TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah).

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA
TENTANG PROGRAM PENSI
( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya
Tentang Pr ogram PENSI di Sekolah)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memper oleh Gelar
Sarjana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :
DITA SETYA WICAKSONO
NPM. 0843010028
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRAKS
DITA SETYA WICAKSONO, TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI
SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat
Pengetahuan Siswa SMAN Sur abaya Tentang Pr ogr am PENSI di Sekolah)
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah.Tingkat
pengetahuan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran
mengenai ukuran tinggi rendahnya tentang suatu informasi yang diterima, sehingga
menimbulkan dampak atau efek yang dapat mempengaruhi perilaku sumber.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif.Sedangkan penarikan sample dari penelitian ini menggunakan multistage
cluster random sampling yang telah disesuaikan dengan jumlah sampel yang menjadi
obyek penelitian. Dari pembahasan yang dilakukan peneliti maka hasil temuan dan
analisis data yang dilengkapi dengan penyajian data terangkum dalam bentuk tabel –
tabel frekuensi.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN Surabaya memiliki tingkat
pengetahuan sedang tentang program PENSI di Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa SMAN Surabaya ini mengetahui dan memahami tentang isi dari program PENSI
tersebut secara cukup jelas.


ABSTRACT
DITA SETYA WICAKSONO, LEVEL KNOWLEDGE OF STUDENT
PROGRAMS IN SURABAYA SMA PENSI (QUANTITATIVE DESCRIPTIVE
STUDY EXCHANGE STUDENT KNOWLEDGE ABOUT THE PROGRAM
PENSI SMAN SURABAYA IN SCHOOLS)
The author's intent to do this study was to determine the level of students'
knowledge about the program PENSI SMAN Surabaya in school. The level of knowledge
is a process carried out by someone to obtain an idea of the size of a high and low
information received, so the impact or effect that can influence the behavior of the source.

The method used in this research is quantitative research methods. While
the withdrawal of samples from this study using multistage cluster random
sampling with anything to much sampling needs for object to this study. From the
discussion conducted research findings and analysis of the data that comes with
the presentation of the data summarized in tabular form – frequency table.
Conclusions in this study were students of SMAN Surabaya have high levels of
knowledge about the program being PENSI in the School. This suggests that students of
SMAN Surabaya know and understand about the content of the program is quite clear
PENSI.


xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “TINGKAT PENGETAHUAN
SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI” (Studi
deskriptif tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI
di sekolah) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Saifuddin Zuhri, Msi selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP. sebagai Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran’ Jatim.
2. Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan
FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.
6. Mama “Rr. Suminah, Spd” dan Nenek tercinta. yang selalu memberikan
support dalam segala hal dan selalu mendoakan saya serta segala pengorbanan
& perjuangan tulus, ikhlas untuk menjadikanku seseorang yang kuat, tegar
dan selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
7. Terima kasih pada kakakku Dina Setya Budi Usman dan Mas Kenda untuk
dukungan dan doanya yang selalu diberikan tanpa batas.
8. Buat Andryan Prasetyo terima kasih atas semua hal yang telah diberikan
yaitu dukungan dan doanya serta buat kesetiaannya menemani, mengantar
dan menungguku dengan sepenuh hati sehingga memberiku semangat dan

motivasi.
9. Terima kasih pada mb yuswin yang telah memberikan dukungan penuh
terhadap segala hal yang berhubungan dengan pengerjaan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum
berlangsungnya proses skripsi hingga selesainya skripsi ini: Tika, Ciza,
Andhita, Tanti, Ajeng, Tyas, mb Vina, mb Dani dan seluruh teman-teman di
lab UPN TV dan Ikom.
11. Terima kasih pada DISPENDIK kota surabaya yang telah membantu penulis
dalam melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
12. Terima kasih pada Siswa-Siswi dan Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri di
Surabaya yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis

miliki semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan pada
khususnya.

Surabaya, 09 Januari 2012
Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......

ii

ABSTRASI ..................................................................................................


iii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...............................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................


x

BAB I

PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1

Latar Belakang ................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...........................................................

10


1.2.1 Tujuan Penelitian .............................................................

10

1.2.2 Manfaat Penelitian ...........................................................

11

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................

12

2.1

Landasan Teori ...............................................................

12

2.1.1 Teori Belajar Sosial .........................................................


12

2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program PENSI .....................

14

2.1.3 Tingkat Pengetahuan ........................................................

17

2.1.4 Unsur-unsur Program PENSI ..........................................

20

BAB II

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

2.1.5 Siswa Dalam Program PENSI ..........................................

22

2.1.6 Keunggulan Program PENSI ............................................

23

2.1.7 Kelemahan Program PENSI .............................................

25

2.1.8 Isi Program PENSI ...........................................................

25

2.1.9 Sosialisasi Program PENSI di sekolah..............................

30

2.1.10 Siswa SMAN di Surabaya sebagai Khalayak ....................

32

2.1.11 Teori Persuasi ..................................................................

33

2.2

Pentas Seni dalam Konteks Kegiatan Ekstrakurikuler ......

35

2.3

Program PENSI dalam Kegiatan Ekskul di SMA..............

