“Peranan Capital Budgeting dalam Pengambilan Keputusan Usaha Budi Daya Belut”.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

A feasibility assessment of new business, especially the cultivation of eels is very useful to determine investment decisions and determine what opportunities will be available both for present and future. Data obtained on the basis of literature research and field research, so that the resulting data not only on theory but also obtained from observations in the field to get valid data.

The purpose of this research is to determine the feasibility of cultivation of eels, which can be a consideration for farmers or investors in making investment decisions with the big picture of capital and income returns.There are several types of pool, but that will be analyzed in the study are bamboo and swimming pool wall. Both pools will be evaluated based on the value of investment, economic age, cash inflows and cash flow out.

Assessment of business feasibility of this eel cultivation Capital Budgeting method that calculated from several methods such as: Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI). The results obtained in the pool bamboo is Payback Period = 3.93 years, the Net Present Value = USD 533,759,069.20, Internal Rate Return = 26.82%, and Profitability Index = 1.4986. While the results obtained in the pool wall is Payback Period = 3.98 years, the Net Present Value = USD 548,812,870.85, Internal Rate Return = 25.71%, and Profitability Index = 1.3577.

Based on calculations from Capital Budgeting, it can be concluded that both the pool meets the eligibility requirements have been determined. Selection decision is a swimming pool with a consideration of bamboo PP, NPV, IRR, and PI. So that the results in the assessment of Capital Budgeting can be used as a benchmark in the investment decision making.

Keyword : Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penilaian suatu kelayakan dari usaha baru, khususnya budi daya belut sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi serta menentukan peluang yang akan diperoleh baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Data yang diperoleh berdasarkan dari riset kepustakaan dan riset lapangan, sehingga data yang dihasilkan tidak hanya berdasarkan teori saja melainkan juga diperoleh dari observasi ke lapangan untuk mendapatkan data yang valid.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suatu kelayakan usaha budidaya belut, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi peternak ataupun investor dalam pengambilan keputusan investasi dengan gambaran besarnya pengembalian modal dan pendapatan. Terdapat beberapa jenis kolam, tetapi yang akan dianalisis dalam penelitian adalah kolam bambu dan kolam tembok. Kedua kolam tersebut akan dievaluasi berdasarkan dengan nilai investasi, umur ekonomis, arus kas masuk dan arus kas keluar.

Penilaian kelayakan usaha budi daya belut ini menggunakan metode Capital Budgeting yang dihitung dari beberapa metode seperti: Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI). Hasil yang didapatkan pada kolam bambu

adalah Payback Period = 3,93 tahun, Net Present Value =Rp 533.759.069,20, Internal Rate

Return = 26,82%, dan Profitability Index = 1,4986. Sedangkan hasil yang didapatkan pada kolam

tembok adalah Payback Period= 3,98 tahun, Net Present Value = Rp 548.812.870,85, Internal Rate Return = 25,71%, dan Profitability Index =1,3577. Berdasarkan hasil perhitungan Capital

Budgeting, dapat disimpulkan bahwa kedua kolam tersebut memenuhi syarat kelayakan yang

telah ditentukan. Keputusan pemilihan kolam adalah kolam bambu dengan pertimbangan jumlah PP, NPV, IRR, dan PI. Sehingga hasil dalam penilaian Capital Budgeting dapat dijadikan patokan dalam pengambilan keputusan investasi.

Kata kunci : Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return,


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………… ………....iii

KATA PENGANTAR……….. iv

ABSTRACT………. vii

ABSTRAK………. viii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR TABEL ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang Usaha………... 1

1.2Identifikasi Masalah………. 6

1.3Tujuan Penelitian………... 6

1.4Kegunaan Penelitian………...6

1.5Pembatasan Masalah………...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………... 8

2.1Investasi………... 8

2.1.1 Pengertian Investasi……….. 8

2.1.2 Jenis Investasi………... 12

2.1.3 Motif Investasi………... 13

2.1.4 Tahap-tahap Dalam Pembuatan Keputusan Investasi...14

2.1.5 Penilaian Investasi………...16

2.2 Capital Budgeting………... 22


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.2.2Langkah-langkah yang Dapat Diambil Dalam Capital Budgeting...24

