Peran Kerapatan Adat Nagari ( Kan ) Dalam Pembangunan Nagari ( Studi Pada Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar )

(1)

Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) Dalam

Pembangunan Nagari

( Studi Pada Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar )

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Oleh :

Dedi Amin

110903101

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Dedi Amin Nim : 110903101

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI ( KAN ) DALAM PEMBANGUNAN NAGARAI ( STUDI KASUS PADA NAGARI BARINGIN KECAMATAN LIMA KAUM, KABUPATEN TANAH DATAR )

Medan, April 2015 Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Dra. Elita Dewi, M.Sp Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

NIP. 19600704198612002 NIP.196401081991021001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP.196805251992031002


(3)

i ABSTRAK

PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI ( KAN ) DALAM

PEMBANGUNAN NAGARI

( Studi Pada Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar )

NAMA : Dedi Amin

NIM : 110903101

FAKULTAS : Ilmu Sosial Ilmu Politik DEPARTEMEN : Ilmu Administrasi Negara PEMBIMBING : Dra. Elita Dewi, M.Sp

Pembangunan desa merupakan bagian penting dari pembangunan nasional, mengingat kawasan pedesaan masih dominan dan lebih setengah penduduk Indonesia masih tinggal di kawasan pedesaan. Kelembagaan lokal merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan desa. Tanpa adanya kelembagaan lokal, infrastruktur tidak akan dapat dibangun atau dipertahankan. Jasa pelayanan masyarakat tidak dapat dilakukan secara maksimal dan pemerintah tidak akan dapat memelihara atau mempertahankan arus informasi yang dibutuhkan masyarakat. Di Sumatera Barat desa disebut dengan istilah Nagari. Nagari merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia. Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) merupakan lembaga kerapatan Niniak Mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun-temurun sepanjang adat yang berlaku dimasing-masing Nagari dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggeraan adat di Nagari. Pembangunan Nagari merupakan pembangunan untuk meningkatkan ekonomi,sosial dan politik masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Pembangunan di Nagari tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Nagari tetapi juga dilakukan oleh Kerapatan Adat Nagari ( KAN ).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pembangunan Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi, penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjekatau objek penelitian seseorang, lembaga, maupun masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan menunjukan bahwa peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pembangunan Nagari Baringin sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Nagari dalam pembangunan. Karena


(4)

ii

Kerapatan Adat Nagari menjadi peran strategis dalam pembangunan Nagari Baringin yang tidak bisa pembangunan dilakukan oleh satu pihak. Tetapi harus adanya peran dari lembaga lokal Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Nagari.


(5)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) Dalam Pemabangunan Nagari (Studi Pada Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar)”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta,

Ayahanda Akmal dan Ibunda Dahniar yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil dalam membesarkan, mendidik, memotivasi dan selalu mendoakan penulis agar skripsi ini dapat diselesaikan. Tiada kata yang mampu mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih yang ananda sampaikan.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Hatta Ridho, S.Sos.MSP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.


(6)

iv

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M,SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

6. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan arahan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU, Kak Mega dan Kak Dian yang telah memberi masukan serta membantu dalam segala urusan administrasi.

8. Bapak H. Irman Idrus, selaku Wali Nagari baringin yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Arif Budi Eka Putra, S.AP, selaku Sekretaris Nagari baringin yang telah memberikan bantuan dan penjelasan mengenai penelitian penulis.

10. Untuk pegawai Kantor KESBANGPOL Provinsi Sumatera barat dan Kabupaten Tanah Datar yang telah mempelancar pemberian izin penelitian. 11. Untuk pegawai Kantor Wali Nagari Baringin yang telah membantu penulis

dan memberikan waktu luang dalam proses wawancara.

12. Untuk seluruh masyarakat yang telah membantu penulis dan memberikan waktu luang dalam proses wawancara.


(7)

v

Selanjutnya, secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Keluarga Besar penulis, untuk Kakak penulis: Fitri Yeni dan Rahma Nika, untuk Pak Anga dan keluarga, dan untuk nenek Nurjani. Terima kasih atas dukungan, motivasi dan doa yang selalu diberikan kepada penulis, semoga kita selalu dalam Lindungan-Nya.

2. Untuk rekan-rekan Administrasi Negara 2011, Fadhilla Zikra, Eva Ulina Sijabat, Nova Sri, Purti Novalia, Annisa Silvia Dewi, Vivin Rahayu, Santo Elman, Wandi Siagian, Martin Rambe, Manatar Sinaga dan lainnya untuk semangat kebersamaan, pengalaman dan saling mengisi selama perkuliahan ini.

3. Untuk rekan-rekan magang kelompok 9, Ditha Nastari,Sry Pratiwi, Annsia Sylvia Dewi, Vivin Rahayu Noviansyah, Fadhilla Dzikra ATH, Fariz Darmawan, Chairun Nisa, Santi Elman Putra Hura, Henny Justriana, Putri Novalia, terima kasih untuk kebersmaan dan berbagi semangatnya.

4. Untuk kawan-kawan Administrasi Negara 2012, 2013 dan 2014, terima kasih atas kerjasama, berbagi pemikiran dan pengalaman.

5. IMIB USU, terima kasih untuk pengalaman organisasi, proses pembelajaran Organisasi.

6. Untuk adiak-adiak gilo Ryan dan Deri Kaliang, terima kasih untuk kebersamaannya dalam susah dan senang , juga semangat saling berbagi semoga kalian berdua tahun depat nyusul menamatkan kuliahnnya.


(8)

vi

7. Untuk anak-anak H22 genk, kost yang penuh sejuta keunikan dan langka serta penuh dengan kesibukan begadang tiap malam. Mungkin tidak akan pernah dilupakan masa-masa hidup bersama dikampung orang

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015 Penulis


(9)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR TABEL………. xi

BAB I PENDAHULUAN……….……….……….... 1

I.1. latar Belakang……..……….………..………. 1

I.2. Rumusan Masalah………...…………. 4

I.3. Tujuan Penelitian……….………… 4

I.4. Manfaat Penelitian……….. 5

I.5. Kerangka Teori……… 5

I.5.1. Peran……… 6

I.5.1.1.Pengertian Peran………... 6

I.5.1.2. Struktur Peran……….……….. 6

I.5.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran…………... 7

I.5.2. Kerapatan Adat Nagari………...…………... 7

I.5.2.1. Pengertian Kerapatan Adat Nagari………... 7

I.5.2.2. Tugas dan Fungsi Kerapatan Adat Nagari………….. 8

I.5.3.Pembangunan ………. 11

I.5.3.1. Pengertian Pembangunan……… 11

I.5.3.2. Tipe-Tipe Pembangunan………..……….. 12

I.5.4. Nagari………. 13


(10)

viii

I.5.4.2. Pemerintahan Nagari …………..……… 17

1.5.5. Pembangunan Nagari……… 17

I.6 Defenisi Konsep………. 22

BAB II METODE PENELITIAN………. 24

2.1. Bentuk Penelitian………. 24

2.2 Lokasi Penelitian……….. 24

2.3 Informan Penelitian……….. 25

2.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 26

2.5 Teknik Analisi Data………. 27

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………. 28

3.1. Keadaan Umum Kecamatan Lima Kaum……….. 28

3.2. Keadaan Umum Wilayah Nagari Baringin……… 29

3.2.1. Sejarah Umum Nagari Baringin……….. 29

3.2.2.Visi dan Misi Nagari Baringin……….. 30

3.2.2.1. Visi Nagari Baringin………. 30

3.2.2.2 Misi Nagari Baringin………. 30

3.2.3.Letak Georafis, Batas Administrasi, Luas Wilayah, Topografis dan Penggunaan Lahan Nagari Baringin……….. 31

3.2.4.Gambaran Umum Demografis Nagari Baringin……….. 34

3.2.5.Struktur Pemerintahan Nagari……….. 39

BAB IV PENYAJIAN DATA……….. 52


(11)

ix

4.1.1. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Jenis

Kelamin………. 52

4.1.2. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Usia……….. 53

4.1.3. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Tingkat Pendidikan………. 54

4.1.4. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Jenis Pekerjaan……… 55

4.2. Hasil Wawancara……… 55

BAB V ANALISIS DATA……… 78

5.1. Kerapatan Adat Nagari ( KAN )………..……… 78

5.1.1. Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN )………..…….. 78

5.1.2. Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin………. 81

5.2. Pembangunan Nagari……….. 85

5.2.1. Pembangunan Nagari Baringin……… 85

5.2.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Nagari.. 88

BAB VI PENUTUP………. 93

6.1. Kesimpulan………..………….…… 93

6.2. Saran……….……… 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

x DAFTAR GAMBAR


(13)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luas Wilayah Jorong di Nagari Baringin………... 32 Tabel 3.2 Luas Lahan Menurut Penggunaan di Nagari Baringin…………... 33 Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jorong Tahun 2014……….. 34 Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Nagari Baringin ( Tahun 2011 S/D Tahun 2014 )……… 35 Tabel 3.5 Komposisi Penduduk Menurut Kepadatan di Nagari Baringin Tahun ( 2011-2014)………. 36 Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha di Nagari Baringin Tahun 2014………. 37 Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Berumur 15 tahun Ke atas Menurut Pendidikan yang ditamatkan……… 38 Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin… 52 Tabel 4.2 Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Usia……… 53 Tabel 4.3 Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Tingkat

