ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI SABUN MANDI CAIR MEREK “LIFEBUOY Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Sabun Mandi Cair Merek “Lifebuoy”.

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT BELI SABUN MANDI CAIR MEREK

“LIFEBUOY

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

JAYANTI PRISIMAH B 100 080 130

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014


(2)

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax. 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir : Pembimbing

Nama : Rini Kuswati, SE., M.Si

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : JAYANTI PRISIMAH NIM : B 100 080 130

Program Studi : MANAJEMEN

Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI SABUN MANDI CAIR MEREK“LIFEBUOY

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Desember 2014 Pembimbing

Rini Kuswati, SE., M.Si

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta


(3)

iii ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pesan iklan (F) terhadap pengenalan merek (B), pengaruh pengenalan merek (B) terhadap keyakinan konsumen (C), pengaruh pengenalan merek (B) terhadap sikap konsumen (A), pengaruh keyakinan konsumen (C) terhadap minat beli (I), pengaruh sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I), pengaruh bersama-sama keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I) pada produk sabun cair merek Lifebuoy.

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dan regresi linier berganda dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta yang pernah melihat iklan sabun cair merek Lifebuoy dan pernah menggunakannya . Sampel dalam penelitian ini adalah 100 sample dengan metode

Sampling Accidental sebagai teknik pengambilan sampel.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan pesan iklan (F) berpengaruh secara signifikan terhadap pengenalan merek (B), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,245>1,96. Varibel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap keyakinan konsumen (C), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 7,640>1,96. Variabel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen (A), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 6,636>1,96. Variabel keyakinan konsumen (C) berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,578>1,96. Variabel sikap konsumen (A) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 0,836<1,96. Variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil F hitung 42,603>3,09.

Kata kunci : Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Keyakinan Konsumen, sikap Konsumen, Keyakinan Konsumen, Minat Beli.


(4)

1 A.PENDAHULUAN

Persaingan bisnis yang sangat ketat antara pelaku usaha, baik dengan kompetitor langsung maupun tak langsung, menuntut manajemen perusahaan lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran agar tetap eksis dan berkembang. Salah satu strateginya adalah dengan mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Persaingan yang ketat membuat masing-masing perusahaan berusaha memenangkan persaingan dengan membuat strategi pemasaran. Orientasi dari strategi ini adalah berusaha untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya dan juga membuat konsumen merasa puas terhadap produk yang ditawarkan.

Lifebuoy adalah salah satu merek tertua Unilever, sebuah merek yang benar-benar mendunia. Diawali dengan tujuan William Lever yang ingin menghentikan Kolera di Victoria, Inggris. Selama satu abad terakhir, Lifebuoy telah berkembang menjadi nomor satu di dunia dalam menjual sabun perlindungan dari kuman serta memimpin dunia dalam membawa kesehatan yang lebih baik dan lebih higienis bagi miliaran orang. Sabun cair Lifebuoy atau yang disebut Lifebuoy body wash mengandung bahan baku yang sudah dipatenkan, active5 bersamaan dengan timol aktif diketahui akan kekuatannya sebagai antiseptik alami. Produk ini teruji secara klinis mampu melumpuhkan 10 macam kuman penyebab terganggunya kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI SABUN MANDI CAIR MEREK “LIFEBUOY.

B.METODOLOGI PENELITIAN 1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 1999).

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,


(5)

2

2004). Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta yang pernah melihat iklan sabun cair merek Lifebuoy dan pernah menggunakannya.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut Sugiono (2003:73) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan (Kuncoro, 2003: 111). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100.

c. Teknik Sampling

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Sampling Accidental, adalah teknik pengumpulan sampel berdasarkan kebutuhan, yakni siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel dan sampel yang diambil berdasarkan convenience, yaitu unit sampel yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden, yang mudah dihubungi, dihitung dan bersifat kooperatif. (Sugiyono, 2004). Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menetapkan tingkat kesalahan data

maksimum yang bisa diterima merupakan keputusan subjektif, dimana

peneliti bebas menentukan besarnya, dengan ketentuan E ≠ 0.