2.2.3Proses Dalam Melakukan Capital Budgeting………...25

2.3 Cash Flow………...26

2.4 Cost of Capital (Biaya Modal)...30

2.5 Kerangka Pemikiran...35

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN……… 39

3.1 Obyek Penelitian………...…. 39

3.1.1 Lokasi...40

3.1.2 Struktur Organisasi...56

3.2 Metodologi Penelitian………...56

3.2.1 Sumber Data...56

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data...56

3.2.3 Jenis Penelitian...57

3.2.4 Rentang Waktu Penelitian...58

3.2.5 Metode Analisis Data...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...….60

4.1 Kolam Tembok………..……...61

4.1.1 Proyeksi Dana Investasi………...61

4.1.2 Proyeksi Biaya………...64

4.1.2.1 Biaya Variabel………...64

4.1.2.2 Biaya Tetap...65

4.1.2.3 Biaya Penyusutan...66

4.1.3 Proyeksi Penjualan...67

4.1.4 Penilaian Rencana Investasi………...74

4.1.4.1 Payback Period...74


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.4.3 Internal Rate of Return... 76

4.1.4.4 Profitability Index... 78

4.2 Kolam Bambu………...……...79

4.2.1 Proyeksi Dana Investasi………... .79

4.2.2 Proyeksi Biaya………... 81

4.2.2.1 Biaya Variabel………...82

4.2.2.2 Biaya Tetap...83

4.2.2.3 Biaya Penyusutan...84

4.2.3 Proyeksi Penjualan... 85

4.2.4 Penilaian Rencana Investasi………... 90

4.2.4.1 Payback Period...90

4.2.4.2 Net Present Value...91

4.2.4.3 Internal Rate of Return...92

4.2.4.4 Profitability Index...95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...96

5.1 Simpulan………..96

5.2 Saran………97

DAFTAR PUSTAKA………...99


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...39 Gambar 3.1 Struktur Organisasi………...56


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Investasi I (1 kolam)...………...62

Tabel 4.2 Investasi II………... 63

Tabel 4.3 Biaya Variabel……...65

Tabel 4.4 Biaya Tetap...………...66

Tabel 4.5 Penyusutan………...67

Tabel 4.6 Arus Kas Tahun 1…………...68

Tabel 4.7 Arus Kas Tahun 2…………...69

Tabel 4.8 Arus Kas Tahun 3...69

Tabel 4.9 Arus Kas Tahun 4...70

Tabel 4.10 Arus Kas Tahun 5...70

Tabel 4.11 Arus Kas Tahun 6...71

Tabel 4.12 Arus Kas Tahun 7...71

Tabel 4.13 Arus Kas Tahun 8...72

Tabel 4.14 Arus Kas Tahun 9...72

Tabel 4.15 Arus Kas Tahun 10...73

Tabel 4.16 Payback Period...74

Tabel 4.17 Net Present Value...75

Tabel 4.18 Internal Rate of Return DF 23%...76

Tabel 4.19 Internal Rate of Return DF 26%...77

Tabel 4.20 Investasi I (1 kolam)...………...80

Tabel 4.21 Investasi II………...81

Tabel 4.22 Biaya Variabel……...82

Tabel 4.23 Biaya Tetap...………....83

Tabel 4.24 Penyusutan………...84

Tabel 4.25 Arus Kas Tahun 1…………...85

Tabel 4.26 Arus Kas Tahun 2…………...86

Tabel 4.27 Arus Kas Tahun 3...86


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.29 Arus Kas Tahun 5...87

Tabel 4.30 Arus Kas Tahun 6...88

Tabel 4.31 Arus Kas Tahun 7...88

Tabel 4.32 Arus Kas Tahun 8...89

Tabel 4.33 Arus Kas Tahun 9...89

Tabel 4.34 Arus Kas Tahun 10...90

Tabel 4.35 Payback Period...91

Tabel 4.36 Net Present Value...92

Tabel 4.37 Internal Rate of Return DF 23%...93

Tabel 4.38 Internal Rate of Return DF 30%...94


(9)

Bab I Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Usaha

Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah cukup lama. Permintaan akan belut pada awalnya sedikit, tidak sebanyak saat ini, sehingga dapat dipenuhi dengan hasil tangkapan dari alam saja. Dengan seiring berjalannya waktu belut mulai sudah dikenali banyak orang dengan kelezatan dan protein yang dikandungnya, sehingga permintaan pun semakin meningkat tiap periode waktu. Kebutuhan akan belut akhirnya, tidak dapat dipenuhi melalui tangkapan dari alam saja, karena menipisnya persediaan dari alam. Menipisnya persediaan belut juga diakibatkan karena banyak lahan pertanian yang dijadikan kawasan industri serta pencemaran daerah pertanian dengan limbah pabrik yang merusak populasi belut. Dari situlah para peternak mulai belajar membudidaya hingga sekarang tidak hanya tergantung tangkapan dari alam saja.

