ringkasan - PENGGUNAAN PESTISIDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI SERTA UPAYA RESTORASI AGROEKOSISTIM DI KAWASAN SENTRA SAYURAN KECAMATAN LEMBAH GUMANTI SUMATERA BARAT.

PENGGUNAAN PESTISIDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEANEKARAGAMAN HAYATI SERTA UPAYA RESTORASI
AGROEKOSISTIM DI KAWASAN SENTRA SAYURAN KECAMATAN
LEMBAH GUMANTI SUMATERA BARAT
Reflinaldon1, Oktanis Melinda1 dan Asril2
Penelitian Hibah Strategis Nasional Universitas Andalas
No. 0191.0/023-04.2/III/2009, tanggal 31 Desember 2008
Nomor: 120/H.16/PL/HB.PSN/IV/2009, tanggal 16 April 2009
RINGKASAN
Budidaya sayuran di daerah tropis memiliki tantangan cukup berat karena
tingginya kompleks hama dan penyakit sehingga untuk mengatasinya petani selalu
menggunakan pestisida sintetik secara intensif. Bahan aktif pestisida sintetik bersifat
toksik tidak hanya bagi organisme target (hama) tetapi juga pada organisme lain
termasuk manusia. Bahan aktif bersifat persisten pada bahan tanaman dan tanah lahan.
Kawasan sentra sayuran sangat beresiko tercemar bahan kimia karena penggunaan
pestisida yang sangat intensif dalam budidaya pertanian. Kecamatan Lembah Gumanti
sebagai salah satu sentra sayuran di Sumatera Barat belum banyak diungkap mengenai
tingkat pencemaran pada komoditi sayuran dan sejauhmana dampaknya terhadap
lingkungan. Penelitian ini sangat penting mengingat fungsi kawasan sayuran di
Kecamatan


Lembah Gumanti sangat sentral dan vital dalam memenuhi kebutuhan

pangan untuk cakupan konsumen yang cukup luas. Daerah ini adalah sentra produksi
sayuran terbesar di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat
residu pestisida pada bawang merah, kubis dan tomat sekaligus mengetahui
dampaknya terhadap kehidupan serangga dan mikroorganisme pada lahan pertanian di
Kecamatan Lembah Gumanti.
Pelaksanaan analisis residu pada produk dan tanah tomat, bawang merah dan
kubis yang siap panen dilakukan dengan menggunakan metode gas kromatografi
dengan tahapan ekstraksi bahan tanaman, pemurnian (clean up). Pada lahan intensif,
bera dan lalami dianaliis sifat

tanah dan aktifitas mikroorganismenya meliputi

kemasaman tanah, kadar air, analisis respirasi untuk menentukan kadar CO2 dan
analisis biomassa untuk menentukan bahan organik dan C organik
1

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Korespondensi:
refli_naldon@yahoo.com

2
Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat

Untuk analisis keanekaragaman artopoda dilakukan dengan menghitung
kelimpahan dan kekayaan spesies di pertanaman menggunakan metode idenifikasi
secara morfospesies. Pada setiap titik sampel (unit sampel 1 x 1 m) dilakukan koleksi
serangga di tajuk tanaman dengan menggunakan farmcorp (alat penghisap debu yang
dimodifikasi), sedangkan penggunaan jaring ayunan dilakukan sebanyak 10 ayunan.
Untuk serangga penghuni tanahdikumpulkan dengan menggunakan pitfall trap
(perangkap jebakan) berupa gelas plastik yang dibenam ke tanah
Studi tindakan dan persepsi petani terhadap pestisida dilaksanakan dengan
metode wawancara kepada petani. Jumlah petani sampel sebagai responden sebanyak
30 orang dipilih acak. Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi petani di lahan
atau rumah. Materi kuisioner untuk wawancara berisikan antara lain data diri petani,
aplikasi pestisida dan persepsi petani tentang pestisida. Hasil wawancara dianalisis dan
diskripsikan sesuai dengan proporsi dari setiap jawaban yang diberikan oleh petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah ditemukan residu pestisida berbahan
aktif diazinon, propenofos, dimetoat (organoposfat) dan sipermetrin (piretroid) pada
bawang merah, kubis dan tomat. Kadar residu bahan aktif pestisida tertinggi terdeteksi
pada bawang merah diikuti oleh kubis dan tomat berkisar antara


0.067-2.006 mg/kg

(ppm). Pada lahan yang intensif digunakan pestisida diperoleh kadar air dan pH lebih
rendah sedangkan kandungan C organik dan bahan organik juga rendah. Aktifitas
respirasi mikroorganisme menurun dengan kadar CO2 dan biomasa lebih rendah
daipada lahan alami dan bera. Pestisida berdampak terhadap penurunan kelimpahan
individu dan spesies tertentu di pertanaman yang merupakan indikasi bahwa aplikasi
insektisida tidak selalu efektif dalam pengendalian hama. Berdasarkan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa kualitas lingkungan kawasan Lembah Gumanti masih
rendah dan memerlukan perhatian untuk upaya restorasi melalui peningkatan
kepedulian lingkungan dan pengetahuan tentang cara pertanian yang ramah lingkungan
sehingga akan dapat menghasilkan komoditi sayuran berkualitas dan aman bagi
konsumen.

Dokumen yang terkait

DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA OLEH PETANI SAYURAN DI KECAMATAN GISTING TERHADAP KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA TANAH DAN RESIDU PESTISIDA

2 44 61

Analisis finansial dan ekonomi usahatani markisa (Studi kasus : Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat)

1 10 86

DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA TERHADAP KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DAN RESIDUNYA PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa var. ascolonicum) DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI SUMATERA BARAT.

0 0 6

STRUKTUR KOMUNITAS PARASITOID LARVA LEPIDOPTERA PADA TANAMAN SAYURAN DI KEC. LEMBAH GUMANTI KAB. SOLOK SUMATERA BARAT.

0 1 5

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM SOSIALISASI KPU (Studi: Penggunaan Surat Suara di Kecamatan Lembah Gumanti).

0 0 20

PEMANFAATAN PATOGEN SERANGGA (ENTOMOPATOGEN) UNTUK MENUNJANG PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN HAMA TERPADU SAYURAN DI LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT.

0 0 11

PENGGUNAAN PESTISIDA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI SERTA UPAYA RESTORASI AGROEKOSISTIM DI KAWASAN SENTRA SAYURAN KECAMATAN LEMBAH GUMANTI SUMATERA BARAT.

0 0 1

STRUKTUR KOMUNITAS PARASITOID LARVA LEPIDOPTERA PADA TANAMAN SAYURAN DI KEC. LEMBAH GUMANTI KAB. SOLOK SUMATERA BARAT.

0 0 7

PERILAKU PETANI SLPHT DAN NON-SLPHT DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA SINTETIS PADA TANAMAN SAYURAN DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK.

0 0 6

GEOLOGI DAN SKARN Fe DAERAH NAGARI AIR DINGIN DAI\ SEKITARNYA, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT

0 2 10