Kelainan Sistem Saraf Pusat Pada Pasien HIV/AIDS Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 - Desember 2008.

(1)

ABSTRAK

KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI 2007 – DESEMBER 2008

Fransiska, 2009 Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dedeh Supantini, dr., Sp.S., M.Pd.Ked.

AIDS merupakan tahap akhir infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai dengan kumpulan gejala penyakit akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia. Angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara di Asia tenggara dan selatan dengan jumlah pengidap HIV/AIDS terbanyak. Sampai saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS secara sempurna. HIV/AIDS akan menyebabkan pengidapnya mudah mengalami infeksi oportunis, kanker sekunder, dan kelainan pada sistem saraf pusat (SSP). Kelainan SSP merupakan salah satu penyebab buruknya prognosis pasien HIV/AIDS.

Penelitian yang menggunakan metode observasional retrospektif deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui jumlah, persentase, dan jenis kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS yang dirawat inap di RS Immanuel (RSI) Bandung periode Januari 2007 - Desember 2008.

Hasil penelitian memperoleh 78 kasus HIV/AIDS (+) yang dirawat inap di RSI Bandung, dari jumlah tersebut 24 pasien mengalami kelainan SSP. Tiga belas (54,17%) dari 24 pasien tersebut meninggal dunia, jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan pasien HIV/AIDS tanpa kelainan SSP yang berjumlah 8 (14,81%) pasien. Perincian kelainan SSP pasien-pasien tersebut adalah: toxoplasmosis otak (24,24%), adanya massa di otak (21,21%), meningitis (18,18%), ensefalitis (15,15%), encephalopathy (6,06%), penurunan kesadaran (6,06%), HIV cerebral (3,03%), meningoensefalitis (3,03%), dan konvulsi (3,03%).

Kata Kunci : HIV/AIDS, kelainan sistem saraf pusat


(2)

ABSTRACT

NEUROLOGIC DISORDERS IN HIV/AIDS HOSPITALIZED PATIENTS AT IMMANUEL HOSPITAL ON JANUARY 2007 – DECEMBER 2008 Fransiska, 2009 1st Tutor: Hana Ratnawati, dr., M.Kes.

2nd Tutor: Dedeh Supantini, dr., Sp.S., M.Pd.Ked.

AIDS is the final stage of HIV (Human Immunodeficiency Virus) infection with group of symptoms caused by system immune disorder. As the HIV/AIDS incidence keeps increasing, Indonesia is recorded as one of the highest HIV/AIDS population in southeast and south Asia. There is no specific drug or medication for HIV/AIDS that can threats it completely. The manifestation of HIV/AIDS: opportunistic infections, secondary cancer, and neurologic disorder. The neurologic disorder worsens the prognosis of the patients than the patient just with HIV/AIDS.

This research which used descriptive retrospective observational method was done to know numbers, percentage, and kinds of neurologic disorder in HIV/AIDS patients in Immanuel Hospital, Bandung on January 2007 - Desember 2008. The result from Immanuel Hospital medical record of January 2007 - December 2008 found in 78 hospitalized HIV/AIDS (+) patients, there were 24 patient who got neurological disorder. Thirteen from those 24 patients were died and these numbers was higher than those 8 patients without neurological disorder. The neurological disorder summary was masses in brain (21.21%), brain toxoplasmosis (24.24%), encephalitis (15.15%), meningitis (18.18%), encephalopathy (6.0%), cerebral HIV (3.03%), meningoencephalitis (3.03%), convulsion (3.03%), and consiussnes decreation (6.06%).


(3)

PRAKATA

Segala hormat dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya karena kasih-Nya yang begitu besar sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:

KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI 2007 – DESEMBER 2008

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang ditujukan kepada:

1. Hana Ratnawati, dr., M.Kes dan Dedeh Supantini, dr., Sp.S., M.Pd.Ked. atas bimbingan, waktu, masukan-masukan, serta dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Ari yang telah membantu dalam mengurus surat pengantar izin pengambilan data rekam medik.

3. Ibu Nining, bapak Dariun dan seluruh petugas bagian rekam medik di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang telah membantu pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian ini.

4. Vina dan teman-teman yang bersama penulis melakukan penelitian di bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung.

5. Villy, Sally, Rosanna, Monika, Tika, Diki, Ika, Ona, Mel, dan teman-teman lain yang telah membantu serta memberikan dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kedua orang tuaku: Papa dan Mama yang telah memberikan doa serta dukungan.


(4)

8. Kakakku: Vierose dan Elly yang telah memberikan doa, saran, serta dukungan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam dunia kedokteran.