Biasanya belut hanya dikonsumsi saja sebagai bahan lauk, rasanya pun cukup enak dan tidak kalah dengan ikan-ikan biasanya, dan dapat divariasikan beraneka ragam dengan rasa yang enak. Selain itu belut juga dapat dijadikan obat alternatif seperti liver, obat kuat, memperbanyak ASI, dan lain-lain. Jenis belut yang diperdagangkan dan hidup di Indonesia adalah belut sawah dan belut rawa, yang sering kali dijumpai di perairan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, dan NTB. Di beberapa Negara seperti


(10)

Bab I Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha Taiwan dan RRC, belut sudah menjadi komoditas ekspor yang bisa meraup devisa. Ekspor belut kebanyakan ditujukan ke Jepang, Italia, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Afrika Utara, Selandia Baru, Australia, dan Korea. Bentuk yang diekspor kebanyakan dalam bentuk hidup, pengasapan, dan bentuk olahan lainnya. Di beberapa negara belut menjadi suatu menu ekslusif yang dikenal dengan harga yang mahal dan biasanya terdapat di restoran-restoran kelas atas.

Adapun ketertarikan untuk membuat usaha budi daya belut karena :

1. Pertumbuhan belut cukup cepat apabila medianya tepat.

2. Dapat diolah dengan berbagai kreasi.

3. Mempunyai cita rasa yang tinggi, dan mengandung protein yang dibutuhkan tubuh.

4. Berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit.

5. Permintaan yang cukup baik untuk lokal maupun internasional.

Dari beberapa keunggulan tersebut, banyak peternak maupun pengusaha yang mulai melirik jenis usaha ini, mulai mempelajarinya serta mulai menggeluti bisnis belut ini. Walaupun budi daya ini membutuhkan media yang agak rumit, dalam pelaksanaannya, belut termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Lahan yang digunakan pun tidak perlu begitu besar, untuk pertama dapat menggunakan tong sebagai tempat budi daya. Hal tersebut dikarenakan belut dapat beradaptasi di tempat kecil sekalipun, hanya


(11)

Bab I Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha saja media budi daya harus sesuai dengan kebutuhan hidup belut.

Sebenarnya banyak faktor yang mendukung budi daya belut di Indonesia, seperti iklim dan kondisi geografis yang kondusif, teknik budi daya yang terus berkembang, dan permintaan pasar yang nyata dan terus bertambah. Secara geografis, daerah yang memiliki agroklimat seperti Indonesia sangat ideal untuk dijadikan tempat budi daya belut. Selain itu, Indonesia juga berada di garis khatulistiwa yang mendukung hasil budi daya belut yang optimal. Tingginya intensitas dan panjangnya waktu penyinaran matahari membuat perairan Indonesia kaya akan mineral yang dibutuhkan bagi pertumbuhan belut.

Indikasi sukses atau tidaknya budi daya tergantung dari teknik dan peralatan yang digunakan, karena kedua hal tersebut merupakan faktor penunjang pertumbuhan dan daya tahan belut. Pegetahuan pembudidayaan, penguasaaan teknologi, serta pengalaman di lapangan menjadi tolok ukur kesiapan pembudidayaan. Dalam pencarian informasi-informasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan buku, internet, serta survei langsung ke tempat budi daya. Banyak teknologi baru yang dapat diterapkan dalam pembudidayaan belut, jika para pakar mampu untuk memodifikasikan teknologi dari beberapa negara maju. Permintaan akan belut cukup baik di dalam pasar dalam negeri seperti Pasar Ikan Ciroyom Bandung, Pasar Depok Lama, Pasar Serang Banten, Pasar Kramat Jati Jakarta, pasar-pasar lain dan supermarket yang tersebar di seluruh Indonesia. Kebanyakan pembeli merupakan ibu-ibu rumah tangga, serta restoran-restoran yang menaruh belut