37

2.4

Program PENSI sebagai Media Komunikasi di Sekolah...

41

2.5

Kerangka Berpikir... .........................................................

44

METODE PENELITIAN .........................................................

47

3.1

Metode Penelitian dan Definisi Operasional .....................

47

3.1.1 Metode Penelitian ............................................................

47

3.1.2 Definisi Operasional ........................................................

47

3.1.2.1 Program PENSI di Sekolah ..............................................

47

3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan ....................................

50

3.2

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..............

51

3.2.1 Populasi ..........................................................................

51

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel.................................................

52

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ...............................................

57

3.3

58

Metode Analisis Data .......................................................

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4

Teknik Analisis Data ........................................................

59

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

61

4.1

Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ...........................

61

4.1.1 Gambaran Umum Program PENSI ..................................

61

4.1.2 Gambaran Umum Sekolah sebagai Lembaga Formal........

62

4.1.3

Responden Penelitian .......................................................

64

4.2

Penyajian dan Analisis Data .............................................

65

4.2.1 Identitas Responden .........................................................

65

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden ................................................

65

4.2.1.2 Kelas................................................................................

66

4.2.2 Deskripsi Subjek ..............................................................

67

4.2.2.1 Mengetahui Program PENSI di Sekolah ...........................

67

4.2.2.2 Sekolah pernah mengadakan PENSI.................................

68

4.2.2.3 Mengetahui Tujuan Program PENSI di Sekolah ...............

69

4.2.2.4 Manfaat Program PENSI di Sekolah ................................

70

4.2.2.5Pengetahuan Siswa tentang Isi Program PENSI.................

71

4.2.2.6 Tingkat Pengetahuan Siswa tentang PENSI ......................

81

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

82

5.1

Kesimpulan ......................................................................

82

5.2

Saran................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

85

LAMPIRAN......... .......................................................................................

86

BAB IV

BAB V

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang menemukan makna diri dan
pertumbuhan semua potensinya dalam relasi dengan sesamanya. Komunikasi
menjadi suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka
mengekspresikan diri dan tak satupun individu yang tak luput dari proses
komunikasi. Melalui komunikasi dengan individu lain, setiap individu dapat
memenuhi kebutuhan emosional dan intelektualnya seperti membentuk saling
pengertian,

menumbuhkan

persahabatan,

memelihara

kasih

sayang,

menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban.
Dalam mendidik anak-anak, keluarga bekerjasama dengan lembaga
pendidikan supaya anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan yang wajar
serta tidak mengalami kemerosotan mental dan intelektual. Ketika para remaja
belajar dibangku SMA, pergaulan mereka pun menjadi penuh dinamika dan
gejolak. Seiring dengan perkembangan sebuah hubungan, para remaja tersebut
mulai membutuhkan media komunikasi yang efektif untuk menjalin
komunikasi dengan rekan-rekan yang ada disekitarnya serta wadah untuk
menyalurkan kreativitas mereka. Karena itulah, muncul kegiatan sekolah yang

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah
untuk mngembangkan potensi para peserta didiknya.
Konteks pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada
kurikulum sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di
sekolah dan diikuti oleh siswa. Pentas seni adalah wadah bakat dan minat siswa
yang dimiliki sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya dengan
kegiatan ekstrakurikuler ( http//respository.upi:edu, 29 September 2011 ).
Maksud dari pengadaan kegiatan pentas seni yaitu suatu kegiatan yang
didalamnya mencakup kemampuan peserta didik dalam mengembangkan
motivasi dan bakat sesuai yang diharapkan yaitu untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam kegiatan kesenian. Dimana pendidikan kesenian memiliki
fungsi yaitu untuk mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh
kembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai kesenian
( Suparjhoto, 2003:15 ). Dengan demikian, adanya kegiatan pengembangan diri
siswa diharapkan mampu mempergelarkan, memamerkan karya seni di kelas,
sekolah atau diluar sekolah ( Depdiknas, 2003:3 ).
Pentas seni sekolah dapat berfungsi sebagai media internal sekolah (siswasiswi), dan media eksternal sekolah ( alumni, siswa sekolah lain, dan orangorang yang menaruh minat serta mempunyai kepentingan langsung/ tidak
langsung dengan sekolah yang bersangkutan ). Sebagai media internal sekolah,
media ini merupakan sarana komunikasi, informasi, penidikan, hiburan dan
pengetahuan. Sedangkan sebagai media eksternal sekolah, fungsi-fungsi media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

ini ditambah lagi sebagai sarana promosi dan periklanan. Dengan kata lain,
pentas seni sekolah dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh
pemenuhan kebutuhan akan komunikasi ( Ruslan, 2005:210 ).

