PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS V SD CHANDRA KUSUMA SCHOOL DELISERDANG.

ABSTRACT

Riaoa M Dalimuntbe, NIM 071188230063. The Effect of Instructional Strategy
and Gender toward the Science Achievement of Primary School Student's. A
Tbesis. Post Graduate Program, State University ofMedan, 2010
The objectives of this research were: (1) to observe whether a group of
students taught by using discovery instructional strategy obtains the higher
achievement in science than the achievement taught by using expository instructional
strategy, (2) to investigate whether the male students obtain higher achievement in
science than the female students, and (3) to measure t.lte interaction between
instructional strategies and gender differences toward the science achievement
This research was quasi experiment with 66 students as population and 44
Students ~.s the sample taken from the population. These samples were taken by using
cluster random sarnpiing method. The sample of the research was 22 students taught
by using discovery instructional strategy and 22 students done by expository
instructional strategy.
To analyze the science achievemen:, point biserial correlation is used and KR20 to measure the reliability of test. The hypothesis of research was tested by using
two ways ANOVA and continued by Tuckey test. Before testing the hypothesis, the
data were normal. The normality of test was used to determine normality Lilliefors
and Barlett's formula to determine homogenity.
The result of hypothesis testing indicates that : (1) there is a difference

between the students taught by using discovery instructional strategy and students
taught by expository instructional strategy, as shown in Fobserve = 8.20 > F table 4.08 at
significant level a. =0.05; (2) there is no difference achievement in science between
the male and female students, as shown in Fobservc = 4.02 < F table 4.08 at significant
level a. =0.05; (3) there are the interaction between instructional strategies and gender
on the students achievement, as shown in Fobscrve:...: 32.73 > F table 4.08 at significant
level a. =0.05.
Based on the research, it is concluded that there is an interaction between
instructional strategies and gender tuwards the students achievement in science.

ABSTRAK
RIANA M DALIMUNTHE, NIM. 071188230056. Pengaruh Strategi
Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa SD
Chandra Kusuma School. Program Pascasarjana, Universitas Ntgeri Medan
2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (I) mengamati apakah kelompok
siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery
memperoleh hasil belajar sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, (2)
menginvestigasi apakah siswa laki-laki memperoleh basil belajar sains yang lebih

tinggi dibandingk:an dengan siswa perempuan, (3) mengukur interaksi yang tetjadi
antara stratcgi pembelajaran dengan perbedaan jenis kelamin terhadap hasil belajar
sains.
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan populasi berjwnlah
66 orang siswa dengan sampel berjurnlah 44 orang siswa yang merupakan
keseluruhan dari populasi penelitian. Teknik pengambilan sampcl dengan duster
random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 22 orang siswa untuk strategi
pembelajaran discovery dan 22 orang siswa untuk strategi pembelajaran ekspositori.
Untuk menganalisis tes hasil b~lajr
sains digunakan rumus kolerasi poifl..t
biserial, dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus KR- 20. Hipotesis penelitian
diuji dengan me nggunakan Anava 2 jalur dan dilanjutkan dengan uji tukey. Data
harus normal sebelum hipotsis diuji. yang terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan
analisis data yakni uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians
dengan uji Barlett.
a
HaSil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) Hasil belajar sains ~ .ntar
siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran cliscovery Jebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.
yang dirunjukkan dengan Fhitung = 8.20 > ftabel = 4.08, pada taraf signifikan a = 0.05;

(2) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar diantara siswa laki-laki d&n perempuan
yang ditunjukkan oleh Fhitung = 4.02 < Ftabct = 4.08, pada taraf signifikan a = 0.05; (3)
terdapat inte;:aksi antara strategi pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap hasil
belajar, yang ditunjukkan oleh Fhitung = 32.73 > F~a bcl = 4.08, pada taraf signifikan a=

0.05.
Dari penelitian ini dapat clisimpulkan bahwa terdapat interaksi antara strategi
pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap hasil belajar sains.

ii

BABI
PENDARULUAN
A. Latar Belakang Maulab
Mata pelajaran sains di Sekolah dasar menanamkan dan mel'\gembangkan
pegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan

menghargai k:ebesaran Tuhan Yang Maha Esa.Tujuan pembelajaran sains secara umum
adalah agar siswa memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari,


memiliki

keterampilan

proses

untuk

mengembangk.an

pengetahuan, gagasan tentang alam unttik memecahkan ma.s81Ah yang ditemubn aa.Iam
kehidupan sehari-hari. Sains merupakan suatu kegiatan berupa pertanyaan dan

penyetidikan alam semesta dan penemuan dan pengunglatpan serangkaian rahasia afam.
Sains mengandUQg makna pengajuan pertanyaan, pencariao jawaban, pemahaman

jawaban, penyempurnaan j'awaban balk tentang gejala maupun karakteristik aJam sckitar
melalui cara..cara sistematis.


