PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN YA NABIUL ULUM SURABAYA TERHADAP SINETRON PESANTREN & ROCK N’ ROLL SEASON 3 DI SCTV (Studi deskriptif kualitatif tentang Persepsi Santri Surabaya Terhadap Sinetron Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 tahun 2012 di SCTV).

PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN YA NABIUL ULUM SURABAYA
TERHADAP SINETRON PESANTREN & ROCK N’ ROLL SEASON 3 DI SCTV
(Studi deskriptif kualitatif tentang Persepsi Santri Surabaya Terhadap Sinetron Pesantren & Rock
N’ Roll Season 3 tahun 2012 di SCTV)

SKRIPSI

Oleh :
KANINA KENSASI C
NPM. 0943010166

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat,hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN YA NABIUL ULUM
SURABAYA TERHADAP SINETRON PESANTREN & ROCK N’ ROLL
SEASON 3 DI SCTV”.
Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan-kekurangan

dalam penulisan. Selesainya skripsi ini tentunya tidak

terlepas dari adanya arahan , nasehat, dan bimbingan dari Ibu Dra. Diana Amelia,
M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktu untuk
membantu Peneliti ditiap proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih yang tak
terhingga Peneliti sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak-pihak yang telah membantu Peneliti dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian, diantaranya :
1.


Ibu Dra. Hj.Suparmawati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

3.

Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.

4.

Pemimpin pondok pesantren Hidayatullah Surabaya dan Pemimpin pondok
pesantren Amanatul Ummah Surabaya.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Ibu, Ayah dan Keluarga tercinta atas segala Doa, bimbingan, dan supportnya
selama ini yang tak pernah ada hentinya kepada Peneliti.

6.

Sahabat, dan teman-teman lainnya yang berada di lingkungan sekitar Peneliti,
tak henti untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan morilnya.

7.

Terima kasih untuk Dewi, Dita, Sheila, dan Lantri atas doa, dan bimbingannya
yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan Penelitian Skripsi Ini masih memiliki
banyak kekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan penelitian skripsi.

Semoga dengan penyusunan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak Khususnya masyarakat Surabaya, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan terkhusus bagi Peneliti.

Surabaya, September 2013

Peneliti

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL ..................................................................................

i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................

ii

LEMBAR PERSETUJ UAN ………………………………………………..

iii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

iv

DAFTAR ISI .............................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

viii


ABSTRAC ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ....................................................................

10

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................

10

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................

11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................

12

2.2. Landasan Teori ............................................................................

14

2.2.1. Telivisi Sebagai Media Massa ............................................

14

2.2.2. Dampak media televisi .........................................................

17

2.2.3. Pemir sa sebagai Khalayak Media Massa ...........................

18


2.2.4. Program Televisi ..................................................................

19

2.3 Pengertian Persepsi …………………………………………………

20

2.3.1 Komponen Persepsi ……………………………………………

22

2.3.2 J enis Persepsi …………………………………………………..

24

2.3.3 Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi ……………………….

27


2.3.4 Model Komunikasi Ber lo …………………………..…….…… 30

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.5 Sinetron ………………………………………………………… 32
2.3.6 Santri ……………………………………………………………. 34
2.3.7 Pesantren ……………………………………………………….. 37
2.3.8 Sejarah Rock and Roll ………………………………………… 39
2.3.9 Pesantren Ya Nabiul Ulum ……………………………………. 44
2.3.10 Teori Kultivasi ………………………………………………. 47
2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………………………. 48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. J enis Penelitian .............................................................................

50


3.2. Definisi Operasional Konseptual .................................................

51

3.2.1. Persepsi ................................................................................

51

3.2.2. Persepsi Terhadap Manusia atau Per sepsi Sosial ..............

52

3.2.3. Sinetron ................................................................................

54

3.2.4. Santri ………………………………………………………..

56


3.2.5. Pesantr en ……………………………………………………

60

3.2.6. Sehjarah Rock and Roll ……………………………………

61

3.2.7. Pesantr en Ya Nabiul Ulum ………………………………..

66

3.3. Lokasi Penelitian ..........................................................................

69

3.4. Infor man ……………………………………………………………

70

3.5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..

71

3.6. Teknik Analisis Data ……….........................................................

72

BAb IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………..
4.1.1 Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 ………………………...
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

73
73

4.1.2 Gambaran Umum Kota Surabaya ………………………….

74

4.1.3 Pesantren Ya Nabiul Ulum …………………………………

75

4.2 Gambaran Umum SCTV ………………………………………….

78

4.2.1 Penyajian Data ……………………………………………….

80

4.2.2 Identitas Infor man …………………………………………...

81

4.3 Analisis Data ……………………………………………………….. 84
4.3.1 Per sepsi Santri Terhadap Sinetron Pesantren & Rock N’
Roll Season 3 di SCTV ………………………………………

84

4.4 Pembahasan ……………………………………………………….. 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………..

109

5.2 Saran ……………………………………………………………….

109

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 111
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 113

