PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR AGAMA BUDDHA PADA SISWA SMA SWASTA DI SUNGGAL – MEDAN.
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
PADA SISWA SMA SWASTA
DI SUNGGAL - MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
Berlim
NIM: 8116122003
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
BERLIM, NIM. 8116122003. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Agama Buddha Pada Siswa SMA Swasta di Sunggal–Medan.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh berubahnya paradigma baru di dunia pendidikan yang berorientasi pada siswa, hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan keinginan guru hanya sebatas Kriteria Ketuntasan Minimal serta adanya pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah percobaan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hasil belajar Pendidikan Agama Buddha (PAB) siswa dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan strategi diskoveri, (2) Hasil belajar PAB siswa perempuan lebih tinggi dari pada hasil belajar PAB siswa yang Laki-laki, (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin siswa terhadap hasil belajar PAB.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi pada SMAS Brigjend Katamso jumlah siswa kelas XI yang beragama Buddha sebanyak 26 siswa, laki-laki 10 siswa sedangkan siswa perempuannya 16 siswa. Pada SMAS Sultan Iskandar Muda siswa yang beragama Buddha sebanyak 21, laki-laki 10 siswa dan 11 siswa berjenis kelamin perempuan. Sampel diambil dengan cara
Cluster random sampling.Tes hasil belajar terdiri dari 50 soal yang diuji cobakan dengan 40 butir soal yang valid memenuhi persyaratan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan ANAVA dua jalur yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas data dengan uji Liliefors dan uji homogenitas varians dengan uji F dan ujiTuckey.
Hasil penelitian hipotesis menunjukkan bahwa (1) hasil belajar PAB menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri Perempuan dibandingkan dengan hasil belajar PAB strategi pembelajaran diskoveri Perempuan menghasilkan nilai Fhitung 6,23 > Ftabel 3,17. (2) hasil belajar PAB Perempuan strategi pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar PAB Laki-laki strategi pembelajaran inkuiri Fhitung 0,8184 > Ftabel 0,290, (3) hasil belajar PAB Perempuan strategi pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar PAB Laki-laki strategi pembelajaran diskoveri Fhitung 0,647 > Ftabel0,290
Dari data analisis dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri lebih unggul dari pada strategi pembelajaran diskoveri, sedangkan siswa berjenis kelamin perempuan lebih unggul dari pada siswa berjenis kelamin laki-laki
(6)
ABSTRAC
BERLIM, NIM. 8116122003. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Agama Buddha Pada Siswa SMA Swasta di Sunggal–Medan.
This research was motivated by the change of a new paradigm in the world of education -oriented students, that the student learning outcomes are not in accordance with the wishes of teachers, limited criteria Complete Minimal as well as the implementation of Curriculum 2013 at the experimental school , the study aims to determine: ( 1 ) The students’ results of Buddhist study using a strategy of inquiry learning is higher than learning outcomes for PAB students that learned with discovery strategies , ( 2 ) learning outcomes of female students on Buddhist is higher than learning outcomes of male students, ( 3 ) interaction between the learning strategies and gender of students on learning outcomes PAB.
This study is a quasi-experimental research. There are 26 Population of students in class XI Buddhist of SMAs Brigjend Katamso, consist of 10 for male students and 16 for female students while in the SMAs Sultan Iskandar Muda, the Buddhist students were 21, 10 male students and 11 female students. The Samples were taken by cluster random sampling. The achievement test was consisting of 50 questions that, was tested with 40 items to meet the requirements valid. Data analysis techniques that were used in this research, was descriptive statistics to present data and inferential statistics to test hypotheses of the study. The research hypotheses were tested by ANOVA two previous track test data analysis requirements that normality test data and test homogeneity of variance by F- test and T- test.