Bandung, November 2009


(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

1.6 Metodologi ...4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imunologi Dasar dan Sistem Imun Tubuh ... 6

2.1.1 Barrier-Barrier Tubuh ... 6

2.1.2 Innate Immune System ... 6

2.1.3 Adaptive Immune System ... 7


(6)

ix

2. 2 Human Immunodeficiency Virus/Acquaired Immunodeficiency Sydrome

... 11

2.2.1 Definisi AIDS ... 11

2.2.2 Epidemiologi HIV/AIDS ... 11

2.2.3 Cara Penularan HIV/AIDS... 13

2.2.4 Klasifikasi HIV/AIDS ... 14

2.2.5 Etiologi AIDS ... 15

2.2.6 Siklus Hidup HIV dan Patogenesis AIDS ... 16

2.2.6.1 Siklus Hidup HIV ... 16

2.2.6.2 Patogenesis Infeksi HIV ... 18

2.2.7 Patofisiologi HIV/AIDS ... 19

2.2.8 Manifestasi Klinik HIV/AIDS ... 20

2.2.9 Dasar Diagnosis HIV/AIDS ... 20

2.2.10 Penatalaksanaan HIV/AIDS ... 22

2.3 Manifestasi Klinik HIV/AIDS terhadap SSP ... 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Bahan/Subyek Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian ... 28

3.2.1 Desain Penelitian ... 28

3.2.2 Besar Sampel penelitian ... 28

3.2.4 Prosedur Kerja ... 29

3.2.5 Analisa Data ... 29

3.2.6 Metode Analisa... 30

3.2.7 Aspek Etik Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 31

4.1 Hasil dan Pembahasan ... 31


(7)

x

4.1.2 Kelainan Sistem Saraf Pusat pada Pasien HIV/AIDS ... 38

4.1.3 Penyakit Penyerta HIV/AIDS ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 49


(8)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Obat ARV ... 23

Tabel 4.1 Data dan Identitas Responden ... 32

Tabel 4.2 Perbandingan Jumlah CD4, Outcome, dan Candidiasis ... 35

Tabel 4.3 Perincian Jenis Kelainan SSP pada Pasien HIV/AIDS ... 38

Tabel L.1.1 HIV/AIDS Tanpa Kelainan SSP Periode 2007 ... 46

Tabel L.1.2 HIV/AIDS Tanpa Kelainan SSP Periode 2008 ... 47

Tabel L.1.3 HIV/AIDS dengan Kelainan SSP Periode 2007 ... 48


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Penyebaran HIV di Dunia pada Tahun 2006 ... 12

Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penderita AIDS 10 Tahun Terakhir hingga 31 Desember 2008 di Indonesia... 13

Gambar 2.3 Struktur HIV ... 16

Gambar 2.5 Siklus Hidup HIV ... 17

Gambar 2.6 Patogenesis HIV/AIDS ... 18

Gambar 2.7 Patofisiologi HIV/AIDS ... 20

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rentang Usia ... 33

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Sosial Ekonomi/Pekerjaan ... 34

Gambar 4.3 Diagram Mortalitas Pasien HIV/AIDS dengan Kelainan SSP ... 37

Gambar 4.4 Diagram Mortalitas Pasien HIV/AIDS Tanpa Kelainan SSP ... 37

Gambar 4.5 Diagram Jumlah Diagnosis Kelainan SSP ... 40

Gambar 4.6 Diagram Jenis Kelainan SSP yang Diderita ... 41


(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 Data Hasil Penelitian Rekam Medik ... 46 Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data ... 50


(11)

49

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Rekam Medik

Tabel L.1.1 HIV/AIDS Tanpa Kelainan SSP Periode 2007 No. Rekam

Medik

Usia JK Pekerjaan CD4 dan LAB Infeksi

Jamur

Meni nggal

Keterangan

00727667 20 P Ibu Rumah tangga Leukosit : 2200 mm3 + - Suspect HIV (+), Candidiasis

00755627 28 L - CD4: 103 - - Suspect HIV (+), Tb paru-paru

00725375 26 L - L : 1800 CD4 : turun ( ? ) + - Suspect HIV (+), Candidiasis oral, febris

00719807 27 L - L : 1600 CD4 : 14 - - HIV (+), Tb paru

00490990 4 L - CD4 : 23 - - Herpes Zoster, HIV(+),AIDS

00697558 37 L Dokter CD4 : 22 + - HIV(+), Tb paru

00749750 26 L - - + - HIV (+), gastritis, hepatitis C

00770046 31 L Wiraswasta - - - HIV (+), Tb paru

00766096 24 L - - - + HIV (+), Tb paru

00771546 27 L - CD4: 4 - + HIV (+), Tb paru

00471569 23 P - CD4: 8 - + HIV (+), Tb paru, AIDS

00099908 26 P Ibu rumah tangga CD4: 82 - - HIV (+), Tb paru, hepatitis C

00467689 28 L - - - - HIV(+), Tb paru

00724379 32 L Pegawai swasta LED: 108; L: 3300 + - HIV(+), herpes zoster, Tb paru