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Kanina Kensasi. Per sepsi Santri terhadap sinetron pesantren & rock
nn’ roll season 3 di SCTV (Studi deskriptif kualitatif tentang persepsi santr i
Surabaya terhadap sinetron pesantren & rock n’ roll season 3 di SCTV)
Penelitian ini didasarkan pada banyaknya tayangan sinetron yang bertema
religi, tapi tidak mengangkat unsur agama didalam ceritanya. Tayangan sinetron
Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 di SCTV adalah tayangan sinetron yang
menceritakan kehidupan yang ada di pesantren namun di kemas secara modern.
Landasan teori yang digunakan yaitu teori kultivasi dimana anggapan
dasar dari teori ini menyatakan bahwa terpaan media (khususnya TV) mampu
memperkuat persepsi khalayak terhadap realitas sosial. Umumnya mereka
mereaksi apa saja yang dilihatnya dari televisi. Akibatnya, individu-individu itu
lebih senang meniru apa yang disajikan televisi.
Segmentasi dari penelitian ini adalah santri yang pernah menonton
sinetron Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 yang berusia 17-24 tahun yang
berada di Surabaya. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan
wawancara mendalam kepada informan. Dan analisis data menggunakan analisis
deskriptif.

Kanina Kensasi. Santri’s Perception toward the Pesantren & Rock n’
Roll Season 3 Sinetron in SCTV (descriptive qualitative study about
Surabaya’s santri per ception toward the pesantren & rock n’ roll season 3
sinetron in SCTV)
This research based on the number of sinetrons that take the religious
theme, however it doesn’t brings the religion element insight. The Pesantren &
Rock N’ Roll season 3 in SCTV is a sinetron that tell us about the pesantren’s life
in modern ways.
The theoretical framework has been used is the cultivation theory where
the basic assumption stated that media exposure (TV in particular) could
strengthen the public perception toward the social reality. Mostly, they react to
everything they see in television. As the result, those individuals more like to
copy from what the television has gave.

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Segmentation of this research is Santri who ever watched the Pesantren
and Rock N’ Roll Season 3 in aged of 17-24 years old and located in Surabaya.
The technique of data collection is the observation and in dept interview to the
informan. Thus, the data analysis uses the descriptive analysis.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi
menjadi sangat penting. Setiap orang, badan dan organisasi berhak untuk
memperoleh informasi untukk dapat berkembang dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi
adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami
dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan
memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi
menjadi sangat penting.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi
memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling
dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia seperti mata dan
telinga. Pesan-pesan yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam
pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap
sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media yang dimaksud ialah
media yang digolongkan atas empat macam yakni antar pribadi, media
kelompok, media publik, dan media massa.
Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa
elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, buku.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televise, radio, film, internet,
dan lain-lain. Media cetak seperti majalah, surat kabar, dan buku justru
mampu, memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia
syarat dengan analisa yang mendalam dibanding media lainnya (Cangara,
2005:128).
Menurut Sastro (1992:23) dari beberapa media massa yang ada,
televise merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya.
Meskipun demikian televise sebagai media massa yang paling efektif saat ini
dikarenakan pada televise perkembangan teknologi sangat cepat. Hal ini
disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa
lainnya, dalam hal penayangan televise bersifat sangat bermanfaat bagi upaya
pembentukan sikap maupun perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir.
Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari film,
beita, hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan
dengan media massa yang lain televisilah yang paling efektif dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain
mengeleuarkan suara, televise juga menampilkan gambar, sehingga informasi
yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Pengaruh televisi terhadap
sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan
pada umumnya. Televisi disini menimbukan pengaruh terhadap ehidupan pada
umumnya. Televisi disini menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan merasakannya, baik
pengaruh yang positif maupun negatif. (Effendy, 1996:122).
Media televisi yang mempersiapkan materi-materi hiburan yang lebih
banyak dibandingkan media cetak, karena pada umumnya pemirsa televise
lebih tertarik menyaksikan televisi dari unsur hiburannya disbanding
pemberitaan-pemberitaan analisis atau kritik sosial. Kalaupun ada perhatian
khalayak terhadap pemberitaan analisis hanya terbatas pada masyarakat yang
mempunyai status sosial tertinggi, baik dari segi materi pendidikan. (Charles
Wright) menambahkan fungsi hiburan media massa. Hal ini jelas sebagai salah
satu fungsi yang lebih bersifat human interest, maksudnya agar pemirsa tidak
merasa jenuh dengan berbagai isi pesan yang disajikan oleh media televise
(overload) selain itu fungsi hiburan media massa juga berdaya guna sebagai
sarana pelarian (escapisme) pemirsa atau khalayak sasaran terhadap suatu
masalah. (Kuswandi, 1996:23-24).
Setiap individu memilih media yang sesuai dengan kebutuhan mereka,
hal ini sekaligus menentang gagasan audience pasif dan bergantung pada
sejumlah asumsi. Satu diantaranya adalah bahwa anggota audience secara
individual, dalam ukuran tertentu, memilih secara sadar dan termotivasi
diantara berbagai pokok isi. Ada berbagai versi pendekatan yang berbeda dan
berbagai rumusan teori yang mendasarinya. (McQuail dan Gurevitch,
1991:216).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Pemirsa adalah sasaran komunikasi melalui televise siaran yang
heterogen karena masing-masing mempunyai kerangka acuan (frame of
reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam
usia dan jenis kelamin, tetapi juga dalam latar belakang sosial dan
kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda dalam pekerjaan, pandangan
hidup agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan, kesenangan
dan lain sebagainya. (Effendy, 1993:8)
Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini media menempatkan
diri sebagai sarana yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak, tak terkecuali
media televisi. Hal ini tidak lepasnya dari semakin kompleksnya kebutuhan
manusia yang menginginkan pemenuhan secara instan. Kondisi tersebut di
manfaatkan banyak industri televise di negeri ini saling

