Keamanan Mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan Dari Segi Bakteriologis.

(1)

ABSTRAK

Air minum dalam kemasan (AMDK) harus memenuhi syarat-syarat sesuai Permenkes RI No. 416/MenkedPer/IX/1990, secara bakteriologis dikatakan aman bila tidak ditemukan coliform dalam 100 ml. Akan tetapi, menurut laporan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

Jakarta

pada tahun 1997, justru sebagian besar AMDK sudah tercemar coliform, belum termasuk AMDK yang palsu.

Untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas

AMDK

dari

segi

bakteriologis di Bandung, telah dilakukan penelitian yang sifatnya deskriptif, berupa survei terhadap AMDK merek “AC” yang diragukan

keamanan

bakteriologisnya karena harganya yang relatif murah.

Sampel

berupa 10 buah AMDK kemasan 220 ml yang diperoleh secara acak, diperiksa secara bakteriologis dengan “presumptive test

”.

Hasilnya menunjukkan

bahwa

semua sampel yang

diperiksa

bebas coliform, sehingga dapat disimpulkan bahwa

dari

segi bakteriologis, AMDK merek “AC” adalah aman untuk dikonsumsi. Penelitian lebih lanjut dengan memeriksa sampel yang lebih banyak dan dari berbagai merek AMDK sangat diperlukan.


(2)

ABSTRACT

Quality of bottled water in Indonesia is regulated by Permenkes

RI

No.416/Menkes/Per/IX/l990, the microbial standard is coliform negative in 100 ml water sample. Surprisingly, an investigation of various brands of bottled water concerning microbial safety run by YLKI (1997) in Jakarta showed, that there were more contaminated than uncontaminated brancis.

To evaluate the microbial quality of bottled water in Bandung, a research was done descriptively by surveying a certain brand of bottled water (in

220

ml packcage), of which the quality was doubtful because of incredibly low price.

Ten samples were collected by random and tested by “Presumptive test

”.

The results showed that all samples were coliform negative. In conclusion. the bottled water was qualified for the microbial standard and save to be consumed. Further studies with more brands and more samples are necessary.


(3)

DAFTAR ISI

..

Persetujuan Pembimbing

...

11

Pernyataan Mahasiswa

...

iii

ABSTRAK

...

iv

ABSTRACT

...

v

PRAKATA ... vi

DAFTAR

ISI

...

vii

...

DAFTAR TABEL

...

BAB I : PENDAHULUAN

...

1.1. Latar Belakang ...

1.3. Maksud dan Tujuan ...

1.4. Kegunaan Penelitian ...

1.2. Identifikasi masalah ...

1.5. Kerangka Pemikiran

...

1.6. Metodologi ...

1.7. Lokasi dan Waktu ... BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1. Air Minum ... 2.1.1. Definisi Air Minum ... 2.1.2. Macam-macam Air Minum ... 2.2. Air

Minum

Dalam Kemasan ...

2.2.1. Definisi AMDK ...

2.2.2. Keuntungan dan Kerugian AMDK dibandingkan dengan Air Minum Biasa ...

2.2.3. Proses Pembuatan AMDK ...

2.2.4. Persyaratan

AMDK

...

2.2.4.1. Syarat Fisik

...

2.2.4.2. Syarat Kimia

...

2.2.4.3. Syarat Bakteriologis ...

2.3. Coliform ...

X 1 1 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 5 5 5 7 8 8 9 9 9 vii


(4)

...

VIII

2.3.1. Sifat Coliform ... 9

2.3.2. Coliform Sebagai Indikator ... 10

2.4. Standar Pemeriksaan Air ... 11

2.4.1. Pemeriksaan Kualitatif ... 11

2.4.1.1 .Presumptive Test ... 11

2.4.1.2.Confirmative Test ... 12

2.4.1.3.Completed Test ... 13

2.4.2. Pemeriksaan Kuantitaf ... 13

BAB III : METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Jenis Penelitian ... 15

3.2. Lokasi dan Waktu ... 15

3.3. Penentuan Sampel ... 15

3.4. Penelitian ... 15

3.4.1. Uji Pendahuluan 3.4.1.1.UJi Batas Mikroba ... 15

3.4.1.2.Kontrol Positif dan Kontrol Negatif ... 17

3.4.2. Penelitian ... 18

BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Uji Pendahuluan ... 20

4.1.1. Uji Batas Mikroba 4.1.1.1.Hasil Percobaan ... 20

4.1.1.2

.

