HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 4 BINJAI TAHUN AJARAN 2011/2012.
HUBUNGAN RELEGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP
SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 4 BINJAI
TAHUN AJAR 2011/2012
SKRIPSI
D a a U Me e h Pe ya a a Me e leh Gela Sa a a Pe d d a
OLEH :
YESSY EVELINA NATALIA SIHOMBING
108121018
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan cinta kasih dan karunia yang berkelimpahan atas diri peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan UNIMED .
Adapun judul skripsi ini adalah H a Rel a De a S a Te hada Se Be a Pada Re a a D SMA Ne e 4 B a Tah A a a 2011/2012
Peneliti menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam menyiapkan skripsi ini. Keberhasilan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moral, spiritual maupun materi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengungkapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.SI selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pembantu
Dekan III.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidkan Dan Bimbingan dan juga Dra. Nuranjani.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak memberikan bantuan dan atas kesediannya untuk mengeluarkan waktu dalam memberikan saran dan bimbingan yang sangat berguna sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
(3)
5. Bapak Drs. Ahmad Nosari selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang juga telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan saran kepada peneliti selama berada di bangku perkuliahan.
. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan yang telah banyak memberi ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar perkuliahan.
. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam surat- menyurat.
8. Bapak Drs. Agus Erwin Siregar selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Binjai dan seluruh PKS SMA Negeri 4 Binjai atas izin, bantuan dan kerjasama kepada peneliti selama PKL sampai dengan penelitian di sekolah tersebut.
9. Rasa hormat dan terima kasih penulis kepada seluruh Guru BK, Guru Bidang Studi dan seluru Staf dan Pegawai di SMA Negeri 4 Binjai yang telah banyak membantu, membimbing dan atas sikap kekeluargaan yang peneliti terima sejak melakukan PKL sehingga selesai melakukan penelitian di SMA Negeri 4 Binjai.
10. Khusus buat keluarga tercinta terutama kedua orang tua ; JH. Sihombing Bapak ,dan R. Purba Mamak : Riris Kakak , Ester Adik , Clinton Adik beserta seluruh keluarga besar peneliti, terima kasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
11. Buat orang yang sangat istimewa Indah, Icha, Melli, Nita, Herla, Dewi, Yanri, Eric, Andre, Bayu,Dewi dan teman-teman stambuk 2008 atas bantuan dan dorongan orang yang kusayangi Erick Marbun serta semangat kekompakan selama perkulihan juga tidak lupa buat kakak dan abang senior Prodi Bimbingan Dan Konseling atas bantuan, dukungan dan saran selama perkuliahan sampai dengan selesai skripsi ini.
(4)
12. Seluruh siswa dan siswi di SMA Negeri 4 Binjai Tahun Ajaran 2011/2012
Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini
Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam Bidang Bimbingan dan Konseling.
Medan,29 Agustus 2012
Penulis,
Yessy Evelina Natalia Sihombing Nim: 108121018
(5)
ABSTRAK
YESSY EVELINA NATALIA.SIHOMBING NIM: 108121018. HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 4 BINJAI T.A 2011/2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan sikap terhadap seks bebas pada remaja di SMA Negeri 4 Binjai T.A 2011/2012.Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Binjai yang berlokasi di Jln Cut Nyak Dhien No.134 Binjai. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu melihat hubungan dan perbedaan. Namun penelitian ini juga melihat secara deskriftif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa XI SMA Negeri 4 Binjai yang berjumlah 180 siswa. Sedangkan sampel sebanyak 10% yaitu sebanyak 52 siswa secara acak (random sampling).
Variabel dalam penelitian ini, yaitu religiusitas disebut variabel X dan sikap terhadap seks bebas disebut variabel Y. data yang dikumpulkan dengan angket religiusitas yaitu 75 soal sedangkan angket sikap terhadap seks bebas yaitu 60 soal untuk masing-masing variabel dengan 4 option.
Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu instrumen penelitian di uji cobakan dengan hasil religiusitas 0.544 dan hasil sikap terhadap seks bebas 0,476, dilanjutkan dengan uji reabilitas religiusitas dengan r11 0,921 dan uji reabilitas sikap seks bebas dengan hasil r11 0,948,. Untuk perhitungan reabilitas angket dipergunakan rumus Alpa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dengan sikap terhadap seks bebas. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi Tata Jenjang Rho = -0,585 p < 0,050. Maka hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa religiusitas > sikap terhadap seks bebas dan diperoleh hasil dengan jumlah jenis kelamin laki-laki 3878 >3028 sedangkan perempuan 4614 >3578. Dengan demikian hipotesis yang telah diajukan diterima.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR LAMPIRAN ...viii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Masalah ... 8
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori ... 11
2.1 Sikap ... 11
a. Pengantar Sikap ... 11
b. Ciori-ciri Sikap... 13
c. Pembentukan Sikap ... 14
d. Fungsi Sikap... 16
2.2 Seks Bebas ... 17
a. Pengertian Perilaku Seks Bebas ... 17
b. Bentuk Perilaku Seks Bebas ... 21
c. Faktor yang mempengaruhi Timbulnya Masalah Seks Remaja ... 23
(7)
d. ampak ari Seks Bebas... 27
e. Akibat dari Bahayanya Pergaulan Bebas ... 31
f. Penanggulangan Masalah seks Bebas pada Remaja ... 32
2.3 R LIGIUSITAS a. Pengertian Religiusitas... 34
b. Aspek-Aspek Religiusitas ... 37
c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Religiusitas ... 40
d. Ciri-ciri rang Religiusitas ... 43
e. Seks ipandang Menurut Agama ... 44
f. Hubungan Religiusitas engan Sikap Terhadap Seks Bebas Pada Remaja ... 49
2.4 A. R MAJA a. Pengertian Remaja ... 51
b. Karakrteristik Masa Remaja ... 55
c. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Remaja... 58
d. Faktor- Faktor Penyebab Kenakalan Remaja ... 58
e. Penanggulangan Terhadap Kenakalan Remaja ... 61
B. K RA GKA K S PTUAL ... 63
C. HIP T SIS... 65
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 66
3.2 Populasi Penelitian ... 66
3.3 perasionalisasi variable Penelitian ... 68
3.4 Teknik Pengumpulan ata... 69
3.5 Teknik Analisis ata ... 74
3.5 Persiapan Penelitian ... 78
(8)
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 79
4.1.1 eskripsi ata Penelitian ... 79
4.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 79
1. Keadaan Sekolah ... 79
2. Persiapan Penelitian ... 80
4.1.3 Persiapan Penelitian ... 80
4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 80
A. Angket Religiusitas ... 82
1. Uji Validitas Angket Religiusitas ... 82
2. Uji Reliabilitas Religiusitas ... 84
B. Angket Sikap Terhadap Seks Bebas ... 85
4.1.5 Pengolahan dan Analisis ata ... 87
4.1.6 Hasil Perhitungan Secara eskriptif ... 90
4.1.7 Religiusitas Remaja ... 92
4.1.8 Sikap Terhadap Seks Bebas ... 94
4.1.9 Hasil Perhitungan Analisis Kuantitatif ... 95
4.1.10 Pengujian Hipotesis ... 97
4.1.11 Pembahsan ... 99
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN- LAMPIRAN
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan salah satu tahap kehidupan manusia, tahap ini merupakan tahap yang kritis karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini, gejolak darah mudanya sedang bangkit. Keinginan untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengkuan dari keluarga serta lingkungannya, remaja melakukan hal-hal yang di luar etika dan aturan.
Dunia remaja adalah yang penuh dengan perubahan. Berbagai aktivitas menjadi bagian dari penjelasan usianya yang terus bertambah, tentu saja karena remaja yang sedang mengalami masa pubertas yang mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan dengan lawan jenis.