00673169 27 P Ibu rumah tangga LED: 144 - - HIV(+),Tb paru

00769269 44 L - CD4: 33 - - HIV(+)

00752583 36 P Pegawai swasta CD4: 10 - - HIV(+), diare kroniks, Tb paru

00753973 36 L - CD4: 4, LED: 124 - + AIDS

00766634 28 L - CD4: 348 - - HIV(+)

00274513 21 P - - - - HIV (+)

00414562 35 L - C D4: 4, LED: 133 - - HIV (+), Gastroenteritis, Tb

00771593 27 L - LED: 68 - - HIV (+)

00534032 25 P Pegawai swasta L: 1900 - - HIV (+), multiple abses

00759471 26 L Pegawai swasta CD4: 18 - + HIV (+), bronchopneumonia

00317302 24 L - CD4: 29 + - HIV(+), diare kronis, hepatitis C

00766821 26 L Mahasiswa CD4: 35 - - HIV (+), Hepatitis C


(12)

50

Tabel L.1.2 HIV/AIDS Tanpa Kelainan SSP Periode 2008 No. Rekam

Medik

Usia JK Pekerjaan Pemeriksaan penunjang yang

mendukung Infeksi Jamur Meningg al Diagnosis penyakit

00828910 28 L - CD4: 92 - - Suspect HIV ( + )

00800128 28 L - CD4: 5 - - HIV ( + ); Pneumonia lobaris

00475675 34 P Ibu rumah tangga - - - HIV ( + ); Bronkhopneumonia

00411384 25 L - Anti HCV ( + ) - - Suspect HIV, Hepatitis C

00753265 25 P - LED: 150; leukosit: 3900 - - Suspect HIV, Tb abdomen

00815855 25 L Pegawai swasta CD4: 1 - - Suspect HIV, Enteritis kronik

00815814 25 L - L: 2500; LED: 22 - - HIV ( + ), diare kronik, febris kronik

00796818 27 L - CD4: 1; L: 1100 - - HIV ( + )

00317938 37 P Ibu rumah tangga L: 24700 - - G4P1A2; operasi Caesar pada HIV (+)

00828910 28 L - CD4: 92 - - Suspect HIV

00812363 24 P Ibu rumah tangga - - - HIV ( + ); Tb

00800175 21 P Pegawai swasta CD4: 10 - - HIV ( + ); oesophagitis

00811588 30 L Pegawai swasta - - - HIV ( + )

00771098 32 L - CD4: 27 - - HIV ( + ); diare kronik

00831098 1 L - CD4: 345 - - Diare akut; febris; HIV ( + )

00793659 25 L Wiraswasta L: 2200 - - HIV ( + )

00800209 24 L - - - - HIV ( + )

00778606 25 L - L: 1400 - - HIV ( + ); Tb paru

00774216 25 L - CD4: 1 Anti HCV ( + ) - + HIV; Hepatitis C

00631883 29 L - CD4: 6 - - Suspect HIV (+); Gastroenteritis

00783814 33 L Wiraswasta CD4: 115 - - HIV ( + ); diare kronik

00802674 45 L Wiraswasta - - - Suspect HIV; Tb paru

00800222 1 P - - + + AIDS; diare kronik; Bronkhopneumonia

00827204 28 L - CD4: 21 + - HIV (+); Tb paru

00791612 30 L Wiraswasta CD4: 5 - - Suspect HIV; febris; Tb paru

00774031 28 L Wiraswasta CD4: 37 + - HIV (+); diare


(13)

51

Tabel L.1.3 HIV/AIDS dengan Kelainan SSP Periode 2007 No. Rekam

Medik

Usi a

JK Pekerjaan Pemeriksaan penunjang yang mendukung Infeksi

Jamur

Meninggal Diagnosis penyakit

00723519 27 L Wiraswast

a

CD4: 4 + - HIV (+); depresi; gejala-gejala psikotik

00727565 26 L Wiraswast

a

CD4: 93; Anti toxoplasma IgG (+), IgM (-) - + HIV (+); meningitis serosa; tumor otak;

encephalopathy metabolic

00508560 26 P Ibu rumah

tangga

CT Scan: lesi hipodens di periventrikuler kiri, daerah temporoparietal kiri; infark parenkim otak

- + HIV (+); vertigo; suspect tumor otak; massa di

otak

00771262 23 L - CD4: 6; antitoxoplasma IgG (+), IgM (-); CT Scan: lesi

hipodens frontotemporal kiri yang menimbulkan penyampitan daerah ventrikel lateralis dan midline shift sejauh 1,22 Cm

- + HIV (+);; meningitis Tb; massa di parenkim

otak

00728481 28 L Karyawan

swasta

CT Scan: infark lakunar di daerah periventrikuler kanan, daerah kapsula interna kanan krus posterior

- - HIV (+); meningitis Tb

00770317 29 L - L: 2300; antitoxoplasma IgG (+); IgM (-) - + HIV (+); Meningitis; Toxoplasmosis

