Penyebab Mortalitas Pada Pasien Stroke Fase Akut Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Desember 2011.

(1)

PENYEBAB MORTALITAS PADA PASIEN STROKE FASE AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

JANUARI 2011 – DESEMBER 2011

Oleh :

RIO NURDIANSYAH BATUBARA 090100173

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

PENYEBAB MORTALITAS PADA PASIEN STROKE FASE AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

JANUARI 2011 – DESEMBER 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

RIO NURDIANSYAH BATUBARA 090100173

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

dr. Iman Helmi Effendi, M.Ked(OG), Sp.OG(K) LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian: Penyebab Mortalitas Pada Pasien Stroke Fase Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Desember 2011.

Nama : Rio Nurdiansyah Batubara NIM : 090100173

Pembimbing Penguji I

dr. Kiki Mohammad Iqbal, SpS

NIP : 19771005 200312 1 002 NIP : 19630405 198912 1 002 Penguji II

dr. Sri Amelia, Mkes

NIP : 19740913 200312 2 001

Medan, 07Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH NIP : 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008, jumlah kematian di dunia sekitar 57 juta jiwa dan 6,15 juta jiwa meninggal akibat stroke yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Berdasarkan penelitian dan teori yang ditemukan, disebutkan bahwa penyebab kematian pada pasien stroke adalah edema serebri, emboli paru, pneumonia aspirasi/infeksi, kelainan jantung, hidrosefalus dan deep vein thrombosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penyebab kematian pada pasien stroke fase akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Desember 2011.

Metode : Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional

menggunakan data rekam medik dalam kurun waktu Januari 2011 – Desember 2011 yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sebanyak 88 sampel didapatkan dengan menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Dari masing-masing sampel diambil data penyebab kematian. Analisa distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui jumlah setiap penyebab kematian.

Hasil : Dari 88 sampel yang diteliti, dijumpai 54,5% perempuan dan 45,5% laki-laki yang mengalami mortalitas. Jenis stroke yang paling banyak mempunyai kasus kematian adalah stroke hemoragik dengan 87,5%. Umur rata-rata adalah 55,03 tahun (SD 15,12) dan lama perawatan sampai sampel meninggal rata-rata 2,18 hari (SD 2,15).

Kesimpulan : Penyebab kematian utama adalah edema serebri. Jumlah kasus berdasarkan penyebab kematian adalah edema serebri 61,4%, pneumonia aspirasi dan/atau infeksi 22,7%, pulmonary embolism 6,8%, kelainan jantung 9% (cardiac arrest 6,8%, shock hipovolemik 1,1% dan chronic heart failure 1,1%).


(5)

ABSTRACT

Background: Based on the World Health Organization (WHO) in 2008, the

number of deaths in the world about 57 million people and 6.15 million people died from a stroke that was the second rank in the world after ischemic heart disease. According on research and theory had found, it is mentioned that the cause of death in patients with stroke is cerebral edema, pulmonary embolism, aspiration pneumonia / infection, heart abnormalities, hydrocephalus, and deep vein thrombosis. This study was conducted to determine the number cause of death in the acute phase of stroke patients at the General Hospital Center Haji Adam Malik Medan January 2011 - December 2011.

Methods: This study was conducted with a cross sectional approach using

medical record data in the period January 2011 - December 2011 at General Hospital Haji Adam Malik Medan. A total of 88 samples obtained using total sampling that met the inclusion criteria. From each sample, the causes of death data was taken. Frequency distribution analysis performed to determine the amount of any cause of death.

Results: From 88 samples studied, found 54.5% of women and 45.5% men

experiencing mortality.

Most types of stroke deaths beacuse of hemorrhagic stroke by 87.5%. The average age was 55.03 years (SD 15.12) and the averageduration of treatment until death was 2.18 days (SD 2.15).

Conclusion: The most cause of death was cerebral edema.

The number of cases based on the cause of death was cerebral edema 61.4%, aspiration pneumonia and / or infection of 22.7%, 6.8% pulmonary embolism, cardiac abnormalities 9% (6.8% cardiac arrest, hypovolemic shock 1.1% and chronic heart failure 1.1%).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sejak penyusunan hingga penelitian ini selesai sesuai dengan jadwal dan hasil yang diharapkan.Laporan hasil penelitian dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Terutama kepada dr. Kiki Mohammad Iqbal, Sp.S selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian ini, kepada dr. Iman Helmi Effendi M.Ked(OG), Sp.OG(K) dan dr. Sri Amelia M.Kes selaku dosen penguji, yang telah banyak memberi masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk penulis. Kepada keluarga peneliti, khususnya untuk kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dengan tulus serta saudara-saudara peneliti yang memberikan sumbangan karya fikir yang luar biasa. Dan juga sahabat peneliti, Wiwin Agustini Lubis yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan semangatnya untuk peneliti. Kepada rekan satu bimbingan Harris Hardian dan Winda Lestari sebagai rekan berdiskusi dalam pengerjaan penelitian ini. Juga kepada sahabat-sahabat penulis lain yang tidak dapat disebutkan satu-satu. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang senantiasa mendukung penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat menyambut kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk hasil yang lebih baik ke depannya.

Medan, 8 Desember 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. LatarBelakang ... 1

1.2. RumusanMasalah ... 3

1.3. TujuanPenelitian ... 3

1.4. ManfaatPenelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Stroke ... 5

2.1.1 Definisi Stroke ... ... 5

2.1.2 Epidemiologi Stroke ... 5

2.1.3 Klasifikasi Stroke ... 6

2.1.4 Gejala Stroke ... 8

2.2. Faktor Risiko Stroke ... 11

2.3. Kematian Akibat Stroke ... 12

2.3.1 Distribusi Kematian Akibat Stroke ... 13

2.3.2 Faktor Risiko Kematian pada Pasien Stroke ... 14


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 21

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 21

3.2. Defenisi Operasional ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 23

4.1. Jenis Penelitian ... 23

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

4.3. Populasi dan Sampel ... 23

4.3.1 Populasi ... 23

4.3.2 Sampel ... 24

4.4. TehnikPengambilan Data ... 24

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 24

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1 Hasil Penelitian ... 25

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.1.2 Karakteristik Individu ... 25

5.1.3 Hasil Analisa Data ... 26

5.2 Pembahasan ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Kesimpulan ... 34

6.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Penyebab Kematian 26 Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Stroke 26 Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Jelamin 27 Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 27 Tabel 5.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Perawatan 28 Tabel 5.6 Jenis Stroke dihubungkan dengan Penyebab Kematian 28 Tabel 5.7 Penyebab Kematian dihubungkan dengan Lama 29

Perawatan sampai Meninggal Dunia


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar3.1. : Kerangka Konsep Penelitian ……….. 21


(11)

DAFTAR SINGKATAN

BBB Blood Brain Barrier

CDC Centers for Disease Control and Prevention

CFR Case Fatality Ratio

DVT Deep Vein Thrombosis

GPDOS Gangguan Peredaran Darah Otak Sepintas IMT Indeks Massa Tubuh

PIS Perdarahan Intraserebral PMR Proporsional Mortality Rate

PSA Perdarahan Subaraknoid

RIND Reversible Ischemic Neurological Deficits

TIA Transcient Ischemic Attack


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup Lampiran 2 Lembar Pengumpulan Data Lampiran 3 Tabel data induk penelitian

Lampiran 4 Tabel distribusi frekuensi dan statistik Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari FK USU

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari LITBANG RSUP. H. Adam Malik Medan Lampiran 7 Surat Persetujuan Komisi Etik


(13)

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008, jumlah kematian di dunia sekitar 57 juta jiwa dan 6,15 juta jiwa meninggal akibat stroke yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Berdasarkan penelitian dan teori yang ditemukan, disebutkan bahwa penyebab kematian pada pasien stroke adalah edema serebri, emboli paru, pneumonia aspirasi/infeksi, kelainan jantung, hidrosefalus dan deep vein thrombosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penyebab kematian pada pasien stroke fase akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Desember 2011.

Metode : Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional

menggunakan data rekam medik dalam kurun waktu Januari 2011 – Desember 2011 yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Sebanyak 88 sampel didapatkan dengan menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Dari masing-masing sampel diambil data penyebab kematian. Analisa distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui jumlah setiap penyebab kematian.

Hasil : Dari 88 sampel yang diteliti, dijumpai 54,5% perempuan dan 45,5% laki-laki yang mengalami mortalitas. Jenis stroke yang paling banyak mempunyai kasus kematian adalah stroke hemoragik dengan 87,5%. Umur rata-rata adalah 55,03 tahun (SD 15,12) dan lama perawatan sampai sampel meninggal rata-rata 2,18 hari (SD 2,15).

Kesimpulan : Penyebab kematian utama adalah edema serebri. Jumlah kasus berdasarkan penyebab kematian adalah edema serebri 61,4%, pneumonia aspirasi dan/atau infeksi 22,7%, pulmonary embolism 6,8%, kelainan jantung 9% (cardiac arrest 6,8%, shock hipovolemik 1,1% dan chronic heart failure 1,1%).


(14)

ABSTRACT

Background: Based on the World Health Organization (WHO) in 2008, the

number of deaths in the world about 57 million people and 6.15 million people died from a stroke that was the second rank in the world after ischemic heart disease. According on research and theory had found, it is mentioned that the cause of death in patients with stroke is cerebral edema, pulmonary embolism, aspiration pneumonia / infection, heart abnormalities, hydrocephalus, and deep vein thrombosis. This study was conducted to determine the number cause of death in the acute phase of stroke patients at the General Hospital Center Haji Adam Malik Medan January 2011 - December 2011.