Pada masa tersebut, remaja mengalami perkembangan seksual. Kematangan organ seksualnya berfungsi, baik untuk reproduksi (menghasilkan keturunan) maupun reaksi (mendapatkan kesenangan). ( Imran, 1998:34)
Perkembangan fisik remaja di awal pubertas. Terjadi perubahan penampilan bentuk maupun proporsi tubuh, serta fungsi fisiologis berupa kematangan organ seksual. Hormon yang mulai berfungsi juga mempengaruhi dorongan seks. Sehingga remaja mulai tertarik terhadap lawan jenisnya dan menginginkan kepuasan seksual.
(10)
Perilaku seks bebas di kalangan remaja pada akhir-akhir ini begitu meresahkan, karena sebagai calon generasi penerus bangsa telah rusak akhlak dan mental, nilai-nilai religiunitas dan sebagainya. Pergaulan bebas di kalangan remaja menyebabkan kasus perempuan yang hamil pada usia muda, penyakit kelamin dan lain-lain.
Pada saat ini seks bebas adalah salah satu masalah yang melanda remaja di indonesia. Hal ini terjadi karena pergaulan bebas, pengaruh media, keadaan lingkungan masyarakat, tidak berpegang teguh pada agama dan kurangnya perhatian orang tua. Remaja mudah terpengaruh dan mengikuti hawa nafsu karena tidak di bentengin oleh iman yang kuat.
Remaja di Indonesia telah terbukti mulai melakukan hubungan seks pada usia muda. Hasil penelitian Yayasan Kesuma Buana (dalamhttp: www.acicis.murdoch.edu.au, diakses pada 1 aret 2 12) “menunjukkan bahwa sebayak 1 .3% dari 3,594 remaja di 12 kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan seks bebas”,berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 2 hingga 3 % remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks bebas. Celakanya perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan.ini di mungkinkan karena longgarnya kontrolan orang tua pada mereka.Pakar seks juga spesialis bstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian ugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5 % pada tahun 198 , menjadi 2 % pada tahun 2 . Gunawan, (2 11:52)
(11)
Data tersebut sejalan dengan survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana asional (BKKB ) pada tahun 2 1 , 52 persen remaja edan sudah melakukan seks bebas yang berdampak kepada terjangkitnya penyakit Infeksi enular Seksual (I S), (dikutif dari www.kompas.co.id diakses pada tanggal 2 aret 2 12). Ini artinya setiaptahunnya fenomena seks bebas atau perilaku sek pra-nika yang dilakukan remaja terus mengalami peningkatan bahkan menambah korban penularan P S (penyakit menular seks).
Perilaku seks bebas yang melanda remaja sering sekali menimbulkan kecemasan para orang tua, pendidik, pemerintah, para ulama dan lain-lain. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan sedini mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti aborsi. Aborsi adalah dampak paling berbahaya dari seks bebas, yang dari tahun ke tahun semakin banyak dilakukan remaja di indonesia Sebanyak 2, % remaja S P tidak perawan dan 21,2% remaja mengaku pernah aborsi.Perilaku seks bebas pada remaja tersebar di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin.
. Departemen kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi ribu kasus aborsi pada remaja atau 3 % dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun. Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2 5 di 9 kota mengenai aborsi dengan 3 . 85 responden, 2 % dilakukan oleh klien yang belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya.
(12)
BKKB mengeluarkan hasil riset bahwa separuh remaja perempuan di wilayah Jabodetabek mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Demikian juga di Bandung, Surabaya, edan dan Yogyakarta. DKT Indonesia juga melansir sebuah survei pada ei 2 1 terhadap remaja berusia 15-25 tahun dengan melakukan wawancara terhadap 3 responden di lima kota besar di Indonesia, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Hasilnya 39 persen responden pernah melakukan hubungan seksual.
anusia dilarang oleh Tuhan mendekati zina (Seks Bebas), zina merupakan satu dosa yang amat besar dan sangat dimurkai oleh Tuhan.