Pendidikan……….. 54 Tabel 4.4 Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan.. 55


(14)

i ABSTRAK

PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI ( KAN ) DALAM

PEMBANGUNAN NAGARI

( Studi Pada Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar )

NAMA : Dedi Amin

NIM : 110903101

FAKULTAS : Ilmu Sosial Ilmu Politik DEPARTEMEN : Ilmu Administrasi Negara PEMBIMBING : Dra. Elita Dewi, M.Sp

Pembangunan desa merupakan bagian penting dari pembangunan nasional, mengingat kawasan pedesaan masih dominan dan lebih setengah penduduk Indonesia masih tinggal di kawasan pedesaan. Kelembagaan lokal merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan desa. Tanpa adanya kelembagaan lokal, infrastruktur tidak akan dapat dibangun atau dipertahankan. Jasa pelayanan masyarakat tidak dapat dilakukan secara maksimal dan pemerintah tidak akan dapat memelihara atau mempertahankan arus informasi yang dibutuhkan masyarakat. Di Sumatera Barat desa disebut dengan istilah Nagari. Nagari merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia. Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) merupakan lembaga kerapatan Niniak Mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun-temurun sepanjang adat yang berlaku dimasing-masing Nagari dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggeraan adat di Nagari. Pembangunan Nagari merupakan pembangunan untuk meningkatkan ekonomi,sosial dan politik masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Pembangunan di Nagari tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Nagari tetapi juga dilakukan oleh Kerapatan Adat Nagari ( KAN ).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pembangunan Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi, penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjekatau objek penelitian seseorang, lembaga, maupun masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan menunjukan bahwa peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pembangunan Nagari Baringin sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Nagari dalam pembangunan. Karena


(15)

ii

Kerapatan Adat Nagari menjadi peran strategis dalam pembangunan Nagari Baringin yang tidak bisa pembangunan dilakukan oleh satu pihak. Tetapi harus adanya peran dari lembaga lokal Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Nagari.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Upaya pembangunan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program. Upaya-upaya itu telah menghasilkan berbagai kemajuan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat pedesaan. Namun masih banyak wilayah pedesaan yang belum berkembang secepat wilayah lainnya. Pembangunan desa merupakan bagian yang penting dari pembangunan nasional, mengingat kawasan pedesaan masih dominan dan lebih dari setengah penduduk indonesia masih tinggal di kawasan pedesaan.

Arti penting pembangunan pedesaan adalah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup dan konversi sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan antara kawasan umum dalam kawasan pedesaan, dan kepentingan umum dalam kawasan pedesaan secara partisipatif, produktif dan berkelanjutan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat ( Peraturan Menteri Dalam Negeri no 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Pedesaan berbasis Masyarakat ). Dalam pembangunan desa, hal yang perlu diketahui, dipahami dan diperhatikan adalah berbagai kekhususan yang ada dalam masyarakat pedesaan. Tanpa memperhatikan adanya kekhususan tersebut mungkin program pembangunan yang dilaksankan tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. Kekhususan pedesaan yang dimaksud adalah bahwa


(17)

2

masyarakat desa relatif sangat kuat keterikatannya pada nilai-nilai lama seperti budaya/ adat istiadat maupun agama. Nilai-nilai lama atau yang disebut dengan budaya tradisional itu sendiri sangat dan selalu terkait dengan proses perubahan ekonomi, sosial dan politik dari masyarakat pada tempat dimana budaya tradisional tersebut melekat.

Kelembagaan lokal merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan desa. Tanpa adanya kelembagaan lokal, infrastruktur tidak akan dapat dibangun atau dipertahankan. Jasa pelayanan masyarakat tidak dapat dilakukan secara maksimal dan pemerintah tidak akan dapat memelihara atau mempertahankan arus informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian kelembagaan lokal merupakan faktor dominan , terutama dalam penggerakan partisipasi masyarakat. Kelembagaan lokal tradisional mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh institusi formal yang ada yaitu kedekatannya dengan masyarakat tingkat bawah dan peka dengan kebutuhan masyarakat. Keberadaanya sangat menentukan sekali akan keberhasilan sebuah pembangunan.

Kerapatan Adat Nagari (KAN) merupakan lembaga lokal yang ada di daerah Minangkabau atau Sumatera Barat. Kerapatan Adat Nagari ini merupakan kerapatan niniak mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun sepanjang adat yang berlaku di masing-masing Nagari yang ada di Minangkabau dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan adat di nagari. Keberadaan Kerapatan Adat Nagari di dalam sebuah pemerintahan nagari sangat dibutuhkan mengingat Kerapatan adat nagari ini merupakan salah satu unsur yang menentukan perkembangan pertumbuhan ekonomi, sosial dan


(18)

3

kesejahteraan didalam sebuah masyarakat. Selain itu Kerapatan Adat Nagari juga menjadi tempat untuk memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah nagari dalam masalah pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan di pemerintahan nagari juga merupakan hasil persetujuan dari kerapatan adat nagari karena lembaga ini yang tahu bagaimana keadaan masyarakatnya.

Adanya istilah “babaliak ka nagari” menjadi suatu gagasan agar pembangunan yang dilakukan di daerah Sumatera Barat dimulai dari tingkat yang paling bawah yaitu nagari. Pemerintahan dilaksanakan dari tingkat yang paling dekat dari masyarakat itu sendiri sehingga pembangunan akan mudah untuk di laksanakan. Akan tetapi pembangunan yang dilakukan di tingkat pemerintahan nagari tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan apabila peran lembaga lokal kurang maksimal. Seharusnya lembaga lokal memiliki fungsi yang sangat membantu pemerintah agar kesejahteraan masyarakat nagari itu dapat dicapai.

Ada berbagai pendapat yang berkembang dalam masyarakat tentang Kerapatan Adat Nagari, ada yang berpendapat kalau Kerapatan Adat Nagari hanya melakukan fungsinya sebagai pengurus tanah saja, tanpa ada membantu pemerintah dalam hal pembangunan lainnya. Di lain pihak menyatakan kalau Kerapatan Adat Nagari mempunyai fungsi dalam pembangunan. Selain juga untuk menyelesaikan permasalahan tanah, Kerapatan Adat Nagari juga memberikan kontribusi yang banyak untuk pembangunan tertutama didalam Nagari.

Adapula yang berpendapat, Kerapatan Adat Nagari hanya tinggal sebagai nama saja. Tidak ada melakukan aktivitas apapun, sehingga dapat dikatakan kalau


(19)

4

lembaga lokal ini telah lama tidak berfungsi. Sehingga tidak ada memberikan kontribusi yang jelas bagi masyarakat tertutama bagi pembangunan Nagari.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum , Kabupaten Tanah Datar.

I.2. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi ini, maka terlebih dahulu dirumuskan masalahnya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar”.

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Bagaimana Peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin ?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan nagari di Nagari Baringin ?


(20)

5 I.4. Manfaat Penelitian

Adapaun yang menjadi manfaat ynag diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan.

2. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi Pemerintahan Nagari Baringin dalam menyusun strategi untuk melaksanakan pembangunan.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan khasanah ilmiah dan kepustakaan baru dalam penelitian sosial.

I.5. Kerangka Teori

Menurut Wuisman ( 1996:333 ) teori merupakan himpunan pernyataan baik abstrak dan spesifik, beberapa diantaranya terbuka untuk diuji dan yang memberikan penjelasan, pemahaman menyeluruh dan mendalam tentang himpunan gejala yang beraneka ragam baik yang sudah diteliti maupun yang belum diketahui.

Dalam menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat maka diperlukan konsep dan asumsi yang secara alamiah telah diteliti. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Kerangka teori membantu peneliti


(21)

6

dalam mengkonstruksi pemahaman terhadap realita dalam masyarakat yang akan diteliti.

1.5.1. Peran

I.5.1.1. Pengertian Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal (Friedman,M, 1998 :287 ). Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

I.5.1.2. Struktur Peran

Struktur peran menurut Friedman (1998:288) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Peran Formal ( Peran yang Nampak Jelas )

Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai provider (penyedia) pengatur rumah tangga memberikan perawatan sosialisasi anak rekreasi persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal ) terapeutik seksual.


