Peranan Pemeriksaan Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit.

(1)

Universitas Kristen Maranatha viii

ABSTRAK

Aktivitas penjualan merupakan aktivitas yang penting bagi perusahaan, karena dengan adanya aktivitas ini perusahaan akan memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Penjualan kredit merupakan salah satu aktivitas dalam perusahaan yang rawan dengan kecurangan, maka diperlukan suatu instrumen untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit untuk mengurangi risiko penggelapan aktiva perusahaan oleh orang-orang yang terkait dalam siklus penjualan kredit tersebut. Pemeriksaan internal merupakan kegiatan penilaian independen, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa yang diberikan kepada organisasi. Kegiatan pemeriksaan internal adalah memeriksa dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang diterapkan dalam perusahaan. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemeriksaan internal yang diterapkan dalam perusahaan, untuk mengetahui apakah pengendalian internal penjualan yang diterapkan perusahaan sudah efektif, dan untuk mengetahui apakah pemeriksaan internal berperan dalam menunjang efektivitas dan kecukupan pengendalian internal penjualan kredit perusahaan. Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company yang berlokasi di Jalan Raya Cimareme No 131 Padalarang, Bandung 40552. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus dan analisis statistik. Variabel yang diuji adalah pemeriksaan internal (variabel independen) dengan efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit (variabel dependen). Penulis mencoba menyusun, mengolah, menganalisis serta menginterpretasikan fakta yang didapat untuk menjawab dan mengetahui bagaimana pemeriksaan internal dapat menunjang efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit.

Hasil dari pengujian statistik dengan uji korelasi pearson yang dilakukan atas 30 responden diperoleh nilai sebesar 0,924 dan nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0,000, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak karena nilai

signifikansinya < α (α = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa korelasi antara pemeriksaan internal dengan efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit adalah sangat erat. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan internal secara signifikan berperan dalam meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit.

Kata-kata Kunci: Pemeriksaan internal, penjualan kredit sistem pengendalian penjualan kredit


(2)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.4 Kegunaan Penelitian...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.1 Pemeriksaan Internal...11


(3)

Universitas Kristen Maranatha x

2.1.1.2 Pengertian Pemeriksaan Internal (Internal Auditing)…...12

2.1.1.3 Jenis Audit……...13

2.1.1.4 Jenis Auditor...15

2.1.2 Sistem Pengendalian Internal...17

2.1.2.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal...17

2.1.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal...17

2.1.2.3 Jenis Pengendalian Internal...19

2.1.2.4 Metode Pengendalian...21

2.1.2.5 Komponen Pengendalian Internal...26

2.1.2.6 Keterbatasan Pengendalian Internal...31

2.1.3 Tahap-tahap Proses Audit...32

2.1.4 Auditor Internal………...………...41

2.1.4.1 Peran Auditor Internal...41

2.1.4.2 Perbedaan Internal Auditing dan External Auditing…..……42

2.1.5 Definisi Penjualan...42

2.1.5.2 Definisi Piutang………...43

2.1.5.3 Klasifikasi Piutang………..……..……..44

2.2 Kerangka Pemikiran………..…...…....….44

2.3 Pengembangan Hipotesis………...………...47

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...48


(4)

Universitas Kristen Maranatha xi

3.1.1 Visi...48

3.1.2 Misi...48

3.1.3 Sejarah Singkat Perusahaan...49

3.1.4 Bidang Usaha...50

3.1.5 Lokasi Kantor Pusat dan Pabrik Perseroan...51

3.1.6 Pasokan Bahan Baku...51

3.1.7 Distribusi dan Penjualan...52

3.1.8 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab...52

3.2 Metode Penelitian...59

3.2.1 Populasi dan Sampel...60

3.2.1.1 Populasi...60

3.2.1.2 Sampel...60

3.2.2 Jenis Data...61

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data...62

3.2.4 Tipe Skala dan Metode Penskalaan...63

3.2.4.1 Tipe Skala...63

3.2.4.2 Metode Penskalaan...63

3.2.5 Operasionalisasi Variabel...64

3.2.6 Teknik Pengolahan Data...66

3.2.6.1 Uji Validitas...66

3.2.6.2 Uji Reliabilitas...67


(5)