The results of the research hypotheses indicate that ( 1 ) the learning outcomes PAB used learning strategies Women Inquiry compared to learning outcomes PAB learning discovery strategies, Women produce grades of F 6.23 > 3.17 Ftabel . ( 2 ) the learning outcomes PAB Women inquiry learning strategies to learning outcomes PAB Male inquiry learning strategy Fhitung 0.8184 > 0.290 Ftabel, ( 3 ) learning outcomes PAB Women inquiry learning strategies to learning outcomes PAB Male learning strategies discovery Fhitung 0.647 > Ftabel 0.290
From the data analysis, it can be concluded that the strategy of inquiry learning was more superior than a discovery learning strategies, while the female students was more superior than male students.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Sang Hyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisatva Mahasatva, berkat dukugan Tiratana penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Adapun judul tesis ini adalah Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Pada Siswa SMA Swasta di Sunggal– Medan.Dalam menyelesaikan tesis ini banyak pihak yang telah membantu baik dalam hal waktu, dana, ilmu pengetahuan, dan kesempatan untuk meneliti di lokasi penelitian. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang luar bisa kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi untuk membantu penulis dari awal hingga akhir dari penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Pascasarjana Unimed. 3. Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd dan Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd. selaku Ketua
dan Sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd., Bapak Dr. Daulat Saragih, M.Hum. selaku narasumber yang telah memberikan masukan dalam rangka perbaikan tesis ini.
5. Bapak Edy Jitro Sihombing, M.Pd. Kepala SMA Sultan Iskandar Muda beseta dewan guru serta staf tata usaha yang telah memberikan izin penelitian pada sekolah yang dipimpinnya.
(8)
6. Bapak Drs. Darwin Surbakti, MM Kepala SMA Brigjend Katamso beserta dewan guru serta staf tata usaha yang telah memberikan izin penelitian pada sekolah yang dipimpinnya.
7. Isteri tercinta Erlina Wita dan anak-anakku yang memberikan dukungan moral kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Ayahanda Tjiu Cok Eng dan Ibunda Tan Bie Hong yang selalu memberikan doa restunya sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
9. Rekan-rekan seperjuangan di Teknologi Pendidikan Angkatan XIX yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan dapat berbuah sebagai Kamma baik dan mendatangkan berkah didalam kehidupan ini dan di kehidupan yang akan datang. Semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Medan, Juni 2016
Penulis,
BERLIM
(9)
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRAC ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Perumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 13
A. Kajian Teoretis ... 13
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha (PAB) ... 13
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 23
a. Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 26
b. Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 35
3. Hakikat Jenis Kelamin ... 42
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 44
C. Kerangka Berpikir ... 45
1. Perbedaan Hasil Belajar PAB Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 45
(10)
dan Siswa Perempuan ... 47
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar PAB Siswa ... 48
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51
A. Lokasi Penelitian ... 51
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51
C. Desain Penelitian ... 52
D. Pengontrolan Perlakuan ... 53
E. Definisi Operasional Variabel ... 56
F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 57
G. Instrumen Penelitian ... 60
H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 64
I. Teknik Analisis Data ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 67
A. Deskripsi Data ... 67
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 73
C. Pengujian Hipotesis ... 77
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
E. Keterbatasan Penelitian ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
A. Simpulan ... 91
B. Implikasi ... 91
C. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
(11)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Perbedaan School Knowledge dan Action Knowledge... 3
Tabel 1.2 Nilai rata-rata hasil belajar ... 6
Tabel 2.1 Sintaks dalam proses Inkuiri... 32
Tabel 2.2 Kemampuan yang dikembangkan dalam proses Inkuiri ... 32
Tabel 2.3 Sintaks Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 40
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 53
Tabel 4.1 Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 67
Tabel 4.2 Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Perempuan (B1) dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri (A1). 68 Tabel 4.3 Hasil Belajar Agama Buddha Laki-laki (B2) dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri( ) ... 69
Tabel 4.4 Hasil Belajar Agama Buddha Perempuan dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri (B1) ... 71
Tabel 4.5 Hasil Belajar Agama Buddha Laki-laki dengan Strategi Pembelajaran Diskoveri (A2) ... 72
Tabel 4.6 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Agama Buddha Siswa dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Diskoveri ... 74
Tabel 4.7 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar PAB Perempuan dan Laki-laki ... 74
Tabel 4.8 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar PAB Perempuan /Laki-laki Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Diskoveri... 75
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Penggunaan Strategi Inkuiri dan Diskoveri dengan menggunakan Uji F ... 76
Tabel 4.10 Tabel Hasil Anava ... 77
Tabel 4.11 Tabel Ringkasan Anava 2x2 ... 77
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Dengan Menggunakan Uji–Tuckey ... 80
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1: Histogram Hasil Belajar Agama Buddha Perempuan yang dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri ... 68 Gambar 2: Histogram Hasil Belajar Agama Buddha Laki-laki yang
dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri ... 70 Gambar 3: Histogram Hasil Belajar Agama Buddha dengan Strategi
Pembelajaran Diskoveri ... 71 Gambar 4: Histogram Hasil Belajar Agama Buddha dengan Strategi
Pembelajaran Diskoveri ... 73 Gambar 5: Interaksi Strategi Pembelajaran dengan Jenis Kelamin ... 82
(13)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 RPP Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 98
RPP Strategi Pembelajaran Diskoveri ... 127
Lampiran 2 Tes Hasil Belajar Agama Buddha ... 165
Lampiran 3 Tabel Uji Coba instrument Tes Hasil Belajar Siswa ... 174
Lampiran 4 Indeks kesukaran soal ... 177
Lampiran 5 Daya Pembeda ... 178
Lampiran 6 Reabilitas Tes... 180
Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian ... 181
Lampiran 8 Perhitungan Distribusi Frekuensi Mean, Median, Modus Strandar deviasi ... 182
Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Data ... 188
Lampiran 10 Uji Homogenitas Varians ... 192
Lampiran 11 Pengujian Hipotesis Varians ... 195
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama di sekolah dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan indivual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
(15)
2
Pendidikan Agama Buddha (PAB) adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Buddha.