00722667 20 P Ibu rumah

tangga

CD4: 64; L: 1800; antitoxoplasma IgG (+)& IgM (+); CT Scan:

SOL intraparenkimal, penyempitan ventrikel lateralis kiri dan midline shift ke kanan sejauh 0,82 Cm & perifokal oedem

+ - HIV (+); SOL ( Space occupying lesions);

Toxoplasmosis otak

00762400 28 L - CD4: 102; CT Scan: SOL di cerebellum - - HIV (+); vertigo; Toxoplasmosis otak; SOL

00768100 30 L - CD4: 34; LED: 65; antitoxoplasma IgG (+); IgM (-) - - HIV (+); Toxoplasmosis otak

00751024 31 L - CD4: 22, L: 3100; LED: 30 CT Scan: lesi noduler di

frontotemporal & periventrikuler kiri penyempitan ventrikel kiri

- - HIV (+); Toxoplasmosis otak

00765503 26 L - CD4: 1; antitoxoplasma IgG (+); IgM (-); CT Scan: infark

lakunar di periventrikuler kanan kornu anterior

+ + HIV (+); Toxoplasmosis otak

00742321 24 P - LED: 98 - + HIV stadium IV(+); meningitis Tb

0078571 33 L Wiraswast

a

CD4: 12; antitoxoplasma IgG(+), IgM(-); antiCMV IgG(+),

IgM(+)

- + HIV (+); Encephalitis

00753027 27 L Pegawai

swasta

CD4: 9 - + HIV (+), penurunan kesadaran

00735038 25 P Ibu rumah

tangga


(14)

52

Tabel L.1.4 HIV/AIDS dengan Kelainan SSP Periode 2008 No. Rekam

Medik

Usia JK Pekerjaan Pemeriksaan penunjang yang mendukung Infeksi

Jamur

Meningg al

Diagnosis penyakit

00688804 22 P - Leukosit(L): 1100 - + HIV (+); Typhoid encephalopathy, Shock

sepsis 00572678 34 L Wiraswasta CD4: 31; antitoxoplasma IgG(+), IgM (-); antiCMV IgG (+),

IgM(+); EEG: abnormal di frontal kiri; CT Scan: SOL frontoparietal kiri

- - HIV (+); Toxoplasmosis

00821762 31 L Wiraswasta CD4: 51; Anti toxoplasma IgG (+), IgM (-); - + HIV (+); multiple SOL; konvulsi;

toxoplasmosis otak

00688225 29 L - CT Scan: infark lakunar di periventrikuler kanan - + HIV (+); Encephalitis; Hepatitis C

00705190 27 L - CD4: 26; Anti toxoplasma IgG (+), IgM (-); - - HIV (+); HIV cerebral, Encephalitis

00774140 34 L - CD4: 61; CT Scan: infark periventrikuler - + HIV (+); Encephalitis

00772665 27 L - CD4: 3 + - HIV (+); Encephalitis

00774936 33 L - antitoxoplasma IgG (+)& IgM (-); antiCMV IgG (+), IgM(-) - - HIV (+); Meningitis Tb


(15)

54

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fransiska

Nomor Pokok Mahasiswa : 0610193

Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 29 Juni 1988

Alamat : Jl. Serang no.2 Gn.sindur. Bogor

Riwayat Pendidikan :

SDN Puspiptek Serpong, Tangerang, lulus tahun 2000. SMPN 4 Puspiptek Serpong, Tangerang, lulus tahun 2003. SMAN 1 Serpong, Tangerang, lulus tahun 2006.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah gangguan sistem imunitas yang ditandai gejala-gejala imunodefisiensi berat, AIDS merupakan tahap akhir infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun hal ini dikarenakan mudahnya cara penularan HIV/AIDS dan belum terdapatnya obat untuk menyembuhkan penderita HIV/AIDS secara sempurna. Menurut UNAIDS pada tahun 2007 diperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS di dunia berjumlah 33 juta orang; di Indonesia terdapat 6.277 kasus HIV dan 12.686 kasus AIDS (dari periode 1987 sampai dengan 2008) dan di Jawa Barat tercatat 2.888 orang mengidap AIDS per 31 Desember 2008 dengan angka tertinggi di daerah Bandung (Widodo Judarwanto, 2009).