Belajar sains di sekofah masih menjadi beban bagi sebahagian peserta didik.
Anggapan belajar sains itu su!it, hanya bisa dikerjakan peserta didik yang pintar, dan

membosankan begi'tu meleJutt df benak anak. Penguasaan konsep-konsep sains yang
seharusnya diprioritaskan untuk dipahami anak-anak sekolah da3sar hingga ke jenjang

berikutn}a sud&ll mampu mengapfikasfkan sains dalit.m kehidupan Justru terfupakan.
Padahal, penguasaan sains merupakan kunci penting untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk mendukung daya saing dan kemajuan suatu bangsa.

Belajar sains itu tidak hanya mttuk menguasi ihnu sains, tetapi sains bisa mendorong hal
lain pada diri anak seperti berfikir sistematis, logis, punya daya analisis, serta sabar

2

untuk mencoba. Sangat diperlukan revolusi cara belajar yang memiliki beberapa pokok
pikilan ya!iu mengaktithn siSwa, variasi" pengefofaan kefas, mefayanl perbedaan
individual


~rta

meningkatkan interaksi belajar. Keberhasilan refonnasi pendidikan di

IndOnesia meiiputf beberapa aspek dilnana satan satu aspek yang paling pentmg adaiidi
tenaga kependidikan yang professional dengsn kualifikasi yang balk meliputi
penguasaan

bahan, strategl; penddeatan mengajar, pengaliunan iapangan, pemaiiaman

perkembangan anak. peogelolaan pembelajaran serta pengembangan riset dan keljasama

dengan pihOk sekolah.
Strategi adalah komponen yang memiJiki fungsi yang sangat menentukan

keberhasiian pembehijaran, diinana keberliasiliut pencapaian tujWu! pembel8j&ran sangat
ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen Jain

tanpa dapat diiffiplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memilild makna dalam proses pencapaian tujuan. Sehingga setiap


_guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi daliun
pelaksanaan proses pembelajaran.
Secara khusus peguasasn metode disebutkan bahwa guru harus menekankan

supaya peserta didik lebih
akti~

pencarian pengetahuan oleh siswa secara mandiri

dengan mempertimbangican kekhasan siswa. Pembelajaran adalah bagaimana pendidik

membantu mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki peserta didik,
menciptakan kreativitas, daya saing dan bubn hanya sekedar mentransfer ihnu.
Kreativitas yang muncul dari diri siswa tidak hanya melalui karya namun dari cara

pemikirannya. Perbedaan cara berfikir, bakat. minat, jenis kelamin, motivasi dan
imajinasi siswa merupakan kekayaan yang harus dipahami guru sebagai hal yang positif
berdampak pada basil belajar.


3

Untuk mencapai tujuan pembelajaran sains diperlukan suatu strategi yang dapat
mengakti.tkan slswa untuk hetajar. Pada dasamya strateglltu bertumpu pada dua dasar

yaitu: (1) optimalisasi intcraksi antara ~mua

elemen pembelajaran (guru, siswa, media,

sanma dan prasarana), (2) optimaiisasl icelirutsertaan seiuruh siswa (panca1ndera, nalar ,
rasa dan karsa).

Berdasarkan hasii ohservasi penelitl di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa
faktor yaitu falctor internal dan eksternal faktor internal yang dapat mempengaruhi
rendahnya hasil belajar sains siswa. Diantara faktor internal dan ekstemal tersebut
tennasuk di dalamnya faktor siswa, guru. strategi, metode, media, sarana dan prasarana
yang tersedia di sekolah. Ya.ng perlu mendapat perbatian salah satunya adalah
perbedaan individu pada siswa. Dimana perbedaan individu ini antara lain; minat.
motivas~


perbedaan cara belajar, tinggi rendahnya intelegensi (IQ), Jenis kelamin dan

kemampuan berfikir.
. Sementara salab satu usaha wrtuk meningk.atkan prestasi belajar siswa berasal
dari siswa itu sendiri yakni faktor dari dalam yang sifatnya internal yang termasuk di

dalamnya gaya belajar, pengembangan kemampuan, minat, bakat dan motivasi dari
dalam dirinya. Salah satt.1 tujuan pembelajaran sains adalah untuk meningkatkan

-

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan sains dalam kehidupan

sehari~.