(12)

Bab I Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha dalam daftar menu makanannya. Harga yang dijualpun bervariasi antar pasar satu dengan pasar yang lain, berkisar antara Rp15.000 sampai Rp20.000 per kilogram. Terkecuali pada bulan-bulan tertentu harga belut melambung tinggi yang disebabkan kemarau yang membuat banyak belut mati di sawah. Seperti pada bulan Agustus yang lalu, terjadi over demand yang diakibatkan menipisnya ketersediaan belut di alam. Kebutuhan pasar lokal yang dicatat berdasarkan pengamatan para ahli (Drs.Ruslan Roy, MM, hal 9, 2009) pada daerah Jabodetabek : 3-4 ton/hari, Padang : 4 ton/hari, Surabaya : 1 ton/hari, Yogyakarta : 1 ton/hari, Solo : 1 ton/hari, Sukabumi : 1 ton/hari.

Dengan memperhatikan kebutuhan belut yang sangat banyak dan harga yang cukup menggiurkan, bukan tidak mungkin, belut akan makin diminati untuk dibudidayakan. Bahkan, jumlah kebutuhannya pun dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa pasar untuk belut beberapa tahun ke depan tidak akan surut. Melihat peluang yang besar ini, tidak mengherankan kalau saat ini di Indonesia bermunculan perusahaan pengekspor belut. Kebutuhan akan pasar ekpor juga sangat menggiurkan, seperti Jepang yang menjadi importir terbesar, Hongkong, Cina, Korea, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Namun, keberadaan perusahaan ini masih belum mampu memenuhi pasar belut dunia. Bentuk yang diekspor kebanyakan berupa produk hidup, beku, pengasapan, atau pun bentuk olahan lainnya. Di pasar dunia, belut Indonesia bersaing keras dengan belut yang berasal dari Taiwan. Walau harga belut Taiwan rata-rata lebih murah, belut Indonesia lebih cepat habis dan lebih banyak dicari karena


(13)

Bab I Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha mempunyai cita rasa yang lebih gurih dan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan belut asal Taiwan.

Oleh karena itu, usaha pembesaran dan budidaya belut ini dilihat kelayakannya dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Metode di mana proyek dievaluasi dengan menganggarkan modal serta membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biayanya. Bentuk dari Capital Budgeting sendiri dianalisis dengan menggunakan beberapa metode yaitu

a. Payback Period

Payback Period adalah suatu target waktu yang dibutuhkan seseorang atau organisasi dalam pengembalian jumlah modal dengan aliran kas masuk.

b. Net Present Value (NPV)

NPV adalah perkiraan jumlah semua aliran kas masuk dalam present value dikurangi jumlah investasi.

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan rate discount di mana nilai present value dari aliran kas masuk sama dengan nilai investasi.

d. Profitability Index (PI)

Metode yang mempunyai nama lain benefit cost ratio adalah pengukuran terhadap kelayakan rencana investasi.


(14)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Berapakah besarnya nilai investasi awal?

2. Berapakah besarnya arus kas operasional?

3. Bagaimana kelayakan usaha budi daya belut secara keseluruhan berdasarkan metode Capital Budgeting?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penyusunan studi kelayakan bisnis, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui besarnya jumlah yang harus dipersiapkan serta dikeluarkan sebagai investasi awal.

b. Untuk mengetahui jumlah arus kas operasional yang terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar.

c. Untuk mengetahui kelayakan usaha belut dengan metode Capital

Budgeting.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi antara lain:


(15)

Bab I Pendahuluan

7 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan agar masyarakat luas mendapatkan informasi tentang seluk beluk belut dan bisnisnya, sehingga masyarakat luas yang berminat untuk usaha belut dapat memulai usahanya tanpa ragu.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai belut dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penanaman dana atau modal.

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yang dapat membantu dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi Penulis

- Sebagai sarana penerapan teori yang diperoleh dari perkuliahan terhadap realitas kehidupan usaha.

- Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi.

1.5 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya dengan menggunakan dua kolam yaitu : kolam tembok dan kolam bambu, serta pembatasan pada perhitungan Capital

Budgeting yang menggunakan 4 perhitungan yaitu : Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index.


