kopi Robusta dan kopi Arabika. Kopi Robusta merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi karena harganya yang relatif lebih murah, walaupun rasanya lebih asam dan kandungan kafeinnya dua kali lipat dari kopi Arabika.

Minuman energi kini mulai dapat disamakan popularitasnya dengan kopi dalam meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian. Hal ini didukung oleh kepraktisan penggunaannya, harga yang cukup murah, serta ketersediaannya di masyarakat, khususnya minuman energi “K”, karena merk tersebut merupakan salah satu merk yang pertama kali memproduksi minuman energi. Namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui efek samping penggunaan dari minuman energi. Karena komposisi sebagian besar minuman energi terbuat dari bahan-bahan sintetis dan mengandung zat pengawet, tentu saja akan memiliki dampak buruk bagi tubuh.

Kedua minuman populer tersebut memiliki kandungan utama yaitu kafein. Kandungan inilah yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian seseorang. Kafein mempunyai efek menstimulasi otak dengan cara meningkatkan


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha eksitabilitas neuron (Goodman & Gillman, 2008). Kandungan kafein dalam kopi lebih tinggi dibandingkan dengan minuman energi (Katzung). Kopi Robusta merupakan produk alami untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian, sedangkan minuman energi “K” merupakan produk sintetis. Selain lebih aman untuk tubuh karena merupakan produk alami, kopi Robusta juga memiliki kadar kafein lebih tinggi dari minuman energi “K”. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang membandingkan pengaruh minuman energi “K” dan kopi Robusta terhadap kewaspadaan dan ketelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah minuman energi “K” dapat meningkatkan kewaspadaan pada

laki-laki dewasa.

2. Apakah kopi robusta dapat meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

3. Apakah minuman energi “K” dapat meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.

4. Apakah kopi robusta dapat meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa. 5. Apakah Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam

meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

6. Apakah Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini untuk memberikan informasi tentang minuman yang dikonsumsi masyarakat terhadap pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh minuman energi dan kopi terhadap kewaspadaan dan ketelitian.


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademis

Manfaat akademis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan wawasan yang lebih luas tentang kewaspadaan dan ketelitian dengan menggunakan minuman energi dan kopi.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbandingan pengaruh minuman energi dan kopi dalam meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka pemikiran

Minuman energi sering digunakan sebagai sumber energi tambahan. Minuman energi mengandung kafein, taurin, l-carnitine, karbohidrat, dan vitamin. Kandungan kafein suatu minuman energi dapat bervariasi antara 50 mg sampai 550 mg tiap kaleng atau botol (Ishak, Ugochukwu, Bagot, Khalili, & Zaky, 2012).

Kopi merupakan salah satu minuman paling populer untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian. Kopi merupakan minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Saat ini banyak beredar 2 jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta. Kopi robusta dianggap kopi kelas 2 karena memiliki rasa yang lebih pahit, sedikit asam, & kadar kafein yang lebih tinggi dibanding kopi arabika (Triana, 2006). Nilai kafein normal dalam 1 gelas kopi (150 ml) yang berasal dari biji kopi mengandung 85 mg kafein, kopi instan mengandung 60 mg kafein, kopi decaffeinated (kopi dengan kadar kafein rendah) 3 mg (Goodman & Gillman, 2008).

Kafein dapat menyebabkan rangsangan kortikal yang meningkatkan kewaspadaan dan menunda kelelahan (Katzung). Kafein bekerja dengan cara menghambat adenosin yang berfungsi sebagai penghambat sistem saraf dimana adenosin sendiri bekerja melalui dua reseptor, yaitu reseptor A1 yang tersebar di hipokampus, cerebral, cerebral cortex, dan thalmus, sedangkan reseptor A2a


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha tersebar di striatum, nucleus accumbens, dan olfactory tubercle yang pada akhirnya kafein memberikan efek stimulasi pada ARAS. Oleh karena itu tingkat kewaspadaan dan ketelitian seseorang dapat meningkat. Selain itu kafein juga menaikkan dopamin di otak, dopamin sendiri adalah neurotransmitter yang berperan dalam mengatur gerakan dan membentuk ingatan (Nelson and Gilbert, 2005).