Disamping itu, perlu ditekankan bahwa agama Kristiani merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencapai kebahagian yang sejaterah di dunia dan di akhirat kelak. Karena agama kristiani adalah sebagai pedoman hidup, maka dalam melakukan semua kegiatan kehidupan, manusia harus merujuk kepada nilai-nilai agama. Ditambah pula manusia adalah makhluk yang merupakan akhlak yang berpotensi untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama dapat terhindar dari masalah seks bebas.
Hasil pengamatan penelitia khususnya di sekitar Kota Binjai menunjukkan adanya remaja yang tidak asing lagi dengan masalah yang berhubungan dengan seks. Bahkan ada yang ingin berhubungan secara khusus dengan lawan jenisnya. Dari pengamatan penelitian pada umumnya perilaku seks bebas yang mereka lakukan adalah berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, bahkan ada yang bersenggama.
(13)
Bagi remaja barat, fenomena seks bebas adalah hal yang biasa, namun bagi negara timur seperti di Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma agama, masalah seks bebas adalah masalah yang menimbulkan “Aib”.
Selain itu pergaulan yang bebas di antara para remaja tersebut terutama di luar batas pengetahuan sekolah sudah sangat sulit di kendalikan. Banyaknya siswa-siawi yang bergonta-ganti pasangan dan banyaknya penampilan pornografi semakinmenyala dan menyentu berbagi media massa seperti koran, majalah, tabloid, film buku dan gambar (foto) yang memperlihatkan aura bahkan dalam tulisan, materi sendiwara, lawak atau adegan murahan yang disenangin masyarakat dan lain sebagainya.
Realita yang membuktikan bahwa kondisi remaja sekarang ini sudah diluar susila, pergaulan bebas diluar batas salah satu contoh (banyaknya dikalangan pelajar yang hilang kegadisannya) yang lebih mengenaskan lagi semua responden yang mengaku melakukan hubungan seks tanpa adanya paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka adanya kebutuhan. (www.detik.com peristiwa, 2 12)
Seks juga diartikan dengan persetubuhan termasuk sex act, yang berdasarkan tujuan dapat dibedakan menjadi 3 macam. Pertama bertujuan memilliki anak (sex as procreational), kedua untuk sekendar mencari kesenangan (sex as recreational), dan ketiga dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan persyaratan rasa seperti cinta misalnya (sex as relational). Gunawan (1993:5 ).
asalah seks pada remaja merupakan topik yang tidak habis-habisnya dibicarakan orang. Sebagian besar orang yang mengkhawatirkan masalah ini
(14)
adalah orang tua dan pendidik. Begitu cemasnya mereka sehingga cara pendekatan yang dilakukan juga bermacam-macam seperti mencengah, melarang, dan menjauhkan anak dari segala sesuatu yang berbaur dengan seks.
leh sebab itu sangat diharapkan relasi pada remaja sebagai seorang pelajar agar mereka dapat mengembangkan diri mereka kearah yang lebih sehat dan positif dan menjauhkan diri serta menolak untuk berperilaku dan bersikap yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat, terutama terhadap seks bebas sehingga mereka dapat mengenali kemampuan yang ada pada dirinya dan dpat mengekspresikannya ke dalam prilaku dan sukses di bidang akademik dimasyarakat kerena hal inilah yang diharapkan juga oleh lingkungannya.
Bagi pasangan suami isteri yang sah, melakukan hubungan seks bebas adalah merupakan ibadah yang mendapatkan pahala, tetapi apabila hubungan seks bebas itu dilkukan sebelum menikah maka ia tergolong dalam dosa besar yang akan mendapatkan balasan.
Usaha tokoh –tokoh agama menyebarkan injil khususnya yang berkaitan dengan laranngan dan bahaya melakukan seks bebas haruslah disambut baik oleh masyarakat demi kesejahteraan umat beragama. Sehingga seks bebas dapat dicegah karena sesungguhnya mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.