(16)

Bab 5 Simpulan dan Saran

96 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Terhadap Harga Saham Periode Tahun 2005 – 2008

Dari hasil pengujian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh rasio Capital yang diwakili oleh Retention Rate (RR),

Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Book Value

(BV) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Capital berpengaruh terhadap harga saham sebesar 96,6%.

2. Terdapat pengaruh rasio Assets yang diwakili oleh Return On Risked Assets (RORA) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Assets berpengaruh terhadap harga saham sebesar 49,5%. 3. Terdapat pengaruh rasio Management yang diwakili oleh Net Profit Margin

(NPM) dan Operating Profit Margin (OPM) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Management berpengaruh terhadap harga saham sebesar 59,7%.


(17)

Bab 5 Simpulan dan Saran

97 Universitas Kristen Maranatha 4. Terdapat pengaruh rasio Earnings terhadap harga saham bank-bank yang

go public periode 2005-2008. Rasio Earnings berpengaruh terhadap harga

saham sebesar 50,1%.

5. Tidak terdapat pengaruh rasio Liquidity yang diwakili oleh Loan to Deposit

Ratio (LDR) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode

2005-2008.

6. Diantara Rasio Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang berpengaruh dominan terhadap harga saham adalah rasio Capital yaitu sebesar 96,6%.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyarankan:

 Selain melakukan analisa terhadap kinerja keuangan perusahaan (kondisi internal perusahaan), di dalam memperkirakan pergerakan harga saham perusahaan investor juga harus menganalisa faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan (kondisi eksternal perusahaan) yang berhubungan dengan kondisi perdagangan efek, antara lain seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, fluktuasi kurs valas, volume transaksi dan kondisi lingkungan yang mencakup kestabilan ekonomi dan politik. Hal tersebut berguna sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham. Hal ini


(18)

Bab 5 Simpulan dan Saran

98 Universitas Kristen Maranatha dikarenakan saham- saham perusahaan perbankan yang telah diperdagangkan di BEI sangat peka terhadap gejolak indikator makro tersebut.

 Bagi para investor, sebaiknya tidak menggunakan informasi mengenai RR, PER, PBV, BV, RORA, NPM, OPM, dan rasio earnings saja yang dapat mempengaruhi harga saham, melainkan semua aspek baik aspek fundamental maupun teknikal.

 Bagi peneliti lain yang berminat mengkaji ulang penelitian ini hendaknya menambah tahun pengamatan. Hal ini diharapkan akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.


(19)

99 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Glen. (2005). The Handbook of Corporate Finance. Prentice Hall. Great Britain.

Carter, William. K and Milton F. Usry. (2002). Cost Accounting. 13th Edition. Dame. USA.

Gitman, Lawrence J. (2000). Principles of Managerial Finance. Edisi 9. Addison Wesley. New York.

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance. 10th Edition. Pearson. Education. USA.

Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. (2000). Studi Kelayakan Proyek. Edisi 4. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Kasmir, Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Kencana. Bogor.

Mishkin, Frederic S. (2001). The Economics of Money, Banking, and Financial

Market. Pearson Education International. USA.

Roy, Ruslan. (2009). Budi Daya dan Bisnis Belut. Agro Media. Jakarta.

Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan. S dan Barlian, Inge. (2002). Manajemen Keuangan Dua. Edisi ketiga. Prehallindo. Jakarta.

Sundjaja, Ridwan. S dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan Satu. Edisi 5. Literata Lintas Media. Jakarta.

Sundoro, Sonson. (2002). Belut Budi Daya dan Pemanfaatannya. Agro Media. Jakarta.

Welsch, G.A., Hilton, R.W., dan Gordon,P.N. (2000). Anggaran Perencanaan dan


(1)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Berapakah besarnya nilai investasi awal?

2. Berapakah besarnya arus kas operasional?

3. Bagaimana kelayakan usaha budi daya belut secara keseluruhan berdasarkan metode Capital Budgeting?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penyusunan studi kelayakan bisnis, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui besarnya jumlah yang harus dipersiapkan serta dikeluarkan sebagai investasi awal.

b. Untuk mengetahui jumlah arus kas operasional yang terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar.

c. Untuk mengetahui kelayakan usaha belut dengan metode Capital Budgeting.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi antara lain:


(2)

7 Universitas Kristen Maranatha

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan agar masyarakat luas mendapatkan informasi tentang seluk beluk belut dan bisnisnya, sehingga masyarakat luas yang berminat untuk usaha belut dapat memulai usahanya tanpa ragu.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai belut dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penanaman dana atau modal.

