Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan Tertentu Yang Dijual Di Toko Tertentu, Ditinjau Dari Kehadiran Bakteri Coliform & Tes Reduktase.
ABSTRAK
Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan Tertentu yang Dijual di Toko Tertentu,
Ditinjau dari Keberadaaan Bakteri Coliform dan Tes Reduktase
Oleh : Ivana Dewi
Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S. Si, M. Si
Liessyana, dr.
Maraknya peredaran susu kemasan siap minum perlu disertai dengan
pemeriksaan kualitas mikrobiologis. Sehubungan dengan hal ini, telah dilakukan
penelitian keberadaan bakteri colrform dan waktu reduksi susu kemasan tertentu,
untuk mengetahui kualitas mikrobiologisnya. Sampel diencerkan secara berseri
dan ditanam pada medium agar MacConkey untuk mengetahui jumlah bakteri
coliform permililiter susu. Tes reduktase dengan menggunakan indikator metilen
blue dilakukan untuk mengetahui waktu reduksi susu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada sampel 1 & 2 tidak ditemukan bakteri coliform,
sedangkan pada sampel3 ditemukan 15.400 sel coliform/ml susu. Waktu reduksi
sampel 1 antara 6-8 jam, sedangkan sampel2 & 3 antara 4-6 jam. Berdasarkan
standar jumlah bakteri colrform, disimpulkan bahwa sampel 1 & 2 berkualitas
baik, sampel3 buruk. Berdasarkan standar tes reduktase, sampel 1 berkualitas
baik, sedangkan sampel2 & 3 sedang. Secara umum, kualitas mikrobiologis susu
kemasan tertentu ditemukan tidak konstan dan belum layak untuk diminum
langsung.
Kata kunci : susu kemasan tertentu, bakteri coliform, tes reduktase
iv
ABSTRACT
Microbial Quality ofA Certain Packaged Milk Sold in A Certain Shop, Based on
The Existence of Colform Bacteria and Reduktase Test
By :Ivana Dewi
Tutors :Philips Onggowidjaja, S. Si, M. Si.
Liessyana, dr.
There are dozens of brands of ready-to-drink milk in the market. Due to risk of
microbial contamination, the microbial quality of milk is needed to be inspected.
Based on this purpose, research on the existence of coliform bacteria and
reduction time of a branded milk has been done, to know its microbiological
quality. Samples were diluted in serial dilution and cultured in MacConkey agar
medium tofind out the number of colform bacteria per ml of milk. Reduction test
with metilen blue as indicator was conducted to determine the reduction time of
samples. The results showed that samples 1 & 2 did not contain colform bacteria,
while sample 3 contained 15.400 colform bacteria/ml of milk. Reduction time of
sample 1 was 7 hours and 40 minutes, sample 2 was 4 hours and 20 minutes, and
sample 3 was 4 hours and 30 minutes. According to the total colform bacteria
standard, samples I & 2 had good quality, while sample 3 had bad quality.
According to the reductase test, sample I had good quality, while samples 2 & 3
had fair quality. Generally, it was concluded that microbial quality of a branded
milk was not constant and it was not ready to drink.