bersaing

menyuguhkan tayangan yang dapat memenuhi hasrat khalayak sebagai
pemirsa televise
Semakin bertambahnya jumlah stasiun televisi swasta yang mengudara
saat ini merupakan bukti dari ketergantungan khalayak akan keberadaan
media. Banyak stasiun televise swasta memberikan suguhan hiburan yang
menarik untuk ditonton. Hiburan-hiburan televisi bisa berupa acara music,
film asing maupun lokal, acara komedi, sinetron maupun kuis. Dunia
pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan hadirnya
beberapa stasiun televise yaitu, TVRI, RCTI, MNC, SCTV, INDOSIAR,
ANTV, TRANS, TRANS7, GLOBAL, TV ONE, METRO TV, NET TV yang
mengudara secara nasional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Diantara stasiun-stasiun TV tersebut SCTV selalu menampilkan ide
inovatif untuk suatu programnya yang kemudian sukses dan pada akhirnya
stsaiun televisi swasta lain ingin mencoba menghadirkan program-program
yang sama dengan harapan mendapat sambutan baik pula dari pemirsanya.
Lepas dari kelebihan televise yang dapat memenuhi kebutuhan manusia,
stasiun televise berusaha bersaing mengemas sajian acara yang menarik untuk
dapat disaksikan pemirsa televisi. Ada beberapa format tayangan pendidikan
yang dikemas dalam bentuk sinetron. Contohnya sinetron pesantren & rock N
roll season 3. Kehidupan pesantren yang dikemas dengan gaya modern.
Sinetron Pesantren & Rock N Roll di season pertama tokoh Wahyu
subuh menikahi Nada anak dari Kyai Besar Abdullah, pemilik pesantren
Darussalam. Lalu Wahyu Subuh dan Nada pindah ke Maroko, mereka
dikarunia dua anak, Wahyu Subuh Junior dan Azwa. Pesantren & Rock N Roll
Season 3 di SCTV menceritakan tentang pondok pesantren Darussalam
mendapat tamu istimewa. Mereka adalah Nada dan Wahyu Subuh Junior,
masing-masing merupakan anak dan cucu Kyai Besar Abdullah. Kyai Besar
Abdullah berharap Wahyu Subuh Junior dapat melanjutkan kepemimpinan di
pondok pesantren, sekaligus membuat pesantren Darussalam modern. Tetapi
Wahyu Subuh Junior yang menurutnya kampungan, dan berniat kembali
keluar negeri.
Di Pesantren Darussalam ada Nayla, santri terbaik di pesantren
darussalam. Wahyu Subuh Junior anak dari Wahyu Subuh dan cucu dari Kyai
Besar Abdullah menyukai Nayla santri cantik dan santri terbaik di pesantren

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Darussalam. Sedangkan Nayla juga diam-diam menyukai Junior. Niat Junior
mengejar Nayla selalu terhambat oleh Laila, sahabat Nayla yang
memang diam-diam menyukai Junior. Konflik terajadi saat Nayla dan Laila
bermusuhan karena Laila merasa Nayla mengkhianati persahabatan mereka.
Sejak saat itu banyak hambatan Wahyu Subuh Junior untuk mendapatkan
Nayla. Sedangkan adik Wahyu Subuh Junior, Azwa menyukai Ashar anak dari
ketua pesantren Darussalam. Banyak konflik yang terjadi di pesantren
Darussalam semenjak kedatangan Wahyu Subuh Junior. Peraturan dan tata
tertib yang di pesantren Darussalam sering sekali dilanggar oleh Wahyu
Subuh Junior, seperti berpacaran dengan Nayla, keluar dan masuk asrama
wanita, untuk bertemu Nayla yang jelas-jelas dalam Islam wanita dan Pria
tidak boleh saling bertemu jika belum muhkrimnya, mengajak Nayla jalanjalan keluar pesantren, dan lain sebagainya.
Dalam sinetron ini menceritakan fenomena kehidupan pesantren yang
modern. Banyak penggambaran cerita yang tidak sesuai dengan kehidupan
yang ada dipesantren. Seperti adegan saat Wahyu Subuh Junior berpegangan
tangan dengan Nayla, ada juga adegan saat Wahyu Subuh Junior menyatakan
cintanya kepada Nayla, dan lain-lain. Bahkan bukan hanya santri-santri saja
yang digambarkan demikian, tetapi para pengajar di pesantren tersebut juga
digambarkan saling suka. Tentu saja hal ini banyak menimbulkan persepsi
yang positif maupun negatif dimasyarakat dan dapat secara langsung membuat
citra buruk Agama Islam bahwa di dalam kehidupan pesantren membenarkan
perilaku tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Di dalam agama islam banyak peraturan-peraturan yang harus
dipatuhi. Seperti, cara berpakaian yang baik menurut syariat Islam, wanita dan
Pria tidak boleh saling bersentuhan bila belum muhkrim nya dan lain
sebagainya. Seiring dengan berkembangya teknologi, aturan-aturan itu sering
sekali