Proses

belajar teJjadi apabila ada perubahan pada siswa. Peruba.lum ini ditunjukkan dari basil
belajamya. Pemahaman peserta didik terhadap konsep sains masih kurang. Siswa masih
beranggapan bahwa sains itu sulit dan hanya bisa dipahami oleh siswa yang pandai saja.

Pemahaman konsep-konsep sains yang lrurang dialami oleh siswa dapat mengakibatkan
banyaknya kesalahan pemahaman yang dapat mengakibatlcan mata pelajaran sains

4

tersebt kurang diminati. Sehingga untuk memperbaiki fenomena tersebut komponen

yang berhubungan dengan pembelajaran perlu perbaikan secara terus menerus.
Faktor ekstem.al sendiri terkait kepada strategi yang digunakan oleh guru yang
bersangkutan dalam pembelajaran, beberapa guru hanya mengajar secara konvensional
dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajac sains yalcni perbcda.an jenis kelamin, siswa perempuan

cenderung bermotivasi rendah dalam belajar sains sedangkan siswa lald-lald cenderung
memiliki motivasi yang lebih tinggi. Strategi pembelajaran yang diterapkan saat ini

belum mampu untuk meningkatkan kompetensi siswa. khususnya siswa perempuan
yang lebih banyak membutuhkan perilatian dari guru yang bersanglcutan karena
motivasi belajar yang rendah dan seolah-olah membenarkan bahwa jika siswa
perempuan tidak berkompetensi ataupun tidal< belajar masalah hal yang biasa dan wajar.

Sehingga dari paparan di .atas maka penulis berupaya untuk menerapkan strategi
pembelaj81'llJl discovery dan ekSpositori sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang

efektif, inovatif dan menyenangkan. Strategi pembelajaran discovery merupakan suatu

proses dimana anak mengasimilasi proses konsep dan pri.nsip-prinsip. Discovery terjadi
apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan mentalnya agar rnemperoleh

-

pengalaman, sehiagga menmungkinkan untuk menemukan prinsip atau konsep sains

yang sebenamya secara realistis.
Pengetahuan siswa yang diperoleh dapat bertahan Iebih lama dalam ingatan,

meningkatkan penalaran siswa, karena mcreka harus menganalisis untuk memecahkan
masalah. serta membangkitkan keigintahuan peserta didik. Strategi pembelajaran
ekspositori menekankan pada proses penyampaian materi verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa deogan maksud agar siswa dapat menguasai materi

5

pembelajaran optimal, dimana peranan siswa bersifat pasif artinya siswa lebih banyak
menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Strategi pembelajaran sains harus menarik dan mudah untuk dipahami peserta
didik, lcarena sains membutuhkan pemahaman, perlu didulcung strategi pembelajaran
yang sesuai sehingga dapat menciptakan pembelajaran sains yang menarik dan
menyenangkan. Memperhatikan latar belakang di atas, rnaka perlu penting diadakan
penelitian tentang pengaruh strategi pembelajaran dan jenis kelamin terhadap basil
belajar sains siswa kelas V Sekolah Dasar Chandra Kuswna School.

B. ldeatifikasi Masala•
Bertolak dari latar belakang masalah drut kenyataan yang diuraikan di atas
maka dupat diidentifikasikan beberapa pennasalahan di antaranya adalah: Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi basil belajar sains siswa SD? Apakah guru telah

memperbatikan katakteristik siswa? Apakah guru mengetahui adanya berbagai strategi
dalam pembelajaran sa.ins di SD? Apakah guru memperhatikan perbedaan jenis
kelamin, cara belajar, minat, motivasi dan sikap siswa? Kemampuan guru dalam
rnenggunakan pendek.atan pembelajaran apakah juga mempengaruhi basil belajar sains?

Apakah jenis kelamin mempengaruhi basil belajar siswa? Apabila guru· menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda apakab basil belajar yang diperoleh siswa berbeda?
Adakah interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin tethadap hasil belajar

sains?