Kafein merangsang system saraf pusat pada semua tingkatan, termasuk korteks serebri, medulla oblongata, dan medulla spinalis. Kafein memiliki aktivitas analeptik (rangsangan sistem respirasi), serta rangsangan kardiak (yang dapat mengakibatkan takikardi), dilatasi pembuluh darah koroner dan perifer, konstriksi pembuluh darah serebral, dan stimulasi otot rangka. Kafein juga memiliki efek diuretik (Introductory Clinical Pharmacology Drug Guide, 2007).

Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat (contoh : penglihatan, pendengaran) yang diberikan (Sidharta, 2008). Ketelitian adalah kemampuan seseorang untuk sangat berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, serta perhatian dan intelektual (Quirk, 2001). Sistem aktivasi retikularis (SAR) yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat sangat penting untuk menjaga suatu keadaan sadar yang posisinya terdapat di antara medula oblongata, pons, dan

mesencephalon (midbrain). Serabut saraf dari formatio reticularis

menghubungkan bagian tengah hypothalamus, nuclei basalis, cerebrum, dan cerebellum. Apabila impuls sampai di formatio reticularis, formatio reticularis merespon dengan mengaktifkan cortex cerebri menjadi keadaan sadar (Shier, Butler, & Lewis, 2001).

1.5.2 Hipotesis

1. Minuman energi “K” meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa. 2. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

3. Minuman energi “K” meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa. 4. Kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha 5. Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam

meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

6. Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.

1.6 Metodologi Penelitian

Percobaan ini bersifat eksperimental semu, menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif, dengan rancangan pre-test dan post-test.

Data yang diukur adalah jumlah waktu dalam detik yang dibutuhkan subjek penelitian untuk menyelesaikan Johnson Pascal Test sebanyak sekali sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman energi “K” dan kopi robusta, dan banyaknya penjumlahan Additional Test yang dapat diselesaikan tiap menit sebanyak lima kali sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman energi “K” dan kopi robusta. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan α = 0,05.


(14)

50

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Minuman energi ‘K’ meningkatkan kewaspadaan. 2. Minuman energi ‘K’ meningkatkan ketelitian.

3. Kopi Robusta (Coffea robusta) meningkatkan kewaspadaan. 4. Kopi Robusta (Coffea robusta) meningkatkan ketelitian.

5. Kopi robusta tidak memiliki efek yang lebih tinggi dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa dibandingkan dengan minuman energi “K”.

6. Kopi robusta tidak memiliki efek yang lebih tinggi dalam meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa dibandingkan dengan minuman energi “K”.

5.2 Saran

1. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti perbandingan pengaruh minuman energi “K” dan kopi robusta terhadapa kewaspadaan dan ketelitian pada perempuan dewasa.

2. Penulis menyarankan bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian agar mengonsumsi kopi robusta karena memiliki efek yang tidak berbeda signifikan dengan minuman energi “K”, karena kopi robusta lebih alami dan relatif lebih murah.

3. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya untuk meneliti lama kerja minuman energi “K” dan kopi robusta terhadap kewaspadaan dan ketelitian.


(15)

51

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

(2006, Desember 14). Dipetik Desember 10, 2013, dari Badan Pengawas Obat dan Makanan:

http://www.pom.go.id/new/index.php/view/berita/156/MINUMAN-BERENERGI.html

Atkinson R.L., A. R. (1985). Learning and Conditioning. In: Introduction to Psychology (9 ed.). Orlando: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Bower G.H., H. E. (1975). Freud’s Psychodinamics. In: Theories of Learning.

Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Coso, J. D., Munoz-Fernandez, V. E., Munoz, G., Fernandez-Elıas, V. E., Ortega, J. F., Hamouti, N., et al. (2012). Effects of a Caffeine-Containing Energy Drink on Simulated Soccer Performance. PLoS ONE | www.plosone.org, 7

(2).

Ganong, W. (2001). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC. Goodman, & Gillman. (2008). Manual of Pharmacology and Therapeutics. Guyton, A. H. (2006). Buku Ajar Fisiologi (11 ed.). Jakarta: EGC.

Ishak, W. W., Ugochukwu, C., Bagot, K., Khalili, D., & Zaky, C. (2012, January). ENERGY DRINK : Psychological Effects and Impact on Well-Being and Quality of Life. Innovations in CLINICAL NEUROSCIENCE .

Kaplan, S. (1991). Human Development Throughout the Life Cycle Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry (6 ed.). Baltimore: Williams & Wilkins.