AIDS menyebabkan penderitanya mudah terinfeksi bakteri oportunis, mengalami neoplasma sekunder, dan juga kelainan pada sistem saraf pusat/SSP (cerebrum,

cerebellum, batang otak, dan medulla spinalis). Menurut beberapa penelitian

manifestasi klinik HIV/AIDS yang ditimbulkan pada SSP dapat berupa: central

nervous system (CNS) toxoplasmosis, CNS lymphoma, AIDS-dementia complex, aseptic meningitis, HIV myelopathy, progressive multifocal leukoencephalopathy

(PML), stroke, ensefalitis, meningitis tuberculosis (meningitis Tb), tuberkuloma,

spinal tuberculosis, dan kondisi lainnya (Tierney, 2001).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lanjewar pada tahun 1998 di India ditemukan 85 penderita kelainan SSP akibat HIV/AIDS, dengan perincian

toxoplasmosis (13%), cryptococcal (aseptic) meningitis (8%), spinal tuberculosis (Tb)

(12%) dan sisanya adalah kondisi-kondisi lain. Dr Edwina Wright pada 2006 mendiagnosis tingginya (43%) angka kelainan SSP pada 160 paien HIV positif yang


(17)

2

cryptococcal meningitis (29%), cerebral toxoplasmosis (28%), meningitis Tb (14%), seizures (7%), septic/bacterial meningitis (6%) dan sisanya adalah stroke, spinal Tb,

tuberkuloma dan kondisi lainnya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa jumlah penderita kelainan SSP akibat HIV/AIDS dan jenis-jenis kelainannya berbeda pada setiap negara maupun negara bagian (Smart, 2007). Sedangkan mengenai angka-angka kejadian kelainan SSP akibat HIV/AIDS di Indonesia penulis tidak dapat menemukan data mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia mengenai kejadian kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS.

Oleh karena itu penulis akan mengadakan penelitian mengenai kejadian kelainan SSP akibat HIV/AIDS berdasarkan data-data rekam medik yang diperoleh di Rumah Sakit Immanuel (RSI) Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah: • Berapakah persentase kelainan SSP akibat HIV/AIDS pada pasien-pasien HIV/AIDS positif yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.

• Apa sajakah jenis-jenis kelainan SSP akibat HIV/AIDS pada pasien-pasien HIV/AIDS positif yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengelompokkan angka kejadian dan persentase kejadian kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS yang


(18)

3

dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Manfaat akademik penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai acuan dan pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui insidensi kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008 sehingga pada pasien-pasien HIV/AIDS yang sedang ataupun akan dirawat di Rumah Sakit Immanuel Bandung dapat dilakukan diagnosis dini adanya kelainan SSP serta memberikan terapi dini pada pasien yang didiagnosis menderita kelainan SSP guna membuat prognosis pasien menjadi lebih baik.

1.5Landasan Teori

AIDS adalah stadium akhir infeksi HIV dan ditandai dengan imunodefisiensi berat yang menimbulkan infeksi oportunis, neoplasma sekunder, dan manifestasi-manifestasi kelainan neurologis (Robbins, 2007).

Suatu penelitian melaporkan bahwa pada 10% penderita AIDS menunjukan kelainan pada SSP sebagai gejala awal yang muncul, sekitar 40% dari penderita AIDS akan mengalami kelainan SSP selama sisa hidupnya, dan sekitar 70% atau lebih menunjukan kelainan SSP saat di otopsi. Pada umumnya kelainan-kelainan


(19)

4

tersebut tidak menunjukan gejala-gejala awal yang khas sehingga akan menimbulkan kesulitan diagnosis dan kegagalan dalam terapi akibat sudah lanjutnya proses penyakit (Fahey, 1997).

Proses patologis dari HIV pada SSP dapat berupa proses langsung atau berupa suatu gejala sekunder. Proses langsung yaitu bila HIV langsung menginfeksi

cerebrospinal fluid (CSF) dan otak yang akan menyebabkan kelainan pada otak

secara langsung. Sedangkan gejala sekunder didapatkan akibat predisposisi dari HIV yang mengakibatkan penderitanya mengalami imunodefisiensi berat, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi infeksi oleh bakteri-bakteri oportunis dan timbulnya neoplasma sekunder pada SSP (Scheld, 2004). Dari penelitian yang dilakukan di

University of California San Francisco meyebutkan bahwa pada pasien HIV/AIDS

yang menggunakan highly active antiretroviral therapy (HAART) memiliki kecenderungan angka kelainan SSP yang berupa proses langsung akibat HIV lebih tinggi, hal ini disebabkan pada umumnya obat-obat antiretroviral tidak dapat melewati blood brain barrier (BBB) dalam kuantitas yang adekuat, sedangkan HIV dapat melewati BBB sejak awal proses penyakit. Sedangkan pasien yang tidak menggunakan HAART lebih sering mengalami gejala-gejala infeksi oportunis pada SSP akibat imunodefisiensi (McGuire, 2003).

1.6Metodologi

Metodologi penelitian ini adalah observasional retrospektif deskriptif dengan pengambilan data rekam medik dari Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.