(22)

7

b. Peran Informal ( Peran Tertutup )

Yaitu suatu peran yang bersifat implisit ( emosional ) biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu dan didasarkan pada atribut-atibut kepribadian anggota keluarga individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal.

I.5.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Peran

Menurut Komarovsky ( Friedman, M.1998) membagi faktor yang mempengaruhi struktur peran menjadi :

a. Kelas Sosial

b. Latar Belakang Keluarga c. Model-model Peran

d. Tahap Siklus Kehidupan Keluarga

e. Peristiwa Situasional yang Khususnya Masalah Kesehatan atau Sakit

I.5.2. Kerapatan Adat Nagari (KAN)

I.5.2.1. Pengertian Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Berdasarkan ( Perda Kab. Tanah Datar no 4 Tahun 2008 Tentang Nagari pasal 86) Kerapatan Adat Nagari (KAN) merupakan lembaga kerapatan Niniak Mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun


(23)

8

temurun sepanjang adat yang berlaku di masing-masing Nagari dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan adat di Nagari. KAN ( Kerapatan Adat Nagari ) suatu lembaga di dalam nagari yang mengurus dan menjaga serta melestarikan adat dan kebudayaan di Minangkabau. Di mana KAN ini terdiri dari berbagai unsur dalam nagari tersebut seperti;

a. Para Penghulu atau datuk setiap suku yang ada dalam ke nagarian tersebut.

b. Manti atau Cadiak Pandai merupakan kalangan itelektual dalam nagari tersebut.

c. Malin atau Alim Ulama yang ada dalam nagari tersebut. d. Dubalang atau Penjaga keamanan dalam nagari tersebut.

Di dalam suatu kenagarian keputusan-keputusan KAN di jadikan pedoman oleh Wali Nagari dalam menjalankan pemerintahannya dan wajib di taati oleh seluruh msyarakat kenagarian tersebut sepanjang tidak melanggar peraturan dan perundangan yang berlaku.

I.5.2.2. Tugas dan Fungsi Kerapatan Adat Nagari ( KAN )

Untuk memberikan kontribusi yang layak bagi pemerintah nagari Kerapatan Adat Nagari (KAN) tentu mempunyai tugas dan fungsi yang harus di laksanakan, ini juga sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar No 4 Tahun 2008 pada bab IV, Pasal 87 ayat 1 dan Pasal 88 ayat 1.


(24)

9

Tugas KAN terdiri sebagai berikut :

a. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada Pemerintah Nagari dan BPRN dalam melestarikan nilai-nilai adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah di Nagari

b. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada Pemerintah Nagari dan BPRN dalam penyusunan dan pembahasan Peraturan Nagari c. Membentuk lembaga-lembaga unsur masyarakat adat yaitu Unsur

Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan Pemuda

d. Mengurus, membina dan menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat sehubungan dengan sako, pusako dan syara

e. Mengusahakan perdamaian dan memberikan nasehat-nasehat hukum terhadap anggota masyarakat yang bersengketa terhadap sesuatu yang dipersengketakan dan pembuktian lainnya menurut sepanjang adat dan atau silsilah keturunan/ranji

f. Mengusahakan perdamaian dan memberikan nasehat-nasehat hukum dan keputusan yang sifatnya final terhadap anggota masyarakat yang bersengketa terhadap sako dengan pembuktian menurut sepanjang adat dan atau silsilah keturunan/ranji

g. Membentuk majelis penyelesaian sengketa sako, pusako dan syara’ h. Membuat kode etik, yang berisikan pantangan, larangan, hak dan


(25)

10

i. Mengembangkan kebudayaan anak Nagari dalam upaya melestarikan kebudayaan Daerah dalam rangka memperkaya khasanah kebudayaan nasional

j. Membina masyarakat hukum adat Nagari menurut adat basandi syara’,syara’ basandi kitabullah

k. Melaksanakan pembinaan dan mengembangkan nilai-nilai adat minangkabau dalam rangka mempertahankan kelestarian adat. KAN bersama Pemerintahan Nagari menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan Nagari untuk kesejahteraan masyarakat Nagari. KAN melaksanakan tugas setelah melalui proses bajanjang naiak batanggo turun sesuai dengan adat salingka Nagari. Selain mempunyai tugas yang harus di emban oleh KAN, KAN juga mempunyai fungsi. KAN mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. sebagai lembaga penyelenggara urusan adat di Nagari

b. sebagai lembaga yang mengurus dan mengelola adat salingka Nagari c. sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan adat di Nagari d. sebagai lembaga pembinaan, pengembangan, perlindungan terhadap

unsur Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Pemuda Nagari dan unsur lainnya di salingka Nagari

e. memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang menyangkut harta kekayaan masyarakat guna kepentingan hubungan keperdataan adat, juga dalam hal adanya persengketaan sako, pusako dan syara’ di Nagari


(26)

11

f. bersama Pemerintahan Nagari meningkatkan kualitas hubungan perantau dengan Nagari.

Fungsi yang dilakukan oleh KAN berdasarkan azas musyawarah dan mufakat sepanjang tidak bertentangan dengan ”adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” serta Peraturan Perundang-undangan. Setiap keputusan yang diambil oleh KAN ditetapkan melalui rapat KAN sesuai dengan adat salingka Nagari. Setiap rapat KAN yang melahirkan keputusan harus dibuatkan risalah.

I.5.3. Pembangunan

I.5.3.1. Pengertian Pembangunan

Pembangunan merupakan proses perubahan sosial dengan partisipator yang luas dalam masyrakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan materi ( termasuk besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai ) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka ( menurut Rogers dalam Zulkarnain :2007). Adapun tujuan pembangunan terbagi atas 2 bagian , yaitu :

1. Tujuan umum.

Pembangunan adalah suatu proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik atau masyarakat ideal terbaik yang dapat dibayangkan.


(27)

12

2. Tujuan Khusus.

Pembangunan adalah tujuan jangka pendek, pada tujuan jangka pendek biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu.

I.5.3.2. Tipe-Tipe Pembangunan

Dalam mencapai tujuan yang akan di diperoleh ada beberapa tipe-tipe pembangunan yang memberikan perbedaan. Tipe-tipe ini dapat dilihat sebagai berikut:

a. Tipe Ideal

Tipe Ideal merupakan tipe pembangunan yang merencanakan perubahan dan pertumbuhan. Pembangunan ini didasarkan pada rencana yang sudah di susun sehingga akan memperlancar pembangunan.

b. Tipe menghasilkan dalam jangka pendek

Tipe menghasilkan dalam jangka pendek adalah tipe pembangunan yang merencanakan pertumbuhan tetapi tidak adanya perubahan. Pembangunan dilakukan hanya untuk mencapai pertumbuhan saja. c. Tipe menghasilkan dalam jangka panjang

Tipe menghasilkan dalam jangka panjang adalah tipe pembangunan yang bisa merencakan perubahan tetapi tidak adanya pertumbuhan. Pembangunan dilakukan hanya dilakukan untuk


(28)

13

mencapai pertumbuhan. Sehingga mengekesampingan adanya perubahan yang akan di dapat.

d. Tipe kegagalan

Tipe kegagalan merupakan tipe pembangunan yang tidak bisa merencanakan perubahan dan pertumbuhan.

e. Dorongan dan tekanan lingkungan

Dorongan dan tekanan lingkungan adalah tipe pembangunan yang tidak bisa merencanakan tetapi adanya perubahan.

f. Tipe pragmatis

Tipe pragmatis merupakan tipe pembangunan yang tidak ada perencanaan, tetapi adanya perubahan dan pertumbuhan.

g. Tipe krisis

Tipe krisis merupakan tipe pembangunan yang tidak adanya perencanaan dan perubahan, tetapi adanya pertumbuhan.

1.5.4. Nagari

1.5.4.1. Pengertian Nagari

( Berdasarkan Perda No 4 Tahun 2008 Tentang Nagari BAB 1 Pasal 1 Poin 7 ) Nagari merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia.


(29)

14

a. Asal Usul Nagari

Nagari merupakan wilayah atau sekumpulan kampung yang dipimpin oleh seorang penghulu. Batas-batas wilayah nagari ditentukan oleh alam, seperti sungai, hutan, bukit dan sebagainya. Namun agaknya batas-batas seperti ini sekarang tidak lagi signifikan dengan diterapkannya pembagian wilayah secara administratif. Keluasan wilayah nagari sama dengan luas tanah yang dimiliki oleh masing-masing suku pendiri nagari dan daerah kantong. Daerah kantong adalah tanah yang berada di antara tanah ulayat masing-masing suku. Sebelum bangsa Belanda menjejakan kaki di tanah Sumatera, nagari merupakan sistem pemerintahan yang berdiri sendiri. Tidak ada pemerintah di atas nagari.