6

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan maka penelitian ini diberi
batasan yaitu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah strategi
pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori, dimana karakteristik
belajar dibatasi hanya pada jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki serta basil
belajar yakni basil belajar pada bidang studi sains siswa Sekolah Dasar kelas V yang

meliputi aspek kognitif.
Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat perbedaan keefektifan strategi
pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran sains dengan strategi pembelajaran
discovery di kelas V- A dan strategi pembelajaran ekspositori di kelas V ·
B.Perbandingan strategi pembelajaran ini akan dilihat dari basil belajar siswa kelas V
Sekolah Dasar· Chandra Kusuma pada mata .pelajaran sains. Penelitian ini dibatasi pad a
tiga variabel yaitu strategi pembelajaran dengan menggtmakan strategi discovery dan
ekspositori sebagai variabel bebas, j enis kelamin sebagai variabel moderator dan hasil
belajar scbagai variabel terikat.

D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang diajukan di atas, maka rumusan
masalah dalam per.elitian ini rlinyatakan seb11.gai beri.kut:
1. Apakah hasil belajar siswa SD yang dibelajarkan dengan straegi
pembelajaran discovery lebih tinggj dibandingkan dengan yang dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah siswa taki-lak.i memperoleh basil belajar sains yang lebih tinggi
dibanding.lam dengan siswa perempuan?

7

3. Apakah terdapat interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran
dengan jenis kelam.in terhadap basil belajar?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar be lakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan:
I. Untuk mengetahui apakah siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran discovery lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran ekspos!tori?
2. Untuk mengetahui apakah siswa laki-laki memperoleh hasil belajar sains

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi yang signiflkan antara strategi
pembelajaran denganjenis kelamin terhadap hasil belajar sains.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai b:ilian
masuk~n

untuk

kemajuan dan peningkatan hasil belajar sains peserta didik., khususnya siswa SD
Chandra Kusuma SchcoJ. bag! guru, pengelola pengemba..'lg dan lembaga-lembaga
pendidikan,

penelitian

ini

bennanfaat sebagai

bahan

masukan

untuk

bahan

pertimbangan kemajuan kebutuhann guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk meruunbah khazanah ilmu pengetahuan khususnya teori yang berkaitan
dengan strategi pembelajaran dengan jenis kelamin yang dikaitan dengan basil belajar
sains. Sebagai bahan masukan bagi guru saks di Sekolah Dasar dalam melak.ukan
pembelajaran secara efcktif, efisien dan menarik dalam rangaka meningkatkan: hasil

8

belajar sains siswa, dan juga sebagai landasan empirik atau kerangka acuan bagi peneliti
berikutnya.

80

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
I. Siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery
memperoleh hasil belajar sains yang lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari perolehan
skor rata-rata hasil belajar ·sruns menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
discovery menghasilkan nilru rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan nilai
rata-rata dari strategi pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu pemberian strategi
pembelajaran discovery lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran
ekspusitori dalam meningkatkan basil belajar sains.
2. Tidak terdapat perbedaan basil belajar sains antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan, d~pat

dilihat dari perolehan nilai rata-rata basil belajl\1' sains .

.3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kela..'llin terhadap basil
belajar sains. Artinya bahwa interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelarnin
memberikan pengaruh terhadap basil belajar sains. Ini dapat dilihat dati basil niiai
rata-rata siswa lak.i-laki yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
discovery menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata dengan siswa laki-laki
yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Artinya
bahwa sisWa laki-laki akan memperoleh hasH belajar sains yang lebih baik bila
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery. Sedaugkan nilai

81

rata-rata siswa perempuan yang diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata dengan
siswa perempuan yang diajar dengan srtategi pembelajaran discovery dengan kata
lain siswa perempuan akan memperoleh basil belajar sains yang lebih baik jika
diajarkan dengan menggunakan strategi ekspositori

B. lmplikasi

Dari basil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, menemukan bahwa
basil belajar sains siswa yang

diajrk~

dengan menggunakan strategi pembelajaran

discovery memperoleh basil belajar sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dimana siswa
mengasimilasi prinsip-prinsip dan konsep siswa juga terlibat secara aktif dalam
menggunakan proses mentalnya sendiri agar memperoleh pengalaman sehingga
memungkinkan untuk menemukan prinsip atau konsep sains yang sebenamya secara
realistis.
Proses mental yang mereka lakukan dalam menemukan konsep sains tersebut
yaitu mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelll.Skan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing suatu
idealisasi dan suatu generalisasi sejumlah pertanyaan yang menggunakan istilah-istilah
teknis terperinci dan konsep-konsep yang tepat.