(20)

5

1.7 Lokasi dan Waktu penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung.

1.7.2 Waktu Penelitian


(21)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

• Berdasarkan data-data pasien HIV/AIDS yang diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung didapatkan 78 pasien yang didiagnosis menderita HIV/AIDS positif, dan dari jumlah tersebut terdapat 24 (30,77%) pasien yang menderita kelainan pada sistem saraf pusat (SSP). Prognosis pasien HIV/AIDS dengan kelainan SSP lebih buruk bila dibandingkan dengan pasien HIV/AIDS tanpa kelainan SSP.

Perincian kelainan SSP adalah sebagai berikut: toxoplasmosis otak (24,24%), massa di otak (21,21%), meningitis (18,18%), ensefalitis (15,15%),

encephalopathy (6,06%), penurunan kesadaran (6,06%), HIV cerebral (3,03%),

meningoensefalitis (3,03%), dan konvulsi (3,03%).

5.2 Saran

• Agar diupayakan pencatatan pada data rekam medik pasien di Rumah Sakit Immanuel Bandung lebih diperlengkap dan diperjelas seperti pencatatan mengenai lama mengidap HIV/AIDS, obat-obat yang telah diperoleh, dan lama pengobatan sehingga dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan antara lama mengidap HIV/AIDS, obat yang telah digunakan dan lama pengobatan dengan kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS.

• Mengingat tingginya angka kejadian HIV/AIDS agar diupayakan Rumah Sakit Immanuel Bandung mengadakan kerjasama dengan instalasi di masyarakat untuk mengadakan kegiatan penyuluhan dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS.


(22)

46

DAFTAR PUSTAKA .

Anonim1. 2008. TB and HIV/AIDS. http://www.cdc.gov/his/resources/factsheets/ hivtb.htm., November 5th 2009.

Anonim2. 2009. Number of HIV cases in Indonesia. www.goleti.com /index.php?option=com_docman&...&gid=7&Itemid=102., October 5th 2009. Anonim 3. 2009. Pathophysiology of HIV. http://arapaho.nsuok.edu /~castillo/Notes

ImagesTopic170NotesIm age1 .jpg., October 8th 2009.

Anonim 4. 2009. Immunology and HIV. http: www.nature.com/nri/jurnal/v3 /n4/images., August 5th 2009.

Anonim 5. 2008. Hepatitis and HIV/AIDS. http://www.cdc.gov/his/resources/fact sheets/hivhepatitis .htm., November 5th 2009.

Arif Mansjoer., Kuspuji Triyanti., Rakhmi Savitri., Wahyu Ika Wardani., Wiwiek Setiowulan. 2001. Acquired immunodeficiency syndrome. Kapita selekta

kedokteran jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media aescupalius. H. 573-9.

Brooks G., J Butel., S Morse. 2004. HIV and lentivirus. Jawetz, Melnick, & Adelberg

Medical Microbiology 23rd edition. New York: McGraw-Hill Companies. p.

617-630.

Cervia J. 2009. HIV and our immune system. http: whatnext.tht.org.uk/.../ 2052/HIV_Life_cycle.gif., August 5th 2009.

Das A., S Sayal., CJ Gupta., Chatterjee. 1997. Herpes zoster in patients with HIV

infection.http://www,ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6273;year=1997;volume=

63;issue=2;spage=101;epage=104;aulast=Das., November 5th 2009.

Doan T., R Melvold., S Viselli., C Waltenbsugh. 2008. Lippincotts illustrated

reviews: immunology. Philadelphia: Lippincott Williams&Walkins. p. 3-5,

25-30, 33-38, 41-7, 55-7, 67-9, 232-3.

Fahey JL., DS Flemming. 1997. AIDS/HIV reference guide for medical professionals. 4th ed. Baltimore: Port city press. p. 161-75.


(23)

47

Gunadi Sukma Bhinekas. 2009. Panduan WHO untuk memberikan terapi pada

penderita AIDS. http://www.bentarnews.com/index.php?page=detail&id=481.,

8 November 2009.

Hawkins T. 2002. The central nervous system and HIV. http://www.thebody.com. August 8th 2009.

Hecht F. 2009. Acquired Immunodeficiency Syndrome. http: knol.google.com/k/aids., October 8th 2009.

Kumar V., RS Cotran., SL Robbins. 2003. Robbins basic pathology. 7th ed. Volume New York: W.B. Saunders Company. p. 164-77.

Kumar V., RS Cotran., SL Robbins. 2003. Robbins basic pathology. 7th ed. Volume NewYork: W.B. Saunders Company. p. 920-6.

Lee C., R Mahmud. 2004. Toxoplasmosis in HIV patients: a current situation. http://www.nih.go.jp/JJID/57/160.pdf., November 15th 2009.

McGuire D. 2003. Neurologic manifestations of HIV. http: //hivinsite.ucsf.edu /InSite?page=kb-04-01-02, July 31st 2009.

Nairn R., M Helbert. 2007. Immunology for medical students. Philadelphia: Elsevier. p. 2-13., p. 180-5., p. 260-7.