Pembahasan ... 20

4.1.2. Kontrol Positif

dan

Kontrol Negatif 4.1.2.1 .Hasil Percobaan ... 20

4.1 .2. 2.Pembahasan ... 21

4.2. Penelitian ... 21

4.2.1. Hasil Penelitian ... 21

4.2.2. Pembahasan ... 21

4.3. Pengujian Hipotesis ... 21

BAB

V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 22


(5)

1x


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan AMDK dengan Air Ledeng . . . .. . . .. ... . . .. .. . . .. 6 Tabel 2.2. Persyaratan Kualitas Air Minum menurut

Pennenkes

RI

No.4 16/Menkes/Per/IX/1990 . . . terlampir Tabel 2.3. MPN Determination from Multiple Tube Test

(dimodifikasi menurut Standard Methods for

Examination of Water & Wastewater, 1975) . . . ... .. . ... . . .. . . 12 Tabel 3.1. Kontrol Positif dan Kontrol Negatif . . . , . . . .. . . . .. . _. 16

Tabel 3.2, Presumptive test . . .

.

. . . 18

Tabel 4.1. Hasil Kontrol Positif dan Kontrol Negatif . . . 2 1 Tabel 4.2. Hasil Penelitian . . . 2 1


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengadaan air bersih untuk air minum akhir-akhir ini menjadi makin sulit, di lain pihak, gaya hidup konsumen yang ingin serba praktis menuntut tersedianya air minum yang siap diminum dan mudah didapat. Tuntutan tersebut terjawab oleh kehadiran air minum dalam kemasan (AMDK) di pasaran. AMDK adalah air yang telah diolah atau diproses, dikemas, dan aman untuk diminum (Widiastuti,

1997).

Dengan maraknya penggunaan AMDK

untuk

konsumsi sehari-hari, telah

banyak bermunculan produk dengan berbagai merek, kualitas serta harga yang berbeda AMDK sangat menguntungkan konsumen karena praktis

dan

adanya jaminan yang dirasakan bahwa air yang dminumnya benar-benar sehat karena sudah melalui proses dengan pengawasan mutu yang ketat. Meskipun demikian, penggunaan AMDK juga memiliki kelemahan, yaitu beredarnya AMDK palsu di pasaran yang diragukan kualitasnya

(Na,

1999).

AMDK yang layak dikonsumsi harus memenuhi syarat-syarat kimia, fisik, bakteriologis

dan

radioaktivitas (IBWA,2001). Syarat bakteriologis menurut Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 adalah bahwa jumlah coliform tinja

dan

total coliform per 100 ml harus nol. Akan tetapi, menurut laporan Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jakarta pada

tahun

1997, ternyata di antara 21 merek AMDK yang diperiksa, 17 merek terkontaminasi coliform (Widiastuti, 1997).

Hal

ini tentu saja mencemaskan berbagai pihak, sehingga AMDK yang beredar di masyarakat perlu diteliti keamanan bakteriologisnya.


(8)

2

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah AMDK merek “AC” cukup aman secara bakteriologis untuk

dikonsumsi ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud memeriksa keberadaan bakteri coliform

dalam

AMDK merek “AC”, tujuannya adalah untuk menilai kualitas AMDK tersebut dari segi bakteriologis.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi konsumen, untuk digunakan sebagai salah

satu acuan dalam memillh

AMDK

yang memenuhi syarat bakteriologis, di lain

pihak, bagi produsen, merupakan

suatu

umpan balik

untuk

lebih meningkatkan mutu produksinya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya, proses pengambilan air untuk AMDK adalah suatu proses yang steril, sebelum sampai ke tangan konsumen AMDK masih menjalani proses lain, yaitu penutupan, pengepakan, penyimpanan dan penyaluran, proses-proses inilah yang memunglunkan kontaminasi bakteri dari lingkungan sekitamya ke dalam kemasan tanpa diketahui oleh

produsen.