Nagari merupakan republik mini yang diperintah secara demokrasi oleh anak nagari, sebutan penduduk nagari. Dalam pemerintahan nagari, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum berdasarkan pada musyawarah mufakat. Seiring perkembangan zaman, nagari bukan lagi merupakan bentuk pemerintahan yang berdiri sendiri. Sejak pemerintah Indonesia terbentuk nagari mengalami pasang surut sampai saat ini. Saat ini, nagari merupakan pemerintahan di wilayah setingkat desa/kelurahan.

b. Proses Pembentukan Nagari

Pembentukan nagari melewati proses panjang, sepanjang sejarah kehidupan masyarakat tinggal di nagari tersebut. Pembentukan nagari


(30)

15

selalu berhubungan dengan proses persebaran penduduk, perpindahan, atau penggabungan kelompok masyarakat. Ada empat tahapan proses terbentuknya nagari, yaitu banjar, taratak, koto, dan akhirnya nagari.

a) Banjar

Banjar atau yang juga kabul merupakan tahap awal pembentukan nagari. Masyarakat ini masih belum terlalu lama menetap di suatu tempat dan masih tinggal di bangunan panggung sederhana bertiang empat (Dangau). Penduduk yang tinggal di banjar hanya berasal dari satu suku dengan mata pencarian berburu dan berladang.

b) Taratak

Taratak mempunyai arti bercocok tanam, sedangkan kampungtempat para penduduknya tinggal disebut dusun. Di dusun ini tinggal dua suku asal. Dengan adanya dua suku yang berbeda ini, terbuka kemungkinan di antara mereka menikah dan menggambarkan keturunan. Setelah masyarakat dusun semakin berkembang, mereka akan turun ke kaki bukit dan bermukin di sana. Mereka cenderung memilih permukiman di pinggir sungai atau anak-anak sungai. Di antara mereka sudah mulai membangun rumah secara permanen. Perkampungan ini kemudian berkembang menjadi koto.


(31)

16

c) Koto

Koto terdiri dari tiga suku yang berbeda. Perkembangan penduduk tahap ketiga ini semakin pesat sehingga mereka membutuhkan lahan yang lebih luas. Biasanya, mereka akan mencari tempat-tempat yang lebih luasuntuk perkampungan mereka. Namun, pilihan para penduduk ini tetap sama dengan permukiman sebelumnya, yaitu daerah-daerah di sekitar aliran sungai. Sebagian besar penduduknya sudah membangunan rumah permanen. Perkembangan ini kemudian masuk pada tahap terakhir yaitu terbentuknya nagari.

d) Nagari

Ada empat suku asal yang menghuni permukiman ini yang sekaligus menjadi salah satu syarat terbentuknya nagari. Para penduduk mulai membangun permukiman yang lebih luas,aman dan lebih nyaman. Masing-masing keluarga menguasai tanah ulayat di hutan, ladang-ladang yang terletak di lereng-lereng bukit, dan sawah yang tak jauh dari perkampungan. Pada tahap ini, masyarakat mulai membentuk perangkat pemerintahan dan bentuk pemerintahan, meskipun dalam bentuk yang sederhana.


(32)

17 1.5.4.2. Pemerintahan Nagari

Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari berdasarkan asal usul Nagari di Wilayah Propinsi Sumatera Barat yang berada di dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ( Berdasarkan Perda No 4 Tahun 2008 BAB 1 Pasal 1 Poin 8 )

1.5.5. Pembangunan Nagari

Pembangunan nagari adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik dengan memberdayakan masyarakat nagari melalui program-program pembangunan yang ditujuan untuk kemajuan nagari. Pembangunan nagari bersifat multisektor menyangkut semua segi kehidupan masyarakat, sehingga pembangunan nagari tidaklah pembangunan yang berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional di Daerah. Keberhasilan Pembangunan nagari merupakan wujud adanya efektifitas dan kemampuan serta etos kerja wali nagari dan aparatur pemerintah nagari. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Nagari disusun perencanaan pembangunan Nagari sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan Daerah.

(Berdasarkan Perda No 4 Tahun 2008 Tentang Nagari BAB VI Pasal 106) Perencanaan pembangunan Nagari disusun secara partisipatif oleh Pemerintahan Nagari sesuai dengan kewenangannya. Dalam menyusun perencanaan pembangunan Nagari wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan Nagari. Perencanaan pembangunan Nagari disusun secara berjangka meliputi:


(33)

18

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMN) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

b. Rencana Kerja Pembangunan Nagari (RKP-Nagari) merupakan penjabaran dari RPJMN untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMN) ditetapkan dengan Peraturan Nagari dan Rencana Kerja Pembangunan Nagari (RKP-Nagari) ditetapkan dalam Keputusan Wali Nagari berpedoman pada Peraturan Daerah. Perencanaan pembangunan Nagari didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data dan informasi mencakup:

a. penyelenggaraan Pemerintahan Nagari

b. organisasi dan tata laksana Pemerintahan Nagari c. keuangan Nagari

d. profil Nagari

e. informasi lain terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan pemberdayaan masyarakat.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan Nagari diatur dengan Peraturan Bupati. Dalam perencanaan pembangunan nagari, pemerintah nagari dalam hal ini wali nagari tidak merencanakan sendiri perencanaan pembangunan tersebut tanpa melibatkan lembaga lain.


(34)

19

Lembaga yang paling berpengaruh untuk menampung aspirasi masyarakat adalah Badan Perwakilan Rakyat Nagari, maka seharusnya Wali Nagari sebagai kepala tertinggi Pemerintahan Nagari harus bekerja sama dengan, BPRN tersebut dalam menetapkan perencanaan pembangunan desa, serta harus mengikut sertakan masyarakat dan lembaga lokal yang ada.

Proses pengelolaan pembangunan Nagari sebagai berikut : 1. Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah sebagai alat untuk memilih, merencanakan untuk masa yang akan datang, cara untuk mengalokasikan sumber daya serta alat untuk mencapai sasaran, dan apabila dikaitkan dengan pembangunan yang hasilnya diharapkan dapat menjawab semua permasalahan, memenuhi kebutuhan masyarakat, berdaya guna dan berhasil guna, serta mencapai tujuan yang diinginkan, maka perencanaan itu sangat diperlukan agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah, efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya dan dana. Sedangkan pembangunan dalam perencanaan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui apa yang dilakukan secara terencana. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk menentukan arah berarti memberikan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

2. Penetapan dan Pelaksanaan

Pada tahap penetapan dan pelaksanaan perlu diadakan penyorotan terhadap kekuatan social dalam masyarakat, dan disamping itu juga perlu diadakan pengamatan terhadap perubahan social yang terjadi. Sebagaimana


(35)

20

dipaparkan dalam UU No. 6 tahun 2014 bahwa di dalam desa/desa adat terdapat tiga kategori kelembagaan desa/desa adat yang memiliki peranan dalam tata kelola desa/desa adat, yaitu: pemerintah desa/desa adat, Badan Permusyawaratan Desa/desa adat, Lembaga Kemasyarakatan dan lembaga adat.

Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat desa (pemerintahan desa/desa adat) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa/Desa Adat dan Badan Permusyawaratan Desa/Desa Adat. Pemerintahan desa/desa adat ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini.

3. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelakasanaan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan dengan mengikuti langsung kegiatan atau membaca hasil laporan dari pelaksanaan kegiatan. Monitoring sering dipandang sebagai pengukuran kuantitas yang berkaitan dengan bagaimana pencapaian keselarasan antara sumber-sumber yang digunakan dan waktu yang ditetapkan. Monitoring merupakan aktivitas yang berkelanjutan yang terutama dimaksudkan untuk memberikan informasi terhadap perencana dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan yuang terjadi dalam tahap implementasi. Monitoring merupakn mekanisme yang digunakan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan (deviations) yang


(36)

21

mungkin timbul dalam suatu kegiatan dengan membandingkan antara apa yang diharapkan dan apa yang dilakukan.

Dalam tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembamgunan, sehingga dapat mengukur keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu program pembangunan. Evaluasi bertujuan :

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran. c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi di luar.

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari dan pembangunan Nagari, BPRN mempunyai peran normative sebagai alat kontrol pemerintah Nagari. Selain adanya peran BPRN sebagai pengontrol penyelenggaraan pemerintahan Nagari, partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa tidak memiliki dan acuh tak acuh terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga. Masyarakat lokal denga


(37)

22

pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Bahkan pula mereka akan mempunyai pengetahuan lokal untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut.

I.6. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian , keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial ( Singarimbun, 2006:33). Oleh karena itu, untuk menemukan batasan yang lebih jelas maka penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain :

1. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.

2. Kerapatan Adat Nagari adalah lembaga kerapatan Niniak Mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun sepanjang adat yang berlaku di masing-masing Nagari dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan adat di Nagari.