Scheld M., R Whitley., C Marra. 2004. Human immunodeficiency virus. Infection of

the central nervous system. 3rd edition. Philadelphia: Lippincott

Williams&Walkins. p. 273-80.

Silbernagi S., F Lang. 2007. Gangguan sistem imun. Teks dan atlas berwarna

patofisiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. h. 58-9.

Soreff S. 2009. Dementia due to HIV disease. http://emedicine.medscape.com/article /292225-treatment., August 8th 2009.

Soeparman., Sarwoni Waspadji. 1999. Respon imun infeksi HIV. Ilmu penyakit dalam

jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. H. 274-8.

Soma Sahai-Srivastava., Arousiak Varpetian, S Soreff., 2009. Dementia due to HIV


(24)

48

Subauste C. 2006. Toxoplasmosis and HIV. http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb-05-04-03., October 8th 2009.

Tierney LM., SJ McPhee., MA Papadakins. 2001. A LANGE current medical

diagnosis and treatment 2001. 40th ed. New York: McGraw Hill. p. 1286-8.

Widodo Judarwanto. 2009. Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia menurut depkes RI. http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/01/13/32/., August 5th 2009.

Winangku Isparyanto., Sekar Satiti., Siti Musfiroh. 2005. Manifestasi klinis infeksi

HIV/AIDS pada sistem saraf pusat. Berkala neuro sains 2005, 6(1).

Zubairi Djoerban, Samsuridjal Djauzi. 2006. HIV/AIDS di Indonesia. Aru W S eds dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 1805-7.


(1)

4

tersebut tidak menunjukan gejala-gejala awal yang khas sehingga akan menimbulkan kesulitan diagnosis dan kegagalan dalam terapi akibat sudah lanjutnya proses penyakit (Fahey, 1997).

Proses patologis dari HIV pada SSP dapat berupa proses langsung atau berupa suatu gejala sekunder. Proses langsung yaitu bila HIV langsung menginfeksi cerebrospinal fluid (CSF) dan otak yang akan menyebabkan kelainan pada otak secara langsung. Sedangkan gejala sekunder didapatkan akibat predisposisi dari HIV yang mengakibatkan penderitanya mengalami imunodefisiensi berat, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi infeksi oleh bakteri-bakteri oportunis dan timbulnya neoplasma sekunder pada SSP (Scheld, 2004). Dari penelitian yang dilakukan di University of California San Francisco meyebutkan bahwa pada pasien HIV/AIDS yang menggunakan highly active antiretroviral therapy (HAART) memiliki kecenderungan angka kelainan SSP yang berupa proses langsung akibat HIV lebih tinggi, hal ini disebabkan pada umumnya obat-obat antiretroviral tidak dapat melewati blood brain barrier (BBB) dalam kuantitas yang adekuat, sedangkan HIV dapat melewati BBB sejak awal proses penyakit. Sedangkan pasien yang tidak menggunakan HAART lebih sering mengalami gejala-gejala infeksi oportunis pada SSP akibat imunodefisiensi (McGuire, 2003).

1.6Metodologi

Metodologi penelitian ini adalah observasional retrospektif deskriptif dengan pengambilan data rekam medik dari Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.


(2)

5

1.7 Lokasi dan Waktu penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung.

1.7.2 Waktu Penelitian


(3)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

• Berdasarkan data-data pasien HIV/AIDS yang diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung didapatkan 78 pasien yang didiagnosis menderita HIV/AIDS positif, dan dari jumlah tersebut terdapat 24 (30,77%) pasien yang menderita kelainan pada sistem saraf pusat (SSP). Prognosis pasien HIV/AIDS dengan kelainan SSP lebih buruk bila dibandingkan dengan pasien HIV/AIDS tanpa kelainan SSP.

Perincian kelainan SSP adalah sebagai berikut: toxoplasmosis otak (24,24%), massa di otak (21,21%), meningitis (18,18%), ensefalitis (15,15%), encephalopathy (6,06%), penurunan kesadaran (6,06%), HIV cerebral (3,03%), meningoensefalitis (3,03%), dan konvulsi (3,03%).

5.2 Saran

• Agar diupayakan pencatatan pada data rekam medik pasien di Rumah Sakit Immanuel Bandung lebih diperlengkap dan diperjelas seperti pencatatan mengenai lama mengidap HIV/AIDS, obat-obat yang telah diperoleh, dan lama pengobatan sehingga dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan antara lama mengidap HIV/AIDS, obat yang telah digunakan dan lama pengobatan dengan kelainan SSP pada pasien HIV/AIDS.

• Mengingat tingginya angka kejadian HIV/AIDS agar diupayakan Rumah Sakit Immanuel Bandung mengadakan kerjasama dengan instalasi di masyarakat untuk mengadakan kegiatan penyuluhan dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS.


(4)

46

DAFTAR PUSTAKA .

Anonim1. 2008. TB and HIV/AIDS. http://www.cdc.gov/his/resources/factsheets/ hivtb.htm., November 5th 2009.