Katzung, B. G. Basic & Clinical Pharmacology.

Martini, F. (2004). Fundamentals of Anatomy & Physiology (6 ed.). San Francisco: Pearson Education Inc.

Nelson, A., & Gilbert, S. (2005). Harvard Medical School Guide to Achieving Optimal Memory.

Osterweil, N. (2011, August 29). WebMD. Dipetik November 26, 2013, dari WebMD, LLC: http://www.webmd.com/food-recipes/features/coffee-new-health-food?page=1


(16)

52

Priguna, S. (2008). Quirk. (2001).

Schottelius B.A., S. D. (1978). Textbook of Physiology (18 ed.). Saint Louis: The C.V. Mosby Company.

Sidharta, P. (2008). Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Snell, R. S. (2007). Neuroanatomi Klinik (5 ed.). Jakarta: EGC.

Triana, N. (2006). Makanan Siap Saji Naikkan Tekanan Darah. Repository Maranatha .


(1)

3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat akademis

Manfaat akademis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan wawasan yang lebih luas tentang kewaspadaan dan ketelitian dengan menggunakan minuman energi dan kopi.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbandingan pengaruh minuman energi dan kopi dalam meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka pemikiran

Minuman energi sering digunakan sebagai sumber energi tambahan. Minuman energi mengandung kafein, taurin, l-carnitine, karbohidrat, dan vitamin. Kandungan kafein suatu minuman energi dapat bervariasi antara 50 mg sampai 550 mg tiap kaleng atau botol (Ishak, Ugochukwu, Bagot, Khalili, & Zaky, 2012).

Kopi merupakan salah satu minuman paling populer untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian. Kopi merupakan minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Saat ini banyak beredar 2 jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta. Kopi robusta dianggap kopi kelas 2 karena memiliki rasa yang lebih pahit, sedikit asam, & kadar kafein yang lebih tinggi dibanding kopi arabika (Triana, 2006). Nilai kafein normal dalam 1 gelas kopi (150 ml) yang berasal dari biji kopi mengandung 85 mg kafein, kopi instan mengandung 60 mg kafein, kopi decaffeinated (kopi dengan kadar kafein rendah) 3 mg (Goodman & Gillman, 2008).

Kafein dapat menyebabkan rangsangan kortikal yang meningkatkan kewaspadaan dan menunda kelelahan (Katzung). Kafein bekerja dengan cara menghambat adenosin yang berfungsi sebagai penghambat sistem saraf dimana adenosin sendiri bekerja melalui dua reseptor, yaitu reseptor A1 yang tersebar di


(2)

4

tersebar di striatum, nucleus accumbens, dan olfactory tubercle yang pada akhirnya kafein memberikan efek stimulasi pada ARAS. Oleh karena itu tingkat kewaspadaan dan ketelitian seseorang dapat meningkat. Selain itu kafein juga menaikkan dopamin di otak, dopamin sendiri adalah neurotransmitter yang berperan dalam mengatur gerakan dan membentuk ingatan (Nelson and Gilbert, 2005).

Kafein merangsang system saraf pusat pada semua tingkatan, termasuk korteks serebri, medulla oblongata, dan medulla spinalis. Kafein memiliki aktivitas analeptik (rangsangan sistem respirasi), serta rangsangan kardiak (yang dapat mengakibatkan takikardi), dilatasi pembuluh darah koroner dan perifer, konstriksi pembuluh darah serebral, dan stimulasi otot rangka. Kafein juga memiliki efek diuretik (Introductory Clinical Pharmacology Drug Guide, 2007).

Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat (contoh : penglihatan, pendengaran) yang diberikan (Sidharta, 2008). Ketelitian adalah kemampuan seseorang untuk sangat berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, serta perhatian dan intelektual (Quirk, 2001). Sistem aktivasi retikularis (SAR) yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat sangat penting untuk menjaga suatu keadaan sadar yang posisinya terdapat di antara medula oblongata, pons, dan

mesencephalon (midbrain). Serabut saraf dari formatio reticularis

menghubungkan bagian tengah hypothalamus, nuclei basalis, cerebrum, dan cerebellum. Apabila impuls sampai di formatio reticularis, formatio reticularis merespon dengan mengaktifkan cortex cerebri menjadi keadaan sadar (Shier, Butler, & Lewis, 2001).

