Kampanye Sosial Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Bandung terhadap Kotanya.

(1)

DAFTAR ISI

COVER DALAM ………....i

LEMBAR PENGESAHAN………..………..ii

KATA PENGANTAR...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN..……….v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………vi

DAFTAR ISI...vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup...3

1.3 Tujuan Perancangan...4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...5

1.5 Sekema Perancangan...6

BAB II. DASAR PEMIKIRAN 2.1 Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia...7

2.2 Psikologi Sosial ...7

2.3 Psikologi Komunikasi ...8

2.3.1 Pengertian Psikologi Komunikasi...8

2.3.2 Tanda Komunikasi Yang Efektif...9

2.3.3 Pengertian Komunikasi Massa ...10

2.3.4 Unsur Komunikasi Massa...10

2.4 Psikologi Remaja ...10

2.4.1 Pengertian Psikologi Remaja...11

2.4.2 Karakteristik Psikologi Remaja...11

2.5 Kampanye ...11

2.5.1 Pengertian Kampanye menurut Rogers dan Storey (1987)……...11

2.5.2 Tujuan Kampanye...12


(2)

BAB III. DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Bandung ...15

3.1.1 Lambang dan Bendera Kota Bandung ………...……….15

3.1.2 Penduduk Kota Bandung...17

3.2 Data Dan Fakta ...17

3.2.1 Perusahaan, Lembaga Terkait, Wawancar dan Artikel ………...17

3.2.1.1 Data Lembaga Terkait ...18

3.2.1.2 Data Wawancara ...27

3.2.1.3 Data Artikel ...32

3.2.2 Tinjauan Karya Sejenis ………...36

3.3 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ...38

3.3.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ………...38

3.3.2 Teori 5 W 1 H ...40

3.3.3 Analisis Survey ...41

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi...43

4.2 Konsep Kreatif...44

4.3 Konsep Media ...46

4.4 Hasil Karya ...49

4.4.1 Logo Kampanye dan Tagline ………...49

4.4.2 Poster Pre-kampanye ...52

4.4.3 Poster Conditioning ...55

4.4.4 Poster Informing ...56

4.4.5 Poster Remainding ...59

4.4.6 Poster Berseri...60

4.4.7 Busniss suit ...62

4.4.8 Gimmick ...64

4.4.9 Media Cetak ...69

4.4.10 Media Elektronik ...70


(3)

4.4.13 Media Ambient ...74

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...79

5.2 Saran ...80

5.2.1 Fakultas Seni Rupa dan Desain ………...80

5.2.2 Pemerintah dan Masyarakat Kota Bandung...80

DAFTAR PUSTAKA ……….…...81

LAMPIRAN SKETSA……….……..82

LAMPIRAN ACC……….……….86


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk, serta memiliki asitektur gedung-gedung layaknya di kota Paris. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata. Sedangkan keberadaan perguruan tinggi negeri dan banyak perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota ini dikenal sebagai salah satu kota pendidikan di Indonesia. Selain itu Bandung memiliki banyak potensi lainnya yang dapat dikembangkan dan dapat menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegra.

Yang menajadi permasalahan saat ini adalah adanya ketidak pedulian masyarakat menyebabkan banyak masalah yang merugikan tejadi di Bandung. Mulai dari masalah sampah, kemacetan, lalulintas, polusi udara, banjir, fasilitas publik yang rusak, tingkat kejahatan kriminal sampai dengan masalah nilai-nilai budaya Sunda yang mulai menghilang. Walaupun kota Bandung memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, tetapi permasalahan negatif ini menjadi hambatan yang menggangu pertumbuhan kota Bandung untuk menjadi lebih baik.

Permasalahan utamanya adalah masyarakat setempat yang tidak peduli terhadap lingkungannya. Masih banyak masyarakat Bandung yang belum mengenal, bahkan tidak tahu tentang potensi Bandung. Ketidakpedulian masyarakat itulah yang menyebabkan Bandung banyak kehilangan ciri khasnya. Bahkan sering kali terjadi, dikalangan masyarakat Bandung yang baru tahu tentang tempat-tempat wisata ataupun ciri khas Bandung dari para pendatang. Memprihatinkan sekali, tetapi fenomena itu memang sering sekali terjadi di kalangan masyarakat Bandung.