Anonim2. 2009. Number of HIV cases in Indonesia. www.goleti.com /index.php?option=com_docman&...&gid=7&Itemid=102., October 5th 2009. Anonim 3. 2009. Pathophysiology of HIV. http://arapaho.nsuok.edu /~castillo/Notes

ImagesTopic170NotesIm age1 .jpg., October 8th 2009.

Anonim 4. 2009. Immunology and HIV. http: www.nature.com/nri/jurnal/v3 /n4/images., August 5th 2009.

Anonim 5. 2008. Hepatitis and HIV/AIDS. http://www.cdc.gov/his/resources/fact sheets/hivhepatitis .htm., November 5th 2009.

Arif Mansjoer., Kuspuji Triyanti., Rakhmi Savitri., Wahyu Ika Wardani., Wiwiek Setiowulan. 2001. Acquired immunodeficiency syndrome. Kapita selekta kedokteran jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media aescupalius. H. 573-9.

Brooks G., J Butel., S Morse. 2004. HIV and lentivirus. Jawetz, Melnick, & Adelberg Medical Microbiology 23rd edition. New York: McGraw-Hill Companies. p. 617-630.

Cervia J. 2009. HIV and our immune system. http: whatnext.tht.org.uk/.../ 2052/HIV_Life_cycle.gif., August 5th 2009.

Das A., S Sayal., CJ Gupta., Chatterjee. 1997. Herpes zoster in patients with HIV infection.http://www,ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6273;year=1997;volume= 63;issue=2;spage=101;epage=104;aulast=Das., November 5th 2009.

Doan T., R Melvold., S Viselli., C Waltenbsugh. 2008. Lippincotts illustrated reviews: immunology. Philadelphia: Lippincott Williams&Walkins. p. 3-5, 25-30, 33-38, 41-7, 55-7, 67-9, 232-3.

Fahey JL., DS Flemming. 1997. AIDS/HIV reference guide for medical professionals. 4th ed. Baltimore: Port city press. p. 161-75.


(5)

47

Gunadi Sukma Bhinekas. 2009. Panduan WHO untuk memberikan terapi pada penderita AIDS. http://www.bentarnews.com/index.php?page=detail&id=481., 8 November 2009.

Hawkins T. 2002. The central nervous system and HIV. http://www.thebody.com. August 8th 2009.

Hecht F. 2009. Acquired Immunodeficiency Syndrome. http: knol.google.com/k/aids., October 8th 2009.

Kumar V., RS Cotran., SL Robbins. 2003. Robbins basic pathology. 7th ed. Volume New York: W.B. Saunders Company. p. 164-77.

Kumar V., RS Cotran., SL Robbins. 2003. Robbins basic pathology. 7th ed. Volume NewYork: W.B. Saunders Company. p. 920-6.

Lee C., R Mahmud. 2004. Toxoplasmosis in HIV patients: a current situation. http://www.nih.go.jp/JJID/57/160.pdf., November 15th 2009.

McGuire D. 2003. Neurologic manifestations of HIV. http: //hivinsite.ucsf.edu /InSite?page=kb-04-01-02, July 31st 2009.

Nairn R., M Helbert. 2007. Immunology for medical students. Philadelphia: Elsevier. p. 2-13., p. 180-5., p. 260-7.

Scheld M., R Whitley., C Marra. 2004. Human immunodeficiency virus. Infection of the central nervous system. 3rd edition. Philadelphia: Lippincott Williams&Walkins. p. 273-80.

Silbernagi S., F Lang. 2007. Gangguan sistem imun. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. h. 58-9.

Soreff S. 2009. Dementia due to HIV disease. http://emedicine.medscape.com/article /292225-treatment., August 8th 2009.

Soeparman., Sarwoni Waspadji. 1999. Respon imun infeksi HIV. Ilmu penyakit dalam jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. H. 274-8.

Soma Sahai-Srivastava., Arousiak Varpetian, S Soreff., 2009. Dementia due to HIV disease. http://www.emedicine.com., June 5th 2009.


(6)

48

Subauste C. 2006. Toxoplasmosis and HIV. http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb-05-04-03., October 8th 2009.

Tierney LM., SJ McPhee., MA Papadakins. 2001. A LANGE current medical diagnosis and treatment 2001. 40th ed. New York: McGraw Hill. p. 1286-8. Widodo Judarwanto. 2009. Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia menurut depkes RI.

http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/01/13/32/., August 5th 2009.

Winangku Isparyanto., Sekar Satiti., Siti Musfiroh. 2005. Manifestasi klinis infeksi HIV/AIDS pada sistem saraf pusat. Berkala neuro sains 2005, 6(1).

Zubairi Djoerban, Samsuridjal Djauzi. 2006. HIV/AIDS di Indonesia. Aru W S eds dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 1805-7.