Contoh Makalah Agama Tentang Islam dan Kepedulian Sosial

(1)

ISLAM DAN KEPEDULIAN SOSIAL

MAKALAH

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Disusun Oleh :

Nama : Nur Huda

NIM : 111092

Kelas : 1 C

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PATI


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “Islam dan Kepedulian Sosial” ini dapat terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Pembahasan mengenai Islam dan Kepedulian sosial.

Dalam kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Zainal Arifin, M.S.I, selaku Dosen Metodologi Studi Islam yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan Makalah ini

3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.


(3)

Halaman Judul

Kata Pengantar ……… v

DAFTAR ISI ……… vi

BAB I (PENDAHULUAN)  A. Latar Belakang Masalah ………. 1

 B. Rumusan Masalah ………... 1

 C. Tujuan ………... 2

BAB II (PEMBAHASAN) ………..………. 2

BAB III (PENUTUP)  A. Kesimpulan ………... 5

 B. Saran ……….. 6

DAFTAR PUSTAKA ……… 6


(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepedulian sosial merupakan tema penting dari sekian banyak tema-tema dalam al-Qur'an.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:

ىتتآوت نتييييبينيتلاوت بياتتكيللاوت ةيكتئيلمتللاوت ريخيلا ميوليتللاوت هيليلابي نتمتآ نلمت ريتبيللا نيتكيـلتوت بيريغلمتللاوت قيريشلمتللا لتبتقي ملككهتوجكوك الوليكوتتك نأت ريتبيللا ستيلليت نتوفكومكللاوت ةتاكتزيتلا ىتتآوت ةتلصيتلا متاقتأتوت بياقترييلا يفيوت نتيليئيآسيتلاوت لييبيسيتلا نتبلاوت نتيكياستمتللاوت ىمتاتتيتللاوت ىبترلقكللا يويذت هيبييحك ىلتعت لتامتللا

نتوقكتيتمكللا مكهك كتئيـلتوأكوت اوقكدتصت نتيذيليتا كتئيـلتوأك سيألبتللا نتيحيوتءاريتضيتلاو ءاستألبتللا يفي نتيريبياصيتلاوت الودكهتاعت اذتإي ملهيديهلعتبي

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS:Al Baqarah: 177)

Jadi disini jelas segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa.

Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup didunia saja tanpa peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Dan Allah swt mengancam orang yang berbuat demikian dengan neraka jahim.


(5)

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci mengenai Kepedulian Islam dalam Islam.

B. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek-aspek Islam dalam hal memaknai kepedulian sosial terhadap sesama.

BAB II PEMBAHASAN

Konsep kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas . Bila diperhatikan dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui bahwa masalah kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan , tertuang jelas dalam syari’ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak seorang mukmin.

Begitu juga Allah menghargai mereka yang melaksanakan amal sosial dalam konteks kepedulian sosial tersebut sebagaimana juga Alah sangat mengecam mereka yang tidak mempunyai rasa kepedulian sosial.

Di saat kondisi seperti sekarang ini, sesungguhnya sebuah ladang jihad maal menanti bagi kaum yang berada. Rasululullah bersabda : “Belum beriman seseorang itu sebelum ia mencita saudara nya seperti mencitai dirinya sendiri”.


(6)

Hadis ini shahih dan cukup populer di kalangan kau muslimin umum sekalipun. Yang subtansif pada hadis ini adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap hati –dalam hal ini− mencintai orang lain selain dirinya. Mencintai orang itupun ditentukan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan mencintai diri sendiri. Rasanya ini sangat berat dan sulit dilaksanakan, namun jika iman itu benar - benar ada dan hidup dalam jiwa maka yang berat dan sulit itupun sangat bisa terealisir.