diabaikan,

bahkan

disepelekan.

Namun

fenomena

kehidupan

dipesantren yang digambarkan dalam sinetron pesantren & rock n roll season
3 berbanding terbalik dengan pesantren Hidayatullah Surabaya dan pesantren
Amanatul Ummah Surabaya.
Menurut

Ust. Nur Fuad, MA. Pemimpin

pondok pesantren

Hidayatullah Surabaya berpendapat bahwa fenomena kehidupan pesantren
yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam sinetron
Pesantren & Rock n roll Season 3, baik letak asrama santri laki-laki dan santri
wanita berbeda bukan dalam satu lingkungan, dan tata tertib yang ada di
dalam pesantren.
Sedangkan menurut pendapat DR. K.H Asep Saifuddin Chalim, MA.
pemimpin Amanatul Ummah Surabaya, sama halnya dengan pendapat dari
pemimpin pondok pesantren Hidayatullah Surabaya, Ust. Nur Fuad, MA
bahwa kehidupan di pesantren Amanatul Ummah juga tidak sesuai dengan apa
yang digambarkan dalam sinetron Pesantren & Rock n roll Season 3, namun
tata tertib yang ada di pesantren Amanatul Ummah diperkuat dengan adanya
penjagaan di setiap asrama. Hal ini di lakukan untuk meminimalisasikan
terjadinya pelanggaran di pesantren.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Adanya perbedaan persepsi dari masing-masing individu, dan
perbedaan persepsi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa factor seperti :
a. Pengalaman
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan
membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan
semata atau pengalaman yang mirip
b. Kebudayaan
Perbedaan adat kebudayaan dan kebiasaan menentukan persepsi seseorang
sehingga timbul berbagai persepsi yang berbeda pula.
c. Kondisi Psikologis
Factor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi, dan
harapan yang berbeda menentukan persepsi yang berbeda pula.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih
jauh tentang bagaimana persepsi Santri tentang tayangan sinetron
Pesantren & Rock N’ Roll Seoson 3. Pendekatan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang tidak
menggunakan statistic atau angka-angka tertentu. Hasil dari penelitian
kualitatif ini tidak dapat bersifat universal, jadi hanya berlaku pada situasi
dan keadaan dimana penelitian yang dilakukan (Kountur, 2003:29)..
Sedangkan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tipe penelitian deskriptif. Tipe penelitian deskriptif adalah sebuah
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian terhadap suatu keadaan
dengan sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

diteliti (Kountur, 2003:53). Metode penelitian deskriptif berupaya untuk
memberikan gambaran tentang suatu fenomena tertentu secara terperinci,
sehingga pada akhirnya dapat diperoleh pemahaman yang lebih jelas
mengenai fenomena yang sedang diteliti.
Penelitian ini dilakukan kepada Santri yang mengetahui tayangan
sinetron Pesantren Rock N Roll Season 3 khususnya di Wilayah Surabaya.
Karena wilayah Surabaya adalah kota yang penduduknya mayoritas
menganut agama islam. (Sumber : Wikipedia). Selain itu kota Surabaya
juga memiliki 79 pesantren yang tersebar dibeberapa wilayah disurabaya.
(Sumber : http://docnetters.wordpress.com). Surabaya juga merupakan
kota metropolis dengan jumlah penduduk terpadat setelah kota Jakarta
(sumber: BPS Surabaya 2013).
Dengan adanya penelitian ini, peneliti ingin mengetahui realitas
dalam masyarakat tentang persepsi Santri Surabaya terhadap sinetron
pesantren & rock n’ roll seoson 3. Untuk mendukung penelitian ini,
peneliti menggunakan teori dari pakar komunikasi untuk membantu
menyelesaikan masalah ini, salah satunya adalah teori kultivasi yang
digagas oleh George Gerbner.
Gerbner menandakan, media massa khususnya televisi diyakini
memiliki pengaruh yang besar atas sikap dan perilaku penontonnya
(behavior effect). Di antara berbagai teori dampak media, cultivation
analysis merupakan teori yang menonjol. Gerbner menyatakan bahwa
televisi sebagai salah satu media modern, telah memperoleh tempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

