Politik Sunda Jembar.

[(OMPAS

1
17
OJan

,.-

o Kamis o Jumat
o Senin. o Selasa o Rabu
..
9
11
10
4
5
6
,
2
3
18


19
OPeb

20

21

22

o Mar OApr .Mei

24

3

OJun

25


OJul

.

12

26

OAgs

o

Sabtu

13
28

27

OSep


Minggu
-15
16
"'4
31
29
.10

OOkt

ONov

o Dey....r

OLITIKSUNDAJEMBAR
.

_


.

___

~_..

_',~

Membaca gerakan kesundaan kiwariadalah memandang sebentang perjalanan yang terjebak pada kenangan akan kejayaan Sunda
masa silam. Membaca organisasi dan wacana kesundaan yang konon diapungkan oleh para budayawan adalah menyimak perayaan
kedaerahan dengan semangat cupet demi mengejar kepentingan .
sempit dan sesaat. Membangun Sunda sejatinya adalah membangim kita dengan jembar dan sederhana.
OLEH DJASEPUDIN

alah satu arti sun da, kata budayawan RH Hidayat Suryalaga,
.
adalah caang,bengras,
atau terang, sebuahjalan untuk menerangi kehidupan. Tak melulu
hanya untuk Sunda, Sunda memberikan
keterangan dan ketenangan untuk Warga

dunia.
Namun, keadiluhungan, kekayaan,
dan atau kearifan Sunda lainnya tidak dirayakan dengan sahayuna dan kumaha
aing, apalagi merasa diri paling unggul
dan berwibawa. Sunda mesti tetap terbuka dengan budaya Jawa, Minang, Batak,
Bugis,Dayak,dan suku bangsa Nusantara lainnya. Tidak bisa tidak Sunda harns
bersentuhan dengan budaya India, Arab,
Portugis, Inggris, Jepang, Belanda, serta
semmi warga dunia. Dengan kata lain,
Sunda mestijembar.
Jembar, luas, lapang,atau terbuka merupakan keharnsan dalam menyesuaikan dan turut serta mengelola perkembangan zaman. Denganbegitu, kedudukan Sunda dan bangsa lain sejajar.
Antara satu budaya dan budaya lain
saling memengaruhi. Apalagidi alam kesejagatan seperti sekarang, batas-batas
negara hanya terlihat jelas dalam peta
dan atlas. Sebab, keglobalan sekalipun
merindukan ihwalkelokalan.
Filosofi cageur,bage.ur,pinter, singer,
wanter, maher, motekar, dan jembar sebisa mungkin bukan pemanis bibir bela-

S


ka, diobral sangkan disebut nyunda, atau

untukmemperdayadanmerengkuhsimpati massa.
Dalam keseharian, untuk memaknai
filosofi tersebut antara perkataan dan
perbuatan harns seiring sejalan.Keadiluhungan pelbagai kearifan dalam laku hidup sehari-hari harns satu zat satu urat.
Organisasi kesundaan
.J3e~~culannya

~r:g~i~asikesun~a-

Kliping

LUHUR

an patut disyukuri sebagai sebuah rahmat. Namun, organisasi tersebut kerap
teIjebak pula pada wacana sempit dan
cenderung menyesatkan. Sunda hanya
dijadikan dagangan untuk mencapai kepentingan pribadi dan golongan.

Ormas kesundaan tersebut malah
menghargai beberapa gelintir elite yang
kurang memberikan sumbangsih untuk
masyarakat Sunda. Sah-sah sajamemberikan penghargaan kepada elite politik.
Namun, apakah Tatar Sunda sudah tidak
memiliki orang yang lebih pantas untuk
menerimanya?
Abah Ali dan Pa Supriatna dari Jatinangor yang puluhan tahun mempertahankan kesenian Sunda, Afih Safari dari
Tanjungsari yang puluhan tahun mempeIjuangkan hak dan kemerdekaan petani, Bi Raspi dari Padaherang (Ciamis)
yang satekahpolah mempertahankan seni ronggeng gunung, atau Djudju Djunaedi yang berusaha mencerdaskan warga

Humos

'o~_.~

Unpod

2009

.


