Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK

Janet Erlena M.T, 2006, Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung di bawah bimbingan Surachman Surjaatmadja.

Kinerja merek yang paling tinggi berdasarkan brand value diraih oleh merek Lux sebesar 210,7%. Dalam pembuatan skripsi menggunakan metode deskriptif analisis. Unit analisis sebesar 600 responden di enam wilayah di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kinerja merek sabun mandi batang di Bandung. Kinerja merek dibangun oleh Top Of Mind, Asosiasi, Persepsi Kualitas, Merek Terbaik, Penetrasi, Merek yang digunakan (Merek yang Pernah Digunakan, Merek yang Paling sering Digunakan, Merek yang Paling sering Digunakan Sebelumnya, dan Merek yang Terakhir Kali/Saat Ini Digunakan), Loyalitas Merek, Volume Pembelian, Kepuasan Terhadap merek, Rekomendasi, Rencana pembelian, dan Merek yang akan dibeli.

Kata kunci: Top Of Mind, Asosiasi, Persepsi Kualitas, Penetrasi, Merek yang Paling sering Digunakan, Loyalitas Merek, Volume Pembelian, Kepuasan Terhadap merek, Rekomendasi Merek, Rencana pembelian, dan Merek yang akan dibeli.


(2)

ABSTRACT

Janet Erlena M.T, 2006, Brand Performance of The Body Soap at Bandung City under the supervision of Surachman Surj aatmadja.

The highest brand performance based on brand value is Lux for 210,7%. The research methods used in the writing of this thesis are Descriptive. The analysis unit for this research is individual unit about 600 at six region Bandung City. The purpose of this thesis is to know how much brand performance the boby soap at Bandung City. Brand performance to be woke up by: Top Of Mind, Associations, Perceived Quality, Best Brand, Penetration, Used Brand (Brand Ever Used, BUMO, BUMO Before, dan Brand Used Currently), Brand Loyality, Purchasing Volume, Brand Satisfaction, Recommendation, and BUMO Future.

Keyword: Top Of Mind, Associations, Perceived Quality, Penetration, BUMO, Brand Loyality, Purchasing Volume, Brand Satisfaction, Recommendation, and BUMO Future.


(3)

DAFTAR ISI

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. ABSTRACT……… KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ……….. DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR GRAFIK………. BAB I PENDAHULUAN………...

1.1Latar Belakang Penelitian………... 1.2Identifikasi Masalah….……….……….……… 1.3Tujuan Penelitian………... 1.4Kegunaan Penelitian………. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS……….………... 2.1 Kajian Pustaka…....……… 2.1.1 Definisi, Manfaat, Fungsi, dan Pengelompokan dari

Merek (Brand)………

2.1.2 Konseptualisasi Ekuitas Merek (Brand Equity)………… 2.1.2.1 Kategori Assosiations Measure... 2.1.2.1.1 Kesadaran Merek (Brand Awareness)... 2.1.2.1.2 Asosiasi Merek (Brand Associations)…

i ii iii vi x xv xvi 1 1 3 3 4 5 5 5 18 22 22 26


(4)

DAFTAR ISI

2.1.2.2 Persepsi Nilai (Perceived Value)……….. 2.1.2.3 Kepribadian Merek (Brand Personality)……….. 2.1.2.4 Kategori Perceived Quality/Leadership Measure. 2.1.2.4.1 Asosiasi Organisasi (Organizational Associations)………... 2.1.2.5 Persepsi Kualitas (Perceived Quality... 2.1.2.6 Kategori Loyalty Measure... 2.1.2.6.1 Kepemimpinan/Popularitas

(Leadership/Popularity)... 2.1.2.7 Harga Optimum (Price Premium)... 2.1.2.8 Kategori Market Behaviour Measures... 2.1.2.8.1 Kepuasan/Loyalitas Merek

(Satisfaction/ Loyalty)... 2.1.2.9 Pangsa Pasar (Market Share)... 2.1.2.10 Harga Pasar (Market Price)... 2.2 Kerangka Pemikiran………... 2.3 Hipotesis………. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………. 3.1 Objek Penelitian………. 3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan... 3.2.1 Definisi Operasional Variabel... 3.2.1 Metode Penarikan Sampel……… 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data………

28 29 29 29 30 33 33 33 34 34 38 41 42 43 44 44 45 45 48 51


(5)

DAFTAR ISI

Universitas Kristen Maranatha viii 3.2.4 Analisis Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN……….