Methods: This study was conducted with a cross sectional approach using

medical record data in the period January 2011 - December 2011 at General Hospital Haji Adam Malik Medan. A total of 88 samples obtained using total sampling that met the inclusion criteria. From each sample, the causes of death data was taken. Frequency distribution analysis performed to determine the amount of any cause of death.

Results: From 88 samples studied, found 54.5% of women and 45.5% men

experiencing mortality.

Most types of stroke deaths beacuse of hemorrhagic stroke by 87.5%. The average age was 55.03 years (SD 15.12) and the averageduration of treatment until death was 2.18 days (SD 2.15).

Conclusion: The most cause of death was cerebral edema.

The number of cases based on the cause of death was cerebral edema 61.4%, aspiration pneumonia and / or infection of 22.7%, 6.8% pulmonary embolism, cardiac abnormalities 9% (6.8% cardiac arrest, hypovolemic shock 1.1% and chronic heart failure 1.1%).


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan penyakit tidak menular merupakan suatu tantangan pada dasawarsa terakhir ini. Beberapa penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, diabetes melitus, Parkinson pada umumnya merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa, seiring dengan berubahnya pola hidup masyarakat (Sutanto,2009).Stroke merupakan masalah kesehatan yang serius ditandai dengan tingginya mortalitas dan morbiditas, yang memberikan cacat tubuh baik cacat permanen maupun cacat sementara dan kematian mendadak (Bustan, Mn, 2000).

Stroke merupakan penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu (Bustan, Mn, 2000). Berdasarkan penelitian Feigin di Australia (2004), resiko kematian akibat stroke paling tinggi pada bulan pertama seseorang terkena stoke. Resiko ini tergantung pada jenis stroke, 20% resiko meninggal untuk stroke iskemik, 40-70% untuk perdarahan intraserebral dan sekitar 40% untuk perdarahan subaraknoid.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2001, penderita stroke diseluruh dunia berjumlah 20,5 juta jiwa dan 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia dengan Case Fatality Ratio (CFR) 26,8%. Pada tahun 2008, jumlah kematian di dunia sekitar 57 juta jiwa dan 6,15 juta jiwa meninggal akibat stroke dengan

Proporsional Mortality Rate (PMR) 10,8% yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik (WHO, 2008).

Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2003, kematian akibat stroke pada wanita adalah 117 dari 100.000 dan 126 dari 100.000 untuk pria dengan umur diatas 35 tahun. Kematian akibat stroke menjadi peringkat tertinggi kedua di Amerika Serikat. Ras dan etnik dengan tingkat mortalitas tertinggi adalah ras Asia dengan persentase 45%, kemudian disusul ras kulit hitam dan suku Indian-Alaska Amerika dengan persentase 32,4% (CDC, 2003).


(16)

Jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir semakin meningkat, bukan saja pada penduduk berusia tua, tetapi juga dialami oleh penduduk usia muda atau usia produktif. Diperkirakan di Indonsia setiap tahun 500.000 penduduk menderita stroke. Sekitar 125.000 orang meninggal dengan CFR 25% dan sisanya penderita mengalami cacat (Yastroki, 2009).

Berbagai laporan penelitian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kematian dan ketahanan hidup pasien stroke. Pada 30 hari setelah serangan stroke pertama kali, 83% kematian disebabkan langsung oleh efek gangguan fungsi neurologi dan 6,5% karena penyebab lainnya sedangkan 2,6% terjadi karena stroke berulang. Faktor prognosis yang secara signifikan menyebabkan kematian pasien stroke adalah usia, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan tipe stroke. Hipertensi, Diabetes Melitus, kolesterol tinggi, merokok dan tingkat keparahan stroke juga merupakan faktor lain yang ikut berperan mempengaruhi ketahanan hidup pasien stroke (Kiyohara Y, et al.2003).

Sekitar 25% pasien stroke meninggal dalam periode satu bulan dan sekitar 40% dalam 3 tahun. Faktor utama yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup adalah tipe stroke yaitu pasien yang mengalami stroke hemoragik berisiko lebih besar untuk meninggal dalam 30 hari daripada stroke iskemik. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kematian pasien stroke setelah serangan pertama adalah usia (pada seluruh tipe stroke), Atrial Fibrilation (pada hemoragik intraserebral dan stroke iskemik), jenis kelamin, kondisi jantung yang lain, tempat tinggal, Diabetes Melitus dan Inkontinensia Urine (Lee, et al.2003).

Prognosa pasien stroke fase akut tergantung pada berat-ringannya defisit neurologik dimana semakin cepat pasien pulih maka prognosanya akan semakin baik. Tipe dan beratnya stroke juga berpengaruh terhadap tingkat mortalitas pada pasien stroke fase akut dimana pasien yang mengalami perdarahan intraserebral 90-100% (Indonesia) dan 70% (Negara Maju), dengan perdarahan ekstraserebral ± 50%, trombosis serebri 30-40%, emboli serebri 20-30%. Usia penderita juga berpengaruh terhadap prognosa dari pasien stroke fase akut dimana semakin tua pasien tersebut maka akan mempunyai tingkat mortalitas yang tinggi. Faktor resiko dan komplikasi seperti penyakit jantung, hipertensi, edema otak, infark


(17)

berdarah, vasospasme, hematoma intraserebral dan hidrosefalus (FKUNPAD, 1984).

1.2Rumusan Masalah

Apakah penyebab mortalitas pada pasien stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2011 – Desember 2011

1.3Tujuan Penelitian Tujuan Umum :

Untuk mengetahui penyebab mortalitas pada pasien stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan.

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui penyebab utama mortalitas pada pasien stroke. 2. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh hidrosefalus. 3. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh edema serebri. 4. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh kelainan

jantung.

5. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh pneumonia aspirasi dan/atau infeksi

6. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh Pulmonary Embolism.

7. Untuk mengetahui jumlah mortalitas yang disebabkan oleh Deep Vein Thrombosis.


(18)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai :

1. Memberikan informasi tambahan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan mengenai penyebabmortalitas pada pasien stroke fase akut dalam upaya untuk mengurangi kejadian mortalitas pada pasien stroke.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. 3. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pihak lain untuk melakukan


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Stroke

2.1.1 Definisi Stroke

Stroke merupakan gangguan fungsi syaraf yang disebabkan adanya ketidakseimbangan aliran darah dalam otak, dan dapat timbul secara mendadak (dalam waktu beberapa detik) atau secara cepat (dalam waktu beberapa jam), dengan gejala atau tanda-tanda yang sesuai dengan daerah otak yang mengalami gangguan pasokan darah (Mulyadi, et al.2007).

Stroke merupakan hasil penyumbatan yang tiba-tiba terjadi, yang disebabkan oleh penggumpalan, perdarahan, atau penyempitan pada pembuluh darah arteri, sehingga menutup aliran darah ke bagian-bagian otak, dimana darah merupakan pembawa oksigen dan zat-zat makanan ke jaringan otak sehingga sel-sel otak mengalami kematian (Shinberg, EF, 1998).

Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau global yang berkembang cepat (Ginsberg, L, 2008).Stroke adalah keadaan di mana terjadi defisit neurologik fokal secara mendadak akibat gangguan lokal aliran darah ke otak (FK UNPAD, 1984)

2.1.2 Epidemiologi Stroke

Stroke yang merupakan penyakit gangguan pembuluh darah bertanggungjawab terhadap 30% kematian di seluruh dunia. Setiap tahun, diperkirakan 750.000 orang menderita stroke dengan angka kematian lebih dari 150.000 orang per tahun. Sepertiga penderita stroke meninggal saat serangan (fase akut), sepertiga lagi mengalami stroke berulang dan dari 50% yang selamat akan mengalami kecacatan (Rudiyono, 2004).

Angka kejadian stroke menurut data dasar 63,52 per 100.000 penduduk pada kelompok usia di atas 65 tahun. Secara kasar tiap hari ada dua orang Indonesia mengalami serangan stroke. Diperkirakan hampir setengah juta


(20)

penduduk berisiko tinggi terserang stroke, sedangkan jumlah yang meninggal mencapai 125.000 jiwa (Rasyid, 2007).

Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2003, kematian akibat stroke pada wanita adalah 117 dari 100.000 dan 126 dari 100.000 untuk pria dengan umur diatas 35 tahun. Kematian akibat stroke menjadi peringkat tertinggi kedua di Amerika Serikat. Ras dan etnik dengan tingkat mortalitas tertinggi adalah ras Asia dengan persentase 45%, kemudian disusul ras kulit hitam dan suku Indian-Alaska Amerika dengan persentase 32,4% (CDC, 2003).

2.1.3 Klasifikasi Stroke

Ropper, Allan H. dan Samuels, Martin A. 2009 pada buku Principles of Neurology, Makalah Lengkap Simposium Stroke FK UNPAD, 1984, dan Misbach dalam Ritarwan, 2002 membagi stroke menjadi :

1. Berdasarkan perubahan patologis pada otak dan penyebabnya 1.1 Stroke hemoragik

a. Perdarahan Intraserebral (PIS)

Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang terjadi di dalam otak karena adanya pembuluh darah yang pecah sehingga darah keluar dan masuk ke jaringan dalam otak dan menyerap kedalamnya. Perdarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi. Selain itu, beberapa faktor penyebab lainnya adalah hemoragik yang menyertai embolus, gangguan koagulasi (akuisita atau oleh obat), idiopatis.

b. Perdarahan Subaraknoid (PSA)

Perdarahan Subaraknoid (PSA) adalah perdarahan yang terjadi di ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak). Penyebabnya adalah pecahnya suatu aneurisma sehingga darah masuk ke dalam jaringan otak, merusak neuron sehingga bagian yang terkena tidak dapat berfungsi dengan benar. Darah yang masuk ke otak pada perdarahan subaraknoid akan mulai terurai setelah beberapa jam kemudian zat-zat hasil penguraian ini bersifat iritatif serta


(21)

dapat mengakibatkan spasme pembuluh darah sehingga kemungkinan kerusakan otak semakin besar.