Universitas Kristen Maranatha xii

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...70

4.1.1 Hasil Uji Validitas...70

4.1.1.1 Variabel Independen (Pemeriksaan Internal)...70

4.1.1.2 Variabel Dependen (Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit)...71

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas...73

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis...74

4.2 Pembahasan...77

4.2.1 Pembahasan Pemeriksaan Internal...77

4.2.2 Pembahasan Sistem Pengendalian Internal...83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...91

5.2 Saran...93

5.2.1 Keterbatasan...94 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Internal...18 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...46


(7)

Universitas Kristen Maranatha xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Paradigma Lama dengan Paradigma Baru...41

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel...66

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X...70

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y...72

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas...73

Tabel 4.4 Hasil Korelasi Antar Variabel...74

Tabel 4.5 Keeratan Korelasi...74

Tabel 4.6 Hasil Uji – t...75

Tabel 4.7 Besarnya Pengaruh Variavel X terhadap Variabel Y...76

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis...76

Tabel 4.9 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Perencanaan Pemeriksaan...78

Tabel 4.10 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Pelaksanaan Pemeriksaan...80

Tabel 4.11 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Laporan Hasil Pemeriksaan...81

Tabel 4.12 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan...82

Tabel 4.13 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Monitoring Tindak Lanjut Pemeriksaan...83


(8)

Universitas Kristen Maranatha xv

Tabel 4.14 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Lingkungan Kendali...85 Tabel 4.15 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Penilaian

Risiko...86 Tabel 4.16 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Aktivitas Pengendalian...87 Tabel 4.17 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Informasi dan Komunikasi...89 Tabel 4.18 Jumlah dan Persentase Jawaban Sub Indikator Penilaian Risiko...90


(9)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan dalam lingkungan organisasi mendorong organisasi untuk beradaptasi dengan dinamika lingkungan. Organisasi harus menyesuaikan diri untuk menghadapi dorongan-dorongan dari lingkungan, seperti pemasok, konsumen, teknologi, pesaing, peraturan pemerintah, tingkat bunga agar organisasi tersebut dapat memenangkan persaingan dan dapat memenuhi kebutuhan para stakeholders. (Sihaloho, 2005:26)

Terdapat beberapa kelemahan yang memungkinkan informasi yang dihasilkan sistem informasi dapat tidak menunjukkan kenyataan organisasi yang sebenarnya. Kelemahan tersebut mungkin dapat terjadi karena kesalahan mendisain sistem, kelemahan dalam tahap pemasukan transaksi pemrosesan, atau pengamanan perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan. Untuk itu, organisasi perlu merancang sistem pengendalian internal untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut (Sihaloho, 2005:27). Pengendalian intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar (Suharli, 2004:55)

Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara


(10)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2

kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. (Mulyadi 2001:202). Transaksi penjualan kredit akan menimbulkan piutang dagang. Salah satu risiko yang dapat timbul dari transaksi penjualan kredit adalah piutang dagang yang tidak tertagih (Erlina, 2002:1). Dalam mengevaluasi dan mengkaji sistem penjualan, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pengendalian intern yang memadai. Salah satu sasaran pengendalian intern atas penjualan adalah penagihan piutang dagang yang cermat kepada para pelanggan (Erlina, 2002:2).

Pemahaman terhadap pengendalian intern merupakan unsur yang penting, sebab dengan pemahaman tersebut aplikasi kunci-kunci pengendalian (key internal control) dapat diuraikan dalam melaksanakan transaksi penjualan. Pada perusahaan manufaktur yang memproduksi sebagai sumber pendapatan bagi perusahaan, agar kegiatan penjualan dapat berjalan secara efektif dan tujuan perusahaan dapat tercapai, maka perlu adanya pengendalian internal (Hasibuan, 2004:73).

Pengendalian intern diterapkan agar kegiatan operasi berjalan dengan efektif dan efisien, serta menjamin adanya keandalan mengenai catatan laporan keuangan. Dengan adanya pengendalian intern akan tercipta suatu sarana untuk menyusun, mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan, yang secara tidak langsung dapat dijalankan dengan baik (Hasibuan, 2004:73).