Dengan menggunakan probabilitas atau α = 0,05 dan tingkat kesalahan yang

diinginkan tidak lebih dari 0,1, maka dihitung: N = ¼

n = 96,04

Jadi jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 responden (sampel). 3. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data yang secara langsung diperoleh dari sumber penelitian ini adalah responden yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang pernah melihat iklan dan menggunakan sabun mandi Lifebuoy. Untuk memperoleh data primer


(6)

3

ini penulis memberikan angket pertanyaan atau kuesioner kepada responden dan jawaban responden dijadikan sebagai data primer.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam studi ini penulis mengguinakan metode kuisioner yaitu pengumpulan data yang memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam pengumpulan data dengan tehnik angket dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap setiap butir pertanyaan dalam angket.

Dalam tehnik pengumpulan data, penulis melakukan dua tahap penyebaran kuesioner yang digunakan untuk menjawab variabel-variabel pada setiap item pertanyaan yang ada. Pertama, terlebih dahulu disebarkan kepada 30 responden yang digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut untuk mendapatkan tingkat keabsahan dan keakuratan data. Pada penyebaran tahap kedua, yakni penulis menyebarkan sebanyak 70 kuesioner kepada responden yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan.

5. Metode Pengukuran Data

Metode pengukuran data untuk mengklarifikasikan jawaban dari responden tentang responsi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli sabun mandi cair merek lifebuoy, dengan menggunakan skala 5 yang terdiri dari sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat setuju. Skala Likertnya yaitu:

1. Sangat Setuju (SS) : 5

2. Setuju (S) : 4

3. Cukup Setuju (N) : 3

4. Tidak Setuju (TS) : 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 6. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data tersebut valid atau tidak. Suatu instrumen pengukur dikatakan Valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Indriantoro dan Supomo, 1999). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Jadi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan


(7)

4

tingkat keabsahan suatu alat ukur, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total pertanyaan. Yaitu untuk mengukur akurasi data penelitian melalui butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam penelitian kepada responden. Peneliti ingin mengetahui data yang diteliti valid atau tidak valid dan diuji dengan menggunakan bantuan SPSS dalam tarif signifikan 5% (Imam dan Suharyani 2003). Adapun langkah-langkah sebagai berikut :

1) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir tersebut Adalah valid. Sedangkan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel, maka butir tersebut adalah tidak valid.

2) Membandingkan r hitung dengan r tabel dengan tingkat signifikan 5%. 3) Membuat kesimpulan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur data tersebut reliabel atau tidak. Instrumen yang reliabel artinya yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2005).

Reliabilitas berkaitan dengan ketepatan prosedur pengukuran dan konsisten. Data yang tidak reliabel, tidak dapat diproses lebih lanjut karena akan menimbulkan kesimpulan yang bias. Suatu alat ukur yang dinilai reliabel jika pengukuran tersebut menunjukkan hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan diuji degan menggunakan bantuan program SPSS (Rianto, 2003). Kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:41) :

1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel-variabel yang diamati reliabel.

2) Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60, maka pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel-variabel yang diamati tidak reliabel.

7. Metode Analisis Data a. Uji Normalitas

Ghozali (2005:110) menyebutkan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk melihat normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Tes, yang mana dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.


(8)

5

Apabila signifikansi hitung > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila signifikansi hitung < 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis Regresi Sederhana digunakan untuk mengukur hubungan variabel dependent dengan variabel independent

c. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menentukan ketergantungan suatu variabel dependent yang disebabkan oleh variabel independent. Dengan kata lain analisis ini digunakan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel yang lain. Pengaruh tersebut melalui koefisien regresi. Bentuk persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: (Dajan, 1984 hlm. 314).

- Uji T

Uji T digunakan untuk menguji pengaruh masing - masing variabel dependen terhadap variabel independen.

- Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel dependen terhadap variabel independensecara simultan.

d. Analisis Korelasi Koefisien Adjused R

Analisis korelasi yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Uji ini juga digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent. Nilai adjused R ini digunakan untuk menghindari nilai koefisien determinasi yang memiliki kelemahan bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan dalam model. Nilai koefisien determinasi (R ) adalah diantara nol dan satu. Perthitungan koefisien determinasi ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS. C.ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1) Uji Intrumen

a) Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur validitas dari item-item pertanyaan pada kuesioner tersebut dapat dinyatakan valid apabila mampu mengungkapkan sesuatu yang dapat diukur.


(9)

6 Tabel 4.3

Hasil Pengujian Validitas Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Variabel Item r hitung r tabel Keterangan

Pesan Iklan (F)

F1 0,749 0,196 Valid

F2 0,784 0,196 Valid

F3 0,568 0,196 Valid

F4 0,627 0,196 Valid

F5 0,443 0,196 Valid

Pengenalan Merek (B)

B1 0,355 0,196 Valid

B2 0,640 0,196 Valid

B3 0,665 0,196 Valid

B4 0,632 0,196 Valid

B5 0,724 0,196 Valid

B6 0,702 0,196 Valid

B7 0,711 0,196 Valid

B8 0,622 0,196 Valid

B9 0,691 0,196 Valid

B10 0,590 0,196 Valid

Keyakinan Konsumen (C)

C1 0,772 0,196 Valid

C2 0,763 0,196 Valid

C3 0,785 0,196 Valid

C4 0,803 0,196 Valid

C5 0,723 0,196 Valid

C6 0,619 0,196 Valid

Sikap Konsumen (A)

A1 0,657 0,196 Valid

A2 0,759 0,196 Valid

A3 0,678 0,196 Valid

A4 0,623 0,196 Valid

A5 0,693 0,196 Valid

A6 0,682 0,196 Valid

A7 0,591 0,196 Valid

Minat beli (I)

I1 0,757 0,196 Valid

I2 0,839 0,196 Valid

I3 0,872 0,196 Valid

I4 0,850 0,196 Valid

I5 0,778 0,196 Valid

Sumber: Hasil data primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item pertanyaan pada masing-masing variabel dapat dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel pada tingkat signifikansi 5%.


(10)

7 b) Hasil Pengujian Reliabilitas

Table 4.4

Hasil Pengujian Reliabiltas Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

No Variabel Cronbach's

Alpha r tabel Keterangan

1 Pesan Iklan (F) 0,614 0,60 Reliabel

2 Pengenalan Terhadap Merek (B) 0,830 0,60 Reliabel 3 Keyakinan Konsumen (C) 0,836 0,60 Reliabel 4 Sikap Konsumen (A) 0,791 0,60 Reliabel

5 Minat Beli (I) 0,877 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil data primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa besarnya

Cronbach's Alpha pada masing-masing variabel antara lain variabel Pesan Iklan (F), Pengenalan Terhadap Merek (B), Keyakinan Konsumen (C), Sikap Konsumen (A), dan Minat Beli (I) menunjukkan hasil yang lebih besar dari persyaratan yang telah ditentukan sebesar 0,6.

A. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Persamaan Sig. Kolmogorov

Smirnov α keterangan

Pengenalan merek terhadap Pesan iklan

0,279 0,05 Distribusi data normal Keyakinan konsumen

terhadap Pengenalan merek

0,174 0,05 Distribusi data normal

Sikap konsumen terhadap Pengenalan merek

0,758 0,05 Distribusi data normal

keyakinan konsumen dan Sikap konsumen terhadap Minat beli

0,483 0,05 Distribusi data normal

Sumber: Hasil data primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa Sig. Kolmogorov Smirnov pada masing-masing persamaan atau model menunjukkan hasil yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05.