_ _

:.us:... ~

desa di Purwakarta melalui perpustakaan keliling adalah beberapa individu
Sunda yangsayapikir amat layakmendapatkan sejenis penghargaan.
Sunda yang Abah Ali, Afih Safari, Bi
Raspi,dan Djudju Djunaedi lakukan adalah gerakan pembangunan yangjauh dari
ingar-bingar penuh pamrih dan pujian.
Meski mungkin bagi umumnya warga
dan elite kotakegiatan yangmereka lakukan terbilang sederhana, keikhlasan mereka terbukti nyata, berasa, dan bermakna.
Dangiang yang dilakukan Afih Safari
dan kawan-kawan seperti tidak ada di sejumlah organisasi yang konon hendak
nanjeurkeun martabat urangSunda.
Untuk mempeIjuangkan tujuan itu,
salah satunya dibutuhkan pribadi-pribadi berkarakter serta para pemimpin yang
menjunjung tinggi nilai kemanusian, kebenaran, dan kejujuran. Pemimpin ter~ebutmesti menyeimbangkan perkataan
dan perbuatan.
Banyak bekeIja sedikit bicara tidak

beda-beda amat dengan perilaku pencopet. Adapun banyak bicara sedikit bekerja menyerupai tukang obat. Dengan kata
lain, tipologipemimpin yangbaikdan benar, selain mampu dan mau melarapkan
pelbagai program keIja dengan karya
nyata,juga mahir dan pintar mengomunikasikan tujuan dan cara keIjanya dalam bahasa lisan dan tulisan.
Hal itu bukan goong nabeuh maneh,
melainkan bagian dari cara untuk menggairahkan semangat keIja yang mementingkan prestasi, penuh perhitungan,
profesional, dan proporsional. Pemimpin yangbaik adalah pemimpin yang menyeimbangkan bahasa verbal dan substansial.
Menciptakan pribadi-pribadi Sunda
yang andal bukanlah keIja sekali jadi,
apalagi hanya memenuhi nafsu menjadi
presiden tahun 2009 atau 2014. Bila
keukeuh ingin menggapainya,adalah kewajaran kita harus melipatgandakan semangat, menguatkan tekad, serta tidak
pernah henti melakukan pembangunan
Sunda di pelbagaibidang dan tempat.
Kantong budaya
Semangat membangun dalam jalur
kebudayaan mesti merata dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, di semua wilayah Tatar Sunda mesti dibangun dan dikembangkan kantong-kantongbudaya.
Rumah-rumah budaya yang mungkin

sederhana, semacam Jatiwangi Art Factory di Majalengka pimpinan Arif Yudi,

Komunitas Titik Dua di Ciamis yang dikelola Gadi Suwarna dan kawan-kawan,
Dangiang Sunda Pakidulan yang dirintis
Duddy RSsaparakanca,SanggarSeniBudaya Komara Sunda pimpinan Pa Kama
di Cibinong (Bogor), Rumah Baca Buku
Sunda pimpinan Mamat Sasmita di Bandung, serta pengusaha Jawa Barat yang
memberdayakan potensi dan penduduk
setempat, adalah kebutuhan penting dalam pembangunan. Sebab, selain sarana
pewarisan budaya, organisasi seperti itu
juga merupakan salah satu cara pengaderan pribadi-pribadi Sunda yangberkarakter.
Jalan ke arah itu sejatinya sudah ada.
Sebab,Sunda sudah memiliki modal awal
yangbernamajembar aliasterbuka.
Tidak percaya? Sepanjang kawasan
Rancaekek,Majalaya,Soreang,Banjaran,
dan Bandung bukankah para buruh pabrik itu umumnyamerupakan wargaJawa
Barat, urang Sunda? Bukankah mereka
bekeIja pada para tuan dari negeri tetangga, semacam Korea, Jepang, China,
atau Eropa?
Atau, apakah para penggawa Persib
Bandung adalah dominasi urang Bandung, urang Sunda? Pelatihnya saja Jaya

Hartono, pemain kuncinya NovaAriyanto dari Semarang, Hariono dari Sidorajo,
Waluyodari Banyumas,dan Siswantodari Pasuruan. Tidak cukup mendatangkan
mas-mas dari Jawa, Persib pun ngebon
pemain asing,di antaranya NyeckNyobe
GeorgeClement dari Kamerun, Lorenzo
Cabanas dari Paraguay,RafaelBastosdan
Hilton Moreira dari Brasil,serta Cristian
Gonzalesdari Cile.
Pemain-pemain asaltanahJawa,Afrika, dan Amerika Latin tersebut sareundeuk-saigeldengan Ekadari Purwakarta,
GilangAnggaurang Bandung,Atep ti Cianjur, atau Zaenal Arief pituin Cikajang
(Garnt) untuk mengangkat prestasi Persib "Maung Bandung". Artinya, demi kemaslahatan bersama Sunda selalu terbuka untuk bekeIja sama dengan siapa saja.
Mengelola keswidaan dalam semangat sempit, cupet, dan kepentingan sesaat adalah kerugian dan mengerdilkan
arti Sunda sebagai penerang kehidupan.
Akan lebih mulia membangun Sundadenganjembar, sederhana, tetapi tetap berasa dan bermakna.
DJASEPUDIN
Alumnus Program Stum
Sastl'aSunda Unpad

---

---=---

-