Pemeriksaan internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior atau dewan direksi (Tugiman 1997:11). Menurut Standar Profesi Audit Internal 2120, fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara


(11)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3

pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.

Mengingat pemeriksaan internal berperan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, khususnya sistem pengendalian internal penjualan kredit, berikut ini terdapat sebuah kasus yang berhubungan dengan peran pemeriksaan internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, seperti ditulis Erlina dalam penelitiannya yang berjudul Manfaat Pemeriksaan Operasional atas Penjualan Kredit dalam Menurunkan Risiko Tidak Tertagihnya Piutang Dagang, 2002 :

PD ”SS” adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang pembuatan dan penjualan baso sapi. PD “SS” berdiri pada tahun 1985, dengan izin DEPKES RI SP.No.0107/1001/90. Pendiri PD “SS” adalah Bapak Hartono, untuk pertama kalinya, PD “SS” didirikan di Jalan Pagarsih no. 165, Bandung. Pada awalnya PD “SS” memiliki kapasitas produksi sebanyak 12 kg daging sapi dan memproduksi 13 jenis baso sapi, yaitu: Tanggung (TG), Biasa (B), Spesial (SPL), Restoran (R), Gepeng, Super Pak, Sop, Bakwan, Super Besar, Isi Daging Cincang, Tenis, TB, Isi Polos (UB). Pada waktu itu, PD “SS” hanya memiliki 2 orang karyawan.

Pada tahun 1987, PD “SS” memindahkan lokasi perusahaannya ke Jalan Madesa no. 71-73, Bandung. Bersamaan dengan perpindahan lokasi ini terjadi pula peningkatan jumlah karyawan sebanyak 10 orang, sehingga jumlah karyawan seluruhnya menjadi 12 orang. Kapasitas produksi pun mengalami peningkatan menjadi 150 kg daging sapi.


(12)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 4

Selama periode kepemimpinan Bapak Hartono, tidak ada pembagian tugas yang jelas dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada waktu itu adalah pembelian, produksi, dan penjualan. Tidak ada uraian tugas yang jelas untuk setiap karyawan yang dipekerjakannya. Semua karyawan hanya menerima perintah langsung dari pimpinan perusahaan, tidak ada pendelegasian wewenang. Waktu itu, kegiatan pencatatan yang dilakukan tidak sistematis, sehingga selama bertahun-tahun pimpinan PD “SS” tidak memiliki informasi yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Dalam tahun-tahun perdana operasinya, sistem pengendalian tersebut pernah membawa PD “SS” pada perkembangan. Seiring dengan perubahan lingkungan yang menjadi dinamis dan kompetitif, sistem tersebut lambat laun menyeret PD “SS” kepada penurunan kinerja yang berkelanjutan.

Mulai dari tahun 1993 sampai tahun 1997 , jumlah dan volume penjualan terus mengalami penurunan sehingga PD “SS” terus menurunkan produksinya hingga 60 kg daging sapi. Jumlah karyawan pun menurun sampai 8 orang. Selain menurunnya jumlah dan volume penjualan, PD “SS” berada dalam keadaan yang sangat kritis karena tidak dapat membayar hutang-hutangnya karena jumlah aliran kas masuk perusahaan terus mengalami penurunan.

Pada tahun 1997, PD “SS” mengalami pergantian pimpinan, periode

kepemimpinan baru tersebut dipegang oleh Bapak Ediy Hariyanto, S.E. Setelah melunasi hutang-hutang perusahaan, beliau mulai memperbaiki semua kegiatan dan sistem yang dimiliki perusahaannya. Mulai dilakukan kegiatan pencatatan sistematis


(13)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 5

untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja perusahaan yang sebenarnya. Setelah itu, Bapak Ediy mulai mendeskripsikan tugas-tugas karyawannya dengan lebih terstruktur dan lebih jelas.