(11)

8

2. Analisis Regresi Linier Sederhana dan Berganda Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Berganda Hipotesis Konstanta Koef

Regresi

Uji t Sig R2 Parsial

Pesan iklan terhadap Pengenalan merek

16,757 5,245 0,000 0,245

Pesan iklan 0,972

Pengenalan merek terhadap Keyakinan konsumen

3,783 7,640 0,000 0,373

Pengenalan merek 0.479

Pengenalan merek terhadap Sikap konsumen

10,250 6,636 0,000 0,310

Pengenalan merek 0,402

Berganda Sikap konsumen dan Keyakinan konsumen

terhadap Minat beli

-1,881 5,578

0,836

0,000 0,468

Sikap konsumen 0,671

Keyakinan konsumen 0,109

F hitung: 42, 603 Sig: 0,000

Sumber: Hasil data primer, 2014

3. Pengujian Hipotesis Pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy a. Hipotesis I

Hipotesis 1 pada penelitian ini adalah ada pengaruh pesan iklan (F) terhadap pengenalan merek (B) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Berdasarkan dari pengolahan data, maka dapat didapat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 16,757 + 0,972 X +

e

t hitung = (5,242) Sig = (0,000) Adj R2 = (0,245) Keterangan:

Y = Pengenalan merek (B) X = Pesan iklan (X)


(12)

9

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, menunjukkan koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R square yaitu 0.245, hal ini berarti 24.5% dari pengenalan merek (B) dapat dijelaskan oleh variabel pesan iklan (F), sedangkan 75.5% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model.

Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh pesan iklan (F) terhadap pengenalan merek (B) diketahui nilai signifikan t hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t hitung sebesar 5,245 > 1,96 (t tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya variabel pesan iklan (F) ada pengaruh secara signifikan terhadap Variabel pengenalan merek (B). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 pada penelitian ini dapat diterima.

Dari persamaan di atas dan uji t diatas dapat di interprestasikan bahwa:

a) Konstanta sebesar 16,757, menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh pesan iklan , maka menunjukkan persepsi yang positif.

b) Koefesien regresi F sebesar 0,975, menunjukkan jika pesan iklan ditingkatkan maka pengenalan merek akan semakin baik.

c)

b. Hipotesis II

Hipotesis II pada penelitian ini adalah ada pengaruh pengenalan merek (B) terhadap keyakinan konsumen (C) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Berdasarkan dari pengolahan data, maka dapat didapat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 3,783 + 0,479 X +

e

t hitung = (7,640) Sig = (0,05) Adj R2 = (0,367) Keterangan:

Y = Keyakinan konsumen (C) X = Pengenalan merek (B)

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, menunjukkan koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R square yaitu 0.373, hal ini berarti 36.7% dari keyakinan konsumen (C) dapat dijelaskan oleh variabel pengenalan merk (B), sedangkan 63.7% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model.

Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh pengenalan merek (B) terhadap keyakinan konsumen (C) diketahui nilai signifikan t hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t hitung sebesar 7,640 > 1,96 (t tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya


(13)

10

variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel keyakinan konsumen (C). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis II pada penelitian ini dapat diterima.

Dari persamaan di atas dan uji t diatas dapat di interprestasikan bahwa:

a) Konstanta sebesar 3,783, menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh pengenalan merk, maka keyakinan konsumen menunjukkan persepsi yang positif.

b) Koefesien regresi B sebesar 0,479, menunjukkan jika pengenalan merek meningkat maka keyakinan konsumen semakin baik atau meningkat.

c. Hipotesis III

Hipotesis III pada penelitian ini adalah Ada pengaruh pengenalan merek (B) terhadap sikap konsumen (A) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Berdasarkan dari pengolahan data, maka dapat didapat persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 10,250 + 0,402 X +

e

t hitung = (6,636) Sig = (0,000) Adj R2 = (0,303) Keterangan:

Y = Sikap konsumen (A) X = Pengenalan merek (B)

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, menunjukkan koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R square yaitu 0.310, hal ini berarti 30.3% dari sikap konsumen (A) dapat dijelaskan oleh variabel pengenalan merk (B), sedangkan 69.7% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model.

Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh pengenalan merek (B) terhadap sikap konsumen (A) diketahui nilai signifikan t hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t hitung sebesar 6,636 > 1,96 (t tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel sikap konsumen (A). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis III pada penelitian ini dapat diterima.

Dari persamaan di atas dan uji t diatas dapat di interprestasikan bahwa:

a) Konstanta sebesar 10,250, menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh pengenalan merk, maka sikap konsumen menunjukkan persepsi yang positif.


(14)

11

b) Koefesien regresi B sebesar 0,402, menunjukkan jika pengenalan merek semakin meningkat maka sikap konsumen semakin baik.

d. Hipotesis IV,V dan VI

Hipotesis IV pada penelitian ini adalah ada pengaruh keyakinan konsumen (C) terhadap minat beli (I) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Hipotesis V pada penelitian ini adalah ada pengaruh sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Sedangkan hipotesis VI pada penelitian ini adalah ada pengaruh secara bersama antara keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen(A) terhadap minat beli (I) pada sabun mandi cair merk Lifebuoy. Berdasarkan dari pengolahan data, maka dapat didapat persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -1,811 + 0,671 X1 + 0,109 X2 +

e

t hitung = (5,578) (0,836) Sig.t = (0,000) (0,405) F hitung = (42,603)

Sig.f = (0,000) Adj R2 = (0,457) Keterangan:

Y = Minat beli (I)

X1= Keyakinan konsumen (C)

X2 = Sikap Konsumen (A)

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, menunjukkan koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R square yaitu 0.468, hal ini berarti 45.7% dari minat beli (I) dapat dijelaskan oleh variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A), sedangkan 54.3% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model.

Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh keyakinan konsumen (C) terhadap minat beli (I) diketahui nilai signifikan t hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai t hitung sebesar 5,578 > 1,96 (t tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya variabel keyakinan konsumen (C) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis IV pada penelitian ini dapat diterima.

Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh variabel sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I) diketahui nilai signifikan t hitung sebesar 0,405 > 0,05 atau nilai t hitung sebesar 0,836 < 1,96 (t tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diteriama. Artinya variabel sikap konsumen (A) tidak ada pengaruh secara signifikan


(15)

12

terhadap variabel minat beli (I). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis V pada penelitian ini dapat ditolak.

Dari persamaan di atas dan uji t diatas dapat di interprestasikan bahwa:

a) Konstanta sebesar -1,811, menyatakan jika tidak ada pengaruh keyakinan konsumen dan sikap konsumen, maka minat menunjukkan persepsi yang negatif.

b) Koefesien regresi C sebesar 0,671, menunjukkan jika keyakinan konsumen semakin meningkat maka minat beli semakin meningkat. c) Koefesien regresi A sebesar 0,109, menunjukkan jika sikap konsumen

tidak akan meningkatkan minat beli.

Hasil uji F untuk mengetahui pengaruh secara bersama antara keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I) diketahui nilai signifikan F hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai F hitung sebesar 42,603 > 3,09 (F tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis VI pada penelitian ini dapat diterima.

Adapun hasil uji F secara rinci pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel. 4.7

Uji F Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Regression 759,889 2 379,945 42,603 ,000b

Residual 865,071 97 8,918

Total 1624,960 99

Sumber : data primer di olah, 2014 Tabel 4.8

Rekapitulasi Uji t pada Hipotes I-V Sabun Mandi Cair Merk Lifebuoy Variabel t hitung t tabel Keterangan Hipotesis

nol (H0)

Pesan iklan terhadap Pengenalan merek

5,245 1.96 Ada pengaruh Ditolak Pengenalan merek terhadap

Keyakinan konsumen

7,640 1.96 Ada pengaruh Ditolak Pengenalan merek terhadap

Sikap konsumen

6,636 1.96 Ada pengaruh Ditolak Keyakinan konsumen

terhadap Minat beli

5,578 1.96 Ada pengaruh Ditolak Sikap konsumen terhadap

Minat beli

0,836 1.96 Tidak ada pengaruh

Diterima Sumber : data primer di olah, 2014


(16)

13 B. Pembahasan

1. Pengaruh Pesan Iklan Terhadap Pengenalan Merek pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pesan iklan terhadap pengenalan merek dengan nilai koefisien 0,972 dan t hitung sebesar 5,245>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pesan iklan berpengaruh positif terhadap pengenalan merek.