Selanjutnya PAB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) mengembangkan keyakinan (Saddha) dan ketakwaan (Bhakti)kepada Tuhan YangMaha Esa, Tiratana, Para Bodhisattva dan Mahasattva, (2) mengembangkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia melalui peningkatanpelaksanaan moral (Sila), meditasi (Samadhi) dan kebijaksanaan (Panna) sesuaidengan Buddha Dharma (Agama Buddha), (3) mengembangkan manusia Indonesia yang memahami, menghayati, danmengamalkan/menerapkan Dharma sesuai dengan Ajaran Buddha yang terkandungdalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka sehingga menjadi manusia yang bertanggungjawab sesuai dengan prinsip Dharma dalam kehidupan sehari-hari, dan, (4) memahami agama Buddha dan sejarah perkembangannya di Indonesia.
Berdasarkan maksud dan tujuan PAB tersebut, PAB memiliki fungsi dan peran yang strategis dalam membentuk karakter, kepribadian, potensi spiritual, dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Namun kenyataan yang ada menunjukkan pembelajaran PAB khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas masih didominasi dengan pola klasik guru mata pelajaran PAB yang mengajarkan agama hanya sebatas rutinitas.
(16)
3
Sementara itu peserta didik hanya mengejar nilai dan bersama guru melupakan aplikasinya. Dengan alokasi jam pelajaran yang terbatas (2 jam pelajaran/minggu), PAB terkesan hanya mata pelajaran formalitas sementara Undang-Undang mengamanatkan fungsi dan perannya yang strategis.
Walaupun sekolah meletakkan fondasi pendidikan karakter akan tetapi kenyataan dilapangan guru masih cenderung mempraktikkan school knowledgeketimbang menjadiaction knowledge. School knowledgedanAction knowledge merupakan sebuah konsep belajar yang telah lama diperkenalkan oleh Douglas Barnes sejak tahun 1975. Deskripsi perbedaan school knowledgedanaction knowledge(Barnes, 1977:79) pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Perbedaan School Knowledge dan Action Knowledge
Perbedaan School Knowledge dan Action Knowledge School Knowledge
( I )
Action knowledge ( II )
• Pengetahuan yang diperoleh di sekolah biasanyahanya diterapkan dan digunakan di sekolah
• Pengetahuan disajikan jadi bagi peserta didik.
• Peserta didik cukup untuk
• Pengetahuan yang didapat bisa direalisasikan dikehidupan nyata.
• Tidak perlu ”learning by doing” sebablearning by doing adalah menjadi salah satu bagian dari
action knowledge.
(17)
4
• Peserta didik tidak memiliki ruang untuk menggambar dan mengarang sesuai dengan imajinasinya.
• Guru mengontrol materi pelajaran.
• Seolah-olah peserta didik hanya mengumpulkan saja ilmu-ilmu tersebut.
• Jika jarang digunakan kemungkinan pengetahuan atau ilmu tersebut dapat dilupakan.
• Yang diharapkan dari peserta didik adalah berpikir original dari pengalaman kehidupannya, dengan demikian, setiap peserta didik memiliki pengetahuan yang berbeda.
• Belajar harus di kontekstualkan dengan masalah lingkungan, sehingga ilmu itu dapat diterapkan dalam kehidupan.