1.5.2 Hipotesis

1. Minuman energi “K” meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa. 2. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

3. Minuman energi “K” meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa. 4. Kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.


(3)

5

5. Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa.

6. Minuman energi “K” dan kopi robusta memiliki perbedaan dalam meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa.

1.6 Metodologi Penelitian

Percobaan ini bersifat eksperimental semu, menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif, dengan rancangan pre-test dan post-test.

Data yang diukur adalah jumlah waktu dalam detik yang dibutuhkan subjek penelitian untuk menyelesaikan Johnson Pascal Test sebanyak sekali sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman energi “K” dan kopi robusta, dan banyaknya penjumlahan Additional Test yang dapat diselesaikan tiap menit sebanyak lima kali sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman energi “K” dan kopi robusta. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan α = 0,05.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Minuman energi ‘K’ meningkatkan kewaspadaan. 2. Minuman energi ‘K’ meningkatkan ketelitian.

3. Kopi Robusta (Coffea robusta) meningkatkan kewaspadaan. 4. Kopi Robusta (Coffea robusta) meningkatkan ketelitian.

5. Kopi robusta tidak memiliki efek yang lebih tinggi dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki-laki dewasa dibandingkan dengan minuman energi “K”.

6. Kopi robusta tidak memiliki efek yang lebih tinggi dalam meningkatkan ketelitian pada laki-laki dewasa dibandingkan dengan minuman energi “K”.

5.2 Saran

1. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti perbandingan pengaruh minuman energi “K” dan kopi robusta terhadapa kewaspadaan dan ketelitian pada perempuan dewasa.

2. Penulis menyarankan bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian agar mengonsumsi kopi robusta karena memiliki efek yang tidak berbeda signifikan dengan minuman energi “K”, karena kopi robusta lebih alami dan relatif lebih murah.

3. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya untuk meneliti lama kerja minuman energi “K” dan kopi robusta terhadap kewaspadaan dan ketelitian.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

(2006, Desember 14). Dipetik Desember 10, 2013, dari Badan Pengawas Obat dan Makanan:

http://www.pom.go.id/new/index.php/view/berita/156/MINUMAN-BERENERGI.html

Atkinson R.L., A. R. (1985). Learning and Conditioning. In: Introduction to Psychology (9 ed.). Orlando: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Bower G.H., H. E. (1975). Freud’s Psychodinamics. In: Theories of Learning. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Coso, J. D., Munoz-Fernandez, V. E., Munoz, G., Fernandez-Elıas, V. E., Ortega, J. F., Hamouti, N., et al. (2012). Effects of a Caffeine-Containing Energy Drink on Simulated Soccer Performance. PLoS ONE | www.plosone.org, 7 (2).

Ganong, W. (2001). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC. Goodman, & Gillman. (2008). Manual of Pharmacology and Therapeutics. Guyton, A. H. (2006). Buku Ajar Fisiologi (11 ed.). Jakarta: EGC.

Ishak, W. W., Ugochukwu, C., Bagot, K., Khalili, D., & Zaky, C. (2012, January). ENERGY DRINK : Psychological Effects and Impact on Well-Being and Quality of Life. Innovations in CLINICAL NEUROSCIENCE .

Kaplan, S. (1991). Human Development Throughout the Life Cycle Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry (6 ed.). Baltimore: Williams & Wilkins.

Katzung, B. G. Basic & Clinical Pharmacology.

Martini, F. (2004). Fundamentals of Anatomy & Physiology (6 ed.). San Francisco: Pearson Education Inc.

Nelson, A., & Gilbert, S. (2005). Harvard Medical School Guide to Achieving Optimal Memory.

Osterweil, N. (2011, August 29). WebMD. Dipetik November 26, 2013, dari WebMD, LLC: http://www.webmd.com/food-recipes/features/coffee-new-health-food?page=1


(6)

52

Priguna, S. (2008). Quirk. (2001).

Schottelius B.A., S. D. (1978). Textbook of Physiology (18 ed.). Saint Louis: The C.V. Mosby Company.

Sidharta, P. (2008). Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Snell, R. S. (2007). Neuroanatomi Klinik (5 ed.). Jakarta: EGC.

Triana, N. (2006). Makanan Siap Saji Naikkan Tekanan Darah. Repository Maranatha .