(5)

2

Selain itu permasalahan hilangnya karakteristik orang Budaya Sunda mulai menghilang. Seperti halnya bahasa Sunda yang seharusnya menjadi bahasa daerah di Bandung. Menurut penelitian penulis, mulai menghilang dikalangan masyarakat, terutama masyarakat urban di bagian kota. Sebagai contoh dalam berbahasa, masyarakat Bandung sendiri kurang bisa untuk mengunakan bahasa Sunda secara benar. Dari segi tatakrama masyarakat Bandung juga mulai tidak menghiraukannya, malah terkadang dengan tetangga sebela rumah tidak saling mengenal apalagi untuk saling menyapa dan bergotong royong.

Sudah menjadi kewajiban seta tanggung jawab sebagai seorang desainer grafis.untuk turut berperan serta secara aktif dalam upaya memberikan solusi pada permasalahan ketidakpedulian masyarakat Bandung terhadap kotanya. Diharapkan dengan adanya Perancangan Tugas Akhir jurusan Desain Komunikasi Visual ini mampu memberikan sumbangsih terhadap permasalahan yang terjadi. Dalam hal ini seorang desainer grafis dituntut untuk terlibat memberi ide positif kepada masyarakat Bandung yang kurang peduli terhadap kotanya menjadi lebih peduli. Seorang desainer grafis yang akan lulus dan akan memasuki kehidupan nyata, dituntut untuk dapat memberikan ide, kreasi, serta menerapkan ilmu komunikasi visual. Diharapkan dengan adanya ilmu komunikasi visual dapat memberikan wancana baru dalam upaya meningkatkan kepedulian masyarakat Bandung terhadap kotanya, melalui sebuah perancangan grafis kampanye untuk permasalahan di kota Bandung.

Penulis mengangkat permasalahan ini sebagai topik Tugas Akhir karena, ingin menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat Bandung terhadap kotanya, serta keingin memperkenalkan Bandung secara nasional maupun internasional. Masyarakat Bandung harus terlebih dahulu diberi informasi kembali untuk mengenal, mengetahui, mengerti, menjiwai dan pada akhirnya akan tumbuh rasa peduli kembali terhadap kotanya. Dan dengan adanya pemulihan kepedulian, maka masyarakat Bandung akan memelihara segala fasilitas. yang ada serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Sunda yang mulai mengabur dengan


(6)

adanya pengaruh negative dari luar. Dengan begitu barulah Bandung akan dapat dikenal lebih oleh masyarakat nasional bahkan mancanegara.

Hal tersebut tadi yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat topik ini adalah dengan meningkatkan kecintaan masyarakat Bandung akan kotanya, menjadikanya tolak ukur bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia. Selain itu memberikan kontribusi citra yang baik terhadap kepedulian terhadap warisan nenek moyang yaitu Budaya Sunda. Sehingga akan memberikan nilai tambah positif bagi kemajuan perekonomian di wilayah Bandung.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup Permasalahan

1. Banyaknya keluhan masyarakat tentang ketidaknyamanan yang terjadi di kota Bandung ini dalam kurun waktu terakhir. Permasalahan sampah yang

tak terkendali sehingga membuat julukan baru sebagai “Kota Sampah”,

tingkat kejahatan yang terus-menerus meningkat karena banyaknya pengangguran, masalah kemacetan yang sudah tidak dapat dihindari tiap harinya di hampir di setiap ruas jalan Bandung, udara yang semakin hari semakin jauh dari kata sejuk membuat emosi serta tingkat kenyamanan yang terus berkurang. Pohon-pohon di ruas jalan kota Bandung mulai ditebangi karena sudah tua tanpa adanya penanganan penanaman ulang. Dan masih banyak masalah lainnya yang membuat Bandung kini jauh dari kata Bandung yang bermartabat.

2. Ketidakpedulian masyarakat kota Bandung terhadap lingkungannya membuat suatu permasalahan baru di kota Bandung. Sikap ini terbentuk karena banyaknya pengaruh negatif dari luar yang mempengaruhi cara hidup masyarakat Bandung. Sikap mandiri yang berlebihan membuat masyarakat Bandung menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Serta keingina serba instant membuat masyarakat Bandung banyak kehilangan karakteristiknya.