4.1Top of Mind Merek………

4.2Asosiasi Terhadap Merek yang Muncul di TOM………... 4.3Persepsi Terhadap Kualitas Merek (Perceived Quality)……… 4.4Persepsi Merek Terbaik………. 4.5Alasan Merek Terbaik………

4.6Top of Mind Iklan……….

4.7Penetrasi Produk………

4.8Brand Usage……….. 4.8.1 Perbandingan Pernah, Paling Sering, Paling Sering

Sebelumnya, dan Terakhir Kali Digunakan..…………. 4.8.2 Merek-merek yang Pernah Digunakan...………. 4.8.3 Merek-merek yang Paling Sering Digunakan (Brand

Used Most Often)……... 4.8.4 Merek-merek yang Paling Sering Dikgunakan

Sebelumnya(Brand Used Most Often)………... 4.8.5 Gain Index………..

4.8.6 Perpindahan Merek Sabun Mandi Batang... 4.8.6.1 Alasan Meninggalkan Merek…………. 4.8.6.2 Alasan Menuju Merek Sabun Mandi

Batang………... 4.8.6.3 Merek yang Terakhir Kali Digunakan....

51 52 52 56 59 61 66 69 72 74 74 75 79 83 87 88 88 89 90


(6)

DAFTAR ISI

4.9 Loyalitas Terhadap Merek……….. 4.10 Volume Penggunaan………... 4.11 Alasan Loyalitas Terhadap Merek………. 4.12 Kepuasan Terhadap Merek………. 4.13 Alasan Kepuasan Terhadap Merek………. 4.14 Rekomendasi Merek………...

4.15 Rencana Pembelian………

4.16 Merek yang Akan Dibeli……… 4.17 Brand Value……… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

5.1. Kesimpulan ………

5.2. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

94 96 97 98 99 100 101 103 106 108 108 109


(7)

DAFTAR TABEL

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Elemen Merek……… Tabel 2.2 Fungsi Merek Bagi Konsumen……….. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Tiap Wilayah di Kota Bandung Tahun 2005... Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel……….. Tabel 4.1 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah- wilayah di Kota Bandung, 2006 (%)………. Tabel 4.2 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan

Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……….. Tabel 4.3 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan

Pekerjaan, 2006 (%)……….. Tabel 4.4 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas

Sosial Ekonomi, 2006 (%)……… Tabel 4.5 Asosiasi Merek-Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………… Tabel 4.6 Persepsi Kualitas Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan

Ranking, 2006 (%)……… Tabel 4.7 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,

2006 (%)……… Tabel 4.8 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelompok

Jenis Kelamin dan Usia, 2006(%)………. 8 16 47 48 49

52

54

55

56 57

60

62


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.9 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)……… Tabel 4.10 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 2006 (%)………... Tabel 4.11 Alasan Merek Terbaik Sabun Mandi Batang, 2006 (%)……….. Tabel 4.12 Top Of Mind Iklan Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)……… Tabel 4.13 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Batang Berdasarkan

Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……….. Tabel 4.14 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Bantang Berdasarkan

Pekerjaan, 2006 (%)………. Tabel 4.15 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 2006 (%)………... Tabel 4.16 Penetrasi Produk Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,

2006 (%)……… Tabel 4.17 Perbandingan Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah, Paling Sering, Paling Sering Sebelumnya, dan Terakhir Digunakan, 2006 (%)……… Tabel 4.18 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)…. Tabel 4.19 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan

Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……….

