TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN JUAL-BELI TERNAK SECARA MAROSOK MENURUT HUKUM ADAT MINANGKABAU DI PASAR TERNAK NAGARI CUBADAK KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT DIKAITKAN D.
ABSTRAK
Marosok adalah jual-beli hewan ternak yang kesepakatan antara penjual
dan pembelinya tidak diucapkan dengan kata/kalimat tetapi ditandai dengan
jari tangan penjual dan pembeli yang saling bersalaman di bawah sarung
atau kain tanpa terlihat oleh orang lain. Jual-beli secara marosok ini masih
berlaku di masyarakat Nagari Cubadak karena dianggap sebagai jual-beli
yang sopan karena menghindari adanya persaingan harga. Tidak
diketahuinya kesepakatan para pihak oleh pihak lain, menyulitkan
penyelesaian sengketa bilamana terjadi wanprestasi oleh para pihak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan dari jual-beli secara
marosok menurut Buku III KUHPerdata dan upaya penyelesaian sengketa
apabila salah satu pihak wanprestasi
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan cara meneliti bahan-bahan
kepustakaan sehingga data yang digunakan adalah data sekunder yang
merupakan sumber data utama. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian
dengan melukiskan dan menemukan fakta-fakta yang berupa data sekunder
seperti bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dan juga bahan
hukum tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jual-beli ternak secara marosok di
Pasar Ternak Nagari Cubadak adalah sah menurut Buku III KUHPerdata. Hal
ini dapat dilihat dari syarat‐syarat yang telah dipenuhi untuk sahnya jual beli
sesuai yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Syarat untuk jual beli
ternak secara marosok ini yaitu; ada kata sepakat yang didikuti dengan
penyerahan dan pembayaran; dilakukan oleh laki‐laki dewasa, berakal dan
waras; tertentu jenis ternaknya yaitu kerbau, sapi dan kambing yang dapat
diperdagangkan; ada surat bukti kepemilikan ternak; mengerti ketentuan‐
ketentuan dalam jual beli secara marosok. Sengketa-sengketa yang timbul
akibat salah satu pihak wanprestasi, biasanya diselesaikan secara intern
iv
antara para pelaku pasar di pasar ternak itu sendiri. Penyelesaian ditempuh
dengan jalan damai atas rasa kekeluargaan. Untuk menguatkan bahwa telah
terjadi jual-beli ternak secara marosok yang sah, perlu lebih digalakkan lagi
penerbitan Pas Ternak sebagai tanda bukti dari jual-beli ternak itu sendiri.
Untuk menghindari terjadinya sangketa termasuk sengketa yang diakibatkan
dari wanprestasi yang dilakukan oleh penjual atau pembeli, maka disarankan
dalam hal pembayaran harga dilakukan secara tertulis.
Kata-kata kunci: marosok, jual beli, wanprestasi, ternak
iv
Marosok adalah jual-beli hewan ternak yang kesepakatan antara penjual
dan pembelinya tidak diucapkan dengan kata/kalimat tetapi ditandai dengan
jari tangan penjual dan pembeli yang saling bersalaman di bawah sarung
atau kain tanpa terlihat oleh orang lain. Jual-beli secara marosok ini masih
berlaku di masyarakat Nagari Cubadak karena dianggap sebagai jual-beli
yang sopan karena menghindari adanya persaingan harga. Tidak
diketahuinya kesepakatan para pihak oleh pihak lain, menyulitkan
penyelesaian sengketa bilamana terjadi wanprestasi oleh para pihak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan dari jual-beli secara
marosok menurut Buku III KUHPerdata dan upaya penyelesaian sengketa
apabila salah satu pihak wanprestasi
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan cara meneliti bahan-bahan
kepustakaan sehingga data yang digunakan adalah data sekunder yang
merupakan sumber data utama. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian
dengan melukiskan dan menemukan fakta-fakta yang berupa data sekunder
seperti bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dan juga bahan
hukum tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jual-beli ternak secara marosok di
Pasar Ternak Nagari Cubadak adalah sah menurut Buku III KUHPerdata. Hal
ini dapat dilihat dari syarat‐syarat yang telah dipenuhi untuk sahnya jual beli
sesuai yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Syarat untuk jual beli
ternak secara marosok ini yaitu; ada kata sepakat yang didikuti dengan
penyerahan dan pembayaran; dilakukan oleh laki‐laki dewasa, berakal dan
waras; tertentu jenis ternaknya yaitu kerbau, sapi dan kambing yang dapat
diperdagangkan; ada surat bukti kepemilikan ternak; mengerti ketentuan‐
ketentuan dalam jual beli secara marosok. Sengketa-sengketa yang timbul
akibat salah satu pihak wanprestasi, biasanya diselesaikan secara intern
iv
antara para pelaku pasar di pasar ternak itu sendiri. Penyelesaian ditempuh
dengan jalan damai atas rasa kekeluargaan. Untuk menguatkan bahwa telah
terjadi jual-beli ternak secara marosok yang sah, perlu lebih digalakkan lagi
penerbitan Pas Ternak sebagai tanda bukti dari jual-beli ternak itu sendiri.
Untuk menghindari terjadinya sangketa termasuk sengketa yang diakibatkan
dari wanprestasi yang dilakukan oleh penjual atau pembeli, maka disarankan
dalam hal pembayaran harga dilakukan secara tertulis.
Kata-kata kunci: marosok, jual beli, wanprestasi, ternak
iv