1.2 Stroke Iskemik

a. Transcien Ischemic Attack (TIA) b. Trombosis Serebri

Menyebabkan stroke dengan menyumbat arteri serebri dan biasanya didahului oleh TIA (Simon, Roger P. et al. 1999).

c. Emboli Serebri

Ketika arteri serebri tersumbat oleh trombus yang berasal dari jantung, aorta, atau arteri besar di otak, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya stroke (Simon, Roger P. et al. 1999).

2. Berdasarkan stadium klinik/pertimbangan waktu : 2.1 Transcient Ischemic Attack (TIA)

Disebut juga gangguan peredaran darah otak sepintas (GPDOS) adalah timbulnya secara mendadak gejala-gejala defisit neurologik fokal akibat iskemia otak yang menghilang dalam waktu beberapa menit atau beberapa jam akan tetapi tidak lebih dari 24 jam. Biasanya dapat dialami berulang dalam 1 hari.

TIA juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : a. TIA pada sistem karotis

b. TIA pada sistem vertebro basiler 2.2 Stroke in Evolution

Terjadinya defisit neurologik yang bertambah berat secara kuantitatif atau kualitatif secara bertahap selama jangka waktu tertentu.

2.3 Completed Stroke

Disebabkan adanya trombosis atau oklusi karena emboli, dengan adanya defisit neurologik yang relatif stabil atau hanya sedikit sekali perubahan defisit neurologiknya.


(22)

2.4 Reversible Ischemic Neurological Deficits (RIND)

Adanya defisit neurologik yang berlangsung lebih dari 24 jam dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu, kurang dari 3 minggu.

3. Berdasarkan sistem pembuluh darah 3.1 Sistem karotis (bagian anterior)

3.2 Sistem Vertebro-basiler (bagian posterior)

2.1.4 Gejala Stroke

A. Gejala Stroke Hemoragik

Marjono, M. et al.1994 dan Harsono, 2003 mengelompokkan gejala stroke hemoragik berdasarkan :

a. Gejala Perdarahan Intraserebral (PIS)

Gejala perdarahan ini timbul mendadak dan memburuk dengan cepat (dalam beberapa menit atau jam), sering sampai koma. Nyeri kepala berat, nausea, muntah, dan mempunyai ciri khas yaitu adanya darah di rongga subaraknoid pada pemeriksaan lumbal Pungsi.

b. Gejala Perdarahan Subaraknoid (PSA)

Pada penderita perdarahan subaraknoid akan dijumpai gejala seperti nyeri kepala yang hebat, kadang-kadang muntah, leher terasa kaku serta kehilangan kesadaran yang sementara dan setelah sadar kembali terdapat gejala kaku kuduk, keluhan silau terhadap cahaya, mual dan fotofobia. B. Gejala Stroke Iskemik

Sudomo, et al.1980, Sugianto, P. 2001 dan Mulyadi, et al.2007 memberikan penjelasan mengenai gejala stroke iskemik, yaitu:

1. Gejala penyumbatan arteri serebri anterior a. Buang air kecil tidak disadari.

b. Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai yang paling dapat dilihat.

c. Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.


(23)

e. Secara tidak sadar mengikuti kata-kata orang lain. f. Sulit untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati. 2. Gejala penyumbatan arteri serebri media

a. Mulut jatuh ke satu sisi dan lidah mencong bila diluruskan.

b. Kata-kata tidak dapat dipahami (afasia), bicara tidak jelas, tidak lancar dan terbata-bata.

c. Kelemahan atau kelumpuhan lengan, tungkai atau salah satu sisi tubuh. d. Kesadaran menurun

e. Vertigo (pusing) atau perasaan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas.

f. Gangguan rasa didaerah muka atau wajah dan hanya sebelah saja, biasanya disertai gangguan rasa di lengan dan tungkai hanya sebelah saja.

g. Bola mata selalu melirik ke satu sisi saja. h. Tidak dapat membedakan kiri dan kanan. 3. Gejala penyumbatan arteri serebri posterior

a. Hilangnya penglihatan, berupa penglitahan yang terganggu, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, sebagian lapangan pandang tidak terlihat dan penglihatan gelap atau ganda sesaat

b. Kesulitan memahami barang yang dilihat, namun dapat mengerti jika meraba atau mendengar suaranya.

c. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan, tungkai atau salah satu sisi tubuh, terasa kesemutan dan mati rasa pada salah satu sisi tubuh.

d. Hilangnya kemampuan untuk mengenali dan membedakan warna. 4. Gejala penyumbatan sistem vertebrobasilar

a. Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik. b. Jalan menjadi sempoyongan atau terjatuh

c. Gangguan gerak bola mata hingga terjadi diplopia d. Kedua kaki lemah sampai tidak bisa berdiri e. Mual, muntah, sulit menelan, atau nyeri kepala


(24)

5. Gejala akibat gangguan fungsi luhur a. Aphasia

Dibedakan atas 2 kategori yaitu ekspresif (motorik) dan reseptif (sensorik). Ekspresif adalah kehilangan kemampuan untuk berbicara, mengeluarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara kemampuannya untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Sedangkan reseptif (sensorik) adalaah sulit untuk mengerti pembicaraan orang lain, namun masih mampu mengeluarkan kata-kata dengan lancar, walau sebagian diantaranya tidak memiliki arti, hal ini tergantung dari luasnya kerusakan otak.

b. Alexia

Penderita tidak mampu membaca kata, tapi dapat membaca huruf (verbal alexia), atau kebalikannya yaitu ketidakmampuan membaca huruf, tetapi masih dapat membaca kata (lateral alexia), dan gabungan dari keduanya yaitu ketidakmampuan membaca baik huruf maupun kata (Global Alexia). c. Agraphia

Kehilangan kemampuan menulis karena adanya kerusakan otak yang dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu : pure agraphia (tanpa disertai gangguan berbahasa lainnya), aphasic agraphia (agraphia dengan/karena aphasia), agraphia dengan alexia (dijumpai pada orang sakit dengan kerusakan di lobus parietal), apraxic agraphia (tidak mampu menulis dengan baik saat menulis spontan), spatial agraphia (sulit untuk menulis pada garis horizontal atau menulis hanya pada sisi kanan kertas saja). d. Acalculia

Kehilangan kemampuan berhitung atau mengenal angka setelah terjadinya kerusakan otak. Dapat berhubungan dengan alexia, agraphia, atau bentuk-bentuk aphasia lainnya.

e. Right-left Disorientation dan Dianosa Jari (Body Image)

Sejumlah tingkat kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang sesuai dengan perintah, atau menirukan gerakan-gerakan tertentu. Kelainan ini sering bersamaan dengan agnosia jari (dapat


(25)

dilihat dan disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh sementara orang sakit tidak boleh melihat jarinya).

f. Hemi Spatial Neglect (viso spatial agnosia)

Hilangnya kemampuan melaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang. Biasanya akan mengabaikan sebelah sisi ruang kontra lateral dari lesi yang ada pada otaknya, misalnya disuruh menggambar sekuntum bunga dan yang digambarkannya hanya setengah kuntum bunga.

g. Sindrom Lobus Frontal

Berhubungan dengan tingkah laku, kerusakan pada korteks motor dan premotor dari hemisfer dominan menyebabkan gangguan bicara.

h. Gangguan Mengingat (Amnesia) i. Dementia

Hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah kemampuan/operasi mental. Gangguan pada satu fungsi luhur saja belum dapat dikatakan dementia.

3.1 Faktor Risiko Stroke

Faktor risiko terjadinya stroke dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Modifiable Risk Factors dan Non Modifiable Risk Factors (Mohet, A.M. Katzan, I. 2011).

1. Modifiable Risk Factors

a. Behaviour

- Merokok - Diet tidak sehat - Peminum alkohol - Pemakaian obat-obatan b. Physiological

- Hipertensi - Penyakit Jantung - Diabetes Mellitus


(26)

- Infeksi, Arteritis, trauma - Gangguan ginjal

- Obesitas - Polisitemia

- Kelainan pembuluh darah - Hiperlipidemia

- Stenosis karotis - Amyloid Angiopathy

2. Non Modifiable Risk Factors

a. Umur

b. Jenis Kelamin c. Keturunan/Genetik d. Ras (ras negro) e. Malformasi vaskular f. Neoplasma

g. Trauma h. Aneurisma

Adapun faktor resiko utama yang dapat menyebabkan stroke adalah (Ropper, Allan H. dan Samuels, Martin A. 2009) :

1. Hipertensi 2. Merokok

3. Diabetes mellitus

4. Kelainan jantung (atrial fibrilation) 5. Kolesterol

3.2 Kematian Akibat Stroke

Akibat Stroke, sel-sel otak yang mati dan hematom yang terbentuk akan diserap kembali (reabsorpsi) secara bertahap. Sel yang mati dan hematom akan diganti oleh kista yang mengandung cairan serebrospinalis. Proses alami ini selesai dalam waktu 3 bulan. Pada waktu itu, sebagian penderita mengalami komplikasi seperti penurunan kekuatan alat gerak, masalah dengan kemampuan


(27)

berpikir dan mengingat, kesulitan menelan, infeksi dada, kelumpuhan yang akhirnya dapat menyebabkan kematian dan cacat.

Sekitar 2 dari 10 orang yang mengalami stroke akut akan meninggal dalam satu bulan pertama, 3 dari 10 orang meninggal dalam 1 tahun, 5 dari 10 orang meninggal dalam 5 tahun, dan 7 dari 10 orang meninggal dalam 10 tahun. Risiko kematian penderita stroke pada tiga hari pertama sekitar 12% (Feigin, V, 2006).