Dari sebuah penelitian beberapa studi yang dilakukan di Amerika Serikat
oleh Departemen Pendidikan California, Dwyer, Sallis, Blizzard, Lazarus, &
Dean (2001); Dwyer et al. (1983); Linder (1999); Linder (2002); Shephard
(1997); Tremblay et al. (2000); dan lain-lain. Studi tentang Hubungan positif
dari aktivitas fisik dan prestasi akademik mendukung satu sama lain dalam
menunjukkan bahwa ketika sejumlah besar waktu sekolah didedikasikan untuk
aktivitas fisik, kinerja akademik memenuhi dan bahkan mungkin melebihi
murid tidak menerima aktivitas fisik tambahan (Shephard, 1997). Kegiatan
yang berhubungan langsung dengan fisik akan dapat memberi pengaruh dalam
meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan kadar zat dalam otak yang
bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan neuron. Fungsi otak juga dapat
secara tidak langsung manfaat dari aktivitas fisik karena pembangkit energi
meningkat serta dari waktu di luar kelas / jauh dari belajar; Tingkat
peningkatan energi dan waktu di luar kelas dapat memberikan bantuan dari
kebosanan menghasilkan kadar perhatian yang lebih tinggi selama kelas
instruksi (Linder 1999).
Peranan kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang dikemas dalam program
pentas seni menurut Selly Solihatin (2000), pada umumnya menginginkan
siswa menjadi pintar dan cerdas dalam kegiatan akademis dan non akademis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

artinya ketika siswa mengikuti program pendidikan di sekolah tentunya
dituntut untuk berprestasi, aktif, kreatif dan mandiri. Aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik selalu dirangsang dan dikembangkan secara bersama-sama
sehingga anak memiliki kecerdasan majemuk yang baik. Keseimbangan ketiga
aspek tersebut dapat terbentuk secara optimal melalui kegiatan pembalajaran
ekstrakurikuler yang didukung secara total. Dan hal ini di dukung penuh oleh
Dinas Pendidikan Nasional dengan dikeluarkannya Undang-undang no.20
tahun 2003 pasal3, pasal4 ayat 4 tentang dasar kebijakan mengenai kegiatan
ekstrakurikuler dalam sistem pendidikan nasional. Dalam program PENSI di
sekolah ini memiliki isi materi diantaranya adalah ekspresi seni tari, seni
musik, seni teater, dengan ditambahi dengan kreasi seni olahraga, bazar,
perlombaan.
Realitas ini membuat institusi pendidikan negeri maupun swasta di
Surabaya mengadakan pentas seni sekolah dengan berbagai konsep tema acara
yang berbeda-beda tiap tahunnya. Untuk itu, pihak sekolah merancang kegiatan
ini

guna

memfasilitasi

proses

komunikasi

siswa

sebagai

sarana

mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi siswanya. Kegiatan yang
dilaksanakan sekolah tersebut juga menjadikannya sebagai media promosi dan
sebagai pembentuk image sekolah yang dipandang bagus, favorit dan berkelas.
Dalam perkembangannya pentas seni sebagai media komunikasi sekolah
yang telah menjadi pusat perhatian sekolah. Sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan kemajuan sekolah dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi
siswa. Pengaruh yang ditimbulkan dalam sebuah program PENSI sekolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

adalah mampu menjadikannya sebagai kegiatan program pengembangan diri
yaitu kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan diluar jam
pelajaran intra, agar memperluas dan memperkaya wawasan dan pengetahuan
serta kemampuan siswa. Kegiatan pengembangan diri yang merupakan
seperangkat

pengalaman

belajar

memiliki

nilai-nilai

manfaat

bagi

pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan
program pengembangan diri di sekolah menurut Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan (1987:9), adalah:
1. Kegiatan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif,
afektif serta psikomotorik.
2. Mengembangkan bakat dan motivasi siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal, dan membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:12),
menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan program pengembangan diri harus
berpangkal pada kegiatan yang berpangkal pada kegiatan yang dapat
menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan kulikuler. Jadi,
ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler tersebut berupa intrakurikuler yaitu
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan
melalui kebiasaan atau hobi, motivasi dan bakatnya, serta pengembangan sikap
yang ada pada program intrakurikuler dan kurikuler.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Program kegiatan PENSI memiliki keutamaan dan kemampuan potensial
yang meliputi bakat dan kecerdasan. Bakat disini adalah kemampuan mental
yang dimiliki oleh seseorang yang dapat berkembang bila kondisinya
memungkinkan. Mengenai apa yang dimaksud dengan kemampuan mental
terdapat berbagai pandangan yang muncul karena adanya perbedaan tentang
yaitu kemampuan mental; yakni bakat merupakan pembawaan bersifat alami
atau pengaruh lingkungan, bakat itu bersifat konsonan atau dapat diubah, bakat
merupakan kesatuan atau terdiri dari sejumlah kemampuan-kemampuan
khusus.
Pemaparan diatas menjelaskan bahwa kehadiran pendidikan kesenian (seni
rupa, drama, tari dan musik) dalam khasanah pendidikan diharapkan
memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Melalui
program

kegiatan pentas seni tersebut diharapkan dapat

membantu

mengembangkan dan membentuk sosok manusia yang seimbang yang
ditegaskan Depdiknas (2001:7), bahwa pendidikan seni meliputi semua bentuk
kegiatan tentang aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita
rasa kegiatan itu tertuang dalam kegiatan berekspresi, berkreasi, dan
berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi gerak dan peran.
Pendidikan kesenian di sekolah memiliki fungsi dan tujuan yaitu untuk
menumbuh kembangkan keterampilan dalam berkarya serta memiliki cita rasa
keindahan dan kemampuan. Sifat dan ciri khas dari pendidikan seni bertitik
tolak dari segi kegiatan praktek seni yang dirangkum dalam pentas seni sekolah
“PENSI”, sedangkan pengetahuan dan teori dilebur didalamnya. Mengenai hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