Keywords :certain packaged milk, colform bacteria, reductase test
DAFTAR ISI
Halaman
i
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
V
vi
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka Pemikiran
1.6. Metodologi
1.7. Lokasi dan Waktu
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Flora Normal Susu
5
2.2. Enterobacteriacea
5
2.2.1.Bakteri coliform
2.2.2. Perbenihan Agar MacConkey
2.3. Tes Standar Susu
2.3.1 Tes Coliform
7
2.3.2. Tes Reduktase
8
viii
Ha la man
2.4. Penularan Penyakit Melalui Susu
9
2.5. Kontaminasi Silang
9
2.6. Kerusakan Susu
10
2.7. Kontrol Pertumbuhan Mikroorganisme
10
2.8. Penyimpanan Susu
11
BAB III BAHAN, PERALATAN, DAN CARA KERJA
12
3.1. Bahan Penelitian
12
3.2. Peralatan Penelitian dan Kegunaannya
13
3.3. Cara Kerja Penelitian
14
3.3.1. Bagan Kerja Umum
14
3.3.2. Rincian Langkah Kerja
15
3.3.2.1. Persiapan Penelitian
15
3.3.2.2. Tes Colform
15
a. Pembuatan Medium MacConkey
15
b. Pengenceran berseri
15
c. Penanaman sampel dan inkubasi
16
d. Penghitungan koloni
16
e. Pewarnaan Gram
16
3.3.2.3 Tes Reduktase
17
a. Pengenceran indikator
17
b. Penanaman sampel
17
c. Pengamatan waktu hilangnya warna
18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19
4.1. Tes Colform
19
4.2. Tes Reduktase
20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
22
5.1. Kesimpulan
22
5.2. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
ix
Halaman
IUWAYAT HIDUP PENELITI
24
LAMPIRAN
25
X
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil Tes Coliform
19
Tabel 4.2. Hasil Tes Reduktase
20
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Langkah Kerja Umum
14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pengaduan susu ‘FF’
25
Lampiran 2 Pengaduan susu ‘DL’
27
Lampiran 3 Standar Mikrobiologis Susu
29
Lampiran 4 Foto Hasil Studi Pendahuluan
30
Lampiran 5 Hasil Tes Coliform
31
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Susu merupakan produk sehari-hari yang sering ditemukan di masyarakat.
Setiap hari jutaan orang di seluruh dunia mengkonsumsi susu, baik bayi, anakanak, orang dewasa maupun orang lanjut usia. Di Amerika Serikat, susu mewakili
hampir 1/5 dari total makanan yang dikonsumsi (Volk, 1997).
Susu adalah sumber nutrisi yang sangat baik ; di dalamnya terkandung lemak,
protein, karbohidrat, vitamin dan mineral (Volk, 1997). Banyak orang
mengkonsumsinya karena baik untuk kesehatan. Hal ini dimanfaatkan oleh
industri makanan sehingga banyak bermunculan merk susu kemasan yang beredar
di masyarakat.
Yayasan Bina Konsumen Indonesia mencatat adanya pengaduan konsumen
nomor 002/BK/PK/I/2001 tentang susu ‘FF’ kemasan botol 200 ml (Lampiran 1).
Selain itu tercatat pula pengaduan nomor 46/BK/PENG?/VIII/1997 tentang susu
‘DL’ kemasan botol 200 ml (Lampiran 2). Kedua produk tersebut mengalami
perubahan rasa (menjadi asam ) sebelum tanggal kadaluarsa yang ditentukan. Bila
kedua produk tersebut yang diproduksi oleh industri besar dengan j angkauan
konsumen yang luas dapat mengalami kontaminasi, maka bukan tidak mungkin
Susu kemasan tertentu (SKT) juga mengalami hal yang sama.
Kontaminasi dapat terjadi karena susu merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan
mikroorganisme
(Volk, 1997).
Pertumbuhan
bakteri
dapat
menimbulkan masalah bagi kualitas susu, terutama bakteri patogen yang dapat
membahayakan kesehatan konsumen (INT-1). Berdasarkan hal tersebut susu
menjadi makanan pertama yang memiliki standar mikrobiologis (Volk, 1997).
Dalam industri makanan, kehadiran bakteri coliform adalah indikator utama
untuk mengetahui kualitas sanitasi (Colome, 1989). Tes kehadiran bakteri coliform
2
diperlukan untuk tujuan ini. Selain itu, ada pula tes reduktase dengan metilen blue
untuk menentukan kualitas susu (Volk, 1997).
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan beredarnya berbagai merk susu kemasan siap minum di masyarakat,
diperlukan uji kelayakan kualitas susu sesuai klaim tersebut.
Standar
mikrobiologis yang digunakan adalah standar bakteri coliform yaitu maksimal 10
coliform/ml susu (POBPM, 1992), dan standar kualitas menurut tes reduktase
yaitu berdasarkan waktu menghilangnya wama indikator (Cappucino & Sherman,
1998). Dengan kedua standar mikrobiologis tersebut, apakah ‘SKT’ yang dijual
memenuhi syarat tersebut sehingga layak untuk diminum langsung?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini yaitu mengetahui kualitas produk ‘SKT’ berdasarkan
kehadiran mikroorganisme.