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseno 2004 yang menyimpulkan bahwa konsumen mempunyai tanggapan positit terhadap atribut-atribut yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Armstrong (1997) mengatakan bahwa atribut menjadi salah satu isi dari pengenalan merek.

2. Pengaruh Pengenalan Merek Terhadap Keyakinan Konsumen pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengenalan merek terhadap keyakinan konsumen dengan nilai koefisien 0,479 dan t hitung sebesar 7,640>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pengenalan merek berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen.

Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (1997) yang mengatakan merek yang sudah dikenal memberikan informasi, pengenalan, dan rasa percaya kepada konsumen

3. Pengaruh Pengenalan Merek Terhadap Sikap Konsumen pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengenalan merek terhadap sikap konsumen dengan nilai koefisien 0,402 dan t hitung sebesar 6,636>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pengenalan merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (1997) yang mengatakan merek yang sudah dikenal memberikan informasi, pengenalan, dan rasa percaya kepada konsumen. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Minat Beli pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy


(17)

14

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara keyakinan konsumen terhadap minat beli dengan nilai koefisien 0,671 dan t hitung sebesar 0,836<1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liriswati (2004) yang menyimpukan bahwa ada pengaruh positif keyakinan, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda

4. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif antara sikap konsumen terhadap minat beli dengan nilai koefisien 0,109dan t hitung sebesar 0,836<1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak sebab tidak memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini tidak berhasil menyimpulkan bahwa keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liriswati (2004) yang menyimpukan bahwa tidak ada pengaruh positif sikap terhadap minat konsumen utnuk membeli sabun cair. Secara teoritis peneltian ini inkonsisten dengan teori menurut Schiffman dan Kanuk (2004) bahwa Sikap konsumen adalah faktor yang berpengaruh dalam keputusan konsumen karena konsep sikap yang berkaitan dengan konsep kepercayaan dan perilaku.

D.KESIMPULAN

1. Variabel pesan iklan (F) berpengaruh secara signifikan terhadap pengenalan merek (B), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,245>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pesan iklan (F) ada pengaruh secara signifikan terhadap Variabel pengenalan merek (B)

2. Varibel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap keyakinan konsumen (C), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 7,640>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel keyakinan konsumen (C)

3. Variabel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen (A), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 6,636>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel sikap konsumen (A)

4. Variabel keyakinan konsumen (C) berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,578>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel keyakinan konsumen (C) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I)


(18)

15

5. Variabel sikap konsumen (A) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 0,836<1,96, sehingga Ho diterima, artinya variabel sikap konsumen (A) tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I)

6. Variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil F hitung 42,603>3,09, sehingga Ho ditolak, Artinya variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) secara bersama-sama ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I).

7. Koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R square yaitu 0.457, hal ini berarti 45.7% dari minat beli (I) dapat dijelaskan oleh variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A), sedangkan 54.3% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bovee, Courtland L. 1996. Business In Action: Step into the world of opportunity in the 21st century. Prentice Hall. Inc. New Jersey.

Engel. J.F., R.D Blackwell dan P.W.Miniard. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid 2, Edisi Keenam, Jakarta: Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.

Semarang: . Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Husein, Umar. 2000. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Howard, John A. 1994. Consumen Behavior in Marketing Strategy, Prentice Hall International, Inc.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. BPFE-Yogyakarta.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi ketujuh. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip & Kevin Lanew Keller. 2003. Membangun Minat Beli. Indeks.

Kotler, P. dan Armstrong, G. 1997. Dasar – Dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.