Bapak Ediy menyadari bahwa untuk menciptakan suatu kegiatan penjualan yang dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan secara berkesinambungan, diperlukan pengendalian yang cukup dalam kegiatan tersebut. Selama periode kepemimpinan sebelumnya, kebijkan dan prosedur yang dibuat oleh Bapak Hartono tidak mencakup pokok-pokok pengendalian yang memadai. Karena pengendalian yang lemah tersebut, PD “SS” mengalami masalah yang cukup serius untuk segera diselesaikan. Masalah tersebut adalah jumlah piutang dagang tidak tertagih yang tinggi. Tidak tertagihnya piutang dagang memang merupakan salah satu risiko dari transaksi penjualan kredit. Jumlah piutang dagang tidak tertagih yang terlalu tinggi dapat menyebabkan menurunnya jumlah kas yang diterima perusahaan, salah satu akibatnya adalah perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutangnya.

Pada tahun 1998, Bapak Ediy melakukan evaluasi dan pengkajian terhadap kegiatan penjualan kredit perusahaannya. Dalam hal ini, dapat dikatakan Bapak Ediy telah melakukan pemeriksaan operasional atas penjualan kredit perusahaannya dan beliau yang bertindak sebagai pemeriksanya.

Berdasarkan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksa berpendapat bahwa sistem penjualan kredit perusahaannya memiliki pengendalian intern yang tidak memadai. Pemeriksa berpendapat demikian, karena dalam proses pemeriksaan pendahuluan, pemeriksa menemukan hal-hal sebagai berikut:


(14)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 6

1. Tidak ada pendelegasian wewenang

Satu-satunya orang yang memiliki wewenang dalam memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan penjualan kredit adalah pimpinan perusahaan. Akibatnya, pimpinan perusahaan sulit untuk mendeteksi kecurangan dan kelalaian yang dilakukan oleh karyawan-karyawannya.

2. Pembagian tugas tidak jelas dan tidak terstruktur

Semua tugas yang dilaksanakan karyawan berdasarkan perintah langsung yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Tidak ada pembagian tugas yang jelas dan terstruktur. Semua karyawan dapat melaksanakan tugas apapun, sesuai dengan perintah dari pimpinannya.

3. Tujuan dan target yang ditetapkan tidak spesifik

Satu-satunya tujuan yang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Pimpinan perusahaan tidak pernah menetapkan tujuan penjualannya secara spesifik, sehingga tidak ada tujuan khusus yang dapat menunjang pencapaian tujuan utama.

4. Tidak ada koordinasi dan pengecekkan antara:

Piutang dagang yang dihasilkan dari penjualan kredit dengan barang-barang yang ada di gudang.

Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dengan jumlah piutang dagang setelah dikurangi retur penjualan.

Akibat yang ditimbulkan karena situasi ini adalah pimpinan perusahaan tidak dapat memastikan keakuratan jumlah kas yang diterima dari para pelanggannya,


(15)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 7

karena tidak ada koordinasi dan pengecekkan antara kas yang diterima dengan jumlah piutang dagang setelah dikurangi retur.

5. Tidak ada informasi mengenai jumlah penjualan, jumlah piutang dagang, jumlah retur penjualan

Hal ini dapat terjadi karena kegiatan pencatatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut tidak sistematis dan tidak ada orang khusus yang melakukan pencatatan. Masalah yang ditimbulkan karena situasi ini adalah pimpinan perusahaan tidak memiliki instrumen apapun untuk menilai kegiatan penjualan kreditnya karena tidak ada informasi yang akurat, sistematis, dan terstruktur mengenai jumlah penjualan, jumlah piutang dagang dan jumlah retur penjualan.

6. Semua transaksi penjualan kredit dilakukan atas dasar kepercayaan kepada para pelanggannya

Karena pimpinan perusahaan mendasarkan transaksi penjualan kredit yang dilakukannya hanya berdasarkan kepercayaan kepada para pelanggannya, maka pimpinan perusahaan tidak melakukan prosedur apapun yang dapat menyeleksi pelanggan-pelanggannya dan tidak menggunakan dokumen apapun yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan penagihan kepada para pelanggannya. Akibatnya yang ditimbulkan adalah piutang dagang tidak tertagih, karena semua transaksi penjualan kredit dilakukan hanya atas dasar kepercayaan.