64

65 66

68

69

70

71

73

74

75


(9)

DAFTAR TABEL

Universitas Kristen Maranatha xii Tabel 4.20 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan

Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)... Tabel 4.21 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Kelas Sosial

Ekonomi, 2006 (%)………... Tabel 4.22 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)………. Tabel 4.23 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……… Tabel 4.24 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)……….. Tabel 4.25 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 2006 (%)……... Tabel 4.26 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)……… Tabel 4.27 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……… Tabel 4.28 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Pekerjaan, 2006(%)……... Tabel 4.29 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 77

78

79

80

81

82

83

84


(10)

DAFTAR TABEL

2006 (%)……… Tabel 4.30 Gain Index Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………. Tabel 4.31 Perpindahan Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)…………... Tabel 4.32 Alasan Meninggalkan Merek yang Paling Sering Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Merek, 2006 (%)……….. Tabel 4.33 Alasan Munuju (Berpindah) Merek yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Merek, 2006 (%)……… Tabel 4.34 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali / Saat ini Digunakan Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)………... Tabel 4.35 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini

Digunakan Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……… Tabel 4.36 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)…….. Tabel 4.37 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 2006 (%)……… Tabel 4.38 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek, 2006 (%)………... Tabel 4.39 Volume Pembelian Merek yang Paling Sering Digunakan, 2006 (%)……… Tabel 4.40 Alasan Loyalitas Merek yang Paling Sering Digunakan,

2006 (%)……… Tabel 4.41 Kepuasan Terhadap Merek yang paling Sering Digunakan,

86 87 88

89

90

91

92

93

94 95

97


(11)

DAFTAR TABEL

Universitas Kristen Maranatha xiv 2006 (%)………...

Tabel 4.42 Alasan Kepuasan Terhadap Merek yang Paling Sering

Digunakan, 2006 (%)……… Tabel 4.43 Rekomendasi Merek yang Paling Sering Digunakan, 2006 (%). Tabel 4.44 Rencana Pembelian Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,

2006(%)……… Tabel 4.45 Merek-merek Sabun Mandi Batang yang Akan Dibeli,

2006 (%)……… Tabel 4.46 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli

Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)……. Tabel 4.47 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli

Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)………. Tabel 4.48 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli

Berdasarkan Pengeluaran, 2006 (%)………. Tabel 4.49 Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung, 2006 (%)………... Tabel 5.1 Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota

Bandung, 2006 (%)………...

99

99 100

102

103

104

105

106

107


(12)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elemen Brand Equity... Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness... Gambar 2.3 Nilai-Nilai Kesadaran Merek... Gambar 2.4 Nilai Asosiasi Merek... Gambar 2.5 Nilai dari Kesan Kualitas... Gambar 2.6 Piramida Loyalitas...

20 23 24 27 31 37


(13)

DAFTAR GRAFIK

Universitas Kristen Maranatha xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Asosiasi Merek-Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………... Grafik 4.2 Persepsi Kualitas Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan

Ranking, 2006 (%)……… Grafik 4.2 Alasan Merek Terbaik Sabun Mandi Batang, 2006 (%)……….. Grafik 4.3 Penetrasi Produk Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,

2006 (%)……… Grafik 4.4 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek, 2006 (%)……… Grafik 4.5 Rekomendasi Merek yang Paling Sering Digunakan, 2006 (%).. Grafik 4.6 Rencana Pembelian Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah, 2006(%)……….

59

61 68

73 96 101


(14)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi ekonomi makro sudah menunjukkan indikator yang bagus. Tingkat inflasi, suku bunga, indeks harga saham, kurs, dan cadangan devisa kelihatan kian membaik. (Ritonga, 2006:1)

Sejalan dengan kemajuan itu, sektor industri pun mengalami perbaikan kinerja, baik dalam hal pertumbuhan, kontribusi, maupun peranannya. Meskipun ada perbaikan yang cukup berarti, harus diakui bahwa peran sektor industri dalam ekonomi nasional, serta sektor riil lainnya masih lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis.(Anonim, 2005:1)

Mandi sudah menjadi bagian dari rutinitas kita. Tentunya mandi tidak akan bisa dibilang mandi kalau tanpa sabun. Benda wangi yang berbentuk batangan maupun cair ini memang perlengkapan nomer satu untuk mandi. Mandi tanpa sabun ibarat perut orang Indonesia yang makan siang tanpa menyantap nasi. Tapi memilih sabun, apalagi batangan, ternyata punya fungsi masing-masing. Tidak semua sabun batangan cocok di semua kulit. (Anonim, 2006:1)

Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2

Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. (Lita Mariana, 2006:1)

Bahan baku pembuatan sabun berupa minyak atau lemak, baik hewani maupun nabati. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras. Sedangkan jika yang digunakan adalah KOH, maka produk reaksi berupa sabun lunak. (Lita Mariana, 2006:1)

Mengingat berbagai kepentingan, wajar bila ada berbagai jenis dan ujud sabun. Misalnya, batangan keras sabun mandi, serbuk deterjen, encernya sabun cair dan sampo, hingga sabun colek yang kenyel-kenyel. Tak ada catatan pasti, kapan nenek moyang kita mulai bersabun. Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Mereka juga membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt, yang sudah bisa membuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (Dalam Pandawa, 2000:1-2) menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Artinya, tahun 100 masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik sabun di Pompeii yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata Galen, ilmuwan Yunani, di abad II. Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagai seni. Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat


(16)

BAB I PENDAHULUAN 3

sabun terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an. Secara berbarengan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil ia terjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras, sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah. (Pandawa, 2000:1-2)

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar kinerja merek sabun mandi batang di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun data dan informasi yang diperlukan dalam menjelaskan masalah yang ada dan mendukung pemecahan masalah yang telah dikemukakan di atas.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :


(17)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 4

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diharapkan para pembaca dapat mengetahui kinerja merek sabun mandi batangan di Kota Bandung, yakni: 1. Secara teoritis : penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan

dan juga sebagai bahan informasi tambahan untuk pengembangan disiplin ilmu ekonomi manajemen pemasaran khususnya manajemen merek.

2. Secara praktis : penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan terutama perusahaan-perusahaan sabun mandi batangan agar mengetahui kinerja merek mereka, dan juga dapat mengetahui posisi produknya, dan agar perusahaan dapat memperbaiki produknya, sehingga penjualannya dapat ditingkatkan.


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tabel 5.1

Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung, 2006 (%)

Merek Top Of Mind Merek Top Of Mind Iklan Persepsi Merek Terbaik

BUMO BUMO

Before

BUMO Future

Brand Value

Lux 40,8 36,3 36,3 32,0 32,0 33,3 210,7

Lifebuoy 22,3 23,5 23,5 25,8 24,2 24,8 144,1

Nuvo 9,8 9,3 9,3 10,3 10,3 12,2 61,2

Dove 6,5 11,8 11,8 7,0 6,4 5,7 49,2

Giv 3,8 2,7 2,7 4,1 5,4 4,8 23,5

Dettol 3,3 5,0 5,0 3,6 2,8 5,5 25,2

Priti 0,5 0,3 0,3 0,5 0,5 0,6 2,7

Harmony 1,3 1,0 1,0 1,5 2,3 1,5 8,6

Shinzui 1,5 1,5 1,5 2,1 2,3 2,1 11

Cussons 1,7 2,0 2,0 2,1 2,8 2,1 12,7

Fresh &

Natural 3,8 2,7 2,7 4,9 5,2 2,4 21,7

Sahara 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 4,8

Johnson &

Johnson 0,0 0,2 0,2 0,3 0,0 0,6 1,3

Oilum 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,0 1,2

Palmolive 1,2 0,2 0,2 0,8 0,5 0,6 3,5

Zwitsal 0,2 0,2 0,2 0,0 0,3 0,3 1,2

Extra

Derm 0,3 0,5 0,5 0,3 0,5 0,0 2,1

JF’ Sulfur 0,3 0,3 0,3 0,5 0,8 0,3 2,5

Skin White 0,8 0,8 0,8 1,8 1,5 1,5 7,2

Purity 0,8 0,7 0,7 1,5 1,0 1,2 5,9


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 109

Dari hasil penelitian yang di dapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Merek Lux merupakan merek yang memiliki brand value tertinggi yaitu 210,7%. 2. Di urutan merek terbesar kedua yaitu Lifebuoy dengan brand value sebesar

144,1%. Brand value Lux adalah ± 1,5 × brand value Lifebuoy.