Terdapat beberapa dimensi dalam pemaparan islam terhadap konsep-konsep kepedulian islam diantaranya adalah :

1. Dari Dimensi Aqidah dan Keimanan.

Iman kepada Allah merupakan rukun utama dan pertama dalam Islam. Bagaimana implikasi kepada Allah dijelaskan oleh Al−Quran dan hadis. Salah satunya berkaitan dengan kepedulian sosial.antara lain, misalnya surah al−Anfal ayat 2:

“Sesungguhnya orang−orang beriman itu hanyalah (1). mereka yang jika disebut nama Allah maka gemeyar hatinya. (2) dan apabila dibacakan kepadanya bertambah keimanannya (3) dan mereka bertawakkal kepadanya.(4) Mereka yang melaksanakan sholat dan (5) menafkahkan sebagian harta yang diberikan kepada mereka…”

Jadi menafkahkan sebagian harta (no:5) untuk orang lain termasuk indikasi/ukuran bagi keimanan sesorang dalam kehidupan ini.Hadis−hadis yang menekan hal ini cukup banyak antara lain Siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamu/tetangga.

2. Dari Dimensi Syari’ah/Hukum


(7)

3. Dimensi Akhlak

Dalam Islam seseorang dianggap mulia, jika ia memelihara anak yatim. Orang yang paling disenangi Allah adalah mereka yang paling dermawan. Orang−oarang yang berinfaq/bersedekah diberi ganjaran pahala sampai 70 x lipat. Dalam hadis Rasulullah disebutkan bahwa Allah akan selalu membantu hambaNya selama hamba tersebut membantu saudaranya. Pada hadis lain Rasulullah menyebutkan, bahwa bakhil itu sifat tercela dan pemboros itu adalah kawan−kawan setan.

Jika dibahas secara terinci, tentang kepedulian Islam terhadap masalah sosial maka kita akan menemukan bahwa ternyata amal ibadah secara umum lebih banyak berurusan dengan hamblum minannas ketimbang hablum minallah. Cuma kesemuanya itu harus dikunci dengan prinsip utama

kepedulian sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi, saat ini terasa semakin banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang sibuk dengan kariernya, bisnisnya atau sibuk mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga terlena dan akhirnya lalai dengan kepedulian sosialnya. Mereka mengabaikan dengan kondisi orang-orang yang lemah seperti ini. Kondisi ini secara nyata semakin terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, dimana jurang pemisah antara si mampu dengan si lemah semakin lebar. Makin lebar dan dalam jurang menganga, keharmonisan hubungan sosial diantara kita bisa rusak dan hancur.

Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk-petunjuk mu’amalah (interaksi sosial) dan mengatur hak-hak individu dengan yang lainnya. Ajaran kasih sayang, kewajiban zakat fitrah dan zakat harta, anjuran-anjuran berinfaq dan bersedeqah, petunjuk agar saling tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa, ajaran persaudaraan, hak-hak tetangga, perintah agar berlaku adil dan petunjuk-petunjuk mu’amalah lainnya merupakan ajaran-ajaran kepekaan dan kepedulian sosial.


(8)

Berbagi dengan orang lain adalah salah satu wujud kepedulian social yang tercermin dalam beberapa contoh, antara lain :

Kalau kita memiliki waktu, berbagilah dengan waktu kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki tenaga berbagilah tenaga kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki harta, berbagilah dengan harta kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki ilmu, berbagilah dengan ilmu yang kita miliki untuk membantu

orang lain.

Kalau kita memiliki semangat dan motivasi, berbagilah dengan semangat dan motivasi dengan orang lain.

Bahkan kalaupun hanya sekedar senyum, berbagilah senyum kebaikan dengan orang lain.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Sesungguihnya pintu-pintu kepedulian sosial itu ada banyak sekali. Yang diperlukan adalah Kesadaran kita untuk mau berbagi dengan sesama kehidupan ini, bukan hanya mementingkan ego pribadi kita. Orang yang mengaku beriman,

hakikatnya ‘bukan beriman’ (tidak sempurna) kalau tidak peduli dengan orang-orang lemah di sekitarnya.