Orang yang mengalami perdarahan subaraknoid, risiko kematian dalam dua hari pertama sekitar 35%, tetapi setelah itu turun pesat. Risikonya menjadi sekitar 30% pada minggu pertama dan sekitar 10% pada minggu kedua (Mulyani, S. dan Besral 2007).

Salah satu penyebab utama kematian setelah perdarahan subaraknoid pertama adalah perdarahan ulang. Risiko meninggal paling tinggi bagi yang mengalami kehilangan kesadaran pada hari pertama, yang mengalami koma atau mengalami paralisis berat (hilangnya sama sekali gerakan di lengan atau tungkai yang terkena). Risiko ini lebih tinggi pada orang berusia lanjut dibandingkan orang yang berusia muda dan yang mengalami inkontinensia (tidak dapat mengendalikan buang air) akibat stroke (Lumbantobing, S. 2001).

Berdasarkan penelitian Andersen di Denmark tahun 2009, pasien yang mengalami stroke hemoragik mempunyai persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami stroke iskemik.

Komplikasi yang paling sering menyebabkan kematian setelah stroke antara lain pembengkakan otak diikuti oleh dislokasi yang menyebabkan tertekannya pusat-pusat vital di otak yang mengendalikan pernapasan dan denyut jantung, pneumonia aspirasi (infeksi dada) akibat masuknya cairan atau makanan ke dalam paru, septikemia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi saluran kemih), bekuan darah di arteri jantung (infark miokardium) dan trombosis vena dalam (DVT)(Andersen, K.K, et al.2009).

3.2.1 Distribusi Kematian Akibat Stroke

Data World Health Organization (WHO) tahun 2001, penderita stroke diseluruh dunia berjumlah 20,5 juta jiwa dan 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia


(28)

dengan Case Fatality Ratio (CFR) 26,8%. Pada tahun 2008, jumlah kematian di dunia sekitar 57 juta jiwa dan 6,15 juta jiwa meninggal akibat stroke dengan

Proporsional Mortality Rate (PMR) 10,8% yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik.

Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2003, kematian akibat stroke pada wanita adalah 117 dari 100.000 dan 126 dari 100.000 untuk pria dengan umur diatas 35 tahun. Kematian akibat stroke menjadi peringkat tertinggi kedua di Amerika Serikat. Ras dan etnik dengan tingkat mortalitas tertinggi adalah ras Asia dengan persentase 45%, kemudian disusul ras kulit hitam dan suku Indian-Alaska Amerika dengan persentase 32,4% (CDC, 2003).

Berdasarkan penelitian Andersen di Denmark tahun 2009, pasien yang mengalami stroke hemoragik mempunyai persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami stroke iskemik. Namun untuk jangka waktu panjang, risiko kematian akibat stroke hemoragik dapat sejajar dengan stroke iskemik (Andersen, K.K, et al. 2009).

Pada penelitian Wong tahun 2000 di Asia, dari 3670 pasien, CFR untuk stroke iskemik adalah 8,8% dan stroke hemoragik 29,8%. Rata-rata kematian terjadi pada 13 hari setelah terjadinya stroke iskemik dan 7 hari setelah terjadinya stroke hemoragik (Wong, K.S. et al.2000).

Menurut penelitian Herman et al.tahun 2003 di Belanda, CFR stroke mencapai 30% dengan proporsi penderita terbanyak adalah perempuan sebesar 54,75% dan laki-laki 45,24% (Herman, et al.2003).

3.2.2 Faktor Risiko Kematian pada Pasien Stroke a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah.

1. Usia

Stroke dapat menyerang semua usia, namun usia lanjut lebih berisiko mengalami stroke dan cenderung meninggal atau menimbulkan kecacatan menetap. Angka kematian stroke yang lebih tinggi banyak dijumpai pada golongan usia lanjut yaitu di atas 55 tahun (Ginanjar, G, 2009). Menurut


(29)

penelitian Tarent A. tahun 1987-1990 di salah satu rumah sakit di Swedia, kematian akibat stroke paling banyak terdapat pada usia diatas 85 tahun dengan proporsi 25% diikuti usia 75-84 tahun dengan proporsi 22% dan usia 15-64 tahun dengan proporsi 22% (Tarent A, 2000).

2. Ras atau Etnis

Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit putih. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi garam yang tinggi pada ras kulit hitam. Kejadian stroke di daerah timur Amerika lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah barat Amerika. Hal ini disebabkan tingginya kadar garam pada masyarakat di daerah Timur Amerika (Ginanjar, G, 2009). Menurut Penelitian Grude H.F

et al. tahun 2000-2001 di Amerika Serikat dengan desain case control, kemungkinan orang berkulit hitam meninggal dunia akibat stoke 1,5 kali dibandingkan orang berkulit putih (Grude HF, et al, 2001).

3. Jenis Kelamin

Stroke lebih banyak menyerang laki-laki daripada wanita. Namun, kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan dengan laki-laki karena umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum menopause dapat melindungi dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44% (Ginanjar, G, 2009). Menurut laporan

American Heart Association Subcommitte (2007) menyebutkan bahwa pada tahun 2004, sekitar 61% kematian akibat stroke di Amerika menyerang wanita. Penelitian Zia E et al.pada tahun 2009 d Swedia dengan desain case control, pada umur < 75 tahun kemungkinan perempuan meninggal dunia akibat stroke 1,7 kali lebih besar dibandingkan laki-laki (Zia, E,et al.2009).

b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah 1. Penyakit Jantung

Penyakit jantung yang berisiko besar menyebabkan penderita stroke meninggal antara lain aritmia jantung seperti fibrilasi atrium, infark


(30)

miokard, gagal jantung yang terlepas akan mengalir ke otak dan ke bagian tubuh yang lain, dan embolus ini akan menyumbat arteri dan menyebabkan infark otak (Bustan, Mn, 2000) (Feigin, V, 2006). Berdasarkan penelitian Mandip S. et al. pada tahun 2007 di Amerika dengan desain kohort, penderita fibrilasi atrium memiliki risiko 1,7 kali untuk menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan dengan bukan penderita fibrilasi atrium (Mandip S. et al.2007).

2. Hipertensi

Hal ini merupakan faktor risiko stroke karena dapat merusak dinding pembuluh darah dengan memperkeras tekanan arteri dan mendorong terbentuknya bekuan darah dan aneurisma. Orang yang hipertensi memiliki risiko stroke tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak hipertensi (Feigin, V, 2006).

3. Obesitas

Orang yang mengalami obesitas meningkatkan risiko stroke sekitar 15% dengan meningkatkan hipertensi, penyakit jantung, arteriosklerosis dan diabetes mellitus (Feigin, V, 2006). Menurut penelitian Sang Wook et al. di Korea Selatan pada tahun 2002 dengan desain kohort, orang yang obesitas (memiliki indeks massa tubuh ≥27,5 kg/m2) memiliki risiko 1,5 kali untuk menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan orang yang memiliki indeks massa tubuh normal yaitu yang memiliki indeks massa tubuh ≤23,0 (Sang Wook, et al.2002).

4. Transcient Ischemic Attack (TIA)

TIA merupakan serangan iskemik sesaat dan tiba-tiba. TIA menyebabkan kerusakan saraf otak yang disebabkan oleh berkurangnya distribusi oksigen dan dapat menimbulkan komplikasi berat (Feigin, V, 2006). Berdasarkan penelitian Putala, J, et al. pada tahun 2009 di Amerika dengan desain kohort, orang yang pernah mengalami serangan iskemik sesaat memiliki risiko 1,6 kali untuk menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan dengan orang yang tidak pernah (Putala, J, et al.2009).


(31)

5. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus menimbulkan perubahan pada sistem vaskular (pembuluh darah dan jantung). Diabetes mellitus mempercepat terjadinya arteriosklerosis yang lebih berat, lebih tersebar sehingga risiko penderita stroke meninggal lebih besar (Feigin, V, 2006). Pada penelitian Marini C

et al.tahun 2005 di Amerika dengan desain case control, kemungkinan orang yang menderita diabetes melitus meninggal dunia akibat stroke 1,4 kali dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus (Marini, C, et al.2005).

6. Alkohol

Alkohol dapat menaikkan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah, dan menyebabkan spasme arteri. Semakin banyak mengkonsumsi alkohol akan semakin meningkatkan kemungkinan terkena stroke, terutama stroke hemoragik yang paling banyak menyebabkan kematian (Feigin, V, 2006). Menurut penelitian Tang J et al.tahun 2008 di Amerika dengan desain kohort, orang yang banyak mengkonsumsi alkohol memiliki risiko 1,5 untuk menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan dengan bukan peminum alkohol (Tang, J,et al.2008).

7. Hiperkolesterol

Kolesterol yang melekat di dinding arteri ikut berperan membentuk plak arteri, menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan arteri). Kolesterol juga menimbulkan akumulasi (penambahan) lemak dalam darah. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang memperberat kerja jantung dalam memompa darah untuk sirkulasi darah di tubuh, termasuk otak. Hal ini menyebabkan kematian jaringan otak, sehingga risiko terjadinya stroke meningkat dan risiko kematian pun akan meningkat (Feigin, V, 2006).

8. Merokok

Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (otak, jantung, tungkai) sehingga merokok mendorong terjadinya arteriosklerosis yang nantinya akan mengurangi aliran darah ke otak dan


(32)

menyebabkan darah menggumpal (Feigin, V, 2006). Menurut penelitian Sang Wook et altahun 2002 di Korea Selatan dengan desain kohort, perokok aktif (menghisap ≥20 rokok sehari) memiliki risiko 2,3 kali untuk menderita stroke dan meninggal dunia dibandingkan dengan orang yang bukan perokok aktif (Sang Wook, et al. 2002).