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yang dapat membantu dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi Penulis

- Sebagai sarana penerapan teori yang diperoleh dari perkuliahan terhadap realitas kehidupan usaha.

- Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi.

1.5 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya dengan menggunakan dua kolam yaitu : kolam tembok dan kolam bambu, serta pembatasan pada perhitungan Capital Budgeting yang menggunakan 4 perhitungan yaitu : Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index.


(3)

Bab 5 Simpulan dan Saran

96 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Terhadap Harga Saham Periode Tahun 2005 – 2008

Dari hasil pengujian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh rasio Capital yang diwakili oleh Retention Rate (RR),

Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Book Value (BV) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Capital berpengaruh terhadap harga saham sebesar 96,6%.

2. Terdapat pengaruh rasio Assets yang diwakili oleh Return On Risked Assets (RORA) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Assets berpengaruh terhadap harga saham sebesar 49,5%. 3. Terdapat pengaruh rasio Management yang diwakili oleh Net Profit Margin

(NPM) dan Operating Profit Margin (OPM) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Management berpengaruh terhadap harga saham sebesar 59,7%.


(4)

97 Universitas Kristen Maranatha

4. Terdapat pengaruh rasio Earnings terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008. Rasio Earnings berpengaruh terhadap harga saham sebesar 50,1%.

5. Tidak terdapat pengaruh rasio Liquidity yang diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham bank-bank yang go public periode 2005-2008.

6. Diantara Rasio Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang berpengaruh dominan terhadap harga saham adalah rasio Capital yaitu sebesar 96,6%.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyarankan:

 Selain melakukan analisa terhadap kinerja keuangan perusahaan (kondisi internal perusahaan), di dalam memperkirakan pergerakan harga saham perusahaan investor juga harus menganalisa faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan (kondisi eksternal perusahaan) yang berhubungan dengan kondisi perdagangan efek, antara lain seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, fluktuasi kurs valas, volume transaksi dan kondisi lingkungan yang mencakup kestabilan ekonomi dan politik. Hal tersebut berguna sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham. Hal ini


(5)

Bab 5 Simpulan dan Saran

98 Universitas Kristen Maranatha

dikarenakan saham- saham perusahaan perbankan yang telah diperdagangkan di BEI sangat peka terhadap gejolak indikator makro tersebut.

 Bagi para investor, sebaiknya tidak menggunakan informasi mengenai RR, PER, PBV, BV, RORA, NPM, OPM, dan rasio earnings saja yang dapat mempengaruhi harga saham, melainkan semua aspek baik aspek fundamental maupun teknikal.

 Bagi peneliti lain yang berminat mengkaji ulang penelitian ini hendaknya menambah tahun pengamatan. Hal ini diharapkan akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.


(6)

99 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Glen. (2005). The Handbook of Corporate Finance. Prentice Hall. Great Britain.

Carter, William. K and Milton F. Usry. (2002). Cost Accounting. 13th Edition. Dame. USA.

Gitman, Lawrence J. (2000). Principles of Managerial Finance. Edisi 9. Addison Wesley. New York.

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance. 10th Edition. Pearson. Education. USA.

Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. (2000). Studi Kelayakan Proyek. Edisi 4. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Kasmir, Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Kencana. Bogor.

Mishkin, Frederic S. (2001). The Economics of Money, Banking, and Financial Market. Pearson Education International. USA.

Roy, Ruslan. (2009). Budi Daya dan Bisnis Belut. Agro Media. Jakarta.

Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan. S dan Barlian, Inge. (2002). Manajemen Keuangan Dua. Edisi ketiga. Prehallindo. Jakarta.

Sundjaja, Ridwan. S dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan Satu. Edisi 5. Literata Lintas Media. Jakarta.

Sundoro, Sonson. (2002). Belut Budi Daya dan Pemanfaatannya. Agro Media. Jakarta.

Welsch, G.A., Hilton, R.W., dan Gordon,P.N. (2000). Anggaran Perencanaan dan Pengembalian Laba. Salemba Empat. Jakarta.