(7)

4

3. Ketidaktahuan masyarakat Bandung akan visi misi kota Bandung, serta sejarah kotanya membuat masyarakat Bandung bersikap seenaknya terhadap fasilitas yang sudah ada. Sehingga menghambat laju perkembangan kota Bandung.

Ruang Lingkup

 Bagaimana meningkatkan kepedulian masyarakat Bandung dengan patokan K-3 (keamanan, ketertiban, dan keindahan) yang dikembangkan menjadi K-5 (keamanan, ketertban, kebersihan, keindahan, kenyamanan) ?

 Bagaimana dengan pendekatan budaya setempat sebagai nilai yang diangkat dalam Kampanye Sosial Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Bandung terhadap kotanya yang dibatasi dengan penggunaan bahasa Sunda ?

 Bagaimana membangkitkan kepedulian masyarakat menjadi tindakan sosial yang positif ?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari perancangan

“Kampanye Sosial Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Bandung terhadap

Kotanya” ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang kampanye social untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Bandung dengan patokan K-3 (keamanan, ketertiban, dan keindahan) yang dikembangkan menjadi K-5 (keamanan, ketertban, kebersihan, keindahan, kenyamanan).

2. Merancang kampanye sosial untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Bandung terhadap kotanya dengan pendekatan budaya setempat sebagai nilai yang diangkat yang dibatasi dengan penggunaan bahasa Sunda.

3. Membuat kampanye sosial untuk membangkitkan kepedulian masyarakat menjadi tindakan sosial yang positif.


(8)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data berasal dari institusi Pemerintahan Kota Bandung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan Badan Perncanaan Pembangunan Daerah kota Bandung. Sedangkan wawancara dilakukan kepada orang yang diangap kompeten adalah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bidang kebudayaan, dari Badan Perncanaan Pembangunan Daerah kota Bandung bidang sosial budaya sub bidang pemerintahan, redaktur dari majalah bahasa Sunda Mangle, serta beberapa responden masyarakat Bandung.

Yang akan dilakukan dalam pengumpulan data adalah observasi dengan pengamatan secara partisipan aktif dan pasif terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat Bandung. Proses wawancara dilakukan dengan pendekatan mendalam yaitu latar belakang permasalah secara global. Studi Pustaka dilakukan dengan cara mencari informasi melalui koran dan internet: dan mendapati sejumlah teori melalui buku-buku teori tentang Psikologi, Komunikasi, Manajemen Kampanye, serta buku-buku lainnya.


(9)

6

1.5 Sekema Perancangan


(10)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat akhir-akhir ini menimbulkan banyak permasalahan. Mulai dari permasalahan kebersihan, ketertiban, keamanan, kenyamanan, dan keindahan terasa makin memburuk. Sehingga Bandung saat ini sudah jauh dari kata Bandung kota kembang, malah Bandung saat ini memliki julukan baru yang berkonotasi negatif. Sebenarnya pemerintah sendiri sudah membuat berbagai upaya penengalungan permasalaha yang terjadi di Bandung, akan tetapi sampai saat ini masih belum berkurang. Ternyata setelah diperhatikan dan diamati, permasalahan yang ada saat ini tidak jauh dan tidak bukan disebabkan oleh masyarakatnaya. Masyarakat Bandung yang kurang peduli dan acuh tak acuh terhadap lingkngannya memperburuk keadaan Bandung saat ini. Sehingga bila ingin menjadikan Bandung menjadi kota yang kembali indah maka yang harus diperbaiki adalah prilaku masyarakatnya.

Solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan diadakannya kampanye sosial yang berkenaan dengan membuat sadar masyarakat Bandung untuk lebih peduli terhadap kotanya. Kampanye Bandung Positive Action hadir guna mengatasi permasalahan struktural, kultural, dan sosial di kota prihal membawa masyarakat Bandung untuk kembali peduli terhadap kotanya. Dengan berlandaskan Perda tentang K-3 yang dikembangkan menjadi K-5, serta pendekatan pada budaya Sunda kampanye Bandung Positive Action memberikan suatu bentuk penyuluhan yang bersifat ajakan kepada masyarakat Bandung dengan melakukan pendekatan komunikasi verbal maupun non verbal. Kampanye ini melakaukan pembenahan terhadap fasilitas, media umum, dan upaya-upaya mengajak masyarakat Bandung untuk mengembalikan kepedulian mereka terhadap kotanya. Dengan hadirnya kampanye Bandung Positive Action, secara umum dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat yang tinggal di kota Bandung, serta mewujudkan visi kota Bandung yang Bermartabat.


(11)

80

Peran ilmu pengetahuna desain komunikasi visual ada untuk mensosialisasikan kampanye Bandung Positive Action. Memberikan gambaran keadaan secara Bandung saat ini dengan berbagai persoalan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Bandung juga. Memberikan ajakan, peringatan dan informasi. Gaya komunikasi dengan melakukan pendekatan pada budaya Sunda yg diterapkan dalam penggunaan Bahasa Sunda di setiap media yang berbicara, paling efektif untuk mencapai tujuan akhir dari kampanye Bandung Positive Action. Semua pendekatan yang digunakan dalam membuat kampanye ini yang telah diambil, semuanya telah diproses melalui anasisa dan evaluasi survei terbaik untuk mensukseskan kampanye yang efektif dan memberi dampak yang positif bagi masyarakat kota Bandung untuk lebih peduli terhadap kotanya.

5.2 Saran

5.2.1 Fakultas Seni Rupa dan Desain

Mengadakan acara yang menunjukan kecintaan terhadap kota

Bandung.

Menjadikan lingkungan Kampus lebih nyaman dengan

memperhatikan fasilitas-fasilitas yang perlu dibenahi.

5.2.2 Pemerintah dan Masyarakat Kota Bandung

Penerintah : Untuk lebih membenahi fasilitas-fasilitas yang

sudah tidak layak pakai, Lebih mempermudah prosedur

pencarian data bagi mahasiswa yang sedang meneliti.

Masyarakat : Untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar


(12)

DAFTAR PUSTAKA

A. Suherman. Sherly. 2009. Made In Bandung : Kreatif, Inovatif, dan Imajunatif. Bandung: DAR! Mizan.

http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com - Selasa, 30 Juni 2009 , 22:05 WIB

http://www.itb.ac.id/news/2472.xhtml-Minggu, 31 - Mei - 2009, 22:10:02

http://www.kompas.com-Kamis, 14 Agustus 2008 | 00:50 WIB

http://ilovebandung.wordpress.com/2007/08/23/3-kata-tentang-bandung--Sabtu, 5 September 2009 | 00:02 WIB

http://www.bandung.go.id/?fa=pemerintah.detail&id=326--25aug--13:32

Rakhmat. Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sarwono. Sarlito Wirawan. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada.

Venus. Antar. 2004. Manajemen Kampanye : Panduan Teoretis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Walgito. Bimo. 1999. Psikologi Sosial. Yokyakarta: C.V. Andi Offset.


(13)

(1)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data berasal dari institusi Pemerintahan Kota Bandung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan Badan Perncanaan Pembangunan Daerah kota Bandung. Sedangkan wawancara dilakukan kepada orang yang diangap kompeten adalah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bidang kebudayaan, dari Badan Perncanaan Pembangunan Daerah kota Bandung bidang sosial budaya sub bidang pemerintahan, redaktur dari majalah bahasa Sunda Mangle, serta beberapa responden masyarakat Bandung.

Yang akan dilakukan dalam pengumpulan data adalah observasi dengan pengamatan secara partisipan aktif dan pasif terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat Bandung. Proses wawancara dilakukan dengan pendekatan mendalam yaitu latar belakang permasalah secara global. Studi Pustaka dilakukan dengan cara mencari informasi melalui koran dan internet: dan mendapati sejumlah teori melalui buku-buku teori tentang Psikologi, Komunikasi, Manajemen Kampanye, serta buku-buku lainnya.