sedemikian rupa dan sedemikian penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat, sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita dengan
cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi penglaman pribadi dan
sarana mengetahui dunia lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka judul dalam penelitian ini adalah
“Persepsi Santri Pondok Pesantren Ya Nabiul Ulum Surabaya terhadap
Sinetron Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 di SCTV”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di ambil
perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana persepsi Santri Surabaya tentang tayangan sinetron pesantren
& Rock N Roll season 3 di SCTV ?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi
masyarakat Surabaya tentang tayangan sinetron pesantren & Rock N Roll
season 3 di SCTV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat member masukan pada perkembangan
dan pendalaman ilmu komunikasi terutama dalam tayangan sinetron dan
memberikan gambaran tentang kemampuan pesan dalam tayangan sinetron
dalam memotivasi konsumen.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi
masyarakat luas tentang pemahaman isi pesan yang disampaikan oleh
pihak media khususnya televisi dan mampu di persepsi oleh masyarakat
secara baik dan benar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan jurnal yang ada, peneliti membuat penelitian
terdahulu. Judulnya adalah Persepsi Penonton Televisi Terhadap Tayangan
Reka Ulang Peristiwa Kriminal. Tujuan dari penelitian ini kita membantu
pengetahuan yang dikembangkan komunikasi dalam mempelajari dari
penerimaan whish analisid terkait dengan persepsi kota sidoarjo abaout
penyajian televisi "reka Ulang Peristiwa kriminal". Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
metode analisis receptios. dalam pengumpulan data penelitian ini
digunakan

researchert

focus

group

discussion

(FGD),

dengan

menggunakan teknik ini peneliti ingin mendapatkan data kualitatif di mana
sekelompok penonton didiskusikan dengan pedoman dari moderator
fasilitator. kesimpulan dalam penelitian ini, proses persepsi sangat
dipengaruhi oleh kognisi individu, sedangkan kognisi individu diatur
selektif. stimulus yang diterima oleh individu ditafsirkan secara berbeda
tergantung pada sudut pandang mereka. Persepsi cepat terbentuk karena
hal ini dipengaruhi oleh gambar sadis ketika pelaku melakukan kejahatan
di diulang trik pidana. Persepsi yang lebih dalam asumsi sementara tidak
masuk namun dalam urutan pendapat yang disertai dengan bukti. Persepsi

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

ini benar-benar tergantung pada motif mereka dalam menonton trik
berulang program kriminal, selain itu, emosion, physology dan
pengalaman individu, juga dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, sosial
budaya, agama, yayasan dan lingkungan dan intensitas dari stimulus yang
diterima.
Televisi merupakan media yang paling mudah ditemukan di
masyarakat. Hal ini membuat pihak stasiun televisi berusaha menyajikan
acara-acara yang beragam. Salah satu acara televisi yang saat ini diminati
adalah sinetron. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kecenderungan
persepsi di kalangan remaja penikmat sinetron usia 15-19 tahun yang
ditayangkan di SCTV, yaitu “Bayu Cinta Luna”, “Cinta Fitri”, dan
“Kesetiaan Cinta”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
hanya memaparkan bagaimanakah sebenarnya persepsi para remaja
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang terhadap sinetron-sinetron
unggulan SCTV yang merupakan salah satu bentuk budaya pop. Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa antara remaja SMP dan SMA memiliki
perbedaan motivasi pada saat menonton acara sinetron unggulan SCTV.
Remaja SMP menonton sinetron hanya dijadikan sebagai sarana hiburan,
sedangkan remaja SMA menonton sinetron sebagai acuan untuk menjalani
kehidupan sehari-hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa para
remaja menganggap bahwa tayangan sinetron unggulan SCTV merupakan
tayangan yang bagus dan dapat dinikmati semua kalangan. Penyelesaian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

konflik, tingkah laku, dan sifat para tokohnya bisa diikuti dalam kehidupan
sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan teori proximitas yaitu, informasi yang
disampaikan memiliki jarak kedekatan dalam kepentingan sesuai dengan
apa yang sedang dihadapi khalayaknya. Sedangkan dalam konvergensional
dikatakan, penyiaran pesan melalui media tidak terlepas dari pemahaman
cirri-ciri komunitasnya sesuai dengan cultural yang berlaku diwilayahny,
komunikasi berlangsung melalui canalizing proses, lebih persuasive dan
berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, untuk memberikan jawaban atas gambaran
mengenai keberadaan Radio Komunitas Kampus. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui penelusuran data dokumentasi dengan wawancara
mendalam. Dengan kesamaan metode deskriptif kualitatif peneliti
mengambil
PESANTREN

judul
YA

penelitian
NABIUL

“PERSEPSI
ULUM

SANTRI

SURABAYA

PONDOK
TERHADAP

SINETRON PESANTREN & ROCK N’ ROLL SEASON 3 DI SCTV”