itu Husnah dan Narawati (2003:282), berpendapat bahwa “Tujuan pendidikan
seni adalah menumbuhkan kemampuan berapresiasi seni dan budaya bagi
peserta didik. Melalui pendidikan seni diharapkan pula siswa dapat dibantu
perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang. Selain itu diharapkan
masyarakat khususnya generasi muda tumbuh sikap apresiasi terhadap segala
sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia.”
Sasaran seni diarahkan pada 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Hal ini ditegaskan oleh Bloom dan Syamsudin (1996:20) dalam
Marlina

(1999);

(http://id.wikipedia.org/wiki/unsur-aspek-kognitif)

bahwa

“Dalam rangka pengembangan perangkat tujuan pendidikan yang berorientasi
pada perilaku (behavioral objectivities) yang dapat diamati (observable) dan
dapat domain perilaku tersebut diatas, secara garis besar taksonomi perilaku itu
adalah sebagai berikut; the cognitive domain (kawasan kognitif), the effective
domain (kawasan efektif), the phycomotor (kawasan psikomotor).
Program pentas seni yang diadakan oleh Sekolah Menengah Atas, dalam
kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara terprogram terlihat bahwa kegiatan
ekstrakurikuler berada pada kegiatan pengembangan diri terprogram yang
didalamnya mencakup pengembangan kreatifitas yang dapat diaplikasikan ke
dalam kegiatan pentas seni yang dilakukan sekolah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Namun, pada kenyataanya banyak siswa-siswi SMA yang tidak
mengetahui tentang program PENSI di sekolah. Dan mereka hanya memahami
bahwa program PENSI itu merupakan wadah penyaluran terhadap ekspresi
seni musik dan sebagai sarana hiburan saja. Bahkan sekolah membuat PENSI
sebagai sarana membangun citra sekolah serta sebagai media promosi sekolah
karena telah mengundang grup musik terkenal dan mahal. Padahal program
PENSI ini diadakan secara rutin tiap tahun oleh sekolah, karena memiliki
peranan untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian siswa. Sosialisasi untuk program PENSI dari pihak
sekolah juga dilakukan hingga beberapa kali di masing-masing ruang kelas
siswa. Dan untuk pelaksanaannya dilakukan oleh pihak sekolah untuk
sosialisasi ini tentang program PENSI kepada pihak OSIS yang sebelumnya
telah mendapat bimbingan dan pengarahan dari pihak sekolah yaitu guru
pembimbing. Dalam pelaksanakannya dengan beberapa kali pertemuan tatap
muka antara pihak OSIS dengan guru pembimbing sekolah yang dilakukan
dalam kegiatan pembinaan kepengurusan OSIS.
Berdasarkan konteks diatas, peneliti mengambil penelitian tingkat
pengetahuan siswa SMA di Surabaya terhadap program PENSI di sekolah.
Ketertarikan peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan PENSI sekolah di
kalangan Sekolah Menengah Atas khususnya di Surabaya yang merupakan
suatu kegiatan sekolah wajib dari Dinas pendidikan berdasarkan UU No.20
tahun 2003 dalam pasal 3, pasal 4 ayat 4 dan tiap tahunya. Sedangkan
pengatahuan siswa terhadap PENSI hanya musik saja, padahal PENSI itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

sendiri terdiri dari kegiatan ekspresi seni budaya yang meliputi seni tari, seni
musik, seni teater (Sumber : DikMenJur ), yang diadakan sebagai salah satu
media komunikasi siswa untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan
bakat dalam suatu keterampilan seni yang dimiliki. Sehingga dari kegiatan
tersebut dapat menciptakan kepribadian siswa secara positif.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti mengambil judul “ Tingkat
Pengetahuan siswa SMAN tentang program PENSI” di Surabaya.
Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Menengah
Atas. Peneliti memilih siswa-siswi SMA karena mereka merupakan generasi
muda yang memiliki dinamika dan gejolak terhadap eksistensi diri tinggi,
siswa SMA khususnya dari anggota pengurus OSIS yang sudah mulai
produktif dan mampu berkomunikasi dengan cukup baik serta memiliki jiwa
yang kritis dalam menerima dan memahami hal baru. Dan siswa-siswi SMA
anggota pengurus OSIS ini terkait secara langsung dalam program PENSI di
sekolahnya sebagai pelaku utama.
Sekolah yang menjadi obyek penelitian ini adalah sekolah yang
mengadakan program kegiatan PENSI sekolah secara rutin tiap tahun dan telah
melakukan sosialisasi kepada siswa-siswinya khususnya kepada pengurus
OSIS tentang program PENSI ini secara berkala.
Dan secara spesifik responden adalah siswa-siswi SMAN pengurus OSIS
di Surabaya sebagai lokasi penelitian, karena kota Surabaya adalah ibu kota
provinsi Jawa Timur yang menjadi pusat pendidikan terbaik dan terlengkap. Di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Surabaya sendiri terdapat 156 Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari SMA
Negeri berjumlah 22 sedangkan SMA Swasta berjumlah 134 (DikmenJur,
Oktober: 2011).
Sedangkan tempat penelitiannya di SMA Negeri Surabaya, karena
berdasarkan pra peneliti SMAN Surabaya mensosialisasikan sebanyak 3 kali
hingga lebih dan selain itu sekolah juga menggunakan media mading dan
majalah sekolah sebagai sarana sosialisasinya tersebut.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang peneliti tersebut, maka dapat diambil

suatu rumusan masalah penelitian yaitu :
“ Bagaimana tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang
pr ogram PENSI di Sekolah? “