Berhubung

AMDK

biasanya dikonsumsi langsung

tanpa

dimasak terlebih dahulu, maka konsumen mungkin


(9)

memperoleh gambaran mengenai keamanan mengkonsumsi AMDK dari segi bakteriologis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum hipotesis sebagai berikut : AMDK merek “AC” adalah sesuai dengan standar bakteriologis menurut Permenkes

RI

No. 4 16/Menkes/Per/IX/1990.

1.6. Metodologi

Penelitian ini dilakukan secara survey, bersifat deskriptif. Sampel merek “AC”, diperoleh secara acak, kemudian diperiksa secara bakteriologi berupa presumptive test, tanpa pembanding, disertai kontrol positif dan negatif

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha dari bulan Februari 200 1 sampai dengan Juli 200 1.


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandria. 200 1. IBWA : Frequently asked questions

http://www.bottledwater.orn/oublic/multi.

htm

Aqua Systems. 200 1. Multiple stage purification process. httD://www. watersuprstore. comPages/BottledWater. html

Cappuccino J. Sherman N. 1998. Microbiology : A laboratory manual, Quantitative analysis of water: membrane filter method. Suffern, New York : The Benjamin/Cumrnings Publishing Company, inc.

Cappuccino J. Sherman N. 1998. Microbiology : A laboratory manual. Standard qualitative analysis of water. Suffern, New York : The Benjamin/Cumrnings Publishing Company, inc.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Uji batas mikroba, hal 847-854.

Hidayati W.B. 2001. Air minum kemasan. Medika, hal 19

IBWA.2001. Multi-Barrier practices ensure bottled water quality. http://www. bottledwater. org/public/multi. htm

LATS. 1996. Mengenal jenis air botolan. Bisnis Indonesia, hal 6

Martin J. Allen. 1994. Coliform and E.coli : Problem or Solution?. The public health significance of bacterial indicators in drinking water.

Murphy S. 2001. General information on fecal colform. Total and fecal coliform bacteria. Basin. http://www.epa.gov/ost/basins/

Na. 1999. Aspadin: Banyak air kemasan palsu beredar. Bisnis Indonesia, hal 5

Rahmawanto E. 2000. Tidak semua air dalam kemasan disebut air mineral. Media Indonesia, hal 8

Setiawati M. 1997.. Air minum. Matra. Hal 24-26

Waite W. M. 1991. Coliform and E.coli : Problem or Solution?. Drinking water quality regulation - a european perspective.

Widiastuti R. 1997. Pengujian mutu air minum dalam kemasan (AMDK). Bidang Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.


(1)

1x


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan AMDK dengan Air Ledeng . . . .. . . .. ... . . .. .. . . .. 6 Tabel 2.2. Persyaratan Kualitas Air Minum menurut

Pennenkes

RI

No.4 16/Menkes/Per/IX/1990 . . . terlampir Tabel 2.3. MPN Determination from Multiple Tube Test

(dimodifikasi menurut Standard Methods for

Examination of Water & Wastewater, 1975) . . . ... .. . ... . . .. . . 12 Tabel 3.1. Kontrol Positif dan Kontrol Negatif . . . , . . . .. . . . .. . _. 16 Tabel 3.2, Presumptive test . . .

.

. . . 18 Tabel 4.1. Hasil Kontrol Positif dan Kontrol Negatif . . . 2 1 Tabel 4.2. Hasil Penelitian . . . 2 1


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengadaan air bersih untuk air minum akhir-akhir ini menjadi makin sulit, di lain pihak, gaya hidup konsumen yang ingin serba praktis menuntut tersedianya air minum yang siap diminum dan mudah didapat. Tuntutan tersebut terjawab oleh kehadiran air minum dalam kemasan (AMDK) di pasaran. AMDK adalah air yang telah diolah atau diproses, dikemas, dan aman untuk diminum (Widiastuti,

1997).

Dengan maraknya penggunaan AMDK

untuk

konsumsi sehari-hari, telah banyak bermunculan produk dengan berbagai merek, kualitas serta harga yang berbeda AMDK sangat menguntungkan konsumen karena praktis

dan

adanya jaminan yang dirasakan bahwa air yang dminumnya benar-benar sehat karena sudah melalui proses dengan pengawasan mutu yang ketat. Meskipun demikian, penggunaan

AMDK

juga memiliki kelemahan, yaitu beredarnya

AMDK

palsu di pasaran yang diragukan kualitasnya

(Na,

1999).