(2)

1.5 Sekema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat akhir-akhir ini menimbulkan banyak permasalahan. Mulai dari permasalahan kebersihan, ketertiban, keamanan, kenyamanan, dan keindahan terasa makin memburuk. Sehingga Bandung saat ini sudah jauh dari kata Bandung kota kembang, malah Bandung saat ini memliki julukan baru yang berkonotasi negatif. Sebenarnya pemerintah sendiri sudah membuat berbagai upaya penengalungan permasalaha yang terjadi di Bandung, akan tetapi sampai saat ini masih belum berkurang. Ternyata setelah diperhatikan dan diamati, permasalahan yang ada saat ini tidak jauh dan tidak bukan disebabkan oleh masyarakatnaya. Masyarakat Bandung yang kurang peduli dan acuh tak acuh terhadap lingkngannya memperburuk keadaan Bandung saat ini. Sehingga bila ingin menjadikan Bandung menjadi kota yang kembali indah maka yang harus diperbaiki adalah prilaku masyarakatnya.

Solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan diadakannya kampanye sosial yang berkenaan dengan membuat sadar masyarakat Bandung untuk lebih peduli terhadap kotanya. Kampanye Bandung Positive Action hadir guna mengatasi permasalahan struktural, kultural, dan sosial di kota prihal membawa masyarakat Bandung untuk kembali peduli terhadap kotanya. Dengan berlandaskan Perda tentang K-3 yang dikembangkan menjadi K-5, serta pendekatan pada budaya Sunda kampanye Bandung Positive Action memberikan suatu bentuk penyuluhan yang bersifat ajakan kepada masyarakat Bandung dengan melakukan pendekatan komunikasi verbal maupun non verbal. Kampanye ini melakaukan pembenahan terhadap fasilitas, media umum, dan upaya-upaya mengajak masyarakat Bandung untuk mengembalikan kepedulian mereka terhadap kotanya. Dengan hadirnya kampanye Bandung


(4)

Peran ilmu pengetahuna desain komunikasi visual ada untuk mensosialisasikan kampanye Bandung Positive Action. Memberikan gambaran keadaan secara Bandung saat ini dengan berbagai persoalan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Bandung juga. Memberikan ajakan, peringatan dan informasi. Gaya komunikasi dengan melakukan pendekatan pada budaya Sunda yg diterapkan dalam penggunaan Bahasa Sunda di setiap media yang berbicara, paling efektif untuk mencapai tujuan akhir dari kampanye Bandung Positive Action. Semua pendekatan yang digunakan dalam membuat kampanye ini yang telah diambil, semuanya telah diproses melalui anasisa dan evaluasi survei terbaik untuk mensukseskan kampanye yang efektif dan memberi dampak yang positif bagi masyarakat kota Bandung untuk lebih peduli terhadap kotanya.

5.2 Saran

5.2.1 Fakultas Seni Rupa dan Desain

Mengadakan acara yang menunjukan kecintaan terhadap kota

Bandung.

Menjadikan lingkungan Kampus lebih nyaman dengan

memperhatikan fasilitas-fasilitas yang perlu dibenahi.

5.2.2 Pemerintah dan Masyarakat Kota Bandung

Penerintah : Untuk lebih membenahi fasilitas-fasilitas yang

sudah tidak layak pakai, Lebih mempermudah prosedur

pencarian data bagi mahasiswa yang sedang meneliti.

Masyarakat : Untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar

utuk merawat dan menjaga Bandung agar lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Suherman. Sherly. 2009. Made In Bandung : Kreatif, Inovatif, dan Imajunatif. Bandung: DAR! Mizan.

http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com - Selasa, 30 Juni 2009 , 22:05 WIB

http://www.itb.ac.id/news/2472.xhtml-Minggu, 31 - Mei - 2009, 22:10:02

http://www.kompas.com-Kamis, 14 Agustus 2008 | 00:50 WIB

http://ilovebandung.wordpress.com/2007/08/23/3-kata-tentang-bandung--Sabtu, 5 September 2009 | 00:02 WIB

http://www.bandung.go.id/?fa=pemerintah.detail&id=326--25aug--13:32

Rakhmat. Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sarwono. Sarlito Wirawan. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada.

Venus. Antar. 2004. Manajemen Kampanye : Panduan Teoretis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.


(6)