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Telivisi Sebagai Media Massa
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi”
(vision) yang berarti pengelihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip
radio dan sisi penglihatanya. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

dan sisi penglihatannya oleh gambarnya (Effendy, 2002:147). Perpaduan
radio (broadcast) dan film (moving picture) ini membuat penonton
dirumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsureunsur radio. Dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak
tanpa pada layar pesawat televise jika tidak ada unsur film. (Effendy,
2002:148).
Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media massa
yang tengah berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus
menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi
swasta bermunculan. Ini dikarenakan media televisi memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan media lain yang lahir saat itu. (Kuswandi, 1996:8)
Televisi merupakan bagian dari media massa yang memiliki
fungsi-fungsi tertentu. Peranan media massa dalam kehidupan manusia
menurut Lillweri (1991:42) dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk
mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya dan kemudian
menyimpannya dalam ingatan kita.
2. Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun
jadwal sehari-hari.
3. Media massa membantu dan berhubungan dengan berbagai kelompok
masyarakat lain diluar masyarakat kita.
4. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

5. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari
keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.
6. Media massa juga dikenal sebagai media hiburan, sebagai media
melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi
khalayak.
Munculnya media televise dalam kehidupan manusia memang
menghadirkan suatu pendapat khususnya dalam proses komunikasi dan
informasi yang bersifat massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang
bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan
televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media
tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Pemirsa
dapat menikmati gambar dan suara yang nyata atas suatu kejadian
dibelahan bumi ini. Tetapi walaupun demikian, media televisi juga
mempunyai banyak kelebihan disamping beberapa kelemahan. Kekuatan
media televisi adalah menguasai jaraj dan ruang karena teknologi televisi
telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan
(transmisi) melalui satelit, sehingga sasaran yang dicapai untuk
menjangkau massa cukup besar. Sedangkan kekurangan televisi adalah
karena bersifat transitory maka isi pesannya tidak dapat di memori oleh
pemirsa, lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam
bentuk kiplingan Koran, (Kuswandi, 1996:21).
Menurut Onong Uchajana Effendy (1993:24) fungsi televisi
sebagai media massa berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1. Fungsi penerangan (the information function) yaitu memberikan
informasi-informasi acara televisi.
2. Fungsi pendidikan (the educational function) yaitu memberikan
informasi pendidikan yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan
penalaran masyarakat.
3. Fungsi hiburan (the entertainment function) acara-acara yang
ditayangkan di televisi dapat memberikan hiburan yang luas kepada
khalayak.
2.2.2 Dampak media televisi
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap
pemirsa menurut Kuswandi (1996:100), yaitu:
1. Dampak Kognitif yaitu kemampuan seseorang pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televise yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi actual yang
ditayangkan ditelevisi.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya
yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan
pemirsa sehari-hari.
Namun pada kenyataannya apa yang telah diungkapkan diatas hanya
sebatas teori. Sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang tajam,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

banyak program acara yang dikonsumsi orang dewasa ternyata ditonton
juga oleh anak-anak.
2.2.3 Pemirsa sebagai Khalayak Media Massa
McQuail menyebut khalayak sebagai audience. Menurut McQuail
(2005:202) audience adalah pertemuan public, berlangsung dalam rentang
waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individu untuk
memilih secara sukrela sesuai dengan harapan tertentu bagi masalah
menikmati, mengaggumi, mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan
atau lega. Audience merupakan kumpulan orang-orang yang bertujuan
untuk mendengarkan. Istilah audience berlaku universal dan secara
sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi
pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isisnya
(McQuail, 2005:201). Dalam istilah lainnya, audience juga bisa diartikan
sebagai khalayak. Audience memiliki karakteristik tersendiri. Dengan
sifat-sifatnya sebagai berikut :
1. Heterogen
Artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang sangat
banyak, dengan sifatnya heterogen dan terpancar di berbagai empat
yang berbeda. Di samping itu, perbedaan pendengar juga meliputi jenis
kelamin, tingkat pendidikan, frame of reference dan field of
experience.
2. Pribadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan
akan diterima dan di mengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan
situasi dimana pendengar itu berbeda.
3. Aktif
Pendengar televisi aktif, terutama menemui sesuatu yang menarik dari
sebuah stasiun televise, mereka akan berfikir dalam melakukan
interprestasi.
4. Selektif
Pendengar dapat dengan leluasa memilih program dan channel televisi
yang diminati. Begitu banyak stasiun radio siaran dengan jenis acara
siarannya yang masing-masing berlomba untuk memikat perhatian
pendengar. Isi siaran yang tidak memenuhi selera pendengar, sudah
tentu akan sia-sia.
2.2.4 Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa
saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program
itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelolah stasiun
penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk
menghasilkan program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnnya yaitu : 1)
Program Informasi (berita) 2) program hiburan (entertainment). Program

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (Hard
News) yang nerupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan
dan berita lunak (Soft News) yang merupakan kombinasi dari fakta,
gossip, dan opini. Soft news juga dapat berbentuk perbincangan (talk
show). Talk show adalah sebuah pertunjukkan yang dipusatkan pada
wawancara-wawancara, dan yang lainnya diselingi dengan penampilan
penyanyi atau pelawak (comedian). Namun wawancara tetap menjadi
sentral dalam talk show dengan segala tipenya (Pane, 2004:90)
Sementara program hiburan terbagi atas 3 kelompok besar yaitu
music, drama permainan (game show), sinetron dan pertunjukkan
(Morissan, 2005:100). Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang
bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk music, lagu, cerita, dan
permainan (game) (Morissan, 2005:100-101). Dalam penelitian kali ini
tayangan sinetron Pesanteren & Rock N’ Roll Season 3 termasuk dalam
kategori sinetron.