3. Pembangunan adalah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi


(38)

23

maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial.

4. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia.


(39)

24 BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi didalam (Bungin,2005:64) metode penelitian deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, maupun masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan data-data serta fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan

pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci ( Sugiyono, 2005:54 ).

2.2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kantor Wali Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.


(40)

25 2.3. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Suyanto: 2005:172 ).

Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi dua macam yaitu :

1. Informan Kunci (key informan)

Mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama

Mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci dan informan utama sebagai berikut :

1. Informan Kunci, yaitu Wali Nagari Baringin. 2. Informan Utama, yaitu :

a. Pegawai yang ada di kantor Wali Nagari Baringin


(41)

26 2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari data, mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder.

a.Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian, teknik ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Wawancara, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada sejumlah pihak yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam metode ini, akan digunakan metode wawancara mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di bidang-bidang yang ingin diteliti, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara . 2. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan, yang terdiri dari:

1. Penelitian Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian


(42)

27

2. Studi dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait.

II.5. Teknik Analisi Data

Setelah data diperoleh untuk mendukung proses analisa, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisa data. Dalam analisa data ini, data yang sudah terkumpul akan diolah yang kemudian akan di analisis untuk dapat disimpulkan sebagai hasil dari penelitian. Penelitian ini mencoba menganalisis peran Kerapatan Adat Nagari dalam pembangunan Nagari Baringin.

Metode analisa data dalam penelitian ini adalah metode teknik analisis data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen ( Usman,2009:84 ) analisis data kualitatif adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.


(43)

28 BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Keadaan Umum Kecamatan Lima Kaum

Lima Kaum merupakan sebuah kecamatan yang berada dalam kawasan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kecamtan Lima Kaum salah satu dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten tanah Datar. Kecamatan Lima Kaum mempunyai luas sekitar 5.000 Ha. Daerah Lima Kaum secara garis besar berada didaerah ketinggian jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Secara geografis Kecamatan Lima Kaum terletak pada ketinggian 500 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata 28’ C. Serta Kecamatan Lima Kaum memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Gambar 3.1

1. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Sungai Tarab 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Rambatan


(44)

29

3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Pariangan 4. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Pariangan 5. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamtan Tanjung Emas

Kecamatan Lima Kaum merupakan etalasenya Kota Batusangkar, karena sebagian wilayah Kota Batusangkar berada dalam wilayah Kecamatan Lima Kaum. Secara administrasi pemerintahan, Kecamatan Lima Kaum terbagi dalam 5 (lima) Nagari dan 33 jorong.

3.2. Keadaan Umum Wilayah Nagari Baringin

3.2.1. Sejarah Umum Nagari Baringin

Baringin merupakan salah satu nagari yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar. Dahulunya nagari baringin ini merupakan sebuah tempat untuk mengembalakan sapi bagi orang lima kaum. Sewaktu cuaca panas maka para pengembala ini mencari tempat untuk berteduh, dan di sekitar tempat mengembala sapi ini ada sebuah pohon beringin besar, disitulah para pengembala berteduh dari panas. Lama kelamaan pohon beringin itu semakin bermanfaat bagi masyarakat lima kaum yang sehari-hari bekerja mengembalakan sapi. Setelah beberapa waktu kemudian daerah tempat mengembala sapi ini sudah dihuni oleh tiga suku besar yaitu bukik gombak, lantai batu dan baringin. Sehingga ketiga suku besar ini yang berkumpul dan membentuk sebuah nagari yang namanya didasarkan pada pohon besar yang ada di wilayah nagari ini.


(45)

30 3.2.2. Visi dan Misi Nagari Baringin

Visi dan Misi merupakan dasar perumusan kerangka kebijakan dan strategi pembangunan oleh seluruh pelaku pembangunan dan ini menunjukan bahwa perlu penyelarasan antara kemauan dan kemampuan bersama dalam membangun kehidupan melalui usaha yang disepakati bersama.

3.2.2.1 Visi Nagari Baringin

Visi Pemerintahan Nagari Baringin tahun 2011-2016 yaitu “Terwujudnya masyarakat Nagari Baringin yang sejahtera beradat dan bermoral dengan berlandaskan filosofis ”Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.

3.2.2.2 Misi Nagari Baringin

Adapun yang menjadi Misi Nagari Baringin adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama, adat dan budaya dengan penguatan kelembagaan sosial budaya, sesuai dengan filosofis

”Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.

b. Meningkatkan kualitas sember daya manusia melalui peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial.

d. Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan serta mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan


(46)

31

kawasan strategis dengan pola kemitraan usaha dan jaringan kerja serta revitalisasi sektor unggulan.

e. Meningkatkan aksesbilitas dan kualitas dan prasarana serta lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

f. Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan ketertiban umum melalui penegakan hukum yang konsisten dan berkeadilan.

g. Meningkatkan kemapuan penyelenggaraan pemerintahan.

3.2.3. Letak Georafis, Batas Administrasi, Luas Wilayah, Topografis dan Penggunaan Lahan Nagari Baringin

a. Kondisi Geografis Nagari

Nagari Baringin terletak pada 00017’ LS-00039’ LS dan 1000 19’ BT-1000 51 BT mempunyai luas 13.15 Km2 terdiri dari 13 Jorong. Berdasarkan ketinggian, Nagari Baringin terletak pada ketinggian antara 445 s/d 450 meter di atas permukaan laut.

b. Batas Administrasi Nagari

Batas-batas administrasi Nagari Baringin adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : berbatasan dengan Nagari Simpuruik - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Nagari Limo Kaum - Sebelah Barat : berbatasan dengan Nagari Gurun - Sebelah Timur : berbatasan dengan Nagari Saruaso


(47)

32 c. Luas Wilayah

Luas Wilayah Nagari Baringin adalah 13,15 Km2 atau 1.315 Ha, dengan perincian luas per Jorong adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Luas Wilayah Jorong di Nagari Baringin

No Jorong Luas ( Km2) Persentase (%)

1 Baringin 3,25 24,71

2 Lantai Batu 3,50 26,61 3 Malana Ponco 0,25 1,90 4 Bukit Gombak 4,25 32,31 5 Kampung Baru 0,53 4,03 6 Jalan Minang 0,20 1,52 7 Parak Juar 0,30 2,28 8 Belakang Pajak 0,10 0,76

9 Pasar 0,30 2,28

10 Diponegoro 0,10 0,76 11 Kampung Sudut 0,07 0,53

12 Jati 0,20 1,52

13 Sigarunggung 0,10 0,76

Jumlah 13.15 100,00


(48)

33 d. Topografis dan Penggunaan Lahan

Topografi Nagari Baringin berbukit-bukit dan bergelombang, beriklim tropis dan memilki kawasan hutan. Luas lahan di Nagari Baringin sebagian besar terdiri dari kawasan hutan + 0,7 % . Bila dilihat dari komposisi penggunaannya, lahan di Nagari Baringin lebih banyak diperuntukan untuk sektor pertanian seperti sawah, perkebunan sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.2

Luas Lahan Menurut Penggunaan di Nagari Baringin

No Penggunaan Lahan Luas Area (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman 185 18,60

2 Sawah 279 28,06

3 Tanah Kering 78 7,85

4 Kebun Campuran 186 0,75

5 Perkebunan 50 5

6 Hutan 141 14,19

7 Padang / Semak/Alang-alang 15 1,50 8 Tanah Terbuka 150 15,91

9 Danau - -

10 Pertambangan - -

11 Lainnya 10 1.14

Jumlah 1.094 100,00


(49)

34 3.2.4. Gambaran Umum Demografis Nagari Baringin

1)Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Nagari Baringin tahun 2014 tercatat sebanyak 16.003 jiwa sebagaimana rincian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jorong Tahun 2014

No Jorong

PENDUDUK Laki-laki

( jiwa )

Perempuan (jiwa )

Jumlah (jiwa)

1 Baringin 1121 1029 2150 2 Lantai Batu 1180 1268 2448 3 Malana Ponco 1024 1080 2104 4 Bukit Gombak 1035 1128 2163 5 Kampung Baru 609 566 1175 6 Jalan Minang 220 198 418 7 Parak Juar 602 622 1224 8 Belakang Pajak 179 171 350

9 Pasar 200 215 415

10 Diponegoro 84 92 176

11 Kampung Sudut 124 120 244

12 Jati 440 544 984

13 Sigarunggung 263 243 506

Jumlah 7862 7898 14357


(50)

35 b. Komposisi Penduduk

1) Menurut Jenis Kelamin

Di lihat dari segi komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Nagari Baringin terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Nagari Baringin

( Tahun 2011 S/D Tahun 2014 )