9. Stres

Stres atau depresi dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, dan peningkatan pembekuan darah, yang semuanya adalah faktor risiko stroke. Selain itu, jika stres disertai dengan faktor risiko lain seperti arteriosklerosis berat, penyakit jantung akan memicu dan membuat risiko penderita stroke semakin berat dan risiko kematian menjadi meningkat (Feigin, V, 2006).

2.3.3 Penyebab Kematian pada Pasien Stroke Fase Akut 1. Jenis Stroke

a. Stroke Hemoragik

Pada pasien dengan perdarahan intraserebral mempunyai persentase mortalitas antara 90-100% pada fase akut di Indonesia, sedangkan untuk di negara maju mempunyai persentase ± 70%. Untuk perdarahan ekstraserebral (subaraknoid) persentase mortalitas berada pada ± 50%.

b. Stroke Iskemik

Mortalitas pada pasien stroke iskemik dengan trombosis serebri mempunyai persentase 30-40% sedangkan untuk emboli serebri mempunyai persentase 20-30% (FK UNPAD, 1984).

2. Komplikasi a. Edema Serebri

Edema serebri dapat terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh. Hal ini berpengaruh terhadap sawar darah otak/Blood Brain Barrier

(BBB) dengan meningkatkan permeabilitas BBB yang berakibat langsung baik secara parsial ataupun komplit dalam terjadinya


(33)

edema serebral. Hipertermia juga meningkatkan metabolisme sehingga terjadi lactic acidosis yang mempercepat kematian neuron (Neuronal Injury) dan menambah adanya edema serebral. Edema serebri akan mempengaruhi tekanan perfusi otak dan menghambat reperfusi yang adekuat dari otak (Ritarwan, 2002).

b. Pneumonia Aspirasi dan Infeksi

Pada pasien stroke didapati keadaan imunologik yang menurun, hal ini disebabkan karena adanya pembersihan debris dan proses perbaikan yang melibatkan respon imunologik.

Faktor yang berkontribusi pada terjadinya pneumonia pada stroke akut antara lain disfagia, kegagalan refleks gag dan refleks batuk, aspirasi dehidrasi, immobilisasi dan paresis otot-otot pernapasan. (Sariningsih, 2011)

c. Deep Vein Thrombosis

Pada pasien stroke iskemik akut dengan usia lanjut, imobilisasi, paralisis pada ekstremitas bawah, paralisis yang berat, dan adanya atrial fibrilasi seringbersamaan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT (Setyopranoto, I. 2005).

d. Hidrosefalus

Adanya bekuan darah di ruang subarakhnoid menyebabkan tersumbatnya cairan serebrospinal disekitar batang otak, sehingga terjadi hidrosefalus tekanan normal (FK UNPAD, 1984)

e. Kelainan Jantung

Penelitian yang dilakukan oleh Milikan, CH, 1979 mengemukakan bahwa 60% kematian pada minggu pertama pasien stroke mengalami serangan disebabkan oleh kelainan jantung, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor risiko yang memicu terjadinya kelainan jantung tersebut.

Kelaianan jantung itu dapat berupa fibrilasi atrial, gagal jantung, endokarditis, penyakit jantung rematik, prolapsus katup mitral dan trombus mural (Simon, Roger P. et al.1999).


(34)

f. Pulmonary Embolism

Embolus pulmonal merupakan salah satu penyebab kematian pada minggu pertama pasien stroke fase akut mengalami serangan. Dalam penelitian Milikan, CH, 1979 disebutkan bahwa dari 104 pasien stroke fase akut yang meninggal pada hari 0-9 terjadinya serangan, 12 kematian disebabkan oleh terjadinya embolus pulmonal dengan kematian rata-rata pada hari kelima.


(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan diatas maka kerangka konsep penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian ini berupa :

A. Stroke fase akut adalah stroke yang terjadi sejak serangan pertama sampai 7-10 hari berikutnya.

B. Penyebab kematian adalah data pada rekam medik berdasarkan pemeriksaan klinis yang mencakup :

a. Edema serebriadalah pembengkakan otak yang terjadi pada pasien stroke.

b. Pneumonia aspirasi atau infeksi adalah infeksi ataupun pneumonia aspirasi yang terjadi pada pasien stroke.

c. Deep Vein Thrombosis adalah bekuan darah pada vena dalam yang terjadi pada pasien stroke.

1. Penyebab Mortalitas a. Edema serebri

b. Pneumonia Aspirasi atau infeksi

c. Deep Vein Thrombosis

d. Hidrosefalus e. Kelainan jantung f. Pulmonary Embolism

Mortalitas pada Pasien Stroke


(36)

d. Hidrosefalus adalah bertambahnya massa kepala akibat tertahannya cairan serebrospinal di kepala yang terjadi pada pasien stroke.

e. Kelainan jantung adalah kelainan jantung yang terjadi pada pasien stroke.

f. Pulmonary Embolism adalah emboli paru yang terjadi pada pasien stroke.

D. Lama Perawatan adalah waktu (hari) yang dilewati pasien sejak dirawat sampai meninggal dunia

a. Cara Menilai : Melihat rekam medik pasien stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dengan memperhatikan penyebab kematiannya berdasarkan data CT-Scan/data laporan penyebab kematian.

b. Alat Ukur : Lembar pengumpulan data

c. Hasil Ukur : Mengetahui penyebab kematian setiap sampel. d. Skala Pengukuran : Nominal


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian pada pasien stroke fase akut dengan menggunakan pendekatan secara cross-sectional dimana pengambilan data hanya dilakukan satu kali dan dilakukan observasi rekam medik pasien stroke yang mengalami mortalitas di RSUP H. Adam Malik Medan dalam kurun waktu Januari 2011 sampai dengan Desember 2011.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu dengan mengobservasi data rekam medik pasien stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sejak Januari 2011 sampai dengan Desember 2011.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien stroke iskemik dan hemoragikfase akut yang di rawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Penentuan ini berdasarkan bahwa mortalitas pada pasien stroke akan meningkat pada serangan fase akut.

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh pasien stroke iskemik dan hemoragik fase akut yang mengalami kejadian mortalitas di RSUP H. Adam Malik Medan mulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2011.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi tersebut adalah : 1. Kriteria inklusi :

4.1. Pasien yang mengalami mortalitas pada fase akut yaitu 0-8 hari sejak terjadinyaserangan.


(38)

4.2. Pasien stroke dengan kematian yang disebabkan oleh komplikasi yaitu edema serebri, pneumonia aspirasi atau infeksi, Deep Vein Thrombosis,

hidrosefalus, kelainan jantung ataupun Pulmonary Embolism.

2. Kriteria eksklusi :

a. Pasien yang kematiannya disebabkan hal lain diluar dari komplikasi stroke.

4.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Total Sampling

yaitu seluruh pasien stroke fase akut yang mengalami kejadian mortalitas di RSUP H. Adam Malik Medan mulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2011.

4.4. Tehnik Pengambilan Data

Tehnik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa rekam medik pasien stroke yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan sejak Januari 2011 sampai dengan Desember 2011.

Seluruh subjek dalam populasi terjangkau akan digunakan sebagai sampel dengan menggunakan total sampling. Dari masing-masing sampel akan ditabulasi komplikasi yang dapat menyebabkan kematian pada pasien stroke. Komplikasi yang terjadi ini merupakan data yang sangat dibutuhkan untuk penelitian ini.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisa dengan bantuan program SPSS for Windows. Analisa statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan analisis frekuensi.


(39)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2012 sampai 6 Oktober 2012 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Dari 247 rekam medik dengan kejadian mortalitas periode Januari – Desember 2011 dilakukan analisa inklusi dan eksklusi dari kriteria sampel didapati 172 rekam medik yang masuk sebagai sampel dalam penelitian ini. Kemudian dilakukan analisa data yang akan diambil, didapati 88 rekam medik yang memiliki data yang lengkap.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan pada Instalasi Rekam Medik yang berada di Kecamatan Medan Sunggal, Jalan Bunga Lau No. 17 Medan. RSUP HAM merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No. 52/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.

5.1.2 Karakteristik Individu

Setiap individu yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah mereka yang mengalami mortalitas akibat stroke pada fase akut (0-8 hari). Data yang diambil dari setiap individu sampel berupa data penyebab kematian yang tercantum di dalam rekam medik dengan memperhatikan jenis stroke dan lama perawatannya.


(40)

5.1.3 Hasil Analisa Data

Berikut adalah hasil analisa data yang didapat dari penelitian ini dengan menggunakan metode analisa frekuensi deskriptif.

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Penyebab Kematian

Penyebab Kematian Jumlah Persentasi (%)

Edema Serebri 54 61,4

Pneumonia Aspirasi

dan/atau Infeksi 20

22,7

Pulmonary Embolism 6 6,8

Kelainan Jantung (Cardiac Arrest, Shock Hipovolemikdan Chronic Heart Failure)

8 9.0

Hidrosefalus 0 0

Deep Vein Thrombosis 0 0

Jumlah 88 100,0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian pada pasien stroke fase akut terbanyak adalah Edema Serebri dengan jumlah 54 orang (61,4%).

Cardiac arrest, shock hipovolemik dan chronic heart failure sesuai tinjauan pustaka termasuk kedalam kalainan jantung.


(41)

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Stroke

Jenis Stroke Jumlah Orang Persentasi (%)

Stroke Hemoragik 77 87,5

Stroke Iskemik 6 6,8

Stroke Yang Tidak Terdefenisikan 5 5,7

Jumlah 88 100,0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien stroke fase akut yang mengalami mortalitas berdasarkan jenis stroke yang terbanyak yaitu stroke hemoragik dengan jumlah 77 orang (87,5%).