2.3 Pengertian Persepsi
Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(2001:167) mengatakan bahwa persepsi adalah proses internal yang
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi
perilaku kita. Berikut ini beberapa pengertian persepsi yang dituliskan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

beberapa pakar komunikasi untuk memperjelas pengertian persepsi, antara
lain:
John R, Wenburg dan William W. Wilmot
“Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organism member makna”
Rudolf R. Verderber
“Persepsi dalah proses menafsirkan informasi indrawi”
J. Cohen
“Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi
sebagai respresentative objek eksternal : persepsi adalah pengetahuan
yang tampak mengenai apa saja yang ada diluar sana”
Brian Fellows
“Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima
dan menganalisis informasi”
Kanneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken
“Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran
akan sekeliling dan lingkungan kita”
Philip Goordarce dan Jennifer Follers
“Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali
ransangan”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Joseph A. DeVito
“Persepsi adalah proses dengan mana kita sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera kita”.
(Mulyana, 2001 : 167-168)
Pengertian-pengertian

persepsidi

atas

pada

dasarnya

telah

disimpulkan oleh mulyana, seperti yang telah dituliskannya sebelumnya.
Dari pengertian-pengertian persepsi di atas juga diketahui bahwa persepsi
adakah inti dari komunikasi, sedangkan penafsiran atau interprestasi
adalah inti dari persepsi, liliweri dalam Dasar-dasar Komunikasi Antar
Budaya (2003:137) menyatakan bahwa persepsi yang dimiliki oleh
seseorang adalah frame of refrence seseorang yang menjadi saringan untuk
menyaring pesan yang dikirim dan di sandi baik. Persepsi disebut inti
komunikasi,

karena

jika

persepsi

tidak

akurat,

tidak

mungkin

berkomunikasi dengan efektif.

2.3.1 Komponen Persepsi
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa inti dari
komunikasi adalah persepsi, sedangkan intidari persepsi adalah interpretasi
atau penafsiran. Lebih lagi, berikut ini diuraikan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan persesi atau komponen persepsi meliputi :
1. Penginderaan (sensasi)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Penginderaan atau sensasi dapat ditangkap melalui alat-alat indera
kita, antara lain:
a. Mata sebagai penglihatan menyampaikan pesan non verbal ke otak
untuk diinterpretasikan. Otak menerima kira-kira dua pertiga pesan
melalui rangsangan visual, sehingga dapat dikatakan penglihatan
sebagai indera yang penting.
b. Telinga sebagai indera pendengaran juga menyampaikan pesan non
verbal ke otak untuk ditafsirkan dan suara ini dapat diterima semua
arah.
Hidung, kulit dan lidah sebagai indera pencium, peraba, dan pengecap
juga memiliki peran yang penting dalam persepsi dan komunikasi.
2.

Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terelakkan sebab
sebelum seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau
rangsangan apapun, orang tersebut harus lebih dulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang
menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang
tersebut, daripada rangsamgan yamg tidak menarik perhatiannya.
Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang akan cenderung
diabaikan oleh orang tersebut.

3. Interpretasi
Intrepretasi pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu atau
lebih indera orang tersebut merupakan tahap terpenting dalam proses

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang ditangkap
oleh indera seseorang akan diinterpretasikan semuanya oleh orang
tersebut, karena berbagai alas an antara lain : tidak sesuai dengan
kepentingannya, keterbatasaan banyak dalam satu waktu yang sama,
dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orang
tersebut. (Mulyana, 2001:168-170)
Tubbs dan Moss dalam Human Communication (200 : 39-40)
mengatakan bahwa komponen persepsi adalah suatu proses aktif
dimana

setiap

orang

memperhatikan,

mengorganisasikan

dan

menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Pemilihan stimuli
tersebut tergantung pada minat, motivasi, keinginan, dan harapan.
Manusia cenderung mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti
bahwa stimuli diurutkan dan disajikan dalam sebuah gambaran yang
menyeluruh, lengkap dan dapat di indera. Stimuli dipersepsi dan
diorganisasi secara selektif, selanjutnya stimuli ditasfirkan secara
selektif pula, artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang
menerimanya sesuai masa lalu, asumsi perilaku, suasana hati, dan
harapan orang tersebut. Oleh Mulyana (2001:169) dikatakan bahwa
tiga tahap atau komponen persepsi baik sensasi, atensi, dan interpretasi
pada dasarnya adalah sama.
2.3.2 J enis Per sepsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Menurut mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar (2001 : 171) pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi
dua, yaitu :
1. Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik
Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan
fisik tidak selalu sama. Terkadang dalam mempresepsi lingkungan
fisik, seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera
seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut dikarenakan :
a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan
cuaca yang membuat orang emlihat fatamorgana, pembiasan
cahaya seperti dalam peristiwa ketika seseorang melihat bahwa
tongkat tersebut lurus. Hal inilah disebut ilusi.
b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan
orang lain.
c. Budaya yang berbeda
d. Budaya psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi
seseorang dengan orang lain dalam mempresepsi suatu objek.
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial
Persepsi sosial adalah proses arti objek-objek sosial dan kejadiankejadian yang dialami oleh seseorang dalam lingkungan orang
tersebut. Persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam
upaya manusia memahami orang lain. Persepsi sosial merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

sumber penting dalam pola iinteraksi antar manusia, karena persepsi
sosial seseorang menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.
Hal pentimg namun bukan tugas yang mudah bahkan mungkin
cenderung

sulit

dan

kompleks.