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.4

Manfaat Penelitian
Dari pelaksanaan penelitian tersebut, diharapkan dapat memberikan

manfaat-manfaat sebagai berikut :
1.4.1

Manfaat Akademis

a. Memperkaya jenis penelitian komunikasi khususnya yang berkaitan
dengan tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya.
b. Memperkaya khasanah kepustakaan, kependidikan khususnya mengenai
tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya.

1.4.2

Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran teoritis terhadap permasalahan yang
dihadapi sekolah dalam mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap
media komunikasi yang disediakan oleh pihak sekolah. Sehingga pada
akhirnya nanti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan dan kemajuan sekolah dalam rangka menciptakan potensi
dan kreativitas siswa didik yang berkualitas.
b. Sebagai latihan bagi peneliti dalam menganalisa masalah dan mengukur
sejauh mana teori yang telah diperoleh dapat diterpkan secara praktis
dalam permaslahan yang telah dirumuskan, sekaligus untuk menambah
dan memperluas pngetauan serta wawasan peneliti.
c. Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak yang berminat untuk
menindaklanjutkan dan mengkaji ulang penelitian, yaitu sebagai bahan
pembanding.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)
Teori belajar sosial ini pertama kalinya dipelopori oleh Albert Bandura,
pada tahun 1963. Teori ini berpendapat bahwa manusia berbeda dengan
binatang. Manusia berpikir atau mempunyai tingkat intelegensi (kemampuan
berpikir) yang lebih tinggi dibandingkan binatang. Karena kelebihan manusia
dalam kemampuan berpikir itulah menyebabkan manusia tidak harus
melakukan semuanya, maksudnya manusia tidak perlu mencoba-coba (trial)
tentang perilaku yang tepat karena manusia bisa belajar dari pengalaman
dengan kata lain apabila dia (manusia) berbuat sama dengan perilaku orang
lain maka ia akan memperoleh akibat atau hasil atau perilaku yang sama.
Teori belajar sosial disini menjelaskan bukan hanya penguasaan perilaku
dan nilai antisocial seperti agresi, melainkan juga penguasaan perilaku dan
nilai yang berpengaruh seperti yang diharapkan terhadap diri dan orang-orang
di sekeliling kita. Dalam teori belajar sosial ini, kita tidak melakukan semua
tindakan yang kita pelajari namun kita melakukan suatu tindakan tergantung
pada keterampilan reproduksi motorik orang yang belajar. Penelitian12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

penelitian awal yang didasarkan pada teori belajar social dengan jelas
menekankan bahwa kita (manusia) akan melakukan apa yang kita lihat atau
baca dari sebuah model yang melakukan atau menggambarkan sesuatu yang
kita lihat atau baca tersebut. Atau dengan kata lain teori belajar sosial ini
merupakan pondasi dari sebuah perilaku yang akan kita lakukan, karena dari
awalnya kita tidak tahu akhirnya jadi tahu karena diterpa terus menerus
kemudian menjadi kebiasaan namun tetap melalui proses penyaringan.
Teori belajar sosial meliputi dua (2) kategori umum yakni pengaruh
kognitif dan behavioral. Pengaru kognitif disisni lebih kepada pembelajaran
informasi yang berguna, sedangkan behavioral lebih mengarah pada penataat
terhadap peraturan.
Menurut Albert Bandura bahwa aliran perilaku diturunkan menjadi teori
belajar sosial yang menjelaskan efek lingkungan pada perilaku manusia.
Konsepsi tersebut menunjukkan peran manusia yang bukan merupakan objek
yang dikendalikan oleh lingkungan tetapi juga tidak bisa bebas semaunya.
Jadi, manusia dan lingkungan adalah kultur yang berhubungan timbal balik
satu sama lain begitu juga dengan belajar. Bukan hanya dari pengalaman
langsung tetapi dari peniruan atau peneladanan.
Perilaku merupakan faktor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya kita
mampu memiliki keterampilan tertentu yang pada akhirnya dapat menjelaskan
efek daripada media massa (Bandura dalam Prihanto, 1994:51).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program Pensi
Siswa sekolah menengah atas merupakan generasi muda yang memiliki
gejolak eksistensi tinggi sehingga dalam program kegiatan pensi di sekolah
mereka mau dan mampu menunjukkan diri mereka.