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentasi (%)

Laki-Laki 40 45,5

Perempuan 48 54,5

Jumlah 88 100,0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien stroke fase akutyang mengalami mortalitas berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 48 orang (54,5%).

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Jumlah Persentasi (%)

<10 1 1,1

10-19 20-29

3 0

3,4 0


(42)

40-49 16 18,2

50-59 28 31,8

60-69 22 25,0

70-79 12 12,6

80-89 2 2,3

Jumlah 88 100,0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok umuryang mengalami mortalitas adalah pada 50-59 Tahun dengan jumlah 28 orang (31,8%).

Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Perawatan

Lama Perawatan Jumlah Persentasi (%)

0 13 14,8

1 26 26,1

2 14 15,9

3 17 19,3

4 8 9,1


(43)

6 1 1,1

7 5 5,7

8 4 4,5

Jumlah 88 100,0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mortalitas terbanyak dialami pada hari pertama (1) sejak terjadinya serangan stroke yaitu sebanyak 23 orang (26,1%).

Tabel 5.6 Jenis Stroke dihubungkan dengan Penyebab Kematian Penyebab

Kematian

Jenis Stroke Stroke

Hemoragik

Stroke Iskemik

Stroke Yang Tidak

Terdefenisikan Jumlah

Edema Serebri 53 1 0 54

Pneumonia Aspirasi dan/atau infeksi

15 1 1 20

Pulmonary Embolism

4 1 1 6

Kelainan Jantung (Cardiac Arrest, Shock

Hipovolemikdan

Chronic Heart Failure )

5 1 2 8

Jumlah 77 6 5 88

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian edema serebri dengan tipe stroke hemoragik merupakan angka tertinggi dengan 53 kasus.

Tabel 5.7 Penyebab Kematian dihubungkan dengan lama perawatan sampai meninggal dunia


(44)

Penyebab Kematian

Lama Perawatan

Jumlah 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Edema Serebri 9 17 10 8 5 1 0 3 1 54 Pneumonia

Aspirasi

dan/atau Infeksi

1 2 4 7 1 2 0 1 2 20

Pulmonary Embolism

1 2 0 1 1 0 1 0 0 6

Kelainan Jantung

(Cardiac Arrest, Shock

Hipovolemikdan

Chronic Heart Failure )

2 2 0 1 1 0 0 1 1 8

Jumlah 13 23 14 17 8 3 1 5 4 88

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian edema serebri paling banyak ditemukan pada hari pertama (1) perawatan.


(45)

Tabel 5.8 Jenis Stroke Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun)

Jenis Stroke

Jumlah Stroke

Hemoragik

Stroke Iskemik

Stroke Yang Tidak Terdefenisikan

>10 1 0 0 1

10-19 3 0 0 3

20-29 0 0 0 0

30-39 4 0 0 4

40-49 15 1 0 16

50-59 22 3 3 28

60-69 19 1 2 22

70-79 11 1 0 12

80-89 2 0 0 2

Jumlah 77 6 5 88

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa stroke hemoragik dan iskemik paling banyak dijumpai pada kelompok umur 50-59 tahun.

5.2 Pembahasan

Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau global yang berkembang cepat (Ginsberg, L, 2008). Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data penyebab kematian pada


(46)

pasien stroke yang mengalami mortalitas di Rumah Sakit Umum Haji Pusat Adam Malik Medan.

Berdasarkan tabel 5.1 didapati penyebab kematian utama pada pasien stroke adalah edema serebri dengan jumlah kejadian mortalitas adalah 54 orang (61,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, dimana penyebab kematian terbesar pada pasien stroke adalah edema serebri sebesar 32% (Milikan, 1979). Hal ini dapat terjadi karena pengaruh kenaikan suhu tubuh yang nantinya berpengaruh terhadap Blood Brain Barrier (BBB) dengan meningkatkan permeabilitas BBB yang berakibat langsung baik secara parsial ataupun komplit dalam kejadian edema serebri. Kenaikan suhu juga nantinya dapat menyebabkan peningkatan

lactic acidosis yang dapat mengakibatkan Neuronal Injury sehingga resiko terjadinya edema serebri semakin bertambah besar (Ritarwan, 2002).

Kemudian, pada peringkat kedua disebabkan oleh adanya pneumonia aspirasi dan/atau infeksi sebanyak 20 orang (22,7%) yang dimana hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa penyebab kematian pada pasien stroke kedua ditempati oleh pneumonia sebanyak 29% (Milikan, 1979). Penyebab kematian ini dapat terjadi akibat adanya penurunan kekebalan tubuh pada pasien stroke akibat pembersihan debris atau komponen-komponen yang rusak akibat kejadian stroke yang melibatkan respon imunologis. Aspirasi dapat terjadi karena adanya kegagalan refleks pada pasien tersebut yang menyebabkan masuknya cairan kedalam paru-paru (Sariningsih, 2011).

Penyebab kematian tertinggi ketiga adalah kelainan jantung yang ditemukan sebanyak 8 kasus (9%). Hal ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Milikan pada tahun 1979 dimana sebanyak 17% atau peringkat ketiga disebabkan oleh kelainan jantung yang dapat berupa fibrilasi atrial, gagal jantung, endokarditis, penyakit jantung rematik, prolapsus katup mitral, henti jantung,

shock cardiogenik, dan trombus mural (Simon, Roger P. et al.1999).

Penyebab kematian tertinggi keempat adalah pulmonary embolismdengan jumlah kematian sebanyak 6 kasus (6,8%). Penelitian Milikan pada tahun 1979 juga menunjukkan angka yang sama dengan yang ditemukan pada penlitian ini, yaitu 12 kasus dari 100 kasus kematian pada pasien stroke.


(47)

Pada tabel 5.6 menunjukkan penyebab kematian dihubungkan dengan jenis stroke yang dialami oleh pasien tersebut, dimana pada penelitian ini didapati pasien dengan stroke hemoragik memiliki jumlah kematian tertinggi dibandingkan dengan stroke iskemik dengan penyebab kematian utama adalah edema serebri sebanyak 53 (60,22%) dari 88 sampel. Berdasarkan penilitian Milikan pada tahun 1979 juga ditemui hal yang sama dimana pasien stroke hemoragik dengan penyebab kematian utama adalah edema serebri dengan persentasi 32%.

Dari seluruh hasil analisa penelitian ini, didapati penyebab kematian tertinggi adalah edema serebri 61,4% kemudian disusul oleh pneumonia aspirasi dan/atau infeksi 22,7%, kelainan jantung 9% dan pulmonary embolism 6,1%.

Pada penelitian ini tidak ditemukan penyebab kematian yang diakibatkan oleh hidrosefalus dan DVT. Dimana berdasarkan teori yang disampaikan oleh Setyopranoto pada tahun 2005 pada pasien stroke iskemik akut dengan usia lanjut, imobilisasi, paralisis pada ekstremitas bawah, paralisis yang berat, dan adanya atrial fibrilasi seringbersamaan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT (Setyopranoto, I. 2005). Pada tinjauan pustaka berupa buku simposium stroke yang diterbitkan oleh FK UNPAD pada tahun 1984 disebutkan bahwa penyebab kematian pada pasien stroke fase akut dapat berupa hidrosefalus akibat adanya bekuan darah di ruang subarakhnoid yang menyebabkan tersumbatnya cairan serebrospinal disekitar batang otak, sehingga terjadi hidrosefalus tekanan normal.

Tidak dijumpainya penyebab kematian akibat hidrosefalus pada penelitian ini dapat terjadi dikarenakan pasien tersebut belum sempat dilakukan pemeriksaan

imaging untuk menentukan apakah benar telah terjadi herniasi yang menyebabkan edema serebri atau terjadinya hidrosefalus tekanan normal. Dimana hal ini dapat terjadi dikarenakan pasien telah mengalami kematian sebelum seluruh pemeriksaan dilakukan. Sehingga kemungkinan penyebab kematian hidrosefalus dimasukkan kedalam penyebab kematian edema serebri sangat besar.

Menurut Setyopranoto pada tahun 2005, pada pasien stroke iskemik akut dengan usia lanjut, imobilisasi, paralisis pada ekstremitas bawah, paralisis yang berat, dan adanya atrial fibrilasi seringbersamaan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT. Dimana pada penelitian berdasarkan tabel 5.8, jumlah pasien


(48)

dengan stroke iskemik dan usia lanjut hanya dijumpai 1 kasus yang belum diketahui memiliki paralisis pada ekstremitas bawah.

Dari keseluruhan hasil pengumpulan dan analisa data didapati adanya penyebab kematian lainnya yang dialami oleh pasien dengan diagnosa stroke yang mengalami kematian pada fase akut yang tidak dikemukakan dalam berbagai tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yaitu gagal ginjal sebanyak 10 kasus dan diare akut sebanyak 1 kasus.

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medik, dimana keseluruhan kasus mortalitas pada pasien stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2011 – Desember 2011 berjumlah 247 kasus. Dengan total sampel setelah dilakukan analisa kriteria sampel berjumlah 172 kasus. Namun terdapat kendala berupa tidak ditemukannya data yang diperlukan untuk penelitian ini dari beberapa sampel, sehingga pada akhirnya total sampel menjadi 88 kasus.


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil analisa penelitian ini menunjukkan penyebab kematian utama adalah edema serebri.

2. Penyebab kematian oleh hidrosefalus tidak dijumpai.

3. Jumlah kematian yang disebabkan oleh edema serebri adalah 54 orang (61,4%).

4. Jumlah kematian yang disebabkan oleh kelainan jantung (Cardiac Arrest, Shock Hipovolemikdan Chronic Heart Failure) adalah 8 orang (9%)

5. Jumlah kematian yang disebabkan oleh pneumonia aspirasi dan/atau infeksi adalah 20 orang (22,7%).

6. Jumlah kematian yang disebabkan oleh Pulmonary Embolism adalah 6 orang (6,8%).

7. Penyebab kematian oleh Deep Vein Thrombosis tidak dijumpai.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang sudah dijalani oleh penulis dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan berupa :

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan mengenai penyebab kematian yang dialami oleh pasien stroke pada fase akut sehingga untuk di masa yang akan datang penyebab-penyebab kematian tersebut dapat ditekan angka kejadiannya.