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

2011 14.530 6917 7613

2012 15.315 7521 7794

2013 15.760 7862 7898

2014 16.033 7968 8065

Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016

2). Menurut Kepadatan Penduduk

Di lihat segi jumlah komposisi penduduk berdasarkan kepadatan di Nagari Baringin terdapat pada tabel berikut :


(51)

36 Tabel 3.5

Komposisi Penduduk Menurut Kepadatan di Nagari Baringin Tahun ( 2011-2014)

Tahun Jumlah Penduduk

(jiwa)

Luas Wilayah (KM2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/KM2)

2011 14.530 13,15 1104 2012 15.315 13,15 1164 2013 15.760 13,15 1164 2014 16.033 13,15 1213

Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016

3). Menurut Jenis Pekerjaan

Jumlah komposisi penduduk di Nagari baringin berdasarkan usia kerja (15 tahun ketas ) seseui dengan lapangan usaha yang ada, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :


(52)

37 Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Nagari Baringin Tahun 2014

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Pertanian 3919 76 3995 2 Pertambangan dan

penggalian

- - -

3 Industri pengolahan 219 74 303 4 Listrik dan air 67 29 96 5 Bangunan / kontruksi 94 7 101 6 Perdagangan hotel dan

restoran

580 85 665

7 Pengangkutan dan Komunikasi

102 15 117

8 Lemg. Keuangan, jasa persewaan

38 9 47

9 Jasa-jasa 11 5 16

10 Lainnya 9 - 9

Jumlah 4972 283 5255


(53)

38 4). Menurut Tingkat Pendidikan

Jumlah komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan untuk umur diatas 15 tahun dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.7

Jumlah Penduduk Berumur 15 tahun Ke atas Menurut Pendidikan yang ditamatkan.

No Pendidikan yang Ditamatkan

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tdk/Blm Pernah Sekolah

139 155 294

2 Tdk/Blm Tamat SD/MI

829 973 1802

3 Tamat SD/MI 1329 1314 2670 4 SLTP/MTs 1582 1586 3148 5 SLTA/MA 1115 1229 2344 6 SM Kejuruan 1447 1212 2659 7 DI/DII 212 241 453

8 DIII 106 132 238

9 D.IV/S-1 67 42 107 10 S-2/S-3 49 27 76

Jumlah 6855 6938 13793


(54)

39 3.2.5. Struktur Pemerintahan Nagari

Nagari dipimpin oleh seorang wali nagari, dan dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh beberapa orang wali jorong, namun sekarang dibantu oleh sekretaris nagari dan beberapa pegawai sipil (PNS) yang jumlahnya tergantung dengan kebutuhan pemerintahan nagari tersebut. Nagari secara administratif pemerintahan berada dibawah kecamatan yang merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten.

Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Baringin

Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016 WALI NAGARI

H.IRMAN IDRUS

KAUR PEMERINTAH

FITRIA GUSMITA

KAUR UMU NIKI SILVIA BENDAHARA

MERRY YULIANTY,SE

WALI JORONG KAUR PEMBANGUNAN

NOVIANDI.M

KAUR PREKONOMIAN

NASHRULLAH

KAUR KESRA NIKO EDWARD SEKRETARIS ARIF BUDI EKA


(55)

40 1. Wali Nagari

Wali nagari berkedudukan sebagai kepala pemerintahan di nagari, yang berada langsung dibawah Bupati dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat. Wali Nagari mempunyai fungsi memimpin penyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. Wali Nagari mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada Nagari.

Dalam melaksanakan tugas, Wali Nagari mempunyai wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Nagari berdasarkan kebijakn yang ditetapka bersama BPRN

b. Mengajukan rancangan Peraturan Nagari

c. Menetapkan Peraturan Nagari yang telah mendapat persetujuan bersama BPRN

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Nagari mengenai APB Nagari untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPRN

e. Membina kehidupan masyarakat Nagari f. Membina perekonomian Nagari

g. mengkoordinasikan pembangunan Nagari secara partisipatif

h. mewakili Nagarinya di dalam dan di luar pengadilan untuk urusan pemerintahan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;


(56)

41

i. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan Peraturan Perundang undangan.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Wali Nagari mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a) memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sertamempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b) memegang teguh dan mengamalkan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ mangato adat mamakai, alam takambang jadi guru

c) meningkatkan kesejahteraan masyarakat

d) memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat e) melaksanakan kehidupan demokrasi

f) melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Nagari yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme

g) menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja Pemerintahan Nagari

h) mentaati dan menegakkan seluruh Peraturan Perundang-undangan


(57)

42

j) mentaati dan mengindahkan perintah, edaran, undangan yang diberikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

k) melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan Nagari

l) melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi yang diatur oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Daerah yang objeknya ada di Nagari

m) melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan Nagari

n) mendamaikan perselisihan masyarakat di Nagari kecuali masalah sako, pusako dan syara’

o) mengembangkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan Nagari

p) membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai agama, sosial budaya dan adat istiadat

q) memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di Nagari

r) mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

Selain kewajiban yang dimaksud wali nagari mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPRN, Serta menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada KAN


(58)

43

dan masyarakat. Laporan penyelenggaraan disampaikan satu kali dalam satu tahun dalam Rapat Paripurna BPRN.

2). Sekretaris Nagari

Sekretaris Nagari berkedudukan sebagai unsur staf yang memimpin sekretariat Nagari. Sekretaris nagari mempunyai tugas membantu Wali Nagari dalam melaksanakan urusan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tugas, sekretaris Nagari mempunyai fungsi :

a. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan dan laporan b. melaksanakan urusan keuangan

c. melaksanakan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

d. melaksanakan tugas dan fungsi Wali Nagari apabila Wali Nagari berhalangan melaksanakan tugasnya

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wali Nagari

Dalam melaksanakan tugas, sekretaris Nagari dibantu oleh Kepala Urusan :

a. Kepala Urusan Pemerintahan mempunyai fungsi :

1. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pemerintahan


(59)

44

3. melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang kependudukan dan pertanahan/ keagrariaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. membantu tugas-tugas dibidang pemungutan pajak bumi dan bangunan

5. membantu Wali Nagari dalam membuat Rancangan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari dibidang Pemerintahan

6. membantu Wali Nagari dalam membuat laporan keterangan pertanggungjawaban Wali Nagari kepada BPRN dan laporan pertanggungjawaban Wali Nagari kepada Bupati.

b. Kepala Urusan Pembangunan mempunyai fungsi :

1. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pembangunan

2. melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang pembangunan 3. melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan dan pelaksanaan pembangunan

4. membantu pembinaan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan 5. pembangunan serta menjaga dan memeilihara sarana dan

prasarana fisik dilingkungan Nagari

6. melakukan administrasi pembangunan di Nagari

7. membantu, membina dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka persiapan musyawarah di Nagari


(60)

45

8. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pembangunan.

c. Kepala Urusan Perekonomian mempunyai fungsi :

1. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang perekonomian

2. melakukan kegiatan pembinaan terhadap perekonomian, pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat

3. melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang perekonomian 4. membantu pembinaan dalam melakukan kegiatan dibidang pertanian,

perkebunan, perikanan dan peternakan

5. melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya masyarakat dalam meningkatkan perekonomian

6. melakukan administrasi perekonomian di Nagari

7. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian.

d. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi :

1. melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat melakukan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan pendidikan masyarakat

2. membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/ bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya


(61)

46

3. membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). karang taruna, pramuka dan organisasi kemasyarakatan lainnya

4. membina kegiatan pengumpulan zakat, infak dan shadaqah

5. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan rakyat.

e. Kepala Urusan Umum dan Keuangan mempunyai fungsi :

1. mengumpulkan, mencatat surat masuk dan keluar menyiapkan dan mengatur acara rapat, pelantikan, diskusi yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari

2. membantu Sekretaris Nagari dalam bidang tugasnya, dibidang penyediaan alat perlengkapan kantor dan perabot Nagari

3. membantu Sekretaris Nagari dalam melayani tamu baik yang datang dari atas maupun dari masyarakat

4. membantu Sekretaris Nagari mengumpulkan data untuk monografi Nagari

5. membantu Sekretaris Nagari membuat catatan harian Wali Nagari; 6. mengumpulkan bahan penyusunan, perubahan dan perhitungan

APB Nagari


(62)

47

f. Kepala Jorong mempunyai fungsi :

Melaksanakan kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan diwilayah kerjanya melaksanakan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari diwilayah kerjanya melaksanakan kebijakan Wali Nagari diwilayah kerjanya.