..

Pengetahuan yang diperoleh siswa juga dapat bertahan lebih lama dalam
ingatan, menihgkatkan penalaran siswa, karena mereka hams menganalisis untuk
memecabkan masalah serta membangkitkan keigintahuan siswa. Jika diperhatikan guru

82

sering tidak memberikan cukup waktu pada siswa untuk berflkir dalam hubungannya
dengan proses pembelajaran di.rnana siswa membutuhkan waktu daJam menggunakan
daya otaknya untuk berfikir dan memperoleh pengertian tentang prinsip, teknik dan
konsep dalam memecahka.n suatu masalah sementara inti dari belajar adalah cara-cara
bagaimana manusia mempertahankan, memilih, dan mentransfonnasikan infonnasi
secara aktif, pada individu yang belajar hal-hal yang mempunyai kesamaan atau
kemiripan dihubungkan menjadi struktur yang memberikan arti pada hal-hal yang
dipelajari.
Meskipun

penggunaan

strategi

pembelajaran

discovery

teruji

dapat

meningkatkan hasil belajar sains s iswa pada kegiatan pembelajaran, bukan berarti
strategi discovery ini merupakan strategi yang terbaik yang dapat digunakan untuk
semua siswa dan dalam kondisi pembelajaran yang berbeda-beda, tetapi kesemuanya itu
tergantung pada kondisi siswa dan fasilitas (sarana da.'l prasarana) yang tersedia yang
dapat mendulamg pembelajaran sains.
Peran serta guru juga sangat diharapkan khususnya guru-guru sains agar
memiliki

p~ngetahu,

pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan

menyusun strategi pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran sains. Dengan adanya
penguasaan

pengta.~u,

pemahaman dan waw6San tersebui maka seorang guru

diharapkan mampu untuk merancang suatu desain pembelajaran sains dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dan menarik.
Selain dalam hal memilih strategi pembelajaran, ada hal lain yang harus
diperhatikan guru dalam meningkatkan hasit belajar sains yaitu karak.teristik siswa salah
satunya adalan j enis kelamin siswa. Untuk siswa laki-la.ld sangat tepat jika Jiajarkan

83

dengan menggunakan strategi pembelajaran discovery, sedangkan siswa perempuan
sangat tepatjika diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
Hal ini disebabkan siswa lalci-lalci

dalam berfikir menggunakan konsep,

memiliki pola pikir yang logis, rasional dan mampu untuk melihat adanya infonnasi
yang saling berhubungan dengan benar dan juga dapat melakukan analisis dengan
metode serta menarik kesimpulan untuk memberikan jawaban atas pennasalahanpermasalahan sains berdasarkan fakta. Sementara siswa perempuan memiliki pola
pemikiran yang teratur dan spesifik, suka menyelesaikan pennasal&han secara bertahap
dan memberikan prosedur lengkap yang diberikan oleh orang lain untuk menemukan

suatu konsep baru dalam belajar.

..

.

84

C. Saran
~

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, ma.ka
disarankan beberapa hal berikut:
1. Bagi guru dlharapkan dapat menyesuaikan, memilih dan menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat dalam belajar sains ditingkat Sekolah Dasar untuk dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar sebingga siswa tertarik dan termotivasi
untuk belajar sains. Dan guru juga diharapkan untuk menggunakan metode atau
strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa lebih aktif dalam belajar
terutama dalam belajar kelompok dan memecahkan masalah belajar, salah satunya
dengan

menerapkan

strategi

pembelajaran

discovery.

Guru

juga

harus

memperhatikan kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa, karakteristik siswa

..

yang tercennin dalam program belajar.

2. Sebagai guru harUs mampu untuk merancang dan mengimplementsikan suatu
kegiatan sains yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penek.anan
. hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrarnpilan investigasi

dan penyelesaian masalah. Dan pengajaran guru didasarkan pada pengalaman serta
pengetahuan awal siswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya d.isarankan agar kiranya dapat melanjutkan penelitian

ini, hal ini sangat penting agar basil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang
teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses
belajar dan mengajar di kelas.