3. Brand value terbesar ketiga adalah Nuvo dengan porsi 61,2%. Brand value Lux adalah 3,4 × brand value Nuvo, dan brand value Lifebuoy adalah 2,4 × brand value Nuvo.

4. Brand value terbesar keempat adalah Dove dengan porsi 49,2%. Brand value Lux adalah 4,3 × brand value Dove, brand value Lifebuoy adalah 2,9 × brand value Dove, dan brand value Nuvo adalah 1,3 × brand value Dove.

5. Brand value terbesar kelima adalah Dettol dengan porsi 25,2%. Brand value Lux adalah 8,4 × brand value Dettol, brand value Lifebuoy adalah 5,7 × brand value Dettol, brand value Nuvo adalah 2,4 × brand value Dettol, dan brand value Dove adalah ± 2 × brand value Dettol, dst.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang di dapat, penulis memberi saran:

1. Untuk merek Lux, Nuvo, Giv, Dettol, Priti, Sahara, Johnson & Johnson, dan Zwitsal, Gain Index menunjukkan nilai positif, ini berarti posisi dalam keadaan aman, tetapi tetap harus mengambil langkah sigap untuk menghadapi persaingan, dan jangan lalai membaca situasi agar dapat mengambil keputusan pada kondisi yang secara tiba-tiba memburuk.


(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 110

2. Untuk merek Lifebuoy, Dove, Fresh & Natural, Oilum, Palmolive, Extra Derm, JF’Sulfur, Skin White, dan Purity harus membuat strategi yang lebih efektif untuk mencegah penurunan penjualannya di masa mendatang, misalnya dengan lebih menggencarkan promosi dan memberikan bonus atau discount terhadap pembelian sabun, atau dengan menambah jenis (pilihan keharuman) pada produk sabun mandi batang. Penurunan ini terlihat dari Gain Index Indomie yang menunjukkan angka negatif, karena BUMO Future Indomie lebih rendah dari BUMO.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A.B. Susanto, dan Hermawan Wijanarko, 2005, Power Branding: Pembangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya, PT Nizan Publika: Jakarta.

Darmadi Durianto, Sugiarto, Lie Joko Budiman, 2004, Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management & Strategy, ANDI: Yogyakarta

Freddy Rangkuti, 2002, The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hermawan Kartajaya, Yuswohady, Jacky Mussry, Taufik, 2005, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Knapp, Duane E, 2002, The Brand Mindset, Terjemahan Sisnuhadi, ANDI: Yogyakarta Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Buku 1, Edisi 1,

Terjemahan, oleh David Oktarevia. Salemba Empat: Jakarta. Sudarmadi, 2005, Majalah SWA, November 2005

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Bandung.

Teguh Poeradisastra, 2006, Majalah SWA Indonesian Best Brand 2006, Agustus 2006 Anonim, 2005, Kondisi Ekonomi Dunia,

http://64.233.167.104/search?q=cache:VPJxCJvaaMQJ:www.dprin.go.id/kebijakan/0 5KPIN-Bab1.pdf+kondisi+ekonomi+dunia&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=8

Anonim, 2006, Merek, http://kopisusu.wordpress.com/

Anonim, 2006, Branding Solutions, http://rdjassociates.net/brand.html Anonim, 2006, Brand Loyalty, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty Anonim, 2006, Brand Equity, http://www.netmba.com/marketing/brand/equity/ Anonim, 2006, Brand Equity, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_equity Anonim, 2005, Awareness, Attitude, and Usage,


(22)

Anonim, 2006, Perceived Quality,

http://www.faurecia.com/pages/products/perceived_quality.asp Anonim, 2005, Mie, http://shemut.com/?p=13

Anonim, 2005, Permasalahan Ekonomi yang Menjadi Tantangan Pemerintahan ke Depan, http://www.geocities.com/oomi_yeah/tantanganekonomi05.doc

Arthur Cheng-Hsui Chen, 2001, Using free association to examine the relationship between the characteristics of brand associations and brand equity,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857774

Dolak, Dave, 2006, Building a strong brand: Brand and Branding Basic, http://www.davedolak.com/articles/dolak4.htm