2. Diharapkan pada Instalasi Rekam Medik RSUP Haji Adam Malik Medan untuk memperbaiki administrasi rekam medik yang banyak dijumpai tidak lengkap sehingga menyulitkan peneliti-peneliti yang menggunakan data sekunder berupa rekam medik.


(50)

3. Kepada pihak yang akan melakukan penelitian dengan judul yang sama diharapkan dapat memperdalam cakupan penelitiannya dengan memanfaatkan hasil penelitian terdahulu.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, K.K, et al. 2009.Hemorraghic and Ischemic Strokes Compared Stroke Severity, Mortality, and Risk Factors. American Heart Association

Bustan, Mn, 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT. Rineka Cipta :Jakarta. Hal. : 79-93

CDC, 2003. Atlas of Stroke Mortality: Racial, Ethnic and Geographic Disparities

in the United States. Available from :

Accessed 10 April

2012]

Feigin, V, 2006. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan Stroke. PT. Bhuana Ilmu Populer : Jakarta. Hal. : 9-72; 95-99

Ginanjar, G, 2009. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. PT. Benteng Pustaka : Yogyakarta.

Ginsberg, L, 2008. Neurologi. Erlangga Medical Series : Jakarta. Hal. 89-98 Grude HF. et al. 2001. Differences in Disability Among Black and White Stroke

Survivors - United States, 2000 - 2001.Available from

Accessed

10 April 2012]

Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.Hal. : 81-82; 84-90; 93-106

Herman, et al. 2003. Epidemiology of Stroke in Tilburg, The Netherland.

American Heart Association

Ilmu Penyakit Saraf FK UNPAD, 1984. Simposium Stroke : Pencegahan, Penanggulangan dan Rehabilitasi. FK UNPAD : Bandung

Kiyohara Y, et al. 2003. Ten Year Prognosis of Stroke and Risk Factors for Death

in a Japanese Community. Available

frAccessed 24


(52)

Lee, et al. 2003. Factors Influencing Survival After Stroke in Western Australia. Available fro 2012]

Lumbantobing, S. 2001. Neurogeriatri. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Mandip S. et al. 2007. Risk of Myocardial Infarction or Vascular Death After First Ischemic Stroke. American Hearts Association

Marini, C, et al. 2005. Contribution of Atrial Fibrilation to Incidence and Outcome of Ischemic Stroke: Result from a Population-Based Study.

American Heart Association

Marjono, M. et al. 1994. Neurologi Klinis Dasar. PT. Dian Rakyat : Jakarta. Hal. 269-291

Milikan, CH, 1979. Stroke Intensive Care Units : Objective and Results.

American Heart Association

Mohet, A.M. dan Katzan, I. 2011. Stroke. Available from :

Mulyadi, et al.2007. Waspadai Ancaman Stroke Dan Jantung Koroner. Penerbit Carya Remadja : Bandung.

Mulyani, S. dan Besral 2007. Ketahanan Hidup Setahun Pasien Stroke di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jakarta

Putaala, J, et al. 2009. Causes of Death and Predictors of 5 Year Mortality in Young Adults After First Ever Ischemic Stroke. American Heart Association

Rasyid, 2007. Unit Stroke : Manajemen Stroke Secara Komprehensif. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

Ritarwan, Kiking, 2002. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Pasien Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Master Thesis, Universitas Sumatera Utara


(53)

Ropper, Allan H. dan Samuels, Martin A. 2009. Adams and Victor’s :

PRINCPLES OF NEUROLOGY NINTH EDITION. McGrawHill Medical : New York. pp. : 746-749; 773-794

Sang Wook, et al. 2002. Disparities in Deaths from Stroke Among Persons Aged

<75 Years. AmerikaAvailable from :

20 Mei 2012]

Sariningsih, 2011. Hubungan Jumlah Neutrofil Absolut dengan Mortalitas pad Stroke Iskemik Akut dengan Komplikasi Pneumonia.

Setyopranoto, Ismail, 2005. Stroke Acute Management. FK UGM. Jogjakarta

Masters thesis, Diponegoro University..

Shinberg, EF, 1998. Stroke Petunjuk Penting Bagi Keluarga. Alih Bahasa : Anne Rozana, PT.Pustaka Delapratasa : Jakarta.

Simon, Roger P. et al. 1999. Clinical Neurology Fourth Edition. Appleton & Lange : Stamford.pp. : 274; 278-304

Sudomo, et al. 1980. Naskah Lengkap Simposium Stroke. FK Universitas Dipenogoro, Semarang.

Sugianto, P. 2001. Gangguan Fungsi Luhur Pada Penderita Stroke. Berkala Ilmiah Kesehatan Fatmawati, Vol.3 No.8

Sutanto, 2009. Awas 7 Penyakit Degeneratif. Paradigma Indonesia : Yogyakarta. Tang, J, et al. 2008. Performance of Comorbidity Measures to Predict Stroke and

Death in a Community Dwelling, Hypertensive, Medicaid Population.

American Heart Association

Tarent A, 2000. Public Health and Aging: Hospitalizations for Stroke Among Adults Aged ≥ 65 Yea rs. United States.Available from :

Accessed

20 Mei 2012]

Wong, K.S. et al. 2000. Risk Factors for Early Death in Acute Ischemic Stroke and Intracerebral Hemorrhage. American Hearts Association


(54)

WHO, 2008. The Atlas of Heart Disease and Stroke. Available

fr

ed 10 April 2012]

Yastroki, 2009. Yastroki Tangani Masalah Stroke Di Indonesia.

10 April 2012]

Zia, E, et al. 2009. Three Year Survival and Stroke Reccurance Rates in Patients With Primary Intracerebral Hemorrhage. American Heart Association


(55)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Rio Nurdiansyah Batubara

Tempat/ Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 26 Januari 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sisingamangaraja No. 253A Medan

Telepon : 061-7853820

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 142431 / 15 Padangsidimpuan 2. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 1 Padangsidimpuan

3. Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 1 Padangsidimpuan III. Riwayat Pelatihan

-

IV. Riwayat Organisasi

1. Tahun 2007-2008 : Anggota OSIS SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. 2. Tahun 2008-2009 : Ketua Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA


(56)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENGUMPULAN DATA

Data Pasien :

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : 4. Jenis Stroke : 5. Lama Perawatan :

6. Penyebab Kematian : a. Hidrosefalus b. Edema Serebri c. Kelainan Jantung

d. Pneumonia Aspirasi dan/atau Infeksi e. Pulmonary Embolism

f. DVT 7. Nomor Rekam Medik :


(57)

Na ma Tangga l Lahir Jenis Kelami n Jenis Stroke Lama Peraw atan Penyeba b Kematia n Um ur Kelom pok Umur Nomor Rekam Medik SR 27/09/1

965 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 46 40-49

00.48.8 1.38 MS 10/09/1

933 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 78 70-79

00.48.6 1.22 E 26/09/1

954 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 57 50-59

00.48.8 1.21 M 11/11/1

967 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 43 40-49

00.48.5 0.71 Y 12/10/1

950 Perem puan Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 60 60-69

00.46.6 7.92 S 11/06/1

940 Perem puan Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 70 70-79

00.46.5 4.18 N 01/07/1

943 Perem puan Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 67 60-69

00.46.8 4.10 A 02/12/1

970 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 40 40-49

00.46.3 4.61 NS P 08/09/1 969 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 42 40-49

00.49.3 8.51 SA R 17/08/1 911 Perem puan Stroke Hemoragi k 0 Shock Hipovol emik

0,2 <10 00.49.1 1.50 TB B 05/10/1 960 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 51 50-59

00.48.9 2.77 A 31/12/1

940 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 70 70-79

00.48.1 5.54 SJS 30/09/1

937 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 73 70-79

00.48.1 0.69 PH T 31/12/1 938 Perem puan Stroke Hemoragi k 2 Pneumo nia Aspirasi

72 70-79 00.48.1 1.63


(58)

dan/atau Infeksi

LP 04/02/1 968 Perem puan Stroke Hemoragi k 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

43 40-49 00.47.2 1.60

RT 05/12/1 958 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 52 50-59

00.47.7 8.14 SB K 25/02/1 926 Perem puan Stroke Hemoragi k 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

85 80-89 00.46.9 4.71

Z 21/01/1 943 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 68 60-69

00.46.0 1.94 J 12/02/1

954 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 57 50-59

00.46.1 8.96 SM 10/05/1

958 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 53 50-59

00.47.4 3.21 IK N 02/07/1 960 Perem puan Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 51 50-59

00.47.7 5.07 T 10/10/1

958 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

3 Cardiac

Arrest 52 50-59

00.47.7 6.19 I 19/09/1

956 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 54 50-59

00.47.1 2.39 GG 01/05/1

931 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

7 Edema

Serebri 80 80-89

00.47.0 4.73 PB 27/12/1

941 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 70 70-79

00.49.8 7.96 BS 19/11/1

947 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 64 60-69

00.49.4 6.41 RB G 06/06/1 943 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 68 60-69

00.47.4 3.90


(59)

S 17/12/1 955 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 65 60-69

00.49.8 3.58 DB T 31/12/1 955 Perem puan Stroke Hemoragi k 7 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

55 50-59 00.49.4 0.07

Y 14/12/1 959 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 51 50-59

00.48.7 7.06

H 01/01/1 961 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 3 Pulmona ry Embolis m

50 50-59 00.46.6 9.38

AB 03/06/1 970 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 8 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