(9)

5

B. Saran

Demikianlah makalah yang saya buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam. Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon ma’af atas segala kekurangannya. Dan kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi pembuat makalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penceramah JIC. 2005. Islam Rahmat Bagi Alam Semesta.Jakarta : Pustaka Alvabet Muhsin M.K. 2004. Bertetangga & Bermasyarakat Dalam Islam.Jakarta : Al Qalam ekojalusantoso.com/?p=88 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011

http://pks-jepang.org/archives/266 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011


(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepedulian sosial merupakan tema penting dari sekian banyak tema-tema dalam al-Qur'an. Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:

ىتتآوت نتييييبينيتلاوت بياتتكيللاوت ةيكتئيلمتللاوت ريخيلا ميوليتللاوت هيليلابي نتمتآ نلمت ريتبيللا نيتكيـلتوت بيريغلمتللاوت قيريشلمتللا لتبتقي ملككهتوجكوك الوليكوتتك نأت ريتبيللا ستيلليت نتوفكومكللاوت ةتاكتزيتلا ىتتآوت ةتلصيتلا متاقتأتوت بياقترييلا يفيوت نتيليئيآسيتلاوت لييبيسيتلا نتبلاوت نتيكياستمتللاوت ىمتاتتيتللاوت ىبترلقكللا يويذت هيبييحك ىلتعت لتامتللا

نتوقكتيتمكللا مكهك كتئيـلتوأكوت اوقكدتصت نتيذيليتا كتئيـلتوأك سيألبتللا نتيحيوتءاريتضيتلاو ءاستألبتللا يفي نتيريبياصيتلاوت الودكهتاعت اذتإي ملهيديهلعتبي

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS:Al Baqarah: 177)

Jadi disini jelas segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa.

Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup didunia saja tanpa peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Dan Allah swt mengancam orang yang berbuat demikian dengan neraka jahim.


(2)

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci mengenai Kepedulian Islam dalam Islam.

B. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek-aspek Islam dalam hal memaknai kepedulian sosial terhadap sesama.

BAB II PEMBAHASAN

Konsep kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas . Bila diperhatikan dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui bahwa masalah kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan , tertuang jelas dalam syari’ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak seorang mukmin.

Begitu juga Allah menghargai mereka yang melaksanakan amal sosial dalam konteks kepedulian sosial tersebut sebagaimana juga Alah sangat mengecam mereka yang tidak mempunyai rasa kepedulian sosial.

Di saat kondisi seperti sekarang ini, sesungguhnya sebuah ladang jihad maal menanti bagi kaum yang berada. Rasululullah bersabda : “Belum beriman seseorang itu sebelum ia mencita saudara nya seperti mencitai dirinya sendiri”.


(3)

Hadis ini shahih dan cukup populer di kalangan kau muslimin umum sekalipun. Yang subtansif pada hadis ini adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap hati –dalam hal ini− mencintai orang lain selain dirinya. Mencintai orang itupun ditentukan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan mencintai diri sendiri. Rasanya ini sangat berat dan sulit dilaksanakan, namun jika iman itu benar - benar ada dan hidup dalam jiwa maka yang berat dan sulit itupun sangat bisa terealisir.

Terdapat beberapa dimensi dalam pemaparan islam terhadap konsep-konsep kepedulian islam diantaranya adalah :

1. Dari Dimensi Aqidah dan Keimanan.

Iman kepada Allah merupakan rukun utama dan pertama dalam Islam. Bagaimana implikasi kepada Allah dijelaskan oleh Al−Quran dan hadis. Salah satunya berkaitan dengan kepedulian sosial.antara lain, misalnya surah al−Anfal ayat 2:

“Sesungguhnya orang−orang beriman itu hanyalah (1). mereka yang jika disebut nama Allah maka gemeyar hatinya. (2) dan apabila dibacakan kepadanya bertambah keimanannya (3) dan mereka bertawakkal kepadanya.(4) Mereka yang melaksanakan sholat dan (5) menafkahkan sebagian harta yang diberikan kepada mereka…”

Jadi menafkahkan sebagian harta (no:5) untuk orang lain termasuk indikasi/ukuran bagi keimanan sesorang dalam kehidupan ini.Hadis−hadis yang menekan hal ini cukup banyak antara lain Siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamu/tetangga.