Eva Martínez, José M. Pina2003, The negative impact of brand extensions on parent brand image ,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857826

George S. Low, Charles W. Lamb Jr, 2000, The measurement and dimensionality of brand associations,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857740

Jhon Tafbu Ritonga, 2006, Mengatasi Pertumbuhan Ekonomi Rendah

http://www.waspada.co.id/bisnis/tinjauan_ekonomi/artikel.php?article_id=77414 Lita Mariana, 2006, Sabun, Deterjen, dan Kelembutan Busa

http://lita.inirumahku.com/health/lita/sabun-deterjen-dan-kelembutan-busa/ Pandawa, 2000, Sabun, Dulu Barang Mewah,


(1)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 4

1.4Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diharapkan para pembaca dapat mengetahui kinerja merek sabun mandi batangan di Kota Bandung, yakni: 1. Secara teoritis : penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan

dan juga sebagai bahan informasi tambahan untuk pengembangan disiplin ilmu ekonomi manajemen pemasaran khususnya manajemen merek.

2. Secara praktis : penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan terutama perusahaan-perusahaan sabun mandi batangan agar mengetahui kinerja merek mereka, dan juga dapat mengetahui posisi produknya, dan agar perusahaan dapat memperbaiki produknya, sehingga penjualannya dapat ditingkatkan.


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tabel 5.1

Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung, 2006 (%)

Merek Top Of Mind Merek Top Of Mind Iklan Persepsi Merek Terbaik

BUMO BUMO

Before

BUMO Future

Brand Value

Lux 40,8 36,3 36,3 32,0 32,0 33,3 210,7

Lifebuoy 22,3 23,5 23,5 25,8 24,2 24,8 144,1

Nuvo 9,8 9,3 9,3 10,3 10,3 12,2 61,2

Dove 6,5 11,8 11,8 7,0 6,4 5,7 49,2

Giv 3,8 2,7 2,7 4,1 5,4 4,8 23,5

Dettol 3,3 5,0 5,0 3,6 2,8 5,5 25,2

Priti 0,5 0,3 0,3 0,5 0,5 0,6 2,7

Harmony 1,3 1,0 1,0 1,5 2,3 1,5 8,6

Shinzui 1,5 1,5 1,5 2,1 2,3 2,1 11

Cussons 1,7 2,0 2,0 2,1 2,8 2,1 12,7

Fresh &

Natural 3,8 2,7 2,7 4,9 5,2 2,4 21,7

Sahara 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 4,8

Johnson &

Johnson 0,0 0,2 0,2 0,3 0,0 0,6 1,3

Oilum 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,0 1,2

Palmolive 1,2 0,2 0,2 0,8 0,5 0,6 3,5

Zwitsal 0,2 0,2 0,2 0,0 0,3 0,3 1,2

Extra

Derm 0,3 0,5 0,5 0,3 0,5 0,0 2,1

JF’ Sulfur 0,3 0,3 0,3 0,5 0,8 0,3 2,5

Skin White 0,8 0,8 0,8 1,8 1,5 1,5 7,2

Purity 0,8 0,7 0,7 1,5 1,0 1,2 5,9


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 109

Dari hasil penelitian yang di dapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Merek Lux merupakan merek yang memiliki brand value tertinggi yaitu 210,7%. 2. Di urutan merek terbesar kedua yaitu Lifebuoy dengan brand value sebesar

144,1%. Brand value Lux adalah ± 1,5 × brand value Lifebuoy.

3. Brand value terbesar ketiga adalah Nuvo dengan porsi 61,2%. Brand value Lux adalah 3,4 × brand value Nuvo, dan brand value Lifebuoy adalah 2,4 × brand value Nuvo.

4. Brand value terbesar keempat adalah Dove dengan porsi 49,2%. Brand value Lux adalah 4,3 × brand value Dove, brand value Lifebuoy adalah 2,9 × brand value Dove, dan brand value Nuvo adalah 1,3 × brand value Dove.