Tetapi beberapa penelitian lain menemukan jumlah yang jauh lebih fantastis, 21-3 % remaja di Indonesia di kota besar seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta telah melakukan hubungan seks bebas.Gunawan (2 11:54)
Berdasarkan hasil penelitian Annisa Foundation pada tahun 2 yang melibatkan siswa S P dan S A di Cianjur terungkap 42,3% pelajar telah
(15)
melakukan hubungan seks yang pertama saat duduk di bangku sekolah. Beberapa dari siswa mengungkapkan, dia melakukan hubungan seks tersebut berdasarkan suka dan tanpa paksaan.Gunawan (2 11:54)
elihat hasil-hasil penelitian sebelumnya, cukup membuat berbagai pihak harus bekerja keras, terutama para orangtua,pendidik,dan pihak-pihak lain serta pemerhati sosial di dalam membimbing atau memberikan pengarahan kepada remaja tentang masalah seks bebas. Hal ini pula yang membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang sama karena masalah seputar seks bebas tidak henti-hentinya melanda remaja dan semakin membuat resah berbagai pihak.
Keutungan yang diperoleh dari peneliti ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah seks bebas dengan cara menanamkan nilai-nilai religius pada diri remaja, muda-mudi dan masyarakat khusunya di tempat yang di teliti, hal ini dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam masalah keberagamaan. Di sisi lain peneliti merasa rugi jika masalah ini tidak diteliti karena kaum remaja merupakan aset yang amat bernilai bagi negara di masa depan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai bahan kajian dengan judul “ Hubungan el g us tas Dengan kap erhadap eks Bebas Pada ema a d MA Neger 4 B n a
ahun A aran 2011-2012” 1.2 Ident f kas Masalah
Latar belakang masalah ini adalah tentang nilai-nilai religius yang sangat berpengaruh dalam membimbingn remaja agar tidak terjerumus kedalam perilaku seks bebas. Dalam mencengah dan mengatasi masalah seks bebas dikalangan
(16)
remaja, penghayatan religiunitas memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan remaja yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap seks dan pengaruh yang negatif yang sanngat kuat di lingkungan tempat tinggal.
Berbagai masalah yang dihadapi remaja selama mengalami perkembangan dan perubahan karena masa remaja adalah masa dimana remaja menduduki masa progresif, yaitu masa (adolescantium),pubertas.
elihat latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka peneliti ini perlu diidentifikasikan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penelitian ini.
Secara rinci identifikasi permasalahan dalam peneliti ini adalah:
1. Rasa ingin tahu yang tinggi menyebabkan remaja melakukan eksperimen pada diri sendiri atau orang lain.
2. Pengaruh media massa seperti buku-buku porno, gambar-gambar porno yang terdapat di buku maupun internet dan mudahnya mendapatkan VCD serta Situs porno mempengaruhi remaja melakukan hubungan seks bebass.
3. Kurangnya pendidikan seks yang seharusnya diperoleh di sekolah dan orang tua.
4. Pengaruh teman sebaya yang memberikan informasi mengenai seks yang tidak benar.
5. Banyaknya remaja yang tidak menjalankan perintah agama menyebabkan mereka mudah terpengaruh melakukan seks bebas. . Pesatnya kegiatan pusat-pusat pelacuran di sekitar tempat tinggal.
(17)
1.3 Batasan Masalah
elihat latar belakang di atas yang sangat luas untuk di bahas dan diteliti,dengan mempertimbangkan berbagai faktor terutama faktor keterbatasan yang dimiliki baik dari segi waktu, biaya, pengetahuan dan pengalaman, serta untuk keefektifan penulis skripsi ini, maka peneliti hanya membatasi yang hanya membahas masalah tentang hubungan religiunitas dengan sikap terhadap seks bebas pada remaja di S A egeri 4 Binjai
1.4 umusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimanakah Religiusitas remaja di S A egeri 4 Binjai?