Sumber: Barnes, 1977:79
Dalam pelaksanan pembelajaran di kelas yang dilakukan selama ini, pembelajaran masih dilakukan dengan metode ekspositori atau ceramah. PAB disajikan dalam kerangka school knowledge.School knowledge adalah bentuk belajar formal. Bentuk belajar formal adalah kegiatan belajar yang bersifat sangat terstruktur, berbasis belajar dikelas, dan dirancang secara sistematis oleh sekolah. Umumnya guru sangat mengontrol dan terpusat pada materi pelajaran yang sudah disiapkan sebelumnya dimana peserta didik mengikuti kegiatan belajar secara terstruktur sesuai dengan kemauan guru. Materi pelajaran bersifat teoretis, abstrak dan berbasis textbook. Masalah pembelajaran yang monoton tersebut berdampak pada hasil belajar PAB yang belum sesuai dengan harapan. Peserta didik hanya menghafal materi belajar dan tidak menggunakan kemampuan berpikirnya dalam proses pembelajaran PAB.
(18)
5
Permasalahan dalam proses pembelajaran dewasa ini adalah kecenderungan bahwa para siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensinya atau kemampuan berpikirnya. Dikhawatirkan mereka menjadi malas untuk berpikir dan terbiasa malas berpikir mandiri. Kecenderungan ini sama saja dengan proses pemandulan dan sama sekali bukan proses pencerdasan. Para siswa dan juga gurunya masih terbiasa belajar dengan domain kognitif rendah. Oleh karena itu, metode berpikir dalam kegiatan mereka belajar pun belum menyentuh domain afektif dan kognitif yang diperlukan. Aspek lain berkenaan dengan konsep diri dan proses mengembangkan kemandirian dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Belajar berani berpikir objektif, apalagi berbeda dengan buku dan keterangan guru, berpikir logis atau kritis, dialogis dan argumentatif umumnya masih langka di sekolah-sekolah kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dan proses pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dapat berasal dari jasmani, psikologi, dan kelelahan, seperti : sikap, gender dan minat belajar siswa mata pelajaran. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada pada luar individu, dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat, salah-satu contohnya adalahkeadaan atau iklim kelas.
(19)
6
bahwa tidak ada perbedaan yang significant antara hasil belajar peserta didik laki-laki dan perempuan. Namun bila dikaitkan dengan sikap atau perilaku peserta didik selama di sekolah, data dari guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP), menunjukkan peserta didik laki-laki yang berkasus di sekolah dalam 5 tahun terakhir terdapat 65%, sedangkan peserta didik perempuan yang berkasus hanya 35%.
Gambaran lengkap nilai murni hasil formatif untuk kelas XI tersaji dalam Tabel 1.2. :
Tabel 1.2.
Nilai Rata-Rata PAB Kelas XI dalam 5 Tahun Terakhir di SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Brigjen Katamso
Tahun
Pelajaran
Nilai Tertinggi Nilai Terendah SMA Sultan Iskandar Muda SMA Brigjen Katamso SMA Sultan Iskandar Muda SMA Brigjen Katamso
L P L P L P L P
2009 75 75 70 77 60 65 63 65
2010 77 78 76 78 64 69 65 67
2011 78 76 75 75 68 65 67 69
2012 75 77 77 75 62 64 62 63
2013 79 79 78 77 61 64 64 65
Sumber : Daftar Kumpulan Nilai hasil Ujian Formatif agama Buddha
Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran
yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.Dalam
(20)
7
interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber
belajar.Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun
pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik
sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
Implikasi selanjutnya bahwa tugas seorang guru adalah memfasilitasi siswa agar dapat membangun pengetahuan. Guru diharapkan memiliki kebebasan berstrategi, untuk membangun kultur kelas (classroom culture) yang aman secara psikis dan fisik, sehingga mampu menambahkan keyakinan bagi para siswa pada berbagai tingkat kemampuan untuk melakukan pembelajaran PAB di dalam dirinya melalui kegiatan dan pengalaman belajar yang difasilitasi oleh guru. Anita dalam Cooperative
Learning(2002), seperti dikutip Widyantini (2008:1) situasi dalam kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan
terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk memahami
proses belajar dan memahami satu sama lain. Untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran, guru perlu mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan,
(21)
8
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara matematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Kegiatan pembelajaran pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan Bruner mengemukakan bahwa pencarian (inquiry)mengandung makna sebagai berikut: (1) dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnya untuk berpikir; (2) siswa yang semula memperolehextrinsic rewarddalam keberhasilan belajar (mendapat nilai yang baik), dalam pendekatan inkuiri akan dapat memperoleh intrinsic reward
(kepuasaan diri); (3) siswa dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan diskoveri, artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan penelitian sendiri; dan (4) dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai internalisasi pada diri siswa.