5. Brand value terbesar kelima adalah Dettol dengan porsi 25,2%. Brand value Lux adalah 8,4 × brand value Dettol, brand value Lifebuoy adalah 5,7 × brand value Dettol, brand value Nuvo adalah 2,4 × brand value Dettol, dan brand value Dove adalah ± 2 × brand value Dettol, dst.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang di dapat, penulis memberi saran:

1. Untuk merek Lux, Nuvo, Giv, Dettol, Priti, Sahara, Johnson & Johnson, dan Zwitsal, Gain Index menunjukkan nilai positif, ini berarti posisi dalam keadaan aman, tetapi tetap harus mengambil langkah sigap untuk menghadapi persaingan, dan jangan lalai membaca situasi agar dapat mengambil keputusan pada kondisi yang secara tiba-tiba memburuk.


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 110

2. Untuk merek Lifebuoy, Dove, Fresh & Natural, Oilum, Palmolive, Extra Derm, JF’Sulfur, Skin White, dan Purity harus membuat strategi yang lebih efektif untuk mencegah penurunan penjualannya di masa mendatang, misalnya dengan lebih menggencarkan promosi dan memberikan bonus atau discount terhadap pembelian sabun, atau dengan menambah jenis (pilihan keharuman) pada produk sabun mandi batang. Penurunan ini terlihat dari Gain Index Indomie yang menunjukkan angka negatif, karena BUMO Future Indomie lebih rendah dari BUMO.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A.B. Susanto, dan Hermawan Wijanarko, 2005, Power Branding: Pembangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya, PT Nizan Publika: Jakarta.

Darmadi Durianto, Sugiarto, Lie Joko Budiman, 2004, Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management & Strategy, ANDI: Yogyakarta

Freddy Rangkuti, 2002, The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hermawan Kartajaya, Yuswohady, Jacky Mussry, Taufik, 2005, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Knapp, Duane E, 2002, The Brand Mindset, Terjemahan Sisnuhadi, ANDI: Yogyakarta Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Buku 1, Edisi 1,

Terjemahan, oleh David Oktarevia. Salemba Empat: Jakarta. Sudarmadi, 2005, Majalah SWA, November 2005

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Bandung.

Teguh Poeradisastra, 2006, Majalah SWA Indonesian Best Brand 2006, Agustus 2006 Anonim, 2005, Kondisi Ekonomi Dunia,

http://64.233.167.104/search?q=cache:VPJxCJvaaMQJ:www.dprin.go.id/kebijakan/0 5KPIN-Bab1.pdf+kondisi+ekonomi+dunia&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=8

Anonim, 2006, Merek, http://kopisusu.wordpress.com/

Anonim, 2006, Branding Solutions, http://rdjassociates.net/brand.html

Anonim, 2006, Brand Loyalty, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty

Anonim, 2006, Brand Equity, http://www.netmba.com/marketing/brand/equity/

Anonim, 2006, Brand Equity, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_equity

Anonim, 2005, Awareness, Attitude, and Usage,


(6)

Anonim, 2006, Perceived Quality,

http://www.faurecia.com/pages/products/perceived_quality.asp

Anonim, 2005, Mie, http://shemut.com/?p=13

Anonim, 2005, Permasalahan Ekonomi yang Menjadi Tantangan Pemerintahan ke Depan, http://www.geocities.com/oomi_yeah/tantanganekonomi05.doc

Arthur Cheng-Hsui Chen, 2001, Using free association to examine the relationship between the characteristics of brand associations and brand equity,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857774

Dolak, Dave, 2006, Building a strong brand: Brand and Branding Basic,

http://www.davedolak.com/articles/dolak4.htm

Eva Martínez, José M. Pina2003, The negative impact of brand extensions on parent brand image ,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857826

George S. Low, Charles W. Lamb Jr, 2000, The measurement and dimensionality of brand associations,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857740

Jhon Tafbu Ritonga, 2006, Mengatasi Pertumbuhan Ekonomi Rendah

http://www.waspada.co.id/bisnis/tinjauan_ekonomi/artikel.php?article_id=77414

Lita Mariana, 2006, Sabun, Deterjen, dan Kelembutan Busa

http://lita.inirumahku.com/health/lita/sabun-deterjen-dan-kelembutan-busa/

Pandawa, 2000, Sabun, Dulu Barang Mewah,