Setelah dilakukan perbandingan antara kondisi dan kriteria, pemeriksa mengindikasikan penyebab-penyebab dari jumlah piutang dagang tidak tertagih yang tinggi adalah sebagai berikut:


(16)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 8

1. Tidak adanya prosedur persetujuan penjualan kredit

Dengan tidak adanya prosedur persetujuan penjualan kredit, maka pimpinan perusahaan tidak dapat menyeleksi pelanggan.

2. Tidak ada pencatatan yang sistematis

Karena tidak adanya pencatatan yang sistematis, perusahaan tidak dapat mengetahui jumlah piutang dagang yang beredar dan jumlah pembayaran dari pelanggan.

3. Tidak digunakan dokumen-dokumen yang memiliki hubungan yang erat dan sistematis

Dokumen-dokumen yang harus memiliki hubungan yang erat dan sistematis adalah dokumen pengiriman barang dan dokumen penagihan piutang dagang kepada pelanggan. Dokumen yang digunakan pada waktu pengiriman barang merupakan acuan untuk membuat dokumen penagihan kepada pelanggan, oleh karena itu keduanya harus memiliki hubungan yang erat dan sistematis.

4. Term of payment (jangka waktu pembayaran) tidak ditetapkan dengan jelas Karena perusahaan tidak menetapkan term of payment (jangka waktu pembayaran) yang pasti, maka pelanggan dapat mengulur-ulur waktu pembayaran. Sehubungan dengan tidak adanya pencatatan yang sistematis, semakin lam pelanggan mengulur waktu pembayaran, semakin besar kemungkinan perusahaan lupa untuk menagih piutang dagangnya.


(17)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 9

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui seberapa jauh pemeriksaan internal berperan dalam terwujudnya suatu sistem pengendalian internal penjualan yang efektif, dan melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Pemeriksaan Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit (Studi Kasus PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk )”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya, maka peneliti bermaksud untuk melakukan pengujian dan mendapatkan bukti empiris mengenai:

1. Bagaimana efektivitas pemeriksaan internal atas kegiatan penjualan kredit PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

2. Apakah pengendalian internal penjualan yang diterapkan oleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sudah efektif

3. Apakah pemeriksaan internal berperan dalam menunjang efektivitas dan kecukupan pengendalian internal penjualan kredit PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk


(18)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapat data dan informasi yang relevan dengan masalah yang diidentifikasi, kemudian dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

Penelitian ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui pentingnya peran pemeriksaan internal terhadap efektivitas dan kecukupan pengendalian internal penjualan dan juga mengetahui sejauh mana pemeriksaan internal yang telah dilaksanakan perusahaan dapat menunjang efektivitas dan kecukupan pengendalian internal, khususnya bagian penjualan kredit pada perusahaan yang memiliki beberapa risiko dan rawan terhadap kecurangan, serta dapat memberikan masukan kepada perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada akademisi lainnya dan memberikan inspirasi untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengendalian internal, khususnya pengendalian internal penjualan kredit.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen untuk memperbaiki pelaksanaan pemeriksaan internal dan pengendalian internal


(19)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 11

perusahaan, agar tercapainya perbaikan yang berkelanjutan atas pengendalian internal penjualan, khususnya penjualan kredit yang pada akhirnya tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.


(20)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat pada Bab IV, penulis menarik kesimpulan bahwa:

1. Pemeriksaan internal atas penjualan kredit yang diadakan oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sudah berjalan secara efektif. Hal tersebut terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang menyatakan bahwa:

 Pelaksanaan program pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal telah berjalan efektif, dan penyelesaian pekerjaan audit juga selalu tepat waktu.

 Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh auditor internal atas perkembangan dan kemajuan dalam pelaksanaan audit telah dilakukan dengan cermat

 Auditor internal juga secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa temuan yang telah dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat oleh manajemen.

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan internal yang dilakukan oleh auditor internal telah dilakukan dengan profesional dan cermat.


