Pengalaman Komunikasi Suami Istri dalam Perkawinan Antarbudaya yang Sukses.

ABSTRAK
Kara Angginapraja 210110100078, 2014, “Pengalaman Komunikasi Suami Istri dalam
Perkawinan Antarbudaya”. Dr. H. Antar Venus, Drs., M. A. Comm., sebagai Pembimbing
Utama, dan Teddy Kurnia Wirakusumah, Drs., M. I. Kom., sebagai Pembimbing Pendamping.
Fakultas Ilmu Komunikasim Jurusan Manajemen Komunikasi, Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa alasan suami istri menikah antarbudaya,
bagaimana pengalaman komunikasi suami istri perkawinan antarbudaya, dan apa faktor-faktor
komunikasi yang penting untuk mempertahankan perkawinan antarbudaya. Penelitian ini
menggunakan metode Kualitatif dengan Pendekatan Fenomenologi. Peneliti menggunakan
teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dalam pengumpulan data.
Hasil penelitian ini adalah adanya alasan cinta yang mendorong para pasangan menikah.
Pengalaman komunikasi menunjukkan bahwa pasangan antarbudaya cenderung menggunakan
bahasa inggris saat berkomunikasi, dengan tetap mempelajari bahasa asli pasangannya. Pasangan
bisa mengkomunikasikan apapun kepada pasangan, dengan menganggap komunikasi tetap muka
adalah cara paling efektif. Komunikasi tentang pembagian peran pun dilakukan hanya untuk
saling mengingatkan, karena pasangan menganggap kesadaran diri sendiri mengenai peran
masing-masing adalah hal yang paling utama. Keterbukaan, kesediaan untuk belajar, dan
kesetaraan adalah faktor-faktor komunikasi yang penting untuk mempertahankan perkawinan
antarbudaya.
Kesimpulan penelitian ini adalah, ada 4 (empat) esensi penting dalam perkawinan
antarbudaya, yaitu: cinta sebagai dasar dari segalanya, keterbukaan dalam berkomunikasi verbal

maupun non-verbal, kesediaan untuk belajar agar bisa saling respek, menerima, dan
menyesuaikan diri, serta kesetaraan dalam berkomunikasi dan dalam pembagian peran suami
istri.
Saran penelitian ini adalah keputusan menikah antarbudaya seharusnya dilatarbelakangi
alasan cinta, perkawinan antarbudaya sebaiknya dimulai dengan keterbukaan satu sama lain
dengan saling memperkenalkan keluarga besar masing-masing. Perkawinan antarbudaya juga
sebaiknya dijalankan dengan mengutamakan komunikasi yang penuh cinta dan menjunjung
tinggi keterbukaan, kesediaan untuk belajar, serta kesetaraan agar segala perbedaan bisa dilalui
tanpa beban.

iii

ABSTRACT
Kara Angginaptaja 210110100078, 2014, Communication Management, Faculty of
Communication Science, Universitas Padjadjaran. “Communication Experiences of Husbands
and Wives in Intercultural Marriages. Dr. H. Anter Venus, Drs., M. A. Comm., as Supervisor
and Teddy Kurnia Wirakusumah, Drs., M. I. Kom as assistant supervisor.
The Purpose of this research is to find out the reasons of couples in getting married,
experiences communication of husbands and wives in intercultural marriages, and
communication factors in order to make the intercultural marriages succeed. The research uses

Qualitative Method with Phenomenology Approach and applies in-depth interview in collecting
data.
The result shows that love is the reason why intercultural couples got married.
Communication experiences indicate intercultural couples use English mostly in communicating
to each other, though they still learn their couple’s mother language. Husbands and wives can
communicate about everything and perceive face to face Communication as the most effective
way to communicate. Couples communicated about role sharing as a husband and wife just to
remind each other in the beginning of marriages, considering that self-consciousness is the most
essential one. Openness, willing to learn, and equality are the crucial communication factors to
make intercultural marriage survived.
To conclude, there are 4 (four) important essences in intercultural marriages, which are
love as the foundation, openness in verbal and non-verbal communication, willing to learn in
order to give respect one to another, accepting, and adapting. The fourth is equality in
communication and in the role sharing as a husband and wife.
The research recommends that decision to get married should be driven by love above
anything. Openness to each other, especially in family approaching before getting married is
also essential. Intercultural marriage ought to always keep to the love, prioritizing openness,
willing to learn, and equality in communication.

iv