2. Dari Dimensi Syari’ah/Hukum

Dalam Islam, para pemberontak negara harus diperangi sampai habis total dan tuntas.Termasuk disini adalah mereka yang tak mau bayar zakat.Artinya tidak mau bayar zakat merupakan kesalahan besar di mata hukum Islam. Islam juga mewajibkan amar


(4)

3. Dimensi Akhlak

Dalam Islam seseorang dianggap mulia, jika ia memelihara anak yatim. Orang yang paling disenangi Allah adalah mereka yang paling dermawan. Orang−oarang yang berinfaq/bersedekah diberi ganjaran pahala sampai 70 x lipat. Dalam hadis Rasulullah disebutkan bahwa Allah akan selalu membantu hambaNya selama hamba tersebut membantu saudaranya. Pada hadis lain Rasulullah menyebutkan, bahwa bakhil itu sifat tercela dan pemboros itu adalah kawan−kawan setan.

Jika dibahas secara terinci, tentang kepedulian Islam terhadap masalah sosial maka kita akan menemukan bahwa ternyata amal ibadah secara umum lebih banyak berurusan dengan hamblum minannas ketimbang hablum minallah. Cuma kesemuanya itu harus dikunci dengan prinsip utama

kepedulian sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi, saat ini terasa semakin banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang sibuk dengan kariernya, bisnisnya atau sibuk mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga terlena dan akhirnya lalai dengan kepedulian sosialnya. Mereka mengabaikan dengan kondisi orang-orang yang lemah seperti ini. Kondisi ini secara nyata semakin terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, dimana jurang pemisah antara si mampu dengan si lemah semakin lebar. Makin lebar dan dalam jurang menganga, keharmonisan hubungan sosial diantara kita bisa rusak dan hancur.

Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk-petunjuk mu’amalah (interaksi sosial) dan mengatur hak-hak individu dengan yang lainnya. Ajaran kasih sayang, kewajiban zakat fitrah dan zakat harta, anjuran-anjuran berinfaq dan bersedeqah, petunjuk agar saling tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa, ajaran persaudaraan, hak-hak tetangga, perintah agar berlaku adil dan petunjuk-petunjuk mu’amalah lainnya merupakan ajaran-ajaran kepekaan dan kepedulian sosial.


(5)

Berbagi dengan orang lain adalah salah satu wujud kepedulian social yang tercermin dalam beberapa contoh, antara lain :

Kalau kita memiliki waktu, berbagilah dengan waktu kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki tenaga berbagilah tenaga kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki harta, berbagilah dengan harta kita untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki ilmu, berbagilah dengan ilmu yang kita miliki untuk membantu orang lain.

Kalau kita memiliki semangat dan motivasi, berbagilah dengan semangat dan motivasi dengan orang lain.

Bahkan kalaupun hanya sekedar senyum, berbagilah senyum kebaikan dengan orang lain.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Sesungguihnya pintu-pintu kepedulian sosial itu ada banyak sekali. Yang diperlukan adalah Kesadaran kita untuk mau berbagi dengan sesama kehidupan ini, bukan hanya mementingkan ego pribadi kita. Orang yang mengaku beriman,

hakikatnya ‘bukan beriman’ (tidak sempurna) kalau tidak peduli dengan orang-orang lemah di sekitarnya.

Dengan kepedulian sosial maka akan tercipta keharmonisan sosial yang kuat, suasana kekeluargaan, dan saling membantu satu sama lain. Sudah selayaknya kita


(6)

5 B. Saran

Demikianlah makalah yang saya buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam. Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon ma’af atas segala kekurangannya. Dan kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi pembuat makalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penceramah JIC. 2005. Islam Rahmat Bagi Alam Semesta.Jakarta : Pustaka Alvabet Muhsin M.K. 2004. Bertetangga & Bermasyarakat Dalam Islam.Jakarta : Al Qalam ekojalusantoso.com/?p=88 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011

http://pks-jepang.org/archives/266 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011