(21)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 92

2. Sistem pengendalian internal atas penjualan kredit yang diselenggarakan oleh perusahaan sudah berjalan dengan baik, yang terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan, yang menyatakan bahwa:

 Manajemen perusahaan, terutama pimpinan perusahaan telah menyadari arti penting pengendalian internal bagi kelangsungan hidup perusahaan.  Terdapat pemisahan tugas antara bagian yang melayani transaksi

penjualan, bagian kredit, bagian gudang dan bagian akuntansi. Hal ini berarti manajemen perusahaan telah mengurangi risiko perusahaan akan terjadinya penggelapan aktiva perusahaan.

hanya saja masih terdapat kelemahan pada surat order penjualan, dimana pada surat order penjualan tersebut tidak terdapat tanda tangan dari bagian kredit atau kepala departemen keuangan, sebagai tanda bahwa transaksi penjualan kredit tersebut diketahui oleh bagian-bagian yang terkait dengan siklus penjualan kredit.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, pemeriksaan internal memiliki tingkat keeratan korelasi sebesar 0,924 terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, yang berarti bahwa pemeriksaan internal memiliki tingkat keeratan yang sangat tinggi bagi efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit. Pada kolom adjusted R square dapat diketahui bahwa pemeriksaan internal atau variabel X memiliki pengaruh sebesar 84,9% terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit atau variabel Y, dan sisanya sebesar 15,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil


(22)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 93

signifikansi korelasi Pearson sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan internal berkorelasi positif terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, dengan demikian, hipotesis peneliti dapat diterima (H0

ditolak dan Ha diterima). Hal ini terjadi karena hasil signifikansi korelasi

Pearson sebesar 0,000 < 0,05.

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari manajemen perusahaan, diantaranya adalah:

a. Perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang terdapat pada sistem pengendalian internal penjualan kredit, khususnya pada surat order penjualan kredit, dimana pada surat order penjualan kredit tersebut belum dicantumkan tanda tangan pihak-pihak yang berwenang sebagai tanda bahwa pihak yang berwenang tersebut mengetahui transaksi penjualan kredit yang dilakukan.

b. Dalam melaksanakan pemeriksaan internal, hendaknya divisi-divisi yang terkait juga memberikan dukungan, yang dapat berupa pemberian informasi yang akurat.

c. Perusahaan hendaknya terus meningkatkan aktivitas pemeriksaan internal yang sudah berjalan agar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi perusahaan.


(23)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 94

5.2.1 Keterbatasan

 Sampel yang digunakan sangat terbatas, yaitu 30 orang responden, hal ini disebabkan karena samapel yang terlalu banyak dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas perusahaan.

 Kurangnya kontrol responden untuk mengetahui kebenaran hasil penelitian, sehingga tidak diketahui apakah kuesioner benar-benar diisi oleh pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti, dan tidak dapat diketahui apakah maksud semua pertanyaan dalam kuesioner dipahami oleh responden.


(24)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. Arens., Randal J. Elder., dan Mark S. Beasley. 2001. Auditing and Assurance Services-An Integrated Approach. Edisi 6. Terjemahan Ford Lumban Gaol. PT. Indeks.

BPKP. (2007). Audit Berpeduli Risiko. Diklat Perjenjangan Auditor Pengendali Teknis. Edisi 4. Hal 10-11. Diakses dari

pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/257/Dalnis_ABR.pdf audit berpeduli risiko pada tanggal 19 September 2009.

Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO). 2001. Test of Internal Control.

Erlina, Cyntia. 2002. Manfaat Pemeriksaan Operasional atas Penjualan Kredit dalam Menurunkan Risiko Tidak Tertagihnya Piutang Dagang. Fakultas Ekonomi. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.

Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Andi Offset, Yogyakarta.

Hasibuan, David H. M. (2004). Evaluasi atas Sistem Review Pengendalian Intern dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Kredit. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 4 (2), hal 73 diakses dari stiekesatuan.ac.id/amk/downloader.php?did=20 jurnal ilmiah ranggagading pada tangal 19 September 2009.

Indriantoro, Nur., Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto.(2004). Edisi 2004 / 2005 Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE, Yogyakarta.