Tujuan penelitian ini yaitu menentukan jumlah bakteri colform permililiter
susu, dan juga menentukan lamanya waktu reduktase susu.
1.4. Kegunaan Penelitian
Pada umumnya, konsumen hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang
kualitas susu maupun bahaya terjadinya kontaminasi (Volk, 1997). Karena itu, dari
hasil penelitian ini diharapkan konsumen dapat mengetahui kualitas mikrobiologis
‘SKT’, dan produsen dapat menjaga kualitas mikrobiologis produk susu yang
3
dihasilkan. Mahasiswa atau peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
untuk melakukan studi yang lebih luas.
1.5. Kerangka Pemikiran
Susu merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan, namun bila
terjadi kontaminasi maka susu dapat menjadi sumber penularan penyakit. Karena
itu, susu harus memenuhi standar mikrobiologis agar tidak merugikan konsumen.
Menurut
produsennya,
‘SKT’ dapat
langsung diminum
karena
sudah
dipasteurisasi (tahan 2 hari). Berdasarkan hal tersebut, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut :
‘SKT’ memiliki kualitas yang baik untuk langsung diminum.
1.6. Metodologi
Penelitian ini bersifat survei deskriptif. Penghitungan bakteri colform
dilakukan dengan tehnik pengenceran berseri, dan menggunakan agar
MacConkey, dengan metode pour plate (Volk, 1997). Pengambilan sampel
dilakukan 3 kali, tiap pengenceran dilakukan 3 kali pengulangan (triplo). Jumlah
bakteri colform permililiter susu dihitung berdasarkan pengenceran berseri dan
menurut kaidah penghitungan koloni (Gradwohl’s,1970).
Dalam tes reduktase, metilen blue digunakan sebagai indikator kuaiitas susu
(Cappucino & Sherman,1998). Hilangnya warna biru menunjukkan adanya
aktivitas mikroorganisme pada susu yang mereduksi metilen blue.
Sampel yang digunakan yaitu ‘SKT’ 500 ml yang dibeli dari toko.
4
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha, dari bulan Maret sampai dengan April 200 1.
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Kualitas produk ‘SKT’ tidak konstan.
2) ‘SKT’ tidak layak diminum langsung (hipotesis ditolak).
5.2. Saran
Produsen, perlu meningkatkan kualitas susu melalui perbaikan sanitasi dan
higiene, mulai dari pemerahan susu, pengolahan, sampai distribusinya.
Konsumen, sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi produk ‘SKT’. Lebih
baik susu dipasteurisasi terlebih dahulu sebelum diminum.
Penjual, menjaga suhu penyimpanan susu seperti yang ditentukan.
Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang mencukupi sehingga
hasilnya lebih bermakna.
22
DAFTAR PUSTAKA
Atlas, R. M. 1997. Principles of Microbiology. Louisville, Kentucky: Wm C
Brown Publishers.
Cappucino, J. G & Sherman, N. 1998. Microbiology: A Laboratory Manual.
California: Benjamin Cummings Science Publishing.
Colome, J. S. ,et al. 1986. Laboratory Exercises in Microbiology. St Paul : West
Publishing Company.
Sonennwirth, A. C. 1970. Gradwohl ‘s Clinical Laboratory Methods and
Diagnosis. St Louis : The CV Mosby Company.
Jawetz, Melnick, Adelberg. 1996.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Kay, D. & Fricker, C. 1997. Coliforms and E. coli. Cambridge : Athenaeum Press
Ltd.
Volk, W. A. & Brown, J. C. 1997. Basic Microbiology. California : Addison
Wesley Educational Publisher Inc.