3). Badan Perwakilan Rakyat Nagari

Badan Perwakilan Rakyat Nagari berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan. Anggota BPRN adalah wakil dari lembaga unsur masyarakat yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat pada setiap unsur. Anggota BPRN berasal dari unsur Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan Pemuda. Jumlah anggota BPRN paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan ketentuan jumlah seluruhnya termasuk pimpinan harus berjumlah ganjil. Keanggotaan dalam BPRN dikukuhkan secara administratif dengan Keputusan Bupati.

Dalam melaksanakan urusan pemerintah BPRN mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. menetapkan Peraturan Nagari bersama Pemerintah Nagari; b. menetapkan APB Nagari bersama Pemerintah Nagari; c. pengawasan.

Selain itu BPRN juga mempunyai wewenang untuk melaksanakan pemerintahan sebagai berikut:


(63)

48

a) membahas rancangan Peraturan Nagari bersama Wali Nagari; b) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Wali Nagari; c) membentuk panitia pemilihan Wali Nagari;

d) menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

e) melaksanakan pengawasan terhadap :

1. pelaksanaan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari;

2. pelaksanaan APB Nagari; 3. kebijakan Pemerintahan Nagari;

4. pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari;

5. pengelolaan aset Nagari.

BPRN melaksanakan fungsinya dalam rangka untuk membuat keputusan dalam melaksanakan urusan pemerintah dalam membantu wali nagari.


(64)

49 Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari ( BPRN )

Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum

4). Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016

4.Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Kerapatan Adat Nagari (KAN) merupakan lembaga kerapatan Niniak Mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun sepanjang adat yang berlaku di masing-masing Nagari dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan adat di Nagari Baringin. Kerapatan Adat Nagari terdiri dari beberapa unsur dalam masyarakat adat minangkabau yaitu :

KETUA

Drs.H.F.DT.PALINDIH,MM

WAKIL KETUA JUMHARMAN,SE

ANGGOTA : 1. SYAIFUL. S 3. NOVITRA KEMALA 5. HERMAN MANDALIKO 2. YUSMANITA, A.MA.Pd 4. SUHERI KATIK INTAN 6. Hj. SUWESTI

SEKRETARIS H.FAIZAL IDRUS


(65)

50

1. Para Penghulu atau datuk dari setiap suku

2. Manti, berasal dari kalangan intelektual ( cerdik pandai) 3. Malin, dari kalangan alim ulama

4. Dubalang, yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan warga.

Unsur-unsur selain penghulu disebut sebagai Tungku Tigo Sajarangan dan apabila dimasukan unsur peenghulu maka disebut dengan Nan Ampek Jinih ( Unsur Empat Jenis). Keberadaan dari unsur-unsur Kerapatan Adat Nagari diatas bertugas untuk menjaga dan mewarisi adat minangkabau kepada generasi selanjutnya. Disamping tugas utama untuk melesetarikan budaya dan adat Minangkabau KAN juga mempunyai tugas untuk membantu pelaksanaan pembangunan di tingkat Nagari. Dengan adanya Kerapatan Adat Nagari diharapkan dapat menunjang proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Nagari terutama yang menyangkut hal tanah.

Pembangunan Nagari identik dengan pembangunan infrastruktur, pembangunan infrastruktur tentunya menyangkut kesediaan lahan yang ada. Disini Kerapatan Adat Nagari dibutuhkan oleh Pemerintah Nagari untuk pelepasan tanah. Karena diwilayah Nagari kebanyakan lahan yang ada itu milik kaum ( Tanah Ulayat).


(66)

51 Struktur Organisasi Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Baringin

Kecamatan Lima Kaum

Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016 Sumber : RPJM Nagari Baringin 2011-2016

KETUA A.R.DT.PENGHULU

SUTAN.BSC

ANGGOTA

1. B.DT. BAGINDO MALANO 4. SY. DT. PANDUKO SUTAN

1. DT. ANDOMO 5. A.DT.SINARO

2. DT. SINARO TUO BENDAHARA Z.O.DT.RANGKAYO

HITAM

SEKRETARIS I.DT.SIMARAJO NAN

ITAM WAKIL KETUA


(67)

52 BAB IV

PENYAJIAN DATA

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data-data primer didapatkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan mengumpulkan data-data pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian ini, berikut peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian. Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi dan peneliti berusaha untuk mendeskripsikan semua hasil wawancara dan data-data yang dibutuhkan agar mudah untuk dipahami.

4.1. Identitas Informan

Dalam penelitian ini peneliti membagi karakteristik dari informan menjadi empat jenis yaitu berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Dari penelitian yang di teliti di lapangan maka peneliti mendapatkan informasi sebagai berikut :

4.1.1. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 11 55

2 Perempuan 9 45

Jumlah 20 100


(68)

53

Berdasarkan tabel yang disajikan diatas menunjukan bahwa jumlah informan yang paling banyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang dengan persentase 55% dan perempuan sebanyak 9 orang dengan persentase 45 %, dengan jumlah informan 20 orang.

4.1.2. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Usia Tabel 4.2

Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Usia No Usia (Tahun) Frekuensi Persentasi

(%)

1 20-30 6 30

2 31-40 4 20

3 41-50 4 20

4 51-60 5 25

5 61 Keatas 1 5

Jumlah 20 100

Sumber : Penelitian 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik informan berdasarkan usia yaitu pada usia rentang 20-30 tahun berjumlah 6 orang dengan persentasi 30% . Rentang usia 31-40 berjumlah 4 orang dengan persentase 20%, Rentang usia 41-50 berjumlah 4 orang dengan persentase 20%, Rentang usia 51-60 berjumlah 5 orang dengan persentase 25% dan yang paling sedikit direntang usia 61 keatas berjumlah 1 orang dengan persentase 5%, dengan jumlah informan 20 orang.


(69)

54 4.1.3. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Tingkat

Pendidikan

Tabel 4.3

Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Penelitian 2015

Berdasarkan tabel diatas karakteristik informan penelitian berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SD berjumlah 0 orang dengan persentase 0%, tingkat pendidikan SMP berjumlah 1 orang dengan persentase 5%, tingkat pendidikan SLTA berjumlah 11 orang dengan persentase 55%, tingkat pendidikan Diploma 3 (D-III) berjumlah 1 orang dengan persentase 5% dan yang tingkat pendidikan Sarjana (S-1) berjumlah 7 orang dengan persentase 35 orang, dengan jumlah informan 20 orang.

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 1 5

3 SLTA 11 55

4 Diploma 3 (D-III) 1 5 5 Sarjana (S-1) 7 35


(70)

55 4.1.4. Karakteristik Informan Penelitian Bedasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.4

Karakteristik Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Petani 2 10

2 Wiraswasta 3 15

3 Pegawai 12 60

4 Guru 1 5

5 Ibu Rumah Tangga 2 10

Jumlah 20 100

Sumber : Penelitian 2015

Berdasarkan tabel diatas karakteristik informan berdasarkan jenis pekerjaan yaitu petani berjumlah 2 orang dengan persentase 20%, Wiraswasta berjumlah 3 orang dengan persentase 15%, Pegawai berjumlah 12 orang dengan persentase 60%, Guru berjumlah 1 orang dengan persentase 5%, Ibu Rumah Tangga berjumlah 2 orang dengan persentase 10%, dengan jumlah informan 20 orang.

4.2. Hasil Wawancara

A. Wali Nagari Baringin ( Bapak H. Irman Idrus )

Pembangunan Nagari merupakan tugas dari Pemerintah Nagari dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada dibawah wilayah pemerintahannya. Untuk melaksanakan pembangunan ditingkat Nagari di Daerah


(71)

56

Minangkabau tentu akan dipengaruhi oleh lembaga adat yang ada. Kerapatan Adat Nagari (KAN) sebagai lembaga adat tertinggi di Minangkabau juga mempunyai peran dalam pembangunan.

Untuk lebih memahami dan memperjelas pentingnya peran dari Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam pembangunan Nagari maka peneliti mengajukan wawancara kepada Wali Nagari dengan pertanyaan, Bagaimana Hubungan Kerapatan Adat Nagari (KAN) dengan Pemerintahan Nagari?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..hubungan KAN dengan Pemerintah Nagari dapat di lihat dari penyelesaian perkara yang terjadi di dalam masyarakat. Misalnya ada masalah sengketa tanah adat, KAN selaku lembaga adat akan melakukan analisis terhadap masalah tersebut dan mencarikan solusi. Setelah mendapatkan solusi yang tepat terhadap masalah sengketa tanah tersebut, barulah KAN menyampaikan kepada Pemerintahan Nagari untuk di tindaklanjuti. Setelah perkara sengketa tanah itu sampai pada Pemerintah Nagari, nantinya akan di buat legalitas untuk kejelasan tanah tersebut. Jadi hubungan antara KAN dengan Pemerintah Nagari yaitu bagaimana kedua unsur ini membuat keputusan bersama terkait adanya perkara yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan yang terjadi adalah hubungan legalisasi..” Adanya hubungan yang penting di antara Pemerintah Nagari dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN) seharusnya berdampak pada kontribusi yang diberikan oleh lembaga adat tersebut untuk pembangunan Nagari. Dengan alasan itupula peneliti menanyakan kepada informan kunci mengenai, Apakah Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) pernah memberikan kontribusi dalam Pembangunan Nagari? Jika pernah, apa saja kontribusinya ?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..ada, ada beberapa kontribusi yang diberikan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) diantaranya memberikan sumbang saran, tempat konsultasi


(72)

57

Wali Nagari menyangkut sako dan pusako. Sako disini merupakan pemberian gelar adat seperti gelar datuak, malin dan lainnya yang di turunkan secara turun temurun. Sedangkan Pusako merupakan harta turun temurun yang dikelola oleh niniak mamak, harta pusako ini biasanya merupakan tanah yang diturun temurunkan dari generasi ke generasi berikutnya..”