40 40-49 00.46.8 0.36

S 31/12/1 962 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 48 40-49

00.46.9 0.26

R 16/04/1 942 Laki-Laki Stroke Yang Tidak Terdefeni sikan 1 Chronic Heart Failure

69 60-69 00.45.3 1.64

AM 31/12/1 973 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

4 Edema

Serebri 38 30-39

00.48.0 0.35 SB G 31/12/1 950 Perem puan Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 60 60-69

00.47.5 1.01

T 31/12/1 939 Perem puan Stroke Hemoragi k 5 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

71 70-79 00.47.5 2.11

RS 03/11/1 951 Perem puan Stroke Hemoragi k 5 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

59 50-59 00.47.5 2.19


(60)

RL 05/06/1 946 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 0 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

64 60-69 00.47.3 8.89 PB P 06/06/1 935 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Cardiac

Arrest 76 70-79

00.47.4 4.64

JG 06/07/1 956 Laki-Laki Stroke Yang Tidak Terdefeni sikan 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

55 50-59 00.44.9 4.52 SP L 06/06/1 969 Laki-Laki Stroke

Iskemik 1

Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

42 40-49 00.48.9 3.99 TM P 23/10/1 954 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 4 Pulmona ry Embolis m

56 50-59 00.38.6 1.59

HR 10/12/1 961 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 2 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

48 40-49 00.17.7 0.81 LB H 30/12/1 940 Perem puan Stroke

Iskemik 1

Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

70 70-79 00.25.3 0.85

AS 01/03/1 948 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 63 60-69

00.47.6 2.32 P 31/12/1

945 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 65 60-69

00.47.2 0.73

J 01/11/1 980 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 1 Pulmona ry Embolis m

30 30-39 00.47.1 1.81

S 12/12/1 958 Laki-Laki Stroke Yang Tidak Terdefeni 2 Pneumo nia Aspirasi dan/atau

53 50-59 00.47.0 3.12


(61)

sikan Infeksi

A 31/12/1 932 Perem puan Stroke Hemoragi k

4 Edema

Serebri 78 70-79

00.47.0 2.12 AS 31/12/1

960 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

4 Cardiac

Arrest 50 50-59

00.46.9 6.97 Y 19/08/1

942 Perem puan Stroke Hemoragi k

7 Cardiac

Arrest 69 60-69

00.48.4 0.28 N 05/03/1

996 Perem puan Stroke Hemoragi k

5 Edema

Serebri 15 10-19

00.48.4 0.01 S 31/12/1

951 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 59 50-59

00.48.0 6.24 JST 18/07/1

949 Perem puan Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 61 60-69

00.47.4 5.43 JM 01/01/1

957 Perem puan Stroke Hemoragi k

4 Edema

Serebri 54 50-59

00.47.2 8.49 M 01/01/1

957

Perem puan

Stroke

Iskemik 0

Cardiac

Arrest 54 50-59

00.47.1 5.62 B 17/05/1

956 Perem puan Stroke Hemoragi k

4 Edema

Serebri 55 50-59

00.49.6 3.78 R 03/11/1

970 Perem puan Stroke Hemoragi k

8 Edema

Serebri 41 40-49

00.49.6 0.92

SC 28/07/1 951 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

60 60-69 00.49.1 5.14

S 11/05/1 965 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 2 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

46 40-49 00.49.7 8.71

SN 07/02/1 950 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau

61 60-69 00.49.0 4.59


(62)

Infeksi EL G 05/05/1 942 Perem puan Stroke Hemoragi k 6 Pulmona ry Embolis m

69 60-69 00.47.1 1.60 MR S 01/01/1 955 Laki-Laki Stroke

Iskemik 3

Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

56 50-59 00.47.2 1.87

S 24/12/1 948 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 63 60-69

00.48.1 2.18 M 16/09/1

956 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 55 50-59

00.48.7 9.58 S 12/12/1

968 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 43 40-49

00.48.6 8.49 N 08/11/1

994 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 16 10-19

00.45.8 7.49 MS 20/02/1

960 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 51 50-59

00.48.9 8.29 BM 31/12/1

951

Laki-Laki

Stroke

Iskemik 1

Edema

Serebri 59 50-59

00.48.0 8.87 SB S 21/08/1 946 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 65 60-69

00.48.4 1.42 AA M 08/08/1 966 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 45 40-49

00.49.6 4.35 LS 31/12/1

933 Perem puan Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 77 70-79

00.49.6 4.43 S 25/11/1

960 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 51 50-59

00.49.7 1.67 S 01/07/1

963 Perem puan Stroke Hemoragi k

2 Edema

Serebri 48 40-49

00.48.0 8.69 BB S 31/12/1 942 Perem puan Stroke

Iskemik 0

Pulmona

ry 68 60-69

00.40.5 6.28


(63)

Embolis m AR S 15/08/1 958 Laki-Laki Stroke Yang Tidak Terdefeni sikan

8 Cardiac

Arrest 53 50-59

00.49.0 5.76

M 25/06/1 947 Laki-Laki Stroke Yang Tidak Terdefeni sikan 1 Pulmona ry Embolis m

64 60-69 00.48.9 6.60 MR .X 01/01/1 951 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

1 Edema

Serebri 60 60-69

00.49.6 2.17

L 19/08/1 980 Perem puan Stroke Hemoragi k 8 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

31 30-39 00.48.4 0.25

R 10/06/1 961 Perem puan Stroke Hemoragi k 4 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

50 50-59 00.48.5 0.15

H 31/12/1 998 Laki-Laki Stroke Hemoragi k 3 Pneumo nia Aspirasi dan/atau Infeksi

12 10-19 00.48.5 0.27

YY 04/05/1 971 Perem puan Stroke Hemoragi k

7 Edema

Serebri 40 40-49

00.48.6 9.26 I 19/09/1

937 Perem puan Stroke Hemoragi k

4 Edema

Serebri 74 70-79

00.48.7 1.29 ST 01/07/1

959 Perem puan Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 52 50-59

00.48.8 1.37 P 08/08/1

951 Perem puan Stroke Hemoragi k

0 Edema

Serebri 60 60-69

00.48.9 6.51 AM 31/12/1

973 Laki-Laki Stroke Hemoragi k

3 Edema

Serebri 38 30-39

00.48.0 0.35 TS 25/06/1 Perem Stroke 7 Edema 46 40-49 00.47.1


(64)

965 puan Hemoragi k


(65)

LAMPIRAN 4

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DAN STATISTIK

Penyebab Kematian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Edema Serebri 54 61,4 61,4 61,4

Cardiac Arrest 6 6,8 6,8 68,2

Pneumonia Aspirasi

dan/atau Infeksi 20 22,7 22,7 90,9

Pulmonary Embolism 6 6,8 6,8 97,7

Shock Hipovolemik 1 1,1 1,1 98,9

Chronic Heart Failure 1 1,1 1,1 100,0

Total 88 100,0 100,0

Jenis Stroke

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Stroke Hemoragik 77 87,5 87,5 87,5

Stroke Iskemik 6 6,8 6,8 94,3

Stroke Yang Tidak

Terdefenisikan 5 5,7 5,7 100,0

Total 88 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-Laki 40 45,5 45,5 45,5

Perempuan 48 54,5 54,5 100,0


(66)

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<10 1 1,1 1,1 1,1

10-19 3 3,4 3,4 4,5

30-39 4 4,5 4,5 9,1

40-49 16 18,2 18,2 27,3

50-59 28 31,8 31,8 59,1

60-69 22 25,0 25,0 84,1

70-79 12 13,6 13,6 97,7

80-89 2 2,3 2,3 100,0

Total 88 100,0 100,0

Lama Perawatan (Hari)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 13 14,8 14,8 14,8

1 23 26,1 26,1 40,9

2 14 15,9 15,9 56,8

3 17 19,3 19,3 76,1

4 8 9,1 9,1 85,2

5 3 3,4 3,4 88,6

6 1 1,1 1,1 89,8

7 5 5,7 5,7 95,5

8 4 4,5 4,5 100,0


(67)

(68)

(69)

(1)

965

puan

Hemoragi

k


(2)

LAMPIRAN 4

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DAN STATISTIK

Penyebab Kematian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Edema Serebri 54 61,4 61,4 61,4

Cardiac Arrest 6 6,8 6,8 68,2

Pneumonia Aspirasi

dan/atau Infeksi 20 22,7 22,7 90,9

Pulmonary Embolism 6 6,8 6,8 97,7

Shock Hipovolemik 1 1,1 1,1 98,9

Chronic Heart Failure 1 1,1 1,1 100,0

Total 88 100,0 100,0

Jenis Stroke

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Stroke Hemoragik 77 87,5 87,5 87,5

Stroke Iskemik 6 6,8 6,8 94,3

Stroke Yang Tidak

Terdefenisikan 5 5,7 5,7 100,0

Total 88 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-Laki 40 45,5 45,5 45,5

Perempuan 48 54,5 54,5 100,0


(3)

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<10 1 1,1 1,1 1,1

10-19 3 3,4 3,4 4,5

30-39 4 4,5 4,5 9,1

40-49 16 18,2 18,2 27,3

50-59 28 31,8 31,8 59,1

60-69 22 25,0 25,0 84,1

70-79 12 13,6 13,6 97,7

80-89 2 2,3 2,3 100,0

Total 88 100,0 100,0

Lama Perawatan (Hari)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0 13 14,8 14,8 14,8

1 23 26,1 26,1 40,9

2 14 15,9 15,9 56,8

3 17 19,3 19,3 76,1

4 8 9,1 9,1 85,2

5 3 3,4 3,4 88,6

6 1 1,1 1,1 89,8

7 5 5,7 5,7 95,5

8 4 4,5 4,5 100,0


(4)

(5)

(6)