Menurtu para pakar

psikologi, siswa SMA ini termasuk dalam kategori remaja antara periode
remaja awal (early adolescent) dan remaja pertengahan (middle adolescent)
yang usianya dimulai dari usia 13 hingga 18 tahun (Drajat, 1998). Remaja
diidentifikasikan sebagai anak yang ada pada peralihan dari masa anak-anak
menuju usia dewasa. Biasanya akan terjadi percepatan pertumbuhan dalam
segi fisik maupun psikis (Zakiyah, 1998).
Untuk itu, pihak sekolah memberikan media khusus bagi siswanya
sebagai sarana pengembangan diri dan kreativitas. Dan kegiatan ini
merupakan kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran intra. Sehingga sekolah menjadikan kegiatan pensi ini
sebagia agenda tahunan dalam bentuk kegiatan yang dipusatkan dengan
menampilkan bakat dan kreativitas siswa-siswinya yang tergabung dalam
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Diantaranya adalah kegiatan ekstra musik,
tari, drama atau teater, karate, rebana basket, volley, marcing band dan lainlain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dalam mempersiapkan sebuah pementasan karya seni siswa harus dapat
menempuh beberapa tahapan sehingga karya seni yang dipertunjukkan layak
untuk diapresiasi, menurut Kasmahidayat (2008: 143) menyatakan :
Konsep garapan dari sebuah karya seni diperlukan sebagai gambaran
garapan karya disusun dari hasil pengamatan terhadap lingkungan social
masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan mendata aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Nama jenis karya
2. Klasifikasi karya
3. Tema
4. Pencipta
5. Para talenta
6. Gambaran interaksi dan komunikasi antar pendukung tari, musik penonton
atau masyarakat secara luas
7. Gaya atau style pembawaan penampilan
8. Property yang digunakan

Pementasan yang dilakukan dalam sebuah pentas seni di sekolah tidak
terlepas dari beberapa aspek diatas, hal ini bertujuan untuk siswa dilatih
mengetahui serta mempersiapkan dalam sebuah pementasan karya seni yang
akan dipertunjukkan di sekolah. Persiapan untuk sebuah pementasan karya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

seni di sekolah membutuhkan waktu dan pembinaan yang baik untuk sisa,
baik dari pemilihan tema, tempat serta mempersiapkan desain pertunjukkan.
Kepanitiaan dalam proses persiapan juga penting dilaksanakan hal ini
bertujuan untuk terlaksananya suatu pementasan karya seni berjalan dengan
baik dan mencapai tujuan pementasan yang dilaksanakan di sekolah. Hal
tersebut ditunjang kembali oleh Kasmahidayat, (2008: 177) menyatakan :
“Dalam mempersiapkan sebuah pertunjukkan, yang harus diperhatikan
adalah hubungan (koordinasi) antara seksi pertunjukkan dengan koreografer
beserta para pelaku pementasan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
melakukan pertunjukkan antara lain : memilih tempat pertunjukkan,
mempublikasikan, mengumpulkan dan menyeleksi hasil karya seni tari.”
Kreativitas siswa SMA yang ditampilkan dalam program pensi sekolah
yang akan dipagelarkan mengusung tema yang akan dirangkum seperti konsep
berupa pagelaran diantaranya sebagai berikut ;
a. Pagelaran Seni Budaya
Kegiatan pagelaran seni budaya dengan konsep musik ini merupakan salah
satu konsep konser musik yang menampilkan berbagai ekstrakurikuler
sekolah terutama dalam bidang seni traditional yang digabung dengan seni
modern seperti band sekolah, tari-tarian baik traditional maupun modern,
team cheers sekolah, karate, hingga menampilkan artis nasional baik itu
band ataupun penyanyi solo dll.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

b. Bazar sekolah
Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser
musik sebagai hiburan bagi para pengunjung bazar tersebut. Bazaar ini
meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil karya
siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka sendiri
dll.
c. Perlombaan-perlombaan
Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan seperti
menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi pensi terbaik, bazar team
terkreatif hingga perlombaan robotic antar sekolah-sekolah dll.

Dan dapat disimpulkan bahwa siswa SMA yang menampilkan bakat dan
kreativitasnya dalam program pensi yaitu agenda kegiatan tahunan sekolah
dengan mempersiapkan segala kebutuhan pentas dan menampilkan performs
kegiatan ekstrakurikuler sekolah khususnya dari siswa-siswinya hingga
mengundang artis nasional serta dapat membuat konsep kreatif

sesuai

keinginan mereka.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu, misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengalaman. Dalam kamus umum
Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997:507) pengetahuan berasal dari kata “Tahu”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau
akan berhubungan dengan program kegiatan PENSI di sekolah.
Pengetahuan (knowledge) mempunyai tujuan akhir dari pemahaman
dengan memadukan intuisi dari konsep. Jika itu murni pengetahuan itu
transedental, jika itu tidak murni pengetahuan itu empiris. Kepastian yang
dihasilkan pasti subyektif dan sekaligus obyektif. Dalam pengertian yang
lebih luas “pengetahuan” juga mengacu pada apa yang timbul dari
pengambilan perspektif apa pun yang sah. Definisi lain dari pengetahuan
adalah suatu cara “berada” bahwa si subyek tidaklah menyita dan merampas
obyek-obyek pengetahuan. Bahkan si subyek tidak ada rasa memiliki suatu
tendensi untuk menggunakan obyek-obyek itu sebagai sarana kepentingannya
itu, melainkan jauh daripada itu subyek terbuka terhadap obyek-obyek yang
ada disekitarnya. Selain itu dalam keterbukaan itu sadar akan eksistensi dan
kodrat mereka. Dengan perkataan lain bahwa pada hakekatnya suatu proses
pengetahuan bertujuan untuk membuka serta memperluas cakrawala
wawasannya untuk kepentingan semua dan bukan untuk kelompok tertentu
(http//www.geocities.com/collegepark/hall/1981/sdm_millenium.htm).
Van Den Ban mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu
proses menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya kedalam
kesadaran psikologis (Van Den Ban, 1999:83). Tingkat pengetahuan
merupakan pengungkapan pengetahuan yang mengarah pada informasi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