INT- 1 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/B
1025-W.HTML
INT-2 : http://medic.med.uth.tmc.edu/path/macconk.htm
INT-3 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/b906-w.
html
INT-4 : http://www.waverlev.gov.uk/environment/foodpoisoning 1.asp
INT-5 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/B1084-W.HTML
14-w.html
INT-6 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/b9
23
Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan Tertentu yang Dijual di Toko Tertentu,
Ditinjau dari Keberadaaan Bakteri Coliform dan Tes Reduktase
Oleh : Ivana Dewi
Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S. Si, M. Si
Liessyana, dr.
Maraknya peredaran susu kemasan siap minum perlu disertai dengan
pemeriksaan kualitas mikrobiologis. Sehubungan dengan hal ini, telah dilakukan
penelitian keberadaan bakteri colrform dan waktu reduksi susu kemasan tertentu,
untuk mengetahui kualitas mikrobiologisnya. Sampel diencerkan secara berseri
dan ditanam pada medium agar MacConkey untuk mengetahui jumlah bakteri
coliform permililiter susu. Tes reduktase dengan menggunakan indikator metilen
blue dilakukan untuk mengetahui waktu reduksi susu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada sampel 1 & 2 tidak ditemukan bakteri coliform,
sedangkan pada sampel3 ditemukan 15.400 sel coliform/ml susu. Waktu reduksi
sampel 1 antara 6-8 jam, sedangkan sampel2 & 3 antara 4-6 jam. Berdasarkan
standar jumlah bakteri colrform, disimpulkan bahwa sampel 1 & 2 berkualitas
baik, sampel3 buruk. Berdasarkan standar tes reduktase, sampel 1 berkualitas
baik, sedangkan sampel2 & 3 sedang. Secara umum, kualitas mikrobiologis susu
kemasan tertentu ditemukan tidak konstan dan belum layak untuk diminum
langsung.
Kata kunci : susu kemasan tertentu, bakteri coliform, tes reduktase
iv
ABSTRACT
Microbial Quality ofA Certain Packaged Milk Sold in A Certain Shop, Based on
The Existence of Colform Bacteria and Reduktase Test
By :Ivana Dewi
Tutors :Philips Onggowidjaja, S. Si, M. Si.
Liessyana, dr.
There are dozens of brands of ready-to-drink milk in the market. Due to risk of
microbial contamination, the microbial quality of milk is needed to be inspected.
Based on this purpose, research on the existence of coliform bacteria and
reduction time of a branded milk has been done, to know its microbiological
quality. Samples were diluted in serial dilution and cultured in MacConkey agar
medium tofind out the number of colform bacteria per ml of milk. Reduction test
with metilen blue as indicator was conducted to determine the reduction time of
samples. The results showed that samples 1 & 2 did not contain colform bacteria,
while sample 3 contained 15.400 colform bacteria/ml of milk. Reduction time of
sample 1 was 7 hours and 40 minutes, sample 2 was 4 hours and 20 minutes, and
sample 3 was 4 hours and 30 minutes. According to the total colform bacteria
standard, samples I & 2 had good quality, while sample 3 had bad quality.
According to the reductase test, sample I had good quality, while samples 2 & 3
had fair quality. Generally, it was concluded that microbial quality of a branded
milk was not constant and it was not ready to drink.