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. DickL, Carey W& Carey (2005) mengatakan bahwa seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, serta pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Karena jika seorang guru dapat mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran yang hendak digunakan.
(22)
9
Karakteristik siswa yang dominan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah masalah gender atau jenis kelamin, yaitu perbedaan yang mendasar antara siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan siswa yang berjenis kelamin perempuan.
Strategi pembelajaran lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah strategi diskoveri. Strategi diskoveri adalah satu strategi penemuan yang berkembang dari berbagai gerakan pendidikan dan pemikiran yang mutakhir. Strategi ini lahir dari ketidakpuasan atas keformilan yang kosong dari isi sebagian besar pendidikan, terutama pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Reaksi terhadap keadaan ini adalah tumbuhnya apa yang biasa disebut “belajar untuk dan dengan pemecahan masalah” sebagai tujuan dan metode terpenting.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Pada Siswa SMA Swasta di Sunggal - Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu dibuat identifikasi permasalahan sebagai berikut : Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar PAB? Apakah
(23)
10
PAB? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar PAB siswa? Bagaimana hasil belajar PAB siswa dibelajarkan dengan menggunakan strategi inkuiri? Bagaimanakah hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi diskoveri? Apakah hasil belajar PAB siswa yang dibelajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dengan hasil belajar PAB yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri? Apakah pengaruh strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri terhadap jenis kelamin siswa? Adakah interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin terhadap hasil belajar PAB siswa?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas terlihat luasnya lingkup permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa.Strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran diskoveri. Bersamaan dengan itu diteliti juga pengaruh jenis kelamin siswa terhadap hasil belajar PAB siswa. Hasil belajar siswa dibatasi dengan ranah kognitif taksonomi Bloom dengan materi pada kelas XI Semester II (Genap) Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas XI.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri akan lebih tinggi dari hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri?
(24)
11
2. Apakah hasil belajar PAB siswaperempuan lebihtinggi dari hasil belajar PAB siswa laki-laki?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar PAB siswa?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yag menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran diskoveri.
2. Hasil belajar PAB siswa perempuan lebih tinggi dari hasil belajar PAB siswa laki-laki.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar PAB siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan secara praktis.
a. Manfaat Teoretis
(25)
12
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran PAB.
3. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAB siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Sebagai sumbangan informasi bagi guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa.
2. Sebagai umpan balik bagi guru PAB dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAB melalui strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran PAB khususnya pada tingkat SMA.
(26)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pegolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
1. Terdapat perbedaan hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran diskoveri, dimana hasil belajar PAB siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar PAB siswa yang menggunakan yang menggunakan strategi pembelajaran diskoveri.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar PAB perempuan dengan laki-laki, dimana hasil belajar PAB perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PAB laki-laki.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan jenis kelamin siswa terhadap hasil belajar PAB, dimana siswa perempuan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri.
(27)
92
mempraktikkan kurikulum 2013, dituntut harus mampu berinovasi didalam menggunakan dan memilih strategi pembelajaran serta cakap didalam menggunakan juga mempraktikkan strategi pembelajaran yang akan dibelajarkan kepada siswanya, yang nantinya diharapkan pembelajaran tersebut akan dapat menumbuhkan kemampuan siswa didalam mengembangkan hasil belajar siswanya itu sendiri.
Pendidikan Agama Buddha (PAB) merupakan sebuah pendidikan yang penting didalam pembentukkan karakter siswa oleh sebab itu diharapkan kepada para guru dapat memaksimalkan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya dengan cara memilih strategi yang akan digunakan didalam pembelajaran, dalam hal ini peneliti memberikan salah satu saran menngunakan strategi pembelajaran yaitu inkuiri, karena didalam menggunakan strategi pembelajaran ini lebih mudah di aplikasikan dan dapat lebih dipahami oleh siswa karena dapat di berikan pembelajaran berdasarkan pada pengalaman dari pada siswa itu sendiri dengan menggunakan sistem kelompok dan nantinya siswa membuat kesimpulan dari hasil pengalamannya sendiri, dengan hal ini siswa akan lebih mengetahui dan menguasai pembelajaran yang sudah diaalami oleh siswa itu sendiri.