2. Bagaimanakah Sikap remaja menghadapi seks bebas di S A egeri 4 Binjai?
3. Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara religiunitas dengan sikap mengahadapi seks bebas pada remaja S A egeri 4 Binjai?
1. u uan Penel t an
Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah di atas, maka kegiatan penelitian sudah pasti mempunyai tujuan. Tujuan merupakan hal yang sangat penting, sehingga seorang peneliti mempunyai arah yang jelas dalam memperoleh data penelitian, maka sebagai tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana religiusitas remaja menghadapi seks bebas di S A egeri 4 Binjai.
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap remaja terhadap seks bebas di S A egeri 4 Binjai.
(18)
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan religiusitas dengan sikap remaja terhadap seks bebas di S A egeri 4 Binjai.
1. Manfaat Penel t an
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
a. Manfaat Prakt s
1. Sebagai bahan masukan bagi orang tua yang memiliki putra-putri yang menginjak dewasa (remaja) agar dapat mendidiknya dengan sebaik-bainya
agar tidak terjerumus kepada pergaulan bebas yang mengakibatkan rusaknya
masa depan remaja.
2. Sebagai bahan masukan dan sekaligus pemikiran bagi remaja terhadap akibat negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas dan seks bebas. 3. Sebagai bahan masukan kepada pihak sekolah dan guru pembimbing
agar memikirkan materi informasi tentang seks bebas yang akan di sampaikan kepada siswa sesuai dengan perkembangannya.
4. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam peneliti masalah yang sama pada lokasi yang berbeda.
5. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan PPB BK U I ED dan guru BK dalam menambahkan dan mengembangkan serta memperluas
lagi pembendaharaan wawasan berfikir dalam memperkaya ilmu pengetaguan.
(19)
b. Manfaat Konseptual
1. Sebagai suatu wacana untuk menambahkan wawasan, pengetahuan, pengalaman serta keterampilan dan prosee penelitian selanjutnya dengan penulisan yang konkrit dalam penngembangan teori yang dipelajari
maupun praktisnya dikenyataan lapangan.
2. Sebagai bahan masukan dan menjadi sumber referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.
(20)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Religiusitas dengan sikap terhadap Seks Bebas siswa SMA Negeri 4 Binjai Tahun Ajaran 20112012 hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi Tata Jenjang Rho = -0,585 p < 0,050. Yaitu semakin tinggi tingkat religiusitas siswa, maka semakin rendah sikap terhadap seks bebas. Sebaliknya semakin rendah religiusitas, maka semakin tinggi sikap terhadap seks bebas dan dapat dilihat dari hasil data laki laki perempuan bahwa religiusitas > sikap terhadap seks bebas dengan hasil laki-laki 3878 >3028, perempuan 4614 >3578.
Melihat hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan antara variabel X (Religiusitas) dan variabel Y (Sikap terhadap seks bebas pada remaja) mempunyai hubungan yang erat. Diliahat dari thitung = 0,921 pada taraf signifikan 95% maka diperoleh nilai kritik atau ttabel = 0,281 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan dapat dilihat dari thitung (0,921) > ttabel (0,281).
5.2 Saran
Sehubung dengan hasil temuan penelitian diatas, maka yang menjadi saran-saran penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut:
(21)
1. Saran Kepada Kepala Sekolah
Disarankan agar dapat memperhatikan dan meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan anak didik yang masih dalam jenjang pendidikan. Meningkatkan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bernilai positif .
2. Saran Kepada Guru BK
Diharapkan agar dapat memberikan informasi/pendidikan seks yang benar kepada siswa/i agar mereka tidak mencari tahu dari sumber yang salah dan lebih meningkatkan kemampuan menjadi lebih profesional, membangkitkan suatu kebutuhan bagi siswa.