Keywords :certain packaged milk, colform bacteria, reductase test
DAFTAR ISI
Halaman
i
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
V
vi
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka Pemikiran
1.6. Metodologi
1.7. Lokasi dan Waktu
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Flora Normal Susu
5
2.2. Enterobacteriacea
5
2.2.1.Bakteri coliform
2.2.2. Perbenihan Agar MacConkey
2.3. Tes Standar Susu
2.3.1 Tes Coliform
7
2.3.2. Tes Reduktase
8
viii
Ha la man
2.4. Penularan Penyakit Melalui Susu
9
2.5. Kontaminasi Silang
9
2.6. Kerusakan Susu
10
2.7. Kontrol Pertumbuhan Mikroorganisme
10
2.8. Penyimpanan Susu
11
BAB III BAHAN, PERALATAN, DAN CARA KERJA
12
3.1. Bahan Penelitian
12
3.2. Peralatan Penelitian dan Kegunaannya
13
3.3. Cara Kerja Penelitian
14
3.3.1. Bagan Kerja Umum
14
3.3.2. Rincian Langkah Kerja
15
3.3.2.1. Persiapan Penelitian
15
3.3.2.2. Tes Colform
15
a. Pembuatan Medium MacConkey
15
b. Pengenceran berseri
15
c. Penanaman sampel dan inkubasi
16
d. Penghitungan koloni
16
e. Pewarnaan Gram
16
3.3.2.3 Tes Reduktase
17
a. Pengenceran indikator
17
b. Penanaman sampel
17
c. Pengamatan waktu hilangnya warna
18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19
4.1. Tes Colform
19
4.2. Tes Reduktase
20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
22
5.1. Kesimpulan
22
5.2. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
ix
Halaman
IUWAYAT HIDUP PENELITI
24
LAMPIRAN
25
X
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil Tes Coliform
19
Tabel 4.2. Hasil Tes Reduktase
20
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Langkah Kerja Umum
14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pengaduan susu ‘FF’
25
Lampiran 2 Pengaduan susu ‘DL’
27
Lampiran 3 Standar Mikrobiologis Susu
29
Lampiran 4 Foto Hasil Studi Pendahuluan
30
Lampiran 5 Hasil Tes Coliform
31
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Susu merupakan produk sehari-hari yang sering ditemukan di masyarakat.
Setiap hari jutaan orang di seluruh dunia mengkonsumsi susu, baik bayi, anakanak, orang dewasa maupun orang lanjut usia. Di Amerika Serikat, susu mewakili
hampir 1/5 dari total makanan yang dikonsumsi (Volk, 1997).
Susu adalah sumber nutrisi yang sangat baik ; di dalamnya terkandung lemak,
protein, karbohidrat, vitamin dan mineral (Volk, 1997). Banyak orang
mengkonsumsinya karena baik untuk kesehatan. Hal ini dimanfaatkan oleh
industri makanan sehingga banyak bermunculan merk susu kemasan yang beredar
di masyarakat.
Yayasan Bina Konsumen Indonesia mencatat adanya pengaduan konsumen
nomor 002/BK/PK/I/2001 tentang susu ‘FF’ kemasan botol 200 ml (Lampiran 1).
Selain itu tercatat pula pengaduan nomor 46/BK/PENG?/VIII/1997 tentang susu
‘DL’ kemasan botol 200 ml (Lampiran 2). Kedua produk tersebut mengalami
perubahan rasa (menjadi asam ) sebelum tanggal kadaluarsa yang ditentukan. Bila
kedua produk tersebut yang diproduksi oleh industri besar dengan j angkauan
konsumen yang luas dapat mengalami kontaminasi, maka bukan tidak mungkin
Susu kemasan tertentu (SKT) juga mengalami hal yang sama.
Kontaminasi dapat terjadi karena susu merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan
mikroorganisme
(Volk, 1997).
Pertumbuhan
bakteri
dapat
menimbulkan masalah bagi kualitas susu, terutama bakteri patogen yang dapat
membahayakan kesehatan konsumen (INT-1). Berdasarkan hal tersebut susu
menjadi makanan pertama yang memiliki standar mikrobiologis (Volk, 1997).
Dalam industri makanan, kehadiran bakteri coliform adalah indikator utama
untuk mengetahui kualitas sanitasi (Colome, 1989). Tes kehadiran bakteri coliform
2
diperlukan untuk tujuan ini. Selain itu, ada pula tes reduktase dengan metilen blue
untuk menentukan kualitas susu (Volk, 1997).
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan beredarnya berbagai merk susu kemasan siap minum di masyarakat,
diperlukan uji kelayakan kualitas susu sesuai klaim tersebut.
Standar
mikrobiologis yang digunakan adalah standar bakteri coliform yaitu maksimal 10
coliform/ml susu (POBPM, 1992), dan standar kualitas menurut tes reduktase
yaitu berdasarkan waktu menghilangnya wama indikator (Cappucino & Sherman,
1998). Dengan kedua standar mikrobiologis tersebut, apakah ‘SKT’ yang dijual
memenuhi syarat tersebut sehingga layak untuk diminum langsung?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini yaitu mengetahui kualitas produk ‘SKT’ berdasarkan
kehadiran mikroorganisme.