Pembelajaran yang akan dikatakan berhasil didalam pendidikan agama Buddha adalah pendidikan yang dapat memenuhi tiga ranah didalam hasil pembelajaran yaitu, ranah afektif, ranah psikomotorik, dan ranah kognitif. Akan tetapi karena keterbatasan yang ada pada penelitian ini hanya diteliti tentang salah satu ranah yang ada pada pembelajaran itu yaitu ranah kognitif. Pada strategi pembelajaran inkuiri pengalaman pribadi siswa terhadap pembelajaran menjadi
(28)
93
hal utama didalam keberhasilan strategi ini, hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa didalam mengimplementasikan hasil belajarnya didalam ujian yang diselenggarakan oleh guru.
Implikasi dalam memilih strategi pembelajaran juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan banyak factor salah satunya adalah faktor jenis kelamin siswa. Perbedaan jenis kelamin antara siswa laki-laki dan perempuan berkaitan erat dengan hasil pembelajaran secara kognitif. Perempuan lebih memiliki kecerdasan secara kognitif yang lebih tinggi dibandingkan denga laki-laki, hal ini membuat perempuan lebih mudah mempelajari.
Strategi pembelajaran inkuiri lebih mudah diterapkan kepada siswa yang berjenis kelamin perempuan hal ini dikarenakan keseriusan untuk mendapatkan pengalaman pribadi, dan keinginan untuk menggali sehingga tercapainya pengalaman untuk menyelesaikan sebuah permasalahan lebih tinggi, dibandingkan dengan siswa berjenis kelamin laki-laki.
Sebaliknnya strategi pembelajaran diskoveri lebih diminati oleh siswa laki dibandingkan dengan perempuan, hal ini disebakan kemampuan siswa laki-laki didalam memberikan argumen setelah memahami sebuah pembelajaran yang dipahami dengan baik oleh siswa berjenis kelamin laki-laki.
(29)
94
informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak. 2. Dalam menerapkan strategi pembelajaran guru harus menyediakan situasi
sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur – prosedur yang harus dilakukan siswa dalam penerapan strategi yang dilakukan.
3. Guru harus mampu memahami karakteristik pribadi yang berkaitan dengan gender siswa yang bersangkutan dalam menerapkan strategi pembelajaran di kelas.
4. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan strategi pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
(30)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). 2001. A taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of educational objectives: Complete edition, New York : Longman.
Arends, Richard I. 2008.Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar)terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Arikunto, S. 2005.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asma Syahroni. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia dan Ketrampilan Sosial SMAN 3 Padang Sidempuan”. Tesis. Medan : UNIMED.
Bahari. 2007. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri dan Tingkat Pengetahuan Peta Terhadap Hasil Belajar Geeografi Siswa SMP Swasta PAB 3 Saentis Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.Tesis. Medan : UNIMED Barnes, Douglas, 1977. From Communication to Curriculum. New York :
Madison Avenue.
Bloom, B. S. ed. et al. (1956).Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David McKay.
Blooms, B.S. 1976.Human Teory of School Learning. New York : Mc. Graw Hill Book Company.
Bruner. J. 1996.The Cultural of Education. London : Harvard University Press.. Budiningsih. 2005.Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
(31)
96
Donal, C. 1985. Teaching Strategies A Guide to Better Instruction. America :Univted States of America.
Dryden dan Janette. 2001. The Learning Revolution (Revolusi Cara Belajar). Bandung : Kaifa.
Gagne, R. M. dan Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey : Prentic Hall.
Gagne, R. M. dan Briggs, Leslie. 1979. Principles of Instruction Design. New York : Holt Rinehart and Winston.
Gregore, Gayle dan Carolyn Champan. 2007.Differensial Instructional Strategies
: One Size Doesn’t Fit All. America : United States of America. Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Balai Pustaka. Hamid, Abdul. 2009.Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan
Heinich; dkk. 1996.Instructional Media and Technologies For Learning. Tokyo: Prentice-Hall,Inc A Simon & Schuster Company.
Hergerhann dan Olson. 2009.Theories of Learning(Teori Belajar)terjemahan Tri Wibowo W.S. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Jefry. 2012. “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) Pada Siswa Kelas IX SMP Bethany Medan”.Tesis.Medan : UNIMED Joyce, Bruce. 1980.Models of Teaching. New Jersey : Prentice Hall
Joice, Bruner R dan Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. America : United States of America.