..

4. Kepada pihak yayasan sebagai pemilik sekolah hendaknya dapat menyediakan

fasilitas belajar sains yang lengkap seperti penga.daan laboratorium sains di sekolab
Chandra KuSUilla.

85

5. Pihak terkait seperti Dinas Pend.idikan dan Departemen Pendid.ikan selaku
pengambil ' kebijakan

perlu

mempertimbangkan

menentukkan strategi pembelajaran yang tepat.

.

karakteristik

siswa

d.alam

86

DAFTAR KEPUST AKAAN

Abdulrahman, M. (I 999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Ahmadi, A.H. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi
A.ksara

Bloom, B.S ( 1956). Taxonomy of Educational Objectives New York : Longman
Carin, A. and sund, R. (1980). Teaching Science Through Discovery. Ohio: A bell&
Howell Company
Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Model Si/abus Tematis. Jakartii: Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

.

Dick, W. and Carey, L. (1996). The Systematic Design ofInstruction. New York:
Longman
Fakih, Mansoer. (200 l ). Ana/isis Gender dan Transformasi Sosial. Cetakan ke-6.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gerlach, VS and Ely, DP. (1990). Teaching and Media : A Systematic Approach. (2"d
Ed) Englewood Cliffers. New Jersey: Prentice Hall
Kember, D. (2000). Improving The Quality of Teaching and Learning London: Great
Britain by Biddies, Ltd.
Libertus (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motlvasi Terhadap Hasi/ Be/ajar
Tesis Medan: Program Pascasarjana Unimed
Fisika S~swa.
Mason, E.J. and Bramble, W.J ( 1987). Understanding and Conducting Research/
Application and the Behaviour Sciences. New York: McGraw-Hill Book
Monks, Koers and Haditono (2002). Psikologi Perkembangan. Bandung. Gajah Mada
University

Nurhadi. (2002). Pendekatan kor.tekstual (Contextual Teaching and Learning)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Reigeluth, Charles, M. (1989). Instructional Design Theories and Models: An Overview
ofTheir Current Status. New Jersey: Publisher Hilsdale

87

Roestiyah (2001). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. Rineka
Cipta
Romizowski, A.J. (1981 ). Design Instructional System. London: Kogan Page Ltd

Sanjaya (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta Kencana Predana Media Group
Indonesia
Seels, Barbara C. And Richey, Rita C. (l994).lnstructional Technology, The Defenition
and Domains ofthe Field Washington. Teljemahan, Yusufhadi Miarso dkk
Slameto (2003). Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara
Sudjana (200 I). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah
Production

Sudjana (2002). Metode Statfstika. Bandung : Tarsito
Supannan, A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAJ-UT
Sylvia, T. (2008)." Pengaruh Pendekat3.11 Pembelajaran.dan Kecerdasan Linguistik.
terbadap Hasi1 Belajar Bahasa Inggris". Thesis. Program Pascasatjana UNIMED.

Winataputra. U.S. (1993). Strategi Be/ajar JPA. Jakarta: Depdikbud
http://scribd.com!doc/117521144/tesis/6/6/2009
http://mbs.sd.org/gambar/gambar-dik.latlpaket/potensi/6/6/2009
Zainul, A., Nasution, N. (1997). Penilaian Hasil Be/ajar. Jakarta: PAU-PPAI-UT
Zein (2007). "Pengaruh Jenis Kelamin dan Jurusan terhadap Penggunaan Waktu untuk

Be/ajar dan Ak:Jivitas Sehari-hari pada Siswa SMAN 1 Babalan Pengkalan
BrandarJ ". Skripsi. Medan: Program Sarjana Unimed

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS WIJAYA KUSUMA KOTA SEMARANG

0 10 273

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 01 RAJABASA

2 17 94

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR AGAMA BUDDHA PADA SISWA SMA SWASTA DI SUNGGAL – MEDAN.

0 5 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD SWASTA CHANDRA KUSUMA DELI SERDANG.

0 5 38

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PEUREULAK.

0 1 35

PENGARUH MUSIK DAN INTELIGENSI VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS V KOMPLEK SD JALAN HALAT MEDAN.

0 4 30

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Negeri 1 Pucakwangi Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 14

Pengaruh Strategi Pembelajaran INSTAD Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi.

0 3 12

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8

BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL - Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya

0 0 33