mereka inginkan. Pengetahuan mengenai proses komunikasi dapat juga
mempengaruhi perilaku sumber.
Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variable sedang
pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan
yang terjadi dari efek komunikasi massa yang diklarifikasikan kedalam efek
kognitif. Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan transmisi
pengetahuan dan informasi (Rahmad, 2005:219).
Tingkat pengetahuan pada penelitian ini menunjukkan ukuran tinggi,
rendahnya pengetahuan siswa-siswi SMA setelah mendapatkan pelajaran dari
pengajar yang tertuang dalam pendidikan seni dalam kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah tentang adanya program PENSI di sekolah seperti pengertian,
tujuan, manfaat, dampak atau efek dari kegiatan tersebut. Tingkat
pengetahuan siswa-siswi SMAN tentang program kegiatan PENSI di sekolah
adalah pernyataan verbal tentang sebuah informasi, dimana verbal berarti
“melalui” penggunaan kata-kata “baik lisan maupun tertulis” (Moekiyat,
1993:137). Maka yang dimaksud tingkat pengetahuan siswa SMAN adalah
pengetahuan isi dari sebuah program PENSI di sekolahnya sebagai bentuk
pesan yang disampaikan baik lisan ataupun tertulis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.1.4 Unsur-unsur Program Pensi
Pada pementasan karya seni diperlukan beberapa unsur-unsur program
pensi atau elemen pendukung agar makna atau pesan yang akan disampaikan
kepada penonton atau khalayak dapat dikomunikasikan dengan baik. Menurut
Kasmahidayat (2008: 144) unsur-unsur dalam program pensi adalah :
1.

Tema atau konsep acara

2.

Pembentukan panitia

3.

Rapat

4.

Anggaran

5.

Proposal

6.

Sponsorship

7.

Watktu pelaksanaan

8.

Tempat

9.

Pengisi acara

10.

Publikasi

11.

Susunan acara

12.

Khalayak

Elemen pendukung pementasan karya seni dapat dikaji dari beberapa sisi
yaitu salah satunya rias busana. Rias busana yang digunakan siswa sekolah
menengah atas tentu akan berbeda dengan siswa yang berusia tingkat sekolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

menengah pertama dan usia dewasa. Untuk itu, penggunaan rias busana
sebagai unsur pendukung penampilan harus disesuaikan dengan karakteristik.
Pendukung pementasan karya seni dapat dilihat dari beberapa unsur
seperti setting, lighting, kostum, property, dan lain-lain. Idealnya semua unsur
pendukung pementasan tersebut digunakan, tetapi harus disesuaikan pula
dengan konsep garap dan karakteristik sekolah. Siswa sekolah menengah atas
pendukung pementasan yang akan disoroti adalah segi penampilan
kreativitasnya serta kostum yang akan digunakan.
Tempat pertunjukkan atau pementasan juga harus diperhatikan, bertujuan
untuk proses apresiasi bisa berjalan dengan baik, tempat pertunjukkan perlu
diperhatikan untuk member penekanan pada pola lantai, arah dan gerak estetis
yang harus ditonjolkan, sehingga penonton atau khalayak dapat menikmati
karya seni hasil kreativitas siswa sesuai dengan aspek-aspek keindahan.
Untuk itu,dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pentas
seni di sekolah unsur paling diperhitungkan adalah anggaran dana, pengisi
acara dan tempat yang biasa dijadikan sebagai pementasan harus sesuai dan
memadai. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah pementasan
karya seni di sekolah diatas sebaiknya diperhatikan oleh siswa dan Pembina
kegiatan untuk mencapai suatu pagelaran kegiatan pensi yang layak untuk
diapresiasi. Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang
terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan
disampaikan.