Joseph, Abrusnato. 1995. Teaching Children Science, A Discovery Approach. America : United States of America.
Kemp. J.E. 1994.Proses Perancangan Pengajaran. Bandung : ITB
Kenneth, Moore. 2005. Effective Strategies from Theory to Practice. America : United States of America.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta : Gramedia
(32)
97
Nelfiza. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berfikir Terhadap Hasil Belajar Fisika SMP Negeri 2 Tebing Tinggi. Tesis. Medan : Unimed.
N.K. Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurliza. 2011. “Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 101798 Delitua”.Tesis.Medan : UNIMED Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan
Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design theories and Models. New Jersey : Lawrence Erbtum Associaties.
Romizowski, A.Z. 1981. Designing Instruksional System. New York : Nichol Publishing Company.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
_____________. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group
Suparman, A. 1997.Desain Instruksional. Jakarta : PAU Dikti Depdikbud.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Tilaar. 2001. Pendidikan Kegelisahan Sepanjang Zaman. Kanisius :
Yogyakarta.
Uno, Hamzah. 2009. “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Inovatif”. Jakarta: Bumi Aksara.
Vygotsky, L.S. 1994 .Thought and language. Alex Kouzlin (Ed.). Cambridge, MA.: The MIT Press
(1)
92
mempraktikkan kurikulum 2013, dituntut harus mampu berinovasi didalam menggunakan dan memilih strategi pembelajaran serta cakap didalam menggunakan juga mempraktikkan strategi pembelajaran yang akan dibelajarkan kepada siswanya, yang nantinya diharapkan pembelajaran tersebut akan dapat menumbuhkan kemampuan siswa didalam mengembangkan hasil belajar siswanya itu sendiri.
Pendidikan Agama Buddha (PAB) merupakan sebuah pendidikan yang penting didalam pembentukkan karakter siswa oleh sebab itu diharapkan kepada para guru dapat memaksimalkan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya dengan cara memilih strategi yang akan digunakan didalam pembelajaran, dalam hal ini peneliti memberikan salah satu saran menngunakan strategi pembelajaran yaitu inkuiri, karena didalam menggunakan strategi pembelajaran ini lebih mudah di aplikasikan dan dapat lebih dipahami oleh siswa karena dapat di berikan pembelajaran berdasarkan pada pengalaman dari pada siswa itu sendiri dengan menggunakan sistem kelompok dan nantinya siswa membuat kesimpulan dari hasil pengalamannya sendiri, dengan hal ini siswa akan lebih mengetahui dan menguasai pembelajaran yang sudah diaalami oleh siswa itu sendiri.
Pembelajaran yang akan dikatakan berhasil didalam pendidikan agama Buddha adalah pendidikan yang dapat memenuhi tiga ranah didalam hasil pembelajaran yaitu, ranah afektif, ranah psikomotorik, dan ranah kognitif. Akan tetapi karena keterbatasan yang ada pada penelitian ini hanya diteliti tentang salah satu ranah yang ada pada pembelajaran itu yaitu ranah kognitif. Pada strategi pembelajaran inkuiri pengalaman pribadi siswa terhadap pembelajaran menjadi
(2)
hal utama didalam keberhasilan strategi ini, hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa didalam mengimplementasikan hasil belajarnya didalam ujian yang diselenggarakan oleh guru.
Implikasi dalam memilih strategi pembelajaran juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan banyak factor salah satunya adalah faktor jenis kelamin siswa. Perbedaan jenis kelamin antara siswa laki-laki dan perempuan berkaitan erat dengan hasil pembelajaran secara kognitif. Perempuan lebih memiliki kecerdasan secara kognitif yang lebih tinggi dibandingkan denga laki-laki, hal ini membuat perempuan lebih mudah mempelajari.
Strategi pembelajaran inkuiri lebih mudah diterapkan kepada siswa yang berjenis kelamin perempuan hal ini dikarenakan keseriusan untuk mendapatkan pengalaman pribadi, dan keinginan untuk menggali sehingga tercapainya pengalaman untuk menyelesaikan sebuah permasalahan lebih tinggi, dibandingkan dengan siswa berjenis kelamin laki-laki.