3. Saran Kepada Guru Bidang Studi
Agar lebih memperhatikan siswa-siswi yang memiliki kemampuan dan bakat tertentu untuk diarahkan sehingga akan membuat siswa mampu mengembangkan potensi dirinya.
4. Saran Kepada Siswa-siswi
Untuk selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti kegiatan keagamaan untuk menjauhkan diri dari perbuatan negatif.
5. Saran Kepada rang tua
Diharapkan lebih memberikan perhatian kepada anaknya dan mempertahankan kegiatan bimbingan yang selama ini dilaksanakan dalam keluarga, dan diharapkan juga mampu menjadi teladan bagi anggota keluarga.
(22)
Menyadarari bahwa sipeneliti memiliki kekurangan, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini untuk mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan religiusitas dan sikap terhadap seks bebas. Diharapkan dengan adanya penelitian lanjutan ini, hasil penelitian menjadi lebih lengkap.
(23)
DAFTAR PUSTAKA
Aden R, 2010. Ketikan Remaja an Pubertas Tiba, Yogyakarta.
Arif Gunawan,S.Psi, 2011. Remaja dan Permasalahannya,Yogyakarta. Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
________, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin, 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Boyke. N. D 2004. Remaja dan Hubungan Seks Pranika. (www. Keluargasehat. Com, diakses pada 20 Februari 2012). Brown. 2006. Seks di Media, Sumber Seks Bebas Remaja.
( www.Hidayatullah.com, diakses pada 20 Februari 2012).
Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka Djarir, I. 2004. Erosi Moral Dan Pemahaman Kembali Agama.
(www.Suara merdeka. Com, diakses pada 20 Februari 2012). Gerungan, W.A, 2004. Psikologi sosial, Bandung: Refika Aditama Hurlock, E.1980. Psikologi Perkembangan . Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini, 1992. Patologi Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali. Lee Vukich, 2007. Disturbing Behavior, surabaya: Indonesia.
Mohd, Hafis Bin Musa, 2008 . Hubungan Religiusitas Dengan Seks Pranika Pada Muda-Mudi, Aksara: Medan, Universitas Negeri Medan.
Monks, F.J, 1982. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Gajamada.
Nurani soyomukti, 2008. Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas, Yogyakarta. Rosmala Dewi, M.Pd. Kons, 2010. Penelitian Pendidikan, : Pasca Sarjana. Sarwono, Sarlito, 2009. Psikologi Sosial, Jakarta : Selemba Humanika. Sudarsono, 1997 . Kamus Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
(24)
Walgito, Bimo, 2003, Psikologi Sosial Suatu Pengantar , Yogyakarta: Andi. Wijaya, 2004. Seksplorasi SS Masalah Seksual. Jakarta: PT Gramemdia Pustaka. http://www.ddd.com/Seks bebas di pandang agama.htm. Diakses 22 Maret 2012 http://www.sex.com/2011/07/ Faktor Penyebab Kenakalan Remaja.html. Diakses 22 Maret 2012
(1)
b. Manfaat Konseptual
1. Sebagai suatu wacana untuk menambahkan wawasan, pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan dan prosee penelitian selanjutnya dengan
penulisan yang konkrit dalam penngembangan teori yang dipelajari maupun praktisnya dikenyataan lapangan.
2. Sebagai bahan masukan dan menjadi sumber referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Religiusitas dengan sikap terhadap Seks Bebas siswa SMA Negeri 4 Binjai Tahun Ajaran 20112012 hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi Tata Jenjang Rho = -0,585 p < 0,050. Yaitu semakin tinggi tingkat religiusitas siswa, maka semakin rendah sikap terhadap seks bebas. Sebaliknya semakin rendah religiusitas, maka semakin tinggi sikap terhadap seks bebas dan dapat dilihat dari hasil data laki laki perempuan bahwa religiusitas > sikap terhadap seks bebas dengan hasil laki-laki 3878 >3028, perempuan 4614 >3578.