Adanya kontribusi yang diberikan oleh Kerapatan Adat Nagari kepada Pemerintah Nagari tentu akan membantu pelaksanaan pembangunan. Untuk lebih jelasnnya maka peneliti memunculkan pertanyaan, Kontribusi seperti apakah yang sering diberikan Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam Pembangunan Nagari?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..kalau kontribusi yang sering di berikan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) dengan mengadakan seminar-seminar adat, pembinaan adat dalam bentuk pelatihan contohnya pelatihan alua pasambahan. Alau pasambahan ini merupakan pepatah-pepatah dalam bahasa minang yang di gunakan dalam acara adat seperti pernikahan, pengangkatan penghulu / datuak, kematian dan segala macam kegiatan adat..”

Banyaknya kontribusi yang diberikan oleh Kerapatan Adat Nagari tentu memberikan dampak yang baik untuk pembangunan di Nagari. Dalam melaksanakan pembangunan tentu ada tujuan yang sudah direncanakan sebelumnnya, biasanya tujuan itu ada didalam rencana kerja dari Pemerintah Nagari. Dengan alasan itupula peneliti menanyakan kepada informan kunci mengenai, Apakah Kerapatan Adat Nagari ikut dalam perumusan RPJMNagari?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..kerapatan Adat Nagari (KAN) ikut dalam perumusan RPJMNagari, apabila melaksanakan rapat perumusan RPJMnagari ini KAN memberikan perancangan mengenai fungsi adat di dalam penyelenggaraan Pemerintah di dalam Nagari. KAN membuat rancangan tentang bagaiamana adat bisa di implementasikan di kehidupan masyarakat. KAN selaku lembaga adat


(73)

58

di Nagari Baringin tentunya memberikan sumbangan pemikiran dalam perumusan RPJMnagari terutama yang menyangkut masalah Adat..”

Ikutnya Kerapatan Adat Nagari dalam perumusan RPJMNagari tentu akan memberikan masukan-masukan yang memabangun bagi Pemerintah Nagari untuk kedepannya terutama untuk masalah pembangunan. Dengan adanya keikutsertaan Kerapatan Adat Nagari dalam penyusunan RPJMNagari tentu menimbulkan pertanyaan kepada informan kunci mengenai, Apa Kerapatan Adat Nagari (KAN) ikut dalam perumusan Anggaran Nagari?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..KAN dalam perumusan Anggaran Nagari selalu memberikan sumbangan saran mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan 5 tahun mendatang. Biasanya KAN memberikan sumbangan pemikirannya mengenai pisik dari pembangunan yang ada di wilayah Nagari Baringin..”

Keterangan diatas menjadi gambaran bahwa Kerapatan Adat Nagari tidak hanya sebagai lembaga adat, tetapi juga sebagai lembaga yang perannya sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Nagari untuk melaksanakan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan tentu melihat keadaan dari Nagari tersebut. Apakah Nagari itu mempunyai keunggulan yang dapat dijadikan nilai lebih untuk pembangunan. Maka peneliti memunculkan pertanyaan menganai, Apakah yang menjadi faktor pendukung dalam pembangunan di Nagari Baringin?

Bapak Wali Nagari menjawab :

“..di Nagari Baringin ini yang menjadi faktor pendukung dalam pembangunan antara lain adanya lahan pertanian, lahan perkebunan walau sedikit, pasar Batusangkar dan galianse (Penggalian). Pasar Batusangkar menjadi faktor pendukung di karenakan bahwa ibu kota dari Kabupaten Tanah Datar berada di dalam Nagari Baringin, sehingga ini menjadi


(1)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Bungin, Burhan H.M, 2008. Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana : Jakarta

Freidman, Marlyn M. 1998. Rhole Theory. EGC : Jakarta

Graves, Elizabeth, 2008.Minangkabau Modern.Yayasan Obor Indonesia : Jakarta

Kusdi,2009.Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika : Jakarta.

Singarimbun. 2006. Metode Penelitian Survei. LP3ES : Jakarta

Sjahmunir,2006.Pemerintahan Nagari dan Tanah Ulayat.Nailil Printika : Padang

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Alfabet: Bandung

Suyanto, Bagong dan Sutina, 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai alternatif Pendekatan. Prenada Media : Jakarta

Usman, Husaini, 2009. Metodologi Penelitian Sosial. PT.Bumi Aksara : Jakarta

Wuisman,1996. Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

Zainuddin,Musyair, 2008.Implementasi Pemerintah Nagari Berdasarkan Hak Asal Usul Adat. Ombak: Yogyakarta.

Zulkarimen,Nasution, 2007. Komunikasi Pembngunan ( Pengenalan Teori dan Penerapannya ). Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa


(2)

Peraturan Menteri Dalam Negeri no 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Pedesaan berbasis Masyarakat

Perda Kab. Tanah Datar No 4 Tahun 2008 Tentang Nagari

Sumber Internet

( Diakses 3-oktober-2014 pukul 20.00 wib )

http:///www.Repostory.usu.ac.id/sistem-pemerintahan-nagaari

diminangkabau/studi-kasus-pada-nagari-guguak-viii-kota-kabupaten-lima-puluh-kota-sumatera-barat.

(Diakses 16-oktober-2014 pukul 22.00 wib )


(3)

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI ( KAN ) DALAM PEMBANGUNAN NAGARI KEPADA WALI NAGARI

DAN PEGAWAI DI KANTOR WALI NAGARI BARINGIN

I. Identitas Responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan 4. Jabatan

II. Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN) dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin.

1. Bagaimana hubungan Kerapatan Adat Nagari (KAN ) dengan Pemerintahan Nagari?

2. Apakah Kerapatan Adat Nagari pernah memberikan kontribusi dalam Pembangunan Nagari? Jika pernah, apa saja bentuk kontribusi tersebut? 3. Kontribusi seperti apakah yang sering diberikan Kerapatan adat Nagari


(4)

4. Apakah Kerapatan Adat Nagari ada ikut dalam perumusan RPJMNagari? 5. Apa Kerapatan Adat Nagari ikut dalam musyawarah perumusan Anggaran

Nagari?

III. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembangunan Nagari.

1. Apakah yang menjadi faktor pendukung dalam pembangunan di nagari Baringin?

2. Bagaimana cara yang dilakukan pemerintah untuk melihat keunggulan yang ada di nagari?

3. Apa saja yang menjadi hambatan pemerintah nagari dalam menjalankan pembangunan?

4. Bagaimana pemerintah nagari menghadapi hambatan yang ada dalam pembangunan?

5. Apakah ada langkah yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencari solusi terhadap hambatan yang ada dalam pembangunan nagari?


(5)

PEDOMAN WAWANCARA PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI ( KAN ) DALAM PEMBANGUNAN NAGARI KEPADA MASYARAKAT

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan : 5. Pekerjaan :

II. Peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam Pembangunan

Nagari

1.

Apakah Bapak/Ibu tahu apa itu Kerapatan Adat Nagari (KAN)?

2.

Apakah Bapak/Ibu mengetahui terdiri dari unsur apa saja

Kerapatan Adat Nagari (KAN) tersebut?

3.

Bagaimana menurut Bapak/Ibuk keberadaan Kerapatan Adat

Nagari itu sendiri, apa masih ada atau tidak?

4.

Apa Bapak/ibuk mengetahui fungsi dari Lembaga Kerapatan

Adat Nagari (KAN) tersebut?

5.

Bagaimana peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang


(6)

6.

Apa Bapak/Ibu melihat adanya Peran Kerapatan Adat Nagari

dalam pembangunan Nagari Baringin?

7.

Apakah Bapak/Ibuk merasakan dampak yang diberikan oleh

Kerapatan Adat Nagari dalam menyelesaikan sengketa yang ada

di dalam masyarakat yang menghambat Pembangunan?

8.

Apakah Bapak/Ibuk tahu Pembangunan yang dilakukan Oleh