Sebaliknnya strategi pembelajaran diskoveri lebih diminati oleh siswa laki dibandingkan dengan perempuan, hal ini disebakan kemampuan siswa laki-laki didalam memberikan argumen setelah memahami sebuah pembelajaran yang dipahami dengan baik oleh siswa berjenis kelamin laki-laki.
C. Saran
1. Strategi pengajaran khususnya pada mata pelajaran PAB diharapkan berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan
(3)
94
informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak. 2. Dalam menerapkan strategi pembelajaran guru harus menyediakan situasi
sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur – prosedur yang harus dilakukan siswa dalam penerapan strategi yang dilakukan.
3. Guru harus mampu memahami karakteristik pribadi yang berkaitan dengan gender siswa yang bersangkutan dalam menerapkan strategi pembelajaran di kelas.
4. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan strategi pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
(4)
95
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). 2001. A taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of educational objectives: Complete edition, New York : Longman.
Arends, Richard I. 2008.Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar)terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Arikunto, S. 2005.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asma Syahroni. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia dan Ketrampilan Sosial SMAN 3 Padang Sidempuan”. Tesis. Medan : UNIMED.
Bahari. 2007. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri dan Tingkat Pengetahuan Peta Terhadap Hasil Belajar Geeografi Siswa SMP Swasta PAB 3 Saentis Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.Tesis. Medan : UNIMED Barnes, Douglas, 1977. From Communication to Curriculum. New York :
Madison Avenue.
Bloom, B. S. ed. et al. (1956).Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David McKay.
Blooms, B.S. 1976.Human Teory of School Learning. New York : Mc. Graw Hill Book Company.
Bruner. J. 1996.The Cultural of Education. London : Harvard University Press.. Budiningsih. 2005.Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Davies, Ivor. K. 1986. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali Press
DePorter, B dan Henarrcki, M. 2011. Quantum Learning (penerjemah slwiyah Abdurraman). Bandung : Kaifa
Dick W. and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. Fourth Edition. New York : Harper Collins College Publisher.
(5)
96
Donal, C. 1985. Teaching Strategies A Guide to Better Instruction. America :Univted States of America.
Dryden dan Janette. 2001. The Learning Revolution (Revolusi Cara Belajar). Bandung : Kaifa.
Gagne, R. M. dan Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey : Prentic Hall.
Gagne, R. M. dan Briggs, Leslie. 1979. Principles of Instruction Design. New York : Holt Rinehart and Winston.
Gregore, Gayle dan Carolyn Champan. 2007.Differensial Instructional Strategies : One Size Doesn’t Fit All. America : United States of America.
Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Balai Pustaka. Hamid, Abdul. 2009.Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan
Heinich; dkk. 1996.Instructional Media and Technologies For Learning. Tokyo: Prentice-Hall,Inc A Simon & Schuster Company.
Hergerhann dan Olson. 2009.Theories of Learning(Teori Belajar)terjemahan Tri Wibowo W.S. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Jefry. 2012. “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) Pada Siswa Kelas IX SMP Bethany Medan”.Tesis.Medan : UNIMED Joyce, Bruce. 1980.Models of Teaching. New Jersey : Prentice Hall
Joice, Bruner R dan Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. America : United States of America.
Joseph, Abrusnato. 1995. Teaching Children Science, A Discovery Approach. America : United States of America.
Kemp. J.E. 1994.Proses Perancangan Pengajaran. Bandung : ITB
Kenneth, Moore. 2005. Effective Strategies from Theory to Practice. America : United States of America.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta : Gramedia
(6)
Nelfiza. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berfikir Terhadap Hasil Belajar Fisika SMP Negeri 2 Tebing Tinggi. Tesis. Medan : Unimed.
N.K. Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurliza. 2011. “Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 101798 Delitua”.Tesis.Medan : UNIMED Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan
Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design theories and Models. New Jersey : Lawrence Erbtum Associaties.
Romizowski, A.Z. 1981. Designing Instruksional System. New York : Nichol Publishing Company.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
_____________. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group
Suparman, A. 1997.Desain Instruksional. Jakarta : PAU Dikti Depdikbud.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Tilaar. 2001. Pendidikan Kegelisahan Sepanjang Zaman. Kanisius :
Yogyakarta.
Uno, Hamzah. 2009. “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Inovatif”. Jakarta: Bumi Aksara.
Vygotsky, L.S. 1994 .Thought and language. Alex Kouzlin (Ed.). Cambridge, MA.: The MIT Press
Webster's New World Medical Dictionary, 3rd Edition
Wingkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.