AMDK yang layak dikonsumsi harus memenuhi syarat-syarat kimia, fisik, bakteriologis

dan

radioaktivitas (IBWA,2001). Syarat bakteriologis menurut Permenkes

RI

No.416/Menkes/Per/IX/1990 adalah bahwa jumlah coliform tinja

dan

total coliform per 100 ml harus nol. Akan tetapi, menurut laporan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jakarta pada

tahun

1997, ternyata di antara 21 merek AMDK yang diperiksa, 17 merek terkontaminasi coliform (Widiastuti, 1997).

Hal

ini tentu saja mencemaskan berbagai pihak, sehingga AMDK yang beredar di masyarakat perlu diteliti keamanan bakteriologisnya.


(4)

2

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah AMDK merek “AC” cukup aman secara bakteriologis untuk dikonsumsi ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud memeriksa keberadaan bakteri coliform

dalam

AMDK merek “AC”, tujuannya adalah untuk menilai kualitas AMDK tersebut

dari segi bakteriologis.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi konsumen, untuk digunakan sebagai salah satu acuan dalam memillh

AMDK

yang memenuhi syarat bakteriologis, di lain pihak, bagi produsen, merupakan

suatu

umpan balik

untuk

lebih meningkatkan mutu produksinya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya, proses pengambilan air untuk AMDK adalah suatu proses yang steril, sebelum sampai ke tangan konsumen AMDK masih menjalani proses lain, yaitu penutupan, pengepakan, penyimpanan dan penyaluran, proses-proses inilah yang memunglunkan kontaminasi bakteri dari lingkungan sekitamya ke dalam kemasan tanpa diketahui oleh

produsen.

Berhubung

AMDK

biasanya dikonsumsi langsung

tanpa

dimasak terlebih dahulu, maka konsumen mungkin

akan

terjangkit penyakit infeksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

untuk


(5)

memperoleh gambaran mengenai keamanan mengkonsumsi AMDK dari segi bakteriologis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum hipotesis sebagai berikut : AMDK merek “AC” adalah sesuai dengan standar bakteriologis menurut Permenkes

RI

No. 4 16/Menkes/Per/IX/1990.

1.6. Metodologi

Penelitian ini dilakukan secara survey, bersifat deskriptif. Sampel merek “AC”, diperoleh secara acak, kemudian diperiksa secara bakteriologi berupa presumptive test, tanpa pembanding, disertai kontrol positif dan negatif

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha dari bulan Februari 200 1 sampai dengan Juli 200 1.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandria. 200 1. IBWA : Frequently asked questions

http://www.bottledwater.orn/oublic/multi.

htm

Aqua Systems. 200 1. Multiple stage purification process. httD://www. watersuprstore. comPages/BottledWater. html

Cappuccino J. Sherman N. 1998. Microbiology : A laboratory manual, Quantitative analysis of water: membrane filter method. Suffern, New York :

The Benjamin/Cumrnings Publishing Company, inc.

Cappuccino J. Sherman N. 1998. Microbiology : A laboratory manual. Standard qualitative analysis of water. Suffern, New York : The Benjamin/Cumrnings Publishing Company, inc.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Uji batas mikroba, hal 847-854.

Hidayati W.B. 2001. Air minum kemasan. Medika, hal 19

IBWA.2001. Multi-Barrier practices ensure bottled water quality. http://www. bottledwater. org/public/multi. htm

LATS. 1996. Mengenal jenis air botolan. Bisnis Indonesia, hal 6

Martin J. Allen. 1994. Coliform and E.coli : Problem or Solution?. The public health significance of bacterial indicators in drinking water.

Murphy S. 2001. General information on fecal colform. Total and fecal coliform bacteria. Basin. http://www.epa.gov/ost/basins/

Na. 1999. Aspadin: Banyak air kemasan palsu beredar. Bisnis Indonesia, hal 5

Rahmawanto E. 2000. Tidak semua air dalam kemasan disebut air mineral. Media Indonesia, hal 8

Setiawati M. 1997.. Air minum. Matra. Hal 24-26

Waite W. M. 1991. Coliform and E.coli : Problem or Solution?. Drinking water quality regulation - a european perspective.

Widiastuti R. 1997. Pengujian mutu air minum dalam kemasan (AMDK). Bidang

Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.