Kotler, P., Bowen, J., dan Makens, J. 1999. Marketing for Hospitality and Tourism. Second Edition. Prentice Hall Inc. Upper Saddle River, NewJersey.

Liriswati, Anita dan Albari. 2004. Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair Lux, Biore, Lifebuoy di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau dari Pengaruh Sikapnya Setelah Melihat Iklan di Televisi dan Norma Subyektif, Yogyakarta.

Mowen, J.C. dan Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga


(20)

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2004. Perilaku Konsumen. Edisi ketujuh. Prentice Hall International.

Suharyani dan Imam Teguh R. 2001. Pengolahan Data Elektronik. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Swastha, B.D. dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Tri Suseno, Joko. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian LP, Yogyakarta.

Webster, Frederick E. & Wind, Yoram, 2003, A General Model for Understanding Organizational Buying Behavior, Journal of Marketing.


(1)

12

terhadap variabel minat beli (I). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis V pada penelitian ini dapat ditolak.

Dari persamaan di atas dan uji t diatas dapat di interprestasikan bahwa:

a) Konstanta sebesar -1,811, menyatakan jika tidak ada pengaruh keyakinan konsumen dan sikap konsumen, maka minat menunjukkan persepsi yang negatif.

b) Koefesien regresi C sebesar 0,671, menunjukkan jika keyakinan konsumen semakin meningkat maka minat beli semakin meningkat. c) Koefesien regresi A sebesar 0,109, menunjukkan jika sikap konsumen

tidak akan meningkatkan minat beli.

Hasil uji F untuk mengetahui pengaruh secara bersama antara keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) terhadap minat beli (I) diketahui nilai signifikan F hitung sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai F hitung sebesar 42,603 > 3,09 (F tabel) pada tingkat signifikansi 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis VI pada penelitian ini dapat diterima.

Adapun hasil uji F secara rinci pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel. 4.7

Uji F Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Regression 759,889 2 379,945 42,603 ,000b

Residual 865,071 97 8,918

Total 1624,960 99

Sumber : data primer di olah, 2014 Tabel 4.8

Rekapitulasi Uji t pada Hipotes I-V Sabun Mandi Cair Merk Lifebuoy Variabel t hitung t tabel Keterangan Hipotesis

nol (H0)

Pesan iklan terhadap Pengenalan merek

5,245 1.96 Ada pengaruh Ditolak Pengenalan merek terhadap

Keyakinan konsumen

7,640 1.96 Ada pengaruh Ditolak Pengenalan merek terhadap

Sikap konsumen

6,636 1.96 Ada pengaruh Ditolak Keyakinan konsumen

terhadap Minat beli

5,578 1.96 Ada pengaruh Ditolak Sikap konsumen terhadap

Minat beli

0,836 1.96 Tidak ada pengaruh

Diterima Sumber : data primer di olah, 2014


(2)

13 B. Pembahasan

1. Pengaruh Pesan Iklan Terhadap Pengenalan Merek pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pesan iklan terhadap pengenalan merek dengan nilai koefisien 0,972 dan t hitung sebesar 5,245>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pesan iklan berpengaruh positif terhadap pengenalan merek.

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseno 2004 yang menyimpulkan bahwa konsumen mempunyai tanggapan positit terhadap atribut-atribut yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Armstrong (1997) mengatakan bahwa atribut menjadi salah satu isi dari pengenalan merek.

2. Pengaruh Pengenalan Merek Terhadap Keyakinan Konsumen pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengenalan merek terhadap keyakinan konsumen dengan nilai koefisien 0,479 dan t hitung sebesar 7,640>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pengenalan merek berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen.

Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (1997) yang mengatakan merek yang sudah dikenal memberikan informasi, pengenalan, dan rasa percaya kepada konsumen

3. Pengaruh Pengenalan Merek Terhadap Sikap Konsumen pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengenalan merek terhadap sikap konsumen dengan nilai koefisien 0,402 dan t hitung sebesar 6,636>1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa pengenalan merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (1997) yang mengatakan merek yang sudah dikenal memberikan informasi, pengenalan, dan rasa percaya kepada konsumen. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Minat Beli pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy


(3)

14

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara keyakinan konsumen terhadap minat beli dengan nilai koefisien 0,671 dan t hitung sebesar 0,836<1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima sebab memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liriswati (2004) yang menyimpukan bahwa ada pengaruh positif keyakinan, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda

4. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli pada Sabun Mandi Cair Merek Lifebuoy

Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif antara sikap konsumen terhadap minat beli dengan nilai koefisien 0,109dan t hitung sebesar 0,836<1,96 (signifikan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak sebab tidak memenuhi syarat diatas 1,96. Penelitian ini tidak berhasil menyimpulkan bahwa keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli

Secara normatif penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liriswati (2004) yang menyimpukan bahwa tidak ada pengaruh positif sikap terhadap minat konsumen utnuk membeli sabun cair. Secara teoritis peneltian ini inkonsisten dengan teori menurut Schiffman dan Kanuk (2004) bahwa Sikap konsumen adalah faktor yang berpengaruh dalam keputusan konsumen karena konsep sikap yang berkaitan dengan konsep kepercayaan dan perilaku.

D.KESIMPULAN

1. Variabel pesan iklan (F) berpengaruh secara signifikan terhadap pengenalan merek (B), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,245>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pesan iklan (F) ada pengaruh secara signifikan terhadap Variabel pengenalan merek (B)

2. Varibel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap keyakinan konsumen (C), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 7,640>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel keyakinan konsumen (C)

3. Variabel pengenalan merek (B) berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen (A), hal ini ditunjukan oleh hasil t hitung 6,636>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel pengenalan merek (B) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel sikap konsumen (A)

4. Variabel keyakinan konsumen (C) berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 5,578>1,96, sehingga Ho ditolak, artinya variabel keyakinan konsumen (C) ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I)


(4)

15

5. Variabel sikap konsumen (A) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil t hitung 0,836<1,96, sehingga Ho diterima, artinya variabel sikap konsumen (A) tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I)

6. Variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli (I), hal ini ditunjukkan oleh hasil F hitung 42,603>3,09, sehingga Ho ditolak, Artinya variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) secara bersama-sama ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel minat beli (I).

7. Koefesien determinasi sederhana yang telah disesuaikan (R2) / adjusted R

square yaitu 0.457, hal ini berarti 45.7% dari minat beli (I) dapat dijelaskan oleh variabel keyakinan konsumen (C) dan sikap konsumen (A), sedangkan 54.3% dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak diamati atau tidak ada dalam model


(5)

Engel. J.F., R.D Blackwell dan P.W.Miniard. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid 2, Edisi Keenam, Jakarta: Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.

Semarang: . Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Husein, Umar. 2000. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Howard, John A. 1994. Consumen Behavior in Marketing Strategy, Prentice Hall International, Inc.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. BPFE-Yogyakarta.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi ketujuh. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip & Kevin Lanew Keller. 2003. Membangun Minat Beli. Indeks.

Kotler, P. dan Armstrong, G. 1997. Dasar – Dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.

Kotler, P., Bowen, J., dan Makens, J. 1999. Marketing for Hospitality and Tourism. Second Edition. Prentice Hall Inc. Upper Saddle River, NewJersey.

Liriswati, Anita dan Albari. 2004. Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair Lux, Biore, Lifebuoy di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau dari Pengaruh Sikapnya Setelah Melihat Iklan di Televisi dan Norma Subyektif, Yogyakarta.

Mowen, J.C. dan Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga


(6)

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2004. Perilaku Konsumen. Edisi ketujuh. Prentice Hall International.

Suharyani dan Imam Teguh R. 2001. Pengolahan Data Elektronik. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Swastha, B.D. dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Tri Suseno, Joko. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian LP, Yogyakarta.

Webster, Frederick E. & Wind, Yoram, 2003, A General Model for Understanding Organizational Buying Behavior, Journal of Marketing.