Melihat hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan antara variabel X (Religiusitas) dan variabel Y (Sikap terhadap seks bebas pada remaja) mempunyai hubungan yang erat. Diliahat dari thitung = 0,921 pada taraf signifikan 95% maka diperoleh nilai kritik atau ttabel = 0,281 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan dapat dilihat dari thitung (0,921) > ttabel (0,281).
5.2 Saran
Sehubung dengan hasil temuan penelitian diatas, maka yang menjadi saran-saran penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut:
(3)
1. Saran Kepada Kepala Sekolah
Disarankan agar dapat memperhatikan dan meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan anak didik yang masih dalam jenjang pendidikan. Meningkatkan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bernilai positif .
2. Saran Kepada Guru BK
Diharapkan agar dapat memberikan informasi/pendidikan seks yang benar kepada siswa/i agar mereka tidak mencari tahu dari sumber yang salah dan lebih meningkatkan kemampuan menjadi lebih profesional, membangkitkan suatu kebutuhan bagi siswa.
3. Saran Kepada Guru Bidang Studi
Agar lebih memperhatikan siswa-siswi yang memiliki kemampuan dan bakat tertentu untuk diarahkan sehingga akan membuat siswa mampu mengembangkan potensi dirinya.
4. Saran Kepada Siswa-siswi
Untuk selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti kegiatan keagamaan untuk menjauhkan diri dari perbuatan negatif.
5. Saran Kepada rang tua
Diharapkan lebih memberikan perhatian kepada anaknya dan mempertahankan kegiatan bimbingan yang selama ini dilaksanakan dalam keluarga, dan diharapkan juga mampu menjadi teladan bagi anggota keluarga.
(4)
Menyadarari bahwa sipeneliti memiliki kekurangan, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini untuk mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan religiusitas dan sikap terhadap seks bebas. Diharapkan dengan adanya penelitian lanjutan ini, hasil penelitian menjadi lebih lengkap.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Aden R, 2010. Ketikan Remaja an Pubertas Tiba, Yogyakarta.
Arif Gunawan,S.Psi, 2011. Remaja dan Permasalahannya,Yogyakarta. Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
________, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin, 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Boyke. N. D 2004. Remaja dan Hubungan Seks Pranika.
(www. Keluargasehat. Com, diakses pada 20 Februari 2012). Brown. 2006. Seks di Media, Sumber Seks Bebas Remaja.
( www.Hidayatullah.com, diakses pada 20 Februari 2012).
Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka Djarir, I. 2004. Erosi Moral Dan Pemahaman Kembali Agama.
(www.Suara merdeka. Com, diakses pada 20 Februari 2012). Gerungan, W.A, 2004. Psikologi sosial, Bandung: Refika Aditama Hurlock, E.1980. Psikologi Perkembangan . Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini, 1992. Patologi Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali. Lee Vukich, 2007. Disturbing Behavior, surabaya: Indonesia.
Mohd, Hafis Bin Musa, 2008 . Hubungan Religiusitas Dengan Seks Pranika Pada Muda-Mudi, Aksara: Medan, Universitas Negeri Medan.
Monks, F.J, 1982. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Gajamada.
Nurani soyomukti, 2008. Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas, Yogyakarta. Rosmala Dewi, M.Pd. Kons, 2010. Penelitian Pendidikan, : Pasca Sarjana. Sarwono, Sarlito, 2009. Psikologi Sosial, Jakarta : Selemba Humanika. Sudarsono, 1997 . Kamus Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
Walgito, Bimo, 2003, Psikologi Sosial Suatu Pengantar , Yogyakarta: Andi. Wijaya, 2004. Seksplorasi SS Masalah Seksual. Jakarta: PT Gramemdia Pustaka. http://www.ddd.com/Seks bebas di pandang agama.htm. Diakses 22 Maret 2012 http://www.sex.com/2011/07/ Faktor Penyebab Kenakalan Remaja.html. Diakses 22 Maret 2012