Pengertian

apresiasi

tidak

terbatas

pada

kemampuan

mengungkapkan misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang
menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni).
2.1.5

Siswa dalam Program Pensi
Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi di sekolah menengah atas

merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan serta
disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Kegiatan ini bagian dari proses
pendidikan di sekolah yang mendukung pada kegiatan intrakulikuler, dalam
pelaksanaanya tetap harus memperhatikan kualitas pembelajaran. Sehingga
output ataupun lulusan siswa sekolah menengah atas memiliki kemampuan
dan keterampilan dalam pelajaran ekstrakurikuler tersebut, yang berguna
membentuk karakter siswa unggul. Hal tersebut akan terwujud seandainya
siswa memiliki motivasi yang tinggi serta didukung oleh sekolah serta di
fasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk pensi.
Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang
diluar bidang akademik (DikMenJur, 2011). Kegiatan ini diadakan secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis
kegiatan diluar jam sekolah.
Dan kesimpulannya bahwa peran dari siswa dalam kegiatan pensi
disekolah merupakan hal utama dan paling penting. Karena dengan begitu
tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut oelh pihak sekolah dapat
menciptakan peserta didik yang unggul dan berkualitas.
2.1.6 Keunggulan Program Pensi
Kegiatan tambahan yang terangkum dalam program pensi, dapat
menunjang untuk penyaluran dan pengembangan bakat, minat, serta
mendukung program intrakurikuler yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pensi ini dengan keunggulannya diantaranya, yaitu :
a. Sebagai ajang untuk kemampuan bakat yang dimiliki peserta didik
b. Mendukung proses awal melangkah ke depan untuk masuk dalam
metamorphosis sebuah perkembangan jaman pada ajang potensial dan
budaya
c. Media komunikasi yang efektif dan efisien antar siswa (pelajaran yang
mendukung sebuah kreatifitas yang produktif)
d. Mempertahankan sebuah kesatuan dan berjalan beriringan tentang proses
kesemua kalangan pelajar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

e. Mempelopori sebuah komunikasi dan transformasi budaya lama sampai ke
budaya masa kini secara edukatif
f. Sebagai media pembelajaran dan mediasi penyajian potensial dan seni
pertunjukan
g. Mempertemukan pelaku kreativitas khususnya dikalangan siswa
h. Mewariskan nilai-nilai, nuansa, dan cara berpikir orang kreatif agar lebih
produktif dan tidak hilang ide kreatifnya
i. Sebagai bentuk komunikasi yang efektif untuk proses pengembangan
potensi secara kreatif dan inovatif
j. Memberikan peluang promo atau media branding pada kegiatan pensi
sekolah yang mengadakan tersebut (Surisna, 1985 :59).
Jadi pensi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu dan wajib
dilaksanakan di setiap sekolah, sehingga member peningkatan terhadap
peserta didik yang bersifat kognitif, efektif dan psikomotorik. Pembinaan dan
pengarahan juga perlu dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi
tidak mengganggu atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan
belajar mengajar. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan kepada
siswa dapat diinterpretasikan melalui kegiatan pensi yang dilakukan sehingga
semua tujuan dari kegiatan tersebut berjalan secara teratur dan terarah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.1.7 Kelemahaan Program Pensi
Dari segala aspek dalam program kegiatan pensi yang diselenggarakan
oleh

pihak

sekolah

ini

juga

memiliki

kelemahan

dalam

proses

pelaksanaannya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pensi memakan biaya cukup besar untuk konsep acara yang
besar dan penuh kreativitas
b. Banyak memakan waktu lebih banyak mulai dari perencanaan hingga
proses pelaksanaan pensi
c. Tidak semua siswa dapat ikut serta sebagai pengisi acara karena adanya
sistem pemilihan dengan casting talent dengan tujuan untuk menghemat
waktu dan biaya
Sehingga dalam pelaksanaan pensi, pembinaan dan pengarahan juga perlu
dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi tidak mengganggu
atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan belajar mengajar.
2.1.8

Isi Program Pensi
Ada 8 isi materi Pensi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam

hubungannya dengan pelaksanaan program pensi di sekolah menurut sumber
informasi yang didapat melalui http://typecat.com/Ekstra-kurikuler-di-sekolah
diantaranya sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Isi program pensi sekolah yaitu berupa ekspresi seni budaya yang
meliputi (Sumber : DikMenJur) diantaranya yaitu :
1. Ekspresi Seni Tari
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni tari daerah atau adat setempat atau modern seperti tari remo, break
dance, modern dance dll.
2. Ekspresi Seni Musik
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni musik seperti parade band, music akustik dll.
3. Ekspresi Olahraga
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni olahraga yang dikolaborasikan dengan elemen musik seperti free
style bola basket atau sepak bola, dll
4. Ekspresi Seni Teater
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni acting teater seperti teater mengangkat cerita kehidupan sehari-hari
dalm kemiskinan dll.
5. Bintang Tamu
Adalah elemen penambahan dalam memeriahkan acara pensi sekolah
sebagai daya tarik khusus bagi khalayaknya seperti band ungu, killing
me inside dll.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

6. Bazar
Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser
music sebagai hiburan bagi para pengunjung bazaar tersebut. Bazaar ini
meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil
karya siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka
sendiri dll.
7. Perlombaan-perlombaan
Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan
seperti menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif

2 55 63

TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEGISLATIF PADA MEDIA MASSA ( STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEGISLATIF PEMILU 2014 PAD

1 1 68

TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Tingkat Pengetahuan Orang Tua di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan “Cukup!Kurangi Korban Kecelakaan” di Televisi).

0 0 107

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah).

0 1 94

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ASTAMA DI JAWA POS.

0 0 9

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi).

0 1 79

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi).

0 0 96

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

0 0 21

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah)

0 0 19