(sumber

diambil

http://www.mailarchieve.com/buni@yahoogroups.com,

dari

28/08/2013

(07:59).
Persepsi sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan :
a. Manusia bersifat dinamis, oleh karena itu persepsi terhadap
manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, dan lebih cepat
daripada persepsi terhadap objek.
b. Persepsi sosial tidak hanya menggapai sifat-sifat yang tampak dari
luar namun juga sifat-sifat atau alas an-alasan internalnya.
c. Persepsi sosial bersifat interaksi karena pada saat seseorang
mempresepsi orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja,
melainkan ikut mempresepsi orang tersebut (Mulyana, 2001 : 171176)
Persepsi sosial terdiri atas tiga elemen, yaitu :
1. Pribadi (Person) yaitu persepsi sosial yang dilakukan dengan
cepat ketika melihat penampilan seseorang. Contoh : jenis
kelamin, ras, usia, latar belakang etnik, aspek demografi
lainnya.
2. Situasi (situation) yaitu persepsi sosial seseorang mengenai
keadaan yang

sedang dialami berdasarkan pengalaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

terdahulu. Contoh : seseorang pernah melewati suatu jalan
asing yang dulu pernah ia lewati ketika tersesat.
3. Perilaku (behavior) persepsi sosial yang dibentuk berdasarkan
gejala-gejala perilaku orang lain. Contoh : menilai seseorang
berdasarkan sifat dan tingkah lakunya.
Pada penelitian ini, penulis akan meneliti tentang persepsi sosial
yang berkaitan dengan pribadi (person). Dimana akan diteliti persepsi
yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, ras, dan latar
belakang masyarakat terhadap isi pesan tayangan sinetron Pesantren &
Rock N’ Roll Season 3.
2.3.3 Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi
Mulyana dalam Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2002:176)
mengatakan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
mengenai realitas disekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting
mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang
dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip ini mempengaryhi persepsi yang
dilakukan manusia, antar lain :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai
realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Gudy
Kunst dan Kim dalam Mulyana (2001:158) bahwa persepsi manusia
terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu
mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan
pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan
membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan
semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang
terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga
seseorang sering gagal mempresepsi perbedaan yang sama dalam suatu
objek lain yang mirip. Manusia cenderung memperlakukan objek
tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek
tersebut.
2. Persepsi bersifat selektif
Jika seti

Dokumen yang terkait

Persepsi santri terhadap Pondok Pesantren Al-Muhajirin Penjaringan Jakarta Utara

0 35 99

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA Culture Shock Santri Luar Jawa Di Lingkungan Pondok Pesantren Di Jawa(Studi Deskriptif Kualitatif Culture Shock Santri Etnis Luar Jawa dengan Santri Etnis Jawa di Pondok Pesantren Ting

0 5 11

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGANPONDOK PESANTREN DI JAWA Culture Shock Santri Luar Jawa Di Lingkungan Pondok Pesantren Di Jawa(Studi Deskriptif Kualitatif Culture Shock Santri Etnis Luar Jawa dengan Santri Etnis Jawa di Pondok Pesantren Tingka

0 3 12

KEPATUHAN SANTRI TERHADAP ATURAN DI PONDOK PESANTREN MODERN Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok Pesantren Modern.

0 8 23

KEPATUHAN SANTRI TERHADAP ATURAN DI PONDOK PESANTREN MODERN Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok Pesantren Modern.

0 3 13

STUDI KUALITATIF TENTANG PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWI SANTRI SMA DI PONDOK PESANTREN.

0 0 9

PEMBINAAN KARAKTER SANTRI MELALUI KETELADANAN KYAI DI LINGKUNGAN PESANTREN : Studi Deskriptif Kualitatif pada Pondok Pesantren As Syafi’iyah Sukabumi Tahun 2012.

1 7 53

PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN MAHASISWA AL-JIHAD SURABAYA TERHADAP PROGRAM DAKWAH DI TV9 DAN JTV.

1 3 138

PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN YA NABIUL ULUM SURABAYA TERHADAP SINETRON PESANTREN & ROCK N’ ROLL SEASON 3 DI SCTV (Studi deskriptif kualitatif tentang Persepsi Santri Surabaya Terhadap Sinetron Pesantren & Rock N’ Roll Season 3 tahun 2012 di SCTV)

0 0 19