Kohler, Eric. L. 5th edition. (1979). A Dictionary for Accountant. New Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004). Standar Profesi Audit Internal. Yayasan Pendidikan Internal Auditing. Jakarta

Mulyadi, (2001). Sistem Akuntansi, Edisi 3. Salemba Empat

Reider, Rob. (1999). Second Edition. Operational Review. Maximum Results at Efficient Cost. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.


(25)

Universitas Kristen Maranatha Rattlif, Richard, Wanda A. Wallance, Glen E.Sumners, William G.Mcfarland, James

K.Leobeccke, 1998. “ Internal Auditing Principles and Technique”, Second edition. The Institute of Internal Auditing : Florida.

Sihaloho, Ferry L. (2005). Continous Auditing: Paradigma Baru dalam Pengauditan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4 (2), hal 26-28.

Sugiyono. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6. Alfabeta. Bandung

Suharli, Michell. 2004. Audit Finansial, Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Intern. Hal 36-38. Diakses dari jurnal.bl.ac.id/wp-content/.../BEJ-v3-n1-artikel3-agustus2006.pdf pada tanggal 19 September 2009.

Standar Profesional Akuntan Publik. (2001). Ikatan Akuntan Indonesia.

Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta : Kanisius. Wisna, Nelsi. (2008). Pengaruh Penjualan Kredit, Pengaruh Penjualan Kredit, Biaya

Pengumpulan Piutang dan Diskon Penjualan terhadap Volume Penjualan Sepatu Cibaduyut Bandung. Universitas Nurtanio, Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (1), hal 89-90.

Widjayanto, Nugroho. (1985). Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Yulianti, Fitri. 2006. Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan dan Penagihan Piutang. Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama, Bandung.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat pada Bab IV, penulis menarik kesimpulan bahwa:

1. Pemeriksaan internal atas penjualan kredit yang diadakan oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sudah berjalan secara efektif. Hal tersebut terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang menyatakan bahwa:

 Pelaksanaan program pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal telah berjalan efektif, dan penyelesaian pekerjaan audit juga selalu tepat waktu.

 Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh auditor internal atas perkembangan dan kemajuan dalam pelaksanaan audit telah dilakukan dengan cermat

 Auditor internal juga secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa temuan yang telah dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat oleh manajemen.

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan internal yang dilakukan oleh auditor internal telah dilakukan dengan profesional dan cermat.


(2)

Bab V Simpulan dan Saran 92

2. Sistem pengendalian internal atas penjualan kredit yang diselenggarakan oleh perusahaan sudah berjalan dengan baik, yang terlihat dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan, yang menyatakan bahwa:

 Manajemen perusahaan, terutama pimpinan perusahaan telah menyadari arti penting pengendalian internal bagi kelangsungan hidup perusahaan.

 Terdapat pemisahan tugas antara bagian yang melayani transaksi penjualan, bagian kredit, bagian gudang dan bagian akuntansi. Hal ini berarti manajemen perusahaan telah mengurangi risiko perusahaan akan terjadinya penggelapan aktiva perusahaan.

hanya saja masih terdapat kelemahan pada surat order penjualan, dimana pada surat order penjualan tersebut tidak terdapat tanda tangan dari bagian kredit atau kepala departemen keuangan, sebagai tanda bahwa transaksi penjualan kredit tersebut diketahui oleh bagian-bagian yang terkait dengan siklus penjualan kredit.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, pemeriksaan internal memiliki tingkat keeratan korelasi sebesar 0,924 terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, yang berarti bahwa pemeriksaan internal memiliki tingkat keeratan yang sangat tinggi bagi efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit. Pada kolom adjusted R square dapat diketahui bahwa pemeriksaan internal atau variabel X memiliki pengaruh sebesar 84,9% terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit atau variabel Y, dan


(3)

signifikansi korelasi Pearson sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan internal berkorelasi positif terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, dengan demikian, hipotesis peneliti dapat diterima (H0

ditolak dan Ha diterima). Hal ini terjadi karena hasil signifikansi korelasi Pearson sebesar 0,000 < 0,05.