Tujuan penelitian ini yaitu menentukan jumlah bakteri colform permililiter
susu, dan juga menentukan lamanya waktu reduktase susu.
1.4. Kegunaan Penelitian
Pada umumnya, konsumen hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang
kualitas susu maupun bahaya terjadinya kontaminasi (Volk, 1997). Karena itu, dari
hasil penelitian ini diharapkan konsumen dapat mengetahui kualitas mikrobiologis
‘SKT’, dan produsen dapat menjaga kualitas mikrobiologis produk susu yang
3
dihasilkan. Mahasiswa atau peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
untuk melakukan studi yang lebih luas.
1.5. Kerangka Pemikiran
Susu merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan, namun bila
terjadi kontaminasi maka susu dapat menjadi sumber penularan penyakit. Karena
itu, susu harus memenuhi standar mikrobiologis agar tidak merugikan konsumen.
Menurut
produsennya,
‘SKT’ dapat
langsung diminum
karena
sudah
dipasteurisasi (tahan 2 hari). Berdasarkan hal tersebut, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut :
‘SKT’ memiliki kualitas yang baik untuk langsung diminum.
1.6. Metodologi
Penelitian ini bersifat survei deskriptif. Penghitungan bakteri colform
dilakukan dengan tehnik pengenceran berseri, dan menggunakan agar
MacConkey, dengan metode pour plate (Volk, 1997). Pengambilan sampel
dilakukan 3 kali, tiap pengenceran dilakukan 3 kali pengulangan (triplo). Jumlah
bakteri colform permililiter susu dihitung berdasarkan pengenceran berseri dan
menurut kaidah penghitungan koloni (Gradwohl’s,1970).
Dalam tes reduktase, metilen blue digunakan sebagai indikator kuaiitas susu
(Cappucino & Sherman,1998). Hilangnya warna biru menunjukkan adanya
aktivitas mikroorganisme pada susu yang mereduksi metilen blue.
Sampel yang digunakan yaitu ‘SKT’ 500 ml yang dibeli dari toko.
4
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha, dari bulan Maret sampai dengan April 200 1.
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Kualitas produk ‘SKT’ tidak konstan.
2) ‘SKT’ tidak layak diminum langsung (hipotesis ditolak).
5.2. Saran
Produsen, perlu meningkatkan kualitas susu melalui perbaikan sanitasi dan
higiene, mulai dari pemerahan susu, pengolahan, sampai distribusinya.
Konsumen, sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi produk ‘SKT’. Lebih
baik susu dipasteurisasi terlebih dahulu sebelum diminum.
Penjual, menjaga suhu penyimpanan susu seperti yang ditentukan.
Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang mencukupi sehingga
hasilnya lebih bermakna.
22
DAFTAR PUSTAKA
Atlas, R. M. 1997. Principles of Microbiology. Louisville, Kentucky: Wm C
Brown Publishers.
Cappucino, J. G & Sherman, N. 1998. Microbiology: A Laboratory Manual.
California: Benjamin Cummings Science Publishing.
Colome, J. S. ,et al. 1986. Laboratory Exercises in Microbiology. St Paul : West
Publishing Company.
Sonennwirth, A. C. 1970. Gradwohl ‘s Clinical Laboratory Methods and
Diagnosis. St Louis : The CV Mosby Company.
Jawetz, Melnick, Adelberg. 1996.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Kay, D. & Fricker, C. 1997. Coliforms and E. coli. Cambridge : Athenaeum Press
Ltd.
Volk, W. A. & Brown, J. C. 1997. Basic Microbiology. California : Addison
Wesley Educational Publisher Inc.
INT- 1 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/B
1025-W.HTML
INT-2 : http://medic.med.uth.tmc.edu/path/macconk.htm
INT-3 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/b906-w.
html
INT-4 : http://www.waverlev.gov.uk/environment/foodpoisoning 1.asp
INT-5 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/B1084-W.HTML
14-w.html
INT-6 : http://www.ces.uga.edu/pubcd/b9
23