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari manajemen perusahaan, diantaranya adalah:

a. Perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang terdapat pada sistem pengendalian internal penjualan kredit, khususnya pada surat order penjualan kredit, dimana pada surat order penjualan kredit tersebut belum dicantumkan tanda tangan pihak-pihak yang berwenang sebagai tanda bahwa pihak yang berwenang tersebut mengetahui transaksi penjualan kredit yang dilakukan.

b. Dalam melaksanakan pemeriksaan internal, hendaknya divisi-divisi yang terkait juga memberikan dukungan, yang dapat berupa pemberian informasi yang akurat.

c. Perusahaan hendaknya terus meningkatkan aktivitas pemeriksaan internal yang sudah berjalan agar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi perusahaan.


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 94

5.2.1 Keterbatasan

 Sampel yang digunakan sangat terbatas, yaitu 30 orang responden, hal ini disebabkan karena samapel yang terlalu banyak dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas perusahaan.

 Kurangnya kontrol responden untuk mengetahui kebenaran hasil penelitian, sehingga tidak diketahui apakah kuesioner benar-benar diisi oleh pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti, dan tidak dapat diketahui apakah maksud semua pertanyaan dalam kuesioner dipahami oleh responden.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. Arens., Randal J. Elder., dan Mark S. Beasley. 2001. Auditing and

Assurance Services-An Integrated Approach. Edisi 6. Terjemahan Ford Lumban

Gaol. PT. Indeks.

BPKP. (2007). Audit Berpeduli Risiko. Diklat Perjenjangan Auditor Pengendali

Teknis. Edisi 4. Hal 10-11. Diakses dari

pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/257/Dalnis_ABR.pdf audit berpeduli risiko pada tanggal 19 September 2009.

Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO). 2001.

Test of Internal Control.

Erlina, Cyntia. 2002. Manfaat Pemeriksaan Operasional atas Penjualan Kredit

dalam Menurunkan Risiko Tidak Tertagihnya Piutang Dagang. Fakultas Ekonomi.

Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.

Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Andi Offset, Yogyakarta.

Hasibuan, David H. M. (2004). Evaluasi atas Sistem Review Pengendalian Intern dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Kredit. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 4 (2), hal 73 diakses dari stiekesatuan.ac.id/amk/downloader.php?did=20 jurnal

ilmiah ranggagading pada tangal 19 September 2009.

Indriantoro, Nur., Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto.(2004). Edisi 2004 / 2005 Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. BPFE, Yogyakarta.

Kohler, Eric. L. 5th edition. (1979). A Dictionary for Accountant. New Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004). Standar Profesi Audit

Internal. Yayasan Pendidikan Internal Auditing. Jakarta

Mulyadi, (2001). Sistem Akuntansi, Edisi 3. Salemba Empat

Reider, Rob. (1999). Second Edition. Operational Review. Maximum Results at


(6)

Rattlif, Richard, Wanda A. Wallance, Glen E.Sumners, William G.Mcfarland, James K.Leobeccke, 1998. “ Internal Auditing Principles and Technique”, Second

edition. The Institute of Internal Auditing : Florida.

Sihaloho, Ferry L. (2005). Continous Auditing: Paradigma Baru dalam Pengauditan.

Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4 (2), hal 26-28.

Sugiyono. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6. Alfabeta. Bandung

Suharli, Michell. 2004. Audit Finansial, Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Intern. Hal 36-38. Diakses dari

jurnal.bl.ac.id/wp-content/.../BEJ-v3-n1-artikel3-agustus2006.pdf pada tanggal 19 September 2009.

Standar Profesional Akuntan Publik. (2001). Ikatan Akuntan Indonesia.

Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta : Kanisius. Wisna, Nelsi. (2008). Pengaruh Penjualan Kredit, Pengaruh Penjualan Kredit, Biaya

Pengumpulan Piutang dan Diskon Penjualan terhadap Volume Penjualan Sepatu Cibaduyut Bandung. Universitas Nurtanio, Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (1), hal 89-90.

Widjayanto, Nugroho. (1985). Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Yulianti, Fitri. 2006. Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Penjualan dan Penagihan Piutang. Fakultas Ekonomi.